Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MATA KULIAH BIMBINGAN IBADAH


AL QURAN SUMBER AJARAN ISLAM

Dosen Pengampu : Khalid Ramdhani, S.Pd.I.M.Pd.I

Disusun Oleh :
Camila Mulia Ramadhani (2110631110096)
Enjay Sanjaya (2110631110109)
Evi Silpia Nurhalipah (2110631110111)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPEARBANGSA KARAWANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tentang Pengantar Ilmu Pendidikan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Al-Qur’an sebagai Ajaran
Islam dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Karawang, 28 Januari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4
A.    Latar Belakang..........................................................................................4
B.     Rumusan Masalah....................................................................................5
C.     Maksud dan Tujuan..................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................6
A.    Pengertian Al-Qur’an................................................................................6
B.     Proses dan Cara Diturunkan Al Qur`an ..................................................8
C.     Pengertian Sumber Hukum Islam............................................................11
D.    Kedudukan Al Qur`an sebagai Sumber Hukum Islam.............................12
E.     Perbedaan Pemahaman tentang turunnya Al Qur`an...............................14

BAB III PENUTUP..........................................................................................16


KESIMPULAN.................................................................................................16
SARAN.............................................................................................................16
   
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17

3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sebagaimana telah dimaklumi, bahwa Al Qur`an disamping sebagai kitab sucinya


ummat Islam juga merupakan sumber hukum Islam yang pertama dan utama.
Sebagai kitab suci, Al Qur`an harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari, baik sebagai pribadi, sebagai anggota keluarga dalam sebuah rumah
tangga maupun sebagai warga masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia
tercinta ini. Menurut H.A. Djazuli, yang dimaksud dengan Al Qur`an adalah Kalam
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, tertulis dalam mushaf
berbahasa Arab, yang disampaikan kepada kita denagn jalan mutawatir, dan
membacanya mengandung nilai ibadah, dimulai dengan surah al Fatihah dan
diakhiri dengan surah An Nas. Yang dimaksud dengan mutawatir pada pengertian di
atas adalah, bahwa Al Qur`an itu diriwayatkan oleh orang banyak dengan berturut-
turut. Oleh karena itu, apa yang diriwayatkan orang seorang tidak dinamakan Al
Qur`an. Dengan demikian, bacaan Al Qur`an yang tidak biasa dikenal (bacaan
syadz) dan tidak sepakati oleh Qurra (ahli pembacaan Al Qur`an), tidak dinamakan
Al Qur`an dan tidak sah pula untuk shalat.

Sebagai sumber hukum, di dalam Al Qur`an telah disebutkan secara rinci hal-hal
yang berkaitan dengan masalah-masalah ibadah dan al ahwal asy syakhshiyah.
Sedang masalah-masalah lainnya hanya disebutkan secara umum, secara global
yang dalam ilmu fiqh dikenal dengan istilah kully, atau tidak serinci, tidak mendetail
bila dibandingkan dengan masalah-masalah ibadah dan al ahwal asy syakhshiyah
tersebut. Hal itu berti, bahwa manusia sebagai makhluk Allah swt memerlukan
tuntunan yang lebih pasti, lebih rinci, lebih mendetail dari Allah secara langsung.
Sehingga dengan demikian, Al Qur`an dapat diterapkan dalam berbagai bidang
kehidupan yang terjadi di masyarakat, dan terhadap berbagai masalah-masalah yang
terjadi sepanjang zaman. Jadi hukum-hukum yang bersifat umum, global atau kully
itu memiliki sifat fliksibelitas yang tinggi dalam menghadapi berbagai perubahan
yang terjadi di masyarakat.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Al-Qur’an ?
2. Bagaimana kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber ajaran islam ?
3. Bagaimana proses penurunan Al-Qur’an ?
C. Maksud dan Tujuan
1. Memamparkan dan menjelaskan sumber-sumber ajaran islam.
2. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan akan sumber–sumber ajaran
Agama Islam.

