Anda di halaman 1dari 13

ALQURAN TURUN, SEJARAH DAN PENULISAN ALQURAN

DOSEN PENGAMPU : Aminuddin Lubis .MA

Disusun oleh kelompok 1 :

Apfri syah putri

Nahwa ashfia putri

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDYAH

FAKULITAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIKMAH MEDAN

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolonganNya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehinggan penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Alquran dan Hadits dengan judul “Alqur’an Turun, Sejarah Dan Penulisan
Alqur’an”. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Aminuddin Lubis MA, sebagai Dosen Pengampu dan semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, Kami berharap semoga makalah yang
kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Terima kasih.

Medan, 10 Maret 2024

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar
....................................................................................................................................
1

Daftar isi
....................................................................................................................................
2

BAB I PENDAHULUAN
....................................................................................................................................
3

I. Latar belakang
.......................................................................................................................................
3

BAB II PEMBAHASAN
................................................................................................................................................
5

I. Pengertian alquran
.......................................................................................................................................
5
II. Proses turunnya alquran (nuzulul quran) dan keutamaannya
.......................................................................................................................................
6
III. Penulisan alquran pada masa Nabi Muhammad SAW
.......................................................................................................................................
7

BAB III PENUTUP


................................................................................................................................................
11

III.1..................................................................................................................................
KESIMPULAN
.............................................................................................................................................
11

Daftar pustaka
................................................................................................................................................
12

2
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Alquran diturunkan pada masyarakat Arab saat itu adalah untuk meluruskan
patologi sosial masyarakat Arab dan sebagai kitab petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Tata nilai masyarakat Arab sudah sedemikian parahnya sehingga perlu adanya kitab
petunjuk untuk meluruskan kondisi tersebut. Tata nilai dan perubahan yang dibawa oleh
Alquran mampu memberikan pengaruh yang cukup mendalam pada diri orang Arab
sehingga Islam mampu membangun tatanan baru masyarakat yang kokoh berlandaskan
Alquran. Allah SWT menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW untuk
membimbing umat manusia. Turunnya Al-Quran merupakan peristiwa besar yang
sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan bumi.

Alquran juga merupakan sumber utama bagi umat Islam yang berfungsi sebagai
petunjuk bagi kehidupan di dunia untuk meraih kehidupan di akhirat. Karena fungsinya
tersebut, maka usaha untuk mengkaji dan memahami Alquran menjadi persoalan yang
sangat penting sehingga pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat diterima

3
sekaligus dapat dilaksanakan. Selain itu, sudah merupakan suatu keyakinan yang melekat
di kalangan umat Islam bahwa Alquran adalah mukjizat Nabi Muhammad Saw yang
kekal dan ajaran-ajarannya bersifat universal. Hal tersebut didukung pula oleh keyakinan
bahwa Islam adalah agama terakhir yang menyempurnakan agama-agama sebelumnya.
Karena keyakinan tersebut, maka Alquran haruslah mampu menjawab persoalan-
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat muslim kapanpun dan dimanapun, serta sejalan
dengan perubahan-perubahan yang dialaminya. Tetapi, apakah memang kita sudah benar-
benar memahami ajaran Alquran yang bersifat universal tersebut dalam kehidupan kita ?
Kehidupan modern dengan segala perubahannya yang cepat dalam berbagai bidang
kehidupan; sosial, ekonomi, politik, dan bahkan dalam bidang pemikiran. Dan apakah
konsepsi-konsepsi Alquran masih dapat dipergunakan dalam mencari solusi dan terapi
kegalauan sosial yang diakibatkan modernitas dan perubahan sosial tersebut?

Kalau kita telusuri sejarah turunnya Alquran, Allah menurunkan ayat-ayat al-
Qur'an kepada Nabi Muhammad tidak turun sekaligus, melainkan secara berangsur-
angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, ataupun selama 23 tahun, dimana menurut
pendapat yang kuat menjelaskan bahwa 13 tahun ketika berada di Mekkah dan 10 tahun
berada di kota Madinah.1 Dimulai sejak beliau memasuki usia 40 tahun, ini merupakan
mu’jizat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba yang memasuki masa tua
dan ummiy, untuk menerima risalah bagi umat manusia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian Alquran

