OLEH :
NUR NAHDHALUTFIAH RAHID
NIM: 2310621005
SASTRA INGGRIS
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
TAHUN AJARAN 2023-2024
Daftar Isi
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB II : PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
A. Pengertian Agama Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
B. Sumber-Sumber ajaran agama Islam. . . . . . . . . . . . . . . 2
C. Ciri-ciri Kelebihan Al-Qur’an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
D. Fungsi Al-Qur’an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
E. Isi Kandungan Al-Qur’an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
F. Pengertian A-Sunnah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
G. Fungsi Al-Sunnah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
H. Macam-macam Al-Sunnah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .10
I. Ijtidah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .11
J. Hubungan Antara Al-Qur’an dan As-Sunnah . . . . . . .13
K. Perbedaan Al-Qur’an dan As-Sunnah . . . . . . . . . . . . . . . .14
BAB III : KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
Kata Pengantar
A. Latar Belakang
Dalam upaya memahami ajaran islam, berbagai aspek yang
berkenaan dengan islam perlu dikaji secara seksama, sehingga
dapat menghasilkan pemahaman islam yang komprehensif. Hal
ini penting dilakukan, karena kualitas pemahaman ke islaman
seseorang akam mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan
ke islaman yang bersangkutan. Untuk itu uraian dibawah ini
diarahkan untuk mendapatkan pemahaman tentang islam.
Selain itu dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai
pengertian agama islam itu sendiri dan juga sumber-sumber
hukum islam, dan ini tentunya hanya mengulang untuk
mengingatkan kembali pelajaran yang telah lewat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sumber-sumber ajaran agama islam?
2. Apa ciri-ciri dan kelebihan dari Al-Qur`an?
3. Apa fungsi Al-Qur`an?
4. Apa fungsi Al-Sunnah?
5. Apa hubungan Al-Qur`an dan Al-Sunnah?
BAB II
PEMBAHASAN
D. Fungsi Al-Qur`an
Al-Huda (petunjuk), bahwa al-qur`an adalah petunjuk
bagi kehidupan manusia disamping sunnah Rasul yang
merupakan yang kedua yang menjadi petunjuk bagi
kehidupan manusia.
Al-Furqan (pembeda), sebagaimana firman Allah “
bulan ramadhan adalah bulan yang diturunkan nya Al-
Qur`an yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelas mengenaipetunjukitu dan pembela
(antara yang hak dan yang batil). (QS. Al-
Baqarah:185).
Al-Mau’izhah (nasihat), sebagaimana firman Allah “al-
qur`an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia,
dan petunjuk serta pelajaran bagi yang bertaqwa”.
(QS. Ali-Imran :38)
E. Isi Kandungan Al-Qur`an
Pokok-pokok isi al-quran dapat dikelompokkan atas lima
macam, sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad Rasyid
Ridha: “ al- qur`an diturunkan hanya membawa 5 perkara
saja” (Abdul Aziz, 1988:17). Isi al-qur`an yang lima macam
itu adalah:
a. Aqidah Tauhid; sebagai satu hak Allah SWT. Dari
sejumlah hak-Nya yang telah diajarkan kepada mausia
sejak Nabi Adam as hingga nabi-nabi sesudahnya.
b. Wa’du dan Wa’id (janji dan ancaman)
c. Tentang Ibadat; ibadah bagi manusia disamping menjadi
tujuan hidupnya juga berfungsi sebagai fungsi nyata
syukurnya kepada Allah swt. Atas segala nikmat dan
karunianya yang telah diberikan.
d. Tentang cara dan jalan mencapai kebahadiaan; Al-Qur`an
mengandung hukum-hukum yang mengatur tata cara
pergaulan hidup bermasyarakat untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
e. Tentang sejarah umat masa lalu; dalam Al-Qur`an
terdapat kisah-kisah para Nabi dan Rasul dan orang-
orang shalih lainnya agar kita dapat mengambil hikmah
dan pelajaran.
F. Pengertian Al-Sunnah
Kata Sunnah adalah salah satu kosa kata bahasa Arab.
Secara bahasa, kata As-Sunnah berarti perjalanan hidup
yang baik atau yang buruk. Pengertian di atas didasarkan
kepada hadits Nabi Saw yang diriwayatkan oleh muslim
sebagai berikut: artinya; “barang siapa yang membuat
sunnah yang baik maka dia akan memperoleh pahalanya
dan pahala orang yag mengamalkannya sesudahnya tanpa
mengurangi pahalanya sedikitpun. Barang siapa membuat
sunnah yang buruk maka dia akan memperoleh dosanya dan
dosa orang yang mengamalkannya sesudahnya tanpa
mengurangi dosa mereka sedikitpun.” Al Sunnah menurut
jumhur ahli hadits adalah sama dengan hadits yaitu:” apa-
apa yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu `alaihi
wassallam baik berbentuk ucapan, perbuatan, ketetapan,
dan sifat baik khalqiyah (bentuk) atau khuluqiyah (akhlak).
Dilihat dari hierarki sumber hukum islam, Al-Sunnah
menempati tempat kedua setelah al-quran. Penempatan ini
disebabkan karena perbedaan sifat diantara keduanya.
Dilihat dari segi kualitas periwayatannya al-qur`an bersifat
relatif. Al-syatiba menyatakan bahwa al-quran, maka al-
sunnah berfungsi sebagai penafsir, pensyarah, dan penjelas
daripada ayat-ayat tertentu. Apabila disimpulkan tentang
fungsi al-sunnah dalam hubungan dengan al-quran itu
adalah sebagai berikut:
1). Bayan Tafsir, yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat
umum, mujmal dan musyratak. Seperti hadits : “shallu
kamaa ro-aitumuni ushalli” (shalatlah kamu sebagaimana
kamu melihatku shalat) adalah tafsiran daripada ayat al-
qur`an yang umum, yaitu: “aqimush-shalah” (ambillah
dariku perbuatan hajiku) adalah tafsir dari ayat al-qur`an
“waatimmulhajja”( dan sempurnakanlah hajimu).
2). Bayan Taqrir, yaitu al-sunnah berfungsi untuk
memperkokoh dan memperkuat pernyataan al-qur`an.
Seperti hadits yang berbunyi: “shoumu liru’yatihiwafthiru
liru’yatihi” (berpuasalah kerena melihat bulan dan
berbukalah karena melihatnya) adalah memperkokoh ayat
al-qur`an dalam surat al-baqarah:185
3). Bayan Tuadhih, yaitu menerangkan maksud dan tujuan
sesuatu ayat al-qur`an, seperti pernyataan Nabi: “Allah tidak
mewajibkan zakat melainkan supaya menjadi baik harta-
hartamu yang sudah dizakati”, adalah taudhih (penjelasan0
terhadap ayat al-qur`an dalam surat At-Taubah:34.
G. Fungsi Al-Sunnah
Sebagai sumber ajaran islam kedua setelahal-qur`an, al-
sunnah memiliki fungsi yang diantaranya adalah:
- Untuk memperkuat al-qur`an
- Menjelaskan isi al-qur`an (bayan tafsir). Dalam kaitan ini,
hadits berfungsi memerinci petunjuk dan isyarat al-
qur`an yang bersifat global, sebagai pengecuali
terhadapisyarat al-qur`an yang bersifat umum, sebagai
pembatas terhadap ayat al-qur`an yang bersifat mutlak
dan sebagai pemberi informasi terhadap suatu kasus
yang tidak di jumpai dalam al-qur`an.
H. Macam-Macam Al-Sunnah
a. Ucapan Al hadist Qauliyah adalah perkataan Nabi
Muhammad SAW dalam berbagai bidang seperti, hukum,
akhlak, dan lain-lain. Contohnya : “bahwasanya amal-
amal perbuatan itu dengan niat, dan hanya bagi seiap
orang itu memperoleh apa yang ia niatkan dan setrusnya”
HR. Bukhari dan Muslim.
b. Perbuatan al hadist fi’liyah adalah perbuatan Nabi
Muhammad SAWyang merupakan pernjelasan dari
peraturan syari’ah yang belum jelas pelaksanaannya. Cara
bersembahyang dan cara menghadap kiblat dalam
sembahyang sunat.
c. Penetapan dan pembiaran arti Taqriri ialah menetapkan,
mendiamkan, yakni tidak mengadakan sanggahan atau
menyetejui apa yang telah dilakukanatau dihadapannya
dalam salah satu jamuan makan dirumah Khalid Bin
Walid yang menyajikan daging biawak. Nabi Muhammad
menyaksikan dan tidak menyanggahnya tetapi beliau
enggan memakannya karena jijik.
d. Sifat, keadaan, dan himmah rasulullah.
- Sifat dan keadaan beliau yang termasuk unsur Al-Sunnah
“rasulullah saw itu adalah sebaik-baiknya manusia
mengenai paras mukanya dan bentuk tubuhnya. Beliau
bukan orang tinggi dan bukan pula orang pendek” HR.
Bukhari dan Muslim.
- Silsilah, nama dan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW
telah ditetapkan oleh para sahabat dan ahli tarikh.
- Himmah (hasrat/cita-cita) beliau yang belum sempat
direalsasikan. Misalnya hasrat beliau untuk berpuasa
pada tanggal 9 asyura.
I. Ijtihad
Secara etimologi, kata ijtihad berbentuk dari kaa dasar
jahada yang berati seseorang telah mencurahkan segala
kemampuannya untuk menperoleh hakikat sesuatu.
