Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SASTRA MODERN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

1. AULIA ARMISYAH LUBIS (2212510014)


2. JEREMIA ANUGRAH GINTO S (2213210029)
3. LISA ANGGRAINI (2213210010)
4. NURUL ATIKAH (2213210036)

DOSEN PENGAMPU:

ITA KHAIRANI SPd., M.Hum.

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI – UNIVERSITAS NEGERI


MEDAN

MARET 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari tugas ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Ita
Khairani SPd., M.Hum pada Mata Kuliah Apresiasi Sastra. Selain itu, tugas ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang bagaimana cara kita memahami sastra modern dan bagian-
bagian yang terdapat didalamnya.

Kami mengucapkan terima kasih Ibu Ita Khairani SPd., M.Hum. selaku dosen Mata
Kuliah Apresiasi Sastra yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan tugas ini.

( Medan, 23 Maret 2022 )

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................3

A. Latar Belakang......................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................3

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................4

D. Manfaat Penulisan................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5

A. Pengertian Sastra Modern.....................................................................................................5

B. Periodisasi Sastra Modern....................................................................................................5

C. Ciri-Ciri Sastra Modern........................................................................................................9

D. Jenis-Jenis Karya Sastra Modern..........................................................................................9

BAB III PENUTUP......................................................................................................................13

A. Kesimpulan.........................................................................................................................13

B. Saran...................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra adalah hasil karya manusia, baik lisan maupun tulisan yang
menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetik (keindahan
bahasa) yang dominan. Di samping memiliki nilai keindahan, karya sastra juga bersifat
menghibur dan mendidik. Karya sastra juga cerminan budaya bangsa yang tidak bisa
lepas dari jiwa dan masyarakat pengarangnya, serta tidak lepas pula dari pengaruh sosial
budaya tempat karya itu diciptakan. Selain itu, karya sastra merupakan salah satu cara
pengungkapan gagasan, ide, dan pikiran dengan gambaran pengalaman.
Sastra menyajikan hidup dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan
sosial, walaupun karya sastra ”meniru” alam dan subjektif manusia (Wellek, 1989:109).
Sastra juga merupakan karya imajinatif. Maksudnya, bahwa pengalaman atau peristiwa
yang dituangkan ke dalam karya sastra, bukanlah pengalaman atau peristiwa
sesungguhnya, tetapi merupakan hasil rekaan imajinasi. Dengan kata lain, dunia sastra
adalah dunia khayal yang terjadi karena khayalan. Sastra hendaknya tidak hanya dikenal
dari logika saja, tetapi juga dari segi emosional dan estetika.
Seiring perkembangan zaman karya sastra di Indonesia semakin berkembangan
atau beranekaragam. Berdasarkan jenisnya, karya sastra di Indonesia terbagi atas karya
sastra lama dan karya sastra baru/modern. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa
dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan. Di sini sastra tidak banyak berhubungan
dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan
pengalaman atau pemikiran tertentu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang ingin dijawab
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian sastra modern

3
2. Mengetahui periodisasi sastra modern
3. Mengetahui ciri-ciri sastra modern
4. Memahami jenis karya sastra modern

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian sastra modern


2. Untuk mengetahui periodisasi sastra modern
3. Untuk mengetahui ciri-ciri sastra modern
4. Untuk memahami jenis karya sastra modern

D. Manfaat Penulisan

Adapaun manfaat dari penelitian ini diantaranya:


1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan tentang kajian
Sastra modern mulai dari pengertian, ciri-ciri, pembagian, sampai pada
periodisasinya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa/Mahasiswi penelitian ini diharapkan dapat memunculkan
sikap semangat dalam mempelajari apresiasi sastra khususnya sastra modern.
Maka dari itu yang dipaparkan dalam makalah ini akan disajikan dengan
sebaik mungkin agar para pembaca dengan mudah dapat memahami. Disini
para Mahasiswa akan dituntut untuk teliti dalam membaca dan melatih untuk
berpikir kritis.
b. Bagi pengajar, penelitian ini akan memberikan inovasi pembelajaran terutama
dalam menanamkan sifat-sifat rajin membaca pada para mahasiswa, dan
materi yang disiapkan sudah disusun semenarik mungkin untuk menjadi
bahan bacaan yang baik.
c. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan semakin membuat pembaca
menanamkan sikap rajin membaca disamping itu diharapkan apa yang dibaca
dapat dipahami dengan baik.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sastra Modern

Kata modern pada sastra Indonesia modern dipergunakan tidak dalam


pertentangan kata klasik. Bahkan sebenarnya, istilah sastra Indonesia klasik sebagai
pertentangan dengan sastra Indonesia modern tidak ada. Kata modern dipergunakan
sekedar menunjukkan betapa intensifnya pengaruh Barat pada perkembangan dan
kehidupan kesusastraan pada masa itu. Sebelum berkembangnya sastra Indonesia modern
kita mengenal sastra Melayu lama/ klasik untuk membedakan dengan sastra Melayu
modern yang berkembang di Malaysia.
Ada beberapa pendapat mengenai apa yang disebut sastra Indonesia. Ada yang
berpendapat bahwa suatu karya sastra dapat dinamakan dan digolongkan ke dalam
pengertian sastra Indonesia apabila:
a. Ditulis buat pertama kalinya dalam bahasa Indonesia
b. Masalah-masalah yang dikemukakan didalamnya haruslah masalah Indonesia
c. Pengarangnya haruslah bangsa Indonesia (Soemawidagdo, 1966: 62).
Berdasarkan pendapat di atas, pengertian sastra Indonesia mencakup tiga unsur
persyaratan, yaitu bahasa, masalah yang dipersoalkan, dan pengarangnya. Ada pendapat
lain yang mengatakan bahwa sastra Indonesia adalah “sastra yang aslinya ditulis dalam
bahasa Indonesia, mengingat sastra dan bahasa erat saling berjalin” (Enre, 1963: 10).
Sastra modern sering juga disebut dengan sastra baru, adalah sastra yang muncul dan
berkembang setelah masa sastra lama. Bisa dikatakan bahwa sastra modern dimulai
ketika terjadi perubahan-perubahan yang cukup mendasar terhadap sifat dan ciri khas
sastra yang digunakan masyarakat. Bisa dikatakan pula bahwa lahirnya sastra modern
adalah ketika mulai terjadi perubahan penggunaan media yang digunakan yaitu dari
media lisan yang bersifat kuno menjadi menggunakan media tulisan yang lebih modern.

B. Periodisasi Sastra Modern

5
Adapun periodisasi sastra modern dibagi menjadi beberaoa angkatan, diantaranya sebagai
berikut:
1. Periodisasi Sastra Angkatan Balai Pustaka (1920—1933)
Balai Pustaka didirikan pada tahun 1908, tetapi baru tahun 1920-an
kegiatannya dikenal banyak pembaca (Purwoko, 2004: 143). Berawal ketika
pemerintah Belanda mendapat kekuasaan dari Raja untuk mempergunakan uang
sebesar F.25.000 setiap tahun guna keperluan sekolah bumi putera yang ternyata
justru meningkatkan pendidikan masyarakat. Commissie voor de Inlandsche School-
en Volkslectuur, yang dalam perkembangannya berganti nama Balai Poestaka,
didirikan dengan tujuan utama menyediakan bahan bacaan yang “tepat” bagi
penduduk pribumi yang menamatkan sekolah dengan sistem pendidikan Barat.
Sebagai pusat produksi karya sastra, Balai Poestaka mempunyai beberapa strategi
signifikan (Purwoko, 2014: 147), yaitu:
a. Merekrut dewan redaksi secara selektif
b. Membentuk jaringan distribusi buku secara sistematis
c. Menentukan kriteria literer
d. Mendominasi dunia kritik sastra
2. Angkatan Pujangga Baru (1933—1942)
Buku Pujangga Baru, Prosa dan Puisi yang disusun oleh H.B Jasin adalah
sebuah bunga rampai (antologia) dari para pengarang dan penyair yang oleh
penyusunnya digolongkan ke dalam Angkatan Pujangga Baru Seperti diketahui, oleh
para ahli dan parapenyusun buku-buku pelajaran sastra Indonesia, perkembangan
sastra Indonesia dibagi-bagimenjadi angkatan-angkatan. Angkatan Pujangga Baru
biasanya ditempatkan sebagaiangkatan kedua, yaitu setelah angkatan Balai Pustaka
dan mendahului kelahiran angkatan‘45. Tetapi kita lihat pembagian sejarah sastra
Indonesia dalam angkatan-angkatan ini, tidaklah disertai dengan alasan-alasan yang
bisa kita terima. Tidak sedikit pula para sastrawan yang menolak atau tidak mau
dimasukan dalam sesuatu angkatan, mereka memilih masuk angkatan yang
disukainya. Misalnya Achdiat K. Mihardja pernah menyatakan bahwa ia lebih suka
digolongkan kepada angkatan Pujangga Baru, padahal para ahli telah
menggolongkannya kepada angkatan ‘45.

6
3. Periodisasi Sastra Angkatan 45
Jika diruntut berdasarkan periodesasinya, sastra Indonesia Angkatan ‘45
bisa dikatakan sebagai angkatan ketiga dalam lingkup sastra baru Indonesia,
setelah angkatan Balai Pustaka dan angkatan Pujangga Baru. Munculnya karya-
karya sastra Angkatan ‘45 yang dipelopori oleh Chairil Anwar ini memberi
warna baru pada khazanah kesusastraan Indonesia. Bahkan ada orang yang
berpendapat bahwa sastra Indonesia baru lahir dengan adanya karya-karya Chairil
Anwar, sedangkan karya-karya pengarang terdahulu seperti Amir Hamzah, Sanusi
Pane, St.Takdir Alisjahbana, dan lain-lainnya dianggap sebagai karya sastra Melayu.
Pada mulanya angkatan ini disebut dengan berbagai nama, ada yang menyebut
Angkatan Sesudah Perang, Angkatan Chairil Anwar, Angkatan Kemerdekaan,
dan lain-lain. Baru pada tahun 1948, Rosihan Anwar menyebut angkatan ini
dengan nama Angkatan ‘45. Nama ini segera menjadi populer dan dipergunakan
oleh semua pihak sebagai nama resmi. Meskipun namanya sudah ada, tetapi sendi-
sendi dan landasan ideal angkatan ini belum dirumuskan.
4. Periodisasi Sastra Angkatan 1950
Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan
H.B. Jasin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi oleh cerita pendek
dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan
dengan majalah sastra lainnya. Kemudian angkatan ini dikenal dengan karyanya
berupa sastra majalah Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan
sastrawan yang bergabung dalam Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), yang
berkonsep sastra realisme sosialis. Timbullah perpecahan antara sastrawan
sehingga menyebabkan mandegnya perkembangan sastra, karena masuk ke
dalam politik praktis, sampai berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30
S/PKI di Indonesia.
5. Periodisasi Sastra Angkatan 70-an
Pada masa ini karya sastra berperan untuk membentuk pemikiran tentang
keindonesiaan setelah mengalami kombinasi dengan pemikiran lain, seperti budaya.
Ide, filsafat, dan gebrakan-gebrakan baru muncul di era ini, beberapa karya keluar
dari paten dengan memperbincangkan agama dan mulai bermunculan kubu-kubu

7
sastra populer dan sastra majalah. Pada masa ini pula karya yang bersifat absurd
mulai tampak.
Di tahun 1980—1990-an banyak penulis Indonesia yang berbakat, tetapi
sayang karena mereka dilihat dari kacamata ideologi suatu penerbit. Salah satu
penerbit yang terkenal sampai sekarang adalah Gramedia. Gramedia merupakan
penerbit yang memperhatikan sastra dan membuka ruang untuk semua jenis sastra
sehingga penulis Indonesia senantiasa memiliki kreativitas dengan belajar dari
berbagai paten karya, baik itu karya populer, kedaerahan, maupun karya urban.
6. Periodisasi Sastra Angkatan 80-an.
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai
dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada
masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar
luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.
Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara
lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira
Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin
Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor
Ganie. Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra
yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori
olehHilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop
inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-
karya yang lebih berat.
7. Periodisasi Sastra Angkatan 2000-an sampai sekarang

Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasih muncul,


namun tidak berhasil dikukuhkan karna tidak memiliki juru bicara, Korrie Layun
Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya “Angkatan 2000”.
Sebuah buku tebal tentang angkatan 2000 yang disusunnya diterbitkan oleh
Gramedia, Jakarta pada tahun 2002. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis,
dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam angkatan 2000, termasuk mereka
yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmad Yosi

8
Herfanda, dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada 1990-an seperti Ayu
Utami, dan Dhorotea Rosa Herliany.

C. Ciri-Ciri Sastra Modern

Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:


1. Bentuknya berupa puisi bebas dan kontemporer yaitu seperti cerpen, novel, dram
Indonesia.
2. Karya sastra tulisan disampaikan secara tertulis
3. Tokohnya bebas dan kreatif.
4. Nama pengarang dicantumkan, dan pengarangnya dikenal oleh masyarakat luas
5. Latar belakang penciptaannya lebih terpengaruh kesusastraan barat, budaya industri
modern, dan hak cipta pengarang individu.
6. Masyarakat sentris, dimana tema yang diangkat adalah seputar kemanusiaan,
kemasyarakatan, kehidupan modern, pergaulan remaja,dll
7. Bersifat rasional modern dan tidak tradisional.
8. Perkembangannya bersifat dinamis, melalui media cetak dan audiovisual.
9. Ceritanya berpusat pada kehidupan sehari- hari.
10. Karya sastra baru mengikuti perubahan sesuai perkembangan pribadi penciptanya.
11. Bahasanya tidak klise (tidak bersifat meniru). Menggunakan bahasa Indonesia dengan
bahasa keseharian dan sering dimasuki bahasa asing kreatif, juga bahasa-bahasa gaul.

D. Jenis-Jenis Karya Sastra Modern

Adapun jenis-jenis karya sastra modern adalah:


1. Puisi.
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya
makna. Keindahan sebuah puisi di sebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama. Kekayaan
makna yang terkandung dalam puisi dilantarkan oleh pemadatan unsur-unsur bahasa.
Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi

9
menggunakan bahasa yang ringkas. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata konotatif,
yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian.
Berbeda dengan karya sastra lainnya, puisi memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a. Mengutamakan keindahan bahasa
b. Bahsa yang digunakannya ringkas dan konotatif
c. Di sajikan dalam bentuk monolog
2. Prosa.
Prosa adalah karya sastra yang berupa cerita bebas. Bentuk prosa pada umumnya
merupakan perpaduan dari monolog dan dialog. Namun adapula proses yang hanya
monolog dan ada pula yang terdiri atas dialog-dialog.
Adapun ciri-ciri prosa sebagai berikut:
a. Karya sastra yang berupa prosa memiliki cirri-ciri sebagai berikut.
b. Pada umumnya berbentuk cerita. Karena itu, dalam proses terdapat unsur alur
penokohan, dan latar.
c. Merupakan perpaduan dari bentuk monolog dan dialog.
Adapun jenis-jenis prosa:
a. Novel
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif; biasanya dalam bentuk
cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang
berarti “sebuah kisah, sepotong berita”. Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan
lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal
sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan
kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi
yang aneh dari naratif tersebut. Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman.
Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga
lebih banyak.
b. Cerpen
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen di kisahkan
sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, pristiwa yang mengharukan, dan
mengandung kesan yang tidak mudah di lupakan.
c. Dongeng

10
Dongeng merupakan prosa yang berisihal-hal yang tidak masuk akal atau tidak
mungkin terjadi. Bisa terjadi dalam khayalan saja.misalnya orang yang dapat menjelma
berganti rupa, binatang yang dapat berkata-kata seperti manusia, orang yang dapat
menghilang dan dapat terbang. Dongeng berfungsi sebagai media hiburan. Selain itu
dongeng berfungsi untuk media pendidikan.cerita dalam dongeng memiliki pessan-pesan
yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Dongeng malinkundang. Misalnya, dongeng
itu berpesan agar kita selalu menghormatiorang tua bagaimanapun keadaan nya.
d. Biografi
Biografi adalah ceria tentang perjalanan hidup seseorang mulai dari kecil hingga
dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Biografi ditulis oleh orang lain. Dalam
biografi, hal-hal yang di tulis terutama berkenaan dengan sisi-sisi penting tentang orang
itu dan berbagai sikap yang dapat diteladani pembaca.
e. Otobiografi
Otobiografi adalah kisah pribadi pengarang sendiri tentang perjalanan hidup nya,
yakni sejak ia kecil hingga dewasa.
3. Drama
Drama merupakan karya sastra yang diproyeksi diatas pentas. Berbeda dengan karya
sastra lain nya, seperti puisi dan prosa, drama terbentuk atas dialog-dialog. Karena di
proyeksikan untuk pementasan drama sering pula di sebut sebagaiseni pertunjukan atau
teater. Karena itu drama dapat pula di artikan sebagai bentuk karya sastra yang
menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan
dan dialo. Lakuan dan dialog dalam drama tidak jauh berbeda dangan lakuan dan dalog
dalm kehidupan sehari-hari. Di Indonesia, pertunjukan sejenis drama mempunyai istilah
yang bermacam-macam. Seperti: Wayang orang, ketoprak, ludruk (di Jawa Tengah dan
Jawa Timur), lenong (Betawi), randai (minang), reog (Jawa Barat), rangda (Bali) dan
sebagainya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sastra adalah Suatu hasil karya baru dapat dikatakan memiliki nilai sasatra bila di
dalamnya terdapat kesepadanan antara bentuk dan isinya. Bentuk bahasanya baik dan indah,
dan susunannya beserta isinya dapat menimbulkan perasaan haru dan kagum di hati
pembacanya.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sastra disini memiliki beberapa
jenis, diantaranya adalah Sastra Lama dan Sastra Modern. Sastra lama yaitu sastra yang
hidup dan berkembang pada masa melayu, disebut sastra melayu klasik karena pada saat itu
belum mengenal tulisan dan masih berupa lisan. Sedangkan sastra modern yaitu sastra yang
berkembang setelah masa sastra lama dan memiliki perubahan-perubahan yang cukup
mendasar terhadap sifat dan ciri khas sastra yang digunakan masyarakat.
Bentuk dan isi sastra harus saling mengisi, yaitu dapat menimbulkan kesan yang
mendalam di hati para pembacanya sebagai perwujudan nilai-nilai karya seni. Apabila isi
tulisan cukup baik tetapi cara pengungkapan bahasanya buruk, karya tersebut tidak dapat
disebut sebagai cipta sastra, begitu juga sebaliknya.

B. Saran

Makalah ini diharapkan bermanfaat untuk semua pihak, khususnya dalam bidang
mengapresiasi suatu karya sastra modern. Makalah ini diharapkan dapat memberikan
alternatif bagi mahasiswa agar menjadi sumber bacaan dan referensi dalam mencari

12
pengetahuan seputar karya sastra modern. Tapi dari semua itu, penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan sarannya selalu
kami nantikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ricklefs, M.C. (24 November 1991). A History of Modern Indonesia 1200-2004. London:
MacMillan. hlm. 117.

Mahayana, Maman S, Oyon Sofyan (24 November 1991). Ringkasan dan Ulasan Novel
Indonesia Modern. Jakarta: Grasindo. hlm. 370.

Yudiono (24 November 2007). Pengantar Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo. hlm.
167.

Intisari Sastra Indonesia oleh Drs. Supratman Abdul Rani dan Dra. Yani Maryani

Intisari Bahasa dan sastra Indonesia oleh Dra. Yani Maryani dan Drs. Mumu

Erowati, Rosida. 2011. Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Referensi dari link: https://coretan-pena-pemula.blogspot.com/2017/04/contoh-perbedaan-sastra-


lama-baru-puisi.html diakses pada tanggal 24 Maret 2022

Referensi dari link: http://donietapol.blogspot.co.id/2010/12/perbedaan-antara-sastra-lama-baru-


dan.html diakses pada tanggal 24 Maret 2022

Referensi dari link: http://azisworld.blogspot.co.id/2012/02/periodisasi-sastra.html diakses pada


tanggal 24 Maret 2022

Referensi dari link: https://sastra100km.wordpress.com/2014/04/30/masa-permulaan-sastra-


indonesia-modern/ diakses pada tanggal 24 Maret 2022

13
14

Anda mungkin juga menyukai