Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia Nya kepada kita semua. Shalawat beserta salam tidaK lupa pula kita haturkan
kepada nabi besar kita yakni nya nabi Muhammad SAW, sehingga kami selaku
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Pengertian Al Quran Dan Perbedaan
Dengan Hadis Qudsi ini dengan tepat waktu.

Kami selaku penulis menyadari bahwa masih perlu adanya penyempurnaa


dalam makalah ini, untuk itu kami mengharapkan saran, kritik, dan masukan yang
bersifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah Pengertian Al Quran Dan Perbedaan Dengan Hadis Qudsi ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca serta khususnya bagi penulis sebagai penerapan
dalam kehidupan sehari-hari serta penambah wawasan dan pengetahuan.

Palembang, 4 September 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4
A. Pengertian Al Qur‟an .................................................................................................... 4
B. Pengertian Hadis Qudsi................................................................................................. 6
C. Perbedaan Al-Quran dan Hadist Qudsi ......................................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟anul Karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya


selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Al-Qur‟an diturunkan Allah
kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang
gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus.

Sebagai umat muslim, kita memiliki sumber hukum ajaran Islam yang jelas
dan lengkap, disamping Al-quran sebagai sumber hukum Islam yang utama,
terdapat pula Hadist yang menurut para ulama juga merupakan sumber hukum
islam. Maka umat islam pun wajib mengikutinya. Hadist sendiri ada berbagai
jenis. Yaitu, hadist nabawi dan hadist qudsi, namun pada kali ini, kami hanya
membahas mengenai hadist qudsi saja. Hadist juga disebut sebagai penjelas Al-
Quran, apabila ada sesuatu hal yang kurang jelas di Al-Quran maka akan
dijelaskan pada hadist. Misalnya, di al-Quran terdapat perintah untuk
menjalankan sholat, zakat, puasa, haji, dan berbagai larangan Allah. Namun, hal
tersebut masih bersifat global yaitu belum dijelaskan bagaimana tatacara
pelaksanaannya, dalam hal tersebut, hadist Nabi lah yang akan menjelaskannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan definisi al-qur‟an?
2. Apa pengertian dari hadist qudsi?
3. Apa perbedaan antara alqu‟ran dengan hadist qudsi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan definisi al-qur‟an
2. Untuk mengetahui apa pengertian dari hadist qudsi
3. Untuk mengetahui perbedaan antara al-qur‟an dan hadist qudsi

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al Qur‟an
Al qur‟an merupakan sumber ajaran Islam pertama dan utama menurut
keyakinan umat Islam dan diakui kebenerannya oleh penelitian ilmiah. Al-
Qur‟an adalah kitab suci yang di dalamnya terdapat firman-firman (wahyu)
Allah, yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
sebagai rasul Allah secara berangsur-angsur yang bertujuan menjadi petunjuk
bagi umat Islam dalam hidup dan kehidupannya guna mendapatkan
kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

Secara etimologi al-Qur‟an berasal dari kata qara-a, yaqra-u, qira‟atan


atau qur-anan yang berarti mengumpulkan (al-jam‟u) dan menghimpun (al-
dhammo) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian lain secara
teratur. Selain terjadi perbedaan dalam penelusuran kata al-Qur‟an, diantara
para ulamapun terjadi perbedaan dalam pemberian definisi al-Qur‟an secara
terminologi (istilah) sebagaimana berikut ini:

1. Muhammad Salim Muhsin, dalam Tarikh al- Qur‟an al-Karim


menyatakan al-Qur‟an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw yang tertulis dalam mushafmushaf dan dinukilkan
/diriwayatkan kepada kita dengan jalan mutawatir dan membacanya
dipandang ibadah serta sebagai penentang (bagi yang tidak percaya)
walaupun dengan surat terpendek.
2. Abdul Wahab Khalaf mengatakan bahwa al-Qur‟an sebagai firman Allah
yang diturunkan melalui ruhul amin (Jibril) kepada Nabi Muhammad
SAW, dengan bahasa Arab, isinya dijamin kebenarannya, dan sebagai
hujjah kerasulannya. AlQuran merupakan undang-undang bagi seluruh
umat manusia dan petunjuk dalam beribadah serta dipandang ibadah
membacanya, yang terhimpun dalam mushaf yang dimulai dari surat al-

