Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SUMBER AJARAN ISLAM

OLEH :
NUR NAHDHALUTFIAH RAHID
NIM: 2310621005
SASTRA INGGRIS
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
TAHUN AJARAN 2023-2024
Daftar Isi
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB II : PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
A. Pengertian Agama Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
B. Sumber-Sumber ajaran agama Islam. . . . . . . . . . . . . . . 2
C. Ciri-ciri Kelebihan Al-Qur’an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
D. Fungsi Al-Qur’an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
E. Isi Kandungan Al-Qur’an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
F. Pengertian A-Sunnah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
G. Fungsi Al-Sunnah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
H. Macam-macam Al-Sunnah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .10
I. Ijtidah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .11
J. Hubungan Antara Al-Qur’an dan As-Sunnah . . . . . . .13
K. Perbedaan Al-Qur’an dan As-Sunnah . . . . . . . . . . . . . . . .14
BAB III : KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
Kata Pengantar

Alhamdulillah hirobbil’alamin, puji syukur penyusun panjatkan


kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan pada waktu yang telah
ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabi besar Muhammad SAW, yang membimbing umatnya dari
zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah yakni ajaran agama Islam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam. Penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun berharap semoga semua yang telah berjasa dalam
penyusunan makalah ini mendapat balasan yang sebaik-baiknya
dari Allah SWT.
Akhirnya penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna. Untuk itu tim penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca, sehingga makalah ini bisa
mencapai kesempurnaan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam upaya memahami ajaran islam, berbagai aspek yang
berkenaan dengan islam perlu dikaji secara seksama, sehingga
dapat menghasilkan pemahaman islam yang komprehensif. Hal
ini penting dilakukan, karena kualitas pemahaman ke islaman
seseorang akam mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan
ke islaman yang bersangkutan. Untuk itu uraian dibawah ini
diarahkan untuk mendapatkan pemahaman tentang islam.
Selain itu dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai
pengertian agama islam itu sendiri dan juga sumber-sumber
hukum islam, dan ini tentunya hanya mengulang untuk
mengingatkan kembali pelajaran yang telah lewat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sumber-sumber ajaran agama islam?
2. Apa ciri-ciri dan kelebihan dari Al-Qur`an?
3. Apa fungsi Al-Qur`an?
4. Apa fungsi Al-Sunnah?
5. Apa hubungan Al-Qur`an dan Al-Sunnah?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama Islam


Dari segi bahasa, islam berasal dari bahsa Arab, yaitu dari
kata “salima” yang mengandung arti selamat, sentosa, dan
damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk
‘aslama” yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.
Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan
bahwa islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata
salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu
dibentuk kata “aslama” yang artinya memelihara dalam
keadaan selamat sentosa dan berarti pula menyerahkan diri,
tunduk, patuh, dan taat. Kata aslama itu yang menjadi kata
islam yang mengandung arti segala arti yang
terkandungdalam arti pokoknya. Oleh sebab itu, orang yang
berserah diri, patuh, dan taat disebut sebagai orang Muslim.
Orang yang demikian telah menyatakan dirinya taat,
menyerahkan diri, dan patuh kepada Allah Swt. Orang
tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di dunia
dan di akhirat.

