Anda di halaman 1dari 27

AGAMA ISALAM

AL-QUR’AN BERBICARA

PERAWATAN & KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU:

ZULFIADI,S.Pd.MA

DISUSUN OLEH:

1. Era Elfarina : 20166323035


2. Lisnawati Suryawardani : 20166323057
3. Nilova Suji Adila : 20166323070
4. Mita Priastuti : 20166323064
5. Sthella Monicha : 20166323095

POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK

JURUSAN DIV KEPERAWATAN SINGKAWANG


2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang biolistrik.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalahini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Al-Qur’an dapat


memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Singkawang , 21 september 2016

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI .........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... ..2
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2

BAB 11 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian , fungsi dan peranan Al-Qur’an ......................................................3


2.2 Komitmen Seorang Muslim Terhadap Al-Qur’an ............................................8
2.3 Ayat Al-Qur’an yang berhubungan tentang kesehatan dan perawatan............11
2.4 Konsep Al-Qur’an dalam ilmu kesehatan dan ilmu keperawatan....................17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................23


3.2 Saran................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Umat islam percaya bahwa Al-
Qur’an merupakan puncak dan penutup Wahyu Allah yang diperuntukkan
bagi manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW, melalui perantara Malaikat Jibril.
Dan sebagai Wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW, sebagaimana
terdapat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Al-Qur’an merupakan salah satu kitab
yang mempunyai sejarah panjang yang dimiliki oleh umat Islam dan sampai
sekarang masih terjaga keasliannya.
Al-Qur’an dalam pengumpulannya mempunyai dua tahap yaitu tahap
petama pengumpulan Al-qur’an dalam arti menghafal Al-Qur’an pada masa
Nabi, tahap kedua dalam arti penulisan Al-Qur’an, hal ini dinamakan
penghafalan dan pembukuan Al-Qur’an.
Setelah Wafatnya Nabi Muhammad SAW, proses pengumpulan Al-Qur’an
terus dilaksanakan oleh para khalifah sehingga terbentuklah Mushaf Usmani
seperti yang ada pada saat sekarang ini.
Penyebaran islam bertambah luas membuat para Qurra pun tersebar dan
memiliki latar bealakang yang berbeda sehingga menimbulkan perbedaan
dalam membaca Al-Qur’an. Hal ini menimbullkan kecemasan dikalangan
sahabat. Sehingga Khalifah Usman bin Affan memerintahkan keempat orang
quraisy yaitu, Zaid bin Zabit, Abdullah bin Azzubar, Said bin Al-ash,
Abdulrahman bin Al-harisi bin hysam. Keempat orang tersebutlah yang
ditugas untuk menyalin dan memperbanyak Al-Qur’an dengan satu pedoman
dalam cara-cara membacanya, hal ini telah di sepakati oleh para sahabat.

4
Dan Al-Qur’an juga memiliki multi fungsi dan selalu mempunyai
hubungan yang pasti dalam fenomena-fenomena kehidupan, hal ini
diantaranya mukjizat, akidah, ibadah, mu’amalah, akhlak, hukum, sejarah, dan
dasar-dasar sains.
Materi ini sangat penting untuk dipelajari, yaitu: Apa pengertian Al-
Qur’an?, Fungsi dan peranan Al-Qur’an dalam masalah kesehatan, yang perlu
dikaji lebih jauh kesempurnaan Al-Qur’an terutama hubungannya dengan
kesehatan dan perawatan, apa saja ayat Al-Qur’an yang berhubungan atau
berbicara tentang kesehatan dan perawatan? Bagaimanakah konsep Al-Qur’an
berbicara tentang ilmu kesehatan dan ilmu keperawatan?.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas kami menulis makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan kesehatan dan


perawatan serta konsep Al-Qur’an dalam ilmu kesehatan dan ilmu
keperawatan?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian Al-Qur’an tersebut.


2. Untuk mengetahui komitmen seorang muslim terhadap Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui ayat Al-Qur’an tentang kesehatan dan perawatan.
4. Untuk mengetahui konsep Al-Qur’an dalam ilmu kesehatan dan ilmu
keperawatan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian , fungsi dan peranan Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Umat islam percaya bahwa Al-
Qur’an merupakan puncak dan penutup Wahyu Allah yang diperuntukkan
bagi manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW, melalui perantara Malaikat Jibril.
Dan sebagai Wahyu pertama yang diterima RasulullahSAW, sebagaimana
terdapat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Al-Qur’an merupakan salah satu kitab
yang mempunyai sejarah panjang yang dimiliki oleh umat Islam dan sampai
sekarang masih terjaga keasliannya.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Al-Qur’ yaitu :

1. Menurut ejaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Al-Qur’an adalah kitab


suci agama Islam.
2. Manna’al-Qathan , ia mendefenisikan Al-Qur’an adalah kalam Allah yang
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dan beribadah dalam
membacanya.
3. Ali Ashabuni, Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang mengandung
mukjizat yag diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan Rasul dengan
perantara malikat jibril. Mukjizat adalah sesuatu yang membuat laanna
lemah atau membujuk agar orang untuk beriman.

Al-Qur’an sebagai wahyu dan mukjizat terbesar Rasulullah SAW.


Mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian secara Etimologi ( bahasa ) dan
pengertian menurut terminology ( istilah ).

6
Al-Qur’an menurut Etimologi ( bahasa ) yaitu bacaan atau yang dibaca.
Kata Al-Qur’an adalah bentuk mashddar dari fi’il qara’a yang diartikan
dengan arti isim maf’ul, yaitu ( yang dibaca atau bacaan ).

Pengertian diatas dapat kita baca dalam surah Al-Qiyamah ayat 17-18 sebagai
berikut :

)18-17 : ‫ َف ِإﺫَا قَ َرأْ نَه فَاتَّبِ ْع ق ْرانَه (القيامة‬. ‫علَ ْينَا َج ْمعَه َوق ْرانَه‬
َ َّ‫اِن‬

Artinya: "Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan


membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaannya itu. (Q.S. Al- Qiyamah, 17-18)

Menurut imam syarii Al-Qur’an bukan berasal dari qara’a karena


Al-Qur’an berasal dari sang pencipta atau allah yang menamai ciptaannya
Al-Qur’an menurut terminology ( istilah ) adalah nama bagi kalamullah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang ditulis dalam
mushhaf. Secara lengkap Dr.Bakhri Syaikh Amin mendefenisikan Al-
Qura’an sebagai berikut :
‫القرآن هو كالم هللا المعجز المنزل على خاتم األنبياء والمرسلين بواسطة األمين جبريل عليه‬
‫السالم المكتوب في المصاحف المحفوظ في الصدور المنقول إلينا بالتواتر المتعبد بتالوته المبدوء‬
‫بسورة الفاتحة والمختتم بسورة الناس‬
Artinya: "
“Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang mengandung kemukjizatan,
yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, melalui perantaraan
malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf, dihafal di dalam dada, disampaikan
kepada kita secara mutawatir, membacanya memiliki nilai ibadah, (disusun
secara sistematis) mulai dari surat al-Fatihah sampai surat al-Nas”.

Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW. Maka tidak ada


seorangpun manusia atau jin, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama

7
yang sanggup membuat yang serupa dengan Al-Qur’an. mereka tidak akan
mampu membuatnya. Allah SWT telah mengisyaratkan hal itu dalam ayat
berikut :
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya
untuk memperkuat kerasulannya dan sebagai kemukjizatannya yang abadi,
telah diturunkannya itu mempunyai fungsi dan tujuan bagi umat manusia.

Berikut ini beberapa fungsi al qur’an dan peranannya dari segi kandungan
ajarannya:

1. Al-Qur’an sebagai Kalamullah


Kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-
Qur’an sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan
utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau
pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat.Sebagai Kalamullah, Al-Qur’an dalam bentuk aslinya berada
dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) dalam lindungan Tuhan. Lalu
diturunkan kepada Nabi dalam bahasa kaumnya (bahasa Arab).

Wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya adalah


suatu ilmu yang dikhususkan untuk mereka. Kumpulan wahyu yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW disebut al Qur’an, yang
merupakan pembawa rahmat bagi alam semesta dan petunjuk bagi
manusia dalam hidup dan kehidupannya.Wahyu turun dalam berbagai cara
seperti ; Malaikat Jibril langsung atau menyerupai manusia, berupa suara
atau gemuruh, atau lonceng.

2. Al-Qur’an sebagai Sumber Hukum Islam

8
Sumber hukum ajaran Islam ada tiga. Yakni; Al Quran, As-
Sunnah, dan Ijtihad. Al-Qur’an adalah firman Allah, dan hadist merupakan
sabdaRasulullahMuhammad SAW.Sedangkan ijtihad didapatkan dari hasil
pemikiran para ulama mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap mengacu
kepada Al Quran dan As-Sunnah.
Isi Al Quran meliputi segala hal, mulai soal keimanan atau akidah
hingga fenomena alam. Al Quran mengajari manusia bersikap ilmiah atau
berdasarkan ilmu (Q.S. Al-Isro’:36), mendorong manusia melakukan
penelitian untuk menyibak tabir alam (Q.S.Yunus:101), menaklukkan
angkasa luar (Q.S. Ar-Rahman:33), mengabarkan prediksi ilmiah tentang
rahim ibu (Q.S. Az-Zumar:6), gaya berat atau gravitasi (Q.S. Ar-
Rahman:7), pemuaian alam semesta (Q.S. Adz-Dzariyat:47, Q.S Al-
Anbiya: 104,Q.S Yasin:38), tentang ruang hampa di angkasa luar (Q.S.
Al-An’am:125), tentang geologi, gerak rotasi, dan revolusi planet bumi
(Q.S. An-Naml:88) dan masih sangat banyak lagi.

3. Al-Qur’an sebagai Mukjizat


Dalam Bahasa Arabmukjizat berasal dari kata ‘ajz yang berarti
lemah, kebalikan dari qudrah(kuasa) sedangkan i’jaz berarti membuktikan
kelemahan. Mu’jizadalah sesuatu yang melemahkan atau membuat yang
lain menjadi lemah, tidak berdaya. Setiap mukzijat biasanya turun untuk
memberikan tantangan bagi situasi zaman itu. Ketika pada zaman Nabi
Musa para tukang sihir sangat berkuasa dan mereka mencapai puncak
kemampuannya dalam ilmu sihir, Nabi Musa datang dengan membawa
mukjizat yang mampu melumpuhkan tipu daya para tukang sihir tersebut.
Rasulullah SAW. pun hadir pada suatu zaman ketika sastra Arab mencapai
puncak ketinggiannya. Beliau datang dengan Al-Quran yang memiliki
gaya bahasa tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan seluruh penyair
yang ada pada zaman itu.
Selain keindahan gaya bahasanya, ada petunjuk-petujuk sangat
jelas lainnya yang memperlihatkan bahwa Al-Quran datang dari Allah

9
Swt. dengan segala kemukjizatannya. Ayat-ayat yang berhubungan dengan
ilmu pengetahuan misalnya, dapat meyakinkan setiap orang yang mau
berpikir bahwa Al-Quran adalah firman-firman Allah Swt., tidak mungkin
ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw. yang ummi (QS
7:158) yang hidup pada awal abad keenam Masehi (571-632 M). Di antara
ayat-ayat tersebut umpamanya: QS 39:6; QS 6:125; QS 23:12,13,14; QS
51:49; QS 41:11-41; QS 21:30-33; QS 51:7,49, dan lain-lain.
Ada pula ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti
tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba’. Tsamud, ’Aad, Nabi Adam,
Nabi Yusuf, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, dan sebagainya.
Ayat-ayat ini dapat memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Quran
adalah wahyu Allah bukan ciptaan manusia.
Ayat-ayat yang berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus yang
kemudian dibuktikan oleh sejarah seperti tentang bangsa Romawi,
berpecah-belahnya Kristen, dan lain-lain juga menjadi bukti lagi kepada
kita bahwa Al-Qur’an adalah wahyu dari allah Swt yang disampaikan
melalui lisan utusan-Nya.

4. Al Quran sebagai Pedoman Hidup


Sebagai pedoman hidup, Al Qur’an banyak mengemukakan pokok-
pokok serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan
antara manusia dengan Allah dan mahluk lainnya. Di dalamnya terdapat
peraturan-peraturan beribadah langsung kepada Allah Swt, berkeluarga,
bermasyarakat, berdagang, utang piutang, kewarisan, pendidikan dan
pengajaran, pidana, dan aspeaspek kehidupan lainnya yang oleh Allah
Swt. Dijamin dapat berlaku dan dapat sesuai pada setiap tempat dan setiap
waktu.

Setiap Muslim diperintahkan untuk melakukan seluruh tata nilai


tersebut dalam kehidupannya. Sikap memilih sebagian dan menolak

10
sebagian tata nilai itu dipandang Al Quran sebagai bentuk pelanggaran dan
dosa. Melaksanakannya dinilai ibadah, memperjuangkannya dinilai
sebagai perjuangan suci, mati karenanya dinilai sebagai mati syahid, hijrah
karena memperjuangkannya dinilai sebagai pengabdian yang tinggi, dan
tidak mau melaksanakannya dinilai sebagai zalim, fasiq, dan kafir.

5. Al-Quran sebagai Korektor


Sebagai korektor, Al-Quran banyak mengungkapkan persoalan-
persoalan yang dibahas oleh kitab-kitab suci sebelumnya, semacam Taurat
dan Injil yang dinilai tidak lagi sesuai dengan ajaran yang telah diturunkan
oleh Allah Swt. Ketidaksesuaian tersebut menyangkut sejarah orang-orang
tertentu, hukum-hukum, prinsip-prinsip ketuhanan, dan sebagainya.
Ada beberapa contoh koreksian yang diungkapkan oleh Al-Quran
terhadap kitab-kitab terdahulu tersebut, antara lain:
a) Tentang ajaran Trinitas (QS 5:73)
b) Tentang Nabi Isa (QS 3:49,59; QS 5:72,76)
c) Tentang peristiwa penyaliban Nabi Isa (4:157-158)
d) Tentang Nabi Luth (QS 29:28-30; QS 7:80-84)
e) Tentang Nabi Harun (QS 20:90-94)
f) Tentang Nabi Sulaiman (QS 2:102; QS 27:15-44) dan sebagainya

2.2 Komitmen Seorang Muslim Terhadao Al-Qur’an

1.Mengimani
Kita harus yakin bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah yang
diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Rasulullah Salallahu
Alaihi Wa Salam. Kita wajib mengimani semua ayat-ayat yang kita baca,
baik yang berupa hukum-hukum maupun kisah-kisah. Baik yang menurut
kita terasa masuk akal maupun yang belum dapat kita pahami, yang nyata

maupun yang gaib.“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan


kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata

11
disebabkan kebenaran (Al-Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-
kitab mereka sendiri) seraya berkata : ya Tuhan kami, kami telah
beriman,maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas
kebenaran Al-Qur’an dan kenabian Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wa
Salam.”(Q.S.Al-Maidah: 83).

2. Membaca
Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa membaca dengan sebenar-
benar bacaan (haqqa tilawah) merupakan parameter keimanan orang
tersebut kepada Al-Qur’an. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :“Orang-
orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya
dengan ‘haqqa tilawah’mereka itulah orang-orang yang beriman
kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah
orang-orang yang merugi.”(Q.S.Al Baqarah:121).

3. Mentadabburi
Tadabbur Al-Qur’an dapat dilakukan dengan mengulangi ayat-ayat
yang kita baca dan meresapinya kedalam hati serta memikirkan maknanya
dengan bacaan yang lambat. Tidak hanya hati yang mentadabburi, tapi fisik
kita yang lain pun ikut bertadabbur. Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam
merupakan contoh terbaik bagi kita dalam cara mentadabburi Al-Qur’an,
diriwayatkan ketika diturunkan surat Huud dan Al Waqiah sampai beruban
rambutnya karena takut terhadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala.“Maka
apakah mereka tidak mentadabburkan Al Qur’an? Kalau kiranya Al Qur’an
itu turun dari sisi selain Allah tentulah mereka mendapat pertentangan
yangbanyakdidalamnya.”(Q.S.AnNissa:82).

4. Menghapal
“Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam mengatakan barang siapa yang

12
didalam rongga tubuhnya tidak ada sedikitpun Al Qur’an, tak ubahnya
bagaikan rumah yang bobrok.”(HR.AtTarmidzi,hadistno.998,hlm417).

5.Mengamalkan
Mengamalkan berawal dari memahami ilmu-ilmunya serta berpegang teguh
pada hukum-hukumnya, kemudian menyelaraskan hisup dan tingkah laku
serta akhlaknya, sebagaiman akhlak Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam
dalam Al Qur’an.“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya
Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang
membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum
yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk
pada kaum yang dzalim.”(Q.S.Al Juma’ah:5). Alangkah buruknya
perumpamaan ini bagi mereka yang tidak mengamalkan ayat-ayat Allah
(termasuk didalamnya Al-Qur’an), yaitu dengan perumpamaan keledai yang
memikul kitab-kitab besar tetapi ia tidak mengerti apa yang ada
didalamnya. Jadi bila manusia tidak mengamalkan Al Qur’an seperti keledai
yang tidak merasakan selain beban bawaan tanpa dapat memanfaatkan apa
yang dibawanya itu. Untuk menjadi seorang muslim yang senantiasa
komitmen terhadap Al-Qur’an bisa dicapai melalui proses pembinaan diri.
Hal ini dilkukan tidak hanya sekali melainkan secara berkesinabungan dan
betahap.

2.3 Ayat Al-Qur’an yang berhubungan tentang kesehatan dan perawatan

13
a.Ayat-Ayat tentang Kesehatan

Islam sangat memperhatikan tentang masalah kesehatan. Hal ini terbukti


banyaknya ayat-ayat al-Qur’an yang memerintahkan manusia untuk hidup
sehat, diantaranya:

1. Kebersihan diri

Istilah kebersihan dalam al-Qur’an dicantumkan dengan Thaharah (kesucian


atau kebersihan), kata tersebut di sebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 31
kali diantaranya:

َ ‫َو ِّث َيا َب َك َف‬


‫ط ِّهر‬
“Dan pakaianmu bersihkanlah”. (QS. Al-Mudatstsir/74; 4)

‫صالَةِّ فَا ْغ ِّسلُ ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْم َوأَ ْي ِّد َي ُك ْم ِّإلَى‬


َّ ‫يَاأَيُّ َهاالَّ ِّذيْنَ آ َمنُ ْوا ِّإذَا قُ ْمت ُ ْم ِّإلَى ال‬
َّ َ‫ َوإِّ ْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبًا ف‬،‫س ُح ْوا ِّب ُر ُء ْو ِّس ٌك ْم َوأ َ ْر ُجلَ ُك ْم إِّلَى ْال َك ْع َبي ِّْن‬
.‫اط َّه ُر ْوا‬ ِّ ِّ‫ْال َم َراف‬
َ ‫ق َو ْام‬
“Wahai orang-orang yang beriman. Bila kamu hendak melaksanakan salat,
maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai siku,
dan sapulah kepalamu, dan (basuh) kedua kakimu sampai mata kaki. Jika
kamu junub maka bersihkanlah (dengan mandi)”(QS. Al-Ma’idah/5:6).

Dalil tersebut diatas menyuruh manusia untuk terus membersihkan diri, ini
sesuai dengan konsep kesehatan yang sangat menganjurkan manusia untuk
hidup bersih. Karena kebersihan pangkal kesehatan. (1,2)

2. Pola makan yang sehat

14
Salah satu cara yang diajarkan oleh islam untuk meraih kesehatan
adalah dengan mengatur pola makan yang baik. Ajaran islam dalam
mengelola makan itu ada beberapa hal, diantaranya:

 Mengonsumsi makanan yang halal dan baik

َ
.‫ط ِّيبًا‬ ً‫َو ُكلُ ْوا ِّم َّما َرزَ قَ ُك ُم هللاُ َحالَال‬
“Dan makanlah dari yang diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang
halal dan baik”. (QS. Al-Ma’idah/5; 8).

 Tidak berlebihan dalam makan dan minum.

. َ‫هللا الَ ي ُِّحبُّ ْال ُم ْش ِّرفِّيْن‬


َ ‫ ِّإ َّن‬.‫ُكلُ ْوا َوا ْش َرب ُْوا َوالَتُس ِّْرفُ ْوا‬
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orangyang berlebih-lebihan”.(QS.Al-A`raf; 31).

 Mengkonsumsi makanan yang bergizi

ٌ ‫ص ْن َو‬
‫ان‬ ٍ ‫ط ٌع ُمتَ َجا ِّو َراتٌ َو َجنَّاتٌ ِّم ْن أ َ ْعنَا‬
ِّ ‫ب َوزَ ْرعٌ َون َِّخ ْي ٌل‬ َ ‫ض ِّق‬ ِّ ‫َو ِّفي األ َ ْر‬
.‫ض فِّي األ ُ ُك ِّل‬ ٍ ‫ض َها َعلَى بَ ْع‬ُ ‫ض ُل َب ْع‬ ِّ َ‫ونُف‬،ٍ
َ ‫احد‬ ٍ ‫ص ْن َو‬
ِّ ‫ان يُ ْس َقى ِّب َماءٍ َو‬ ِّ ‫غي ِّْر‬َ ‫َو‬
“Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-
kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang dan yang
tidak bercabang, disirami dengan air yang sama, tetapi Kami lebihkan
tanaman yang satu dari yang lain dalam hal rasanya”. (Qs. Ar-Ra`d/13;
4).

ٍ ‫طيِّبَا‬
‫ت‬ َ ‫ ُكلُ ْوا ِّم ْن‬.‫س ْل َوى‬
َّ ‫علَ ْي ُك ُم ْال َم َّن َوال‬
َ ‫ام َوأ َ ْنزَ ْلنَا‬
َ ‫علَ ْي ُك ُم ْالغَ َم‬
َ ‫ظلَ ْلنَا‬
َ ‫َو‬
.‫ارزَ ْقنَا ُك ْم‬
َ ‫َم‬
“Dan Kami menaungi kamu dengan awan, dan Kami menurunkan
kepadamu mann dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari
rezeki yang telah Kami berikan kepadamu”. ( Al-Baqarah/2; 57).


 Tidak makan yang diharamkan.

15
ُ‫ِّل َغي ِّْر هللاِّ ِّب ِّه َو ْال ُم ْن َخ ِّنقَة‬ ‫علَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوالَّدَّ ُم َولَ ْح ُم ْال ِّخ ْن ِّزي ِّْر َو َماأ ُ ِّه َّل‬ ْ ‫ُح ِّر َم‬
َ ‫ت‬
‫ع َلى‬ َ ‫ َماذ ُ ِّب َح‬,َ ‫َما ذَ َّك ْيت ُ ْم‬ َّ‫سبُ ُع ِّإال‬ َّ ‫َو ْال َم ْوقُ ْوذَة ُ َو ْال ُمت َ َر ِّديَةُ َوالنَّ ِّط ْي َحةُ َو َماأ َ َك َل ال‬
.‫ب‬
ِّ ‫ص‬ ُ ُّ‫الن‬
“Diharamkan bagimu (makan) bangkai, darah, daging babi, dan
(daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, hewan yang
tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih”. (QS. Al-Ma’idah/5;
3).

 Tidak mengkonsumsi minuman memabukkan

‫س ِّم ْن‬ ٌ ‫اب َواأل َ ْزالَ ُم ِّر ْج‬ ُ ‫ص‬ َ ‫يَاأَيُّ َهاالَّ ِّذيْنَ آ َمنُ ْوا إِّنَّ َما ْالخ َْم ُر َو ْال َم ْيس ُِّر َواأل َ ْن‬
ُ ‫اجتَ ِّنب ُْوهُ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِّل‬
. َ‫ح ْون‬ ْ َ‫ان ف‬
ِّ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬َّ ‫ع َم ِّل ال‬
َ
“Wahai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya minuman keras,
perjudian, (berkurban) untuk berhala, daan mengundi nasib dengan
anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka
jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung”. (QS. Al-
Ma’idah/5; 90).(1,2,5)

3. Istirahat yang cukup

Allah telah menciptakan pergantian malm dan siang, bukan sesuatu


yang tak bermakna. Pergantian ini dimaksud kan adalah untu memberikan
kesempatan kepada manusia untuk berusaha pada siang hari dan
beristirahat pada malam hari setelah lelah berusaha. Hal ini kembali
membuktikan bahwa islam sangat memperhatikan masalah kesehatan.
Dalil yang menjelaskan tentang hal ini adalah:

.‫ْص ًرا‬
ِّ ‫ُمب‬ َ ‫ُه َوالَّذِّي َج َع َل لَ ُك ُم اللَّ ْي َل ِّلتَ ْس ُكنُ ْوا ِّف ْي ِّه َوالنَّ َه‬
‫ار‬
“Dia lah yang menjadikan malam bagimu agar kamu beristirahat
padanya dan menjadikan siang terang benderang”. (QS. Yunus; 67).

َ ‫سبَات ً َاو َج َع َل النَّ َه‬


ُ ُ‫ار ن‬
.‫ش ْو ًرا‬ ً ‫َو ُه َوالَّذِّي َج َع َل لَ ُك ْم اللَّ ْي َل ِّلبَا‬
ُ ‫سا َوالنَّ ْو َم‬
“Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan
tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangkit
berusaha”. (QS. Al-Furqan; 47).

16
َ ‫النَّ َه‬
ً ‫ار َم َعا‬
.‫شا‬ ‫ َو َج َع ْلنَا‬.‫سا‬
ً ‫ َو َج َع ْلنَا اللَّ ْي َل ِّل َبا‬.‫س َباتًا‬
ُ ‫َو َج َع ْلنَا ن َْو َم ُك ْم‬
“Dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami menjadikan
malam sebagai pakaian, dan Kami menjadikan siang untuk mencari
penghidupan”. (An-Naba’; 9 -11). (1,2)

4. Anjuran berolahraga

Islam merupakan agama yang sempurna segala lini kehidupan diatur


olehnya, nahkan tentang berolahraga pun ada dijelaskan. Anjuran ini tidak
lain agar manusia memilki tubuh yang kuat dan sehat, sehingga dapat
optimal beribadah kepada Allah. Dalil yang menjelaskan tentang olahraga
antara lain:

ِّ‫عد َُّو هللا‬ َ ‫اط ْال َخ ْي ِّل ت ُ ْر ِّهب ُْونَ ِّب ِّه‬ َ َ ‫َوأ َ ِّعد ُّْوا لَ ُه ْم َماا ْست‬
ِّ َ‫ط ْعت ُ ْم ِّم ْن قُ َّوةٍ َو ِّم ْن ِّرب‬
ْ ‫عد َُّو ُك ِّم َوآخ َِّريْنَ ِّم‬
.‫ن د ُْو ِّن ِّه ْم‬ َ ‫َو‬
“Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi
mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang
dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain
mereka”. (QS. Al-Anfal/8; 60).

Rasulullah bersabda:

ِّ ‫السبَا َحةَ َو‬


.‫الر َما َح‬ ِّ ‫ص ْبيَانَ ُك ْم‬
ِّ ‫ع ِّل ُم ْوا‬
َ
“Ajarilah anak-anakmu berenang dan memanah”. (1,2)

5. Pencegahan dan penyembuhan penyakit

Islam juga telah mengajarkan umatnya dalam hal pencegahan dan


penyembuhan penyakit. Di antara dalil yang menjelaskan hal tersebut
adalah:

 Pencegahan

.‫َر ِّح ْي ًما‬ ‫هللا َكانَ ِّب ُك ْم‬ َ ُ‫َوالَت َ ْقتُلُ ْوا أ َ ْنف‬
َ ‫ ِّإ َّن‬.‫س ُك ْم‬
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa’/4; 29).

17
Ayat ini turun berkaitan dengan seorang sahabat yang tidak mandi setelah
junub, karena cuaca sangat dingin. Ia khawatir bila mandi akan
membahayakan dirinya, maka ia hanya melakukan tayamum.

 Penyembuhan
ٍ ‫عذَا‬
.‫ب‬ َ ‫ب َو‬ٍ ‫ص‬ ْ ُ‫ان ِّبن‬ُ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ي ال‬
َ ‫س ِّن‬َّ ‫ ِّإ ْذ نَادَى َربَّهُ أَنِّي َم‬،‫ب‬
َ ‫َوا ْذ ُك ْر َع ْبدَنَا أَي ُّْو‬
ِّ ‫س ٌل َب‬
ٌ ‫ارد ٌ َوش ََر‬
.‫اب‬ ْ ‫ا ُ ْر ُك‬
َ َ‫ َهذَا ُم ْغت‬.‫ض ِّب ِّر ْج ِّل َك‬
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya,
’Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana’.
(Allah berfirman),’Hentakkan kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi
dan untuk minum”. (QS. Shad/38; 41-42). (1,2)

b. Ayat-ayat Al-Qur’an mengenai Keperawatan


Allah berfirman :

“Dan orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka


(adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyeruruh
(mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah yang munkar, mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan
RasulNya.” (Q.S. At-Taubah : 71)

“…Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan


taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran,
dan bertawalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah maha berat siksa-
Nya.” (Q.S. Al-Maa-idah : 2) .

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.” (
Q.S. Al-Israa : 7)

“…dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah


berbuat baik kepadamu…” (Q.S. Al-Qashash : 77)

“Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…” (Q.S. Ali Imran
:159)

Barang siapa yang berkeinginan untuk diselamatkan oleh Allah dari


bencana pada hari kiamat, maka bantulah orang yang dalam
kesulitan/hindarkan kesulitannya (HR. Muslim).

18
Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia menyukai bagi saudaranya
apa yang dusukai untuk dirinya. (HR. Ahmad)

Ayat-ayat Quran dan hadist di atas mendasari dari pelaksanaan asuhan


keperawatan Islami yang diberikan oleh seorang perawat muslim,
ditambah dengan riwayat-riwayat wanita-wanita di zaman Rasulullah
dalam melakukan perawatan, maka itulah yang sebenarnya konsep
“Caring” dalam keperawatan Islam, bukan hanya asuhan
kemanusiaan dengan lemah lembut berdasarkan standar dan etika profesi,
tetapi caring yang didasari keimanan pada Allah dengan menjankan
perintah-Nya melalui ayat-ayat Al quran dengan tujuan akhir mendapatkan
ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Asuhan Keperawatan Islami yang dikembangkan oleh kelompok kerja


Keperawatan Islam adalah pada tataran nilai-nilai yang Insyaa Allah akan
dapat menjadi acuan pelaksanaan/Implementasi asuhan keperawatan pada
tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan Islami dapat dilihat
sebagai suatu sistem yang terdiri dari masukan, proses dan keluaran yang
seluruhnya dapat digali dari nilai-nilai Islam yang bersumber pada Al-
Qur’an dan Hadist.

2.4 Konsep Al-Qur’an dalam ilmu kesehatan dan ilmu keperawatan

Banyak ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena


Al-Qur’an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dah Rahmat bagi orang-
orang mukmin.“Dan kami menurunkan Al-Qur’an sebagai penawar dan
Rahmat untuk orang-orang yang mukmin.”(QS.Al-Isra 17:82)“(yaitu)orang-

19
orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah.Ingatlah,hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tentram.”(QS.Ar-Ar’d 13:28).

Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al-Qur’an adalah
“Asysyifa”yang artinya secara terminologi adalah obat penyembuh.“Hai
manusia,telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu dan
sebagai obat penyembuh jiwa,sebgai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman.”(QS.Yunus 10:57).Di samping Al-Qur’an mengisyaratkan
tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber dari
pembuat obat-obatan.“Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu,seperti
zaitun,kurma,anggur dan buah-buahan selengkapnya,sesungguhnya pada hal-
hal yang demikian terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang
yang mau memikirkan.”(QS.An-Nahl 16-69).Berdasarkan keterangan
tadi,dapat dipastikan bahwa orang yang membaca Al-Qur’an akan merasakan
keterangan jiwa.

Ada bebrapa ayat Al-Qur’an mengenai pengenaan atau perawat terhada


penyakit,yaitu sebagai berikut:

1. Perawatan agar tidak terkena penyakit non-psikosis.Perintah menjalankan


ibadah puasa tiada lain merupakan latihan pengendalian diri agar kita
memiliki jiwa yang sehat serta meningkatkan keimanan/ketakwaan kepada
Allah swt.Agar terhindar dari melakukan perbuatan yang sia-sia dan
melanggar etik,moral maupun hukum.

Dapatkah puasa mencegah gangguan jiwa?Gangguan jiwa yang dimaksud di


sini adalah gangguan jiwa yang tergolong non-psikosis, yaitu gangguan jiwa
dimana seseorang itu masih memiliki kesadaran atau pemahaman diri
(insight) yang baik, namun tidak mampu mencegahnya. Apa yang dimaksud
disini adalah jenis gangguan jiwa fobia, obsesi dan kompusli.

20
2. Perawatan kesehatan tubuh

Akhir-akhir ini, banyak perubahan besar yang gigih mengajak


mesayarakat untuk menjaga berat badan.[7] Di antara beberapa sebab yang
dapat memicu seseorang hingga menderita penyakit obesitas (kegemukan)
adalah:

a. Kurang olahraga atau jarang melakukan aktivitas fisik yang memadai.

b. Mengkonsumsi makanan secara berlebihan.

c. Sering mengalami stress karena menghadapi berbagai kerumitan


permasalahan hidup modern.

Tiga faktor ini bisa terjadi pada seseorang secara bersamaan. Seorang
karyawan yang seharian duduk di kursi kerja, dapat menderita kegemukan
karena berlebihan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalori
dan lemak saat duduk. Makanan saat ini, seperti nasi, spaghetti, mudah sekali
menambah berat badan.

-Hadis Rasulullah SAW. Menegaskan:

”Kami adalah umat yang baru akan makan ketika lapar terasa, dan jika kami
makan, kami akan berhenti sebelum kekenyangan”.

Ajaran dalam hadis ini menjaga muslim dari dispepsia (sakit gangguan
pencernaan akibat berlebihan makan), menjaga agar perutnya tidak terlalu
penuh, yang kemudian bisa berakibat pada munculnya penyakit yang
berbahaya seperti obesitas, penyumbatan arteri dan serangan jantung.

-Melihat hal ini Allah juga berfirman Dalam QS. Al-A’raf: 31

“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah


tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

21
Ayat ini merupakan salah satu dari keajaiban medis yang abadi. Ia menjauhi
sikap berlebihan dalam makan dan minum supaya kita terhindar dan terjaga
dari apa-apa yang menimpa orang-orang yang berlebihan, yaitu berbagai
penyakit dan pertahanan diri yang lemah, serta bahaya lain yang mematikan
seperti pengakit gula.

Banyak orang yang mengira bahwa dengan banyak mengkonsumsi sejumlah


besar makanan akan menambah kesehatan dan kekuatan diri, padahal
kuantitas makanan yang berlebihan dapat menyebabkan hal sebaliknya dari
apa yang mereka hapapkan.

Harits bin Kaldah, seorang dikter kenamaan bangsa Arab berkata


”Sesungguhnya perut adalah sarang penyakit, dan menjaganya adalah inti dari
pengobatan”.[8] Sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW:

”Tidak baik bagi manusia memenuhi seluruh ruang dalam perutnya, cukuplah
baginya terisi sesuatu yang mampu membuat tulang rusuknya tegak. Maka
sebaiknya perut itu terisi oleh sepertiga makanan, sepertiga minuman dan
sepertiga untuk dirinya (udara)”. (HR. Muslim)

3. Konsep Islam dalam memerangi NAZA

Bagaimanakah konsep islam dalam hal memrangi penyalahgunaan NAZA


ini? Jawabannya adalah berpegang teguh pada ”tali” Allah, yaitu Agama.
Nabi Muhammad menyampaikan pesan sebagaimana diriwayatkanileh Al-
Hakim, sabdanya;

”Sesungguhnya aku telah meninggalkan untukmu, jika kamu berpegang


teguh padanya, niscaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu:
Kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabinya (Muhammad SAW)”.

Berdasarkan pengamatan empiris, penelitian ilmiah, serta tuntunan Al-


Qur’an dan Hadis, dalam hal memerangi penyalahgunaan NAZA. Islam
lebih menekankan kepada pencegahan yaitu antara lain:[9]

a. Pendidikan agama perlu ditanamkan sejak dini.