5
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Al Qur`an
Secara harfiyah, Al Qur`an yang berasal dari bahasa Arab, yang kata kerjanya adalah
qara`a - yaqra`u, yang berarti membaca. Jadi qur`an berarti bacaan. Pengertian tersebut
sesuai dengan firman Allah pada surah Al Qiyamah, ayat 17 dan 18 sebagai berikut:

)18(ۚ ‫) فَ ِا َذا قَ َرْأنٰ ُه فَات َّ ِب ْع قُ ْر ٰان َ ٗه‬17(ۚ ‫ِا َّن عَلَ ْينَا مَج ْ َع ٗه َوقُ ْر ٰان َ ٗه‬
Artinya: Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka
ikutilah bacaannya itu.

Sejalan dengan pengertian di atas, Cyril Glasse dalam Ensiklopedi Islam menyebutkan
bahwa pada suatu malam di akhir Ramadhan tahun 610 Masehi saat itu, Jibril datang
kepada Nabi Muhammad saw menyampaikan wahyu pertama, yakni awal surat Al
`Alaq ayat 1 sampai dengan 5 sebagai berikut:

)3(‫) ِا ْق َرْأ َو َرب ُّ َك ااْل َ ْك َر ُۙم‬2(‫) َخلَ َق ااْل ِن ْ َس َان ِم ْن عَلَ ۚ ٍق‬1(‫ِا ْق َرْأ اِب مْس ِ َرب ّ َِك اذَّل ِ ْي َخلَ َۚق‬
)5(ۗ ْ ‫) عَمَّل َ ااْل ِن ْ َس َان َما ل َ ْم ي َ ْعمَل‬4( ِۙ ‫اذَّل ِ ْي عَمَّل َ اِب لْ َقمَل‬
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Al Qur`an disamping merupakan dasar dan sumber utama ajaran dalam Islam selain al
hadits/sunnah Nabi Muhammad saw, juga memberikan barakah baik bagi mereka yang
membaca maupun bagi pihak yang mendengarkannya. Menurut Saidus Syahar, Al
Qur`an secara tehnis (fiqh) berarti: ”Kitab Suci Islam berasal dari wayu Tuhan yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad saw semasa kenabiannya”. Sedangkan Nasruddin
Razak mengatakan bahwa Al Qur`an itu adalah: ”Kalam Allah swt yang diwahyukan
kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad saw., sebagai mu`jizat, membacanya

6
adalah ibadah” Kemudian Dr. H.A. Athaillah, M.Ag dalam bukunya Sejarah Al Qur`an,
mengutip pendapatnya Salim Muhsin dalam Tarikh Al Qur`an Al Karim, Al Qur`an
ialah :

‫ا‬BB‫الکم اهللا تعاىل املزنل علىسيدان محمد صلىاهللا عليه وسمل املكتوب فىاملصاحف املنقول الين‬
‫ املتحدى بأقرص سورة منه‬B‫نقال متواترا املتعبد بتالوته‬
Artinya: Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang tertulis
dalam mushaf-mushaf dan dinukil (diriwayatkan) secara mutawatir dan dipandang
ibadah dengan membacanya serta menantang (orang yang tidak mempercayainya untuk
membuat yang serupa) meskipun hanya berupa satu surat yang pendek.

