Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KUMPULAN KARYA SASTRA


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Konsep Dasar Bahasa Dan Sastra Indonesia

Disusun oleh kelompok 12 :

Haliza Ayuningrum (211240093)

Siti Zulfa Anida (211240094)

Diah Nuraffiatul Jannah (211240105)

PGMI-1C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN

BANTEN

2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas rahmat dan karunia-Nya
penyusun (Kelompok 12) dapat menyelesaikan makalah tentang : “ Kumpulan Karya
Sastra ”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah “ Konsep
Dasar Bahasa Dan Sastra Indonesia” pada Jurusan PGMI Universitas Islam Negeri (UIN)
Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa ada
bantuan dari semua pihak, oleh karena itu penyusun pada kesempatan ini menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini, terutama kepada dosen mata kuliah KDBSI, yaitu yang terhormat Ibu Nina Nuramalina,
M PD. Yang telah membimbing dan telah banyak memberikan pengetahuan dan pencerahan
terutama dalam Pembelajaran mata kuliah Konsep Dasar Bahasa Dan Sastra Indonesia.

Penyusun menyadari, bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat dinantikan demi perbaikan dimasa mendatang.
Akhirnya hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala kita memohon petunjuk dan pertolongan
semoga kita selalu diberi jalan terang terutama dalam hal mengembangkan dan
memanfaatkan ilmu, Aamiin.

Serang, 13 September 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i

DAFTAR ISI. ..................................................................................................................... ii

BAB l PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang. ...................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Makalah...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

1. Pengertian karya sastra. ......................................................................................... 2


2. Pengertian Antologi............................................................................................... 4
3. Jenis Karya Sastra . .............................................................................................. 4
4. Jenis Karya Sastra Sesuai Dengan Periodisasinya ................................................ 6
5. Fungsi Karya Sastra .............................................................................................. 9

BAB III PENUTUP. ..........................................................................................................10

KESIMPULAN ................................................................................................................. 10

SARAN ............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta yaitu shaastra yang berarti teks yang
mengandung intruksi atau pedoman. Shaastra berasal dari kata dasar sas atau shaas yang
berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau intruksi dan tra yang berarti alat atau
sarana. Karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif tentang maksud
penulis untuk tujuan estetika.

Karya sastra merupakan bentuk fisik dari sastra yang ditulis oleh sastrawan. Ciri khas
yang mutlak ada di dalam karya sastra adalah keindahan keaslian dan nilai artistik dalam isi
dan ungkapannya. Suatu karya tidak dapat dikatakan sebagai karya sastra jika salah satu
unsur tersebut tidak terpenuhi. Syarat keindahan di dalam sastra yaitu ika ada prinsip
keutuhan, keselarasan, keseimbangan, dan fokus dalam penulisannya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian karya sastra?


2. Apa pengertian antologi atau kumpulan karya sastra?
3. Apa saja jenis karya sastra?
4. Apa saja jenis karya sastra sesuai dengan periodisasinya?
5. Apa fungsi karya sastra?

C. TUJUAN MAKALAH

1. Mengetahui pengertian karya sastra


2. Mengetahui pengertian antologi atau kumpulan karya sastra
3. Mengetahui jenis karya sastra
4. Mengetahui dan menyebutkan jenis karya sastra sesuai dengan periodisasinya
5. Mengetahui fungsi karya sastra

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Karya Sastra
Kata sastra diambil dari bahasa sanskerta yaitu kata shastra yang memiliki makna
instruksi atau pedoman. Kata “sas” yang berarti instruksi atau ajaran dalam Bahasa Indonesia
di pakai untuk membidik pada kesusastraan. Pengertian karya sastra secara umum yaitu
sebuah karangan berupa tulisan yang sarat makna serta memiliki keelokan. Pengertian sastra
adalah hal yang tidak pernah selesai diperbincangkan setiap waktu. Hal ini selalu menjadi
perdebatan sejalan dengan buah pikiran para pelaku sastrawi dan kemajuan masa.

