ARAB
Diajukan Sebagai
Tugas Mata Kuliah Nadzoriyatul Adab
DosenPembimbing
DisusunOleh
Waliyudin (21060003)
MANDAILING NATAL
T.A 2023/2024
Kata Pengantar
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selainitu,
penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik
iman maupun Islam.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KESIMPULAN........................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu sastra?
2. Apa aitu ilmu sastra?
3. Bagaimana sejarah munculnya sastra Arab?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu sastra?
2. Untuk mengetahui apa aitu ilmu sastra?
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah munculnya sastra Arab?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sastra
Sastra memang sudah menjadi suatu hal yang sudahdiketahui banyak orang, secara
umumnya mungkin yang akan terbayang dalam benak orang orang adalah tetang suatu
karya dengan bahasa berbunga bunga dan indah, penuh dengan emosi, dan sarat akan
imajinasi. Atau juga sederetan judul judu puisi, cerpen, novel, lengkap dengan nama
pengarangnya.
Sastra dalam bahasa lndonesia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki
banyak arti diantaranya adalah:
1. Bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai di kitab-kitab (bukan bahasa sehari-
hari),
2. Karya tulis, yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keaslian, keartistikan,
keindahan dalam isi dan ungkapannya, drama, epik, danlirik,
3. Kitab suci (Hindu), (kitab) ilmupengetahuan,
4. Tulisan, huruf (Siminto 2009)
Sedangkan dalam bahasa Arab, tidak ada sebuah kata yang artinya bertepatan dengan
sastra; kata yang paling dekat barangkali adab. Adab merupakan kata yang artinya
berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan bangsa Arab dari fase badui
menuju fase yang bertamaddun dan berperadaban. Adab mempunyai arti bermacam-
macam sesuai dengan masanya ketika kata itu dipergunakan. Pada masa Jahiliyah, orang
Arab menggunakan kata adab, yang mempunyai arti undangan untuk Menyantap
makanan. Tradisi semacam ini merupakan suatu perbuatan yang amat terpuji dan moral
2
yang tinggi. Karena pada dasarnya akan mendorong seseorang untuk menghormati dan
memuliakan para tamunya dan kemudian menghidangkan makanan kepadanya.
Kemudian dengan berjalannya waktu kata adab dipakai sebagai kata yang mencakup
pendidikan baik lisan atau budi pekerti (akhlak). Sebagaimana sabda Rasulullah
SAW.:أتدييب رّب فأحسن
ّ ّأدبين yang artinya: “Tuhan kutelah mendidikku, kemudian
menyempurnakan pendidikanku”. Pada masa Bani Umayyah kata adab berarti
pengajaran, maka kata pengajar (mu’allim) sama artinya dengan kata muaddib.
Merekalah yang mengajar anak-anak khalifah seperti yang diinginkan oleh bapak-
bapaknya untuk mengetahui wacana kebudayaan Arab,mereka juga mengajar tentang
sya’ir, pidato, berita-berita orang Arab, keturunannya, hari-hari peperangannya pada
masa Jahiliyah dan Islam. Pemakaian kata ini juga dipakai dalam pengajaran tentang
syari’ah Islam yang mencakup fiqh, hadis dan tafsir.
Dalam bukuAl-Mujaz fi al-Adab al-ArabywaTarikhuhu disebutkan bahwa kata adab
didefinisikans ebagai segala hal yang menghiasi seseorang baik itu sifat dan budipekerti,
sehingga dengan sifat dan bud ipekerti tersebut seseorang akan dihormati dan dimuliakan.
Setiap orang yang alim dapat disebut beradab, selanjutnya pengertian adab diringkas
menjadi sebuah tulisan yang indah dan mempunyai makn puisi atau syi’ir. (Wargadinata
2018)
3
4. Selanjutnya, menurut Taum (1997), sastra adalah bentuk karya cipta atau fiksi
yang bersifat imajinatif dan menggunakan bahasa yang indah serta keberadaannya
dapat berguna untuk hal-hal lain.
5. Terakhir, menurut Semi (1988), sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni
secara kreatif yang menggunakan manusia dan kehidupannya sebagai objek
sastra. Selain itu, dalam sastra juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
(Fiska 2021)
Dan dari berbagai definisi diatas bisa disimpulkan bahwa sastra ialah sebuah karya
yang menggunakan kalam kalam yang indah dan dibuat dengan sebuah ide pikiran, dan
sarat dengan imajinasi, dan memiliki rasa emosi didalamnya
1. Menurut Badrun (1983) bahwa "Ilmu sastra adalah ilmu yang menyelidiki sastra
secara ilmiah".
2. Menurut Eddy bahwa "Ilmu sastra adalah segala bentuk dan cara pendekatan
terhadap karya sastra dan gejala sastra" (1991).
3. Eneste berpendapat bahwa "Ilmu sastra adalah bidang keilmuan yang objek
utamanya karya sastra" (1994).
4. Hasanuddin mengemukakan bahwa "ilmu sastra dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah general literature meliputi semua pendekatan ilmiah terhadap gejala
sastra.
5. Mahayana berpengertian bahwa ilmu sastra ilmu yang menyelidiki kesusastraan
dengan berbagai masalahnya secara ilmiah" (2003).
6. Hartoko dan Rahmanto menuliskan pengertians astra yaitu "Ilmu sastra dalam
bahasa Inggris general literature, meliputi semua pendekatan ilmiah terhadap
gejala sastra. Objek ilmu sastra adalah unsure kesastraan yang menyebabkan
sebuah ungkapan bahasa termasuk sastra. Di samping unsur-unsur bahasa
4
(struktur, gaya, fungsi politik) faktor-faktor historiko pragmatik dan psikososial
juga memainkan peranan (misalnya unsur rekaan dalam komunikasi bahasa,
perkembangan antara pengertian sastra dan sebagainya)".
7. Menurut Suhariyadi (2014) "Ilmu sastra merupakan ilmu yang menyelidiki karya
sastra, beserta gejala yang menyertainya secara ilmiah termasuk diantaranya
tekskarya sastra, juga semua peristiwa dan fakta-fakta sosial yang berkaitan
dengan keberadaan karya sastra, pengarang, pembaca, lembaga penerbitan, media
massa, dan sebagainya, juga menjadi objek penyelidikannya. Semua hasil-hasil
kritik, apresiasi, resepsi, yang dihasilkan oleh kritikus, apresiator, atau
pembacanya, dapat menjadi objek penyelidikan Ilmu Sastra. Produksi dan
distribusi karya sastra sebagai komodite dapat diangkat untuk diselidiki oleh Ilmu
Sastra".
Dari banyaknya pendapat dari para ahli tentang pengertian dari ilmu sastra, kita bias
menyimpulkan tentang pegertian dari lmu sastra ini bahwasanya ilmu sastra adala ilmu
yang mengkaji tentang berbagai macam karya sastra dari berbagai aspek yang ada
didalamnya.
Menurut salah satu ahli antara sastra dan ilmu sastra sesungguhnya itu dapat
dibedakan sesuai dengan pendapat ahli tersebu tyaituYuniarto (2018) yang
berbunyi"Sastra dan ilmu sastra secara mendasar dapat dibedakan menurut ruang
lingkupnya. Ruang lingkup sastra adalah penciptaan pengarangnya, sedangkan ruang
lingkup ilmu sastra adalah kajian terhadap karya sastra atau karya sastra sebagai
objeknya. Ilmu sastra telah didefinisikan secara jelas oleh banyak ahli sastra. Ilmu sastra
(literary study) disebut juga dengan studi sastra ataupun kajian sastra. Ilmu sastra
merupakan ilmu yang mengkaji atau menyelidiki kesusastraan dengan berbagai
permasalahan di dalamny secara ilmiah dengan menggunakan teori ataupun metode
tertentu". Yuniarto (2018) berpendapat bahwa "Karya sastra merupakan objek ilmiah
sebagaimana berdasarkan hasil pengamatan yang mengungkap fakta yang dapat
dibuktikan kebenarannya. Peneliti dapat mengkaji karya sastra dari berbagai sudut
pandang, misalnya sudut pandang bahasa yaitu terkait struktur, gaya, dan fungsi. Selain
itu, juga terdapat sudut pandang terkait latar belakang social politik masyarakat. Ilmu
sastra merupakan kajian yang penting karena di dalam karya sastra terdapat kehidupan
masyaraka tsuatu suku bangsa. Oleh Karena itu seseorang yang mengkaji sastra harus
5
dapat menyajikan penomena kehidupan masyarakat dengan sistematis, jelas, dan ilmiah”.
