Anda di halaman 1dari 5

FORMAT PEMETAAN RENCANA JUDUL SKRIPSI

MAHASISWA PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG TAHUN 2020

Nama : Fatma Savitri


NIM : 1720401014
Judul : Semiotika Dalam Lirik Lagu “3 Daqat ” Karya Abu & Yoursa
(Kajian Semiotika).

A. Rumusan Masalah :
1. Bagaimana Makna Yang Terkandung Dalam Lagu“3 Daqat” Karya Abu & Yoursa?
2. Kata Apa Saja Yang Mengandung Unsur Semiotik Dalam Lirik Lagu “ 3 Daqat”?

B. Kajian Pustaka
1. Semiotika Dalam Lirik Lagu “kun anta” Karya Humood Al-Kuhder (Kajian Semiotik)
Program Studi Tarjamah, Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah, Muhammad
Imron
Penulisan Skripsi dengan judul Semiotik Makna Pesan Lirik Lagu yang berjudul
“kun anta” yang di populerkan oleh Humood Al-Kuhder. Adapun dalam penulisan
skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif, dengan korpus lirik lagu “kun anta”.
tujuan dari penulisan ini di anataranya untuk mengetahui bentuk frasa atau kslimat yang
mengandung makan semiotik dalam lirik lagu tersebut, serta untuk mengetahui makna-
makna yang lebih dalam yang terkandung di dalamnya.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode deksriptif-kualitatif. Yaitu dengan
melakukan pengamatan melalui data-data yang telah ada, mencari pola-pola antar
hubungan dengan berbagai konsep-konsep yang sebelumnya belum pernah ditentukan
Dalam skripsi ini, peneliti menyimpulkan bahwa lirik lagu “kun anta”
mempunyai makna yang dalam dari aspek semiotik sehingga dapat diambil hikmah serta
pelajaran dari lirik lagu tersebut.
2. Analisis Semiotika Lirik Lagu “Ha Ana Za” Yang Di Populerkan Humood Al-Kuhder (Kajian
Semiotika) Program Studi Bahasa dan Sastra Arab, IAIN Salatiga, Alif Aji Purnomo.
Penulisan skripsi ini memfokuskan pada aanalisis semiotika pada lirik lagu Ha Ana
Za setelah melalui proses kajian terjemah dan semantik. Kajian terjemah dengan
menggunakan teori terjemah Catford dan semantik dalam ruang lingkup perubahan makna
yang terjadi. Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriftif-
kualitatif, dengan objek kajian lirik lagu Ha Ana Za. Metode dekriftif-kualitatif yaitu dengan
melakukan pengamatan melalui data-data yang telah ada, mencari pola-pola antar hubungan
dengan berbagai konsep-konsep yang sebelumnya belum pernah ditentukan, kemudian
menganalisa, memberikan pemahaman dan penjelasan.
Tujuan dari penulisan ini yaitu mengetahui terjemahan secara harfiah (kata) dan
jumlah (kalimat) pada lirik lagu Ha Ana Za dan mengetahui kata atau kalimat yang
mengandung simbol, indeks, dan ikon pada lirik lagu Ha Ana Za yang dipopulerkan oleh
Humood Al-Kuhder, lebih dari itu untuk mengetahui makna-makna yang lebih dalam yang
terkandung di dalamnya dalam skripsi ini, peneliti menyimpulkan bahwa lirik lagu Ha Ana
Za mempunyai makna yang dalam dari aspek semiotik sehingga dapat diambil himah serta
pelajaran dari lirik lagu tersebut.

3. Video Musik Gambus “Atouna El Toufule” (Kajian Semiotika) Program Studi


Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Erna Kurniawati.
Tujuan dari analisis ini adalah memberikan pemaknaan terhadap tanda-tanda yang
ada pada video musik tersebut dengan menggunakan metode analisis semiotika Charles
Sanders Pierce. Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari sumber internet dan yang ada
pada video musik Atouna El Toufoule Sabyan gambus, menunjukan bahwa media ini mampu
memberikan gambaran jelas mengenai peristiwa yang terjadi di Palestina, dengan berbagai
gambar-gambar dalam video yang sudah mampu mewakili kesedihan yang dirasakan oleh
masyarakat Palestina serta memiliki makna-makna yang bisa dipahami oleh masyarakat dengan
cara melihat video ini. Meskipun dalam video ini hanya ingin menggambarkan kondisi-kondisi
anak-anak yang ada di Palestina dengan tidak menampilkan sikap atau perlakuan kekerasan
secara nyata yang dilakukan oleh negara Israel kepada Palestina, namun yang ditampilkan adalah
pasca peperangan.
4. Analisis Semiotik Roland Barthes Film “My Name Is Khan”. (Kajian Semiotika)
Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Alauddin, Wirda Tri
Hasfi
Penelitian ini berjudul “Representasi Simbol Keislaman dalam Film (Analisis
Semiotik Roland Barthes Film “My Name is Khan”). Penelitian ini membahas tentang
simbol keislaman yang ditampilkan dalam film “My Name is Khan” yang dikaitkan
dengan isu teroris pasca kejadian WTC (World Trade Centre) atau tragedi 9/11 di New
York. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi simbol- simbol keislaman
yang digunakan dalam film “My Name is Khan” serta makna yang terkandung dalam
simbol-simbol tersebut, khususnya yang berkaitan dengan isu terorisme. Penelitian ini
merupakan analisis teks media menggunakan model analisis semiotik Roland Barthes.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan analisis dokumen. Teknik
Analisis data dilakukan dalam tiga tahap analisis semiotik Roland Barthes, yaitu denotasi,
konotasi, dan mitos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima scene yang telah peneliti
kategorikan sebagai simbol keislaman ialah, tiga butir batu di tangan kanan Rizvan
sebagai simbol untuk mengingat Allah, kepercayaan diri Haseena dalam menggunakan
jilbab dalam lingkungan minoritas sebagai pengingat tentang kewajiban wanita muslim,
perlakuan intoleran menjadi simbol larangan untuk berbuat zalim, pluralitas sebagai
simbol toleransi dalam beragama, dan kepedulian sebagai suruan untuk saling membantu.

C. Landasan Teori
Semiotika Charles Sanders Peirce Teori Pierce seringkali disebut sebagai ‘grand theory’
dalam semiotika. Ini lebih diseabkan karena gagasan pierce bersifat menyeluruh, deskripsi
struktural dari semua sistem penandaan. Pierce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda
dan menggabungkan kembali semua komponen dalam struktur tunggal. Sebuah tanda atau
respresentamen menurut Charles S Pierce adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu
yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu ole Pierce disebut interpretant
dinamakan sebagai interpretantdari tanda yang pertama, pada gilirannya akan memacu pada
obyek tertentu. Pierce mengemukakan sebuah tanda atau representamen memiliki relasi ‘triadik’
langsung dengan interpretant dan objeknya. Proses “semiosis” disebut pierce ssebagai
signifikasi. (Indiawan, 2013:167) Charles S. Pierce mengatakan penalaran manusia senantiasa
dilakukan melalui tanda yang artinya manusia hanya dapat bernalar melalui tanda. Menurut
Pierce semiotik terdiri dari tiga elemen yakni tanda (sign), acuan tanda (object), dan penggunaan
tanda 23 (Interpretant) atau disebut teori segitiga makna atau triangle meaning (Kriyantono,
2008:265) Sign Interpretant Object Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat
ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan)
hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul
dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang
muncul dari hubungan sebab-akibat).Sedangkan acuan tanda ini disebut objek.Objek atau acuan
tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk
tanda.Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan
tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang
tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.Hal yang 24 terpenting dalam proses semiosis adalah
bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat
berkomunikasi.Contoh: Saat seorang gadis mengenakan rok mini, maka gadis itu sedang
mengomunikasi mengenai dirinya kepada orang lain yang bisa jadi memaknainya sebagai simbol
keseksian. Begitu pula ketika Nadia Saphira muncul di film Coklat Strowberi dengan akting dan
penampilan fisiknya yang memikat, para penonton bisa saja memaknainya sebagai icon wanita
muda cantik dan menggairahkan. Demikianlah ketiga unsur dalam tanda tadi bekerja.Namun
terdapat syarat agar suatu representamen dapat menjadi sebuah tanda, yakni adanya ground.
Sedangkan ground yang dimaksud disini adalah pengetahuan yang ada pada pengirim dan
penerima tanda sehingga representamen dapat dipahami (Zaimar, 2008:4). Lirik Lagu “Menjadi
Indonesia” karyaEfek Rumah Kaca dalam analisis secara semiotik dapat dipetakan dengan
menggunakan triadik tersebut. Hanya saja ketika memahami tanda dalam lirik lagu tersebut perlu
sebuah ground yang harus dimengerti sebelumnya dengan mempelajari lebih dalam tetang lagu
tersebut.
Trikotomi Charles Sanders Pierce a. Trikotomi Pertama Trikotomi pertama ditinjau dari
sudut pandang hubungan antara representamen dan objek. Ditunjukkan dengan
pembagian tanda secara sederhana antaralain ikon, kemudian indeks dan yang paling
canggih adalah simbol(Zaimar,2008:5).
1. Ikon Ikon merupakan hubungan yang berdasarkan pada kemiripan (Zaimar,2008:5). Jadi,
representamen memiliki kemiripan dengan objek yang diwakilinya. Sebagaimana
dijelaskan oleh Peirce bahwa ikon adalah kesamaan alat tanda dengan objeknya
(Noth,2006:121). Dari system triadiksemiotika ini, pierce membuat tiga subklasifikasi
ikon, yaitu: Ikon tipologis adalah hubungan yang berdasarkan kemiripan bentuk, seperti
peta dan lukisan realis (Zaimar,2008:5). Ikon diagramatik adalah hubungan yang
berdasarkan kemiripan tahapan, seperti diagram 26 (Zaimar, 2008:5). Sejalan dengan
Sudjiman dan Zoest (1996,14-16) memaparkan bahwa ikon diagramatik adalah adanya
gejala struktural yang ditunjukkan dengan kemiripan relasional dan berurutan. Ikon
Metafora adalah hubungan yang berdasarkan kemiripan meskipun hanya sebagian yang
mirip, seperti bunga mawar dan gadis dianggap mempunyai (kecantikan, kesegaran).
Namun, kemiripan itu tidak total sifatnya (Zaimar, 2008:5).
2. Indeks Indeks adalah hubungan yang mempunyai jangkauan eksistensial (Zaimar,2008:5).
Eksistensial yang dimaksudkan adalah eksisnya sesuatu tentu disebabkan adanya sesuatu
yang lain, dalam bahasa sederhananya adalah hubungan sebab akibat. Oleh Karena itu
dijelaskan oleh Zoest(1993:24) bahwa dalam hal tersebut hubungan antara tanda dengan
detonatum (objek) bersebelahan. Dikatakan bahwa tidak ada asap bila tidak ada api. Asap
27 dapat dianggap sebagai tanda untuk eksisnya api dan dalam hubungan seperti ini asap
adalah indeks.
3. Simbol Simbol yang dimaksudkan Peirce adalah tanda yang hubungan antara tanda dan
objek ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum (Zoest1993:25). Peraturan
yang berlaku umum di masyarakat misalnya adalah ketika seseorang bertanya kepada
yang lain kemudian yang lain memberikan tanda dengan menunjukkan anggukan orang
yang ditanya kepada penanya maka dapat diartikan sebagai sebuah persetujuan.

Anda mungkin juga menyukai