Selanjutnya menurut Abdul Manan: Al Qur`an adalah kalam Allah yang diturunkan
dengan perantaraan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw dengan lafaz bahasa
Arab, dengan makna yang benar agar menjadi hujah dalam pengakuannya sebagai
Rasulllah, dan sebagai undang-undang yang dijadikan pedoman bagi ummat manusia,
juga sebagai amal ibadah apabila dibacanya. Ia ditadwinkan diantara dua lembar mushaf
yang dimulai dari surat Al Fatihah dan ditutup dengan surat Al-Nas.” Dari beberapa
pengertian di atas dapatlah disimpulkan, bahwa Al Qur`an adalah kalam Allah swt
dalam bentuk bahasa Arab yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw, dengan
perantaraan malaikat Jibril as. Dan selanjutnya dari Nabi Muhammad saw disampaikan
kepada para sahabat secara mutawatir. Bagi orang yang membaca Al Qur`an tersebut
akan diberikan pahala oleh Allah swt, karena membaca Al Qur`an itu dianggap sebagai
ibadah kepada Allah swt. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat difahami, bahwa
kalam Allah swt yang disampaikan kepada para Nabi dan Rasul terdahulu sebelum Nabi
Muhammad saw, tidaklah dapat dinamakan Al Qur`an. Seperti Taurat yang diturunkan
kepada Nabi Musa as, atau Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud as, atau Injil yang
diturunkan kepada nabi `Isa as. Begitu pula, kalam Allah swt yang diturunkan secara
langsung, tanpa melalui malaikat Jibril as kepada Nabi Muhammad saw, seperti Hadis
Qudsi tidak dapat dinamakan Al Qur`an. Dan membaca Hadis Qudsi tersebut tidak
termasuk dalam katagore ibadah.

7
B. Proses dan Cara Diturunkan Al Qur`an

Al Qur`an diturunkan bersamaan dengan dinobatkannya Nabi Muhammad saw sebagai


Rasul Allah swt. Ketika itu, Rasulullah saw berusia 40 tahun. Ayat-ayat yang pertama
diturunkan oleh Allah swt tercantum pada surah Al `Alaq, sebagai berikut:

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat-ayat tersebut diturunkan pada hari Senin pada tanggal 17 Ramadhan atau 6
Agustus 610 Masehi, ketika Rasulullah saw sedang berkhalwat di Gua Hira. Namun
dalam bukunya Dr.H.A. Athaillah, M.Ag, peristiwa bersejarah ini terjadi pada malam
Senin tanggal 17 Ramadhan tahun ke 41 dari usia Nabi Muhammad saw atau 13 tahun
sebelum beliau berhijrah ke Madinah, bertepatan dengan bulan Juli tahun 610 M.
Malam pertama kali Al-Qur`an diturunkan ini disebut oleh Al Qur`an sendiri dengan
Lailat al Qadr (malam kemuliaan) atau Lailat al Mubarakah (malam yang diberkahi).
Masingmasing dari bedua nama tersebut terdapat di surat Al Qadr ayat 1 dan surat ad
Dukhan, ayat 3-4:

)1(‫ِانَّٓا َا ْن َزلْ ٰن ُه يِف ْ ل َ ْيةَل ِ الْ َقدْ ِر‬


Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan.

)4(ٍ ۙ ‫ ِفهْي َا يُ ْف َر ُق لُك ُّ َا ْم ٍر َح ِكمْي‬  )3(‫ِانَّآ َا ْن َزلْ ٰن ُه يِف ْ ل َ ْيةَل ٍ ُّمرٰب َ َك ٍة ِااَّن ُكنَّا ُمنْ ِذ ِر ْي َن‬
Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala
urusan yang penuh hikmah.

Sedang ayat Al Qur`an yang terakhir yang diturunkan oleh Allah swt adalah ketika
kepada Nabi Muhammad saw menunaikan ibadah haji wada’ di `Aarafah. Saat itu, hari

8
Jum`at tanggal 9 Zulhijah 10 H., atau bertepatan dengan bulan Maret 632 M. Ayat
tersebut tercantum dalam surat Al Ma`idah ayat 3 sebagai berikut:

ۗ‫َالْ َي ْو َم اَمْك َلْ ُت لَمُك ْ ِديْنَمُك ْ َو َاتْ َم ْم ُت عَلَ ْيمُك ْ ِن ْع َميِت ْ َو َر ِضيْ ُت لَمُك ُ ااْل ِ ْساَل َم ِديْنًا‬