Pengertian Karya Sastra Menurut Para Ahli

1. Mursal Esten

Pengertian karya sastra didefinisikan Mural Esten sebagai pencetusan fakta inovatif dan
imaginatif selaku aktualisasi kehidupan bermasyarakat manusia. Pengungkapan ini memakai
bahasa selaku penghubung yang memiliki dampak bagus pada kehidupan kemanusiaan.
Pengungkapan artistik menjadikan karya sastra tampak indah.

2. Terry Engleton

Menurut Terry Engleton karya sastrawi adalah sebuah karya tulis indah (letters belle) dengan
format bahasa yang dirapatkan. Serta mendalamkan bahasa, membelitkan, diputarbalikkan,
dipanjangpendekkan serta dibuat menjadi ganjil. Atau penciptaan estetis lainnya memakai
bahasa selaku penghubung.

3. Atar Semi

Semi beranggapan bahwa pengertian karya sastra merupakan hasil pekerjaan seni artistic dan
inovatif. Kehidupan manusia merupakan obyek serta subyek dari seni kreatif menggunakan
bahasa selaku penghubung. Pendapat ini pada intinya memiliki kemiripan dengan ahli
sastrawi lainnya.

2
4. Panuti Sudjiman

Karya satra dideskripsikan sebagai sebuah karya dalam format lisan maupun tulisan oleh
Panuti Sudjiman. Karya tersebut memiliki berbagai karakter serta keunggulan. Keunggulan
tersebut diantaranya adalah keartistikan, keorisinilan, kesenian serta keelokan muatan serta
ungkapannya. Karya tersebut dibuat memakai bahasa yang elok.

5. Ahmad Badrun

Seperti halnya ahli kesusastraan lain, Ahmad Badrun mempunyai pendapat sendiri tentang
pengertian karya sastra. Kesusastraan menurut buah pikir Ahmad Badrun merupakan
aktivitas seni yang memakai bahasa dan lambang lainnya. Bahasa dan lambang tersebut
selaku instrumen untuk menciptakan sesuatu yang delusif.

6. Sumardjo Dan Sumaini

Definisi karya sastra yang diungkapkan oleh Sumardjo dan Sumaini mempunyai arti yang
lebih luas. Menurut mereka kesusastraan merupakan seni berbahasa, karya sastra adalah
ekspresi pikiran menggunakan Bahasa selaku penghubung. Sumarjo dan Sumaini juga
beranggapan bahwa karya sastrawi merupakan suatu kehidupan di segala rupa dalam sebuah
inspirasi serta keelokan. Selain itu, pengertian karya sastra menurut Sumardjo dan Sumaini
merupakan sebuah buku berisi perasaaan manusiawi. Serta berisi tentang kebenaran serta
bermoral kesucian. Muatan dalam buku tersebut berupa sentuhan, tinjauan luas serta format
yang amat mempesona.

7. Damono

Ahli sastra berikutnya yaitu Damono menyatakan bahwa kehidupan sastrawi membawakan
gambaran, dan kehidupan itu sendiri adalah fakta sosial. Pengertian satra di sini menjelaskan
bahwa isi karya sastra tentang kehidupan mencakup jalinan antara masyarakat dan individu.
Interpersonal dan antar peristiwa yang terjadi dalam kalbu seseorang tertuang dalam karya
sastra.

3
2. Pengertian Antologi

Antologi, secara harfiah diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti "karangan
bunga" atau "kumpulan bunga", adalah sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. Istilah
populernya adalah "bunga rampai". Awalnya, definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi
(termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga dapat
berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek (cerpen), novel pendek, prosa, dan
lain-lain. Dalam pengertian modern, kumpulan karya musik oleh seorang artis, kumpulan
cerita yang ditayangkan dalam radio dan televisi juga tergolong antologi.

3. Jenis Karya Sastra


1. Karya Sastra Non Imajinatif

Karya sastrawi yang bukan dari khayalan dan berlandaskan pada bukti nyata dan ilmiah
disebut karya sastra non imajinatif. Pembuatan karya sastra jenis non imajinatif menggunakan
informasi yang diambil dari sumber terpercaya serta dikemas dalam tulisan yang menarik
sehingga pembaca bisa menikmatinya. Sebagai contoh, esai, otobiografi, sejarah, kritik,
catatan harian dll.

2. Karya Sastra Imajinatif

Berdasarkan pengertian karya sastra faktor iamjinatif sangat mendominasi. Jenis karya
sastrawi imaginasipun dibagi menjadi dua yaitu puisi serta prosa. Dalam prosa pun masih di
terbagi dua bagian prosa fiksi yang terdiri dari novel, cerita pendek, dan roman. Serta prosa
drama seperti komedi, tragedi, melodrama dll. Berikut penjelasan sebagian karya sastra
imajinatif.

3. Puisi

Jenis karya sastrawi yang bermuatan ungkapan perasaan dinamakan puisi. Dalam puisi ada
rima serta irama dan memakai kata-kata yang penempatannya tepat. Bahasa yang digunakan
dalam puisi berisi rima, irama dan kiasan. Bentuk puisi berupa bait-bait dengan letak yang
tertata dan sangat memperhatikan ejaan.

4
4. Prosa Naratif Atau Fiksi

Selaras dengan pengertian karya sastra dari beberapa ahli, prosa merupakan kisah yang
diperankan oleh pelaku berdasarkan hasil khayalan pengarangnya. Khayalan atau imaginasi
tersebut dirangkai menjadi sebuah cerita yang menarik. Cerita pendek, novel dan roman
menjadi bagian dari prosa naratif.

5. Cerita Pendek (Cerpen)

Cerita pendek kerap disingkat cerpen merupakan cerita dalam bentuk fiksi menceritakan
tentang kehidupan manusia yang tertuang dalam sebuah tulisan ringkas. Pengertian cerpen
yang lain yaitu sebuah kisah singkat yang berisi buah pikiran berbentuk khayalan. Suatu
tulisan bisa masuk dalam kategori cerita pendek apabila total kata di bawah 10 ribu kata atau
sekitar 10 halaman. Cerita pendek hanya terpusat pada seorang tokoh saja.

6. Novel

Jenis cerita fiksi yang memiliki banyak peminat ialah novel. Sebab itu novel dipilih buat
diulas selaku contoh karya imajinatif dalam artikel mengenai pengertian karya sastra. Lain
halnya dengan cerpen, novel merupakan karangan prosa yang menceritakan tentang pelaku
utama beserta tokoh lain di sekitarnya lengkap beserta sifat juga wataknya. Cerita dalam
novel sangat panjang dan biasanya dibuat buku.

7. Roman

Bagian dari prosa yang melukiskan tindakan pelakunya berdasarkan akhlak serta karakter
setiap tokoh disebut sebagai roman. Kisah berbentuk roman merupakan bentuk dari prosa
baru. Dalam prosa baru diceritakan kisah dari manusia dalam aktivitas menghadapi
lingkungan. Kisah hidup insan manusia dalam roman dikaitkan dengan kepribadian serta
muatan jiwa mereka.

5
4. Periodisasi Karya Sastra
Periodisasi sastra adalah pembabakan waktu terhadap perkembangan sastra yang ditandai
dengan ciri-ciri tertentu. Maksudnya tiap babak waktu (periode) memiliki ciri tertentu yang
berbeda dengan periode yang lain.

1. Zaman Sastra Melayu Lama

Zaman ini melahirkan karya sastra berupa mantra, syair, pantun, hikayat, dongeng,
dan bentuk yang lain.

