Anda di halaman 1dari 165

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun
Jakarta 13220
Telp. (021) 4706676, 4706287, 4706288
badanbahasa.kemndikbud.go.id
KAMUS FILOLOGI
KAMUS FILOLOGI

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2018
KAMUS FILOLOGI

Penyusun
Prof. Dr. Titik Pudjiastuti
Dr. Mujizah
Prof. Dr. Achadiati Ikram
Dr. Dewaki Kramadibrata

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2018
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN

Hak cipta tahun 2018 milik Kementerian Pendidikan dan Kebudaayan


Dilindungi Undang-Undang

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruhnya tanpa izin tertulis


penerbit.

Katalog dalam Terbitan (KDT)

R
400.3 Kamus
KAM Kamus Filologi/ Titik Pudjiastuti dkk.; Hari
k Sulastri dan Dira Hildayani (Penyunting). Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
ix, 127 hlm.; 21 cm.

ISBN : 978-602-437-549-2

FILOLOGI – ENSIKLOPEDI DAN KAMUS

ii
KAMUS FILOLOGI

Penanggung Jawab
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Wakil Penanggung Jawab
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan

Penyusun/Pengumpul Data
Prof. Dr. Titik Pudjiastuti
Dr. Mujizah
Prof. Dr. Achadiati Ikram
Dr. Dewaki Kramadibrata

Pembaca Pruf
Prof. Dr. Oman Faturahman
Dr. Sudibyo

Penyunting
Dra. Hari Sulastri, M.Pd.
Dira Hildayani, S.S.

Pengelola Pangkalan Data


Nikita Daning Pratami, S.S.

Desain Sampul
Ilham Nuril Huda, S.Kom.

Penerbit
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Jalan Daksinaparti Barat IV, Rawamangun
Jakarta Timur 13220
Telepon/Faksimile (021) 4706287, 4706288, 4896558, 4894546/(021)
4750407
Laman www.badanbahasa.kemdikbud.go.id
KATA PENGANTAR

Filologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang berkembang


dengan cepat. Ilmu yang berkaitan dengan penelusuran naskah kuno
ini sudah diajarkan di banyak perguruan tinggi. Oleh karena itu,
Kamus Filologi ini dibuat sebagai wadah bagi kalangan masyarakat
yang mempelajari konsep-konsep yang diungkapkan dalam istilah-
istilah filologi tersebut.

Penyusunan kamus ini merupakan salah satu kegiatan untuk


mengembangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui kamus ini diharapkan ahli
filologi di mana pun berada dapat saling berkomunikasi dalam istilah
yang sama. Keseragaman istilah tersebut dimaksudkan untuk
mencapai saling keterpahaman yang lebih tinggi di kalangan para
ilmuwan yang bergelut di bidang ilmu ini.

Kamus ini tidak akan terwujud tanpa kerja keras dan


keikhlasan para penyusunnya. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Prof.
Dr. Titik Pudjiastuti, Dr. Mujizah, Prof. Dr. Achadiati Ikram, dan Dr.
Dewaki Kramadibrata yang dengan penuh dedikasi telah mencurahkan
ilmu, tenaga, dan waktunya demi tersusunnya kamus ini. Semoga
iv
Kamus Filologi dapat memberikan manfaat bagi peminat bahasa dan
sastra serta masyarakat pada umumnya.

Jakarta, Oktober 2018


Kepala Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa

Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum.

v
PRAKATA

Kamus Filologi ini dapat dianggap sebagai kamus filologi yang


pertama di Indonesia karena Kamus Filologi yang mula-mula disusun oleh
Siti Baroroh Baried dkk. pada tahun 1996 tidak sempat diterbitkan.
Penyusunan Kamus Filologi ini mengambil informasi dari berbagai
sumber, tidak terbatas pada buku-buku terbitan saja, tetapi juga disertasi
yang belum diterbitkan dan berbagai macam kamus, seperti Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Kamus Merriam-Webster, Kamus Jawa
Poerwadarminto, dan Kamus Istilah Filologi yang disusun oleh
Abdurahaman Kaeh dkk. (1995) dari Malaysia.

Adapun istilah yang dimasukkan dalam Kamus Filologi ini tidak


terbatas pada istilah-istilah yang dikenal dalam dunia filologi saja, tetapi
juga dari bidang ilmu lain yang erat kaitannya dengan studi filologi, seperti
kodikologi (ilmu naskah), paleografi (ilmu tentang tulisan kuno), arkeologi,
dan ilmu sastra. Selain itu, istilah-istilah filologi yang dimasukkan bukan
hanya yang dikenal dan berkenaan dengan istilah filologi secara umum,
melainkan juga dari dunia pernaskahan nusantara yang digunakan dalam
khazanah naskah Jawa, Sunda, Bali, Lombok, Minangkabau, Melayu,
Bima, Bugis-Makassar, dan lain-lain.

Dalam penyusunan Kamus Filologi ini, saya bersama dengan Dr.


Mujizah, Prof. Dr. Achadiati Ikram, dan Dr. Dewaki Kramadibrata telah
berusaha sebaik mungkin. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih sebesar-
vi
besarnya kepada Badan Bahasa yang telah memfasilitasi penyusunan
Kamus Filologi. Semoga Kamus Filologi ini dapat membawa manfaat bagi
para filolog dan peneliti naskah nusantara.

Jakarta, Agustus 2018

Penyusun

vii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................... iv


Prakata .................................................................................. vi
Daftar Isi ............................................................................. viii
Daftar Label ......................................................................... ix
A–Z ....................................................................................... 2
Daftar Referensi ................................................................ 121
Indeks ................................................................................ 127

viii
DAFTAR LABEL

Label Bahasa
Ar Arab Jw Jawa
Ach Aceh Lat Latin
Bgs Bugis Lp Lampung
Bl Bali Mal Malaysia
Bld Belanda Mk Minangkabau
Bm Bima Mks Makassar
Btk Batak Pr Perancis
Ing Inggris Ptg Portugis
Jm Jerman Skt Sanskerta
Jk Jawa kuno

Label Kelas Kata


n nomina
v verba
adj adjektiva
adv adverbia
p partikel
pron pronomina
num numeralia

Label Singkatan
Lih Lihat
Pl Plural (Jamak)

ix
1
A - a

abdi n hamba; sahaya -- Latin n abjad yang


(abdi) terdiri atas 26 huruf,
yaitu a, b, c, d, e, f, g, h,
abdi dalem n Jw pegawai i, j, k, l, m, n, o, p, q, r,
keraton; hamba raja s, t, u, v, w, x, y, z,
(abdi dalem) huruf ini dibawa dan
diperkenalkan ke
abhikṛti n dua puluh lima suku Indonesia oleh bangsa
kata dalam satu baris Eropa pada abad ke-16
(abhikṛti) dan disebarluaskan ke
berbagai daerah di
abjad n 1 kumpulan huruf Indonesia oleh orang
(aksara) berdasarkan Portugis, Belanda, dan
urutan yang lazim Inggris, huruf ini baru
dalam bahasa tertentu; digunakan secara
2 sistem aksara yang praktis oleh bangsa
melambangkan bunyi Indonesia sejak
bahasa yang dipakai peralihan abad ke-19
untuk menuliskan sampai dengan abad
bahasa ke-20, di Malaysia
(alphabet) disebut Rumi
-- Jawa n abjad yang (roman alphabet)
terdiri atas dua puluh
huruf, yaitu ha na ca adaptasi n pengolahan kembali
ra ka da ta sa wa la pa karya sastra ke dalam
dha ja ya nya ma ga ba bahasa lain dengan
tha nga, disebut juga menyesuaikan unsur-
abjad dentawyanjana, unsurnya pada
tercipta dari legenda lingkungan budaya
Ajisaka; aksara Jawa bahasa sasaran
(hanacaraka) (adaptation)

2
adikarya aksara
adikarya n karya agung yang suku kata, satu suku
dianggap meng- kata pada baris tersebut
gambarkan peradaban dapat dihilangkan tanpa
suatu bangsa, misalnya mengubah arti
Hikayat Hang Tuah dan (aphaeresis)
Nāgarakrtāgama
(masterpiece) afektif n karya sastra yang
bersifat emosional dan
adiluhung n lihat kanon penuh perasaan
(affective)
adisi n bentuk kesalahan
yang terdapat pada ākṛti n dua puluh dua suku
naskah salinan berupa kata dalam satu baris
penambahan suku kata (Ind. Sragdharā)
atau kata (ākṛti)
(addition)
aksara n 1 sistem tanda grafis
afaeresis n menghilangkan suku yang digunakan
kata awal pada suatu manusia untuk
kata, misalnya kata berkomunikasi dan
anulya ditulis nulya, mewakili ujaran; 2
bentuk seperti ini sistem tanda grafis
biasanya ditemukan tertentu, misalnya
pada teks puisi (Jw. aksara Jawa, aksara
macapat) untuk Arab
mengejar jumlah suku (aksara)
kata dalam satu baris -- Arab-Melayu n
dari pupuh tertentu, aksara Melayu turunan
misalnya pupuh aksara Arab untuk
Asmarandana, setiap menulis fonologi
barisnya harus bahasa Melayu, dikenal
berjumlah delapan suku dengan huruf Jawi atau
kata, jika salah satu Arab gundul (tanpa
baris ada yang harakat), berjumlah 34
berjumlah sembilan huruf,