4
Fatihah dan diakhiri dengan an-Nās, yang diriwayatkan pada kita dengan
jalan mutawatir.
3. Syaikh Muhammad Abduh menyatakan al-Qur‟an sebagai kalam mulia
yang diturunkan oleh Allah pada nabi yang paling sempurna (Muhammad
Saw), ajarannya mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan. Ia merupakan
sumber yang mulia yang esensinya tidak dimengerti kecuali bagi orang
yang berjiwa suci dan berakal cerdas1

Ketiga definisi Alquran di atas sebenarnya saling melengkapi. Definisi


pertama lebih melihat keadaan Alquran sebagai firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad, diriwayatkan kepada umat Islam secara mutawatir,
membacanya sebagai ibadah, dan salah satu fungsinya sebagai mukjizat atau
melemahkan para lawan yang menentangnya.

Definisi kedua melengkapi penjelasan cara turunnya lewat malaikat


Jibril, penegasan tentang permulaan surat dari Alquran serta akhir suratnya,
dan fungsinya di samping sebagai mukjizat atau hujjah kerasulannya, juga
sebagai undangundang bagi seluruh umat rnanusia dan petunjuk dalam
beribadah.

Dan definisi ketiga melengkapi isi Alquran yang mencakup keseluruhan


ilmu pengetahuan, fungsinya sebagai sumber yang mulia, dan penggalian
esensinya hanya bisa dicapai oleh orang yang berjiwa suci dan cerdas.

Qur„an dikhususkan sebagai nama bagi kitab yang diturunkan kepada


Muhammad Saw., sehingga Qur„an menjadi nama khas kitab itu sebagai nama
diri. Dan secara gabungan kata itu dipakai untuk nama Qur„an secara
keseluruhan begitu juga untuk penamaan ayat-ayatnya. Maka jika seseorang
mendengar orang lain membaca ayat Qur„an, kita boleh mengatakan bahwa ia
sedang membaca Alquran. Sebagaimana dalam firman-Nya; "Dan apabila
dibacakan Alquran, maka dengarlah dan perhatikanlah..."

1
Djalal Abdul, Ulumul Quran, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlm. 6

5
Menurut gramatika bahasa Arab bahwa kata “al Qur‟an” adalah bentuk
mashdar dari kata qara‟a yang maknanya muradif (sinomin) dengan kata
qira‟ah, artinya bacaan tampaknya tidak menyalahi aturan, karena mengingat
pemakaian yang dipergunakan al Qur‟an dalam berbagai tempat dan ayat.
Misalnya, antara lain dalam surat al Qiyamah ayat 17 – 18 :

)71( ُ‫قُرآ َ َنو‬ ‫) فَإِذَا قَ َرأنَاهُ فَا تَّبِع‬71( ُ‫علَينَا َجمعَوُ َوقُرآَنَو‬
َ ‫إِ َّن‬

“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu)


dan (membuatmu pandai) membaca al Qur‟an. Apabila kamu telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu”(Al Qiyâmah: 17-18).2

B. Pengertian Hadis Qudsi


Ungkapan hadis qudsi terdiri dari dua kata, hadis dan qudsi.
Hadis [arab: ‫]ثيدحلا‬: segala yang dinisbahkan kepada Nabi shallallahu
„alaihi wa sallam, baik berupa ucapan, perbuatan, persetujuan, atau karakter
beliau.

Qudsi [arab: ‫ ]يسدقلا‬secara bahasa diambil dari kata qudus, yang artinya
suci. Disebut hadis qudsi, karena perkataan ini dinisbahkan kepada Allah, al-
Quddus, Dzat Yang Maha Suci. Maka maksud dari qudsi secara bahasa
maknanya Allah Ta‟ala mensucikannya [Al Hadits fi Ulumil Qur‟an wal
Hadits, 1/175, Syaikh Hasan Muhammad Ayyub]. Maka, jika kita gabungkan
hadits qudsi berarti, hadits yang suci. Sehingga penamaan tersebut
menunjukkan keagungan dan kesucian hadits tersebut karena dinisbatkan
kepada Dzat yang maha suci.3