Al-Qur'an atau Kitab Qur'an (Arab: ‫رآن‬BBBB‫الق‬, translit. al-Qurʾān, har. 'Bacaan'),
juga ditulis Alquran dan Quran, adalah kitab suci agama Islam yang, menurut
kepercayaan umat Muslim, diturunkan oleh Allah kepada nabi terakhir
[1]
Islam, Muhammad, melalui Malaikat Jibril. Kitab ini terbagi ke dalam 114 surah (bab),
dan setiap surahnya terbagi ke dalam beberapa ayat. Selain memiliki makna keagamaan,
karya ini secara luas dianggap sebagai karya terbaik dalam sastra Arab dan telah
mempengaruhi bahasa Arab secara siknifikan. Alquran adalah suatu ajaran yang
berkepentingan terutama untuk menghasilkan sikap moral yang benar bagi tindakan
manusia. Tindakan yang benar, apakah itu tindakan politik keagamaan ataupun sosial,
dipandang Alquran sebagai ibadah (pengabdian terhadap Allah). Karena itu, Alquran
mengutamakan semua penekanan moral dan faktor-faktor psikologis yang melahirkan
kerangka berfikir yang benar bagi umat manusia.

Merujuk pada buku Al-Qur'an Hadits karya H. Aminudin dan Harjan Syuhada,
pengertian Al-Quran menurut istilah adalah kalamullah (firman Allah SWT) yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril yang tertulis
dalam mushaf-mushaf yang sampai kepada kita dengan jalan mutawatir dan membacanya
menjadi ibadah.

Syekh Muhammad Khudari Beik mengatakan dalam Tarikh At-Tasyri Al-Islami,


definisi Al-Quran adalah lafaz berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

5
SAW untuk dipahami isinya dan selalu diingat, disampaikan dengan cara mutawatir,
tertulis dalam mushaf yang dimulai dengan surah Al Fatihah dan diakhiri surah An Nas.

Definisi Al-Qur'an juga dijelaskan oleh Syekh Muhammad Abduh. Ia


mengatakan, Al-Qur'an adalah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang dipelihara
dalam hafalan-hafalan kaum muslimin yang berminat untuk memeliharanya.

Dari penjelasan tersebut, H. Aminudin dan Harjan Syuhada menyimpulkan ada


enam makna yang terkandung dalam definisi Al-Qur'an, sebagai berikut :

1. Alquran adalah kalamullah.


2. Al-Qur'an adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk bukti
kenabian dan kerasulannya.
3. Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW bukan karangan
beliau.
4. Al-Qur'an merupakan bacaan mulia dan membacanya menjadi ibadah.
5. Al-Qur'an senantiasa dipelihara dari kesalahan dan pemalsuan.
6. Tidak ada seorang pun yang mampu membuat hal yang serupa dengan
Al-Qur'an walaupun hanya satu surah.

II. Proses Turunnya Alquran ( Nuzulul Quran ) dan Keutamaannya

Para ulama sepakat bahwa Allah SWT menurunkan Al-Qur'an pada malam qadar.
Namun, mereka berbeda pendapat mengenai proses turunnya kitab suci tersebut.
Pendapat paling masyhur yang juga didukung oleh banyak ulama dan diperkuat dengan
hadits shahih menyebutkan, Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur (bertahap),
berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang diturunkan secara sekaligus.
Mengenai durasi turunnya Al-Qur'an, Prof Djidin mengatakan dalam buku Kronologi Al-
Qur'an bahwa ada perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam menghitung total waktu
secara keseluruhan. Ada yang mengatakannya selama 23 tahun dan ada juga yang
menyebutnya 25 tahun. Perbedaan perhitungan ini terjadi karena adanya perbedaan
pendapat tentang lamanya Nabi Muhammad SAW bermukim di Mekkah sesudah
kenabian.

Menurut hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad
SAW menerima wahyu dalam dua keadaan. Pertama, terdengar seperti suara lonceng

6
yang berbunyi keras dan dikatakan bahwa ini cara paling berat bagi rasulullah.
Sebagaimana difirmankan dalam surah al-Muzammil ayat 5 ‫ِإَّن ا َس ُنْلِقى َع َلْي َك َق ْو اًل َثِقياًل‬
Artinya:" Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat."
Keadaan kedua, dikatakan Al-Qur'an diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah
adalah surat Al-Alaq ayat 1-5 saat berada di Gua Hira pada tahun 610
M. Turunnya Surat Al Alaq ayat 1-5 menjadikan awal kenabian Muhammad SAW. Selain
itu, waktu turunnya Al Qur’an juga menjadi awal penyebaran agama Islam. Saat itu, Nabi
Muhammad sedang menyepi untuk menenangkan hati. Pada saat wahyu pertama ini
turun, Rasulullah SAW tidak bisa membaca. Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan
Nabi Muhammad SAW untuk membaca melalui surat Al-Alaq.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan Kalam. Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Firman Allah SWT dalam surat Al Alaq ayat 1-5, ayat Al Qur’an yang pertama
kali diturunkan. Surat Al Alaq ayat 1-5 juga menjadi penanda diangkatnya Muhammad
SAW sebagai Nabi dan Rasul. Setelah ayat ini, Al-Qur’an turun secara bertahap. Total,
Al Qur’an turun secara bertahap. Total Al Qur’an turun selama kurang lebih 23 tahun.
Setiap ayat diturunkan menyesuaikan dengan problematika sosial, krisis moral,
keagamaan, kisah-kisah para Nabi terdahulu hingga hikmah yang terjadi di masa nabi.

Peristiwa Nuzulul Qur’an adalah peristiwa bersejarah dalam agama Islam. Pada
tahun 1442 Hijriah, Nuzulul Qur’an diperingati setiap hari Kamis, 29 April 2021. Nuzulul
Qur’an adalah proses turunnya ayat Al Qur’an dalam menyempurnakan ajaran Islam
sebagai petunjuk umat manusia.

III. Penulisan al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW

Perlu diketahui bahwa penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) alQur'an sudah
dimulai sejak zaman Nabi Muhammad saw. Kemudian transformasinya menjadi teks
yang dijumpai saat ini selesai dilakukan pada zaman Khalifah Uthman ibn Affan. Pada

7
masa ketika Nabi Muhammad saw masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk
untuk menuliskan al-Qur'an yaitu Zayd ibn Thabit, Ali ibn Abi Talib, Muawiyah ibn Abu
Sufyan dan Ubay ibn Ka’ab. 7 Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut
walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah
kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang
belulang binatang. Disamping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan
ayat al-Qur'an setelah wahyu diturunkan. Dalam periode ini al-Quran belum menjadi
sebuah mushaf,itu dikarenakan beberapa faktor, diantaranya : wahyu yang belum selesai
turun,dan pada waktu itu alat tulis masih sangat sederhana, ada dua metode penting yang
dilakukan Rasulullah dalam penyusunan al-Quran:

1. Dengan Hafalan Rasulullah adalah orang yang pertama menghafal al-


Quran, dan telah diketahui bersama bahwa mayoritas bangsa arab
jahiliyyah pada waktu pra-wahyu mereka ummiy (tidak bisa baca tulis)
akan tetapi sejarah juga mencatat bahwa salah satu kelebihannya pada
waktu itu ialah sangat kuat hafalannya, dan akan segera menghafal
peristiwa-peristiwa penting.mereka akan sangat hafal nenek
moyangnya,cara ini ditempuh Rasulullah sendiri dan diikuti oleh para
sahabatnya.
2. Dengan Tulisan Rasulullah menunjuk beberapa para sahabat yang pandai
menulis seperti Abu Bakar a;-S{iddiq, Umar ibn al-Khattab, Uthman ibn
Affan, Ali ibn Abi T{alib, Muawiyyah, Ubay bin Ka'ab, Zayd bin Thabit,
Thabit bin Qays, Amir bin Fuharah, Am'r bin 'As}, Abu Musa bin
'Ash'ari, dan Abu Darda, Zayd bin Thabit ( salah satu murid kesayangan
Rasulullah saw yang kelak Zayd adalah saksi kunci pada kodifikasi-
kodifikasi berikutnya). Apabila ayat al-Quran turun Rasulullah akan
mengumpulkan para Sahabat yag ditunjuk untuk segera menulisnya
sekaligus menunjukan 38 peletakan surat dan ayatnya, sehingga
penulisan itu membantu penghafalan dalam hati. Zayd berkata bahwa :
"Kami menyusun al-Quran di hadapan Rasulullah saw pada kulit
binatang, sedangkan Rasulullah sendiri menerima wahyu atas kehendak
Allah SWT." Para sahabat selalu menyodorkan hafalan dan tulisan al-
Quran mereka kepada Rasulullah. Selain para sahabat yang ditunjuk oleh
Rasulullah diatas,ada juga sahabat lain yang menulis al-Quran atas

8
kreativitas sendiri tanpa diperintah oleh Rasul, mereka menulisnya pada
al-‘Asb (pelepah daun kurma), al-Likha>f (batu putih yang tipis), al-
Riqa’ (kulit atau dedaunan), al-Akta>f (tulang bahu hewan), al-Aqta>b
(kayu yang diletakkan di punggung unta atau pelana), al-Adi>m (kulit
hewan yang tekah disama’) dan lainnya.

Al-Qur’an memberikan dorongan yang besar untuk mempelajari sejarah dengan


secara adil, objektif dan tidak memihak. Dengan demikian tradisi sains Islam sepenuhnya
mengambil inspirasi dari Al-Qur’an, sehingga umat Muslim mampu membuat sistematika
penulisan sejarah yang lebih mendekati landasan penanggalan astromis.

Penurunan Al-Qur’an tidak turun sekaligus, ayat-ayat al-Qur’an turun secara


berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Para ulama membagi masa turunnya
ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Periode
Mekkah berlangsung selama 12 tahun masa kenabian Rasulullah dan surat-surat yang
turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah. Sedangkan periode Madinah yang
dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada
kurun waktu ini disebut surat Madaniyah. Ilmu Al-Qur’an yang membahas mengenai
latar belakang atau sebab-sebab suatu atau beberapa ayat al-Qur’an diturunkan disebut
Asbabun Nuzul(Sebab-sebabTurunnya(suatuayat).

Penulisan Al-Qur’an dan perkembangannya Penulisan (pencatatan dalam bentuk


teks) ayat-ayat al-Qur’an sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad. Kemudian
transformasinya menjadi teks yang sudah dibundel menjadi satu seperti yang dijumpai
saat ini, telah dilakukan pada zaman khalifah Utsman bin Affan.

Masa Khulafaur Rasyidin Pemerintahan Abu Bakar Pada masa kekhalifahan Abu
Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama perang
Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur’an dalam jumlah yang
signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut
lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur’an yang
saat itu tersebar di antara para sahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit
sebagai koordinator pelaksanaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-
Qur’an tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar.
Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut

9
berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh
anaknya yakni Hafshah yang juga istri Nabi Muhammad.

Pemerintahan Utsman bin Affan Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni
Utsman bin Affan, terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur’an (qira’at) yang
disebabkan oleh adanya perbedaan dialek (lahjah) antar suku yang berasal dari daerah
berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil
kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang
Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut, yang
kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga
saat ini. Bersamaan dengan standardisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan
standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini
Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam pada
masa depan dalam penulisan alqur’an dan pembacaan alqur’an.

Menurut Syaikh Manna’ Al-Qaththan dalam Mahabits fi ‘Ulum Al Qur’an,


keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman telah disepakati oleh para
sahabat. Demikianlah selanjutnya Utsman mengirim utusan kepada Hafsah untuk
meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin
Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Az-Zubair, Said bin Al-Ash
dan Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan mereka agar menyalin
dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid dengan ketiga orang
Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al Qur’an turun dalam
dialek bahasa mereka. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia
mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah,
Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah (mushaf al-Imam).

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Tulisan ini berusaha untuk menelusuri kembali seperti apa sejarah penurunan
Alquranuntuk mengetahui bagaimana pesan-pesan Alquran tersebut mampu membangun
tatanan sosial baru berdasarkan petunjuk Alquran. Tulisan ini dilandaskan pada
kenyataan bahwa Alquran diturunkan secara berangsur-angsur selama ±23 tahun kepada
masyarakat Arab pada waktu itu, mengomentari keadaan dan peristiwa-peristiwa yang
mereka alami bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dan permasalahan yang mereka
hadapi. Banyak di antara pesan-pesan Alquran bersifat bantahan yang nyata atas norma-
norma sosial yang diberlakukan masyarakat Jahiliyyah. Isi Alquran bukan hanya
mereformasi tatanan masyarakat yang ada tetapi bahkan merevolusi konsep-konsep yang
sudah baku dan menggantinya dengan konsep baru yang mencerahkan dan membebaskan.
Tulisan ini diharapkan dapat mengembalikan kita pada pemahaman menyeluruh tentang
makna dasar Islam datang dan mampu secara lebih bijak memahami kondisi masyarakat
modern dengan berkaca pada tujuan penurunan Alquran bagi kehidupan umat Islam.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an

file:///C:/Users/ACER/Downloads/873-1743-1-SM.pdf

https://dompetalquran.or.id/sejarah-pengumpulan-al-quran-hingga-menjadi-mushaf/

https://www.google.com/search?
q=LATAR+BELAKANG+TENTANG+TURUNNYA+ALQURAN&oq=LATAR+BEL
AKANG+TENTANG+TURUNNYA+ALQURAN&aqs=chrome..69i57j33i10i160l2j33i
21.17355j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.gramedia.com/literasi/peristiwa-turunnya-al-quran/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6216877/definisi-al-quran-menurut-para-ahli-
dan-sejarah-turunnya-kitab#:~:text=Definisi%20Al%2DQur'an%20juga,muslimin
%20yang%20berminat%20untuk%20memeliharanya.

12

Anda mungkin juga menyukai