Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Perkembangan Tulisan Jawi di Nusantara

AKSARA JAWI
Aksara jawi adalah huruf arab yang dimodifikasi untuk menulis kan bahasa melayu
dimasa lampau. Bahkan kitab injil perjanjian lama dan perjanjian baru menggunakan
bahasa melayu, yang terbit dimasa kolonial di Singapura juga menggunakan Aksara
jawi. Salah satu peninggalan peradaban islam masa lalu di kepulauan Nusantara adalah
adanya Aksara jawi atau Aksara arab melayu.
Aksara tersebut adalah bentuk modifikasi abjad arab hijaiyah yang disesuaikan dengan
bahasa orang-orang melayu di seluruh wilayah Nusantara. Kemunculan abjad jawi atau
arab melayu ini adalah akibat pengaruh kebudayaan islam yang lebih dahulu masuk ke
kepulauan Nusantara dibanding dengan pengaruh budaya Eropa yang belakangan
mengenalkan Aksara latin, bahkan Aksara jawi atau arab melayu ini sudah dikenal sejak
zaman kerajaan samudera pasai, kerajaan malaka, hingga kesultanan di Riau.
Tulisan jawi ini mulai digunakan secara luas dan jamak oleh masyarakat Nusantara
sejak awal kedatangan islam di indonesia. Istilah jawi ini berasal dari bahasa arab yaitu
Al jawwah, nama yang dipakai oleh orang arab untuk menyebut wilayah Nusantara
secara umum. Bukan hanya pulau jawa saja, Setelah zaman islam di kepulauan
Nusantara, Aksara jawi telah mengganti kan pemakaian huruf pallawa dan huruf kawi
yang berasal dari India, yang sebelumnya dipakai oleh masyarakat Nusantara untuk
menulis kan bahasa melayu.
Bangsa arab pada masa lalu menyebut daerah melayu,Jawa, dan seluruh Nusantara
lainnya sebagai Jawa. Sedangkan Istilah jawi, iyalah kata sifat yang artinya orang jawa
atau berasal dari tanah jawa. Para penulis arab pada zaman klasik termasuk Ibnu
Battutah yakni seorang penjelajah dunia dari arab dalam bukunya Al Rihlah menyebut
pulau Sumatera dengan nama Al jawwah. Oleh karena itu, bangsa arab menyimpulkan
orang melayu dan orang jawa dan penduduk Nusantara lainnya sebagai bangsa jawi, dan
Tulisan melayu yang menggunakan huruf arab itu disebut dengan tulisan huruf jawi.
Orang yang mempelopori penulisan karangan-karangan berbahasa melayu dengan
menggunakan aksara jawi adalah Syaikh Jawini.
Beliau adalah seorang guru bahasa yang hidup pada akhir abad ke 13 di samudera pasai,
Aceh. Tulisan huruf jawi adalah campuran huruf-huruf arab yang terdiri dari 29 huruf
dengan 5 huruf bukan huruf arab, tetapi huruf yang diciptakan oleh orang melayu
sendiri. Hal ini disebabkan karena beberapa fonem dan bunyi melayu belum bisa
terwakili oleh huruf-huruf hijaiyah yang ada, misalnya huruf ca,nga,pa,ga dan nya.
Pada zaman islam juga, bahasa melayu mulai berkembang menjadi bahasa pengantar
dalam bidang ilmu kesusastraan, ilmu teknologi dan falsafah. Sebelum kedatangan
islam, bidang ilmu ini hanya ditulis dalam bahasa jawa saja. Dari situ banyak istilah
istilah arab islam dipinjam kan kedalam bahasa melayu sehingga bahasa melayu ini
menjadi bahasa pengantar di bidang ilmu pengetahuan dan bahasa perhubungan atau
linguafangka.
Penggunaan huruf jawi pun, dalam bentuk surat telah digunakan lebih dari empat ratus
tahun yang lalu menjadi sarana komunikasi antara raja-raja di kepulauan nusantara ini
dengan raja-raja dan pedagang-pedagang dari mancanegara. Meskipun surat itu berasal
dari tempat yang jauh jaraknya antara satu dengan yang lain, tidak banyak perbedaan
yang terdapat dalam bahasa melayu yang mereka saling pergunakan.
Prasasti tertua yang memakai huruf jawi di kepulauan nusantara ada ditemukan di kota
Kuala Trengganu malaysia yang bertarikh 04 Rajab 207 hijriyah atau bersamaan dengan
02 maret 1303 masehi. Di Pulau jawa dan madura, khususnya dipondok-pondok
pesantren aksara pegon masih digunakan secara luas. Aksara pegon adalah modifikasi
huruf arab untuk menuliskan bahasa jawa dan madura.

Anda mungkin juga menyukai