(Widyaningrum 2023)
Sastra Arab identik dengan bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah sebagai jalan satu-
satunya untuk memahami sastra Arab tersebut. Bahasa Arab merupakan salah satu rumpun besar
bahasa Semit. Yang pertama memberi nama ini adalah seorang orientalis bernama Schlozer yang
mengambil dari tabel pembagian bangsa- bangsa di dunia yang terdapat di dalam Perjanjian
Lama. Tabel ini menggambarkan bahwa setelah terjadinya banjir nabi Nuh semua bangsa di dunia
berasal dari tiga orang putera nabi Nuh yaitu Syam, Ham, dan Yafis.
Sejarah sastra Arab merupakan suatu aspek yang cukup penting dalam
mengungkap bagaimana perjalanan sastra Arab dari zaman kuno hingga sekarang. Sastra
Arab dalam sejarahnya memiliki perjalanan yang panjang, untuk memudahkan kita dalam
mengetahuinya, maka sejarah sastra Arab dibagi dalam enam periodisasi.
6
2. Periode Bani Umayyah
Periode yang ditandai dengan intensifikasi pencampuran orang-orang Arab Islam
dengan penduduk asli Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, orang Arab merupakan
kelompok Aristokrat yang mempunyai ambisis besar untuk mengembangkan kebudayaan
mereka dengan cara menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa negara.
Periode Umayah adalah periode yang paling gencar dengan sastra sya’irnya, Pada
masa bani Umayah terdapat banyak golongan-golongan muncul dalam Islam diantaranya
adalah Syi’ah dan Khawarij dan pengikut Abdullah bin Zubair dan lain- lain. Keadaan
sedemikian itu menyebabkan posisi sya’ir justru menjadi penyambung lidah sesuai
dengan tujuan dari tiap-tiap golongan islam tersebut. Apalagi pada zaman bani Umayah
khalifah memberikan kebebasan kepada para penyair untuk mengexpresikan bentuk
sya’irnya masing-masing.
3. Periode Abbasiyah
Selama periode ini perkembangan bahasa dan sastra Arab tetap mendapat perhatian.
Lapangan kehidupan di masa pemerintahan Abbasiah, lebih makmur dan maju, ilmu
pengetahuan Islam banyak digali di zaman ini. Maka kerajaan Bani Abbasiah besar sekali
jasanya untuk kemajuan peradaban dunia Islam. Ibu kota kerajaan itu menjadi tempat
tujuan penyair. Para penyair tersebut saling berlomba untuk mendapatkan kesenangan
dari raja dengan jalan menjadi dan mengagungkannya. Kebolehan seperti itu akan
mendapat pujian pula dari rakyat.
Pada masa Abbasiyah, masyarakat kota Arab sudah berasimilasi dengan orang-
orang awam dan berbaur dengan cara bekerja di lapangan seperti perindustrian, pertanian,
dan pekerjaan-pekerjaan lain yang beraneka ragam. Disamping itu masyarakat Arab
sudah bercampur dengan orang-rang asing yang masuk ke wilayah Arab bahkan berbesan
dan bertetangga, mereka benar-benar berkecimpung dalam peradaban dan kemodernan.
Sebagian besar penduduk Arab menekuni bidang bahasa, adat istiadat, cara berfikir,
sehingga hal ini berpengaruh kuat dalam bidang Bahasa baik puisi maupun prosa.
7
yang lari ke Syam dan Kairo, maka pada akhirnya kedua kota ini menjadi pusat Islam dan
bahasa Arab. Perkembangan syair di masa ini sangat lemah. Kegairahan penyair untuk
mencipta jauh berkurang dari masa sebelumnya . Bait-bait syair pada masa itu hanya
ditujukan untuk mendekatkan diri pada khaliq dan bahkan sampai ada yang menjadian al-
Quran hanya sebagai obat dan jimat, sehingga makna yang terkandung dalam al-Quran
menjadi tabu dan tidak berkembang.
Pada akhir abad 18 ketika bangsa Arab di bawah pemerintahan Daulat Usmaniyah
keadaannya sangat lemah. Bangsa Eropa setelah melihat keadaan ini, kembali
mengulangi ekspansinya ke Timur Tengah. Mereka datang tidak dengan kekerasan tetapi
kedatangan ini dengan dalih untuk menyebarkan ilmu pengetahuan dan memperluas roda
perdagangan. Pemerintahan berikutnya yang jatuh kepada Muhammad Ali (yang semula
diangkat oleh Sultan Usmani menjadi Gubernur Mesir) berusaha untuk menerima
kebudayaan Barat dan hasil ilmu pengetahuan Barat, Ali tidak lagi mementingkan
pemerintah dan pembangunan, maka perkembangan di bidang sastra berkurang. Dua abad
kemudian barulah muncul lagi karya sastra Arab yang baru, dan para penyair
menyesuaikan diri dengan keadaan zaman modern, mereka mulai melepaskan diri dari
ciri khas klasik, namun keterikatannya masih ada. Keistimewaan syair modren ini lebih
mementingkan isi dari pada sampiran, bahasanya mudah dan sesuai dengan keadaan.
Pada masa ini munculah Penulisan prosa berupa cerita-cerita pendek modern dalam
bahasa Arab, demikian juga novel dan drama, yang baru dimulai pada akhir abad lalu.
Belakangan ini bentuk puisi juga mengalami perubahan yang cukup besar. Puisi-puisi
Arab modern sudah banyak yang tidak terikat lagi pada gaya lama yang dikenal dengan
‘Ilm al-‘Arūd. Meskipun sebagian penyair dewasa ini senang juga menciptakan puisi
bebas, tetapi masih banyak juga yang bertahan dengan gaya lama kendati tidak lagi terikat
pada persyaratan tertentu. (Asriyah 2016)
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sastra dalam bahasa lndonesia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki
banyak arti diantaranya adalah:
1. Bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai di kitab-kitab (bukan bahasa
sehari-hari),
2. Karya tulis, yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keaslian,
keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya, drama, epik, danlirik,
3. Kitab suci (Hindu), (kitab) ilmupengetahuan,
4. Tulisan, huruf (Siminto 2009)
Sedangkan dalam bahasa Arab, tidak ada sebuah kata yang artinya bertepatan dengan
sastra; kata yang paling dekat barangkali adab. Adab merupakan kata yang artinya
berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan bangsa Arab dari fase badui
menuju fase yang bertamaddun dan berperadaban.
Secara singkat sastra ialah sebuah karya yang menggunakan kalam kalam yang indah
dan dibuat dengan sebuah ide pikiran, dan sarat dengan imajinasi, dan memiliki rasa
emosi didalamnya
Dari banyaknya pendapat dari para ahli tentang pengertian dari ilmu sastra, kita bias
menyimpulkan tentang pegertian dari lmu sastra ini bahwasanya ilmu sastra adala ilmu
yang mengkaji tentang berbagai macam karya sastra dari berbagai aspek yang ada
didalamnya.
Sejarah sastra Arab dibagi dalam enam periodisasi :
1. Periode Permulaan Islam
2. Periode Bani Umayyah
3. Periode Abbasiyah
4. Periode Abad Pertengahan
5. Periode Zaman Modern
9
DAFTAR PUSTAKA
10