2
Yasir Muhammad dan Ade Jamaruddin,Studi Al Qur‟an, (Riau: Asa Riau), hlm 1
3
Penjelasan, Pengertian dan Contoh Hadits, https://bimbinganislam.com/penjelasan-pengertian-dan-
contoh-hadits-qudsi/ (diakses pada 5 September 2023 pukul 21.27)

6
Adapun makna hadits qudsi secara istilah. Ulama berbeda pendapat
dalam mendefinisikan hadis qudsi .4
A. Menurut Al-Jurjani
Hadis qudsi adalah hadis yang secara makna datang dari Allah, sementara
redaksinya dari Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam. Sehingga hadis
Qudsi adalah berita dari Allah kepada Nabi-Nya melalui ilham atau
mimpi, kemudian Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam menyampaikan
hal itu dengan ungkapan beliau sendiri. Untuk itu, al-Quran lebih utama
dibanding hadis qudsi, karena Allah juga menurunkan redaksinya.
B. Menurut Al-Munawi
Hadis qudsi adalah berita yang Allah sampaikan kepada Nabi-
Nya shallallahu „alaihi wa sallam secara makna dalam bentuk ilham
atau mimpi.Kemudian Nabi shallallahu„alaihi wasallam menyampaikan
berita „makna‟ itu dengan redaksi beliau. (Faidhul Qodir, 4/468).

Demikian pendapat mayoritas ulama mengenai hadis qudsi, yang jika


kita simpulkan bahwa hadis qudsi adalah hadis yang maknanyadiriwayatkan
Nabi shallallahu „alaihi wa sallam dari Allah, sementara redaksinya dari
Nabi shallallahu „alaihi wa sallam.

Istilah lain Hadis Qudsi

Beberapa ulama menyebut Hadis Qudsi dengan selain istilah yang


umumnya dikenal masyarakat. Ada yang menyebutnya Hadis Ilahiatau Hadis
Rabbani. Semacam ini hanya istilah, yang hakekatnya sama, yaitu hadis yang
dinisbahkan kepada Allah. Diantara ulama yang menggunakan istilah hadis
ilahi adalah Syaikhul Islam sebagaimana beberapa keterangan beliau di
Majmu‟ Fatawa dan Minhaj as-Sunnah. Demikian pula al-Hafidz Ibnu Hajar.
Dalam salah satu pernyataannya, al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan,
“Hadis Ilahi ada kemungkinan Nabi shallallahu „alaihi wa
4
Perbedaan Al Qur‟an dan Hadis Qudsi, https://muslim.or.id/31262-perbedaan-al-quran-dan-hadits-
qudsi.html (diakses pada 5 September 2023 pukul 21.00)

7
sallam mengambilnya dari Allah tanpa perantara atau melalui perantara.
(Faidhul Qodir, 4/468).”
Sementara ulama yang menggunakan istilah hadis Rabbani diantaranya
adalah Jalaluddin al-Mahalli, salah satu penulis tafsir Jalalain. Dalam salah
satu pernyataannya, “Hadis Rabbani itu seperti hadis yang disebutkan dalam
dua kitab shahih: “Saya sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku. (Hasyiyah al-
Atthar ‟ala Syarh al-Mahalli)”.

C. Perbedaan Al-Quran dan Hadist Qudsi


Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada
Rasulullah shallallahu‟alaihi wa sallam beserta lafalnya, yang Allah
menantang bangsa Arab untuk membuat semisalnya namun mereka tidak
mampu untuk mendatangkan yang semisal Al-Qur‟an. Atau bahkan hanya
sepuluh ayat, atau bahkan hanya satu ayat yang semisal Al-Qur‟an. Bahkan
tantangan tersebut berlaku hingga sekarang dan ini adalah mukjizat Al-Qur‟an
yang berlaku hingga akhir zaman. Sedangkan pada hadits qudsi, tidak ada
tantangan demikian. [Mabahits fi Ulumil Qur‟an, 1/22, Syaikh Manna Al
Qathan]. Berikut perbedaaan antara Hadist Qudsi dan Al-Quran :
1) Bahwa lafadz dan makna alquran berasal dari Allah SWT, sedangkan
hadist qudsi tidak demikian,alias maknanya berasal dari Allah SWT
namun lafadznya berasal dari Nabi SAW.
2) Membaca Al-Quran merupakan ibadah sedangkan hadist qudsi tidak
demikian.
3) Syarat validitas Alquran dapat dikatakan, Hadist qudsi adalah wahyu
Tuhan yang diterima Nabi Muhammad secara langsung tanpa perantara
malaikat jilbril. Sehingga tidak ada kata QUL (katakanlah) diawal
kalimat.
4) Hadist qudsi diturunkan secara khusus kepada Nabi muhammad sehingga
tidak diseberluaskan untuk umum, hanya beberapa sahabat terpercaya
yang menerimanya. Sedangkan alquran diturunkan kepada Nabi

8
Muhammad sebagai rasul, sehingga wajib menyebarluaskannnya kepada
umatnya.
5) Demi kemurnian dan kesucian alquran, hadist qudsi dan alquran tidak
disatukan dalan satu mushaf. Hadist qudsi dibiarkan bediri sendiri dan
tidak pernah dibukukan secara resmi.5
Al-Qur‟an seluruhnya dinukil secara mutawatir (periwayatan dari rawi
yang banyak hingga bernilai keyakinan). Sehingga ia memiliki qath‟iyyatuts
tsubut (validitas yang pasti). Adapun hadits qudsi pada umumnya merupakan
khabar ahad, yang ia memiliki zhanniyatuts tsubut (validitas yang tingkat
keyakinannya berupa sangkaan kuat). Dan hadits qudsi itu terkadang shahih,
terkadang hasan, dan terkadang lemah.
Membaca Al-Qur‟an adalah aktifitas ta‟abbud (ibadah). Dan yang
disinggung dalam dalil-dalil keutamaan membaca kalamullah adalah
membaca Al-Qur‟an. Sebagaimana hadits

‫ا‬ ‫ل‬ ‫ا‬

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur‟an, maka baginya satu
kebaikan. dan satu kebaikan dilipat-gandakan sepuluh kali lipat. Aku tidak
mengatakan alif lam miim itu satu huruf, tapi alim satu huruf, lam satu huruf
dan mim satu huruf” (HR. At Tirmidzi 2910, ia berkata, “hasan shahih gharib
dari jalan ini”).
Adapun membaca hadits qudsi bukan aktifitas ta‟abbud dan tidak boleh
dibaca pada qiraah dalam shalat. Namun orang yang membaca hadits qudsi
mendapat pahala secara umum (tergantung niatnya, pent.) dan bukan pahala
sepuluh kali lipat per huruf seperti yang disebutkan dalam hadits.

5
Hamzah Muchotob, Studi Al-Quran Komprehensif. Jawa Tengah: Gama Media, 2003

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Alquran


merupakan firman Allah SWT yang diturunkan oleh Allah dengan perantaraan
malaikan jibril ke Rasullullah Muhmmad bin Abdullah dengan lafal arab dan
makna yang pasti sebagai bukti bagi Rasulullah bahwasanya dia adalah utusan
Allah, sebagai petunjuk bagi umat manusia.

Sedangkan hadist qudsi adalah sesuatu yang dikehendaki Allah untuk


disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui ilham atau mimpi.
Kemudian Nabi menyampaikan kepada umatnya menurut susunan bahasanya
sendiri dengan menyandarkan Allah SWT.

10
DAFTAR PUSTAKA

Djalal Abdul. Ulumul Quran. Surabaya: Dunia Ilmu, 2000.

Hamzah Muchotob. Studi Al-Quran Komprehensif. Jawa Tengah :Gama Media, 2003.

Muhammad Yasir dan Ade Jamaruddin, Studi Al Qur‟an, Riau: Asa Riau, 2016.

Penjelasan, Pengertian dan Contoh Hadits. https://bimbinganislam.com/penjelasan-


pengertian-dan-contoh-hadits-qudsi/ (diakses pada 5 September 2023 pukul 21.27)

Perbedaan Al Qur‟an dan Hadis Qudsi, https://muslim.or.id/31262-perbedaan-al-quran-dan-


hadits-qudsi html (diakses pada 5 September 2023 pukul 21.00)

11

Anda mungkin juga menyukai