“Al-Qur’an”
DOSEN PEMBIMBING
Ahmad Danawir, S.Ag. M.Ag.
Di Susun Oleh:
Kelompok 4
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena berkat limpahan rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
waktu. Dalam makalah ini, saya akan membahas mengenai “Al-Qur’an”.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Ahmad Danawir, S.Ag. M.Ag. yang
telah memberikan tugas ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saran serta kritik yang dapat membangun dari
pembaca sangat kami harapkan guna penyempurnaan pada makalah selanjutnya.
Harapan kami semoga makalah ini bisa membantu dan menambah wawasan, pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.
Demikian makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Al Qur’an?
2. Apa dasar hukum dan kehujjahannya Al-Qur’an?
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian Al Qur’an
2. Untuk mengetahui dasar hukum dan kehujjahan dari Al-Qur'an
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Al Qur’an
Al-Qur’an secara bahasa berasal dari kata qara’a – yaqra’u – qira’atan –
qur’anan, yakni sesuatu yang dibaca atau bacaan. Sedangkan secara istilah
merupakan Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Dan
sampai kepada kita secara mutawatir serta membacanya berfungsi sebagai ibadah.
2
Allah menurunkan kitab suci ini kepada Nabi dan Rasul yang paling mulia,
Muhammad shalallahu alaihi wa salam sebagai petunjuk hidup bagi seluruh umat
manusia yang hidup di akhir zaman. Mengimani Al-Quran merupakan pokok
penting dalam iman terhadap kitab suci Allah. Sedangkan beriman kepada kitab
suci Allah adalah salah satu rukun iman. Secara bahasa, kata Al-Quran ()القرآن
merupakan bentuk mashdar dari kata kerja qara’a ()قَ َرَأ. Kata mashdar itu sendiri,
menurut makna kebahasaan (etimologi), mempunyai arti, antara lain: asal atau
permulaan sesuatu, sumber, tempat kemunculan sesuatu.3 Dan kata kerja qara’a
merupakan akar kata yang menunjukkan pada makna ( )ال َج ْمعyang berarti
mengumpulkan, menghimpun dan menggabungkan. Maka kitab suci Al-Quran
dinamai Al-Quran karena dia menghimpun berbagai hukum, kisah, dan lain
sebagainya yang terkandung di dalamnya.
menurut as-Syafi’i (150-204 H). Bagi as-Syafi’i, kata al-Qur’an, dituliskan
dan dibaca tanpa hamzah (al-Quran), dan tak diambil dari kata lain, adalah
merupakan “sebutan khusus untuk menunjuk kitab suci yang diwahyukan kepada
nabi Muhammad saw”, seperti halnya kitab Injil dan Taurat yang diwahyukan
kepada nabi Isa as dan Musa as. Oleh karena itu, kata as-Syafi’i, tidak perlu
dibahas asal-usul kata al-Qur’an itu dikarenakan keberadaannya ghair musytaq.
Ditegaskan oleh al-Wahidi, sebagai dirujuk az-Zarkasyi, bahwa pendapat as-
Syafi’i ini didasarkan pada hadis riwayat al-Baihaqi, dan kemudian pandangan
seperti ini diikuti oleh Ibn Katsir.4
Abu Ishaq an-Nahwi berkata, “Kalam Allah yang Dia turunkan kepada Nabi-
Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dinamakan Kitab, Quran, dan Furqan. Dan
makan Al-Quran adalah Al-Jama’ (kumpulan). Dinamakan Quran karena dia
2
Manna’ Khalil al-Qattan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an (Qahirah: Maktabah Wahbah,tt), 14.
3
Lihat, Ibn Manzhur al-Ifriqi, Lisan al-‘Arab (Beirut: Dar Shadir, t.th.), Juz III, 448-449
4
Az-Zarkasyi, al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an, Juz I (Mesir: Isa al-Babi al-Halabi, t.th.), 278; AsSuyuthi, al-Itqan fi
‘Ulum al-Qur’an, Jilid I (Beirut: Dar al-Fikr, t.th.), 52.
mengumpulkan surat-surat dan menghimpunnya.” Dan sebagian ulama
menyebutkan bahwa penamaan kitab suci ini dengan Al-Quran, karena dia
menghimpun isi kandungan dari kitab-kitab suci terdahulu, bahkan menghimpun
berbagai bidang ilmu. Sebagaimana yang Allah isyaratkan pada firman-Nya:
َ ك ْال ِكت
َاب تِ ْبيَانًا لِّ ُك ِّل َش ْي ٍء َ َونَ َّز ْلنَا َعلَ ْي
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala
sesuatu”. Dan dalam firman-Nya:
ْ َّما فَر
ِ َّطنَا فِي ْال ِكتَا
ب ِمن َش ْي ٍء
“Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab.”
Kata kerja qara’a ( )قرأjuga bisa berarti membaca, karena dalam membaca terdapat
makna menghimpun dan mengumpulkan huruf dan kata-kata dalam bacaannya.
Allah berfirman:
ُِإ َّن َعلَ ْينَا َج ْم َعهُ َوقُرْ آنَهُ * فَِإ َذا قَ َرْأنَاهُ فَاتَّبِ ْع قُرْ آنَه
3. Kehujjahan Al-Qur’an
Semua ayat-ayat dalam Al-Qur’an merupakan hujjah yang dapat di terima
secara yakin. Alasan bahwa Al-Qur’an adalah hujjah bagi umat manusia, dan
hukum-hukumnya merupakan undang-undang yang harus ditaati : bahwa Al-
Qur’an itu di turunkan dari sisi Allah SWT, dan di sampaikan kepada umat
manusia dengan jalan yang pasti, dan tidak terdapat keraguan mengenai
6
Zamakhsyari bin Hasballah Thaib, “Metode al-Qur’an dalam Menampakkan Ayat-Ayat Hukum,”
7
Firdaus, “Analisis Kedudukan Hukum dalam Al-Qur’an,” 129.
kebenarannya. Segala hukum yang bersumber dari Al-Qur’an merupakan hukum
yang pasti dan tidak terdapat keraguan di dalamnya.
a) Kehujjahan Al-Qur’an
Semua ayat-ayat dalam Al-Qur’an merupakan hujjah yang dapat
diterima secara yakin. Alasan bahwa Al-Qur’an adalah hujjah bagi umat
manusia, dan Hukum-hukumnya merupakan undang-undang yang harus
ditaati ialah : bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari sisi Allah SWT, dan di
sampaikan kepada umat mmanusi dengan jalan yang pasti, dan tidak terdapat
keraguan mengenai kebenarannya. Segala hukum yang bersumber dari Al-
Qur’an merupakan hukum yang pasti dan tidak terdapat keraguan di
dalamnya.
b) Kehujjahan Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Islam yang Utama
1.Kebenaran Al-Qur’an
Abdul Wahab Khallaf (Mardias Gufron, 2009) mengatakan bahwa
“kehujjahan Al-Qur’an itu terletak pada kebenaran dan kepastian isinya yang
sedikit pun tidak ada keraguan atasnya”.Sebagaimana firman Allah dalam Al-
Qur’an surah Al-Baqarah ayat 2,yang Artinya: “Kitab (Al-Qur’an ini tidak
ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (Q. S. Al -
Baqarah, 2 :2). Berdasarkan ayat tersebut yang menyatakan bahwa kebenaran
Al-Qur’an itu tidak ada Keraguan padanya, maka seluruh hukum-hukum yang
terkandung di dalam Al-Qur’an Merupakan aturan-aturan Allah yang wajib
diikuti oleh seluruh umat manusia sepanjang masa hidupnya. Quraish Shihab
(Mardias Gufron, 2009) menjelaskan Bahwa “seluruh Al-Qur’an sebagai
Wahyu, merupakan bukti kebenaran Nabi SAW sebagai utusan Allah, tetapi
fungsi utamanya Adalah sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia”.
c) Kemukjizatan Al-Qur’an
Mukjizat memiliki arti “sesuatu yang luar biasa yang tiada kuasa
manusia membuatnya Karena hal itu adalah di luar kesanggupannya”
(Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsiran Al-Qur’an, 1990). Mukjizat
merupakan suatu kelebihan yang Allah SWT berikan kepada para nabi dan
Rasul untuk menguatkan kenabian dan kerasulan mereka, dan untuk
menunjukan bahwa agama yang mereka bawa bukanlah buatan mereka
sendiri melainkan benar-benar datang dari Allah SWT. Seluruh nabi dan rasul
memiliki mukjizat, termasuk di antara mereka adalah Rasulullah Muhammad
SAW yang salah satu mukjizatnya adalah Kitab Suci Al-Qur’an.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas,dapat ditarik beberapa kesimpulan,yaitu:
1. Al-Qur`an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai
petunjuk bagi manusia dalam mengarahkan kehidupannya. Secara garis
besar Al-Qur`an mengandung ajaran tentang Aqidah, syariah, dan akhlak.
Untuk dapat memahami, dan menafsirkan Al-Qur`an tidak cukup dengan
hanya berbekal pengetahuan bahasa Arab, melainkan dibutuhkan berbagai
macam ilmu guna untuk mengungkap makna yang terkandung dalam Al-
Qur’an.
2. Dasar hukum Al-Qur’an yaitu berasal dari Al-Qur’an itu sendiri.Dikatakan
bahwa dasar hukum Al-Qur’an dari Al-Qur’an itu sendiri karena Al-
Qur’an adalah kitab yang juga berfungsi sebagai dasar hukum.
3. Semua ayat-ayat dalam Al-Qur’an merupakan hujjah yang dapat diterima
secara yakin. Alasan bahwa Al-Qur’an adalah hujjah bagi umat manusia,
dan Hukum-hukumnya merupakan undang-undang yang harus ditaati yaitu
bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari sisi Allah SWT, dan di sampaikan
kepada umat manusia dengan jalan yang pasti, dan tidak terdapat keraguan
mengenai kebenarannya. Segala hukum yang bersumber dari Al-Qur’an
merupakan hukum yang pasti dan tidak terdapat keraguan di dalamnya
.
B. Saran
Kita sebagai umat Islam harus senantiasa meyakini Al-Qur’an dengan
sepenuh hati karena Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang dapat
dijadikan sebagai pedoman hidup manusia menuju jalan yang benar dan juga
merupakan firman Allah SWT.Dan kita harus senantiasa meyakini Al-Qur’an
karena Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang dapat dijadikan sebagai
penyempurna kitab kitab sebelumnya dan sebagai pedoman hidup hingga
akhir zaman.
DAFTAR PUSTAKA
https://wikimuslim.or.id/al-quran/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/09/140000069/sumber-hukum-
pokok-ajaran-islam?page=all#page2
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an#:~:text=Alquran%20adalah
%20firman%20Allah%20yang,menjadi%20sarana%20ibadah%20dengan
%20membacanya.&text=Dengan%20definisi%20tersebut%20di
%20atas,tetapi%20dinamakan%20sebagai%20hadis%20qudsi.