Sedangkan menurut istilah dalam ilmu fiqih, ijtihad berarti
mengarahkan tenaga dan fikiran dengan sungguh-sungguh
untuk menyelidiki dan mengeluarkan (mengistimbatkan)
hukum-hukum yang terkandung dalam al-qur`an danhadits
dengan syarat-syarat tertentu. Ijtihat mengandung
pengertian bahwa mujtahid mengerahkan kemampuannya.
Artinya mencurahkan kemampuan seoptimal mungkun
sehingga ia merasakan bahwa dirinya tidak sanggup lagi
melebihi dari tingkah itu.
Adapun syarat-syarat menjadi mujtahid adalah:
Memahami al-qur`an dan asbab an-nuzulnya serta
ayat-ayat nasikh dan mansukh.
Memahami hadits dan sebab-sebab wurudnya serta
memahami hadits nasikh dan mansukh
Mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang
bahasa Arab
Mengetahui tempat-tempat ijtihad
Mengetahui ushul fiqih
Memahami masyarakat dan adat istiadat dan bersifat
adil dan taqwa
Macam-macam Mujtahid:
a. Mujtahid Mustaqil
b. Mujtahid Muntasib
c. Mujtahid Madzhab
d. Mujtahid Murajjih
Objek ijtihad adalah perbuatan yang secara eksplisit tidak
terdapat dalam al-qur`an dan as-sunnah. Hal ini
memerikan pengertian bahwa suatu perbuatan yang
hukumnyya telah ditunjuk secara jelas, tegas,dan tuntas
oleh ayat-ayatal-qur`an dan as-sunnah idak ermasuk
objek ijtihad. Reaktualisasi hukum atas sesuatuperbuatan
tertentu yang telah diatur secarafinal oleh al-qur`an dan
as-sunnah termasuk kategori perubahan dan pergantian
alias penyelewengan dari al-qur`an dan as-sunnah. Ijtihad
perlu dilakukan oleh umat islam dalam perjuangannya
untuk mencapai suatu ujuan kebaikan dan kebenaran,
mengingat pentingnya ijtihad sebagai sarana mengelola
dinamika masyarakat. Tradisi ijtihad terus
berkembang,dan mengaami masa keemasannya pada
abad ke-4 H. Yang paling banyak dilakukan pada masa
tersebut muncullah nama-nama mujtahid besar hanafi,
imam syafi’i, imam hambali dan lain-lain.
Harun nasution dalam bukunya “ islam ditinjau dari
berbagai aspeknya” menjelaskan bahwa periode ijtihad
dan kemajuan bersamaan masanya dengan periode
kemajuan islah 1700-1000M. Periode ini disebut juga
periode pengumpulan hadis, ijtihad dan fatwa sahabat
dan tabi’in (generasi sesudah sahabat). Sesuai dengan
bertambah lusnya daerah islam, berbagai macam bangsa
masuk islam dengan membawa berbagai macam adat
istiadat, tradisi dan sistem kemasyarakatan. Problema
hukum yang dihadapi beragam pula. Untuk mengatasinya
ulama-ulama banyak mengadakan ijtihad. Ijtihad mereka
didasarkan atas al-qur`an,sunnah nabi dan sunnah
sahabat. Dengan demikian timbullah ahli-ahli hukum
mujtahid yang disebut imam atau faqih (fuqaha) dalam
islam.aktifitas ijtihad di satu pihak mengembangkan ilmu
pengetahuan yang luas dan memuka ruang bagidinamika
masyarakat yang sepi, tetapi di pihak lain ijtihad itu
menimbulkanperbedaan perdapat yang tajam. Maka
sesudah abad ke-4 H muncullah wacana yang mnutup
ijtihad dengan anggapanbahwa hasil-hasil kajianilmu
yang dilakukan sampai masa itu sudah cukup untuk
menjawab berbagai masalah yang timbul kemudian.
Apalagi pada masa itutidak ada lagi muhajjid besar selain
ke empat imam yang mampu menjadi lokomotif untuk
menggerakkan gerbang pembawa geraka ijtihad.
A. Kesimpulan
Setelah kita menjabarkan mulai dari pengertian
agama sampai dengan sumber-sumber hukum agama
islammaka dapat kita simpulkan bahwa agama islam
yang merupakan nama “islam” itu sendiri ialah Allah
lah yang membuat nama agama tersebut sesuai dengan
firmannya yang terdapat dalam surah Ali Imron :19
dan Allah hanya meridhoi agama islam. Kemudian,
mengenai sumber-sumber hukum islam dapat kita
simpulkan bahwa segala sesuatu yang berkenaan
dengan ibadah, muamalah, dan lainya itu berlandaskan
al-qur`an yang merupakan firman allah yang
diturunkan melalui malaikat jibril dan membacanya
dinilai sebagai ibadah, dan al-sunnah sebagai sumber
hukum yang kedua yang mempunyai fungsi untuk
memperjelas isi kandungan al-qur`an dan lain
sebagainya.