Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERKEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran BSI

Dosen: Irpan Maulana, M.Pd.

Disusun oleh:

1. Eko Budiyanto (1921210017)


2. Susi Widanengsih (1921210007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

SUBANG

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta
inayah-Nya kepada kita semua yang mana kita dapat merasakan nikmat Islam,Iman,Ihsan dan
dapat merasakan nikmat semua yang di berikan Allah. Shalawat dan salam tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita pada nikmat agama Islam.

Dengan atas pertolongan dan hidayahnya ,makalah yang berjudul : Konsep dasar media
pembelajaran. Makalah ini dibuat dan diajukan untuk tugas kelompok diskusi yang berkaitan
dengan MEDIA PEMBELAJARAN ,Tersusunya makalah ini juga berkat dukungan dari pihak-
pihak terkait yang senentiasa mendukung kami, untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Irpan Maulana, M.Pd. selaku dosen pembimbing saya.

2. Dan teman teman yang ada di kelas untuk membuat kami melengkapi satu sama lain.

Semoga jasa mereka diterima oleh Allah SWT, Dan di berikan kesehatan oleh Allah dan
dibalas denga pahala yang berlipat ganda, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya.Mohon maaf jika makalah ini ada kekurangan mohon minta kritik dan
sarannya,saya siap menerima.. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Subang, 2 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan Makalah .........................................................................................................2
D. Manfaat Makalah .......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran ................................................................................3


B. Perkembangan Media Pembelajaran .........................................................................5
C. Peran Guru Dalam Media Pembelajaran....................................................................6
D. Klasifikasi Media Pembelajaran.................................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..............................................................................................................14
B. Saran ........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan
kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan pekembangan ini telah mengubah paradigma
masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada
informasi surat kabar, audio visual, dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi
lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan internet.
Salah satu bidang yang mendapat dampak yang cukup berarti dengan perkembangan
teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu
proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-
informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media
sebagai sarana penyedian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri
(Oetomo dan Priyogutomo, 2004), beberapa bagian unsur ini mendapat sentuhan media
teknolgi informasi, sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang e-learning (Utomo, 2001).
Media pembelajaran adalah salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam
proses pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar dapat
membantu guru memperkaya wawasan siswa. Berbagai bentuk dan jenis media
pembelajaran yang digunakan oleh guru akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran.
Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah
mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan
pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada
penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara
multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan
pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.Selain itu,dengan

1
semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya
dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin
menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa media pembelajaran ?
2. Mengapa media pembelajaran diperlukan ?
3. Bagaimana pengembangan media pembelajaran ?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui makna media pembelajaran
2. Untuk mengetahui media pembelajarn diperlukan dalam proses pembelajaran
3. Untuk mengetahui pengembangan media pembelajara.
D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu agar mahasiswa memahami tentang pengembangan
media pembelajaran secara lebih dalam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pengembangan media pembelajaran

Pengertian pengembangan media pembelajaran yang dimaksud adalah suatu usaha


penyusunan program media pembelajaran yang lebih tertuju pada perencaan media. Sebuah
perencanaan media di dasarkan oleh kebutuhan. Salah satu indikator adanya kebutuhan karena
di dalamnya terdapat kesenjangan. Kesenjangan adalah adanya ketidak sesuain antara apa
yang seharusnya atau apa yang terjadi. Dalam pembelajaran yang dimaksud kebutuhan adalah
adanya kesenjangan antara kemampuan, keterampilan, dan sikap peserta didik yang mereka
miliki sekarang.

Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah
besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perncanaan,produksi dan penilain.Sementara itu,
dalam rangka mendesain atau merancang pengembangan program media, Arief Sadiman, dkk.
Memberikan urutan langkah – langkah yang perlu di ambil dalam mengembangkan program
media, sebagai berikut :

1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

Yang dimaksud disini menganalisis kebutuhan adalah mengamati kesenjangan antara apa
yang dimiliki peserta didik dengan apa yang diharapkan. Ini dilakukan untuk mengetahui
media yang dirancang oleh seorang guru atau dosen dapat dimanfaatkan oleh siswa atau
mahasiswa dengan sebaik – baiknya. Setelah menganalisis kebutuhan peserta didik, maka
kita juga perlu menganalisis karakter peserta didik, baik menyangkut kemampuan
pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki peserta didik sebelumnya.

Penelitian ini dapat dilakukan melalui protes dengan menggunakan tes yang sesuai
dengan apa yang diinginkan, langka ini dapat disederhanakan dengan cara menganalisa topik
– topik materi ajar yang dipandang sulit dan memerlukan bantuan media. Sehingga
pembelajaran yang dirancang dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diapai.

2. Merumuskan tujuan instruksional (instructional objective) secara operasional dan jelas.

3
Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa ketentuan yang
harus diingat, yaitu:

· Beriontasi pada kepentingan siswa, bukan pada guru. Titk tolaknya adalah perubhan
tingkah laku apakah yang diharapkan setelah mereka selesai belajar.

· Dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya menunjuk pada hasil
perbuatan yang dapat diamati atau hasilnya dapat diukur dengan alat ukur tertentu.

3. Merumuskan butir – butir materi secara terperinci yang dapat mendukung tercapainya
tujuan.

Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau
keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang
disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses belajar
mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka selanjutnya
mengerutkannya dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit dan dari hal-
hal yang konkrit kepada yang abstrak.

4. Mengembangkan alat ukur keberhasilan.

Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum naskah


program ditulis. Alat ukur tersebut dibuat secara teliti dan direncanakan sebelum kegiatan
belajar dilakukan. Alat ukur hasil belajar tersebut dapat berupa tes, penugasan, atau daftar
cek prilaku, dan sebagainya. Sebagai pedoman dalam pembuatan alat ukur yang baim,
sebaiknya setiap kemampuan dan keterampilan yang mendukung tercapainya tujuann
intruksional khusus yang dijadikan bahan tes atau daftar cek prilaku.

5. Menulis naskah media.

Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan
yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik seperti
yang telah jelaskan. Materi pembelajaran perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang
kita sebut naskah program media yang dimaksud sebagai penuntun kita dalam memproduksi
media seperti menjadiipenuntut kita dalam mengambil gambar dan merekam suara.

4
6. Mengadakan tes dan revisi.

Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan kesesuain
media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut. Tes ini dapat
dilakukan baik melalui perorangan atau kelompok kecil atau tes lapangan. Sedangkan revisi
adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan perbaikan
atas hasil dari tes

B. Pengertian Media Pembelajaran


Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.Asosiasi Pendidikan Nasional (National
Education Association/ NEA) mengartikan media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik
tercetak mau pun audiovisual serta peralatannya.
Selain itu juga, dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.Menurut Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap.Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photogragfis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita pahami bahwa media merupakan suatu
perantara untuk memudahkan guru dalam mengajar yakni berupa alat-alat yang mendukung
baik berbentuk visual mau pun audio. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan alat-alat mendukung atau hal-hal yang harus ada dalam pendidikan sebab,
dengan adanya media proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pentingnya media
pembelajaran dalam proses pendidikan sangat berdampak besar bagi psikologi anak untuk
memahami materi yang disampaikan. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya seorang guru yang
profesional bisa memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang ingin
disampaikan sehingga dalam proses pembelajaran terjadi suasana kelas yang aktif dan
mendatangkan pemahaman kepada siswa terhadap materi yang di sampaikan.

5
C. Perkembangan Media Pembelajaran
Kalau kita lihat perkembangannya, pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat
bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual,
misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman
konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun
saying. Karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang
kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instructiom*) produksi
dan evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad
ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga
kita kenal ada alat audio visual atau audio visual aids (AVA).
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu
audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan
atau atau informasi belajar. Sejak saat itu, alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai
alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur pesan atau media. Teori ini sangat
penting dalam penggunaan media untuk kegiatan program-program pembelajaran.Sayang
sampai saat itu pengaruhnya masih terbatas pada pemilihan media saja. Faktor siswa yang
menjadi kompunen utama dalam proses belajar belum mendapat perhatian.
Baru tahun 1960-1965 orang mulai memperhatikan siswa sebagai kompunen yang
penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori tingkah laku (behaviorism theory)
ajaran B. F. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran.
Teori ini mendorong orang untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar
mengajar.Menurut teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah-laku siswa. Perubahan
tingkah laku ini harus tertanam pada diri siswa sehingga menjadi adat kebiasaan.Supaya
tingkah-laku tersebut menjadi adat kebiasaan, setiap ada perubahan tingkah-laku positif kea
rah tujuan yang dikehendaki, harus diberi penguatan (reinforcement), berupa pemberitahuan
bahwa tingkah-laku tersebut telah betul. Teori ini telah mendorong diciptakannya media
yang dapat mengubah tingkah-laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Media
instruksional yang terkenal yang dihasilkan teori ini ialah teaching machine dan
programmed instruction.
Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem (system approach) mulai menampakkan
pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran.Pendekatan sistem ini

6
mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam program
pembelajaran.Setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan
memusatkan perhatian pada siswa. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan
kebutuhan dan karakteristik siswa diarahkan kepada perubahan tingkah-laku siswa sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam perencanaan ini media yang akan dipakai dan cara
menggunakannya telah dipertimbangakan dan ditentukan dengan seksama.
Pada dasarnya para guru dan ahli audio visual menyambut baik perubahan ini.Guru-
guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan tingkah-laku siswa.Untuk
mencapai tujuan pembelajaran tersebut, mulai dipakai berbagai format media. Dari
pengalaman mereka, guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa itu berbeda-beda, sebagai
lebih cepat belajar melalui media visual, sebagian melalui media audio, sebagian lebih
senang melalui media cetak, yang lain melalui media audio visual, dan sebagainya. Dari sini
lahirlah konsep penggunaan multi media dalam kegiatan pembelajaran.
Kita dapat melihat dari uraian di muka bahwa sudah selayaknya kalau media tidak lagi
hanya kita pandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk mengajar, tetapi lebih sebagai
alat peyalur pesan dari pemberi pesan (guru, penulis buku, produser, dan sebagainya) ke
penerima pesan (siswa/pelajar). Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan oleh
guru tetapi yang lebih penting lagi dapat pula digunakan oleh siswa.Oleh karena itu, sebagai
penyaji dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili guru
menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik.Fungsi tersebut dapat
dilaksanakannya dengan baik walau tanpa kehadiran guru secara fisik.Peranan media yang
semakin meningkat ini sering kali menimbulkan kekhawatiran di pihak guru. Guru takut
apabila kedua fungsinya akan tergeser oleh media pendidikan. Kekhawatiran seperti ini
pernah pula terjadi pada saat masa buku teks sebagai hasil ditemukannya mesin cetak ke
sekolah.Seperti telah dikatakan di depan, guru pada mulanya merupakan satu-satunya
sumber belajar. Tuntutan perkembangan zaman mengharuskan direkamnya pesan-pesan
pendidikan dan pembelajaran secara tertulis dalam bentuk buku.Pada saat itu guru juga
merasa tersaingi oleh media cetak ini.
Kekhawatiran-kekhawatiran semacam itu sebenarnya tak perlu ada kalau kita ingat
betul tugas dan peranan guru yang sebenarnya.Memberikan perhatian dan bimbingan secara
individual kepada siswa-siswanya adalah tugas penting yang selama ini belum dilaksanakan

7
oleh guru sepenuhnya. Guru dan media pendidikan hendaknya bahu membahu dalam
memberi kemudahan belajar bagi siswa. Perhatian dan bimbingan secara individual dapat
dilaksanakan oleg guru dengan baik sementara informasi dapat pula disajikan secara jelas,
menarik dan teliti oleh media pendidikan.

D. Pengembangan Media pembelajaran


1. Media Berbasis Visual
Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin di sampaikan kepada siswa
dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/illustrasi,
sketsa/gambar garis. Grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih.
Unsur-unsur visual yang harus dipertimbangkan menurut Kustandi dan Sutjipto
( 2011 : 104), adalah :
1) Kesederhanaan
Secara umum, kesederhanaan itu mengacu pada jumlah elemen yang
terkandung dalam suatu visualisasi. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan
siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau
informasi,teks yang menyertai bahan visual, penggunaan kata harus dengan huruf
yang mudah dipahami.
2) Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen
visual, ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu
harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan, sehingga sajian visual
itu merupakan suatu bentuk meyeluruh yang dapat dikenal dan dapat membantu
pemahaman pesan serta informasi yang dikandunnya.
3) Penekanan.
Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, namun seringkali
konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang
akan menjadi pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-
hubungan, persfektif, warna, atau ruang, penekanan dapat diberikan kepada unsur
terpenting.
4) Keseimbangan

8
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang
memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.
5) Bentuk
Bentuk yang aneh atau asing bagi siswa, dapat membangkitkan minat dan
perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian
pesan, informasi atau isi pelajaran perlu diperhatikan.
6) Garis.
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur, sehingga dapat menuntun
perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
7) Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus.
Tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya warna.
8) Warna.
Warna digunakan untuk memberikan kesan pemisahan atau penekanan, atau
untuk membangun keterpaduan.
2. Media Berbasis Audio Visual
Media audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan
terjangkau. Sekali kita membeli tafe dan peralatan yang murah dan terjangkau mak
hampir tidak perlu lagi biaya tambahan, karena tife dapat dihapus setelah digunakan dan
pesan baru dapat diterima kembali. Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk
mempelajari materi lebih banyak, materi audio dapat digunakan :
1) Mengembangkan keterampilan mendengarkan dan mengevaluasi apa yang telah
didengar.
2) Mengatur dan mempersiapkan diskusi dan debat dengan mengungkapkan pendapat-
pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi.
3) Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa
4) Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat kecepatan belajar
mengenai suatu poko bahasan atau sautu masalah.
3. Media Berbasis Komputer
Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi
audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena

9
kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah
dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona dalam
kegiatan pembelajaran.
Dibalik kehandalan komputer sebagai media pembelajaran terdapat beberapa
persoalan yang sebaiknya menjadi bahan pertimbangan awal bagi pengelola pengajaran
berbasis komputer:
1) Perangkat keras dan lunak yang mahal dan cepat ketinggalan jaman
2) Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan perangkat yang dibeli
saat ini beberapa tahun kemudian akan ketinggalan zaman.
3) Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu pendamping
guna menjelaskan penggunaannya. Hal ini bisa disiasati dengan pembuatan modul
pendamping yang menjelaskan penggunaan dan pengoperasian program.
Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan :
a) Praktek dan latihan (drill & practice)
b) Tutorial
c) Permainan (games)
d) Simulasi (simulation)
e) Penemuan (discovery)
f) Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pengajaran berbatuan komputer merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh para
ahli sejak beberapa dekade yang lalu, karena dengan bantuan komputer ini proses
pengajaran berjalan lebih interaktif dan membantu terwujudnya pembelajaran yang
mandiri.
Dengan perkembangan teknologi komputer ini, maka metoda pendidikan juga
berkembang, sehingga proses pengajaran berbantuan komputer ini maju terus menuju
kesempurnaannya, namun secara garis besarnya, dapat dikatergorikan menjadi dua, yaitu
computer-based training (CBT) dan Web-based training (WBT).
a. Computer Based Training (CBT)
CBT merupakan proses pendidikan berbasiskan komputer, dengan
memanfaatkan media CDROM dan disk-based sebagai media pendidikan
(Horton, 2000). Dengan memanfaatkan media ini, sebuah CD ROM bisa terdiri

10
dari video klip, animasi, grafik, suara, multimedia dan program aplikasi yang
akan digunakan oleh peserta didik dalam pendidikannya.
Dengan CBT, proses pendidikan melalui classroom tetap dapat terlaksana,
sehingga interaksi dalam proses pendidikan dapat terus berlangsung, yang dibantu
oleh kemandirian peserta didik dalam memanfaatkan CBT.
b. Based training (WBT)
Web-based training (WBT) sering juga diidentikkan dengan e-learning, dalam
metoda ini selain menggunakan komputer sebagai sarana pendidikan, juga
memanfaatkan jaringan Internet, sehingga seorang yang akan belajar bisa
mengakses materi pelajarannya dimanapun dan kapanpun, selagi terhubung
dengan jaringan Internet (Rossett, 2002).
Pemakaian Komputer dalam Kegiatan Pembelajaran mempunyai tujuan yaitu :
1) Untuk Tujuan Kognitif
Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-
langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan
konsep tersebut dengan dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio
yang dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri.
2) Untuk Tujuan Psikomotor
Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi
sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh
program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan
yang paling berat dan sebagainya.
3) Untuk Tujuan Afektif
Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara
atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat
dilakukan mengunakan media komputer
4. Media Pembelajaran Berbasis Edutainment
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan kegiatan belajar dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media

11
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, komputer dapat digunakan sebagai alat
bantu pembelajaran. Komputer sebagai media pembelajaran pemanfaatannya meliputi
penyaji informasi, simulasi, latihan, dan permainan belajar. Media pembelajaran yang
sekiranya sesuai dengan era teknologi informasi adalah media berbasis edutainment yang
menggabungkan prinsip hiburan dengan pendidikan. Harapannya, dengan adanya unsur
hiburan, media berbasis edutainment akan lebih disukai siswa dibanding software
pembelajaran biasa.
Edutainment dirancang khusus untuk tujuan pendidikan yang penyajiannya diramu
dengan unsur-unsur hiburan sesuai dengan materinya. Masuknya komputer dalam proses
belajar mengajar dapat menciptakan suasana yang menyenangkan karena siswa dapat
mengatur kecepatan belajar sesuai dengan kemampuannya. Gambar dan suara yang
muncul membuat siswa tidak cepat bosan, sebaliknya justru merangsang untuk
mengetahui lebih jauh lagi.
Media yang mampu berperan sebagai tutor maupun ensiklopedia, akan menyediakan
informasi dan umpan balik kepada siswa secara cepat. Siswa tidak hanya duduk dan
mendengarkan secara pasif. Mereka harus berpikir, dan merespon. Akan tetapi media
yang berbasis edutainment tidak menutup kemungkinan untuk didesain bagi siswa yang
kurang aktif di kelas yaitu dengan memberikan simulasi yang bermakna serta
interaktivitas media yang baik.
Media maupun program yang mengajarkan konsep abstrak akan sangat mendukung
proses belajar mengajar. Penerapan persamaan linear satu variabel di buku maupun yang
diajarkan guru di kelas akan terasa lebih konkret. Melalui program ini siswa diharapkan
dapat membuat persamaan sendiri dan menetapkan variabel yang digunakan sehingga
muncullah penyelesaian dari persamaan yang dibuat oleh siswa tersebut. Siswa juga bisa
memilih materi yang akan dipelajari dan melewati materi yang sudah dikuasi sehingga
mereka tidak jenuh dengan materi yang mereka rasa mudah. Dengan cara belajar yang
demikian, siswa akan mampu mengontrol pembelajaran mereka sendiri.
Dalam pengembangannya, media yang berbasis edutainment diharapkan sesuai
dengan karakteristik siswa seperti tingkat kepandaian, kematangan, serta penguasaan

12
materi prasyarat sehingga mampu mengantarkan siswa untuk menguasai kompetensi-
kompetensi dasar.
Media berbasis edutaintment yang dibuat diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan siswa belajar mandiri dan memecahkan masalah. Di dalam penggunaan
media ini, siswa dapat menentukan sendiri apa yang hendak dilakukan. Dengan demikian
siswa akan belajar menganalisis, melihat permasalahan dan menemukan alternatif yang
merupakan langkah pemecahan masalah. Adanya pengambilan tindakan tersebut,
kemampuan siswa untuk memecahkan masalah akan meningkat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Media tentunya juga berperan penting bagi dunia pendidikan.Sebab, dengan
adanya media seorang guru lebih mudah menyampaikan materi sehingga para siswa
dapat memahami materi dengan baik. Mengingat tidak semua di lingkungan sekolah

13
terutama di daerah perdesaan terdapat media teknologi yang mendukung maka disinilah
peran penting bagi seorang guru untuk mencari solusi media apa yang cocok untuk
mengatasi masalah ini misalnya saja bisa menggunakan media alam secara langsung atau
tradisi-tradisi yang tentunya ada nilai moral da pendidikannya. Sehingga dapat kita
simpulka media tidak hanya berbasis pada alat teknologi saja melainkan alam, tradisi,
media cetak dan lain sebagainya juga termasuk kedalam suatu media.
Oleh sebab itu, sebagai guru yang professional dan berkualitas maka kita harus
belajar untuk memilih media yang seuai dengan materi dan kondisi pada saat kita
mengajar dan yang terpenting kita sebagai seorang guru harus nisa menggunakan atau
memperagakan media yang kita gunakan.Sejhingga, pada akhirnya pross belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc (DKK). 2014. Media Pendidikan. Rajawali Pers.

Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A. 2009. Media Pembelajaran. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Prof. Dr. H. Asnawir & Drs. M. Basyiruddin Usman, M.Pd. 2002. Media Pembelajaran.
Intermasa.R. Ibrahim & Nana Syaodih S. 1996. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta,
Jakarta.

14
Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc (DKK), 2014, Media Pendidikan. Rajawali Pers. Hal 6-7.

Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, 2009, Media Pembelajaran. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Hal 3.

Ibid. Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc (DKK), 2014. Hal 7 – 9.

Ibid. Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc (DKK), 2014. Hal 10 - 11.

Prof. Dr. H. Asnawir & Drs. M. Basyiruddin Usman, M.Pd, 2002, Media
Pembelajaran.Intermasa. Hal 20 .

Ibid, Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, 2009, Hal 82-83

Ibid, Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, 2009, Hal 85-86.

Ibid, Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, 2009, Hal 87-91.

Ibid, Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, 2009, Hal 91-92.

Ibid, Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, 2009, Hal 94.

Ibid, Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, 2009, Hal 97.

Ibid, Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, 2009, Hal 101-102.

https://aanazlansyah.blogspot.com/2017/03/perkembangan-dan-klasifikasi-media.html

15

Anda mungkin juga menyukai