Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ TEORI PENDEKATAN STRUKTURAL DAN PENERAPANYA DALAM PUISI


KARYA CHAIRIL ANWAR “
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kajian Puisi Indonesia
Dosen: Andri Purwanugraha, M.Pd

Disusun oleh :
1. Eko Budiyanto (1921210017)
2. Teddy (1921210006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
SUBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Semantik Bahasa Indonesia dengan judul “Teori
pendekatan Struktural dan penerapanya dalam puisi karya Chairil Anwar”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan banyak doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami juga menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Subang, 19 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Struktural.................................................................2
B. Analisis puisi Chairil Anwar.........................................................................2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................6
B. Saran..............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang penyajiannya sangat mengutamakan
keindahan bahasa dan kepadatan makna. Dengan puisi seorang penyair dapat
mengungkapkan ekspresi perasaannya. Keindahan bahasa dan kepadatan makna yang
dimiliki puisi terkadang membuat pembaca atau penikmat puisi mengalami kesulitan dalam
memahami dan menangkap makna yang terkandung dalam puisi tersebut. Untuk dapat
memahami dan menangkap makna di dalam puisi, pembaca harus memiliki kepekaan batin
dan daya kritis terhadap puisi tersebut.

Oleh karena itu, untuk memahami dan menangkap makna puisi pembaca perlu melakukan
kajian atau analisis terhadap puisi tersebut. Dalam pengkajian puisi ada beberapa pendekatan
yang dapat digunakan, salah satunya dengan menggunakan pendekatan struktural.
Pendekatan struktural dipelopori oleh kaum Formalis Rusia dan Strukturalisme Praha.
Sebuah karya sastra, puisi, menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang
dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur (pembangun)-nya. Di satu pihak, struktur
karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan
bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah
(Abrams, 1981:68 dalam Nurgiyantoro, 2007:36).

Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini puisi, dapat dilakukan dengan Dengan
Mengurai Unsur Internal (Diksi, Imaji, Kata Kongret, Bahasa Piguratif) dan Eksternal Dalam
Puisi (Tema, Rasa, Nada, Amanat). Dalam bab pembahasan makalah ini akan membahas
tentang analisis struktural puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori pendekatan Struktural ?
2. Bagaimana analisis puisi Chairil Anwar dengan pendekatan Struktural ?
C. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan Pendekatan Struktural
2. Mengetahui cara menganalisi puisi dengan pendekatan Struktural

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Struktural

Strukturalisme berasal dari linguistik Ferdinan yang merupakan suatau cara berfikir
tentang dunia yang secara khusus memperhatikan presepsi dan deskripsi tentang struktur,
mengkaji fenomena mitos dan ritual untuk melihat tanda. Yang menjadi objek kajian teori
strukturalisme adalah sastra, yaitu seperangkat konvensi yang abstrak dan umum yang
mengatur berbagai hubungan unsur dalam teks sastra sehingga unsur- unsur tersebut
berkaitan satu sama lain dalam keseluruhan yang utuh. Meskipun konvensi yang membentuk
sistem sastra itu bersifat sosial dan ada dalam kesadaran masyarakat tertentu. Analisis yang
seksama dan menyeluruh terhadap relasi-relasi berbagai unsur yang membangun teks sastra
dianggap akan menghasilkan suatu pengetahuan tentang sistem sastra.

Pendekatan struktural berangkat dari pandangan kaum strukturalisme yang menganggap


karya sastra sebagai struktur yang unsurnya terjalin secara erat dan berhubungan antara satu
dan lainnya. Karya sastra merupakan sebuah kesatuan yang utuh. Sebagai kesatuan yang
utuh, maka karya sastra dapat dipahami maknanya jika dipahami bagian-bagiannya atau
unsur-unsur pembentuknya, relasi timbal balik antara bagian dan keseluruhannya. Dalam
penulisan puisi dengan menggunakan teori strukturalisme maka kita harus memperhatikan
unsur-unsur puisi, karena kajian teori strukturalisme adalah unsur-unsur pembentuk karya
satra, dan pada kesempatan ini karya sastra yang di kaji adalah puisi.

Penulisan puisi dengan berlandasan teori strukturalisme berarti dalam penulisan puisi
memperhatikan unsur-unsur pembentuk puisi baik unsur instrinsik maupun unsur ekstrinsik
puisi. Unsur ekstrinsik puisi yaitu tema, perasaan, nada dan suasana, serta amanat, sedangkan
unsur intrinsik puisi yaitu diksi, kata konkret, bahasa figuratif, rima/ritme, dan tata wajah atau
tipografi.

1) Cara menuliskan puisi dengan berlandasan teori struktural yang pertama yaitu memahami
unsur intrinsik puisi sebagai berikut:
1. Diksi (pemilihan kata)

Teori strukturalisme menganalisis diksi sebagai unsur intrinsik puisi, diksi adalah
pemilihan kata, jadi kata-kata yang digunakan dalam puisi merupakan hasil pemilihan yang
cermat, merupakan hasil pertimbangan, baik makna, susunan bunyinya maupun hubungan

2
kata-kata lain dalam baris dan baitnya. Misalnya seperti pemilihan kata yang meyatakan diri
pengarang, pengarang mengumpulkan kata-kata yang memiliki makna dirinya sendiri
diantaranya kata aku (bahasa Indonesia), beta(bahasa Batak), den(bahasa Melayu/minang),
gue (bagasa anak gaul), aana(bahasa Arab), (bahasa Inggris), kulo (bahasa Jawa), dan
sebagainya. pemilihan kata aku untuk menyebut dirinya sendiri merupakan proses pemilihan
kata atau diksi. Pengarang memilih kata aku untuk menyebut dirinya sendiri karena kata aku
adalah menggunakan bahasa indonesia dan pasti maknanya telah diketahui oleh rakyat
indonesia, karena bahasa indonesia adalah bahasa kesatuan.

2. Pengimajinasian

Teori strukturalisme menganalisis pengimajinasian sebagai unsur intrinsik


puisi dimana pengimajinasian dapat didefinisikan sebagai kata atau susunan kata yang dapat
menimbulkan hayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut pembaca seolah-olah
merasa, mendengar atau melihat sesuatu yang diungkapkan pengarang.

3. Kata konkret

Teori strukturalisme menganalisis kata konkret sebagai unsur intrinsik puisi. Kata
konkret digunakan untuk membangkitkan imajinasi pembaca, atau kata-kata harus di
konkretkan atau diperjelas. Karena dengan keahlian memperkonkret kata, pembaca seolah-
olah melihat, mendengar, atau merasakan apa yang dilukiskan oleh pengarang.

4. Bahasa figuratif

Teori strukturan menganalisis bahasa figuratif sebagai unsur intrinsik puisi. Bahasa
figuratif disebut juga majas, majas adalah bahasa yang digunakan oleh pengarang untuk
mengatakan sesuatu dengan cara membandingkanya dengan benda atau kata lain. Majas
mngiaskan atau menyamakan sesuatu dengan hal lain.

5. Rima/ritme

Teori struktural menganalisis rima/ritme sebagai unsur intrinsic puisi. rima adalah
pengulangan bunyi dalam puisi. Dengan adanya rima, suatu puisi menjadi indah. Makna yang
ditimbulkanya pun lebih kuat, seperti petikan sajak berikut ini dan angin mendesah/
mengeluh mendesah. Sedangkan istilah ritma diartikan sebagai pengulangan kata, frase atau
kalimat dalam bait puisi.

6. Tata wajah (tipografi)

3
Teori struktural menganalisis tipografi sebagai unsur intrinsik puisi. tipografi merupakan
pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk
paragraf melainkan bait.

2) Cara menulis puisi dengan berlandasan teori strukturalisme yang kedua yaitu memahami
unsur ekstrinsik puisi, adalah sebagai berikut:
1. Tema

Teori strukturalisme menganalisis tema sebagai unsur ekstrinsik puisi. tema puisi
merupakan gagasan utama pengarang dalam puisinya. Gagasan pengarang cenderung tidak
selalu sama dan besar kemungkinan untuk berbeda-beda. Oleh sebab itu, tema puisi yang
digunakanya pun berlainan, Waluyo (1987) menyatakan bahwa ”tema puisi diklasifikasikan
menjadi lima kelompok mengikuti isi pancasila, yaitu tema ketuhanan, kemanusiaan,
patriotisme/kebangsaan, kedaulatan rakyat dan keadilan sosial”.

a) Tema ketuhanan

Tema ketuhanan adalah menggambarkab pengalaman batin, keyakinan, sikap


pengarang terhadap tuhan.

b) Tema kemanusiaan

Puisi dengan tema kemanusiaan mengungkapkan tingginya martabat manusia dan


bermaksud meyakinkan pembaca bahwa setiap manusia memiliki harkat dan martabat
yang sama.

c) Tema patriotisme

Puisi dengan tema patriotisme/kebangsaan adalah melukiskan perjuangan merebut


kemerdekaan atau mengisahkan riwayat pahlawan yang berjuang melawan penjajah.

d) Tema kedaulatan rakyat

Puisi dengan tema kedaulatan rakyat biasanya mengungkapkan penindasan dan


kesewenag-wenangan terhadap rakyat.

e) Tema keadilan sosial

Puisi bertema keadilan sosial lebih menyuarakan penderitaan, kemiskinan, atau


kesenjangan sosial.

2. Perasaan
4
Teori strukturalisme menganalisis perasaan sebagai unsur ekstrinsik puisi. perasaan
merupakan unsur ekstrinsik puisi yang paling mewakili perasaan pengarang, ekspresi dapat
berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kekasih, alam, atau sang Khalik.

3. Nada dan suasana

Teori strukturalisme menganalisis nada dan suasana sebagai unsur ekstrinsik puisi.
dalam menulis puisi, pengarang mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca, antara lain
menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan
sesuatu kepada pembaca. Sikap pengarang terhadap pembaca di sebut nada puisi sedangkan
suasana adalah akibat yang ditimbulkan oleh puisi terhadap jiwa pembaca.

4. Amanat

Teori struktural menganalisis amanat sebagai unsur ekstrinsik puisi. Amanat adalah
pesan yang disampaikan pengarang melalui penulisan puisi. amanat yang hendak
disampaikan oleh pengarang dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi.
tujuan/amanat merupakan hal yang mendorong pengarang untuk menciptakan puisi. Amanat
tersirat di balik kata-kata yang disusun dan tema yang diungkapkan.

B. Analisis Struktural Puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar

Analisis struktural puisi adalah analisis puisi ke dalam unsur-unsurnya dan fungsinya bahwa
setiap unsur itu mempunyai makna hanya dalam kaitannya dengan unsur-unsur lainnya,
bahkan juga berdasarkan tempatnya dalam struktur.

Analisis struktural meliputi, struktur fisik dan struktur batin puisi. Struktur fisik (surface
structure) terdiri dari perwajahan puisi (tipografi), diksi, imaji, kata konkret, gaya bahasa,
rima dan irama. Sedangkan struktur batin (deep structure) terdiri dari tema (sense), rasa
(feeling), nada (tone), dan amanat (intention).

PENERIMAAN
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi


Bak kembang sari sudah terbagi
5
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali


Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
Maret 1943

1. Strukturfisik (surface structure)


1) Perwajahan puisi (tipografi)

Tipografi merupakan bentuk fisik atau penyusunan baris-baris dalam puisi.

Peranan tipografi dalam puisi adalah untuk menampilkan aspek artistik visual dan untuk
menciptakan nuansa makna tertentu. Selain itu, tipografi juga berperan untuk
menunjukan adanya loncatan gagasan serta memperjelas adanya satuan-satuan makna
tertentu yang ingin dikemukakan penyair.

Puisi Penerimaan karya Chairil Anwar memiliki tipografi yang semi konsisten. Puisi
ini terdiri dari enam bait yang beberapa baitnya memiliki kesamaan dalam jumlah baris.
Jumlah baris untuk tiap bait pada puisi ini berpola 2-1-2-1. Yaitu dua baris untuk bait
ganjil dan satu baris untuk bait genap.

Chairil Anwar pun menulis puisi ini dengan konsisten. Yaitu dengan menempatkan
huruf kapital pada setiap baris dalam puisi ini. Namun bila ditikik secara seksama, maka
kita akan menemukan keganjilan dari keputusan menempatkan huruf kapital untuk setiap
baris ini. keganjilan ini terutama terdapat pada baris kedua bait-bait ganjil. Menurut
hemat penulis, makna dari baris tersebut adalah penjelas bagi baris sebelumnya hingga
mestinya huruf kapital tidak diberlakukan. Sepertinya ada makna tersirat dari keputusan
Chairil dalam menulis huruf kapaital di sana. Atau mungkin juga sekedar menjaga
konsistenitas penulisan saja.

2) Diksi

Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena
puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal,
maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat
kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

6
Dalam puisi Penerimaan ini, Chairil seperti biasa memilih kata-kata yang sederhana
namun indah dan sarat makna. Pemilihan kata yang Chairil lakukan membuat pembaca
sajak ini merasakan dengan jelas suasana hati Chairil dan membuat puisi ini lebih
bernyawa.

3) Imaji

Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji
taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan
merasakan seperti apa yang dialami penyair.

Dalam puisi ini Chairil Anwar tidak memunculkan teknik imaji yang dominan. Hanya
saja dengan kelebihannya, Chairil Anwar masih saja mampu membut pembaca merasakan
apa yang ia rasakan. Satu baris yang mungkin masih bisa digolongkan pada pengimajian
adalah “Bak kembang sari sudah terbagi”. Baris ini mengajak kita membayangkan situasi
kembang sari yang telah terbagi.

4) Kata konkret

Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata
kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata
kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi,
kehidupan, dll.

Dalam setiap penulisan puisinya, Chairil Anwar selalu memunculkan kata konkret
sebagai ciri khasnya. Begitu pula halnya dengan puisi Penerimaan ini. Kata konkret pada
puisi ini terwujud dalam baris “Bak kembang sari sudah terbagi” dan “Sedang dengan
cermin aku enggan berbagi”.

Kembang selalu identik dengan seorang perempuan, namun bukan Chairil Anwar
namanya bila ia tidak menjadikan karyanya berbeda. Maka ia pun menulis kembang sari.
Entah apa maksud pemilihan sari, mungkin karena sari yang ada pada serbuk sari itu
mudah sekali terbagi.

7
Sedangkan cermin adalah sebuah alat pantul yang merefleksikan diri kita yang nyata.
Dalam baris “sedang dengan cermin aku enggan berbagi”, Chairil menegaskan bahwa
dirinya tak mau diduakan bahkan dengan bayangannya sekalipun.

5) Gaya bahasa

Gaya bahasa, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi
menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo,
1987:83). Gaya bahasa disebut juga majas. Adapun macam-macam majas antara lain
metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora,
pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte,
hingga paradoks.

Chairil dalam puisi penerimaan ini mengunakan gaya bahasa simile yang terwujud
pada baris kedua pada bait ketiga “Bak kembang sari sudah terbagi”.

6) Rima dan irama

Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Sedangkan irama adalah lagu kalimat yang digunakan penyair dalam mengapresiasikan
puisinya.

Puisi ini memiliki rima yang konsisten karena seluruh baris pada puisi ini berakhiran
huruf i dari awal hingga akhir. Sedangkan irama yang digunakan menggunakan irama
yang menunjukkan keteguhan hati penyair dalam mempertahankan prinsipnya meski ia
telah memberi kesempatan. Irama yang dihasilkan terkesan biasa saja karena susuanan
kata pada tiap barisnya sendiri tersusun dari kata-kata yang sederhana.

2. Struktur batin (deep structure)


1) Tema (sense)

Media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna,
maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna
keseluruhan. Dalam puisi ini Chairil mengangkat tema percintaan. Yaitu tentang seorang
lelaki yang masih memberi harapan pada perempuan yang dulu pernah memiliki
hubungan khusus dengannya. Ini tergambar dari bait pertama dan kedua.

Kalau kau mau kuterima kau kembali

8
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Sang lelaki menyadari bahwa perempuan yang masih ia beri kesempatan kembali itu
sudah tak sendiri. Maka ia ingin perempuan itu memutuskan keputusan dengan tegas. Ini
tergambar pada lanjutan syairnya sebagai berikut:

Kutahu kau bukan yang dulu lagi

Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali

Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

2) Rasa (feeling)

Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya. Dalam hal ini penyair merasakan semangat pengharapan dengan sedikit
kecemasan bahwa sang mantan kekasih akan berpikir dan menimbang penawarannya
dengan matang hingga ia akan kembali padanya.

3) Nada (tone)

Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui,
mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan
masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan
rendah pembaca, dll.

Pada puisi Penerimaan ini, Chairil Anwar menuangkan perasaan harap-harap cemas
dan ketegasan. Pengharapan yang ia rasakan dikarenakan pada dasarnya ia masih
mencintai perempuan yang dimaksud. Logikanya adalah mana mungkin ia memberikan
kesempatan pada perempuan tersebut untuk kembali bila ia tidak mencintainya!
Kemudian ketegasan adalah supaya perempuan tersebut memilih dengan tegas untuk
kembali padanya atau terus bersama yang lain.

9
4) Amanat (intention)

Pesan yang ingin disampaikan oleh Chairil Anwar secara khusus tentu ditujukan
kepada sang perempuan. Yaitu agar ia mempertimbangkan penawaran Chairil dan
memutuskan dengan tegas keputusan yang akan ia ambil. Dan secara umum, Chairil ingin
mengabarkan pada seluruh pembaca, bahwa sosok Chairil adalah sosok yang benci pada
hal yang setengah-setengah. Chairil ingin mengabarkan pada setiap pembaca sajaknya
bahwa dirinya adalah sosok yang tegas dan menyukai ketegasan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis structural adalah analisis yang melihat bahwa unsur-unsur struktur sajak itu saling
berhubungan secara erat, saling menentukan artinya sebuah unsure tidak mempunyai makna
dengan sendirinya. Struktur di sini dalam arti bahwa karya sastra itu merupakan susunan
unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsur-unsur nya terjadi hubungan yang timbal balik,
saling menentukan.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata baik apalagi sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
untuk perbaikan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

11
http://anaozen.blogspot.com/2017/03/analisis-puisi-berdasarkan-analisis.html?m=1

http://doughnutmuffin99.blogspot.com/2011/11/enjang-tatang-suhendi-teori-
pendekatan.html?m=1

http://ariesulistiari.blogspot.com/2015/05/pendekatan-struktural-dalam-analisis.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai