Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERKEMBANGAN TULISAN ARAB

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Khot Dan Imla`”

Dosen Pengampu :
Disusun Oleh Kelompok 2:Yahya Saputra ,M.Pd.

Bayu Jatmiko

Dina Istiana

Arief Saifudin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHOT DAN IMLA`

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)

BUNGO 2023

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesehatan yang luar biasa ini
yaitu kesempatan untuk menyelasaikan tugas penulisan makalah tentang
“Perkembangan Tulisan Arab.” Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan
untuk junjungan Nabi Agung kita, yaitu Muhammad SAW yang telah
menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah
petunjuk yang paling benar yakni Syariah Agama Islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-


banyaknya untuk bapak Yahya Saputra ,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Aqidah
Akhlak 2 yang telah menyerahkan kepercayaanya kepada kami guna menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.

Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Bungo, 26 Oktober 2023

Penulis Kelompok 2

II
DAFTAR ISI

COVER .....................................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................... I
DAFTAR ISI ........................................................................................................ II
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3


A. Awal perkembangan tulisan Arab Melayu..........................................................3
B. Keberadaan tulisan Arab Melayu pada abad pertengahan...................................4
C. Keberadaan tulisan Arab Melayu pada zaman modern.......................................7

BAB III PENUTUP................................................................................................9


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

LAMPIRAN ......................................................................................................... 11

A. Documentasi
Teamwork..........................................................................................................11
B. Documentasi
Referensi............................................................................................................11

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selain bahasa, Tulisan merupakan sebuah alat komunikasi manusia dari zaman
dahulu sampai sekarang ini. Setiap kelompok manusia pada kommenty memeliki
aksara sendiri. Tulisan yang pada zaman sekaran ini berkembang dari rumpun
tulisan

Keberadaan tulisan dalam masyarakat sangat pentang. Dengan tulisan ini, manusia
mampu berkomunikasi meski jarak yang cukup jauh. Di nusantara tulisan yang
melayu ilah tulisan arab melayu. Tulisan arab melayu adalah tulisan Arab yang
diadaptasikan oleh bahasa Melayu untuk pengejaannya seperti yang kita pahami
sekaran ini. Arti huruf yang digunakan adalah huruf-huruf Arab dengan bahasa
Melayu, atau atau dengan ejaan Melayu. Di tempat lain, Tulisan Melayu disebut
Arab Jawi atau sejenisnya.

Indonesia memiliki beragam ragam bahasa daerah, masing-masing memiliki aturan


penulisan sendiri menggunakan aksara tradisionalnya yang khas. Apresiasi
terhadap berbagai aksara tradisional ini masih tampak misalaniya dari mata leijuan
bahasa daerah di tiap daerah. Penggunaan aksara tradisional di berbagai pelosok
tanah air juga merupakan bukti bahwa, meskipun aksara tersebut hampir seluruhnya
digantikan oleh aksara latin, namun mereka sebenarnya mencintai kita dan
mencintai kekayaan negara kita.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Awal perkembangan tulisan arab melayu ?
2. Bagaimana Tulisan arab melayu pada abad pertengahan ?
3. Bagaimana keberadaan Tulisan arab melayu pada abad modern ?

1
C.Tujuan Penulisan

1. Bahan perkuliahan bagi rekan-rekan yang ingin mempelajarinya.


2. Paparan dari perkembangan tulisan arab melau dari awal terbentuknya
sampai pada zaman modern ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. AWAL KEBERADAAN TULISAN ARAB MELAYU

Tulisan Jawi telah lama ada dalam khasanah kebudayaan melayu yang
diperkirakan sekitar abad ke 10 Masehi atau 3 Hijrah hingga kemasa kini dan ia
berasal daripada tulisan Arab.1 Tulisan inilah yang membangun kebudayaan
melayu dan tulisan ini jugalah yang kemudian mengantarkan menuju bahasa
Melayu yang kemudian berkembang menjadi Bahasa Indonesia setelah dikokohkan
oleh para pemuda Indonesia dalam sumpah pemuda. Keberadaan tulisan arab
melayu di Nusantara identik dengan penyebaran islam ke daerah melayu.

Masa sejak awal abad ke-13 M sampai penghujung abad ke-15 M dalam
khazanah kesusastraan melayu disebut masa peralihan,yaitu masa peralihan dari
peradaban Hindu ke peradaban Islam. Dengan masuknya peradaban Islam,orang
melayu mulai mengenal tradisi tulis. Sebelumnya, mereka hanya memiliki tradisi
lisan. Aksara Jawi sudah wujud dan digunakan di wilayah Sumatra dan
Semenanjung Malaya jauh sebelum orang/pulau Jawa memeluk agama Islam (883
H/1468 M).

Bukti historis bahwa adanya tulisan jawi dalam kebudayaan Melayu lama
dapat dilihat pada bahan-bahan bertulis seperti : batu bersurat, manuskrip lama,
kertas lama, majalah, batu nisan, bahan-bahan yang dibuat daripada logam, kulit,
alat senjata , batu lontar, tembikar dan sejenisnya, ukiran-ukiran pada masjid,
rumah, dan istana, azimat, rajah atau penangkal.

Penemuan pertama batu nisan yang tertulis dalam bahasa Arab di Sumatera
bertarikh 55 Hijrah atau setara dengan 674 M. Selain itu juga ditemukan di Kedah

1
Menurut Jelprison, tulisan arab melayu mulai berkembang pada awal abad 12. Menurut Hashim
Haji Musa dalam bukunya "Sejarah Perkembangan Tulisan Jawi" tulisan arab melayu berkembang
pada pertengahan abad 14.

3
bertarikh 290 Hijrah. Kedua hal ini jelas telah menunjukkan bahwa tulisan Jawi
berasal dari orang Arab yang kemudian telah disesuaikan dengan menambahkan
beberapa huruf tambahan kepada huruf Arab untuk menyesuaikannya dengan gaya
bahasa orang Melayu. Penambahan ini lebih kepada melengkapi ejaan yang tidak
ada dalam bahasa Arab tetapi ditemui dalam bahasa Melayu.2

Manuskrip Islam tertua di kepulauan Nusantara ditemukan di Terengganu,


Malaysia. Manuskrip ini bernama Batu Bersurat yang dibuat tahun 1303 (abad 14).
Tulisan ini menyatakan tentang penyebaran dan para pemeluk Islam pada saat itu.
Manuskrip ini sudah diteliti oleh oleh ahli-ahli Sejarah dan Arkeolog Islam di
Malaysia seperti Prof Naquib Alatas dan lainnya, semua menyimpulkan manuskrip
ini sebagai yang tertua di Asia Tenggara.

Yang kedua, masih di abad 14, pada tahun 1310, ditemukan syair tentang
keislaman yang ditulis dalam bahasa Melayu dengan huruf Jawi di Minya’ Tujoh,
Aceh. Karenanya para pakar sepakat bahwa perkembangan karya ulama yang
ditulis dengan huruf Jawi sudah berkembang pada Abad 14 pada massa
Kekhalifahan Samudra Pasai dan Kekhalifahan Islam lain di Semenanjung Malaka.

B. KEBERADAAN TULISAN ARAB MELAYU PADA ABAD


PERTENGAHAN

Tulisan arab melayu pada abad pertengahan merupakan tulisan


pemerintahan atau tulisan resmi bagi raja-raja keturunan melayu yang berada di
daerah nusantara. Contohnya Sultan pertama Sulu (Paduka Mahasari Maulana al-
Sultan Sharif ul-Hashim) yang memerintah tahun 1450 – 1480 adalah berasal dari
Sumatra. Sultan ini menikah dengan putri Rajah Baguinda yang berasal dari
Minangkabau ('Menangkabaw' dalam istilah di Mindanao). Dalam acara

2
Azwar. Manuskrip Melayu dan Tulisan Jawi. ( Padang, sebuah website)

4
pelamarannya Paduka Mahasari Maulana al-Sultan Sharif ul-Hashim membuat
lamaran dengan tulisan arab melayu untuk di sampaikan kepada Rajah Baguinda.

Aksara yang digunakan di Mindanao dan Sulu sebelum datangnya pengaruh


kolonial Spanyol adalah dalam huruf Yawi (Arab Melayu). Buku-buku agama
ketika itu adalah dalam huruf Yawi, sama halnya dengan tradisi penulisan di
Thailand Selatan (Patani) dan juga di kesultanan-kesultanan Islam di Indonesia
masa silam.3

Pada usai yang lebih muda pada abad 16–17, di daerah lain juga ditemukan
mansukrip seperti, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Melayu, Hikayat Aceh,
Hikayat Hasanuddin, Babat Tana Jawi, Babad Cirebon, Babat Banten, Carita
Purwaka Caruban Nagari. Di Nusa Tenggara ditemukan Syair Kerajaan Bima,
Bo’Sangaji Kai Catatan Kerajaan Bima. Dari Maluku ada Hikayat Hitu. Di
Sulawesi ada Hikayat Goa, Hikayat Wajo dan lainnya.4

Di Aceh, pada abad 16–17 terdapat cukup banyak penulis manuskrip.


Misalnya, Hamzah Fansuri, yang dikenal sebagai tokoh sufi ternama pada masanya.
Kemudian ada Syekh Nuruddin ar-Raniri alias Syeikh Nuruddin Muhammad ibnu
'Ali ibnu Hasanji ibnu Muhammad Hamid ar-Raniri al-Quraisyi. Ia dikenal sebagai
ulama yang juga bertugas menjadi Qadhi al-Malik al-Adil dan Mufti Muaddam di
Kesultanan Aceh pada kepemimpinan Sultan Iskandar Tsani abad 16. Salah satu
karyanya yang terkenal berjudul ”Bustanul Salatin.” Syeikh Abdul Rauf al-Singkili
yang juga ditetapkan sebagai Mufti dan Qadhi Malik al-Adil di Kesultanan Aceh
selama periode empat orang ratu, juga banyak menulis naskah-naskah keislaman.

Pada tahun 1812 (sekitar 100 tahun sebelum kajian Shellabear), Marsden
telah memperkatakan keberadaan aksara Arab Melayu dalam bukunya A Grammar
of the Malayan Language. R.O. Winstedt (1913) juga mengulas tentang system

3
Bangsa Moro di Mindanao : Roh Islam Melayu di Jasad Pinay, ( 2008 )
4
Dr M Luthfi Fathullah, Manuskrip Ulama Nusantara Dijarah Penjajah ( Jordan, university
Jordan press. 2008 )

5
ejaan Arab Melayu dalam bukunya Malay Grammar. Sedangkan di kalangan orang
Melayu, Raja Ali Haji diakui sebagai tokoh yang mula-mula sekali memperkatakan
system ejaan Arab Melayu seperti yang tercatat dalam bukunya Bustan al-Katibin,
diteruskan oleh Muhammad Ibrahim (anak Abdullah Munsyi).

Kontinuitas kultural Jawa tertanam sebagai dasar legitimasi Keraton


Palembang. Budayawan Palembang Djohan Hanafiah mencatat, keterkaitan politik
ini berakhir setelah Sultan Abdurrahman (1659-1706) memproklamasikan
Kesultanan Palembang Darussalam pada tahun 1675.

Jeroen Peeters dalam Kaum Tuo Kaum Mudo, Perubahan Religius di


Palembang 1821 -1942 (1997) memaparkan, di kalangan keraton, bahasa Jawa
kromo (bahasa Jawa halus) menjadi bahasa resmi. Akan tetapi, pemakaian bahasa
ini tidak tersebar luas di luar lingkungan Keraton Palembang.

Merujuk pada sejumlah naskah berbahasa Jawa yang tersimpan di Royal


Asiatic Society, London, Peeters meyakini, naskah-naskah tersebut juga hanya
beredar di lingkungan keraton. Beberapa koleksi naskah berbahasa Jawa ini antara
lain teks Panji (1801) yang ditulis atas perintah Sultan Ahmad Najamuddin.

Selain didampingi ulama, sultan juga memiliki juru tulis khusus untuk
penulisan bahasa Arab. Bahasa dan tulisan Arab digunakan dalam kitab-kitab utama
pengajaran Islam di Palembang, termasuk naskah yang berkaitan dengan tasawuf
dan tafsir.

Sebagian naskah-naskah keagamaan yang ditemukan, merupakan kitab


yang langsung dibawa dari Arab. Sebagian lainnya disalin ulang dengan ketelitian
yang tinggi di Palembang.

Akan tetapi, seperti bahasa Jawa kromo yang hanya dikuasai oleh kalangan
bangsawan, bahasa Arab juga lebih dikuasai para guru atau kalangan ulama.
Sejumlah naskah keagamaan menggunakan bahasa Arab dilengkapi terjemahan
bahasa Melayu, walaupun tetap ditulis dengan huruf Arab.

6
Naskah-naskah sastra, antara lain hikayat yang berbentuk prosa maupun
syair, serta berbagai kisah dalam naskah-naskah pada masa kesultanan lebih banyak
ditulis dengan tulisan Arab dalam bahasa Melayu (Arab Melayu). Kegiatan surat-
menyurat, antara lain dari sultan kepada Gubernur Batavia juga ditemukan dalam
basa Arab Melayu.5

C. KEBERADAAN TULISAN ARAB MELAYU PADA ZAMAN


MODERN

Penggunaan tulisan Arab Melayu (Armel) atau Tulisan Jawi (Tulwi)di


Indonesia sekarang bisa dikatakan sudah hampir punah. Kalau pun dipelajari pada
Pondok Pesantren, lebih mengutamakan tulisan Arab gondol/Kitab Kuning.
Demikian kondisinya juga pada sekolah-sekolah umum, tidak pernah lagi diajarkan
kepada murid.1

Seiring dengan perkembangan zaman, lambat-laun tulisan ini ditinggalkan


masyarakat. Bukan berarti model tulisan ini tidak bisa mengikuti perkembangan
zaman, tidak sama sekali, namun yang menyebabkan Ia ditinggalkan karena
kebijakan dari pemerintah kita sendiri.

Salah satu contohnya, pada tahun 70-an hingga 80-an pemerintah


menggalakkan program penuntasan buta aksara. Seluruh masyarakat diajarkan
membaca latin. Jika saja ada yang tidak bisa membaca tulisan latin, maka mereka
dicap sebagai buta aksara, sekalipun Ia mampu dan lancar menulis dan membaca
Arab Melayu. Artinya pada masa itu pemerintah tidak mengakui Arab Melayu yang
telah melekat di tengah masyarakat kita.6

Sementara itu, penulisan armel di negara tetangga seperti Malaysia dan


Brunei Darussalam telah mengakar kuat di masyarakatnya. Penulisan Armel dan

5
Bahasa Jawa, Arab, dan Melayu di Palembang 2003.
6
Jelprison. Arab Melayu Sebuah Pengenalan (kampungrison 2008 ).

7
cara membacanya, menjadi mata pelajaran wajib bagi siswa di bangku sekolah di
kedua negara tersebut.

Berdasarkan catatan Prof. Dr Kang Kyoung Seok, Peneliti tulisan


Armel/Tulwi asal Busan, Korea, universitas-universitas di luar masyarakat Melayu
juga mengajarkan tulisan Armel kepada mahasiswanya. Seperti yang diajarkan di
Hankook University of Foreign Studies Korea, mereka bahkan mendatangkan
tenaga pengajar khusus dari Malaysia untuk memberikan mata kuliah tulisan armel.

Amerika Serikat (Cornell Unversity), Jepang (Tokyo University of Foreign


Studies), Inggris (University of London), Belanda (University of Leiden), Jerman
(University of Hamburg), hingga Rusia (University of Leningrad), merupakan
negara-negara lainnya di luar masyarakat Melayu, yang pernah dan masih
mengajarkan tulisan armel kepada mahasiswanya. Bahkan, manuskrip-manuskrip
Armel/Tulwi banyak disimpan di negara Inggris, antara lain di perpustakaan
Bodleian Oxford, British Museum, British Library, dan perpustakaan University of
London.

Menurut Rusdi, Ketua Yayasan Ikatan Guru Pengajian Al-Qur’an (IGPA)


Kalbar, tulisan armel mulai menghilang sejak masuknya pengaruh Partai Komunis
Indonesia ( tahun 1964/1965 ). Sejak itu pula, pelajaran armel di sekolah-sekolah
ditiadakan. Kecuali di Sumatra.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tulisan arab melayu yang kita dengar pada zaman sekarang ini merupakan
sebuah pengembangan dari tulisan arab yang disesuaikan dengan bahasa melayu.
Bahasa arab yang datang ke daerah nusantara beserta tulisannya yang dibawa oleh
para pedagang islam dari arab sangat mempengaruhi adanya tulisan di daerah
nusantara khusunya bagi orang-orang melayu.

Tulisan ini semakin berkembang dari tahun ke tahun. Tulisan arab melayu
masih belum diketahui siapa tokoh pertama yang memakai tulisan ini. Tetapi tanda
keberadaannya sudah diketahui melalui hasil penelitian yang ditemukannya sebuah
prasasti pada zaman kerajaan melau di nusantara.

Pada zaman sekarang tulisan ini hanya di pakai oleh orang-orang melayu
dan tidak sepenuhnya di nusantara. Negara yang masih mempertahankan tulisan
arab melayu ini hanya Negara Malaysia, Brunei, dan daerah melayu yang ada di
Indonesia.

B. Saran

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan
maupun bahasanya yang kami sajikan, oleh karena itu mohon diberikan sarannya
agar kami bisa membuat makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

9
DAFTAR PUTAKA

1. Darmawi, Ahmad. 2008. ARAB MELAYU, Pemunculan Tulisan, Sistem dan


Istilah Jawi. rakyatriau.

2.Fathullah, M Luthfi. 2008 Manuskrip Ulama Nusantara Dijarah Penjajah.


Jordan: university Jordan press.

3.Jelprison. 2008. Arab Melayu Sebuah Pengenalan. kampungrison.wordpress.com

4.Medri. 2008. Jejak Bahasa Melayu Aceh. Acehlong

5.Muhandri.2003.Bahasa Jawa, Arab, dan Melayu di Palembang.

6.Nuswanto, Heru Susetyo . 2008. Bangsa Moro di Mindanao : Roh Islam Melayu
di Jasad Pinay.

Van wijk, D. gerth. 1985. Tata Bahasa Melayui. Jakarta : Djambatan.

10
LAMPIRAN

A. Documentasi Teamwork

B. Documentasi Referensi

11

Anda mungkin juga menyukai