B. Sumber-Sumber Ajaran Agama Islam


1. Pengertian Al-Qur`an
Ditinjau dari segi bahasa (etimologi), Al-Qur`an berasal
dari bahasa Arab yang berarti “bacaan” atau “sesuatu
yang dibaca berulang-ulang”. Kata Al-Qur`an adalah
bentuk kata (masdar) dari kata kerja “qara`a” yang
artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga
dijumpai pada salah satu surah Al-Qur`an, yaitu:
“sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur`an (di dalam
dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu)
itu adalah tanggungan kami. (karena itu,) jika kami telah
membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaanya”. (QS
75:17-18).
Secara istilah (terminologi), Dr. Dawud Al-Attar (1979)
mendefinisikan Al-Qur`an sebagai wahyu Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad secara lisan, makna
serta gaya bahasanya yang tertulis dalam kitab yang
tertulis secara “mutawattir”. Definisi di atas mengandung
beberapa kekhususan sebagai berikut:
a. Seluruh ayat Al-Qur`an adalah wahyu Allah; tidak ada
satupun yang datang dari perkataan atau pikiran Nabi
Muhammad.
b. Al-Qur`an diturunkan dalam bentuk lisan dengan
makna dan gaya bahasanya. Artinya isi maupun
redaksi Al-Qur`an datang dari Allah sendiri.
c. Al-Qur`an dinukilkan secara mutawattir, artinya Al-
Qur`an disampaikan kepada orang lain secara terus
menerus oleh sekelompok orang yang tidak mungkin
bersepakat untuk berdusta karena banyaknya jumlah
dan berbeda-beda tempat tinggal mereka.
d. Al-Qur`an sebagai wahyu diturunkan secara berangur-
angsur selama 23 tahun. Oleh para ulama membagi
masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode
Mekkah dan periode Madinah.
e. Periode Mekkah berlangsung selama 13 tahun masa
kenabian Rasulullah SAW dan surat-surat turun pada
waktu ini tergolong surat Makkiyah. Ayat-ayat Al-
Qur`an yang turun pada periode Mekkah sebanyak
4.780 ayat yang tercakup dalam 86 surat, ciri-ciri ayat
Makkiyah:
 Ayatnya pendek-pendek.
 Kebanyakan di awali dengan “ ya ayyuhan nas”
 Berisi ajaran Tauhid, hari kiamat, akhlak dan
kisah-kisah.
f. Periode madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah
berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun
pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.
Periode Madinah sebanyak 1.456 ayat yang tercakup
dalam 28 surat. Ciri-ciri ayat Madaniyah:
 Ayatnya panjang.
 Kebanyakan diawali dengan “ya ayyuhal ladzina”
 Berisi ayat-ayat hukum, keadilan, masyarakat.
Al-Qur`an terdiri dari 30 juz, 114 surat dan 6666
ayat. Selain Al-Qur`an, wahyu Allah diberi nama-
nama lain oleh Allah, sebagaimana tercantum dalam
ayat-Nya, yaitu:
1. Al-Kitab, berarti sesuatu yang ditulis (QS. Ad-
Dukhon:2). Di dalam nama ini terkandung isyarat
perintahagar firman Allah itu ditulisnabi serta
mengandung prediksi bahwa Al-Qur`an akan menjadi
kitab abadi yang dapat dibaca manusia.
2. Al-Kalam, berarti ucapan (QS. At-Taubah:6). Nama ini
menunjukkan bahwa Al-Qur`an seluruhnya ucapan
Allah. Dalam kaitan ini terkandung jaminan bahwa Al-
Qur`an itu suci dan seluruh ayatnya datang dari Allah
yang Maha Suci dan Maha Benar
3. Al-Qasas, berarti cerita-cerita (QS. Ali Imran, 62). Al-
Qur`an membawa cerita nyata tentang masyarakat
masa silam bahkan sejak kejadian pertama kali.
Kejadian ini membenarkan pernyataan bahwa Al-
Qur`an adalah kita suci tertua.
4. An-Nur, berarti cahaya (QS. An-Nisa:174). Nama ini
mengisyaratkan Al-Qur`an sebagai cerminan yang
mewadahi sinar yang terpancar dari Sang Sumber
Cahaya, Allah swt. Al-Qur`an memantulkan cahayanya
dan karenanya ia mampu menembus hati manusia.