3
aksara
terdiri atas 29 huruf
Arab dan 5 huruf Arab huruf ka , la ,
turunan yang terdiri ma , dikenal juga
atas huruf ca ( ‫) چ‬, pa sebagai aksara gunung
( ‫) ڤ‬, ga ( ‫) ڬ‬, nga ( ‫) ڠ‬, (Buda script)
dan nya ( ‫) ڽ‬, penanda -- Bugis/Lontara n
vokal disebut huruf aksara yang digunakan
saksi, yang terdiri atas masyarakat Bugis,
alif untuk bunyi a, wau Makassar, dan Luwu,
untuk bunyi u, ya diturunkan dari aksara
untuk bunyi i, bunyi Pallawa
pepet [Ə] dihasilkan (aksara Bugis/Lontara)
dari dua huruf -- Jawa n lihat abjad
konsonan yang Jawa
berdampingan, diftong -- Jawi n lihat aksara
ai kombinasi dari alif Arab-Melayu
dan ya dan au -- Karo n aksara
kombinasi dari alif dan kuno yang digunakan
wau; aksara Jawi di daerah Karo,
(Jawi) diturunkan dari aksara
-- Bali n aksara yang Pallawa
digunakan dan (aksara Karo)
berkembang di
kalangan masyarakat Huruf Aksara
Bali, diturunkan dari a
aksara Pallawa
ha
(aksara Bali)
-- Buda n aksara na
dalam naskah yang ra
ditemukan di lereng ta
gunung Merapi- ba
Merbabu, bentuk
aksaranya khas, wa
berbeda dengan aksara i
Jawa dan Bali, seperti Sumber: Komunitas-
Batak.com (2013)

4
aksara
-- Kerinci n aksara -- Modre n Bl salah
kuno yang digunakan satu sistem aksara Bali,
untuk bahasa Kerinci khusus untuk aksara
(aksara Kerinci) suci
-- Lampung n aksara (aksara Modre)
kuno yang digunakan -- Murda n Jw aksara
di daerah Lampung, dalam abjad Jawa yang
diturunkan dari aksara berfungsi sebagai huruf
Pallawa kapital, tidak semua
(aksara Lampung) huruf Jawa mempunyai
-- Mandailing n huruf kapital, hanya
aksara kuno yang ada tujuh huruf kapital
digunakan di daerah dalam abjad Jawa,
Mandailing, diturunkan
dari aksara Pallawa yaitu, na , ka
(aksara Mandailing) , ta , sa
Huruf Aksara , pa , ga
a
, dan ba ,
ha penempatan huruf
na kapital ini tidak selalu
ra di awal kata, tetapi
ta dapat di tengah atau
akhir kata, misalnya
ba
wa Karna
i (aksara Murda)
Sumber: Komunitas-
-- Pakpak n aksara
Batak.com (2013) kuno yang digunakan
di daerah Pakpak,
-- Mbojo n Bm aksara diturunkan dari aksara
ka ga nga untuk Pallawa
fonologi bahasa Mbojo (aksara Pakpak)
pada masyarakat Bima
(aksara Mbojo)

5
aksara
Huruf Aksara kasra untuk bunyi i,
a damma untuk bunyi u,
ha kombinasi fatha dan ya
untuk bunyi e,
na kombinasi fatha dan
ra wau untuk bunyi o, dan
ta tanda garis
ba bergelombang di atas
huruf untuk bunyi ê
wa
pepet, tulisan pegon
i yang tanpa harakat
Sumber: Komunitas- disebut pegon gundul
Batak.com (2013)
atau gundhil
-- Pegon n aksara Arab (aksara Pegon)
turunan untuk menulis -- Rekan n adaptasi
fonologi bahasa Jawa, aksara hanacaraka
jumlah huruf Pegon untuk mewakili
(Arab-Jawa) sama fonologi bahasa asing
dengan huruf Jawa (20 yang tidak terdapat
huruf), yaitu 13 huruf dala m aksara Jawa,
Arab (alif, ba, ta, jim, berjumlah lima huruf,
dal, ro, sin, kaf, lam, yaitu kha , dza ,
mim, nun, ha ( ‫) ﻫ‬, dan
ya, 5 huruf Arab fa , za , dan gha
turunan Jawi ca ( ‫) چ‬,
, contohnya khabar
pa ( ‫) ڤ‬, ga ( ‫) ڬ‬, nga
( ‫) ڠ‬, dan nya ( ‫) ڽ‬, dan
dua huruf turunan Arab (aksara Rekan)
pegon dha ( ‫ ) ڊ‬dan tha -- Rencong n aksara
, berupa huruf dhal yang digunakan untuk
dan tho bertitik satu di Naskah Ulu di Sumatra,
bawah hurufnya, khususnya di Kerinci,
tulisan dengan aksara Bengkulu, Sumatra
ini umumnya Selatan, dan Lampung,
menerapkan harakat berabjad ka ga nga
sebagai penanda vokal, (huruf rencong)
fatha untuk bunyi a, (aksara Rencong)
6
aksara
-- Renjang n aksara berakhir dengan nga
kuno yang digunakan (bentuk dan kaidah
di daerah Rejang, penulisannya sama
diturunkan dari aksara dengan aksara Jawa)
Pallawa (aksara Sunda Kuno)
(aksara Renjang) -- Swalalita n Bl salah
-- Serang n aksara satu sistem aksara kawi
Arab yang digunakan dalam tradisi tulis Bali
untuk fonologi bahasa (aksara Swalalita)
Bugis dan Makassar -- Swara n Jw nama
(aksara Serang) untuk vokal dalam
-- Simalungun n abjad Jawa
aksara kuno yang (aksara Swara)
digunakan di daerah -- Toba n aksara
Simalungun, dalam rumpun aksara
diturunkan dari aksara Batak yang
Pallawa dipergunakan oleh
(aksara Simalungun) masyarakat etnis Batak
Toba untuk menuliskan
Huruf Aksara
bahasa Batak Toba
a (aksara Toba)
ha
Huruf Aksara
na
a
ra
ha
ta
na
ba
ra
wa
ta
i ba
Sumber: Komunitas-Batak
(2013) wa
-- Sunda Kuno n i
aksara yang digunakan Sumber: Komunitas-
untuk menuliskan Batak.com (2013)
bahasa Sunda, huruf
bermula dengan ha

7
2
alegori alim
-- Wreastra n Bl alih tulisan n 1 pemindahan
penyebutan aksara macam tulisan dari satu
hanacaraka dalam media ke media lain,
sistem aksara Bali salinan atau copy,
(aksara Wreastra) misalnya teks yang
ditulis dengan huruf
alegori n cerita dengan Surat Batak pada kulit
perumpamaan kayu disalin dengan
(allegorie) huruf yang sama pada
-- sufi n cerita tasawuf kertas; 2 pengalihan
yang menggunakan tuturan, berwujud bunyi
perlambang atau ke dalam tulisan;
perumpamaan pengalihan sistem ejaan
(alegori sufi) ke sistem ejaan lain;
transkripsi
alih aksara n pemindahan huruf (transcription)
dari jenis huruf yang
satu ke huruf lain, 1
alim n pohon keras, famili
misalnya penyalinan pohon nangka, tinggi
teks dari satu sistem mencapai 7 meter,
aksara ke sistem aksara kulitnya digunakan
lain, misalnya dari sebagai bahan naskah
huruf Kaganga ke huruf tradisional, berbentuk
latin; transliterasi buku lipat; Aquilaria
(transliteration) malaccensis; halim
(alim)
alih bahasa n pengalihan makna
atau amanat dari bahasa 2
alim n 1 orang yang
tertentu ke dalam mempunyai ilmu
bahasa lain pengetahuan agama; 2
(translation) Lp nama pohon yang
kulitnya digunakan
alih tempat n lihat transposisi untuk bahan naskah
buku lipat
(folding book)

8
aliterasi angka Hindu-Arab
aliterasi n ulangan bunyi andai-andai n 1 nyanyian atau
konsonan yang bahasa berirama
biasanya terdapat pada berunsur epos dalam
awal kata yang bahasa Melayu
berurutan untuk Tengahan; 2 usaha
mencapai efek memparafrasakan karya
keindahan bunyi; agama Hindu ke dalam
purwokanti bahasa Melayu, dalam
(alliteration) bahasa Lampung,
Palembang, dan
amanat n pesan pengarang Minangkabau disebut
kepada pembaca, baik tetimbai
tersurat maupun tersirat (andai-andai)
yang disampaikan
melalui karyanya angka Arab n angka yang
(amanat) berasal dari Arab,
setiap angka
amplifikasi n pengembangan menandakan sudutnya,
naskah berupa uraian, angka 1 bersudut satu,
penjelasan atau angka 2 bersudut dua
penambahan kata oleh dan seterusnya, angka 1,
penyalin atau pembaca 2, 3, dan seterusnya
yang masuk ke dalam (Arabic numeral)
salinan berikutnya
(amplification) angka Hindu-Arab n angka
yang berasal dari India,
anafora n majas retorik yang diperkenalkan ke Barat
berupa pada abad ke-8, tetapi
repetisi/pengulangan baru difungsikan pada
kata atau kelompok abad ke-10, angka
kata pada kata secara Hindu-Arab, seperti ٣ ٢
berturut-turut ١
(anaphora) (Hindu-Arabic numeral)

9
anomali apokope
anomali n 1 Filol perbedaan anuswara n Skt tanda diakritik
yang terdapat dalam yang menandai adanya
teks; 2 Ling nasalisasi dalam aksara
penyimpangan atau India dan Jawa,
kelainan dipandang dari misalnya dalam bahasa
sudut konvensi Jawa kata ambuka
gramatikal atau menjadi hambuka
semantis suatu bahasa ‘membuka’
(anomaly) (anuswara)

anonim n karya yang tidak aparat kritik n Skt varian


diketahui nama bacaan (dari teks
penulisnya atau naskah lain) yang
pengarangnya merupakan bacaan
(anonymus) kritis terhadap teks
suntingan, varian
anotasi n komentar tertulis bacaan ini umumnya
pengarang atau ditempatkan di kaki
penyunting tentang halaman atau catatan
materi yang sedang belakang (Lat. aparatus
dibahas criticus)
(annotatie) (aparat kritik)

antikuarian 1 adj kajian yang apografi n salinan bersih yang


berkenaan dengan dibuat oleh orang lain
benda kuno; 2 n orang (apography)
yang mengkaji atau
mempelajari benda apokope n penghilangan suatu
kuno huruf atau suku kata
(antiquariant) pada akhir kata, elisi
akhir
anuṣṭubh n Jk metrum sajak (apokope)
Jawa Kuno dengan pola
satu baris berisi delapan
suku kata
(anuṣṭubh)

10
apokrif autograf
apokrif n naskah yang atijagatī n tiga belas suku kata
diragukan keasliannya dalam satu baris
atau tak dapat dipercaya (atijagatī)
karena kemungkinan
merupakan naskah atiśakwarī n lima belas suku
palsu kata dalam satu baris
(apocrief) (atiśakwarī)

arkais n Bld kata atau frasa atoriolog n cerita sejarah dalam


yang tidak lagi khazanah sastra Bugis
digunakan dakam yang sering tercampur
ujaran masa kini dengan dongeng
(archaism) (attoriolog)

arketip n bentuk mula teks aturan magis n aturan


(archetype) keagamaan yang
-- hipotetik n berbentuk magis atau
perkiraan bentuk awal gaib
mula teks (magico-religious rule)
(hypothetical archetype)
atyaṣṭi n tujuh belas suku kata
asmarandana n Jw tembang dalam satu baris
macapat Jawa (atyaṣṭi)
berkarakter sedih,
percintaan, atau merayu, atyuta n dua suku kata dalam
terdiri atas tujuh baris satu baris
dengan rima 8i, 8a, 8o, (atyuta)
8a, 8a, 8u, 8a
(asmarandana) augmen n bentuk sisipan berupa
perpanjangan cerita dari
aṣṭi n enam belas suku kata karya asal
dalam satu baris (augment)
(aṣṭi)
autograf n teks induk yang
atidhṛti n sembilan belas suku ditulis oleh pengarang
kata dalam satu baris (autograph)
(atidhṛti)
11
awig-awig azimat
awig-awig n hukum lokal azimat n 1 dari kata bahasa
dalam sastra Bali Arab azima yang berarti
(awig-awig) kepastian, keputusan,
tujuan yang sudah tetap,
ayat pojok n Trk tata letak teks dalam dunia magis kata
Alquran dalam satu ini berarti permohonan
halaman tidak atau pemakaian suatu
bersambung ke benda atau formula
halaman berikut; ayat yang diyakini dapat
sudut mendatangkan
(ayat pojok) pengaruh magis; 2
benda atau tulisan yang
dianggap mempunyai
kesaktian dan dapat
melindungi pemiliknya
serta digunakan sebagai
penangkal penyakit
(azimat; amulet;
talisman)

Sumber: Alquran

12
13
B - b

babad n cerita yang berisi menerapkan metode


sejarah lokal Jawa yang stemma yang
bercampur dengan mendasarkan
dongeng pengelompokkan
(babad) naskahnya atas dasar
-- Tanah Jawi n karya kesalahan bersama
sastra yang berisi (stemma codicum)
tentang kisah raja-raja
Jawa
(babad Tanah Jawi)

bacaan kurang baik n bacaan


naskah yang dianggap
kurang baik mutunya Sumber: van der Molen
(inferior reading) (2011, 59)

bacaan pendukung n bacaan bahasa Aceh n bahasa yang


yang didukung oleh digunakan oleh
naskah saksi dan masyarakat Aceh
sumber atau kesaksian (bahasa Aceh)
lain
(transmitted reading) bahasa Bali n bahasa yang
digunakan oleh
bagan stema n bagan yang masyarakat Bali
menunjukkan silsilah (Balinese)
atau genealogis
sejumlah naskah, bahasa Batak n bahasa yang
bertujuan menjelaskan digunakan oleh
hubungan antara satu masyarakat Batak
naskah dan naskah lain, (bahasa Batak)
umumnya bagan
dihasilkan melalui bahasa Bugis n bahasa yang
kritik teks dengan digunakan oleh
masyarakat Bugis
(Buginese)

14
bahasa Jawa baliswara
bahasa Jawa n bahasa yang bahasa Sasak n bahasa yang
digunakan oleh digunakan oleh
masyarakat Jawa masyarakat Lombok
(Javanese) bersuku Sasak
(bahasa Sasak)
bahasa Kerinci n bahasa yang
digunakan oleh bahasa Sunda n bahasa yang
masyarakat Kerinci digunakan oleh
(bahasa Kerinci) masyarakat Sunda
(bahasa Sunda)
bahasa Lampung n bahasa
yang digunakan oleh bait n 1 satuan baris berima
masyarakat Lampung dalam puisi; 2 Jw
(bahasa Lampung) satuan baris puisi
berirama (tembang)
bahasa Madura n bahasa yang dalam khazanah sastra
digunakan oleh Jawa
masyarakat Madura (bait)
(Madurese)
balabak n tembang Jawa
bahasa Mbojo n bahasa yang tengahan berkarakter
digunakan oleh jenaka, terdiri atas
masyarakat Bima enam baris dengan rima
(bahasa Mbojo) 12a, 3e, 12a, 3e, 12a, 3e
(balabak)
bahasa Melayu n bahasa yang
digunakan oleh baliswara n pembalikan
masyarakat Melayu susunan kata dari yang
(bahasa Malay) seharusnya, biasa
ditemukan dalam
bahasa Minang n bahasa yang macapat, misalnya
digunakan oleh matur aris (berkata
masyarakat Minang perlahan) menjadi aris
(bahasa Minang) matur
(baliswara)

15
bambu binion
bambu n 1 bahan naskah yang bidal n peribahasa atau
banyak digunakan di pepatah yang
Sumatra, misalnya di mengandung nasihat,
Lampung dan Sumatra peringatan, dan sindiran
Utara; 2 tumbuhan (bidal)
berumpun, berakar
serabut yang batangnya bifolium n Lat istilah dalam
bulat berongga, beruas, penyusunan kuras (2
keras, dan tinggi (antara folio = 4 halaman);
10–20 m), batangnya binion
digunakan sebagai (bifolium)
bahan naskah
tradisional di Sumatra;
Bambuseae
(bamboo)

beletri n Pr himpunan karya


sastra yang indah
(belletrie)
Sumber: Gacek (2009, 211)
bhasa n Jk syair dalam
metrum kakawin, bilang-bilang n Mks tulisan
bersifat liris untuk Arab untuk fonologi
menunjukkan deskripsi bahasa Bugis
singkat dan penuh (bilang-bilang)
emosi mengenai asmara
atau reaksi terhadap bingkai n satu bagian pada
keindahan alam halaman naskah berupa
(bhasa) bingkai atau rangka
yang membatasi antara
bhat n Jk pencatat di istana teks dan iluminasi atau
pada zaman Hindu antara margin dan teks
(istilah dalam Sejarah (border)
Melayu)
(bhat) binion n lihat bifolium

16
bo buntuan
bo n istilah naskah Bima misalnya naskah Batak
yang mengacu pada dan Lampung
catatan harian Kerajaan (folding book)
Bima, salah satunya Bo
Sangaji Kae
(bo)

buku lipat n naskah yang


Sumber: Gacek (2009, 6)
berbentuk seperti alat
musik akordeon,
buntuan n kesulitan yang sukar
banyak ditemukan di
diatasi dalam proses
Sumatra Utara dan
Sumatra Selatan, kritik teks
(crux)

17
C - c

cacarakan n Sd aksara Sunda candrasengkala n penyebutan


yang bersumber dari angka tahun dengan
aksara Jawa ha na ca ra menggunakan kata
ka, berjumlah 18 huruf, yang dibaca dengan
tidak memiliki huruf urutan dari belakang,
dha dan tha misalnya dwi naga rasa
(cacarakan) tunggal (dwi = 2, naga
= 8, rasa = 6, tunggal =
cahier n Pr lihat kuras 1) tahun 1682 J
konversi 1756 M;
cakra n Jw sandangan dalam sakala keti; sengkalan
abjad Jawa yang (candrasengkala)
digunakan untuk
menandakan huruf ra, cantrik n abdi sekaligus siswa
sebagai unsur kedua seorang pendeta di
dalam sebuah gugus pertapaan dalam tradisi
konsonan, bentuknya sastra Jawa
setengah lingkaran (cantrik)
yang melingkupi huruf
yang diberi cakra, cap n alat pengesahan yang
misalnya huruf ka biasa diterakan pada
diberi cakra dibaca kra surat dibuat dari lilin
atau jelaga lampu,
misalnya surat kerajaan
(cakra) atau dokumen
pemerintahan, salah
candahsastra n 1 Jk buku satu tanda keaslian
pedoman penulisan surat yang sangat
puisi; 2 ilmu persajakan penting, biasanya
di India diletakkan di atas teks
(candahsastra) sebelah kanan atau di
sebelah teksnya,

18
cap
berfungsi sebagai
lambang kekuasaan,
letaknya menunjukkan
posisi si pengirim dan
si penerima surat, dapat
menjelaskan berbagai
aspek, seperti seni,
budaya, politik, agama,
dan sejarah; stempel; Sumber: Saktimulya (2015,
mohor 86)
(seal)
-- kertas tandingan n
cap kertas di sekitar
cap kertas utama pada
kertas Eropa, berupa
inisial atau nama
pemilik atau pabrik
kertasnya, misalnya
VDL, GR, Honey
Sumber: Titik Pudjiastuti (countermark)
(2007, 129) -- sikureng n cap milik
sultan Aceh yang
-- air n cap kertas terdiri atas 9 bulatan,
(watermark) bulatan besar di tengah
-- kertas n tanda pada berisi nama sultan yang
kertas Eropa berupa memerintah, dikelilingi
gambar pada oleh 8 bulatan kecil,
penampangnya yang berisi nama sultan
hanya dapat dilihat jika sebelumnya
kertas diterawangkan (cap sikureueng)
di tempat terang,
misalnya
‘PROPATRIA’, pada
umumnya
menunjukkan tahun
produksi kertas
(watermark)
19
carik cerita
cerek n Jw tanda diakritik
khusus di bawah garis,
berbentuk seperti
‘koma’ yang
dibubuhkan pada aksara
pa, membentuk huruf
tambahan, istilahnya
pa-cerek untuk
Sumber: Kumar & McGlynn
mewakili bunyi rê,
(1996, 95)
contoh rêna
(cerek)
carik n Jw juru tulis
(carik) cerita n susunan tuturan yang
membentangkan
catchword n Ing lihat kata peristiwa yang dialami
alihan sesuatu atau seseorang,
baik dalam bentuk
cecak n Jw istilah sandangan rekaan maupun
dalam abjad Jawa yang kenyataan
digunakan untuk (story)
menandakan bunyi ng -- asal-usul n cerita
pada akhir suku kata rakyat, termasuk dalam
tertutup, berbentuk mitos, berisi tentang
tanda (ˇ) di atas huruf, penciptaan, dan
misalnya mangka berbagai hal yang
berkaitan dengan
(cecak) kedua hal tersebut,
misalnya terjadinya
Rawa Pening, Upacara
Kasada
(cerita asal-usul)

20
cerita
-- berbingkai n cerita -- fantastik n cerita
yang di dalamnya ada yang melukiskan
seorang tokoh dalam keadaan dan suasana
suatu cerita berkisah yang luar biasa
tentang tokoh lain (fantastic story)
dalam cerita yang -- formula n cerita
disisipkannya yang mempunyai ciri-
(frame story) ciri seragam yang
-- berinduk n cerita dapat dikenali oleh
yang mempunyai induk pembaca
cerita dan dalam induk (formula tale)
cerita ini disisipkan -- jenaka n cerita
cerita lain yang disebut tentang tokoh yang
anak cerita lucu dan menggelikan
(cerita berinduk) atau licik dan licin,
-- binatang n fabel misalnya Si Kabayan
yang berasal dari India, (cerita jenaka)
cerita bertujuan -- kisaran n cerita
memberi ajaran politik sebab akibat
dan pengetahuan (clock story)
duniawi, salah satu -- muslihat n cerita
jenis cerita berbingkai, yang mengisahkan
misalnya Pelanduk kepandaian seseorang
Jenaka dalam menyelesaikan
(cerita binatang) masalah dengan tipu
-- didaktik n cerita daya dan akal yang
yang mengandung cerdik, misalnya cerita
ajaran moral dan Pak Belalang dan
pengajaran Abunawas
(didactic tale) (trickster tale)
-- etimologi n cerita -- rakyat n cerita yang
asal-usul suatu tidak terikat pada ruang
kejadian, sifat, dan waktu dan beredar
peristiwa, dan lain-lain di masyarakat
(etimological tale) (folktale)

21
chanda Cod. Or
-- sejarah n cerita
yang mengisahkan chandaḥśastra n ilmu
sejarah suatu tempat persajakan dalam
atau tokoh tertentu, kakawin, sastra Jawa
misalnya Sajarah Kuno
Banten, Dipati Ukur (chandaḥśastra)
(chronicle)
-- tanpa akhir n cerita ciri khas naskah n ciri khusus
yang tak berakhir pada naskah, biasanya
(endless tale) tidak ada pemisahan
kata
chanda n jumlah suku kata (particularites des
dalam satu baris, manuscrits)
bermacam-macam
chanda, yaitu ukta, Cod. Or n singkatan dari Codex
atyuta, madhyama, Orientalis yang
praṭiṣṭha, ṣupraṭiṣṭha, merujuk pada naskah
gāyatri, uṣṇiḥ, (Hindia) Timur koleksi
anuṣṭubh, bṛhati, Perpustakaan
pangkti, ṭriṣṭapa, jagatī, Universitas Leiden (UB)
atijagatī (Cod. Or)
(chanda)

22
23
D - d

ḍaṇḍaka n metrum kakawin, dawat n Ar 1 tinta yang


terdiri atas empat baris, digunakan untuk
berpola metrum uuu | menulis teks dalam
uuu | n (- u -) } 4 x, naskah; 2 tempat tinta
jumlah n berbeda-beda (dawah)
tergantung tipenya
(ḍaṇḍaka) deskripsi n pemaparan secara
jelas dan terperinci
dandanggula n Jw tembang mengenai naskah yang
macapat Jawa diteliti
berkarakter manis, (description)
lembut, dan -- naskah n gambaran
menyenangkan, terdiri naskah yang sejelas-
atas 10 baris dengan jelasnya, dimulai dari
rima 10i, 10a, 8e, 7u, 9i, halaman awal sampai
7a, 6u, 8a, 12i, 7a akhir dan catatan
(dhandhanggula) penting lain
(manuscript
dangding n Sd puisi dalam bait- description)
bait ikatan pupuh
(dangding) dhrti n delapan belas suku
kata dalam satu baris
dasanama n Jw sinonim, secara (dhrti)
harfiah berarti 10 nama
untuk objek yang sama diagram mistik n gambar
(dasanama) geometrik berupa
diagram yang
daun koba-koba n bahan mengajarkan ilmu
naskah lokal Papua, tasawuf atau mistik
dari jenis pohon (mystical diagram)
pandan-pandanan
(daun koba-koba)

24
diakritik dokumen
diakritik n 1 Filol perangkat ditografi n penambahan
kritik yang diterapkan beberapa huruf, suku
untuk edisi teks, kata atau pengulangan
misalnya ejaan, huruf kata, misalnya kata
besar, dan perbaikan daun ditulis dadaun,
bacaan; 2 Ling tanda salah satu bentuk
tambahan pada huruf kesalahan dalam proses
yang sedikit banyak penyalinan naskah
mengubah nilai fonetis (dittografie)
huruf itu, misalnya ( ˊ )
pada é divinasio n lihat konjektur
(diacritic)
dluwang n 1 alas atau bahan
digitalisasi n proses mengubah naskah tradisional yang
format naskah menjadi terbuat dari kulit pohon,
format digital; media misalnya pohon saeh
dokumentasi naskah atau sepukau; 2 pohon
dalam bentuk foto semak, tinggi mencapai
digital 3–5 meter, tidak
(digitalization) berbuah, penyebaran
dengan akar, kulit
disonansi n susunan bunyi yang pohonnya digunakan
tidak selaras dalam kata sebagai bahan naskah
atau pola irama, tradisional; Brosonetia
kadang-kadang sengaja papyrifera, orang
digunakan untuk Belanda menyebutnya
menimbulkan efek Javaans papier atau
tertentu kertas Jawa; sepukau
(dissonance) (dluwang)

dokumen n berkas surat atau


arsip dari suatu
pemerintahan tertentu
(document)

25
dongeng durma
dongeng n cerita (pada zaman
dahulu) yang tidak
benar-benar terjadi
(fairy-tale)
Sumber: van der Molen
duktus n arah gerakan tangan (2011, 119)
ketika menulis huruf,
misalnya penulisan durma n tembang macapat
huruf la dalam prasasti Jawa berkarakter bengis,
Trowulan kasar, keras, terdiri atas
(ductus) 7 baris dengan rima 12a,
7i, 6a, 7a, 8i, 5a, 7i
(durma)

26
27
E - e

edisi n 1 terbitan; 2 bentuk -- minor n suntingan


teks setelah dikaji teks suatu naskah tanpa
secara filologis menggunakan aparat
(edition) kritik atau kritik teks
-- diplomatis n (minor edition)
suntingan teks yang
dilakukan tanpa ejaan kuno n ejaan yang tidak
melakukan perbaikan digunakan lagi pada
bacaan, misalnya edisi masa kini
teks Kuñjarakarṇa (archaic spelling)
(Willem van der Molen)
(diplomatical edition) eksaminasi n pengujian dan
-- faksimile n sajian pemeriksaan keaslian
naskah dalam bentuk teks, misalnya ada
aslinya dengan tidaknya korup, lakuna,
menggunakan interpolasi, dan
teknologi fotografi, ketidaksempuranaan
misalnya Mukhtasar lain dari penyalin
Tawarikh al Wusṭa sebelumnya
(Jan van der Putten) (examination)
(facsimile edition)
-- gabungan n eksegesis n penjelasan atau
suntingan teks yang penafsiran teks,
dilakukan dengan misalnya kitab suci
menerapkan metode agama
gabungan (exegesis)
(edisi gabungan)
-- kritis n suntingan eksordium n bagian awal teks
teks yang dilakukan yang memuat asal mula
dengan melakukan penulisan teks termasuk
perbaikan bacaan, puji-pujian kepada
disebut juga edisi Tuhan, raja, dan asal
biasa/edisi standar usul pengarang;
(critical edition)

28
eksortisime embat-embatan
pengantar atau versi yang lain, naskah
pendahuluan suatu teks tersebut dapat
(exordium) disisihkan karena
dianggap tidak berguna
eksortisisme n karya sastra yang untuk penentuan teks
berkenaan dengan latar, dasar suntingan
tokoh, dan peristiwa (elimination)
yang asing atau aneh
(exorticism) elips n bagian yang
dihilangkan secara
eksplikatif n kajian atau analisis gramatikal dalam
naskah secara formal, sebuah teks karena
meliputi struktur, gaya, dianggap tidak
dan isi cerita memberikan kejelasan
(explicative) arti
(elips)
ekspresi n ungkapan perasaan
pengarang secara elisi n penghilangan bunyi
subjektif yang tercurah vokal atau konsonan
dalam karya-karyanya atau suku kata dalam
(expression) pengungkapan yang
sering digunakan dalam
ekstrinsik n Filol berbagai bentuk puisi atau syair
keterangan mengenai (elision)
naskah yang terdapat di
luar teks, misalnya elong meter n Bgs metrum puisi
informasi yang tertulis dalam sastra Bugis
di sampul dalam naskah yang terdiri atas 8, 7, 5,
(extrinsic) 6 suku kata per baris
(elong meter)
eliminasi n Filol penyisihan
naskah, jika terbukti embat-embatan n Bl naskah
ada naskah dari lontar yang tulang
sejumlah naskah yang daunnya (lidi) tidak
diteliti hanya dibuang
merupakan turunan dari (embat-embatan)