2. Zaman Peralihan

Zaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap
bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana dan raja-raja, tetapi tentang kehidupan
manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Syair Perihal
Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia
lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa
Melayu yang kearab-araban.

3. Zaman Sastra Indonesia Modern

a. Angkatan Balai Pustaka (Angkatan 20-an)

Ciri umum angkatan ini adalah tema berkisar tentang konflik adat antara kaum tua dengan
kaum muda, kasih tak sampai, dan kawin paksa, bahan ceritanya dari Minangkabau, bahasa
yang dipakai adalah bahasa Melayu, bercorak aliran romantik sentimental. Tokohnya adalah
Marah Rusli (roman Siti Nurbaya), Merari Siregar (roman Azab dan Sengsara), Nur Sutan
Iskandar (novel Apa dayaku Karena Aku Seorang Perempuan), Hamka (roman Di Bawah
Lindungan Ka’bah), Tulis Sutan Sati (novel Sengsara Membawa Nikmat), Hamidah (novel
Kehilangan Mestika), Abdul Muis (roman Salah Asuhan), M Kasim (kumpulan cerpen
Teman Duduk)

6
b. Angkatan Pujangga Baru (Angkatan 30-an)

Cirinya adalah 1) bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern, 2) temanya
tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah yang kompleks, seperti
emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya, 3) bentuk puisinya adalah puisi
bebas, mementingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari bentuk baru yang disebut
soneta, yaitu puisi dari Italia yang terdiri dari 14 baris, 4) pengaruh barat terasa sekali,
terutama dari Angkatan ’80 Belanda, 5)aliran yang dianut adalah romantik idealisme, dan 6)
setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan. Tokohnya adalah STA Syhabana
(novel Layar Terkembang, roman Dian Tak Kunjung Padam), Amir Hamzah (kumpulan puisi
Nyanyi Sunyi, Buah Rindu, Setanggi Timur), Armin Pane (novel Belenggu), Sanusi Pane
(drama Manusia Baru), M. Yamin (drama Ken Arok dan Ken Dedes), Rustam Efendi (drama
Bebasari), Y.E. Tatengkeng (kumpulan puisi Rindu Dendam), Hamka (roman Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck).

c. Angkatan ’45

Ciri umumnya adalah bentuk prosa maupun puisinya lebih bebas, prosanya bercorak
realisme, puisinya bercorak ekspresionisme, tema dan setting yang menonjol adalah revolusi,
lebih mementingkan isi daripada keindahan bahasa, dan jarang menghasilkan roman seperti
angkatan sebelumnya. Tokohnya Chairil Anwar (kumpulan puisi Deru Capur Debu,
kumpulan puisi bersama Rivai Apin dan Asrul Sani Tiga Menguak Takdir), Achdiat
Kartamiharja (novel Atheis), Idrus (novel Surabaya, Aki), Mochtar Lubis (kumpulan drama
Sedih dan Gembira), Pramoedya Ananta Toer (novel Keluarga Gerilya), Utuy Tatang Sontani
(novel sejarah Tambera)

7
d. Angkatan ’66

Ciri umumnya adalah tema yang menonjol adalah protes sosial dan politik,
menggunakan kalimat-kalimat panjang mendekati bentuk prosa. Tokohnya adalah W.S.
Rendra (kumpulan puisi Blues untuk Bonnie, kumpulan puisi Ballada Orang-Orang Tercinta),
Taufiq Ismail (kumpulan puisi Tirani, kumpulan puisi Benteng), N.H. Dini (novel Pada
Sebuah Kapal), A.A. Navis (novel Kemarau), Toha Mohtar (novel Pulang), Mangunwijaya
(novel Burung-burung Manyar), Iwan Simatupang (novel Ziarah), Mochtar Lubis (novel
Harimau-Harimau), Mariannge Katoppo (novel Raumannen)

e. Angkatan 1980 - 1990an

Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan
banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut
yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai
majalah dan penerbitan umum. Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade
1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno
Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin
Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada
dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko,
La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol
pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh
utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.

f. Angkatan Reformasi

Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie


lalu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Sukarnoputri, muncul wacana tentang
"Sastrawan Angkatan Reformasi". Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-
karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar
reformasi.

8
Angkatan Reformasi juga diyakini merupakan angkatan yang mempunyai nafas kebebasan
yang lega dari pemberangusan dan pembatasan rezim Orde Baru. Sejumlah karya sastra
bahkan mengusung tema kebebasan yang cenderung vulgar seperti novel Saman Ayu Utami,
Supernova 1: Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh karya Dewi Lestari, novel Mereka Bilang,
Saya Monyet! karya Djenar Mahesa Ayu, novel Jendela-jendela karya Fira Basuki, novel Ode
untuk Leopold von Sacher-Masoch karya Dinar Rahayu.

g. Angkatan 2000 an

Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasi muncul, namun tidak
berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki juru bicara (kritikus atau akademisi yang
mengkonfirmasi puncak kesusastraan), Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar
wacana tentang lahirnya "Sastrawan Angkatan 2000", ditandai dengan terbitnya buku
Leksikon Susastra Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun 2000. Seratus lebih penyair,
cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam Angkatan 2000,
termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmadun
Yosi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada akhir 1990-an, seperti
Ayu Utami, Cucuk Espe dan Dorothea Rosa Herliany. Sastrawan yang terkenal pada angkata
ini adalah Andrea Hirata dengan karyanya yang berjudul Sang pemimpi dan Laskar Pelangi.

5. Fungsi Karya Sastra

Hal menarik dari sebuah karya sastrawi untuk diulik yakni fungsinya, selain pengertian
karya sastra beserta jenisnya. Dalam hidup bermasyarakat karya sastrawi mempunyai
beragam manfaat. Beberapa manfaat karya sastra yaitu pendidikan, moral dan religius karena
mengandung nilai baik. Dan manfaat hiburan serta keindahan karena karya sastrawi bisa
melipur dengan kisah-kisahnya dan membagikan keindahan bagi penikmatnya.

9
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kata sastra diambil dari bahasa sanskerta yaitu kata shastra yang memiliki makna
instruksi atau pedoman. Kata “sas” yang berarti instruksi atau ajaran dalam Bahasa Indonesia
di pakai untuk membidik pada kesusastraan. Antologi, secara harfiah diturunkan dari kata
bahasa Yunani yang berarti "karangan bunga" atau "kumpulan bunga", adalah sebuah
kumpulan dari karya-karya sastra. Istilah populernya adalah "bunga rampai". Jenis karya
sastra diantaranya karya sastra imajinatif, karya sastra nonimajinatif, puisi, novel, cerpen,
roman, dan prosa. Periodisasi karya sastra mulai dari masa sastra melayu lama sampai masa
atau angkatan 2000-an.

SARAN

Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami meminta
kritik dari dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Bahasa Dan Sastra Indonesia.
Kedepannya penulis akan lebih fokus lagi dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya. Kami menyarankan kepada semua
pembaca agar selalu mempelajari materi tentang karya sastra karena itu sangat penting bagi
kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Eneste, Pamusuk (2001). Buku pintar sastra Indonesia: biografi pengarang dan karyanya,
majalah sastra, penerbit sastra, penerjemah, lembaga sastra, daftar hadiah dan penghargaan
(edisi ke-3). Jakarta

Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. 2004.

Teeuw, Andries (1994). Indonesia antara Kelisanan dan Keberaksaraan. Jakarta: Pustaka
Jaya.

https://kelasmayaku.wordpress.com/2011/09/17/periodisasi-sastra-indonesia/amp/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Antologi

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sastra

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Karya_sastra

https://www.pusatilmupengetahuan.com/pengertian-karya-sastra-lengkap-dengan-jenis-dan-
fungsinya/

11

Anda mungkin juga menyukai