Artinya: ….Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…

Diturunkannya Al Qur`an (wahyu Allah) kepada Nabi Muhammad saw melalui


malaikat Jibril as, untuk dijadikan sebagai pedoman hidup ummat manusia sepanjang
zaman. Oleh karena itu, sebagai kitab suci yang dijadikan sebagai pedoman hidup Al
Qur`an memuat informasi-informasi dasar tentang berbagai masalah, baik informasi
tentang teknologi, etika, hukum, ekonomi, biologi, kedokteran dan lain sebagainya.
Adapun proses diturunkannya Al Qur`an (wahyu Allah) tersebut kepada Nabi
Muhammad saw adalah secara berangsur-angsur sesuai dengan firman Allah swt dalam
surah al-furqan ayat 32 sebagai berikut:

ِ‫ك لِ نُ ثَ بِّ ت بِ ه‬ ِ ِ ‫آن مُج لَ ةً و‬


َ ‫ َك َٰذ ل‬Lۚ ً‫اح َد ة‬ ِ ِ َّ َ َ‫و ق‬
َ َ ْ ُ ‫ين َك َف ُر وا لَ ْو اَل نُ ِّز َل َع لَ ْي ه الْ ُق ْر‬
َ ‫ال ال ذ‬ َ
‫ َو َر َّت ْل نَ اهُ َت ْر تِي اًل‬Lۖ‫ُف َؤ َاد َك‬

Artinya: Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan
kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan
Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar)

Dari ayat di atas, dapat diketahui bahwa hikmah yang pertama diturunkannya Al Qur`an
itu tidak sekaligus atau secara berangsur-angsur adalah untuk memperkokoh ketahanan
mental atau memperkuat hati Nabi Muhammad saw. Itulah sebabnya, ayat-ayat Al
Qur`an atau surat-surat yang diturunkan tidak sama jumlah dan panjang pendeknya,
terkadang dalam satu rumah itu diturunkan sekaligus secara penuh dan terkadang hanya
sebagian saja. Suratsurat pendek (qishar) yang diturunkan sekaligus secara penuh,
antara lain al Fatihah, al Ikhlash, al Kaustar, al Lahab, al Bayyinah, dan an Nashr.
Adapun surat-surat panjang (thiwal) yang diturunkan sekaligus secara penuh, antara lain

9
surat al Mursalat. Surat-surat yang yang tidak diturunkan sekaligus secara penuh
bervariasi pula, ada yang hanya lima ayat atau lebih, dan ada pula yang hanya sepuluh
ayat atau lebih, dan ada pula yang hanya diturunkan sebagian saja dari sepotong ayat.11
Salah satu contoh, ayat 28 dari surah al Taubah yang diturunkan tidak sekaligus.
Artinya, ayat itu diturunkan secara bertahap. Seperti surah al Mu`minun, dari 118
ayatnya, diantaranya ada yang diturunkan sekaligus 10 ayat, yakni dari ayat 11 sampai
ayat 21 yang menerangkan tentang kesucian `Aisyah dari tuduhan berzina oleh orang-
orang munafik. Ada contoh lain yang satu ayat, tapi diturunkan sebagian-sebagian saja,
dan sebagian yang lainnya diturunkan belakangan. Seperti antara lain, ayat 65 dari surah
an Nisa, ayat 28 dari surah al Taubah. 12 Hikmah kedua dari diturunkannya Al Qur`an
secara berangsur-angsur tersebut adalah untuk memberikan kemudahan kepada para
sahabat untuk menyimak, mempelajari, memahami dan menghafal Al Qur`an. Sedang
hikmah yang ketiga adalah agar setiap ayat yang diturunkan sesuai dengan situasi,
kondisi dan perkembangan masyarakat muslim saat itu, sehingga ajaran–ajaran dan
perubahan-perubahan yang dibawanya tidak menimbulkan rasa anti pati dan
kegoncangan dalam masyarakat Islam yang baru tumbuh.13 Sebab kalau diturunkan
sekaligus, akan menyulitkan dalam penghafalan, penulisan, penghayatan dan
pengamalannya. Selanjutnya, mengenai proses turunnya Al Qur`an melalui beberapa
macam cara, antara lain:

1. Malaikat Jibril datang menampakkan dirinya seperti seorang laki-laki kemudian


membacakan firman Allah swt dan Nabi Muhammad saw langsung menangkap dan
memahami bacaan itu dengan baik serta menghafalnya dengan sempurna.