C. Ciri-ciri dan Kelebihan Al-Qur`an


Al-Qur`an mempunyai beberapa ciri khusus yang
membedakannya dengan kitab-kitab yang lain:
 Ia diturunkan dalam bahasa Arab. Ini membedakannya
dari kitab-kitab Samawi yang lain. Tidak pernah
terdengar wujudnya kitab yang lain diturunkan dalam
bahasa Arab. Perkara ini dijelaskan oleh Allah Swt
dengan firmannya yang bermaksud: “sesungguhnya
kami turunkan dia, (sebagai) bacaan yang berbahasa
Arab, supaya kamu berfikir” (Yusuf:2)
 Al-Qur`an turun sebagai wahyu daripada Allah Swt
kepada Rasulullah saw dengan lafadz dan maknanya
sekali.
 Al-Qur`an menjadi mukjizat bagi Rasulullah saw. Allah
telah mencabar orang-orang Arab agar membuat satu
kitab yang sama seperti Al-Qur`an. Tetapi mereka tidak
mampu melakukannya. Ini menjadi bukti yang jelas
bahwa Al-Qur`an bukanlah ciptaan Nabi Muhammad
SAW, sebaiknya datang daripada Allah Swt yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
 Al-Qur`an disampaikan kepada kita melalui riwayat
yang mutawatir dan dengan jalan penulisan dari sisi
Rasulullah saw hingga ke hari ini. Ketetapannya adalah
diyakini, tidak diresapi oleh pengubahan atau
penukaran atau peninda firman Allah: “sesungguhnya
kamilah yang menurunkan Al-Qur`an dan
sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya” (Al-
Hijr, 9).

D. Fungsi Al-Qur`an
 Al-Huda (petunjuk), bahwa al-qur`an adalah petunjuk
bagi kehidupan manusia disamping sunnah Rasul yang
merupakan yang kedua yang menjadi petunjuk bagi
kehidupan manusia.
 Al-Furqan (pembeda), sebagaimana firman Allah “
bulan ramadhan adalah bulan yang diturunkan nya Al-
Qur`an yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelas mengenaipetunjukitu dan pembela
(antara yang hak dan yang batil). (QS. Al-
Baqarah:185).
 Al-Mau’izhah (nasihat), sebagaimana firman Allah “al-
qur`an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia,
dan petunjuk serta pelajaran bagi yang bertaqwa”.
(QS. Ali-Imran :38)
E. Isi Kandungan Al-Qur`an
Pokok-pokok isi al-quran dapat dikelompokkan atas lima
macam, sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad Rasyid
Ridha: “ al- qur`an diturunkan hanya membawa 5 perkara
saja” (Abdul Aziz, 1988:17). Isi al-qur`an yang lima macam
itu adalah:
a. Aqidah Tauhid; sebagai satu hak Allah SWT. Dari
sejumlah hak-Nya yang telah diajarkan kepada mausia
sejak Nabi Adam as hingga nabi-nabi sesudahnya.
b. Wa’du dan Wa’id (janji dan ancaman)
c. Tentang Ibadat; ibadah bagi manusia disamping menjadi
tujuan hidupnya juga berfungsi sebagai fungsi nyata
syukurnya kepada Allah swt. Atas segala nikmat dan
karunianya yang telah diberikan.
d. Tentang cara dan jalan mencapai kebahadiaan; Al-Qur`an
mengandung hukum-hukum yang mengatur tata cara
pergaulan hidup bermasyarakat untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
e. Tentang sejarah umat masa lalu; dalam Al-Qur`an
terdapat kisah-kisah para Nabi dan Rasul dan orang-
orang shalih lainnya agar kita dapat mengambil hikmah
dan pelajaran.
F. Pengertian Al-Sunnah
Kata Sunnah adalah salah satu kosa kata bahasa Arab.
Secara bahasa, kata As-Sunnah berarti perjalanan hidup
yang baik atau yang buruk. Pengertian di atas didasarkan
kepada hadits Nabi Saw yang diriwayatkan oleh muslim
sebagai berikut: artinya; “barang siapa yang membuat
sunnah yang baik maka dia akan memperoleh pahalanya
dan pahala orang yag mengamalkannya sesudahnya tanpa
mengurangi pahalanya sedikitpun. Barang siapa membuat
sunnah yang buruk maka dia akan memperoleh dosanya dan
dosa orang yang mengamalkannya sesudahnya tanpa
mengurangi dosa mereka sedikitpun.” Al Sunnah menurut
jumhur ahli hadits adalah sama dengan hadits yaitu:” apa-
apa yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu `alaihi
wassallam baik berbentuk ucapan, perbuatan, ketetapan,
dan sifat baik khalqiyah (bentuk) atau khuluqiyah (akhlak).
Dilihat dari hierarki sumber hukum islam, Al-Sunnah
menempati tempat kedua setelah al-quran. Penempatan ini
disebabkan karena perbedaan sifat diantara keduanya.
Dilihat dari segi kualitas periwayatannya al-qur`an bersifat
relatif. Al-syatiba menyatakan bahwa al-quran, maka al-
sunnah berfungsi sebagai penafsir, pensyarah, dan penjelas
daripada ayat-ayat tertentu. Apabila disimpulkan tentang
fungsi al-sunnah dalam hubungan dengan al-quran itu
adalah sebagai berikut:
1). Bayan Tafsir, yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat
umum, mujmal dan musyratak. Seperti hadits : “shallu
kamaa ro-aitumuni ushalli” (shalatlah kamu sebagaimana
kamu melihatku shalat) adalah tafsiran daripada ayat al-
qur`an yang umum, yaitu: “aqimush-shalah” (ambillah
dariku perbuatan hajiku) adalah tafsir dari ayat al-qur`an
“waatimmulhajja”( dan sempurnakanlah hajimu).
2). Bayan Taqrir, yaitu al-sunnah berfungsi untuk
memperkokoh dan memperkuat pernyataan al-qur`an.
Seperti hadits yang berbunyi: “shoumu liru’yatihiwafthiru
liru’yatihi” (berpuasalah kerena melihat bulan dan
berbukalah karena melihatnya) adalah memperkokoh ayat
al-qur`an dalam surat al-baqarah:185
3). Bayan Tuadhih, yaitu menerangkan maksud dan tujuan
sesuatu ayat al-qur`an, seperti pernyataan Nabi: “Allah tidak
mewajibkan zakat melainkan supaya menjadi baik harta-
hartamu yang sudah dizakati”, adalah taudhih (penjelasan0
terhadap ayat al-qur`an dalam surat At-Taubah:34.