22
b. Kehidupan beragama di rumah tangga perlu diciptakan dengan suasana
kasih sayang antara ayah-ibu-adak.

c. Perlu ditanamkan pada anak/remaja sedini mungkin bahwa


penyalahgunaan NAZA ”haram” hukumnya sebagaimana makan babi
hukumnya haram menurut agama Islam.

d. Peran dan tanggung jawab orang tua amat penting dan menentukan bagi
keberhasilan pencegahan penyalahgunaan NAZA.

e. ” political will” dan ”polotical action” pemerintah perlu dukungan kita


semua dengan diberlakukannya UU, dan peraturan-peraturan disertai
tindakan nyata dalam upaya melaksanakan ”amar ma’ruf nahi munkar”
demi keselamatan anak/remaja muda penerus dan pewaris bangsa.

4. Pencegahan AIDS yang Islami

Bagaimanakah pencegahan

penularan penyakit AIDS yang benar, bertanggung jawab serta Islami?


Karena sesungguhnya AIDS adalah penyakit perilaku seksual manusia,
maka pencegahannya adalah dengan merubah perilaku seksual itu kearah
yang sehat, aman dan bertanggung jawab. Oleh karena itu jawaban Islam
adalah perilaku seks yang sehat adalah yang halal, yaitu menikah, bukan
dengan kondom.

Mengapa dikatakan demikian? Maka marilah kita simak firman Allah SWT
dalam surat Ar-Ruum: 21.

”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu


isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir”.

23
Dengan demikian, jelaslah ayat tersebut bahwa bagi orang yang berfikir,
mereka akan memilih menikah daripada hidup bersama tanpa nikah. Oleh
karena itu tidak perlu umat Islam tidak perlu bingung dan ragu terhadap
berbagai tawaran yang tidak benar dan tidak bertanggung jawab serta tidak
Islami.

Menurut fitrahnya, manusia itu adalah makhluk yang beragama (homo


religius), yaitu makhluk yang memiliki keagamaan, dan kemampuan untuk
memahami serta mengamalkan nilai-nilai agama. Kefitrahan inilah yang
membedakan manusia dari hewan dan juga yang mengangkat dan
martabatnya atau kemuliaannya disisi Tuhan. Dengan mengamalkan ajaran
agama, berarti manusia telah mewujudkan jati dirinya, identitas diri (self-
identity) yang hakiki, yaitu sebagai hamba Allah dan khalifah Allah dimuka
bumi.[11]

B. Konsep Kesehatan dalam Al-Qur’an


1. Tuhan, manusia, dan alam
Meskipun hakikah Allah atau wujud Allah tidak dibahas dalam Al-Qur’an,
tetapi Allah berdiri di atas seluruh doktrin ajaran Al-Qur’an. Tanpa Allah
tidak akan ada sesuatu pun yang bisa berdiri sendiri.
Manusia menurut Al-Qur’an adalah makhluk paling mulia di antara semua
makhluk, namun mereka dapat terlempar ke tempat yang serendah-
rendahnya, kecuali mereka yang beriman dan beramal shalih. Manusia
memang memiliki kemampuan yang tidak tersaingi dapat menghasilkan
pengetahuan baru, tetapi mempunyai kelemahan di bidang moral. Tugas Al-
Qur’an adalah membantu manusia di bidang ini sehingga Al-Qur’an
menyebut dirinya sebagai “penyembuh penyakit”, yang oleh kaum muslimin
diartikan bahwa petunjuk yang dikandungnya akan membawa manusia pada
kesehatan spiritual, psikologis, dan fisik.[5]
Tubuh manusia merupakan tempat bersemayamnya ruh, karena itu
terdapat suatu hubungan yang sangat erat antara kesehatan tubuh dan
kebahagiaan ruh. Maka ruh dan jiwa saling bergantung dengan tubuh fisik
manusia.[6]
Penciptaan alam merupakan manifestasi kasih sayang Allah, karena alam
semesta itu sendiri tidak mungkin ada dengan sendirinya. Tanpa kasih
sayang Allah yang tidak terbatas maka alam hanyalah ketiadaan murni tanpa
arti. Alam diciptakan oleh Allah bagi umat manusia untuk dimanfaatkan
demi tujuan yang baik.[7]

24
2. Kesehatan menurut Al-Qur’an
Kehidupan manusia, termasuk kesehatan mempunyai beberapa komponen
yaitu Tuhan, manusia, alam, dan individu.

BAB III

PENUTUP

25
3.1 KESIMPULAN

Ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan kesehatan dan perawatan serta


konsep Al-Qur’an dalam ilmu kesehatan dan ilmu keperawatan adalah Islam
sangat memperhatikan tentang masalah kesehatan. Hal ini terbukti banyaknya
ayat-ayat al-Qur’an yang memerintahkan manusia untuk hidup sehat, diantaranya:
kebersihan diri, pola makan yang sehat, istirahat yang cukup, anjuran berolahraga,
pencegahan dan penyembuhan penyakit.

3.2 SARAN

Sebagai penyusun penulis merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan


makalah ini, oleh karena itu kami mohon kritik dan saran dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

26
- Al-Isawi, M. Abdurrahman, 2002,Islam dan Kesehatan Jiwa,Jakarta:Pustaka Al-
Kautsar.

- Hawari, Dadang, 1997, AL-QUR’AN (Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan


Mental), Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.

- http://www.antoe.web.id/?p=496

- http://musiconlinecairo.multiply.com/journal/item/34

- Yusuf, Syamsu, 2004, Mental Hygiene, Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

27

Anda mungkin juga menyukai