Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERBEDAAN AL-QUR’AN DAN HADIST QUDSI

Disusun untuk memenuhi

Tugas Mata Kuliah : Pengantar Studi Al-Qur’an Dan Hadits

Dosen Pengampu:Rani Suryandari, M.pd.

Disusun oleh:
1. Tyas Sekar Pratiwi (2211100206)
2. Ula Azizah Fadiyah (2211100207)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2022 M/1443 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia – Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang
Allhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Perbedaan Alquran Dan Hadits
Qudsi”.

Makalah ini dapqt memberikan informasi tentang makna dari “ Pengantar Studi Al-
Qur’an Dan Hadits”,ke semua makhluk Allah yang bertasbih kepada Allah dan
konsekuensinya bertauhid dalam konteks tentang perbedaan al-qur’an dan hadits qudsi.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua kami yang
selalu memberikan dukungan dan do’a kepada kami ,kepada dosen pengampu kami yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini, serta kepada teman-teman saya
yang selalu mendukung saya dalam pembuatan makalah ini.

Harapan kami,makalah ini dapat berguna dan dapat memberikan informasi kepada
kita semua tentang Perbedaan Al-Qur’an Dan Hadits Qudsi.

kami menyadari bahwa karya tulis makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh
karna itu,kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selaku kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A.LATAR BELAKANG............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................
C. TUJUAN.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Al-Qur’an..................................................................................................
2. Pengertian hadist qudsi...............................................................................................
3. Bentuk-bentuk periwayatan.......................................................................................
4. Perbedaan Al-qur’an dan Hadist qudsi.....................................................................
BAB III Penutup................................................................................................................
Kesimpulan......................................................................................................................
Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai sumber hukum pertama dan utama dalam
ajaran agama Islam menempati posisi yang signifikan. Mengingat
posisinya yang signifikan itu maka diperlukan alatnya pemahaman
yang komprehensif terkait dengan eksistensi Al-Qur’an. Selain Al-
Qur’an, setiap muslim juga mengenal adanya sumber hukum kedua
yakni Hadits atau Sunnah.

Keduanya menjadi sumber hukum Islam yang diyakini dan


dipedomani oleh seluruh umat muslim. Keduanya memiliki
perbedaan-perbedaan, perbedaan di antara keduanya harus diketahui
oleh setiap muslim sebagai landasan awal memahami keduanya lebih
lanjut. Pemahaman yang baik terhadap keduanya akan mempengaruhi
kualitas ibadah dari setiap muslim.

Al-Qur’an diturunkan bukan hanya untuk kaum muslim atau


suatu kelompok suku tertentu semata, tetapi kehadirannya juga
menjadi rahmat bagi seluruh makhluk. Al-Qur’an merupakan kitab
yang sangat lengkap tentunya dia memiliki kelebihan-kelebihan. Di
antaranya kelebihan Al-Qur’an ini adalah adanya nama-nama dan
sifat-sifat yang telah dijelaskan oleh Allah SWT.

Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah


kepada umat manusia melalui nabi Muhammad SAW, untuk dijadikan
sebagai pedoman hidup. Petunjuk yang dibawanya pun dapat
menyinari seluruh isi alam ini. Sebagai kitab hidayah sepanjang
zaman, Al-Qur’an memuat informasi-informasi dasar tentang
berbagai masalah, baik informasi tentang hukum, etika,kedokteran
dan sebagainya.

Hal ini merupakan salah satu bukti tentang keluasan dari


kandungan Al-Qur’an tersebut. Informasi yang diberikan merupakan
dasar -dasarnya saja, dan manusia lah yang akan menganalisis dan
mencarinya, membuat ke autentikan teks Al-Qur’an menjadi lebih
tampak bila berhadapan dengan konteks persoalan- persoalan dan
kehidupan modern.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam kajian ini
adalahsebagai berikut :
1. Apa pengertian Al-Qur’an ?
2.Apa pengertian Hadits Qudsi ?
3.Apa perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadits Qudsi ?

C.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari kajian ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui pengertian Al-Qur’an
2.Untuk mengetahui pengertian Hadits Qudsi
3.Untuk mengetahui perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadits Qudsi
BAB II
PEMBAHASAAN

A.KONSEP AL-QUR’AN DAN HADITS QUDSI


1. PENGERTIAN AL-QUR’AN
Pengertian Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW melalui perantara malaikat Jibril dan disampaikan kepada umat manusia untuk
dijadikan pedoman dalam kehidupan di dunia ini.

pengertian Alquran secara bahasa diambil dari kata qara-a – yaqra’u – qur’anan yang
memiliki arti sesuatu yang dibaca. Pengertian Al-quran ini mempunyai makna berupa anjuran
kepada umat Islam untuk selalu membaca Alquran.

Menurut M. Quraish Shihab, pengertian Alquran secara harfiah berarti bacaan yang
sempurna. Ia merupakan nama pilihan Allah SWT yang tepat, karena tidak ada suatu bacaan
manapun sejak manusia mengenal baca tulis yang dapat menandingi Alquran, bacaan
sempurna lagi mulia.

Sedangkan Muhammad ‘Abid al-Jabiri berpendapat bahwa pengertian Alquran adalah kalam
Allah SWT yang diturunkan kepada penghujung para Nabi, Muhammad Saw, ditulis dalam
mushaf, ditransmisikan secara mutawatir, menjadi ibadah dengan membacanya, dan menjadi
penentang/penguat dengan ke mukjizatan-nya.

Kemudian menurut para ahli ushul fiqih dalam al-Tibyan Fi Ulum Quran karya Muhammad
Ali al-Subhani, pengertian Alquran adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu
yang luar biasa yang melemahkan lawan), diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul
(yaitu Nabi Muhammad saw ), melalui Malaikat Jibril, tertulis pada mushaf, diriwayatkan
kepada kita secara mutawatir, membacanya dinilai ibadah, dimulai dari surah Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surah An-Nas
Berdasarkan definisi yang disebutkan sebelumnya, terdapat lima faktor yang menjadi
karakteristik dari Alquran, yaitu:

1. Al-qur’an adalah firman atau kalam Allah SWT, bukan perkataan malaikat Jibril
karena dia hanya sebagai penyampai wahyu dari Allah. Bukan pula sabda Nabi
Muhammad, karena beliau hanya penerima wahyu dari Allah, dan bukan perkataan
manusia biasa.

2. Alquran hanya diberikan kepada Nabi Muhammad. Kitab suci yang diberikan
kepada para nabi sebelumnya bukanlah Alquran, melainkan Zabur, kitab yang
diberikan kepada Nabi Daud; Taurat, kitab yang diberikan kepada Nabi Musa; dan
Injil, kitab yang diberikan kepada Nabi Isa.

3. Alquran adalah mukjizat, dan sepanjang sejarah umat manusia, sejak awal turunnya
sampai sekarang hingga masa yang akan datang, tidak akan ada seorang pun yang
mampu menandingi Alquran, baik secara individu maupun kolektif.

4. Diriwayatkan secara mutawatir, artinya Alquran diterima dan diriwayatkan oleh


banyak orang. Periwayatan itu dilakukan dari masa ke masa secara berturut-turut
sampai kepada umat saat ini.

5. Membaca Alquran dicatat sebagai amal ibadah. Hanya membaca Alquran saja yang
dianggap sebagai ibadah, terlebih jika kita mengetahui makna dari apa yang dibaca. Bacaan
lain dapat dianggap ibadah jika disertai niat seperti mencari ilmu. Oleh karena itu, pahala
yang diperoleh pembaca selain Alquran adalah pahala mencari Ilmu, bukan substansi dari
bacaan sebagaimana pada Alquran
Fungsi Alquran

1.Al-Huda (Petunjuk)
Alquran berfungsi sebagai petunjuk yang terdiri dari 3 jenis, yaitu petunjuk bagi manusia
secara umum, petunjuk bagi orang yang bertaqwa, dan petunjuk bagi orang yang beriman.
2.Al-Furqon (Pembeda)
Alquran sebagai pembeda antara yang hak dan yang bathil, yang benar dan yang salah. Dengan
membaca dan memahami Alquran, kita dapat mengetahui mana yang baik dan benar dalam kehidupan
kita.

3. Al-Asyifa (Penyembuh)
Alquran bisa menjadi obat bagi penyakit mental. Dengan membaca Alquran dan
mengamalkannya, kita dapat terhindar dari berbagai penyakit hati atau mental. Membaca
Alquran juga dapat memberikan pencerahan bagi orang yang beriman.

4.Al-Mau'izah (Nasihat)
Dalam Alquran terdapat banyak ilmu dan juga nasihat-nasihat dalam menjalani kehidupan bagi orang-
orang yang bertakwa. Nasihat yang ada di dalam Alquran biasanya juga digambarkan dengan sebuah
peristiwa atau kejadian di masa lalu, yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang
atau masa setelahnya.

2.pengertian Hadits Qudsi


Qudsi, dari kata al-qudus,  artinya mulia dan agung karena kesuciannya. Maka maksud dari qudsi
secara bahasa maknanya Allah Ta’ala mensucikannya[1. Al Hadits fi Ulumil Qur’an wal Hadits, 1/175,
Syaikh Hasan Muhammad Ayyub]. Adapun makna hadits qudsi secara istilah, dijelaskan oleh Syaikh
Muhammad bin Shalih Al Utsaimin:
ً ‫ ويسمى أيضا‬،- ‫ما رواه النبي صلّى هللا عليه وسلّم عن ربه – تعالى‬
‫(الحديث الرباني والحديث اإللهي‬
“Hadits yang diriwayatkan oleh Nabi shallallahu’alaihi wasallam dari Allah Ta’ala, dan disebut juga
hadits rabbani dan hadits ilahi.”[2. Musthalahul Hadiits, 1/5, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin]

Hadits qudsi adalah salah satu pedoman para muslim dalam beribadah dan menjalani hidup. Selain hadits
masih ada Al Quran dan qiyas yang menjadi sumber jawaban umat Islam perlu penjelasan.

Dikutip dari laman Al Quran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), qudsi (‫ )القدسي‬berasal dari kata
qudus yang artinya suci. Disebut hadits qudsi karena perkataan ini dinisbatkan kepada Allah SWT.
Hadits Qudsi salah satu jenis hadits di mana perkataan Nabi Muhammad disandarkan kepada Allah atau
dengan kata lain Nabi Muhammad meriwayatkan perkataan Allah

Lafal dan Makna Hadits Qudsi dari Allah?


Namun para ulama berbeda pendapat mengenai lafal dan makna hadits Qudsi, apakah
dinisbatkan kepada Allah. Sebagian ulama berpendapat bahwa maknanya dari Allah sedangkan lafalnya
dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam. Ini pendapat yang dikuatkan Syaikh Muhammad bin Shalih Al
Utsaimin. Beliau mengatakan,

‫ ولذلك ال يتعبد‬،ً‫والحديث القدسي ينسب إلى هللا تعالى معن ًى ال لفظا‬


‫ وال يقرأ في الصالة‬،‫بتالوة لفظه‬
“Hadits qudsi maknanya dinisbatkan kepada Allah namun tidak dengan lafalnya. Oleh karena itu membaca
lafalnya tidak dianggap sebagai ibadah dan tidak dibaca dalam shalat.”[3. Musthalahul Hadiits, 1/6]

،‫ على أنه من كالم هللا تعالى‬،‫هو الذي يرويه النبي صلّى هللا عليه وسلم‬
‫ يتبدى ذلك‬،‫ راو له ولكن بلفظ من عنده هو‬،‫فالرسول ناقل لهذا الكالم‬
‫ قال رسول هللا صلّى هللا‬.‫صريحا فيما ينقل الرواة‡ في آخر سند الحديث‬
‫ أو قال رسول هللا صلّى هللا عليه وسلم فيما‬،‫ قال هللا تعالى‬:‫عليه وسلم‬
‫»يرويه عن ربه ع ّز وجل‬
“Hadits qudsi adalah hadits yang diriwayatkan oleh Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, dianggap sebagai
firman Allah, yang dinukil oleh Rasulullah namun dengan lafal dari beliau. Ini nampak jelas dari apa yang
dinukil pada akhir sanadnya. Biasanya seperti ini, “Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
“Allah Ta’ala berfirman…” atau “Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, dari yang ia
riwayatkan dari Rabb-nya ‘Azza wa Jalla…””[4. Al Hadits fi Ulumil Qur’an wal Hadits, 1/175]
Sebagian ulama berpendapat bahwa lafal dan maknanya dari Allah, mereka mengatakan tentang
hadits qudsi,

‫المسندة إلى هللا تعالى بأن جعلت من كالمه سبحانه‡ ولم يقصد إلى‬
‡‫اإلعجاز‬
“Hadits yang bersambung sanadnya hingga Allah Ta’ala, dan ia dianggap sebagai firman Allah, namun
tidak dimaksudkan untuk memiliki i’jaz (keistimewaan seperti Al Qur’an).”[5. Ar Risalah Al Mustathrafah
li Bayani Mashuri Kutubis Sunnah Al Musyrafah, 1/81, Muhammad Al Kattani Al Maliki ]
Namun perbedaan dalam masalah ini sama sekali tidak mengurangi keabsahan hadits qudsi sebagai dalil
dan sumber hukum agama, selama ia adalah hadits yang memenuhi persyaratan hadits yang maqbul.

Bentuk dan Contoh Hadits Qudsi


Hadits qudsi ada dua bentuk[6. Diringkas dari Al Hadits fi Ulumil Qur’an wal Hadits, 1/175].
Pertama, hadits yang di akhir sanadnya disebutkan:

‫قال رسول هللا صلّى هللا عليه وسلم فيما يرويه عن ربه ع ّز وجل‬
“Rasulullah shallallahu’alaihi w asallam bersabda, dari yang ia riwayatkan dari Rabb-nya ‘Azza Wa
Jalla…”
Kedua, hadits yang di akhir sanadnya disebutkan:

‫ قال هللا تعالى‬:‫قال رسول هللا صلّى هللا عليه وسلم‬


“Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‘Allah Ta’ala berfirman’ …” atau semisalnya.Di antara
contoh hadits qudsi adalah hadits berikut,
” :‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ قَا َل النَّبِ ُّي‬:‫ال‬ ِ ‫َع ْن َأبِي هُ َري َْرةَ َر‬
َ َ‫ ق‬،ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬
‫ فَِإ ْن‬،‫ َوَأنَا َم َعهُ ِإ َذا َذ َك َرنِي‬،‫ َأنَا ِع ْن َد ظَ ِّن َع ْب ِدي بِي‬:‫يَقُو ُل هَّللا ُ تَ َعالَى‬
‫ َوِإ ْن َذ َك َرنِي فِي مٍَإَل َذ َكرْ تُهُ فِي مٍَإَل‬،‫َذ َك َرنِي فِي نَ ْف ِس ِه َذ َكرْ تُهُ فِي نَ ْف ِسي‬
‫ي‬َّ َ‫َّب ِإل‬
َ ‫ َوِإ ْن تَقَر‬،‫ْت ِإلَ ْي ِه ِذ َرا ًعا‬ َ ‫ َوِإ ْن تَقَر‬،‫َخي ٍْر ِم ْنهُ ْم‬
َّ َ‫َّب ِإل‬
ُ ‫ي بِ ِشب ٍْر تَقَ َّرب‬
ً‫ َوِإ ْن َأتَانِي يَ ْم ِشي َأتَ ْيتُهُ هَرْ َولَة‬،‫ْت ِإلَ ْي ِه بَا ًعا‬
ُ ‫ ِذ َرا ًعا تَقَ َّرب‬ “
“Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda, Allah Ta’ala berfirman, “Aku mengikuti sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Dan Aku ada
bersamanya jika ia senantiasa ingat Aku. Jika ia ingat Aku sendirian, maka Aku pun akan ingat ia
sendirian. Jika ia ingat Aku dalam sekumpulan orang, Aku akan ingat dia dalam kumpulan yang lebih
baik dari itu (Malaikat). Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta,
jika ia mendekat kepadaku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya satu depa. Jika ia datang kepadaKu
dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya berlari” (HR. Bukhari no.7405)

3.Perbedaan Al-Qur’an dengan Hadis Qudsi, selain prosesnya


turunnya beda, kedudukan dan fungsinyapun juga beda;

1. Al-Qur’an adalah mukjizat yang terjaga sepanjang masa dari segala pengubahan, serta
lafadznya dan seluruh isinya sampai taraf hurufnya, tersampaikan secara mutawatir.
2. Al-Qur’an tidak boleh diriwayatkan maknanya saja. Ia harus disampaikan sebagaimana
adanya. Berbeda dengan hadits Qudsi, yang bisa sampai kepada kita dalam hadis yang
diriwayatkan secara makna saja.
3. Dalam madzhab Syafi’i, mushaf Al-Qur’an tidak boleh dipegang dalam keadaan berhadats
kecil, serta tidak boleh dibaca saat berhadats besar. Sedangkan pada hadis Qudsi, secara
hukum, ia boleh dibaca dalam kondisi berhadats.
4. Hadits Qudsi tentu tidak dibaca saat shalat, berbeda dengan ayat Al-Qur’an.
5. Membaca Al-Qur’an, membacanya adalah ibadah, dan setiap huruf mendapat sepuluh
kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits.
6. Al-Qur’an adalah sebutan yang memang berasal dari Allah, beserta nama-nama Al-Qur’an
yang lainnya.
7. Al-Qur’an tersusun dalam susunan ayat dan surat yang telah ditentukan.
8. Lafadz dan makna Al-Qur’an sudah diwahyukan secara utuh kepada Nabi Muhammad,
sedangkan lafaz hadits qudsi bisa hanya diriwayatkan oleh para periwayat secara makna.

Anda mungkin juga menyukai