G. Fungsi Al-Sunnah
Sebagai sumber ajaran islam kedua setelahal-qur`an, al-
sunnah memiliki fungsi yang diantaranya adalah:
- Untuk memperkuat al-qur`an
- Menjelaskan isi al-qur`an (bayan tafsir). Dalam kaitan ini,
hadits berfungsi memerinci petunjuk dan isyarat al-
qur`an yang bersifat global, sebagai pengecuali
terhadapisyarat al-qur`an yang bersifat umum, sebagai
pembatas terhadap ayat al-qur`an yang bersifat mutlak
dan sebagai pemberi informasi terhadap suatu kasus
yang tidak di jumpai dalam al-qur`an.
H. Macam-Macam Al-Sunnah
a. Ucapan Al hadist Qauliyah adalah perkataan Nabi
Muhammad SAW dalam berbagai bidang seperti, hukum,
akhlak, dan lain-lain. Contohnya : “bahwasanya amal-
amal perbuatan itu dengan niat, dan hanya bagi seiap
orang itu memperoleh apa yang ia niatkan dan setrusnya”
HR. Bukhari dan Muslim.
b. Perbuatan al hadist fi’liyah adalah perbuatan Nabi
Muhammad SAWyang merupakan pernjelasan dari
peraturan syari’ah yang belum jelas pelaksanaannya. Cara
bersembahyang dan cara menghadap kiblat dalam
sembahyang sunat.
c. Penetapan dan pembiaran arti Taqriri ialah menetapkan,
mendiamkan, yakni tidak mengadakan sanggahan atau
menyetejui apa yang telah dilakukanatau dihadapannya
dalam salah satu jamuan makan dirumah Khalid Bin
Walid yang menyajikan daging biawak. Nabi Muhammad
menyaksikan dan tidak menyanggahnya tetapi beliau
enggan memakannya karena jijik.
d. Sifat, keadaan, dan himmah rasulullah.
- Sifat dan keadaan beliau yang termasuk unsur Al-Sunnah
“rasulullah saw itu adalah sebaik-baiknya manusia
mengenai paras mukanya dan bentuk tubuhnya. Beliau
bukan orang tinggi dan bukan pula orang pendek” HR.
Bukhari dan Muslim.
- Silsilah, nama dan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW
telah ditetapkan oleh para sahabat dan ahli tarikh.
- Himmah (hasrat/cita-cita) beliau yang belum sempat
direalsasikan. Misalnya hasrat beliau untuk berpuasa
pada tanggal 9 asyura.
I. Ijtihad
Secara etimologi, kata ijtihad berbentuk dari kaa dasar
jahada yang berati seseorang telah mencurahkan segala
kemampuannya untuk menperoleh hakikat sesuatu.
Sedangkan menurut istilah dalam ilmu fiqih, ijtihad berarti
mengarahkan tenaga dan fikiran dengan sungguh-sungguh
untuk menyelidiki dan mengeluarkan (mengistimbatkan)
hukum-hukum yang terkandung dalam al-qur`an danhadits
dengan syarat-syarat tertentu. Ijtihat mengandung
pengertian bahwa mujtahid mengerahkan kemampuannya.
Artinya mencurahkan kemampuan seoptimal mungkun
sehingga ia merasakan bahwa dirinya tidak sanggup lagi
melebihi dari tingkah itu.
Adapun syarat-syarat menjadi mujtahid adalah:
