Anda di halaman 1dari 14

Strata Norma Dalam Kumpulan Puisi

“Doa Untuk Anak Cucu” Karya W.S. Rendra


Supriyadi
STIE AL-ANWAR Kabupaten Mojokerto
supriyadi.mojokerto@gmail.com

Abstrak: Strata norma dalam kumpulan puisi “Doa untuk Anak Cucu” karya W.S. Rendra merupakan penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif, pendekatan hermeneutic dan berlandaskan teori strata norma
Roman Ingarden. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan dokumen dengan analisis data secara induktif.
Hasil penelitian mendeskripsikan : Lapis bunyi berupa persajakan, asonansi dan aliterasi yang bersifat estetik, dan
mempunyai daya evokasi. Lapis arti berupa satuan arti, nilai-nilai ketuhanan, kenegaraan, dan sosial kemasyarakatan.
Lapis objek berupa alam, manusia, religi, ketatanegaraan, ekonomi, dan gender. Pelaku : Si aku, Ibu, politisi,
Remco, perempuan, lelaki, istri. Latar berupa latar tempat, waktu, suasana. Dunia pengarang adalah cerita perjalanan
dunia pengarang, perenungan, peristiwa sosial. Lapis dunia yaitu pelukisan sesuatu yang tidak perlu dinyatakan,
tetapi sudah implisit berupa kereligiusan, kedaulatan, keadilan, kemiskinan, rezim kekuasaan, hukum, kasih sayang,
gender. Lapis metafisis yang suci berupa keterbatasan manusia dan kerinduan pada Tuhan. Metafisis yang tragis
berupa kegagalan pembangunan, permusuhan antar saudara, kesewenangan penguasa, Metafisis yang menakutkan,
mengerikan yaitu rasa terancam, kerusakan tatanan kehidupan. Kesimpulan hasil penelitian yaitu berdasarkan strata
norma dalam kumpulan puisi “Doa untuk Anak Cucu” karya W.S Rendra menunjukkan unsur-unsur pembentuknya
dan kesatuan makna yang merefleksikan kehidupan.

Key word: puisi, strata norma, hermeneutik, W.S. Rendra

A. PENDAHULUAN puisi itu ucapan “tidak biasa”. Biasa atau


Karya Sastra hanyalah salah satu tidak biasa itu bila keduanya dihubungkan
genre dari sejumlah besar hasil peradaban dengan tata bahasa normatif. Biasanya
manusia. Sebagai aktivitas kreatif, seperti prosa itu mengikuti atau sesuai dengan
karya seni yang lain, untuk memberikan struktur bahasa normatif, sedangkan puisi
kepuasan terhadap umat manusia, karya itu biasanya menyimpang dari tata bahasa
sastra memanfaatkan aspek keindahan. normatif. (Pradopo,2012:278).
Oleh karena karya sastra menggunakan Setiap pengarang mempunyai
bahasa sebagai medium utama, maka pengalaman tersendiri dalam melahirkan
aspek keindahan di evokasi melalui pikirannya untuk menciptakan kepuitisan
kemampuan medium tersebut. karyanya dan menyampaikan pesan yang
(Ratna,2013: 107). diingininya. Kumpulan puisi Doa untuk
Puisi adalah salah satu genre atau Anak Cucu W.S. Rendra merupakan
jenis sastra. Memahami makna puisi atau ekspresi yang sarat akan pesan dan
sajak tidaklah mudah, lebih-lebih pada kepuitisan yang merupakan ciri khas
waktu sekarang, puisi makin komplek dan tersendiri dibanding dengan puisi-puisi
“aneh”. Jenis sastra puisi lain dari jenis lainnya.
sastra prosa. Prosa tampaknya lebih muda Ketertarikan mengkaji karya-karya
dipahami maknanya dari pada puisi. Hal W.S. Rendra tidak terlepas dari ketokohan
ini disebabkan oleh bahasa prosa itu dan kualitas karya-karyanya. Hal ini
merupakan ucapan “biasa” sedangkan terbukti dari beberapa pernyataan dari
sastrawan-sastrawan Indonesia yang menimbulkan lapis-lapis di bawahnya.
termuat dalam buku kumpulan puisi Doa Analisis Roman Ingarden di dalam
untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra, bukunya Das Literarische Kunt
sebagai berikut. swerk (Pradopo, 2012; 14-20) menye
“Sastra itu bukan sekedar seni butkan lima lapisan tersebut, yaitu lapis
menyusun kata-kata, lebih penting lagi suara (Sound stratum), lapis arti (units of
adalah bagaimana seseorang telah sampai meaning), lapis ketiga, lapis keempat dan
pada pilihan kata-kata yang disusunnya itu lapis kelima.
– yakni bentuk perhatian seorang penulis Pradopo (2012: 14) mengemukakan
kepada dunia dan kehidupan strata norma menurut Roman Ingarden
sekitarnya.Dalam hal Rendra, perhatian sebagai berikut:
itu adalah kepedulian, keperpihakan, dan a. Lapis bunyi (sound stratum). Suara
akhirnya keterlibatan, sehingga sastra sebagai konvensi bahasa, disusun
baginya jelas bukanlah sekadar seni demi sedemikian rupa hingga menimbulkan
pertumbuhan seni itu sendiri. Dalam buku arti.Sehingga suara itu tidak hanya
ini, sajak-sajak Rendra menjadi bukti sekadar suara tidak berarti. Dengan
tanggung jawabnya sebagai seorang adanya suara-suara itu, akan bisa
penyair yang tidak lagi memburu ditangkap artinya atau maksud dari
keindahan permainan kata, melainkan puisi tersebut.
keindahan perjuangan hidup manusia, b. Lapis arti (unit of meaning), yaitu
yang sangat amat bias ditularkan oleh berupa rangkaian fonem, suku kata,
segenap susunan kata yang telah kata, frase, dan kalimat. Semuanya
dipilihnya. Sebagaimana yang telah merupakan satuan-satuan arti.
dimungkinkan oleh sajak Rendra c. Lapis yang berupa latar, pelaku, objek-
sebelumnya”. (Seno Gumirah Ajidarma, objek yang dikemukakan, dan dunia
penulis). pengarang yang berupa cerita atau
“Rendra adalah sosok pejuang lukisan.
kemanusiaan dan kebudayaan dengan d. Lapis “dunia” yang dipandang dari titik
senjata kata-kata.Dia sosok besar yang pandang tertentu yang tak perlu
piawai merangkai fenomena dalam dinyatakan, tetapi terkandung
kalimat-kalimat bernas.Disuntikkannya dalamnya (implied).
semangat dan gairah melawan dalam e. Lapis metafisis, berupa sifat-sifat
setiap pintalan baris. Membaca puisi- metafisis yang sublim, tragis,
puisinya bagaikan tersengat percikan bara mengerikan atau menakutkan, dan suci.
yang berusaha mempertahankan nyalanya Melalui sifat-sifat seni ini dapat
di tengah serbuan hawa dingin.” (Prof. memberikan renungan atau
Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif kontemplasi kepada pembaca
Hidatullah). Penelitian terhadap puisi-puisi
Kumpulan puisi Doa untuk Anak WS Rendra dalam kumpulan puisi “Doa
Cucu karya WS Rendra sebagaimana untuk Anak Cucu” sebagaimana fokus
puisi pada umumnya terdiri atas beberapa penelitian yaitu mendeskripsikan lapis
lapis (Strata). Setiap lapis akan bunyi, lapis arti, lapis yang berupa latar,
pelaku, objek-objek yang dikemukakan, Anak Cucu” karya W.S. Rendra, maka
dan dunia pengarang yang berupa cerita perlu adanya penelitian yang lebih
atau lukisan , lapis dunia dan lapis mendalam, sistematis, dan praktis guna
metafisis didasarkan pada strata norma mendiskripsikan tentang strata norma
Roman Ingarden dengan pendekatan dalam kumpulan puisi “Doa untuk Anak
penelitian hermenutik. Cucu” karya W.S. Rendra.

Istilah hermeneutika (Inggris: B. KAJIAN PUSTAKA


hermeneutics) pertama kali diperkenalkan Tinjauan pustaka pada penelitian ini
ke dalam kebudayaan barat (Eropa) dalam merupakan penelusuran atas hasil
bentuk kata Latin hermeneutica oleh penelitian-penelitian terdahulu dan hasil
seorang teolog dari Strasbourg bernama penelusurannya dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Johann Dannhauer. Dannhauer
memakainya dalam pengertian disiplin Pradopo (2012:16-19), dalam
yang diperlukan setiap ilmu yang bukunya Pengkajian Puisi menganalisis
mendasarkan keabsahannya pada teks. berdasarkan strata norma puisi Cintaku
(Muzir,2012:61) Jauh di Pulau karya Chairil Anwar.
(1959:44). Hasil analisis menjelaskan
Bagi Ricoeur , hermeneutika bahwa puisi Cintaku Jauh di Pulau
adalah teori tentang peraturan yang terbentuk atas unsur-unsur (fenomena)
yang dapat dijelaskan dengan adanya
menentukan suatu eksegesis, interpretasi
strata norma berupa deskripsi lapis
suatu bagian teks atau kumpulan tanda bunyi, lapis arti, lapis (objek, pelaku,
yang dapat dianggap sebagai sebuah teks. latar, dunia pengarang), lapis dunia dan
Hermeneutika adalah proses penguraian lapis metafisis.
yang bertolak dari isi dan makna yang Pekik Nursasongko (2008), dalam
tampak, kepada makna yang tersembunyi. artikel “Analisis Lapis Norma Roman
(Mulyono,2012:24) Ingarden Sajak Doa Untuk Anakku karya
Emha Ainun Nadjib”. (1993:89). Hasil
Hermeneutik merupakan teori baru analisis berupa deskripsi Lapis Norma
Roman Ingarden dalam sajak Doa Untuk
tentang interpretasi. Hermeneutik yang
Anakku karya Emha Ainun Najib.
semula hanya digunakan untuk Sidi, S.W (2013) dalam artikel
menafsirkan teks-teks Bibel dan kini telah Analisis Puisi “Sajak Rajawali" Karya
banyak digunakan untuk menafsirkan Rendra dengan Pendekatan Struktural–
karya-karya manusia baik berupa sastra Semiotik, menyatakan bahwa teori
maupun nonsastra (Palmer, 2005: 4 & 21). sruktural memandang sebuah karya sastra
sebagai sebuah totalitas yang terbangun
Berdasarkan uraian di atas, yaitu oleh berbagai unsur yang jalin-menjalin
kemanfaatan puisi bagi masyarakat, secara erat dan bersama-sama
menghasilkan makna menyeluruh. Teori
kompleksitas puisi dan ketokohan W.S
ini mengakui bahwa masalah unsur dan
Rendra serta kualitas karya- masalah hubungan timbal balik antar
karyanya,teori-teori tentang strata norma unsur merupakan hal penting. Sebuah
Roman Ingarden dan hermeneutik, serta unsur yang berdiri sendiri tidak berarti
belum adanya penelitian tentang strata apa-apa tanpa kehadiran unsur lain yang
norma dalam kumpulan puisi “Doa Untuk erat berjalinan.
Sebuah puisi tersusun oleh tanda- sebagai istrumen penelitian, artinya
tanda yang bermakna dan bersistem peneliti telibat langsung atau
sehingga dapat didekati dengan analisis berperanserta dalam pengumpulan data
semiotik
penelitian.Analisis data secara induktif,
Hasil analisis berdasarkan karena penelitian dilakukan tidak untuk
pendekatan structural, yaitu berbagai cara membuktikan hipotesis yang telah disusun
yang digunakan W.S Rendra untuk sebelumnya, melainkan merupakan
menimbulkan efek puitis (unsur pembentukan abstraksi berdasarkan
pembangun) dalam puisi tersebut. Unsur bagian-bagian yang telah dikumpulkan
pembangun puisi di antaranya : bahasa
kiasan, diksi, citraan, sarana retorika, dan dan dikelompok-kelompokkan. Lebih
persamaan bunyi. Adapun analisis mementingkan proses daripada hasil,
berdasarkan analisis semiotik berupa artinya proses penelitian merupakan hal
pembacaan secara heuristik dan yang sangat penting dalam penelitian ini
hermeneutic. sebab pengamatan terhadap hubungan
antar bagian-bagian yang sedang diteliti
Penelitian-penelitian terdahulu
menunjukkan hasil analisis puisi Chairil akan lebih jelas apabila diamati dalam
Anwar dan puisi WS Rendra, yaitu proses. Ada batas yang ditentukan oleh
penerapan analisis berdasarkan lapis fokus penelitian artinya pengkajian
norma terhadap satu puisi saja. Dan penelitian hanya terfokus pada fokus
penelitian lainnya menganalisis puisi WS penelitian yang telah ditentukan. Desain
Rendra berdasarkan struktur dan semiotik. yang bersifatsementara, yakni desain
Keadaan inilah yang membuat penelitian yang digunakan senantiasa
tertarik meneliti untuk memperoleh berubah dan berkembang sesuai dengan
pemahaman dalam bentuk deskripsi strata temuan objek yang diteliti. Jadi, tidak
norma terhadap puisi-puisi karya W.S menggunakan desain yang telah disusun
Rendra lebih mendalam, berdasarkan secara ketat dan kaku, sehingga tidak
strata norma terhadap Kumpulan Puisi dapat diubah.
Karya WS Rendra secara utuh, ilmiah, dan Fokus penelitian puisi “Doa Untuk
lebih komprehensif, sehingga dihasilkan Anak Cucu”dilakukan dengan analisis
deskripsi yang teruji secara ilmiah pula. Norma Roman Ingarden yaitu lapis bunyi,
lapis arti, lapis (Objek, pelaku,latar, dan
C. METODE PENELITIAN dunia pengarang), lapis dunia, dan lapis
metafisis, pendekatan yang dipergunakan
Penelitian menggunakan metode
atau pisau bedahnya yaitu hermeneutik.
kualitatif yang megutamakan kualitas
Prosedur penelitian ini dilakukan
informasi. Dikatakan penelitian kualitatif
dengan teknik observasi tekstual dan
karena memenuhi ciri-ciri sebagai
dokumentasi. Teknik observasi berupa
penelitian kualitatif. Data penelitian
pengamatan secara mendalam terhadap
diambil dari data alamiah, yaitu kumpulan
objek penelitian.Teknik dokumentasi
puisi W.S. Rendra yang berjudul “Doa
berupa pendokumenan atau penulisan
untuk Anak Cucu” yang digunakan
temuan objek penelitian sesuai dengan
sebagai bahan acuan dalam proses
klasifikasi objek penelitianpuisi-puisi
komunikasi oleh pembacanya. Peneliti
W.S. Rendra dalam kumpulan puisi “Doa Lapis bunyi merupakan unsur puisi
untuk Anak Cucu”. Adapun objek yang bersifat estetik untuk mendapatkan
penelitian terdiri dari 22 judul puisi, yaitu keindahan dan ekspresif. Bunyi dalam
(1) Gumamku, ya Allah, (2) Doa, (3) puisi Rendra mempunyai fungsi
Syair Mata Bayi, (4) Tentang Mata, (5) memperdalam ucapan, menimbulkan rasa
Inilah Saatnya, (6) Hak Oposisi, (7) dan suasana, yang mempunyai daya
Kesaksian tentang Mastodon-Mastodon, evokasi yaitu daya kuat untuk
(8) Rakyat adalah Sumber Ilmu, (9) Sajak menimbulkan pengertian. Pola bunyi yang
Bulan Mei 1998 di Indonesia, (10) Ibu di bersifat khusus yang dipergunakan Rendra
Atas Debu, (11) Pertanyaan Penting, (12) untuk mendapatkan efek puitis, berupa
Politisi itu Adalah, (13) He, Remco…., kombinasi bunyi vokal (asonansi),
(14) Kesaksian Akhir Abad, (15) Sagu kombinasi bunyi konsonan (aliterasi),
Ambon, (16) Jangan Takut, Ibu!, (17) sajak akhir dan sajak dalam.
Perempuan yang Cemburu, (18) Kombinasi bunyi-bunyi vokal
Pertemuan Malam, (19) Perempuan yang (asonansi) : a dan u terasa berat dan
Tergusur, (20) Di mana kamu, De‟Na, rendah, mengekspresikan perasaan
(21) Maskumambang, (22) Tuhan Aku mendalam, mendominasi puisi-puisi WS
Cinta Pada-Mu. Rendra . Diantaranya terdapat pada
cuplikan puisi ”Gumamku, ya Allah”
D. HASIL DAN PEMBAHASAN berikut ini yang berisikan perasaan
mendalam tentang pemahaman kuasa
Pembahasan merupakan hasil
Tuhan dan kerinduannya pada Tuhan.
temuan dan analisis data berdasarkan
Serambut atau berlaksa hasta
strata norma dalam kumpulan puisi “Doa entah apa bedanya dalam
untuk Anak Cucu” karya W.S. Rendra. penasaran pengertian.
Strata norma yang menjadi landasan Musafir-musafir yang senantiasa
pokok bahasan meliputi lapis bunyi, lapis mengembara.
arti, lapis objek, pelaku, latar, dunia Umat manusia tak ada yang juara.
pengarang, lapis dunia, lapis metafisis. Api rindu pada-Mu menyala di
puncak yang sepi
Teori pendukung dalam pembahasan
penelitian ini yaitu hermeneutik, untuk Asonansi bunyi yang lain, yaitu
melakukan penafsiran terhadap data a, u dan i, kombinasi vokal berat (a,u)
temuan, baik secara literal, moral, dipadukan dengan vokal ringan (i). Ws
metaforikal, dan anagogikal/mistik Rendra mengungkapkan perasaan yang
berdasarkan diksi (simbol, metafora) mendalam/galau (vokal a, u)
istilah, dan ungkapan-ungkapan stilistika, dikombinasikan perasaan emosi yang
yang dideskripsikan berdasarkan strata tinggi (vokal i) , terekpresi pada kutipan
norma. puisi ”Syair Mata Bayi” di bawah ini.
Interpretasi Kumpulan Puisi “Doa Aku merindukan mata bayi
setelah aku dikhianati mata
untuk Anak Cucu “ dari segi Lapis
durjana.
Bunyi Aku merindukan matahari
karena aku dikerumuni mata Dan samudra diperkosa.
gelap. Sumpah serapah keluar dari
……….. mulutsopir taksi.
Mata pisau di mana-mana. Keluh kesah menjadi handuk bagi
Mata batin! Mata batin! buruh dan kuli
Hadirlah kamu!
Hadirlah kamu di saat yang rawan Kumpulan puisi ”Doa untuk Anak
ini. Cucu”secara keseluruhan banyak
menampilkan sajak bebas yaitu tidak
Kombinasi bunyi-bunyi konsonan terikat oleh aturan persajakan
(Aliterasi) yaitu konsonan bersuara
sebagaimana puisi lama. Tetapi ada
(voiced) b dan d, bunyi liquida r,l
menimbulkan bunyi merdu dan berirama temuan yang menarik yaitu adanya bait
(efoni) mendukung suasana yang mesra yang bersajak abab dan sajak akhir aaaa
dan kasih sayang. Menggambarkan diantara kebebasan sajak akhir dalam
kemesraan penyair (hamba) dengan Tuhan karya WS. Rendra, yaitu terdapat dalam
(paduka), kepasrahan dan kedekatan kutipan berikut :
ruhani tampak pada kutipan puisi ”Doa” Sajak akhir ababdalam kutipan puisi
di bawah ini.
”Gumamku, ya Allah”
Allah Yang Maha Benar.
Hamba mohon karunia dari
kebenaran
yang telah paduka sebarkan. Angin dan langit dalam diriku
Jauhkanlah hamba dari hal- gelap dan terang di alam raya,
halburuk menurut paduka arah dan kiblat di ruang dan
dandengan begitu akan buruk pula waktu,
bagi hamba. memesona rasa duga dan kira,
Dekatkanlah hamba kepada hal-
hal baik menurut paduka Sajak akhir aaaadalam kutipan puisi
dandengan begitu akan baik pula ”Doa”
bagi hamba.
Jauhkanlah hamba dari hal-hal
Kombinasi bunyi-bunyi konsonan buruk menurut paduka
(Aliterasi) yang tidak merdu , parau, yaitu dan dengan begitu akan buruk
bunyi k , p, t, s (bunyi kakofoni) yang pula bagi hamba.
cocok menyuarakan suasana yang tidak Dekatkanlah hamba kepada hal-
menyenangkan,terdapat pada kutipan puisi hal baik menurut paduka
”Kesaksian tentang Mastodon-Mastodon” dan dengan begitu akan baik pula
berikut . bagi hamba.
Aku memberi kesaksian
bahwa di Jakarta Sajak dalam banyak menambah nilai
langit, kelabu hambar dari ufukke kepuitisan puisi-puisi Rendra. Diantaranya
ufuk.
Rembulan muncul pucat sajak dalam yang ada dalam kutipan puisi
seperti istri birokrat yang luntur ”Syair Mata Bayi”berikut.
tata riasnya.
Sungai mengandung Dalam kehidupan yang penuh
pengkhianatan mata bisul
hatiku meronta ditawanrangkaian kehadiran Allah dan penghambaan si aku
mata rantai. pada Tuhan. Bentuk kepasrahan dan
Sawah gersang tanpa mata bajak. keyakinan bahwa segala hal tentang
Mata gergaji merajalela di rimba
hidupnya adalah atas kuasa Allah „Dan
raya.
Mata badik memburu mata uang. nafas-Mu membimbing kelakuanku‟
Mata kail termangu tanpa umpan. Lapis arti puisi „Syair Mata Bayi‟,
yaitu ketidak nyamanan perasaan akibat
Interpretasi Kumpulan Puisi “Doa banyaknya masalah yang berupa
untuk Anak Cucu “ dari segi Lapis pengkianatan, kemarahan, ancaman, pada
Arti dirinya dan mengharapkan kejernihan hati
Lapis arti dalam puisi “Gumamku, untuk mengatasi segala permasalahan
ya Allah”.Dalam bait pertama,‟ Angin dan yang dihadapi.
langit dalam diriku‟ berarti menyatunya si Lapis arti puisi „Tentang Mata‟,
aku dengan alam.‟ gelap dan terang di tersirat makna pemberontakan jiwa
alam raya‟ yaitu identik dengan makna Rendra yang merasa tertawan
unsur kehidupan yang berupa nilai buruk kebebasannya menyuarakan ketidak
(gelap) dan baik (terang).‟ arah dan benaran.
kiblat di ruang dan waktu‟ si aku berada Lapis arti puisi „Inilah Saatnya‟,
di suatu tempat dan waktu sedang menyuarakanperlunya mengakhiri
menghadap kiblat (tafakhur/ sholat). pertikaian fisik/ kekerasan akibat
„memesona rasa duga dan kira‟ hati dan perlawanan pada kekuasaan “Orde Baru”.
fikiran si aku terkagum. „adalah bayangan Buah pemikiran penyair bahwa
rahasia kehadiran-Mu, ya Allah!‟ adalah perjuangan telah salah arah, perjuangan
bentuk pengakuan adanya Allah. harus dilandasi kebersamaan bukan
Pada bait kedua si aku dalam golongan , musyawarah, kebenaran, dan
pencariannya (mencari Allah) dengan kedamaian .
kegamangannya manafsirkan dzat Allah, Lapis arti dalam puisi „ Hak
sebagaimana para musafir yang tidak Oposisi‟, menuangkan pikiran Rendra
pernah berhenti dalam kajian ilmunya. tentang pentingnya Oposisi bagi
Dan pada akhirnya manusia harus pemerintahan.
mengakui kebesaran-Nya. Hal inilah yang Lapis arti puisi „Kesaksian tentang
menjadi kerinduan si aku pada Allah „di Mastodon-Mastodon‟, yaitu kesaksian
puncak yang sepi‟ (dalam sholat Rendra tentang kedamaian semu dan kritik
malamnya). pada pemerintah yang dirasakannya
Di bait akhir adalah wujud otoriter, korupsi membabi buta, dan
pemikiran si aku “W.S. Rendra” yang keserakahan para penguasa.
humanis dan moderat. Diakhiri dengan Lapis arti dalam puisi „Rakyat
untaian kalimat penutup, bahwa berbagai adalah Sumber Ilmu‟, mengekspresikan
perbedaan cara beribadah pada dasarnya tentang hakikat penguasa, pemerintah dan
mempunyai tujuan yang sama “Allah”. rakyat.Rakyatlah seharusnya menjadi
Lapis arti dari puisi „Doa‟ kiblat atas segala kuasa.
bermakna kesadaran si aku tentang
Lapis arti dalam puisi „ Sajak Bulan Lapis arti puisi „Perempuan yang
Mei 1998 di Indonesia‟, berkisah tentang Cemburu‟, berisikan kisah simbolik
kejatuhan penguasa “Orde Baru” dan perlawanan seorang perempuan. Dengan
terjadinya kekacauan dimasa itu (Mei bumbu kisah kehidupan malam dan
1998). kemesraan, tergambar perempuan yang
Lapis arti dalam puisi „Ibu di Atas diidentikkan dengan kelembutan bisa
Debu‟, berisikan tentang gambaran berubah ganas dalam kemarahannya.
suasana ibu kota yang kacau, ketidak Lapis arti puisi „Pertemuan Malam‟,
pastian segala hal. kisah alam imajinasinya penyair berupa
Lapis arti dalam puisi „Pertanyaan penggambaran pertemuannya dengan
penting‟, adalah kegalauan penyair almarhum ayahanda dan ibundanya.
tentang situasi yang kontradiktif antara Lapis arti puisi „Perempuan yang
kejayaan Indonesia dengan perlakuan tergusur‟, berisikan kisah kekaguman
tidak adil pada rakyat „marsinah dan penyair atas kisah hidup perempuan
petani di Sampang sebagai symbol‟ serta tergusur dengan kisa derita hidupyang
mempertanyakan hati nurani penguasa. tertindas.
Lapis arti puisi „ Politisi itu Lapis arti puisi „Di mana kamu,
Adalah‟, menceritakan tentang profil De‟Na?‟, arti puisi ini mengisahkan
politisi dengan segala kiprahnya yang peristiwa tsunami di aceh yang
hyper protektif, otoriter, munafik, menyebabkan kesedihan penyair karena
pemboros, serakah dan gila kehormatan. kehilangan De‟ Na. Dan berisikan pesan
Lapis arti puisi „He, Remco….‟, moral atas keterbatasan kemampuan
mengisahkan kematian dengan segenap manusia dan kuasa alam.
alasan dan cara mencapainya. Dan terselip Lapis arti puisi „ Mas Kumambang‟,
kisah tentang gender, petrus, demontrasi berisikan kegalauan dan keprihatinan
mahasiswa, bayi malang dan keinginan W.S. Rendra atas rancaunya peradaban
adanya perubahan (reformasi). bangsa ini. Pembangunan yang tidak
Lapis arti puisi „Kesaksian Akhir terencana, tidak adanya kedaulatan,
Abad‟, kegelisahan dan kesedihan penyair kekerasan, dan kekacauan politik.
benturan keinginan, pembunuhan, Lapis arti puisi „ Tuhan, Aku Cinta
kejahatan terang-terangan tanpa pada-Mu‟, mengisahkan kecintaan penyair
penegakan hukum, nilai kebangsaan yang pada Tuhannya dengan keinginan
luntur dan belum merdekanya rakyat meningkatkan pengabdiannya.
Indonesia serta rusaknya tatanan
kehidupan. Interpretasi Kumpulan Puisi “Doa
Lapis arti puisi „Sagu Ambon‟, untuk Anak Cucu “dari segi Lapis
mengisahkan tentang keprihatinan atas Objek, Pelaku, Latar, Dunia Pengarang
permusuhan di Ambon yang seharusnya
Objek puisi W.S. Rendra sebagai
tidak perlu terjadi.
berikut : alam, manusia, perasaan/ nurani,
Lapis arti puisi „Jangan Takut, Ibu‟,
religi, kekuasaan, persahabatan,
mempunyai arti pesan penyemangat
permusuhan, kemiskinan, kematian,
menghadapi hidup dalam segala kondisi.
kebendaan, hukum, kekacauan, bencana,
kedamaian, ketatanegaraan, kiblat (arah sholat) dan didukung kata
pembangunan, ekonomi, politik, dan kehadiran-Mu (menghadap Tuhan)
gender. menyatakan bahwa si aku sedang sholat.
Pelaku dalam kumpulan puisi ‟Doa Puisi ” Doa”, menyatakan
untuk Anak Cucu‟yang tersebar di dalam kepasrahan si aku pada Tuhan merupakan
22 puisi dapatlah diinterpretasikan sebagai keyakinan si aku tentang kebenaran Allah.
berikut , pelaku sebagai Si aku, Ibu, Permohonan si aku memperoleh petunjuk
politisi, Remco, perempuan, lelaki, istri. Tuhan, bahwa dengan pengampunan atas
dosa-dosanya akan memudahkan
Latar merupakan tempat, waktu
menerima petunjuk Allah.
atau suasana dalam puisi. Latar tempat :
Puisi “ Syair Mata Bayi”,
ruang, Jakarta, tanah, Indonesia, jalan,
menyatakan si aku merindukan kebaikan
rumah sakit, desa, kali, pelabuhan,
karena menerima perlakuan buruk dan
Ambon, tempat disco, hutan, rumah,
ancaman. Si aku butuh bantuan atas
gubuk tepi sungai, Aceh, halaman
kegentingan masalah yang dihadapi,
perpustakaan. Latar Waktu : tengah
harapan si aku bahwa kalbu kunci
malam, malam hari, zaman edan, fajar,
pemecahan masalahnya.
pagi.Latar Suasana : kusuk, risau,
Puisi “ Tentang Mata”,
ketakutan, murung, prihatin, perenungan,
menyatakan rasa nyaman si aku bersama
sedih, sunyi, bising/ gaduh.
Tuhan, sisi lain derita si aku karena
Dunia pengarang dari kumpulan
hatinya terasa terkekang dan adanya
puisi ” Doa untuk Anak Cucu” yaitu
ketidakbenaran. Dua sisi kehidupan yaitu
berupa cerita atau lukisan kisah dari
derita dan senang.
pengalaman pribadi dan pemikirannya
Puisi “ Inilah Saatnya”, menyatakan
tentang hubungannya dengan Tuhan,
waktu yang tepat melupakan jejak
kekuasaan, kebijakan pemerintah, aspirasi
peristiwa beban masalah, perjuangan
rakyat, pembangunan, cinta kasih, hukum,
tidak sesuai harapan.Pandangan si aku
kematian, hakikat kedaulatan rakyat,
bahwa saatnya menyadari kalau hidup itu
persahabatan, kekacauan pasca reformasi,
indah, nikmat dan membahagiakan.
dan kisah penutup pada puisi “ Tuhan,
Puisi “ Hak Oposisi”, menyatakan
Aku Cinta Pada-Mu”, berupa
pandangan si aku tentang pentingnya
ketakberdayaan si aku menyelimuti rasa
oposisi untuk menyerap aspirasi rakyat,
sakitnya. Si aku menyadari keterbatasan
akibat-akibat apabila tidak adanya oposisi
tubuhnya dan mengungkapkan
yaitu derita, terpisah dari rakyat,
kecintaannya pada Tuhannya dengan
kepalsuan pencitraan, kesia-siaan tanpa
keinginan meningkatkan pengabdiannya
dukungan.
Interpretasi Kumpulan Puisi “Doa
untuk Anak Cucu “ dari segi Lapis Puisi “ Kesaksian tentang
Dunia Mastodon-Mastodon”, menyatakan
Puisi ”Gumamku, Ya Allah”, dari adanya pembangunan yang berlangsung
sudut pandang pilihan kata (diksi), kata tidak mensejahterakan rakyat. Penekanan
Angin dan langit dalam diriku (rasa penguasa akan peradaban, kebersamaan,
menyatunya si aku dengan alam) kata berakibat pembodohan rakyat, hukum
yang jauh dari keadilan. Penguasa menjadi sesuai tujuan yang ingin dicapai,
serakah, saling curiga dan saling menggambarkan politisi yang suka eforia
bermusuhan. Kehancuran negeri ini bisa dan haus kekuasaan dan serakah.
terjadi karena bertempurnya mastodon- Puisi “ He, Remco…”, menyatakan
mastodon(perselisihan para pengusa). penyebab kematian beragam adanya,
Puisi “ Rakyat adalah Sumber karena peluruh nyasar di saat demontrasi,
Ilmu”, menyatakan filosofi tentang mati karena penyakit diakibat salah pola
keseimbangan kedudukan antara makan. Ragam tempat, waktu dan
pemerintah dan rakyat. Rakyatlah peristiwa kematian, yaitu tekanan sosial
penguasa dan sumber dari dari segala juga ada yang menjadi penyebab
sumber ilmu. Wahyu itu bukan milik kematian.
penguasa, tetapi wahyu itu hanya ada Puisi “ Kesaksian Akhir Abad”,
dalam firman Tuhan. Penjelmaan dari menyatakan kesedihan dan kegelisahan si
wahyu itu ada di kalbu rakyat. Konsep aku atas kondisi bangsa ini, ajaran leluhur
menuju kalbu rakyat yaitu dengan cinta. nusantara yang sempurna telah hilang oleh
Puisi “ Sajak Bulan Mei 1998 di eforia yang tidak nyaman ‟saat ini‟.Masih
Indonesia”, dipandang dari sudut pandang adanya penjajahan disegala bidang.
suasana menyatakan keadaan yang kacau Realitas bahwa politisi belum
(jatuhnya para penguasa, korban jwa, memperjuangkan kepentingan rakyat
kemarahan, ketakutan, hilangnya tetapi masih memperjuangkan diri sendiri
kepercayaan, hdup tanpa aturan ). dan partainya.
Puisi “ Ibu di Atas Debu”, Puisi “ Sagu Ambon”, menyatakan
menyatakan suasana kesendirian dan keprihatinan dan kesedihan si aku atas
kegalauan seorang ibu yang tidak ada kerusuhan di Ambon. Pemahaman konsep
kejelasan identitas, karena hilangnya jati hidup damai dari si aku bahwa
diri dijarah tangan asing merupakan permusuhan antara saudara itu merugikan
bentuk penyadaran dan tuntutan ke diri sendiri.
Indonesia (jati diri bangsa) untuk peduli Puisi “ Jangan Takut Ibu!”,
derita si ibu (pendiri bangsa). menyatakan bahwa kehidupan terus
Puisi “ Pertanyaan Penting”, berjalan dengan ragam peristiwa,
melukiskan suasana yang diantaranya kekejaman, keserakahan,
dikontradiktifkan antara suasana kesalahan kebijakan penguasa. Si ibu
kedamaian/ kemakmuran negeri ini diberikan prinsip hidup bertahan dari
dengan derita rakyat. Pernyataan tuntutan gertakan dan ancaman untuk melawan
keperpihakan penguasa dan empati yang penindasan dan penjajahan. Perjalanan
seharusnya dimiliki para penguasa dan waktu akan mampu menjadikan diri tahan
tudingan pada para cukong penyebab terhadap derita.
kekacauan. Puisi “ Perempuan yang Cemburu”,
Puisi “ Politisi itu Adalah”, menunjukkan puncak kemarahan
menyatakan politisi identik dengan perempuan yang cemburu ketika bertemu
kemewahan. Ragam jati diri politisi yang lelaki kekasihnya yang serong. Suasana
suka bermetamorfoses dan berkamuflase gaduh dan menegangkan, dengan atraktif
perempuan memainkan perannya. Puncak daulat alam lebih dahulu dibanding daulat
kisah ketegangan ketika sabetan pisau si manusia. Kerapuhan jiwa si aku atas
perempuan mengenai si lelaki kekasihnya. misteri kehidupan yang menimpah De‟Na.
Ketegaran si lelaki menghadapi si Bayangan kengerian dan kesedihan,
perempuan yang marah dengan cinta ketakutan si aku atas kedasyatan daulat
kasihnya. Akhir cerita beradunya cinta alam dan keterbatasan manusia.
kasih mereka dengan keluasan hati si Puisi “ Maskumambang”,
lelaki atas perlakuan si perempuan pada menyatakan suasana hati yang sedih dan
dirinya. kebimbangan si aku tentang masa depan
Puisi “ Pertemuan yang akan diwariskan kepada cucu-
Malam”menyatakan perjalanan alam cucunya. Kuatnya arus zaman yang
mimpi si aku yang bertemu ayahanda dan mengabaikan nalar sehat menghempas si
ibundanya. Cerita perjalanan si aku tanpa aku, tetapi bisa bertahan meski dalam
tujuan di tengah malam.Kemurungan dari kehinaan dan derita. Perjalanan
selimut beban si aku atas masalah yang kenegaraan masih dalam bayang
datang bersama bagai teka teki tanpa kebijakan penjajah yang menyebabkan
jawab. Pertemuan si aku dengan banyaknya utang, campur tangan asing,
ayahandanya sebagai sosok yang gagah hilangnya kedaulatan rakyat.
berwibawa disertai tokoh-tokoh yang Puisi “ Tuhan, Aku Cinta Pada-
identik dengan kemiskinan, kejahatan, Mu”, menyatakan ketahanan si aku
kemisterian/ ketragisan. Kehadiran menghadapi rasa sakitnya. Kesadaran si
ibunda si aku berharap memperoleh aku akan keterbatasan daya tahan
sentuhan sayang orang tuanya, tetapi tidak tubuhnya, keinginan si aku terlepas dari
terjadi. Berpisahlah si aku dengan orang konsumsi obat-obatan dan kembali kejalan
tuanya dan tersadar dari alam mimpinya. alam (bersihkan raga dan jiwa/ kesadaran
Puisi “ Perempuan yang Tergusur”, bahwa manusia akan mati) dengan
Si aku melukiskan perjalanan hidup yang meningkatkan pengabdiannya kepada
penuh derita dari perempuan yang Allah. Si aku menyatakan kecintaannya
tergusur. Rasa empati si aku pada pada Tuhan
perempuan tergusur yang tak bertempat Interpretasi Kumpulan Puisi “Doa
tinggal, tanpa tujuan sebagai korban untuk Anak Cucu “ dari segi Lapis
keadaan dan jauh dari keadilan. Peradaban Metafisis
Lapis metafisis sifat yang suciyaitu
dan keadilan bagi kaum terhina yaitu
menyatunya si aku dengan alam saat
derita dan menetap dalam kedudukan
melaksanakan sholat dan merasakan
keterhinaannya. Kekaguman si aku pada
kehadiran Allah di puncak kerinduan si
perempuan tergusur atas daya tahan
aku pada Tuhan (Gumamku, Ya Allah).
meniti kehidupannya.
Perbedaan penilaian hakiki manusia
Puisi “ Di mana kamu, De‟Na?”,
dihadapan manusia dan Tuhan serta
menyatakan kesan duka yang diterima
totalitas penghambaan si aku pada Tuhan
oleh si aku atas kehilangan sahabatnya
(Doa). Pencerahan hidup tentang
De‟Na akibat Tsunami. Bentuk
keseimbangan hidup, hakekat kekuasaan
pencerahan dari si aku tentang konsep
rakyat, keadilan, firman Tuhan, naluri
rakyat dan tentang cinta kasih (Rakyat yang terjadi kekecewaan dan kesengsaraan
adalah Sumber Ilmu). Perjalanan ghaib kehidupan rakyat (Kesaksian tentang
penyair yaitu kisah penyair yang merasa Mastodon-Mastodon).Penindasan pada
terbebani banyak masalah dan dalam rakyat lapis bawah, kegalauan penyair
kemurungan serta alam bawah sadarnya tentang keperpihakan penguasa pada
merasakan kehadiran ayah dan bundanya cukong mengorbankan rakyatnya,
(Pertemuan Malam). Perenungan atas kekejaman dan hilangnya nurani
makna peradaban, keprihatinan WS penguasa, hukum yang diperjualbelikan,
Rendra atas rancaunya peradaban bangsa terkoyaknya nurani bangsa atas perlakuan
ini dan kekukuhan jiwa dalam tekanan adi kuasa yang gila kejayaan , harta dan
dan keterasingan kedudukan (Pertanyaan Penting).
(Maskumambang).Penyair Melawan rasa takut dari ancaman serta
mengungkapkan kondisi kesehatannya pandangan penyair bahwa penguasa yang
dan kecintaannya pada Tuhannya dengan rakus, menindas, harus dihadapi dengan
keinginan meningkatkan pengabdiannya keberanian diantara gertakan dan
(Tuhan, Aku Cinta Pada-Mu). ancaman. (Jangan Takut Ibu!).
Lapis metafisis sifat yang tragis, Kekaguman penyair atas kisah hidup
yaitu si aku merindukan kejujuran, perempuan yang tergusur dengan kisah
keceriaan dan kebebasan tetapi yang derita hidupnya yang tertindas, teraniaya
dihadapi berupa kenyataan yaitu tapi mampu bertahan dengan
pengkianatan, kebrutalan, kebencian/ kemampuannya (Perempuan yang
kemarahan, ancaman dimana-mana dan Tergusur).
memerlukan perlindungan (Syair Mata Lapis metafisis sifat yang
Bayi). Tekanan psisikis berupa menakutkan/ mengerikan, yaitu
penderitaan hidup, perasaan tertekan keterpurukan kehidupan akibat tragedi
karena hilangnya rasa kebebasan, adanya dimasa peralihan kekuasaan, timbulnya
ketidak benaran keadaan tetapi tak korban nyawa, rakyat dalam ketakutan,
mampu berbuat sesuatu karena dikekang tidak adanya kepastian hukum, hilangnya
penguasa (Tentang Mata).Penyair daulat rakyat, dan kesedihan si aku atas
mengungkapkan bahwa perlawanan pada duka negeri ini (Sajak Bulan Mei 1998 di
penguasa yang seharusnya menghasilkan Indonesia). Ketidak pastian kehidupan,
kebaikan tetapi sebaliknya terjadi kegalauan pengarang atas kekacuan di
penghancuran, maka perlu adanya Jakarta, dengan pertanyaan lewat sosok
kedamaian kembali (Inilah Ibu „pendiri negeri‟ tentang tidak adanya
Saatnya).Tidak adanya oposisi perlindungan hukum, hilangnya daulat
menyebabkan aturan yang tidak sesuai rakyat, tidak ada rasa aman, tidak ada
nurani, kebijakan yang dipaksakan, tidak kepastian jaminan hidup layak dan
adanya pintu aspirasi, adanya jarak kesewenangan penguasa, hilangnya jati
penguasa dengan rakyat, kesendirian dan diri dan campur tangan asing dalam
kesia-siaan keberadaan penguasa (Hak bidang ekonomi, penyampaian aspirasi
Oposisi}.Pembangunan seharusnya yang terabaikan (Ibu di Atas Debu).Masa
menghasilkan kesejahteraan rakyat, tetapi depan negeri akan mengalami kehancuran
karena prilaku buruk politisi. Politisi yang di aceh dan kesedihan penyair karena
suka kemewahan dan penebar pesona, kehilangan De‟ Na. (Di mana kamu,
hyper protektif dan otoriter, munafik dan De’Na?).
pemboros, suka eforia, rakus dan gila
kekedudukan, tidak idealnya politisi dan
masa suram mengancam perpolitikan di E. PENUTUP
negeri ini (Politisi itu Adalah).Ragam
prosesi kematian yang tidak sempurna. Simpulan hasil penelitian yaitu
Mati karena politik, penyakit akibat rakus berdasarkan strata norma dalam kumpulan
makan, maksiat, sakit dan kekejaman, puisi “Doa untuk Anak Cucu” karya W.S
serta ragam kematian akibat kekejian yang Rendra menunjukkan unsur-unsur
lain.Terselip kisah tentang gender, petrus, pembentuknya dan kesatuan makna.
demontrasi mahasiswa, bayi malang dan Adapun sesuai fokus penelitian telah
keinginan adanya perubahan (He, dideskripsikan berdasarkan lapis
Remco…).Perasaan sedih dan gelisah atas bunyi,lapis arti, lapis objek, pelaku, dunia
keadaan serba kacau bangsa ini, atas pengarang , lapis dunia, dan lapis
benturan keinginan, pembunuhan, metafisis sesuai dengan strata norma
kejahatan terang-terangan tanpa Roman Ingarden dengan pisau bedah atau
penegakan hukum, nilai kebangsaan yang pendekatan hermeneutik.
luntur, belum merdekanya rakyat Hasil penelitian ini disarankan
Indonesia serta rusaknya tatanan dikembangkan lebih lanjut atas kumpulan
kehidupan bangsa Indonesia dan fitrah puisi “Doa untuk Anak Cucu” karya
manusia ciptaan Tuhan YME, serta WS.Rendra dengan pendekatan semiotic
pentingnya nilai-nilai kemanusiaan untuk mengkaji makna dan nilai atas
(Kesaksian Akhir Abad). Kehancuran karya tersebut. Berdasarkan isi khususnya
akibat permusuhan sesama, penyair diksi dan gaya bahasa yang terkandung
merasa prihatin , permusuhan antara dalam kumpulan puisi Rendra, kiranya
saudara di Ambon suatu yang tidak cukup menarik pula jika dikaji
manfaat dan sifat yang suci yaitu stIlistikanya.
menyerukan kedamaian (Sagu
Ambon).Degradasi moral dan
gender.Imajinasinya pengarang tentang
kisah simbolik perlawanan seorang DAFTAR PUSTAKA
perempuan. Dengan bumbu kisah
kehidupan dugem dan kemesraan, Afifuddin & Beni Ahmad Saebani. 2012.
tergambar perempuan yang diidentikkan Metodologi Penelitian Kualitatif.
dengan kelembutan bisa berubah ganas Bandung:CV. Pustaka Setia
dalam kemarahan api cemburu, tetapi Alwi, Hasan, dkk.1998.Tata Bahasa Baku
ternyata masih terjalin kasih sayang Bahasa Indonesia.Jakarta: Pusat
(Perempuan yang Cemburu). Pembinaan dan Pengembangan
Keprihatinan si aku atas kedasyatan daulat Bahasa dan Balai Pustaka.
alam atas manusia berupa tragedi tsunami
Depdikbud. 1988. Kamus Besar Bahasa Palmer, Richard E. 2005. Hermeneutika
Indonesia. Jakarta:PN Balai Teori Baru Mengenal
Pustaka. Interpretasi. Yogyakarta:Pustaka
Haryono, Edi (ed). 2013. Doa untuk Anak Pelajar.
Cucu W.S Rendra. Yogyakarta: Pradopo, Rachmat Djoko. 2012.
PT Bentang Pustaka. Pengkajian Puisi. Yogjakarta :
Mulyono, Edi., dkk .2012. Belajar Gadjah Mada University Press.
Hermeneutika. Jogjakarta:
IRCiSoD.
Muzir, Inyiak Ridwan.2012.
Hermeneutika Filosofis Hans-
Georg Gadamer. Jogjakarta:Ar-
RuzzMedia

Anda mungkin juga menyukai