DISUSUN OLEH :
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dirokan berasal dari lima koto (bangkinang, kuok,solo, rumbio, dan air tiris) yang terletak di
tepi sungai kampar kanan.
Ada pula yang berpendapat bahwa islam yang masuk kerokan dating dari aceh
(kerajaan samudra pasai) pada abad ke 14. Kerajaan pasai inilah yang kemudian
mensponsori berdirinya kerajaan rokan bernama kuntodar al-salam yang dalam
perkembangannya sejajar dengan kerajaan aceh daral salam. Akan tetapi, dalam abad ke-
14 itu juga, kunto Dar Al-salam diserang majapahit .baru pada abad ke 16, terutama melalui
tokh syekh Burhanuddin bukan hanya sebagai mubaligh, tetapi juga bertindak sebagai guru.
3
2. Teori dari China
Bukti dari bau nisan syekh Abdul Qadir dilanggar,kaedah, batu bertulisan
phan-rang dikamboja, batu nisan Pahang dan batu bertulisan Terengganu 1303
M. pengaruh china ini dibuktikan dalam bentuk masjid dimalak dan jawa seperti
pagoda.
Bukti yang ditemukan cukup menyakinkan tetapi tidak bermakna islam hanya
pada masa itu baru diperkenalkan dialam melayu karena telah ada penempatan
islam diawal tarikh tersebut terutama diutara Sumatra.
4
2.3 Situs – situs peninggalan sejarah Islam
A) Mesjid Raya Nur Alam Senapelan Tonggak Sejarah Islam Pekanbaru
Sebuah bangunan masjid megah yang didominasi warna kuning di daerah
Senapelan. Bangunan tempat ibadah kaum muslimin seluas 60 X 80 meter itu dikenal
dengan nama Masjid Raya Nur Alam. Sejarah nama Masjid Raya Nur Alam yang
juga dijuluki Masjid Alam ini, diambil dari nama kecil Sultan Alamudin yaitu Raja
Alam. Dimana upacara menaiki bangunan ini dilakukan pada salat Jum'at yang
dipimpin oleh menantu Sultan Alamudin yaitu Imam Syaid Oesman Syahabuddin,
menantu Sultan Alamuddin, ulama besar kerajaan Siak.Bangunan Masjid bersejarah
itu terlihat masih berdiri kokoh di sudut kota Pekanbaru.
Menurut sejarah rilisan takmir masjid ini, pada tahun 1762 Sultan Abdul Jalil
Alamuddin Syah memindahan kerajaan Siak Sri Indrapura dari Mempura Besar ke
Bukit Senapelan. Bukit Senapelan selanjutnya dikenal sebagai Kampung Bukit.
Dalam tradisi melayu, sebuah istana kerajaan hendaknya dibangun bersama balai
rapat dan masjid. Prasyarat tradisi itu merupakan perwujudan dari filosofi ôTali
Berpilin Tigaö dimana dasar sebuah tata masyarakat melayu adalah adanya unsur
pemerintah, adat dan agama. Secara bentuk, bangunan Masjid Raya Pekanbaru telah
mengalami berbagai ubahan Awalnya masjid hanya berukuran kecil dan terbuat dari
kayu, menurut Dadang, salah satu pengurus masjid. Arsitektur bangun masjid ini
masih asli. Masjid ini hanya mengalami pelebaran saja, mengingat umat muslim
yang beribadah di masjid ini ini terus bertambah. Masjid yang berdiri di luas tanah
tanah sekitar setengah hektare ini, memiliki nilai arsitektur tradisional yang amat
menarik. Bangunan religius yang merupakan peninggalan kerajaan Siak dan
merupakan masjid batu pertama yang dibangung di Pekanbaru. tdak banyak orang
mengetahui, komplek masjid inilah nama Pekanbaru bermula.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah
(1766-1779), komplek kerajaan ini mengalami kemajuan pesat. Sebagai sebuah pusat
pemerintahan, dibangunlah sarana pendukung ekonomi berupa pasar. Islam dalam
catatan banyak sejarawan disebarkan oleh kalangan pedagang. Pasar yang saat itu
5
disebut sebagai ôPekanö sudah ada sebelumnya di komplek itu. bangunan pasar baru
itu saat itu dinamakan sebagai ôPekan Baharoeö. Pada perkembanganya, kelaziman
nama itu menjadi Pekanbaru dan menjadi nama kota ini hingga kini.Masjid sebagai
pusat kebudayaan islam kental sekali terlihat. Seperti pada zaman awal islam, masjid
juga digunakan sebagai tempat untuk mengambil sumpah bagi orang yang akan
memeluk agama dan keyakinan islam.
6
Saat ini, di dalam istana masih bisa ditemukan berbagai koleksi yang bernilai
tinggi, seperti:
kursi singgasana sultan yang bersalut emas
paying
senjata kerajaan Melayu
bendera kerajaan Siak
replika mahkota Kerajaan Siak
setanggi pembakar
canang
alat musik komet buatan Jerman, yang memiliki piringan bergaris tengah
90 cm, berisikan lagu-lagu Mozart dan Bethoven
kursi dan meja yang terbuat dari kayu, kristal dan kaca
lampu kristal warna-warni
berbagai bentuk lemari dan senjata
beraneka bentuk koleksi cendera mata dari negeri sahabat.
Selain benda-benda tersebut, terdapat sebuah cermin peninggalan permaisuri
sultan yang disebut cermin Ratu Agung. Ada keyakinan yang berkembang di
masyarakat bahwa, jika sering bercermin di depan Ratu agung, maka akan membuat
kulit awet muda.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada beberapa hal yang dapat saya simpulkan dari beberapa pembahasan yang
berhubungan dengan masuknya agama Islam Di Riau, yaitu :
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Abdul kadir, Sejarah Mauknya Islam di Riau, pekanbaru: perpustakaan Nasional RI,1999.
Tjandrasasmita Uka 1993. (editor Khusus): Jaman Pertumbuhan Dan Perkembangan Kerajaan-
Kerajaan Islam Di Indonesia. Dalam Sejarah Nasional Indonesia III. , Jakarta.Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan bp Balai Pustaka.
Abie, Deni (2008). “perkembangan Islam” [online]. Perkembangan islam diambil dari
http//www.riau.go.id