Disusun oleh:
1. Tyas Sekar Pratiwi (2211100206)
2. Ula Azizah Fadiyah (2211100207)
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia – Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang
Allhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Perbedaan Alquran Dan Hadits
Qudsi”.
Makalah ini dapqt memberikan informasi tentang makna dari “ Pengantar Studi Al-
Qur’an Dan Hadits”,ke semua makhluk Allah yang bertasbih kepada Allah dan
konsekuensinya bertauhid dalam konteks tentang perbedaan al-qur’an dan hadits qudsi.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua kami yang
selalu memberikan dukungan dan do’a kepada kami ,kepada dosen pengampu kami yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini, serta kepada teman-teman saya
yang selalu mendukung saya dalam pembuatan makalah ini.
Harapan kami,makalah ini dapat berguna dan dapat memberikan informasi kepada
kita semua tentang Perbedaan Al-Qur’an Dan Hadits Qudsi.
kami menyadari bahwa karya tulis makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh
karna itu,kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selaku kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A.LATAR BELAKANG............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................
C. TUJUAN.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Al-Qur’an..................................................................................................
2. Pengertian hadist qudsi...............................................................................................
3. Bentuk-bentuk periwayatan.......................................................................................
4. Perbedaan Al-qur’an dan Hadist qudsi.....................................................................
BAB III Penutup................................................................................................................
Kesimpulan......................................................................................................................
Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai sumber hukum pertama dan utama dalam
ajaran agama Islam menempati posisi yang signifikan. Mengingat
posisinya yang signifikan itu maka diperlukan alatnya pemahaman
yang komprehensif terkait dengan eksistensi Al-Qur’an. Selain Al-
Qur’an, setiap muslim juga mengenal adanya sumber hukum kedua
yakni Hadits atau Sunnah.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam kajian ini
adalahsebagai berikut :
1. Apa pengertian Al-Qur’an ?
2.Apa pengertian Hadits Qudsi ?
3.Apa perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadits Qudsi ?
C.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari kajian ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui pengertian Al-Qur’an
2.Untuk mengetahui pengertian Hadits Qudsi
3.Untuk mengetahui perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadits Qudsi
BAB II
PEMBAHASAAN
pengertian Alquran secara bahasa diambil dari kata qara-a – yaqra’u – qur’anan yang
memiliki arti sesuatu yang dibaca. Pengertian Al-quran ini mempunyai makna berupa anjuran
kepada umat Islam untuk selalu membaca Alquran.
Menurut M. Quraish Shihab, pengertian Alquran secara harfiah berarti bacaan yang
sempurna. Ia merupakan nama pilihan Allah SWT yang tepat, karena tidak ada suatu bacaan
manapun sejak manusia mengenal baca tulis yang dapat menandingi Alquran, bacaan
sempurna lagi mulia.
Sedangkan Muhammad ‘Abid al-Jabiri berpendapat bahwa pengertian Alquran adalah kalam
Allah SWT yang diturunkan kepada penghujung para Nabi, Muhammad Saw, ditulis dalam
mushaf, ditransmisikan secara mutawatir, menjadi ibadah dengan membacanya, dan menjadi
penentang/penguat dengan ke mukjizatan-nya.
Kemudian menurut para ahli ushul fiqih dalam al-Tibyan Fi Ulum Quran karya Muhammad
Ali al-Subhani, pengertian Alquran adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu
yang luar biasa yang melemahkan lawan), diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul
(yaitu Nabi Muhammad saw ), melalui Malaikat Jibril, tertulis pada mushaf, diriwayatkan
kepada kita secara mutawatir, membacanya dinilai ibadah, dimulai dari surah Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surah An-Nas
Berdasarkan definisi yang disebutkan sebelumnya, terdapat lima faktor yang menjadi
karakteristik dari Alquran, yaitu:
1. Al-qur’an adalah firman atau kalam Allah SWT, bukan perkataan malaikat Jibril
karena dia hanya sebagai penyampai wahyu dari Allah. Bukan pula sabda Nabi
Muhammad, karena beliau hanya penerima wahyu dari Allah, dan bukan perkataan
manusia biasa.
2. Alquran hanya diberikan kepada Nabi Muhammad. Kitab suci yang diberikan
kepada para nabi sebelumnya bukanlah Alquran, melainkan Zabur, kitab yang
diberikan kepada Nabi Daud; Taurat, kitab yang diberikan kepada Nabi Musa; dan
Injil, kitab yang diberikan kepada Nabi Isa.
3. Alquran adalah mukjizat, dan sepanjang sejarah umat manusia, sejak awal turunnya
sampai sekarang hingga masa yang akan datang, tidak akan ada seorang pun yang
mampu menandingi Alquran, baik secara individu maupun kolektif.
5. Membaca Alquran dicatat sebagai amal ibadah. Hanya membaca Alquran saja yang
dianggap sebagai ibadah, terlebih jika kita mengetahui makna dari apa yang dibaca. Bacaan
lain dapat dianggap ibadah jika disertai niat seperti mencari ilmu. Oleh karena itu, pahala
yang diperoleh pembaca selain Alquran adalah pahala mencari Ilmu, bukan substansi dari
bacaan sebagaimana pada Alquran
Fungsi Alquran
1.Al-Huda (Petunjuk)
Alquran berfungsi sebagai petunjuk yang terdiri dari 3 jenis, yaitu petunjuk bagi manusia
secara umum, petunjuk bagi orang yang bertaqwa, dan petunjuk bagi orang yang beriman.
2.Al-Furqon (Pembeda)
Alquran sebagai pembeda antara yang hak dan yang bathil, yang benar dan yang salah. Dengan
membaca dan memahami Alquran, kita dapat mengetahui mana yang baik dan benar dalam kehidupan
kita.
3. Al-Asyifa (Penyembuh)
Alquran bisa menjadi obat bagi penyakit mental. Dengan membaca Alquran dan
mengamalkannya, kita dapat terhindar dari berbagai penyakit hati atau mental. Membaca
Alquran juga dapat memberikan pencerahan bagi orang yang beriman.
4.Al-Mau'izah (Nasihat)
Dalam Alquran terdapat banyak ilmu dan juga nasihat-nasihat dalam menjalani kehidupan bagi orang-
orang yang bertakwa. Nasihat yang ada di dalam Alquran biasanya juga digambarkan dengan sebuah
peristiwa atau kejadian di masa lalu, yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang
atau masa setelahnya.
Hadits qudsi adalah salah satu pedoman para muslim dalam beribadah dan menjalani hidup. Selain hadits
masih ada Al Quran dan qiyas yang menjadi sumber jawaban umat Islam perlu penjelasan.
Dikutip dari laman Al Quran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), qudsi ( )القدسيberasal dari kata
qudus yang artinya suci. Disebut hadits qudsi karena perkataan ini dinisbatkan kepada Allah SWT.
Hadits Qudsi salah satu jenis hadits di mana perkataan Nabi Muhammad disandarkan kepada Allah atau
dengan kata lain Nabi Muhammad meriwayatkan perkataan Allah
، على أنه من كالم هللا تعالى،هو الذي يرويه النبي صلّى هللا عليه وسلم
يتبدى ذلك، راو له ولكن بلفظ من عنده هو،فالرسول ناقل لهذا الكالم
قال رسول هللا صلّى هللا.صريحا فيما ينقل الرواة‡ في آخر سند الحديث
أو قال رسول هللا صلّى هللا عليه وسلم فيما، قال هللا تعالى:عليه وسلم
»يرويه عن ربه ع ّز وجل
“Hadits qudsi adalah hadits yang diriwayatkan oleh Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, dianggap sebagai
firman Allah, yang dinukil oleh Rasulullah namun dengan lafal dari beliau. Ini nampak jelas dari apa yang
dinukil pada akhir sanadnya. Biasanya seperti ini, “Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
“Allah Ta’ala berfirman…” atau “Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, dari yang ia
riwayatkan dari Rabb-nya ‘Azza wa Jalla…””[4. Al Hadits fi Ulumil Qur’an wal Hadits, 1/175]
Sebagian ulama berpendapat bahwa lafal dan maknanya dari Allah, mereka mengatakan tentang
hadits qudsi,
المسندة إلى هللا تعالى بأن جعلت من كالمه سبحانه‡ ولم يقصد إلى
‡اإلعجاز
“Hadits yang bersambung sanadnya hingga Allah Ta’ala, dan ia dianggap sebagai firman Allah, namun
tidak dimaksudkan untuk memiliki i’jaz (keistimewaan seperti Al Qur’an).”[5. Ar Risalah Al Mustathrafah
li Bayani Mashuri Kutubis Sunnah Al Musyrafah, 1/81, Muhammad Al Kattani Al Maliki ]
Namun perbedaan dalam masalah ini sama sekali tidak mengurangi keabsahan hadits qudsi sebagai dalil
dan sumber hukum agama, selama ia adalah hadits yang memenuhi persyaratan hadits yang maqbul.
قال رسول هللا صلّى هللا عليه وسلم فيما يرويه عن ربه ع ّز وجل
“Rasulullah shallallahu’alaihi w asallam bersabda, dari yang ia riwayatkan dari Rabb-nya ‘Azza Wa
Jalla…”
Kedua, hadits yang di akhir sanadnya disebutkan:
1. Al-Qur’an adalah mukjizat yang terjaga sepanjang masa dari segala pengubahan, serta
lafadznya dan seluruh isinya sampai taraf hurufnya, tersampaikan secara mutawatir.
2. Al-Qur’an tidak boleh diriwayatkan maknanya saja. Ia harus disampaikan sebagaimana
adanya. Berbeda dengan hadits Qudsi, yang bisa sampai kepada kita dalam hadis yang
diriwayatkan secara makna saja.
3. Dalam madzhab Syafi’i, mushaf Al-Qur’an tidak boleh dipegang dalam keadaan berhadats
kecil, serta tidak boleh dibaca saat berhadats besar. Sedangkan pada hadis Qudsi, secara
hukum, ia boleh dibaca dalam kondisi berhadats.
4. Hadits Qudsi tentu tidak dibaca saat shalat, berbeda dengan ayat Al-Qur’an.
5. Membaca Al-Qur’an, membacanya adalah ibadah, dan setiap huruf mendapat sepuluh
kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits.
6. Al-Qur’an adalah sebutan yang memang berasal dari Allah, beserta nama-nama Al-Qur’an
yang lainnya.
7. Al-Qur’an tersusun dalam susunan ayat dan surat yang telah ditentukan.
8. Lafadz dan makna Al-Qur’an sudah diwahyukan secara utuh kepada Nabi Muhammad,
sedangkan lafaz hadits qudsi bisa hanya diriwayatkan oleh para periwayat secara makna.