 Memahami al-qur`an dan asbab an-nuzulnya serta
ayat-ayat nasikh dan mansukh.
 Memahami hadits dan sebab-sebab wurudnya serta
memahami hadits nasikh dan mansukh
 Mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang
bahasa Arab
 Mengetahui tempat-tempat ijtihad
 Mengetahui ushul fiqih
 Memahami masyarakat dan adat istiadat dan bersifat
adil dan taqwa
Macam-macam Mujtahid:
a. Mujtahid Mustaqil
b. Mujtahid Muntasib
c. Mujtahid Madzhab
d. Mujtahid Murajjih
Objek ijtihad adalah perbuatan yang secara eksplisit tidak
terdapat dalam al-qur`an dan as-sunnah. Hal ini
memerikan pengertian bahwa suatu perbuatan yang
hukumnyya telah ditunjuk secara jelas, tegas,dan tuntas
oleh ayat-ayatal-qur`an dan as-sunnah idak ermasuk
objek ijtihad. Reaktualisasi hukum atas sesuatuperbuatan
tertentu yang telah diatur secarafinal oleh al-qur`an dan
as-sunnah termasuk kategori perubahan dan pergantian
alias penyelewengan dari al-qur`an dan as-sunnah. Ijtihad
perlu dilakukan oleh umat islam dalam perjuangannya
untuk mencapai suatu ujuan kebaikan dan kebenaran,
mengingat pentingnya ijtihad sebagai sarana mengelola
dinamika masyarakat. Tradisi ijtihad terus
berkembang,dan mengaami masa keemasannya pada
abad ke-4 H. Yang paling banyak dilakukan pada masa
tersebut muncullah nama-nama mujtahid besar hanafi,
imam syafi’i, imam hambali dan lain-lain.
Harun nasution dalam bukunya “ islam ditinjau dari
berbagai aspeknya” menjelaskan bahwa periode ijtihad
dan kemajuan bersamaan masanya dengan periode
kemajuan islah 1700-1000M. Periode ini disebut juga
periode pengumpulan hadis, ijtihad dan fatwa sahabat
dan tabi’in (generasi sesudah sahabat). Sesuai dengan
bertambah lusnya daerah islam, berbagai macam bangsa
masuk islam dengan membawa berbagai macam adat
istiadat, tradisi dan sistem kemasyarakatan. Problema
hukum yang dihadapi beragam pula. Untuk mengatasinya
ulama-ulama banyak mengadakan ijtihad. Ijtihad mereka
didasarkan atas al-qur`an,sunnah nabi dan sunnah
sahabat. Dengan demikian timbullah ahli-ahli hukum
mujtahid yang disebut imam atau faqih (fuqaha) dalam
islam.aktifitas ijtihad di satu pihak mengembangkan ilmu
pengetahuan yang luas dan memuka ruang bagidinamika
masyarakat yang sepi, tetapi di pihak lain ijtihad itu
menimbulkanperbedaan perdapat yang tajam. Maka
sesudah abad ke-4 H muncullah wacana yang mnutup
ijtihad dengan anggapanbahwa hasil-hasil kajianilmu
yang dilakukan sampai masa itu sudah cukup untuk
menjawab berbagai masalah yang timbul kemudian.
Apalagi pada masa itutidak ada lagi muhajjid besar selain
ke empat imam yang mampu menjadi lokomotif untuk
menggerakkan gerbang pembawa geraka ijtihad.

J. Hubungan antara Al-Qur`an dan As-Sunnah


1. Al-sunnah menguatkan hukum yang ditetapkan al-qur`an.
Al-sunnah memperkokoh hukum yang dinyatakan oleh al-
qur`an, misalnya al-qur`an menetapkan hukum puasa
dalam firmannya: “ hai orang-orang yang beriman
diwajibkan atas orang-orangsebelum kamu agar
kamubertaqwa” (QS. Al-baqarah ayat 183)
2. Al-suunah memberikan rincian terhadap pernytaan al-
qur`an yang bersifat umum. Misalnya al-qur`an
menytakan perintah shalat dalam firmannya.
“dan dirikanlah oleh kamu shalat dan bayarkanlah zakat”
(QS. Al-baqarah ayat 110). Shalat dalam ayat diatas masih
bersifatumum. As-sunnah merincinya secara operasional
misalnya shalat di mana saja yang hukumnya wajib dan
yang mana yang sunnah.
3. Al-sunnah memberikan pengecualian terhadap
pengecualian pernyataan al-qur`an yang bersifat umum.
Misalnya al-qur`an mengharamkan memakan bangkai
dan darah dalam firmannya: “ diharamkan bagimu
(memakan) bangkai, darah, daging babi, daging disembeli
atas nama selain Allah, yang dicekik, yang dipukul, yang
jatuh, yang di tanduk, yang dimakan binatang buas,
kecuali yang sempat kamu sembelih dan yang disembelih
untuk berhala. Dan diharamkan pula bagimu mengundi
nasib dengan anak panah, karena itu sebagian kefasikan.”
(QS. Al-maidah ayat 3).

K. Perbedaan Al-Qur`an dan Al-Sunnah


Sekalipun al-qur`an dan al-sunnah sama-sama sebagai
sumber hukum islam, namun diantara keduanya terdapat
perbedaan-perbedaan yang cukup prinsipil, antara lain:
1. Al-qur`an bersifat qath’i (mutlak) kebenarannya.
Sedangkan al-sunnah bersifat dzhanni (relatif), kecuali
hadits mutawatir.
2. Seluruh ayat al-qur`an mesti dijadikan sebagai pedoman
hidup. Sedangkan tidak seluruh hadits dapat dijadikan
pedoman hidup karena disamping ada hadits shalih, ada
pula hadits yang dhaif.
3. Al-qur`ansudah pasti autentik lafadz dan maknanya.
Sedangkan al-sunnah belum tentu autentik lafadz dan
maknanya.
4. Apabila al-qur`an berbicara tentang masalah-masalah
aqidah atau hal-hal yang ghoib, maka setiap muslim tidak
diharuskan mengimaninya seperti halnya mengimani al-
qur`an.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kita menjabarkan mulai dari pengertian
agama sampai dengan sumber-sumber hukum agama
islammaka dapat kita simpulkan bahwa agama islam
yang merupakan nama “islam” itu sendiri ialah Allah
lah yang membuat nama agama tersebut sesuai dengan
firmannya yang terdapat dalam surah Ali Imron :19
dan Allah hanya meridhoi agama islam. Kemudian,
mengenai sumber-sumber hukum islam dapat kita
simpulkan bahwa segala sesuatu yang berkenaan
dengan ibadah, muamalah, dan lainya itu berlandaskan
al-qur`an yang merupakan firman allah yang
diturunkan melalui malaikat jibril dan membacanya
dinilai sebagai ibadah, dan al-sunnah sebagai sumber
hukum yang kedua yang mempunyai fungsi untuk
memperjelas isi kandungan al-qur`an dan lain
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai