Anda di halaman 1dari 16

Makalah Naskah Komunikasi 1

Disusun Oleh :

Kelompok 1 :

 Lifia Nifri Azkia – 14816048


 Maharani – 14816214
 Muhammad Genesa Syahdeni – 14816870
 Richard Yestom Patty – 16816316

Dosen Pembimbing :

Nuriyati Samatan,Dra.,M.Ag.

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik serta tepat pada waktunya.

Dalam makalah ini penulis membahas “Naskah Komunikasi dan Skenario” yang
didalamnya terdapat penjelasan mengenai penulisan naskah dan skenario, suatu Pengetahuan
baru saja berkembang pada abad saat ini yang dialami masyarakat.Makalah ini dibuat dalam
rangka mencari informasi mengenai teori tentang naskah komunikasi dan skenario. Kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan kami di masa yang akan datang.

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................1

1.2 Tujuan Pembahasan ......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................2

2.1 Sejarah Naskah ...................................................................................................................2

2.2 Aksara dalam Naskah .........................................................................................................2

2.3 Bentuk Kategori Huruf .......................................................................................................3

2.4 Naskah Masa Kini ..............................................................................................................8

2.5 Pengertian Naskah .............................................................................................................8

2.6 Jenis-Jenis Naskah ..............................................................................................................9

2.7 Pengertian Skenario ..........................................................................................................10

2.8 Jenis-Jenis Skeario............................................................................................................11

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................12

Kesimpulan ..............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di antara ratusan bahasa yang ada di Indonesia, ternyata hanya belasan yang memiliki
tulisan sendiri dan pernah mengembangkannya sehingga menjadi wahana sastra yang kini masih
tersimpan. Kepemilikan aksara memang digunakan sebatas keperluan dan biasanya ini
bergantung pada tingkat kebudayaan pemilik itu

Kata ‘naskah’ berasal dari berasal dari bahasa arab yang berarti tulisan tangan. Dalam
kata latin disebut ‘manusript’, atau disebut juga ‘kodeks’.Kodeks merupakan bahan tulisan
tangan. Menurut The Oxford dictionary (1928), kodeks mempuyai arti ‘manuscript volume, esp
of ancient texts’ atau dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi gulungan atau buku
tulisan tangan, terutama dari teks-teks klasik. Naskah dalam kajian filologi merupakan bentuk
konkret suatu tulisan yang dapat dilihat dan dipegang (Baried dkk.,1994:55).

1.2. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :


1. Untuk dapat menjelaskan dan menginformasikan mengenai sejarah naskah
2. Untuk dapat mengetahui aksara yang digunakan di dunia
3. untuk dapat mengerti dan memahami mengenai pengertian naskah
3. untuk dapat mengerti dan memahami pengertian skenario

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Naskah

Tiga gelombang budaya yang melanda asia tenggara kepulauan telah meninggalkan
pengaruh yang mendalam dengan meresapi seluruh sendi kehidupannya, yaitu kebudayaan india,
agama islam, dan peradaban barat. Ketiganya mewariskan sistem-sistem tulisan yang telah
dimanfaatkan dan dikembangkan oleh penerimanya dan memberi sumbangan yang sangat
bernilai bagi kemajuanny, khususnya dibidang spiritual.

Dimasa lalu para ilmuan berpendapat bahwa tulisan yang dimiliki suatu bangsa
merupakan bukti mengenai tingginya peradaban mereka. Bangsa yang tidak memiliki tulisan
dinilai masih dalam taraf budaya relatif rendah. Namun, dengan terungkapnya sejumlah
masyarakat yang tinggi budayanya di berbagai belahan dunia, pendapat tersebut tidak dapat
dipertahankan lagi. Ternyata bangsa yang berperadaban tinggi dapat mencapai tingkat iu tanpa
memiliki tulisan atau tanpa mempunyai tulisan alam perkembangan yang sempurna. Menurut
sebagian besar ahli linguistic Bahasa merupakan milik manusia sejak ia dilahirkan. Pendapat ini
didukung oleh kenyataan bahwa hingga kini tidak ditemukan suatu bangsa atau kelompok
manusia yang tidak memiliki Bahasa. Bahasa merupakan kebutuhan begitu ada kebutuhan
bersama. Tidak hanya itu Bahasa memungkinkan pengenalan diri, pemikiran, dan perenungan,
yang berarti pengembangan dan peningkatan diri.

Di antara ratusan bahasa yang ada di Indonesia, ternyata hanya belasan yang memiliki
tulisan sendiri dan pernah mengembangkannya sehingga menjadi wahana sastra yang kini masih
tersimpan. Kepemilikan aksara memang digunakan sebatas keperluan dan biasanya ini
bergantung pada tingkat kebudayaan pemilik itu.

2.2. Aksara Dalam Naskah

Tidak diketahui dengan pasti kapan penulisan pada media selain batu dan logam mulai

dilakukan di daerah nusantara karena naskah yang paling tuapun dibuat dengan alas tulis yang

2
tidak lestari sehingga diyakini bahwa pernah ada naskah-naskah yang lebih tua. Prasasti
berbahasa pribumi yang tertua yaitu prasasti sriwijaya berhuruf pallawa. Suhadi mengemukakan
bahwa aksara pallawa cenderung digunakan untuk tulisan yang besifat profane,sedangkan aksara
pra nagari diperuntukan bagi teks-teks keagamaan (Suhadi,2002:9), tetapi tidak jelas apakah
selain teks dalam prasasti terdapat juga teks dalam naskah.

2.3. Bentuk Kategori Huruf

1. Huruf Latin

Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa kejayaan
kerajaan Romawi. Dalam sejarah perkembangan tipografi lahirnya desain dan gaya huruf banyak
dipengaruhi oleh faktor budaya serta teknik pembuatannya. Kejayaan kerajaan Romawi di abad

pertama yang berhasil menaklukan Yunani, membawa


peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikanya
kesusasteraan, kesenian, agama, serta alphabet Latin yang
dibawa dari Yunani. Pada awalnya alphabet Latin hanya terdiri
dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q,
R,S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam
alphabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari
bahasa

gambar untuk huruf latin

Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan, sehingga jumlah
keseluruhan alphabet Latin menjadi 26.

2. Abjad jawi

Abjad Jawi (Arab: ‫جاوي‬ Jawi) (atau Yawi di daerah Patani, Gundhil di
daerah Jawa disamping Pegon, Jawoë di daerah Aceh) adalah abjad Arab yang diubah untuk
menuliskan Bahasa Melayu. Abjad ini digunakan sebagai salah satu dari tulisan resmi di Brunei,
dan juga di Malaysia, Indonesia, Patani dan Singapura untuk keperluan religius dan
pendidikan. Kata "Jawi" (‫ )جاوي‬adalah sebuah kata sifat untuk kata benda Jawah Arab (‫)جاوة‬.
3
Kedua istilah mungkin berasal dari istilah
"Javadwipa", nama kuno untuk Jawa. "Jawah" dan
"Jawi" mungkin telah digunakan oleh orang Arab
sebagai catch-all istilah dalam mengacu pada Tenggara
Maritim seluruh Asia tenggara dan rakyatnya, mirip
dengan jenis pemahaman oleh orang Eropa kemudian
ketika menamakan istilah Kepulauan Melayu dan Suku
Melayu dengan
Gambar untuk Abjad Jawi

Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa) dan Suku Jawa. Kemunculannya berkait secara langsung
dengan kedatangan agama Islam ke Nusantara. Abjad ini didasarkan pada abjad Arab dan
digunakan untuk menuliskan ucapan Melayu. Dengan demikian, tidak terhindarkan adanya
tambahan atau modifikasi beberapa huruf untuk mengakomodasi bunyi yang tidak ada dalam
bahasa Arab (misalnya ucapan /o/, /p/, atau /ŋ/).

Bukti terawal tulisan Jawi ini berada di Malaysia dengan adanya Prasasti
Terengganu yang bertarikh 702 Hijriah atau abad ke-14 Masehi (Tarikh ini agak problematis
sebab bilangan tahun ini ditulis, tidak dengan angka). Di sini hanya bisa terbaca tujuh ratus dua:
702H. Tetapi kata dua ini bisa diikuti dengan kata lain: (20 sampai 29) atau -lapan -> dualapan -
> "delapan". Kata ini bisa pula diikuti dengan kata "sembilan". Dengan ini kemungkinan tarikh
ini menjadi banyak: (702, 720 - 729, atau 780 - 789 H). Tetapi karena prasasti ini juga menyebut
bahwa tahun ini adalah "Tahun Kepiting" maka hanya ada dua kemungkinan yang tersisa: yaitu
tahun 1326M atau 1386M. Abjad Jawi adalah salah satu dari abjad pertama yang digunakan
untuk menulis bahasa Melayu, dan digunakan sejak zaman Kerajaan Pasai, sampai
zaman Kesultanan Malaka, Kesultanan Johor, dan juga Kesultanan Aceh serta Kesultanan
Patani pada abad ke-17. Bukti dari penggunaan ini ditemukan di Batu Bersurat Terengganu,
bertarikh 1303 Masehi (atau 702H pada Kalender Islam). Penggunaan alfabet Romawi pertama
kali ditemukan pada akhir abad ke-19. Abjad Jawi merupakan tulisan resmi dari Negeri-negeri
Melayu Tidak Bersekutu pada zaman kolonialisme Britania.

4
Zaman dahulu, abjad Jawi memainkan peranan penting dalam masyarakat. Abjad ini
digunakan sebagai media perantara dalam semua urusan tata usaha, adat istiadat, dan
perdagangan.

Sebagai contoh, huruf ini digunakan juga dalam perjanjian-perjanjian penting antara pihak raja
Melayu dengan pihak Portugis, Belanda, atau Inggris. Selain itu, pernyataan kemerdekaan 1957
bagi negara Malaysia sebagian juga tertulis dalam aksara Jawi.

Sekarang abjad ini digunakan untuk urusan kerohanian dan tata usaha budaya Melayu
di Terengganu, Kelantan, Kedah, Perlis, dan Johor. Orang-orang Melayu di Patani masih
menggunakan abjad Jawi sampai saat ini.

3. Aksara Turunan India

Aksara Turunan India berkembang menjadi berbagai varian yang dapat dikelompokkan
menjadi dua tipe utama, yaitu pertama tipe ha-na-ca-ra-ka yang menurut para ahli adalah
turunan langsung dari tulisan Kawi Akhir yang berkembang di Jawa dan Bali (Hunter, 1996:12)
dan digunakan dalam teks-teks Sunda, Jawa, madura, dan Bali. Tipe kedua ialah ka-ga-nga yang
berkembang di Sumatra, yaitu di daerah Batak dan Sumatra Selatan. Jenis tulisan ini merupakan
pertumbuhan langsung dari variasi Kawi atau Pasca Pallawa di Jawa dan Bali, namun
mempunyai sistem yang lebih sederhana, sesuai dengan sistem bunyi Austronesia (Durie, 1996:
252).

Hunter memperkirakan bahwa dari Sumatra pengaruh aksara menyebar ke Sulawesi,


mewujudkan tulisan Mandar, Bugis, dan Makassar. Perkiraan ini didukung oleh beberapa inovasi
yang sama pada tata aksara Bugis, Makassar, Sumatra Selatan, dan Batak. Persebaran aksara
jenis ini diperkirakan telah terjadi sebelum kedatangan orang Eropa di Asia Tenggara. Perbedaan
bentuk antara tulisan ha-na-ca-ra-ka dan ka-ga-nga menyarankan bahwa percabangan yang
menyebabkan perkembangan sendiri-sendiri sudah terjadi sejak lama. Reid mengungkapkan
bahwa menurut verita pelaut Spanyol dan Portugis dari abad ke -16, di daerah-daerah tertentu di
Nusantara dan Filipina, pada waktu itu mereka temukan jumlah keberaksaraan yang tinggi di
antara penduduk.

5
4. Aksara Jawa

Aksara Jawa, merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai harganya.
Bentuk aksara dan seni pembuatannya pun menjadi suatu peninggalan yang patut untuk
dilestarikan. Tak hanya di Jawa, aksara Jawa ini rupanya juga digunakan di daerah Sunda dan
Bali, walau memang ada sedikit perbedaan dalam penulisannya. Namun sebenarnya aksara yang
digunakan sama saja.

Aksara Jawa ternyata juga mengalami peralihan. Ada Aksara


Jawa Kuno dan Aksara Jawa baru. Namun sulit untuk
mengetahui secara pasti kapan masa lahir, masa jaya, dan
masa peralihan aksara Jawa kuno dan aksara Jawa baru.
“Sangat sulit menemukan kapan lahir ataupun peralihannya.
Dikarenakan juga masih sedikit orang yang melakukan
penelitian tentang hal ini. Konsepsi secara tradisional
mendasarkan pada anggapan bahwa kelahiran ha-na-ca-ra-ka

Gambar untuk Aksara Jawa

berkaitan erat dengan legenda Aji Saka. Legenda itu tersebar dari mulut ke mulut yang kemudian
didokumentasikan secara tertulis dalam bentuk cerita. Cerita itu ada yang masih berbentuk
manuskrip dan ada yang sudah dicetak. Cerita yang masih berbentuk manuskrip, misalnya Serat
Momana, Serat Aji Saka, Babad Aji Saka dan Tahun Saka lan Aksara Jawa. Cerita yang sudah
dicetak misalnya Kutipan Serat Aji Saka dalam Punika Pepetikan saking Serat Djawi ingkang
Tanpa Sekar ( Kats 1939 ) Lajang Hanatjaraka ( Dharmabrata 1949 dan Manikmaya (
Panambangan 1981) Pendapat lain dikemukan oleh Hadi Soetrisno(1941 ).

Dalam bukunya yang berjudul Serat Sastra Hendra Prawata dikemukan bahwa aksara
Jawa diciptakan oleh Sang Hyang Nur Cahya yang bertahta di negeri Dewani, wilayah jajahan
Arab yang juga menguasai tanah Jawa. Sang Hyang Nur Cahya adalah putra Sang Hyang Sita
atau Kanjeng Nabi Sis (Soetrisno, 1941: 6). Disamping aksara Jawa, Sang Hyang Nur Cahya
juga menciptakan aksara Latin, Arab, Cina dan aksara-aksara yang lain. Seluruh aksara itu
disebut. 6
Sastra Hendra Prawata (Soetrisno, 1941: 3 – 6). Di kemukakan pula bahwa berdasarkan
bentuknya, aksara Jawa merupakan tiruan dari aksara Arab, mula-mula aksara itu berupa
goresan-goresan yang mendekati bentuk persegi atau lonjong, lalu makin lama makin
berkembang hingga terbentuklah aksara yang ada sekarang (Soetrisno 1941 : 10 ).

5. Aksara Cina

Sebelum tulisan ditemukan, orang cina menggunakan simpul tali dan ukiran pada kayu
sebagai alat Bantu mengingat. Huruf Askara Cina sudah ada sejak 3.500 tahun yang lalu pada
zaman Dinasti Shang dan meruoakan akasara paling tua di dunia.Pada awal nya aksara Tionghoa
Berasal dari gambar yang di ukir pada cangkang atau tempurung kura-kura atau hewan, atau
yang disebut dengan jiaguwen.

Pada tahun 1899 di An Yang propinsi


HeNan ditemukan situs purbakala yang penting,
yaitu kota YinXv (dinasti Shang) dan tulisan
JiaGuWen ? ? ?. Sejak itu pengetahuan mengenai
YinShang memasuki babak baru. Berdasarkan itu
, para ahli tulisan kuno beranggapan bahwa
tulisan Jia GuWen adalah tulisan purba yang
termasuk

Gambar untuk Aksara Cina

lengkap dan baik. Hingga hari ini telah diketahui lebih dari 3000 aksara jia guwen, termasuk kata
benda, kata kerja, kata ganti, kata kerja pembantu. Ini membuktikan telah adanya susunan tata
bahasa. Bahkan bisa dibuat suatu bentuk narasi lebih dari 170 huruf. Dari fakta-fakta ini, para
ahli berpendapat bahwa jia guwen bukanlah asal mula aksara mandarin, sebelumnya pasti telah
melewati suatu proses yang panjang.

7
Nama nusantara ternyata telah tercatat dalam kronik Dinasti Han di masa pemerintahan Kaisar
Wang Min yang memerintah pada periode 6-1 tahun sebelum masehi (SM). Masyarakat
Tiongkok ketika itu menyebut wilayah nusantara dengan sebutan Huang-Tse. Selain itu, menurut

catatan dari Dinasti Han, hubungan resmi antara Tiongkok dan Jawadwipa (Jawa) bahkan telah
terjalin sejak tahun 131 SM.Lebih jauh lagi, bukti arkeologi seperti penemuan genderang
perunggu asal kawasan Yunnan, bagian Tiongkok Barat Daya, yang ditemukan di Sumatera
selatan, mengindikasikan kontak yang lebih lama telah terjadi antara Tiongkok dan Nusantara

2.4. Naskah Masa Kini

Menurut Library and Information Science, suatu naskah adalah semua barang tulisan
tangan yang ada pada koleksi perpustakaan atau arsip; misalnya, surat-surat atau buku harian
milik seseorang yang ada pada koleksi perpustakaan.

Dalam konteks lain, penggunaan istilah "naskah" tidak semata untuk sesuatu yang ditulis tangan.

Dalam penerbitan buku, majalah, dan musik, naskah berarti salinan asli karya yang ditulis oleh
seorang pengarang atau komponis. Dalam perfilman dan teater, naskah berarti teks pemain
drama, yang digunakan oleh perusahaan teater atau kru film saat dibuatnya pertunjukan atau
pembuatan film.

2.5. Pengertian Naskah

Naskah adalah koleksi tulisan tangan yang belum dicetak atau diterbitkan (Jusuf, 1982:2).
Sementara itu, ada banyak definisi mengenai naskah kuno, dua di antaranya yaitu:

1. Menurut KBBI naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan yang
belum diterbitkan
2. Menurut Baried dalam Venny Indria Ekowati (2003). Naskah adalah tulisan
tangan yang menyimpan beragai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya
bansa masa lampau.

8
3. Menurut Onions dalam Venny Indria Ekowati (2003). Naskah dapat dianggap
sebagai padanan kata manuskrip
4. Dalam KBBI edisi III, 2005. Naskah yaitu: (a) karangan yang masih ditulis
dengan tangan, (b)karangan seseorang yang belum diterbitkan, (c) bahan-bahan berita
yang siap untuk diset, (d)rancangan
5. Dalam KBBI edisi II, 1954: Naskah yaitu: (a) karangan yang masih ditulis dengan
tangan, (b)karangan seseorang sebagai karya asli, (c) bahan-bahan berita yang siap diset
6. Dalam Library and Information Science. Suatu naskah adalah semua barang
tulisan tangan yang ada pada koleksi perpustakaan atau arsip; misalnya , surat-surat atau
buku harian milik seseorang yang ada pada koleksi perspustakaan.
7. Menurut Djamaris dalam Eny Kusumastuti Damayanti (2000 : 8) Naskah adalah
semua peninggalan tertulis nenek moyang pada kertas, lontar, kulit kayu, dan rotan.

Berdasarkan pengertian menurut para ahli diatas, pengertian naskah dalam konteks
filologi menurut pemakalah adalah karangan tulisan tangan manusia pada zaman dahulu yang
ditulis pada kertas, daun lontar, kulit kayu, rotan dan dawulang, bisa satu atau lebih
naskahnya, yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan budaya masa lalu.

2.6. Jenis-Jenis Naskah

Adapun jenis-jensi naskah, antara lain :

1. Fiksi

Yaitu bahan bacaan yang tidak bersumber pada kejadian sebenarnya. Biasanya berupa
kisah dongeng, khayal, dan imajinasi. Contohnya cerpen, novel, dan lainnya.

2. Non Fiksi

Yaitu bahan bacaan yang bisa diuji kelayakan dan kenyataannya. Berdasarkan fakta dan
realita yang ada. Contohnya adalah laporan, artikel, skripsi, tesis, disertasi, makalah dan lain
sebagainya. Adapun beberapa golongan yang termasuk dalam kategori non-fisik, yaitu :

9
1. Monograf. Yaitu tulisan yang berisikan satu bidang saja. Dan harus mempunyai kerangka
karya ilmiah yang lengkap, yaitu rumusan masalah, metodologi, teori dan dukungan
pembahasan, kesimpulan, serta daftar pustaka.
2. Buku teks/refernsi. Yaitu tulisan yang membahas satu bidang saja, namun cakupannya
lebih luas dibandingkan monograf.
3. Trade book. Yaitu buku yang bertuliskan tema pengetahuan, sehingga siapa saja bisa
membacanya.

2.7. Pengertian Skenario

Pengertian mengenai Screenplay atau Skenario menurut Syd Field dalam bukunya The
Foundations of Screenwriting adalah : “The nature of the screenplay is the same as it has
always been: A screenplay is a story told with pictures, in dialogue and description, and placed
within the context of dramatic structure. It is the art of visual storytelling. We could say that a
screenplay is a story told with pictures, in dialogue and description, and placed within the
context of dramatic structure”.

Skenario merupakan naskah yang mendeskripsikan adegan dalam urutan, dan setiap
adegan memuat petunjuk lokasi dan properti, waktu peristiwa, tindakan pelaku, pelaku(-pelaku)
yang terlibat, dialog dan efek suara/musik serta efek khusus. lebih lanjut skenario dapat dinilai
untuk melihat potensi suasana dramatik dari setiap adegan melalui hubungan logis dari unsur-
unsur yang terdapat dalam adegan yaitu antara lokasi dan properti dengan peristiwa (motif dan
tindakan/dialog pelaku), dan efek lainnya.
Penulisan naskah skenario sebenarnya menuliskan suatu cerita dalam format (bentuk)
tertentu. Formatnya dapat berupa skenario televisi (tv-play) maupun film. Format ini disesuaikan
dengan media yang akan digunakan. Format setiap naskah pada dasarnya dibuat untuk
kepentingan efisiensi bagi pemakainya. Seseorang dapat belajar menulis naskah skenario dengan
mempelajari naskah skenario yang sudah jadi. Tetapi kalau ia hanya terpaku pada format naskah
tersebut, ia tidak akan dapat menulis naskah. Bukan formatnya yang penting, tetapi isi naskah
tersebut. Format hanyalah suatu ketentuan teknis yang disepakati dalam lingkungan tertentu
untuk menampung

10
suatu isi informasi. Dalam penulisan naskah, isi informasinya adalah cerita. Cerita, tak lain dari
hal-hal yang terjadi/dialami oleh manusia atau kehidupan di alam dan layak untuk diketahui oleh
orang lain. Bagi seorang penulis, kelayakan suatu cerita ditentukan dari 2 sisi, yaitu dari penulis
sendiri dan dari calon penerima (audiens)-nya.
Naskah skenario televisi dan film berisi uraian mengenai kejadian-kejadian yang dapat
ditangkap secara visual dan auditif. Kejadian secara visual diwujudkan dari tindakan-tindakan
yang dapat direkam oleh kamera, sedang yang auditif melalui percakapan tokoh maupun bunyi-
bunyi yang diperlukan untuk membantu suasana dramatik.

2.8. Jenis-Jenis Skenario


Dalam film fiksi, skenario secara umum terbagi dalam dua jenis: plot-driven scenario,
dan character-driven scenario. Ini artinya, cerita yang ada dalam skenario itu diarahkan oleh
plot-plotnya atau oleh karakter-karakternya.

1. Plot-driven

Plot adalah sebuah kejadian atau peristiwa yang ditampilkan ke dalam film. Jadi, senjata
penulis skenario di sini adalah plot. Untuk mencapai tujuan penceritaan, penulis skenario
membuat satu kejadian, untuk dialami oleh tokoh utama, disusul lagi dengan satu kejadian, lagi
dan lagi, hingga akhir cerita. Dengan dasar pemikiran seperti ini, bukan tidak mungkin karakter
yang ada dalam cerita itu bisa kita ganti. Jadi kita tidak perlu repot-repot membuat karakter yang
kompleks dalam cerita yang plot-driven.

2. Character-driven

Seperti namanya, character-driven scenario menggunakan karakter didalamnya untuk


menyetir cerita. Untuk jenis ini, demikian pentingnya satu karakter dalam skenario tersebut
sehingga tidak dapat digantikan dengan karakter yang lain. Berbeda dengan plot-driven scenario
dimana peristiwa demi peristiwa datang menghampiri karakter utama demi penceritaan, justru
keberadaan karakter itulah yang akan mendatangkan kejadian-kejadian. Setiap karakter (apalagi
karakter utama) sudah sepantasnya memiliki deskripsi yang sangat mendetail, yang nantinya
akan menjadi acuan bagi kemunculan peristiwa-peristiwa, satu demi satu.

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam penulisan naskah terdapat tahap-tahap pelaksanaannya. Yang pertama seseorang
harus menuangkan idenya terlebih dahulu ke dalam bentuk tulisan, dan apa bila diperlukan riset
maka penulis harus melakukan riset terlebih dahulu, misalnya seseorang yang akan membuat
film dokumenter. Setelah itu penulis membuat sinopsis dari cerita atau film yang tertuang dalam
idenya. Dan terakhir naskah yang telah selesai dibuat akan melalui proses review dan finalisasi
naskah dimana naskah yang telah selesai ditulis perlu ditelaah untuk melihat kebenaran
substansinya dan juga cara penyampaian pesannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Andhifani,Rizky,Wahyu.2013.”Naskah Ulu Tanduk Kerbau: Sebuah Kajian Filologi”.


Palembang: Balai Arkeologi
Djafar, Hasan.2002.”Aksara-Aksara Indonesia dari Masa Abad ke-13 sampai ke-16”. Jakarta:
Museum Nasional
Field,Syd.2005.” Screenplay: The Foundations of Screenwriting. United States of America:Delta
Book
Ikram, Achadiati.2009.”Sejarah Kebudayaan Indonesia Bahasa,Sastra,dan, Aksara”. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Lubis, Nabilah.1996.”Naskah, Teks dan Metode Penelitian Filologi”. Jakarta: Forum Kajian
Bahasa & Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah
Sutisn.1993.Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai