Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AKSARA ARAB MELAYU


“PENGERTIAN DAN SEJARAH AKSARA MELAYU”

DOSEN PENGAMPU :
KHOIRUL ANWAR, MP.d

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
- ALYA AMELIA : 201220253
-GITA RISTIANI : 201220240
- REZA MAHENDRA : 201220247

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN AJARAN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................2
A. Awal keberadaan tulisan arab melayu .............................................2
B. Keberadaan tulisan arab melayu pada abad pertengahan ................3
C. Keberadaan tulisan arab melayu pada zaman modern ....................4
D. Peranan aksara arab melayu.............................................................5
BAB III PENUTUP....................................................................................7
A. Kesimpulan.......................................................................................7
B. Saran ................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................8

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disamping bahasa, Tulisan merupakan sebuah alat komunikasi
manusia dari zaman dahulu sampai sekarang ini. Setiap kelompok manusia
pada umumnya memiliki aksara sendiri. Tulisan yang ada pada zaman
sekarang ini berasal dari rumpun tulisan Keberadaan tulisan dalam
masyarakat sangat berperan penting. Dengan tulisan ini, manusia mampu
berkomunikasi meski memakan jarak yang cukup jauh. Di nusantara tulisan
yang berkembang ialah tulisan arab melayu. Tulisan arab melayu adalah
tulisan Arab yang diadaptasikan oleh bahasa Melayu untuk pengejaannya
seperti yang kita pahami sekarang ini. Artinya huruf yang dipakai adalah
huruf-huruf Arab dengan bahasa Melayu atau dengan ejaan Melayu. Di
tempat lain tulisan Melayu ini disebut dengan Arab Jawi atau sejenisnya.
Indonesia memiliki beraneka ragam bahasa daerah, masing-masing memiliki
aturan penulisan sendiri menggunakan aksara tradisionalnya yang khas.
Apresiasi terhadap berbagai aksara tradisional ini masih tampak misalnya
dari mata pelajaran bahasa daerah di tiap daerah. Penggunaan aksara-aksara
tradisional ini di berbagai sudut kota juga merupakan bukti bahwa walaupun
aksara ini telah hampir sepenuhnya tergantikan oleh aksara lain, sebenarnya
bangsa kita masih cinta dan bangga atas kekayaan negeri kita yang satu ini.

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana keberadaan tulisan arab melayu?
2.Bagaimana Tulisan arab melayu pada abad pertengahan
3.Bagaimana keberadaan Tulisan arab melayu pada abad modern ?
4.Bagaimana peranan aksara melayu?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal Keberadaan Tulisan Arab Melayu


Tulisan Jawi telah lama ada dalam khasanah kebudayaan melayu yang
diperkirakan sekitar abad ke 10 Masehi atau 3 Hijrah hingga kemasa kini dan
ia berasal daripada tulisan Arab. Tulisan inilah yang membangun kebudayaan
melayu dan tulisan ini jugalah yang kemudian mengantarkan menuju bahasa
Melayu yang kemudian berkembang menjadi Bahasa Indonesia setelah
dikokohkan oleh para pemuda Indonesia dalam sumpah pemuda. Keberadaan
tulisan arab melayu di Nusantara identik dengan penyebaran islam ke daerah
melayu. Masa sejak awal abad ke-13 M sampai penghujung abad ke-15 M
dalam khazanah kesusastraan melayu disebut masa peralihan, yaitu masa
peralihan dari peradaban Hindu keperadaban Islam. Dengan masuknya
peradaban Islam, orang melayu mulai mengenal tradisi tulis. Sebelumnya,
mereka hanya memiliki tradisi lisan. Aksara Jawi sudah wujud dan digunakan
di wilayah Sumatra dan Semenanjung Malaya jauh sebelum orang/pulau Jawa
memeluk agama Islam (883H/1468 M).

Bukti historis bahwa adanya tulisan jawi dalam kebudayaan Melayu


lama dapat dilihat padabahan-bahan bertulis seperti : batu bersurat, manuskrip
lama, kertas lama, majalah, batu nisan, bahan-bahan yang dibuat daripada
logam, kulit, alat senjata , batu lontar, tembikar dan sejenisnya, ukiran-ukiran
pada masjid, rumah, dan istana, azimat, rajah atau penangkal. Penemuan
pertama batu nisan yang tertulis dalam bahasa Arab di Sumatera bertarikh 55
Hijrah atau setara dengan 674 M. Selain itu juga ditemukan di Kedah
bertarikh 290 Hijrah. Kedua halini jelas telah menunjukkan bahwa tulisan
Jawi berasal dari orang Arab yang kemudian telah disesuaikan dengan
menambahkan beberapa huruf tambahan kepada huruf Arab untuk
menyesuaikannya dengan gaya bahasa orang Melayu. Penambahan ini lebih

2
kepada melengkapi ejaan yang tidak ada dalam bahasa Arab tetapi ditemui
dalam bahasa Melayu.

Manuskrip Islam tertua di kepulauan Nusantara ditemukan di


Terengganu, Malaysia. Manuskrip ini bernama Batu Bersurat yang dibuat
tahun 1303 (abad 14). Tulisan inimenyatakan tentang penyebaran dan para
pemeluk Islam pada saat itu. Manuskrip ini sudah diteliti oleh ahli-ahli
Sejarah dan Arkeolog Islam di Malaysia seperti Prof Naquib Alatas dan
lainnya, semua menyimpulkan manuskrip ini sebagai yang tertua di Asia
Tenggara.Yang kedua, masih di abad 14, pada tahun 1310, ditemukan syair
tentang keislaman yang ditulis dalam bahasa Melayu dengan huruf Jawi di
Minya’ Tujoh, Aceh. Karenanya para pakar sepakat bahwa perkembangan
karya ulama yang ditulis dengan huruf Jawi sudah berkembang pada Abad 14
pada massa Kekhalifahan Samudra Pasai dan Kekhalifahan Islam lain di
Semenanjung Malaka.

B. Keberadaan tulisan arab melayu pada abad pertengahan


tulisan arab melayu pada abad pertengahan merupakan tulisan
pemerintahan atau tulisan resmi bagi raja-raja keturunan melayu yang berada
di daerah nusantara. Contohnya Sultan pertama Sulu (Paduka Mahasari
Maulana al-Sultan Sharif ul-Hashim) yang memerintah tahun 1450 –
1480adalah berasal dari Sumatra. Sultan ini menikah dengan putri Rajah
Baguinda yang berasal dari Minangkabau ('Menangkabaw' dalam istilah di
Mindanao). Dalam acara pelamarannya Paduka Mahasari Maulana al-Sultan
Sharif ul-Hashim membuat lamaran dengan tulisan arab melayu untukdi
sampaikan kepada Rajah Baguinda.

Aksara yang digunakan di Mindanao dan Sulu sebelum datangnya


pengaruh kolonial Spanyol adalah dalam huruf Yawi (Arab Melayu). Buku-
buku agama ketika itu adalah dalam huruf Yawi, samahalnya dengan tradisi
penulisan di Thailand Selatan (Patani) dan juga di kesultanan-kesultanan

3
Islamdi Indonesia masa silam. Pada usai yang lebih muda pada abad 16–17,
di daerah lain juga ditemukanmansukrip seperti, Hikayat Raja-Raja Pasai,
Hikayat Melayu, Hikayat Aceh, Hikayat Hasanuddin, Babat Tana Jawi,
Babad Cirebon, Babat Banten, Carita Purwaka Caruban Nagari. Di Nusa
Tenggaraditemukan Syair Kerajaan Bima, Bo’Sangaji Kai Catatan Kerajaan
Bima. Dari Maluku ada Hikayat Hitu. Di Sulawesi ada Hikayat Goa, Hikayat
Wajo dan lainnya.

Di Aceh, pada abad 16–17 terdapat cukup banyak penulis manuskrip.


Misalnya, Hamzah Fansuri, yang dikenal sebagai tokoh sufi ternama pada
masanya. Kemudian ada Syekh Nuruddin ar-Raniri alias Syeikh Nuruddin
Muhammad ibnu 'Ali ibnu Hasanji ibnu Muhammad Hamid ar-Raniri al-
Quraisyi. Ia dikenal sebagai ulama yang juga bertugas menjadi Qadhi al-
Malik al-Adil dan Mufti Muaddam di Kesultanan Aceh pada kepemimpinan
Sultan Iskandar Tsani abad 16. Salah satu karyanya yang terkenal berjudul
”Bustanul Salatin.” Syeikh Abdul Rauf al-Singkili yang juga ditetapkan
sebagai Mufti dan Qadhi Malik al-Adil di Kesultanan Aceh selama periode
empat orang ratu, juga banyak menulis naskah-naskah keislaman.

Pada tahun 1812 (sekitar 100 tahun sebelum kajian Shellabear),


Marsden telah memperkatakan keberadaan aksara Arab Melayu dalam
bukunya A Grammar of the Malayan Language.R.O. Winstedt (1913) juga
mengulas tentang system ejaan Arab Melayu dalam bukunya Malay
Grammar. Sedangkan di kalangan orang Melayu, Raja Ali Haji diakui sebagai
tokoh yang mula-mula sekali memperkatakan system ejaan Arab Melayu
seperti yang tercatat dalam bukunya Bustanal-Katibin, diteruskan oleh
Muhammad Ibrahim (anak Abdullah Munsyi).

C. Keberadaan Tulisan Arab Melayu Pada Zaman Modern


Penggunaan tulisan Arab Melayu (Armel) atau Tulisan Jawi (Tulwi)di
Indonesia sekarang bisadikatakan sudah hampir punah. Kalau pun dipelajari

4
pada Pondok Pesantren, lebih mengutamakan tulisan Arab gundul/Kitab
Kuning. Demikian kondisinya juga pada sekolah-sekolah umum, tidak pernah
lagi diajarkan kepada murid. Seiring dengan perkembangan zaman, lambat-
laun tulisan ini ditinggalkan masyarakat. Bukan berarti model tulisan ini tidak
bisa mengikuti perkembangan zaman, tidak sama sekali, namun yang
menyebabkan Ia ditinggalkan karena kebijakan dari pemerintah kita sendiri.

Salah satu contohnya, pada tahun 70-an hingga 80-an pemerintah


menggalakkan program penuntasan buta aksara. Seluruh masyarakat
diajarkan membaca latin. Jika saja ada yang tidak bisa membaca tulisan latin,
maka mereka dicap sebagai buta aksara, sekalipun Ia mampu dan lancar
menulis dan membaca Arab Melayu. Artinya pada masa itu pemerintah tidak
mengakui Arab Melayu yang telah melekat di tengah masyarakat kita.
Sementara itu, penulisan armel di negara tetangga seperti Malaysia dan
Brunei Darussalam telah mengakar kuat di masyarakatnya. Penulisan Armel
dan cara membacanya, menjadi mata pelajaran wajib bagi siswa di bangku
sekolah di kedua negara tersebut.

D. Peranan Aksara Arab Melayu


Aksara Arab Melayu memainkan peranan penting dalam penggalian
pelestarian karya ilmiah nusantara. Oleh karena itu pengajaran Aksara Arab
Melayu sebagai media penting untuk diajarkan disekolah-sekolah yang
merupakan sebagai bahasa khazanah Melayu yang berfungsi salah satunya
adalah alat untuk menyatakan kehendak, cipta dan rasa dalam meciptakan
kebudayaan. Salah satu bentuk huruf (aksara) itu ialah huruf (aksara) Arab
Melayu (Jawi). Dengan berkembangnya agama Islam di Indonesia maka
sudah tentu pula ajaran-ajaranya semakin berkembang pula dengan melalui
tulisan aksara arab melayu (Jawi), baik didunia pendidikan seperti di sekolah-
sekolah umum dan khususnya di sekolah-sekolah agama terutama di pondok-
pondok pesantren diseluruh Indonesia.

5
Dengan masuknya bangsa Eropa ke Indonesia dengan membawa nilai-
nilai Barat dan tententu nilai-nilai tersebut mau tidak mau mengalami
perubahan dan pergeseran. Diantaranya kedudukan tulisan aksara Arab (Jawi)
mulailah sedikit demi sedikit tergusur, yang mana tulisan aksara Arab (Jawi)
ini pernah mendominasi korespondensi diplomasi dan perdagangan para raja
dan sultan di seantero Nusantara (Khairuddin, 1993). Walaupun sedikit bukan
berarti tulisan huruf aksara Arab (Jawi) ini punah, akan tetapi masih tetap
dipelajari dan digunakan oleh rakyat Indonesia. Maka sudah dapat diduga
bahwa rakyat Indonesia pada zaman itu umumnya melek huruf tulisan aksara
Arab (Jawi) ini. Setelah Indonesia merdeka, tulisan ini masih dipelajari di
Sekolah Rakyat (SR) sampai tahun 1969, Di tahun itu pulalah pelajaran
tulisan huruf Aksara Arab Melayu (Jawi) dihapuskan dari Sekolah Rakyat di
zaman Orde Lama. Dengan dihapuskannya pelajaran tulis baca huruf aksara
Arab Melayuini (Jawi) ini dari kurikulum SD semakin terasa keberadaan
tulisan huruf Jawi semakin dillupakan. Namun terdapat beberapa sekolah
Dasar di Medan yang mempelajari tulisan aksara Arab Melayu sebagai bagian
dari kurikulum muatan lokal seperti Sekolah Dasar Harapan Medan dan
beberapa sekolah swasta Islam lainya karena menganggap hal ini penting
untuk dilestarikan. Melalui pengetahun tulis baca aksara Arab Melayu (Jawi)
para murid kan mampu membaca khazanah intelektual naskah Melayu
Nusantara pada zaman masuknya dan berkembangnya Islam di Indonesia.
Program pengajaran aksara arab Melayu yang telah diajarkan di beberapa
sekolah Islam dianggap penting untuk melestarikan khazanah Melayu melalui
dunia pendidikan dengan mengetahui dan memahami aksara huruf Arab
Melayu yang merupakan pintu gerbang dunia ilmu untuk menggali karya-
karya yang terdapat pada naskah Melayu Nusantara.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan Tulisan arab melayu yang kita dengar pada zaman sekarang ini
merupakan sebuah pengembangan dari tulisan arab yang disesuaikan dengan
bahasa melayu. Bahasa arab yang dating ke daerah nusantara beserta
tulisannya yang dibawa oleh para pedagang islam dari arab sangat
mempengaruhi adanya tulisan di daerah nusantara khusunya bagi orang-orang
melayu. Tulisan ini semakin berkembang dari tahun ke tahun. Tulisan arab
melayu masih belum diketahui siapa tokoh pertama yang memakai tulisan ini.
Tetapi tanda keberadaannya sudah diketahui melalui hasil penelitian yang
ditemukannya sebuah prasasti pada zaman kerajaan Manuskrip Melayu
adalah hasil karya masyarakat Melayu serumpun yang kaya dengan berbagai
cabang ilmu. Ia merupakan bahan rujukan utama dalam mengetahui
peradaban dan pensejarahan masyarakat Melayu sama ada yang termasuk
dalam system pemerintahan, ekonomi, social budaya dan sebagainya.

B. Saran
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini, pasti menemukan
kesalahan-kesalahan dalam penulisan ini. Untuk itu, kami pemakalah
menerima sarannya dari semua pembaca. Dan apabila ada informasi yang
bermanfaat yang terdapat dalam makalah ini maka ambilah sebagai tambahan
ilmu bagi para pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Darmawi, Ahmad. 2008. ARAB MELAYU, Pemunculan Tulisan,


Sistem dan Istilah Jawi . rakyat riau.com
Fathullah, M Luthfi. 2008 Manuskrip Ulama Nusantara Dijarah
Penjajah. Jordan: university Jordan press.
Jelprison. 2008. Arab Melayu Sebuah Pengenalan.
kampungrison.wordpress.com
Medri. 2008. Jejak Bahasa Melayu Aceh. Acehlong.com
Muhandri. 2003. Bahasa Jawa, Arab, dan Melayu di
Palembang.www2.kompas.com.
Muhd Yusuf Hashim, “Manuskrip Melayu: Warisan Keilmuan yang
bernilai” dalamWarisan Dunia Melayu-Teras Perpaduan Malaysia. Kuala
Lumpur: Biro Penerbitan GAPENA, 1985
Nuswanto,Heru Susetyo. 2008. Bangsa Moro di Mindanao : Roh Islam
Melayu di Jasad Pinay .www.heru.blogspot.com.
Van wijk, D. gerth. 1985.Tata Bahasa Melayui.Jakarta : Djambatan.
[1]Darmawi, Ahmad. 2008. ARAB MELAYU, Pemunculan Tulisan,
Sistem dan Istilah Jawi . rakyatriau.com hal 3
[2]Jelprison. 2008. Arab Melayu Sebuah Pengenalan. Hal 32
[3]Muhd Yusuf Hashim, “Manuskrip Melayu: Warisan Keilmuan yang
bernilai” dalamWarisan Dunia Melayuhal -Teras Perpaduan Malaysia. Kuala
Lumpur: Biro Penerbitan GAPENA, 1985 hal 23
[4] Van wijk, D. gerth. 1985. Tata Bahasa Melayui.Jakarta : Djambatan
hal 25
[5] Muhd Yusuf Hashim, “Manuskrip Melayu: Warisan Keilmuan yang
bernilai” dalamWarisan Dunia Melayuhal -Teras Perpaduan Malaysia. Kuala
Lumpur: Biro Penerbitan GAPENA, 1985 hal 21
[6] Darmawi, Ahmad. 2008. ARAB MELAYU, Pemunculan Tulisan,
Sistem dan Istilah Jawi . rakyatriau.com hal 6
[7] Jelprison. 2008. Arab Melayu Sebuah Pengenalan. Hal 31

Anda mungkin juga menyukai