2. Dalam bentuk bunyi seperti suara genta (gemerincing lonceng, pen), namun dapat
ditangkap maksudnya dengan baik oleh Rasulullah saw.

3. Malaikat Jibril menampakkan dirinya dalam rupa yang asli, sebagaimana


diungkapkan dalam surah al Najm ayat 13-14 sebagai berikut:

)14(‫) ِع ْندَ ِسدْ َر ِة الْ ُم ْنهَت ٰى‬13(‫َول َ َقدْ َر ٰا ُه نَ ْزةَل ً ُاخ ْٰر ۙى‬
Artinya: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang
asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha.

10
4.Nabi saw menerima wahyu dengan tanpa melihat sesuatu pun, namun beliau
merasakan bahwa wahyu sudah berada dalam qalbunya, sebagaimana disebutkan dalam
Al Qur`an pada surah asy Syura ayat 51 sebagai berikut:

‫ ٖه‬B‫وىِح َ اِب ِ ۡذ ِن‬Bۡ B‫ ۡواًل فَ ُي‬B‫َو َما اَك َن ِلبَرَش ٍ َا ۡن يُّلَك ِ ّ َم ُه اهّٰلل ُ ِااَّل َو ۡحيًا َا ۡو ِم ۡن َّو َرٓاىٴِ ِح َج ٍاب َا ۡو يُ ۡر ِس َل َر ُس‬
ٌ ‫َما يَشَ ٓا ُ ؕ‌ء ِان َّ ٗه عَىِل ٌّ َح ِكمۡي‬
Artinya: Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia
kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang
utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia
kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.

Al Qur`an yang dibagi dalam 30 juz, terdiri dari 6326 ayat atau 114 surah, 74437
kalimat atau 325345 huruf itu diturunkan dalam dua periode: Makkah dan Madinah,
dengan kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari terhitung mulai tanggal 17 Ramadhan
tahun ke 41 dari kelahiran Nabi saw sampai dengan turunnya ayat yang terakhir tanggal
9 Zulhijah tahun ke 63 dari usia Nabi Muhammad saw. Surah atau ayat yang diturunkan
di Mekkah disebut dengan surah atau ayat Makkiyah, Sedang surah atau ayat yang
diturunkan di Madinah disebut dengan surah atau ayat Madaniyah.

C. Pengertian Sumber Hukum Islam

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwodarminta, 1976:974), atau seperti


yang dikutip oleh Muhammad Daud Ali dalam bukunya Asas-asas Hukum Islam
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sumber adalah asal sesuatu. Sedang dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa sumber (hukum) adalah segala
sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah dan lain sebagainya yang dipergunakan
oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu. Jadi sumber hukum
Islam adalah asal (tempat pengambilan) hukum Islam. Sumber juga kadang-kadang
disebut dengan istilah dalil hukum Islam atau pokok hukum Islam atau dasar hukum
Islam.

Sedangkan kata asal itu sendiri berarti semula atau keadaan yang pertama sekali. Dalil
berarti dasar atau keterangan yang dijadikan dasar bukti atas kebenarannya. Berbicara

11
masalah sumber hukum dalam Islam, ternyata Allah sendiri telah menentukan sumber
hukum (dan ajaran) Islam yang wajib diikuti oleh setiap muslim, yakni sebagaimana
firman Allah pada surah An Nisa ayat 59 sebagai berikut:

‫از ۡعمُت ۡ ىِف ۡ ىَش ۡ ٍء‬Bَ Bَ‫ ِا ۡن تَن‬Bَ‫ ِر ِم ۡنمُكۡ‌ۚ ف‬B‫ ۡو َل َو ُاوىِل ااۡل َ ۡم‬B‫ ُعوا َّالر ُس‬B‫ ُعوا اهّٰلل َ َو َا ِط ۡيـ‬B‫وا َا ِط ۡيـ‬Bۡۤ Bُ‫يٰۤـ َاهُّي َا اذَّل ِ ۡي َن ٰا َمن‬
‫فَ ُرد ُّۡو ُه ِاىَل اهّٰلل ِ َو َّالر ُس ۡولِ ِا ۡن ُكنۡـمُت ۡ ت ُۡؤ ِمنُ ۡو َن اِب هّٰلل ِ َوالۡ َي ۡـو ِم ااۡل ٰ ِخ ِ‌ر ؕ ٰذ كِل َ َخرۡي ٌ َّو َا ۡح َس ُن اَت ۡ ِويۡاًل‬

Artinya:Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Oleh karena itu, adalah wajar kalau Al Qur`an yang diturunkan Allah swt untuk
memperbaiki kehidupan ummat manusia dengan berisi perintah dan larangan-larangan.
Husnan Budiman menyebutkan, bahwa sumber utama dengan istilah Al Mashadirul
Asliyah dari ajaran Islam atau hukum Islam adalah Al Qur`an dan Sunnah Nabi. Dari
kedua sumber ini bercabanglah dua sumber hukum lainnya, yaitu ijma` dan qiyas.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber hukum Islam
berarti asal, pokok atau dasar pengambilan hukum Islam, yang dapat dijadikan dalil atau
argumentasi sebagai bukti atas kebenaran Islam itu sendiri.

D. Kedudukan Al Qur`an sebagai Sumber Hukum Islam

Berbicara tentang sumber hukum Islam, pada ulama sepakat bahwa Al Qur`an
menempati urutan yang pertama dan utama, setelah Al Qur`an adalah Al Hadis yang
kemudian disusul dengan ijma` dan qiyas. Saidus Syahar menyebutkan bahwa sumber-
sumber syari`at dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu sumber utama dan deduction atau
kesimpulan. Sumber utama adalah wahyu, yang dapat dibagi kepada wahyu langsung
(Al Qur`an) dan wahyu tidak langsung (sunnah). Sedangkan deduction atau kesimpulan
yang ditarik dari wahyu juga terbagi kepada: 1. Qiyas (analogi), yakni penarikan
kesimpulan seseorang mujtahid. 2. Ijma` (persamaan pendapat dari beberapa mujtahid)

12
3. Dan lain-lain.20 Dalam sebuah riwayat, terjadi dialog antara Rasulullah saw dengan
sahabatnya yang bernama Mu`az bin Jabal sebelum mengutusnya untuk menjadi
Gubernur di negeri Yaman, yang dikenal dengan hadis Mu`az bin Jabal sebagai berikut:

‫د فبس نة‬BB‫إن مل أج‬BB‫اب اهللا ف‬BB‫ أقىض بكت‬:‫اذ‬BB‫ال مع‬BB‫اء؟ ق‬BB‫رض كل قض‬BB‫ف تقىض إذا ع‬BB‫كي‬
‫رسول اهللا فإن مل أجد أجهتد برأىي‬
Artinya: Bagaimana engkau akan memutuskan hukum jika disodorkan perkara
kepadamu? Mu`az menjawab, “Saya akan memutuskan perkara itu sesuai dengan
hukum Al Qur`an (Kitabullah). Apabila aku tidak jumpai di dalam Kitabullah, aku akan
memutuskan dengan Sunnah Rasulullah, jika tidak ada di dalam Sunnah Rasulullah,
saya akan melakukan ijtihad dengan kemampuanku”. Jika ditinjau dari segi
kekuatannya, sumber hukum tersebut dapat digolongkan atas sumber yang disepakati
dan sumber yang tidak disepakati oleh para ulama. Sumber hukum yang disepakati oleh
ulama sebagai sumber utama ajaran Islam adalah Al Qur`an dan Al Sunnah/Hadis.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, para ulama sepakat bahwa Al Qur`an adalah
sumber hukum Islam yang pertama dan utama. Pada umumnya isi kandungan Al Qur`an
bersifat kully, umum atau global dalam mengemukakan satu persoalan. Itulah sebabnya
Al Qur`an memerlukan interpritasi sebagai upaya untuk mencari ayat yang sifatnya
kully, umum atau global tersebut. Untuk merinci kandungan Al Qur`an diperlukan hadis
Nabi saw, sebab tanpa adanya hadis Nabi tersebut, banyak ayat Al Qur`an yang sulit
dipahami secara jelas. Karena itulah hadis-hadis berfungsi untuk memberikan
penjelasan atau menafsirkan (hadis tafsir) terhadap ayat-ayat yang bersifat global
tersebut. Karena hadis-hadis Nabi saw juga jumlahnya terbatas, maka dianjurkan kepada
para ulama yang mempunyai kemampuan ijtihad untuk menafsirkan Al Qur`an, agar
kandungan Al Qur`an dapat dipahami secara utuh. Kecuali hal-hal yang bersifat kully,
umum atau global, Al Qur`an sebagai sumber pokok ajaran Islam juga menjelaskan
secara rinci atau mendetail terhadap hal-hal yang berhubungan dengan aqidah,
kewarisan, cara menyatakan li`an antara suami istri, beberapa macam hukum jarimah
hudud dan wanita-wanita yang dilarang dikawin. Sedang menurut Drs. Hasbullah
Bakry, hukum-hukum yang ada dalam Al Qur`an pada pokoknya terbagi dua macam,
yaitu:

13
a. Hukum-hukum yang mengatur bagaimana hubungan manusia terhadap Tuhannya,
Hubungan tersebut ialah menyangkut tatacara peribadatan seperti shalat, puasa dan lain-
lain.

b. Hukum-hukum yang mengatur bagaimana hubungan antar sesama manusia. Hukum-


hukum yang dimaksud disebut dengan hukum mu`amalat. Hukum Al Qur`an yang
mengatur tentang mu`amalat tersebut terdiri dari 4 empat macam, yaitu:

1) Yang berhubungan dengan masalah rumah tangga seperti perkawinan, perceraian,


pembagian harta peninggalan dan lain-lain.

2) Yang berhubungan dengan jihad seperti hukum berperang, syarat wajib berperang,
urusan tawanan, hal-hal kesopanan dalam berperang, dan pembagian harta rampasan.

3) Yang berhubungan dengan mu`amalat perdagangan seperti jual beli, sewa-menyewa


dan lain-lain.

4) Yang berhubungan dengan hukuman terhadap tindak kejahatan seperti qishas dan
hudud.

E. Perbedaan Pemahaman tentang turunnya Al Qur`an

Sebagaimana telah diuraikan terdahulu, bahwa Al Qur`an itu diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw oleh Allah swt melalui malaikat Jibril as secara berangsur-angsur atau
bertahap, tidak sekaligus. Sehingga masa atau waktu turunnya Al Qur`an itu dari ayat
yang pertama sampai dengan ayat terakhir dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari
sebagaimana telah disebutkan di atas. Namun menurut sementara ulama sebagaimana
yang dikutip oleh Dr. H.A Athaillah, M.Ag, bahwa Al Qur`an tersebut diturunkan
dalam tiga tahapan: (1) Diturunkan ke Lauh Mahfuzh. (2) Ke Bait al `Izzah di langit
dunia dan yang ke (3) (baru) diturunkan kepada Nabi Muhammad saw secara berangsur-
angsur sesuai dengan keperluan yang ada dan kasus-kasus yang dihadapi oleh Nabi
Muhammad saw dan kaum muslimin. Al Zarkasi dalam kitabnya al Burhan fi ’ulum al
Qur`an, dan Ibnu Jahar dalam ktabnya Fath al Bari menyatakan bahwa penadapat

14
tersebut adalah pendapat yang benar dan diperpegangi oleh mayoritas `ulama.
Sedangkan Dr. Muhammad Subhi Shalih dalam kitabnya Mabahis fi `Ulum al Qur`an
menolak pendapat tersebut dengan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Keshahihan sanad yang dijadikan dasar belum cukup menjadi dasar untuk wajib
dipercayai, kecuali jika sanad-sanad tersebut sudah mutawatir.

2. Al Qur`an sendiri tidak pernah menyebutkan tentang adanya tahapan-tahapan


tersebut, kecuali hanya sebagaimana dimaksud pada surah al Furqan ayat 32 tersebut di
atas.

15
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Al Qur`an adalah kalam Allah swt dalam bentuk bahasa Arab yang disampaikan
kepada Nabi Muhammad saw, dengan perantaraan malaikat Jibril as. Dan selanjutnya
dari Nabi Muhammad saw disampaikan kepada para sahabat secara mutawatir. Bagi
orang yang membaca Al Qur`an tersebut akan diberikan pahala oleh Allah swt, karena
membaca Al Qur`an itu dianggap sebagai ibadah kepada Allah swt.

2. Al Qur`an itu diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah secara berangsur-
angsur, disamping untuk memperkokoh ketahanan mental atau memperkuat hati Nabi
Muhammad saw, juga dimaksudkan untuk memberikan kemudahan kepada para sahabat
untuk menyimak, mempelajari, memahami dan menghafalnya, serta agar ayat-ayat yang
diturunkan sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan masyarakat.

3. Al Qur`an menempati posisi yang pertama dan utama sebagai sumber hukum Islam,
baru disusul dengan hadis-hadis Nabi saw dan sumber-sumber hukum lainnya yang
merupakan hasil ijtihad atau ar ra`yu seperti ijma`, qiyas, mashlahah mursalah, istihsan
dan lain-lain. Hal itu terjadi, karena ayat-ayat Al Qur`an banyak yang bersifat umum,
global atau kully, kecuali dalam masalahmasalah ibadah dan al ahwal asy syakhshiyah
yang dijelaskan secara rinci/mendetail.

4. Para `ulama sepakat bahwa turunnya Al ur`an kepada Nabi Mauhammad saw adalah
secara berangsur-angsur. Namun mereka berbeda pendapat tentang adanya tahapan-
tahapan turunnya Al Qur`an dari Allah ke Lauh Mahfuzh, dari Lauh Mahfuzh ke Bait al
`Izzah di langit dunia. Dan terakhir dari Bait al `Izzah kepada Nabi Muhammad saw
secara berangsur-angsur.

B. Saran

16
Saran dari penyusun adalah marilah kita menjadikan Alquran dan Al-hadist sebagai
pedoman dalam kehidupan sehari-hari kita yang merupakan sumber hukum agama
Islam dan sekaligus pembawa kita ke dalam kehidupan yang bahagia baik itu di dunia
dan akhirat kelak nanti.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manan, H. Prof., Dr., S.H., S.IP, M.Hum, Reformasi Hukum Islam di Indonesia,
PT. Raja Grafindo, 2007.

Athaillah, A.H. Dr, M. Ag Sejarah Al Qur`an, Verifikasi tentang otentisitas Al Qur`an,


Antasari Prees, 2007.

Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, cet.II, 1999.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai


Pustaka, ed.II.1985

Khallaf, Abdul Wahhab, Dr. Sumber-Sumber Hukum Islam, Terjemahan dari judul asli
Mashadir at Tasyri` al-Islami fima la nashsha fihi, Risalah Bandung, 1984.

Mahmud Yunus, Prof. H. Kamus Arab Indonesia,Yayasan Penyelenggara


Penterjemah /Penafsir Al Qur`a, Jakarta, 1973.

Muhammad Daud Ali, H., Prof., Dr., S.H., Asas-Asas Hukum Islam, Rajawali Pers,
Jakarta, 1990.

Saidus Syahar, Drs. S.H.,C.N., Asas-asas Hukum Islam, Alumni, Bandung, 1983.

17

Anda mungkin juga menyukai