29
emendasi epistrop
memudahkan ucapan,
misalnya bulan menjadi
rembulan
(epenthesis)

epigrafi n studi tentang tulisan


kuno pada prasasti atau
Sumber: Pudjiastuti & yang lain
Hanstein (2016, 618) (epigraphy)

emendasi n perbaikan yang epigram n 1 syair atau


dilakukan dalam usaha ungkapan pendek yang
mengembalikan teks mengandung gagasan
pada bentuk aslinya atau peristiwa yang
(arketip) yang ditulis diakhiri dengan
oleh pengarang pernyataan menarik dan
(emendation) biasanya merupakan
-- perkiraan n bacaan sindiran; 2 peribahasa
yang dihasilkan dari yang padat dan penuh
proses konjektur kearifan, sering
(conjecture emendation) mengandung paradoks
(epigram)
enjambemen n larik sajak yang
secara sintaksis epistolografi n seni menulis
langsung bersambung surat
dengan larik berikutnya; (epistolography)
larik sambung
(enjambemen) epistrop n pengulangan kata
atau kelompok kata
epentesis n penyisipan bunyi secara berturut-turut
atau beberapa huruf pada akhir kalimat atau
dalam suatu kata akibat lirik puisi (rima kembar)
dari interaksi artikulasi (epistrophe)
dengan tujuan

30
epos eufoni
epos n cerita kepahlawanan; estetika n ilmu yang membahas
syair panjang yang bentuk keindahan
menceritakan riwayat (esthetic)
perjuangan seorang
pahlawan; wiracarita eufoni n bunyi yang enak
(epos) didengar, bunyi yang
dihasilkan oleh
eskatologi n berasal dari bahasa kombinasi vokal dan
Yunani, eschaton ‘hal konsonan yang
yang terakhir’ dan harmonis
logos ‘pengetahuan’, (euphony)
pengetahuan tentang
hal-hal terakhir seperti
kematian
(eschatology)

31
F - f

fabel n cerita yang tokohnya -- cetak n ilmu yang


binatang mempelajari karya
(fable) dalam bentuk naskah
cetak untuk
filigran n Pr cap kertas menentukan
(filigrane) keasliannya
(printing philology)
filolog n peneliti atau pengkaji -- klasik n
naskah, bertugas penelusuran teks yang
membuat teks ―dalam bertujuan mencari
naskah lama―terbaca naskah yang sedekat
atau dapat dimengerti mungkin oleh
oleh pembaca masa kini, pengarang,
berfungsi sebagi penyimpangan
jembatan kesenjangan dianggap sebagai suatu
komunikasi antara kesalahan
penulis naskah lama (classical philology)
dan pembaca sekarang -- modern n setia
(philolog) naskah dianggap unik
dan bernilai sama,
filologi n ilmu yang penyimpangan
mempelajari karya dianggap sebagai suatu
masa lampau yang kreativitas
berupa tulisan tangan, (modern philology)
fokus kajiannya pada
teks atau kandungan isi flap n sampul naskah (buku)
naskah, karya tersebut berbentuk tutup amplop
terkandung nilai-nilai (flap)
yang masih relevan
dengan kehidupan masa
kini
(philology)

Sumber: Saktimulya (2015,


84)
32
fokus suspektus fragmen
fokus suspektus n Lat perhatian folio 1 n istilah lipatan kertas
terhadap unsur-unsur dalam studi kodikologi
yang meragukan dalam untuk menyebut sehelai
sebuah teks kertas yang dilipat 1
(focus suspectus) kali; 2 v mengacu pada
penomoran halaman; 3
fol n folio, menunjukkan n nomor untuk dua
ukuran kertas halaman teks
berdasarkan sistem (folio)
lipatan kertasnya, satu
helai dilipat satu kali
(fol)

foliasi n penomoran halaman


berdasarkan folio atau
lembar kertasnya, satu
nomor untuk dua
halaman Sumber: Gacek (2009, 105)
(foliation)
formula teks n komposisi dalam
prosa traditional yang
menggunakan formula
teks tertentu
(textual formulae)

fragmen n bagian cerita dari


Sumber: Kumar & McGlynn suatu teks
(1996, 105) (fragment)

33
G - g

gambuh n tembang Jawa garis buta n garis yang dibuat


Tengahan berkarakter dengan alat yang
keakraban, terdiri atas ditekan pada
lima baris dengan rima permukaan bahan/alas
7u, 10u, 12i, 8u, 8o naskah yang tidak
(gambuh) bergaris bukan dengan
tinta atau pensil
gancaran n istilah untuk karya (blind line)
sastra berbentuk prosa
dalam tradisi sastra garis panduan n garis panduan
Jawa yang digunakan oleh
(gancaran) penulis teks agar teks
tertulis rapi dan lurus
garis bayang tebal n garis pada bahan naskah
bayang vertikal yang yang tidak bergaris
tampak pada kertas (guide line)
Eropa yang tampak
akibat pola cetakan garis teks n garis panduan
kertas penulisan teks dengan
(chain line) pensil atau tinta agar
teks terlihat rapi
garis bayang tipis halus n garis (liniering)
bayang tipis atau halus
horizontal yang tampak gatherings n lihat kuras
pada kertas Eropa
karena pola cetakan gāyatri n enam suku kata dalam
kertas satu baris, atidṛti
(laid line) (gāyatri)

gazal n puisi lirik yang


terdiri atas 8 larik dan
yang setiap lariknya

Sumber: Saktimulya (2015,


87)

34
geguritan gulungan
berakhir dengan kata- gita n Skt lagu, berasal dari
kata yang sama, berasal bahasa Sanskerta
dari Arab (gita)
(gazal)
glos n catatan singkat berupa
geguritan n Jw prosa dalam penjelasan atas makna
bahasa Jawa modern kata atau kalimat dalam
(geguritan) matan teks, yang dibuat,
baik oleh pengarang
gelumpai n naskah Lampung sendiri, penyalin atau
dalam bentuk untaian pembaca naskah
bilah bambu berikutnya; marginalia;
(gelumpai) lihat skolia
(gloss)

grafologi n ilmu membaca


karakter tulisan
(graphology)

gubahan n naskah yang digubah


atau direproduksi dari
Sumber: Kumar & McGlynn sebuah sumber
(1996, 251)
(gubahan)
genre n jenis, tipe, macam,
gulungan n naskah berbentuk
aliran, gaya atau
gulungan
kelompok sastra atas
(roll; scroll)
dasar bentuknya, ragam
-- horizontal n naskah
sastra puisi, prosa, dan
berbentuk gulungan
drama, ragam prosa
horizontal
(novel dan roman),
(rotulus)
ragam puisi (pantun,
syair, dan tembang)
(genre)

girisa n lihat tembang gede

35
guna-guna guru wilangan
syarat, baris kedua
berupa jawab, contoh
Gurindam 12 karya
Raja Ali Haji:
Persimpanan yang
indah-indah Yaitulah
ilmu yang memberi
faedah
(gurindam)
Sumber: Gacek (2009, 225)

-- vertikal n naskah guru gatra n Jw jumlah baris


berbentuk gulungan (larik) yang terdapat
vertikal dalam satu bait pada
(vellum) tembang macapat
(guru gatra)

guru lagu n Jw bunyi vokal


akhir di setiap larik
pada suku kata tembang
macapat
Sumber: Gacek (2009, 225) (guru lagu)

guna-guna n guna-guna yang guru wilangan n Jw patokan


ditulis dalam naskah suku kata, jumlah suku
(charm) kata dalam satu larik
pada tembang macapat
gurindam n jenis puisi berisi (guru wilangan)
nasihat yang terdiri atas
dua baris dalam satu
bait, bersajak sama,
baris pertama berupa

36
37
H - h

hagiografi n cerita tentang hariyang n hari ke dua dalam


orang-orang suci minggu enam hari yang
(hagiography) disebut ringkel,
lengkapnya nama hari
halaman n nomor halaman dalam paringkelan
(page) adalah 1 Tungle
-- utuh n satu halaman (godhong = daun), 2
utuh dan tidak dilipat, Hariyang (jalma =
dalam istilah orang), 3 Wurukung
kodikologi disebut (sato = hewan), 4
plano Paningron (iwak =
(single sheet) ikan), 5 Uwas (manuk
= Unggas), dan Mawulu
(wiji = benih).
Paringkelan diterapkan
untuk perhitungan hari
baik yang berkenaan
Sumber: Gacek (2009, 105) dengan mata pencarian
hidup manusia
hapaks n satu satunya kata (hariyang)
yang salah, yang
ditemukan pada hasyiyah n komentar atas matan;
sejumlah naskah saksi skolia; lihat syarah
(hapax) (hasyiyah)
haplografi n kata atau suku kata helai bunga pandan n bahan
yang hilang pada teks, naskah sastra Jawa
merupakan salah satu Kuno, berupa helai
bentuk kesalahan yang bunga pandan (Lat.
terdapat dalam naskah, Pandanus tectorius)
misalnya ten harusnya yang berwarna putih,
wonten disebut juga ketaka atau
(haplography) cindaga
(pudhak)

38
heuristik historiografi tradisional
heuristik n mengumpulkan hibaan n karya sastra yang
bahan-bahan (naskah, menimbulkan perasaan
kesaksian, dan lain-lain) sedih, haru, sendu atau
serta menyusun cinta dalam diri
hubungan antarbahan pembaca
naskah satu dengan lain (pathos)
(heuristics)
hikayat n genre kisah dalam
hiasan naskah n ilustrasi atau sastra Melayu yang
gambar yang membantu menceritakan tokoh
memperjelas isi teks (pahlawan) dengan
(rerenggan) tugas tertentu
(hikayat)
hiasan sampul n gambar atau
hiasan yang terdapat hiparketip n kepala keluarga
pada sampul depan naskah-naskah seversi
(frontispiece) (hyparchetype)

hipogram n penelitian tentang


suatu istilah secara
mendalam
(hypogram)

hipotesis n perkiraan
(hypotheses)

Sumber: Saktimulya hirografi n tulisan tangan dalam


(2015, 84) naskah
(chirography)
hiatus n ruang kosong dalam
suatu teks yang historiografi tradisional n
menyebabkan teks karya sastra bercorak
tersebut tidak sejarah
tersambung (traditional
(hiatus) historiography)

39
hiwang hurupa
hiwang n Lp teks puisi yang Wolio (Buton)
berisi rintihan (huruf buri wolio)
kesedihan (tangisan)
dalam tradisi tulis huruf Jawoe (huruf Arab-
Lampung Aceh) n istilah dalam
(hiwang) bahasa Aceh untuk
menyebut huruf Arab
holograf n dokumen atau turunan yang digunakan
naskah yang ditulis untuk melambangkan
tangan oleh bahasa Aceh
pengarangnya (huruf Jawoe)
(holograph)
huruf jejawan (Lombok) n
homograf n tulisan yang sama penyebutan tulisan
(homograph) hanacaraka dalam
bahasa Sasak/Lombok
hs n singkatan kata (huruf jejawan)
handschrift yang berarti
naskah huruf nagari n varian huruf
(hs) yang digunakan untuk
menulis bahasa
hss n Jm singkatan kata Sanskerta
handschriften yang (nagari script)
berarti naskah-naskah
(hss) hurupa n tulisan Arab yang
telah disesuaikan
huruf buri wolio n huruf Arab dengan fonologi bahasa
dengan fonologi bahasa Bugis-Makassar
(huruppa)

40
41
I - i

i la galigo n kisah gambar fungsional yang


pengembaraan tokoh menjelaskan teks
legendaris asal (illustration)
Sulawesi Selatan
(Bugis Makassar)
(i la galigo)

ilmu hikmah n pengetahuan


spiritual yang diperoleh
melalui bacaan dan
Sumber: Kumar & McGlynn
amalan tertentu seperti (1996, 184)
zikir dan salawat,
bertujuan untuk imitasi n karya yang ditiru
mendekatkan diri secara sengaja dari
kepada Allah sehingga karya lain
memperoleh kekuatan (imitation)
dan kebijaksanaan
(ilmu hikmah) in presensia n karya yang ditiru
secara sengaja dari
ilmu naskah n lihat kodikologi karya lain
(in praesentia)
iluminasi n asalnya digunakan
untuk menyebut hiasan incung n tulisan Kerinci,
emas dalam naskah, misalnya tulisan pada
tetapi pada naskah Undang-Undang
perkembangannya Tanjung Tanah
mengacu pada istilah (incung)
gambar (hiasan) dalam
naskah
(illumination)

ilustrasi n visualisasi teks


Sumber: Kozok (2006)
dalam naskah berupa

42
indrabajra intertekstualitas
indrabraja n metrum kakawin, intensionalitas n penulisan teks
terdiri atas dua sampai yang ditulis untuk
dengan empat baris, tujuan tertentu,
berpola metrum – u – | misalnya episode raja
––u|u–u|–u Cina yang meminum air
(indrabraja) cucian kaki Raja
Sumber: Zoetmulder (1974, Malaka, tujuannya
122) untuk merendahkan raja
Cina dalam Sejarah
ingkang ayasa n Jw raja atau Melayu
elite istana yang (intentionality)
memerintahkan
penciptaan karya seni, interpolasi n penambahan kata
misalnya penulisan atau kalimat dalam
naskah, penciptaan tari, suatu teks
musik, dan gamelan (interpolation)
(inkang ayasa)
interpolator n penyalin yang
insipit n Jw kata pembuka atau berperan menyisipkan
baris pertama teks suatu teks tambahan
naskah, misalnya (interpolator)
basmalah
(incipit) interpretasi figuratif n
penafsiran cerita yang
inskripsi n goresan tulisan yang bersifat ibarat atau
dapat dicantumkan di kiasan
mana saja, terutama di (figurative
atas yang berbahan interpretation)
keras, seperti batu,
lempengan logam atau intertekstualitas n
tanah liat keterhubungan antara
(inscription) suatu teks dengan
beberapa teks sebelum
intaglio n cap dengan cara atau sesudahnya
ukiran benam, hanya (intertextuality)
kata-kata yang timbul
(intaglio)

43
intrinsik istiara
intrinsik n keterangan yang iotasisme n penggunaan tanda
terdapat dalam semua khusus untuk
koleksi menandakan bunyi
(intrinsic) pepet dan taling dalam
tulisan Jawa
inventarisasi n tahap mendaftar (iotacism)
naskah dalam semua
koleksi irama n alunan bunyi dalam
(inventaritation) puisi, syair atau
tembang yang
inversi n urutan kata yang ditimbulkan oleh
menyimpang dari peraturan rima dan
biasanya dan terdapat satuan sintaksis yang
dalam puisi diwujudkan dalam
(inversion) tekanan yang mengeras
lembut, tempo yang
IOL n India Office Library, cepat-melambat dan
singkatan untuk nada meninggi-rendah
menyebut naskah- di antara batas yang
naskah asal koleksi diwujudkan dalam jeda
India Office Library di (rhythm)
the British Library
(IOL) istiara n kiasan
(istiarat)

44
45
J - j

jagadita n Jk metrum puisi Jawa Lombok yang


Kuno, satu larik berisi berbentuk lontar
23 suku kata (Javano-Balinese)
(jagaddhita)
jilidan n Ar jildah; penjilidan
jagatī n dua belas suku kata naskah
dalam satu baris (Ind. (binding)
upajati; vamśastha)
(jagatī) 1
jimat n benda atau tulisan
yang dianggap
jampi berirama n pengucapan mempunyai kesaktian
jampi secara berirama dan dapat melindungi
yang diucapkan dalam pemiliknya serta
prosesi pengobatan atau digunakan sebagai
ruwatan penangkal penyakit
(rhythmic spells) (amulet)
2
jimat n azimat
jangan-jangan n Bgs tulisan (talisman)
Bugis-Makassar yang
hurufnya mirip dengan joting n titik panduan
dewanagari penulisan teks
(jangan-jangan) (jotting)

jataka n cerita fabel Jawa juarian n Bkl cerita epos yang


Kuno yang bersumber disitasi dalam bahasa
dari Indoa, isi cerita naskah di Sumatra
untuk memberi ajaran Tengah berupa upacara
agama Buddha berbentuk dialog
(jataka) antardua orang kekasih
(juarian)
Jawa-Bali n bahasa Jawa-Bali
yang digunakan dalam
naskah-naskah kuno

46
juru juz
juru n Jw orang yang pandai -- tulis n Jw orang
dalam suatu pekerjaan yang bertugas menulis
nyang memerlukan semua hal sesuai
latihan, kecakapan dan dengan perintah
ketrampilan pemrakarsa dan
(juru) petunjuk juru baca;
-- baca n Jw orang carik
yang tugasnya (juru tulis)
membacakan naskah
atau teks yang jurudemung n tembang Jawa
dijadikan sumber tengahan berkarakter
penyalinan ringan, hiasan, atau
(juru baca) pujian, terdiri atas tujuh
-- gambar n Jw baris dengan rima 8a,
pangosekan 8u, 8u, 8a, 8u, 8a, 8u
(juru gambar) (jurudemung)
-- pantun n orang
yang membacakan juz n Ar bagian dari teks,
pantun bab
(juru pantun) (juz')

47
K - k

k'40 n dibaca kuarto, kain n bahan naskah


menunjukkan ukuran berbahan kain,
kertas yang didasarkan misalnya kain basurek
pada sistem lipatan dari Bengkulu
kertasnya, satu helai (cloth)
kertas dilipat dua kali
(k'40) kaisasura n perhentian sejenak
di tengah baris puisi,
k’un lun n bahasa Melayu Kuno tetapi bukan batas
dalam ucapan Cina hubungan kalimat
(k'un lun) (caesure)

kaba n Mk sastra tradisional kakawin n Jk 1 dari kata kawi


Minangkabau yang mendapat prefiks ka
berbentuk prosa dan akhiran in menjadi
berirama, kalimatnya kakawin berarti “karya
sederhana dengan 3–5 seorang penyair”,
kata sehingga dapat syairnya; 2 bentuk puisi
diucapkan secara berbahasa dan
berirama atau bermetrum Jawa Kuno,
didendangkan, tema macam pola metrum
ceritanya bermacam- kakawin yang dipakai
macam, seperti dalam karya puisi Jawa
kepahlawanan, Kuno, antara lain
petualangan, pelipur prthwītala, waitãlīya,
lara, dan kisah cinta indrabajra,
(kaba) upendrabajra, dandaka,
dan lain sebagainya
kaganga n tulisan yang (kakawin)
digunakan di daerah
Sumatra Selatan bagian
barat
(kaganga)

48
kakofoni kaligrafi
kakofoni n Filol rangkaian kalender Jawa n Jw pe-
bunyi yang tidak nanggalan yang berasal
harmonis yang sengaja dari nama bulan Jawa-
digunakan dalam puisi Arab, terdiri atas 12
untuk mendapatkan bulan, yaitu Sura
efek artistik atau (Muharam), Sapar,
menarik perhatian Mulud (Rabingulawal),
pembaca Bakda Mulud
(cacophony) (Rabingulakhir),
Jumadilawal,
kakografi n 1 tulisan tangan Jumadilakhir, Rejeb,
yang sangat buruk; 2 Ruwah (Arwah), Pasa
ejaan yang salah dalam (Puasa), Sawal,
suatu naskah Dulkangidah (Apit),
(cacography) Besar (Dulkijah)
(lunar months)
kalam n alat tulis semacam
pena kuno yang terbuat kalender matahari n Ar
dari lidi ijuk pohon aren kalender atau
atau bambu yang penanggalan yang
diruncingkan, juga dihitung berdasarkan
digunakan untuk peredaran matahari;
kaligrafi Syamsiah
(calamus) (Syamsiyyah)

kalamoi n pena kaligrafer n orang yang menulis


(kalamoi) indah
(calligrapher)
kalender bulan n Ar kalender
atau penanggalan yang kaligrafi n dari kata calios
dihitung berdasarkan ‘indah’ dan grafein
peredaran bulan; ‘menulis’, dapat
Kamariah dimaknai ‘tulisan indah’
(Qamariyyah) (calligraphy)

49
kalimat catur kata alihan
kalimat catur n Jw bahasa karmina n jenis pantun kilat
bergaya sulit yang yang terdiri atas dua
digunakan dalam puisi baris, baris pertama
Surakarta abad ke-19 merupakan sampiran
(ukara catur) dan baris kedua, isi,
pola sajak lurus, (a-a),
kandha n Jw cerita yang biasanya digunakan
dinarasikan atau untuk menyampaikan
diucapkan, biasanya di sindiran atau pun
bagian awal adegan, ungkapan secara
berfungsi sebagai langsung; pantun kilat
pengantar kisah (karmina)
(kandha)
karya seni n karya sastra tulis
kanon n 1 karya terawal dan seperti puisi, prosa fiksi,
berwibawa; 2 karya kritik dan esei yang
besar; adiluhung fokusnya lebih
(canon) menampilkan imajinasi
pengarang dan hasil
kanto n lihat pupuh karyanya tidak bersifat
ilmiah
kanun n naskah (kitab) yang (belles-lettres)
berisi undang-undang
peraturan, adab, dan kata alihan n kata yang terdapat
prinsip umum di margin bawah verso,
(kanun) yang bunyi dan
tulisannya sama dengan
karas n bahan atau, alas tulis kata pertama di
naskah masa Jawa halaman berikutnya;
Kuno yang terbuat dari penanda kuras;
keping kayu atau batu catchword; reklaman
(karas) (Lat. custose; Bld.
custode)

50
katalog kekerapan kesalahan
kawi miring n istilah untuk
karya sastra yang ditulis
dalam idiom metrum
tembang gede
(kawi miring)

Sumber: Kumar & McGlynn kawya n bait yang terdiri atas


(1996, 66) empat baris, setiap baris
dibangun oleh jumlah
katalog n daftar naskah dalam suku kata yang sama
koleksi tertentu dan disusun menurut
(catalogue) pola metrum yang sama,
kuantitas setiap suku
katekhismus n Lat teks yang kata ditentukan
berisi tanya jawab berdasarkan tempatnya
dalam masalah agama, dalam baris
misalnya Serat Dewi (kawya)
Maleka dan Kitab
Seribu Masalah kecenderungan homeostatik n
(catechismus) kecenderungan
mempertahankan nilai-
katern n Bld lihat kuras nilai yang terdapat
dalam naskah
katihan n Bl bahan naskah (homeostatic tendency)
lontar yang dilepaskan
lidinya kekerapan kesalahan n bentuk
(katihan) kesalahan dalam teks
berupa kekerapan
kawi n idiom khas Jawa yang melakukan kesalahan
penuh dengan kata-kata tulis dalam suatu
kuno, pinjaman dari penulisan (penyalinan
bahasa Jawa Kuno naskah)
dipakai dalam (frequency error)
penggubahan puisi
(kawi)

51
kelisanan primer kertas acuan tenun
kelisanan primer n cerita lisan keramat n suci dan bertuah yang
yang dituturkan dari dapat memberikan efek
penutur asli magis dan psikologis
(primary orality) kepada pihak lain
(tentang barang atau
kelisanan sekunder n cerita tempat suci)
lisan yang dituturkan (keramat)
melalui media,
kertas Eropa n kertas yang
misalnya radio dan
berasal dari Eropa,
televisi seperti Inggris, Belanda,
(secondary orality) dan Jerman, ditandai
antara lain dengan
kembaran n suatu karya yang adanya cap kertas, cap
mempunyai kesamaan tandingan, garis bayang
dengan karya lain tipis/halus horizontal
(replica) dan garis bayang tebal
vertikal
keong; siput n dekorasi yang (kertas Eropa)
berfungsi sebagai
simbol agama kertas merang n kertas yang
(sankha) dibuat dari merang,
yaitu kulit batang padi
kepala surat n Filol kata yang (rice paper)
terdapat di bagian atas
naskah surat, misalnya kertas acuan tenun n kertas
Qawluhu al-Haq Eropa dengan ciri tebal,
(kepala surat) lembut, dan licin
permukaan kertasnya,
tidak ada garis bayang
tipis/halus atau garis
bayang tebal,
watermark dan
countermark
(wove paper)
Sumber: Gallop (1994, 51)

52
kertas marmer kesumba
kertas marmer n sampul -- kakografi n
naskah bergambar kesalahan tulis yang
motif marmer disebabkan karena
(marbled paper) tulisan teks asli tidak
jelas atau sulit dibaca
kerusakan fisik n kerusakan (cacography error)
yang terdapat pada -- khusus n kesalahan
kertas suatu naskah yang hanya terdapat
sehingga sukar dibaca dalam satu naskah
tulisannya (kesalahan khusus)
(physical damage) -- konjungtif n
kesalahan bersama
kesalahan n kesalahan yang (conjunctive error)
terjadi ketika menulis -- paleografi n
atau menyalin teks kesalahan tulisan kuno
(error) dari segi bentuk dan
-- berkait n kesalahan ejaan
yang berhubungan (paleographical error)
dengan sumber lain -- penyalinan n
(error conjunctivity) kesalahan berulang kali
-- berulang n yang dilakukan oleh
kesalahan yang penyalin mengenai
dilakukan penyalin suatu perkataan
naskah secara berulang (conjunctive error)
(kesalahan berulang)
-- ejaan n kesalahan kesumba n tumbuhan yang
penulisan ejaan yang bunganya mirip buah
terjadi pada waktu rambutan dan berwarna
penyalinan merah, bunganya
(orthographic error) digunakan sebagai tinta
-- independen n merah dalam naskah;
kesalahan dalam Bixa orellana; kesumbo
memisahkan kata-kata (Minang)
dalam suatu bahasa, (kesumba)
misalnya kata-kata
dalam bahasa Jawa
(separative error)
53
keterangan dalam kidung
keterangan dalam n keterangan khatimah n Ar penutup,
di dalam teks yang kesimpulan
dapat digunakan untuk (khatimah)
membantu menentukan
umur naskah; kolofon khulasah n Ar ringkasan
(interne evidentie) (khulasah)

keterangan luar n keterangan di kiasan n 1 pertimbangan


luar teks yang dapat tentang suatu hal
menunjang sejarah dengan perbandingan
(umur) naskah, atau persamaan dengan
misalnya catatan- hal yang lain; 2
catatan yang ditulis di perumpamaan; ibarat; 3
sampul dalam, bahan arti kata yang bukan
naskah, dan jilidannya sebenarnya; 4 lambang;
(externe evidentie) 5 sindiran
(kiasan)
khat n Ar tulisan, aksara,
kaligrafi kidung n puisi Jawa Tengahan,
(khatt) metrum kidung asli
-- naskhi n Ar gaya Jawa, jumlah baris
kaligrafi Arab yang dalam satu bait sama
biasa digunakan untuk sepanjang metrum,
menulis teks ilmiah jumlah suku kata setiap
(khatt naskhi) baris tetap tetapi
-- riq'ah n Ar gaya panjang baris dapat
kaligrafi Arab yang berubah menurut
biasa digunakan untuk kedudukannya dalam
menulis surat bait, bunyi vokal dalam
(khatt riq'ah) suku kata penutup
-- tsuluts n Ar gaya ditentukan oleh
kaligrafi Arab yang metrum
berkarakter lentur dan (kidung)
biasa digunakan untuk
menulis judul teks atau
judul bab
(khatt tsuluts)
54
kim koba-koba
kim n istilah untuk kitab tembaga n buku harian
menyebut lembaran Kerajaan Ternate dan
kertas yang hilang pada Tidore
kuras suatu naskah (kitab tembaga)
karena digunting atau
dipotong dengan kitab terasul n panduan menulis
sengaja surat-menyurat Melayu
(kim) (kitab terasul)

kindun n sejenis pantun kitab tib n naskah Melayu


Melayu yang tentang obat-obatan
dinyanyikan untuk tradisional
pengantar tidur anak, (kitab tib)
terdapat di Ogan,
Sumatra Selatan klise n ungkapan yang
(kindun) kehilangan keasliannya
karena sering
kisa al anbiya n cerita tentang digunakan
para nabi (cliché)
(kisas al anbiya)
koba-koba n pohon termasuk
kit'ah n sajak yang berasal pandan-pandanan, besar,
dari Arab dan Parsia tinggi mencapai 4 meter,
yang biasanya tumbuh di pantai daerah
mengungkapkan ajaran Fakfak, Papua Barat,
hidup, satu bait terdiri daunnya digunakan
atas empat larik berima sebagai bahan naskah
aaaa tradisional Papua,
(kit'ah) buahnya disebut buah
merah, dikenal sebagai
kitab kuning n kitab pohon buah merah;
keagamaan Islam yang Pandancea conoideus
dicetak menggunakan (koba-koba)
kertas kuning biasanya
digunakan di pesantren
tradisional
(kitab kuning)
55
koda kolofon
koda n kelompok larik yang kodikolog n peneliti naskah
berlainan matra, yang (codicolog)
terdapat pada akhir bait;
larik sudahan; larik kodikologi n ilmu tentang
tambahan naskah dan bukan ilmu
(koda) yang mempelajari apa
yang tertulis di dalam
kodeks n Lat pada dasarnya naskah (teks), daerah
berarti ‘teras batang kajiannya tentang fisik
pohon’, pada naskah (sampul, bahan,
perkembangannya jilidan, iluminasi dan
dalam berbagai bahasa sebagainya), sejarah
digunakan untuk naskah, sejarah koleksi
menunjukkan karya naskah, tempat
klasik dalam bentuk penyimpanan naskah,
buku, dalam bahasa dan penggunaan naskah;
Indonesia ilmu naskah
diterjemahkan menjadi (codicology)
naskah
(codex) kolasi n organisasi kuras
-- deskriptus n Lat dalam sebuah naskah
naskah yang tersusun dengan susunan yang
baik seharusnya
(codex descriptus) (collation)
-- optimus n Lat
naskah terbaik di kolator n orang yang bertugas
antara varian bacaan menyusun kuras agar
yang ada terwujud sebagai buku
(codex optimus) naskah
-- reskriptus n Lat (collator)
tulisan asli dihapus,
perbaikannya kolofon n Filol paragraf dalam
dituliskan pada bekas naskah yang biasanya
tulisan asli (yang masih berisi keterangan
terlihat) tentang tarikh serta
(codex rescriptus) tempat penulisannya,

56
kolom kontaminasi
umumnya ditulis di konjektur n 1 proses
awal atau di akhir teks menemukan bacaan
(colophon) teks dengan cara
menebak karena tidak
kolom n ruang antara dua garis ada (naskah) saksi lain;
tegak pada lembar, 2 perbaikan teks ke
kertas, atau halaman arah bentuk teks asli
buku (naskah); lajur (conjecture)
(columns)
konjurasi n susunan kata-kata
komentar n catatan berupa yang dapat
penjelasan, interpretasi menimbulkan kekuatan
makna teks induk yang gaib, misalnya teks
dibuat oleh penulis pada naskah mantra
(pengarang), penyalin atau jimat
atau pembaca teks, (conjuration)
dapat dalam bahasa
yang sama atau berbeda kontaminasi n keadaan teks
dengan teks induknya yang tercampur dengan
(gloss) bacaan teks dari versi
-- antarbaris n lain
rangkaian kata yang (contamination)
terletak di bawah baris -- horizontal n
teks utama, baik berisi keadaan teks yang
komentar atau tercampur dengan
terjemahan bacaan teks dari versi
(interlinear gloss) lain yang semasa
(horizontal
kompilasi n himpunan atau contamination)
kumpulan teks dalam -- vertikal n keadaan
satu naskah atau teks yang tercampur
kumpulan cerita dalam dengan bacaan teks
satu buku dari versi lain
(compilation) sebelumnya
(vertical contamination)

57
konteks kropak
konteks n 1 situasi yang ada krisografi n menulis tulisan
hubungannya dengan emas, bagian dari
kejadian; 2 tulisan kaligrafi, seni menulis
tentang satu peristiwa indah
dengan lain (chrysography)
(context)
kritik mendalam n salah satu
konversi n perubahan dari satu aspek dalam kritik teks
sistem ke sistem yang yang bertujuan untuk
lain mendapatkan teks
(convertion) induk yang ditulis
pengarang
kopi n Filol naskah salinan (higher criticism)
yang ditulis oleh
penyalin kritik takmendalam n lawan
(copies) dari kritik mendalam,
mencakup proses
koreksi n perbaikan yang heuristik, resensio, dan
dilakukan dalam proses emendasi
kritik teks (lower criticism)
(correction)
kritik teks n proses menelusuri
korpus n himpunan karangan keaslian teks, dengan
dengan tema, masalah, tujuan untuk
pengarang, atau bentuk menghasilkan teks yang
yang sama sedekat mungkin
(corpus) dengan aslinya
(textual criticism)
korup adj keadaan bacaan
naskah yang rusak kronologi n urut-urutan
(corrupt) peristiwa dalam suatu
kejadian atau cerita
korupsi n Filol penyimpangan (chronology)
bacaan yang terjadi
dalam penyalinan kropak n kotak kayu tempat
naskah naskah lontar
(corruption) (kropak)
58
kṛti kutika
kṛti n dua puluh suku kata di Lampung dan Batak
dalam satu baris (Ind. (Halim tree bark)
sārḍūlavikrīḍita)
(kṛti) kuplet n Bld dua larik sajak
yang berurutan dan
kuarto n sistem lipatan kertas, berirama yang kadang-
satu helai kertas dilipat kadang maknanya
dua kali ; kuaternio dianggap seperti
(quarto) dengan bait, dua seuntai,
dwilarik
kuatrein n empat seuntai (couplet)
(kuatrein)
kuras n Ar susunan kertas
kufi n salah satu bentuk yang dilipat; cahier;
gaya kaligrafi Arab gatherings; katern; lage;
tertua asal Kuah abad quire
ke-7 (kurrasah)
(kufi)

kuinion n cara penyusunan


kuras (5 bifolia = 10
halaman)
(quinion)

kuinternio n sistem lipatan


ketas, satu helai kertas
dilipat tiga kali
Sumber: Hermans &
(quinternio) Huisman, (1979/1980, 23)

kulit pohon alim (halim) n kutika n jimat dalam bahasa


bahan naskah buku lipat Melayu
(kutika)

59
L - l

lage n Jm lihat kuras larik n baris sajak yang dapat


dicirikan oleh rima atau
laklak n Btk naskah Batak matra atau jumlah kata
berbentuk buku lipat atau suku kata yang
(laklak) diikat oleh kesatuan
sintaksis
lakon carangan n Jw lakon (line)
dalam pewayangan -- sudahan n lihat
yang ceritanya diambil koda
dari kehidupan -- tambahan n lihat
masyarakat koda
(lakon carangan)
legenda Pa n Bld cerita tentang
lakuna n Lat kata yang hilang orang suci, pahlawan,
pada teks naskah dan tokoh lain, bersifat
(lacunae) historis dan secara
populer diterima
lambang n gambaran sebagai kebenaran,
konvensional yang walaupun kepastian
diterima dan dipahami ilmiahnya tidak ada
secara luas; simbol (legende)
(lambang)
legenda lokal n legenda yang
lampak n sampul pustaha, tidak tersebar luas,
umumnya dari kayu hanya berada di suatu
atau kulit kayu yang tempat tertentu,
tebal misalnya tentang asal-
(lampak) usul
(local legend)
landasan n Bld lihat metode
landasan
(legger)

60
legenda wira L Or
legenda wira n kisah litografi n cetak baru
kepahlawanan seorang (litography)
tokoh yang diceritakan
secara berlebihan lontar n bahan naskah dari
meskipun ada daun pohon siwalan
kebenaran sejarahnya (lontar)
(heroic legend)
lontar marti n terjemahan teks
leitfaler n kesalahan yang fatal pada naskah lontar, satu
(leitfehler) baris teks bahasa
sumber dan di
leitmotif n Jm tema inti yang bawahnya teks
terdapat dalam salah terjemahan dalam
satu atau sejumlah bahasa sasaran
karya sastra yang selalu (lontar marti)
ditautkan dengan tokoh,
situasi, atau gagasan lontara n 1 aksara bugis
tertentu makasar; 2 naskah
(leitmotive) Bugis, biasanya berisi
cerita I La Galigo
lempir n Bl helai daun (naskah) (lontara)
lontar -- bilang n catatan
(lempir) harian raja Bugis
semasa
likur n penyebutan angka pemerintahannya
dari 21 sampai 29, (lontara bilang)
dikenal sebagai istilah
kur-kuran, dalam L Or n singkatan untuk
hitungan angka Jawa menyebut naskah-
dan Melayu naskah Timur koleksi
(likur) Perpustakaan
Universitas Leiden
lingua franca n bahasa (Leiden Orientalis)
antarhubungan
(lingua franca)

61
M - m

mabasan n Bl tradisi membaca makhtutat n Ar naskah,


naskah lontar di Bali manuskrip
(mabasan) (makhtutat)

macaan n tradisi membaca malat n cerita Panji di Bali


naskah lontar di (malat)
Banyuwangi
(macaan) mandala n 1 tempat belajar para
cantrik dan para
macapat n bentuk puisi Jawa pendeta agama Hindu;
Baru yang dibaca 2 lokasi atau
dengan dilagukan, di lingkungan yang
antaranya adalah berhubungan dengan
dhandhanggula, sinom, kalangan keagamaan
asmarandana, pucung, dari golongan Syiwa
mijil, durma, pangkur, (mandala)
kinanthi,
maskumambang manggala n bait-bait pembuka
(macapat) suatu kakawin yang
berisi pujian dan
madah n jenis syair Melayu permohonan kepada
yang berisi puji-pujian dewa atau raja agar
(madah) penyair mendapat restu
dalam menyelesaikan
madhyama n tiga suku kata tugasnya
dalam satu baris (manggala)
(madhyama)
mangsa n Jw perhitungan waktu
Mahabarata n cerita epos India untuk pertanian, ada
yang bersumber pada dua belas musim yang
dua sifat dasar manusia namanya merupakan
yang bertentangan, kombinasi kata Jawa-
misalnya baik melawan Sanskerta, yaitu kasa,
buruk
(Mahabarata)
62
mangsa
karo, katiga, kapat, -- kasanga n num
kalima, kanem, kapitu, masa kesembilan
kawolu, kasanga, berlangsung Maret–
kasapuluh, dhēsta, dan April
sadha (mangsa kasanga)
(mangsa) -- kasepuluh n num
-- dhesta n num masa masa kesepuluh
kesebelas berlangsung berlangsung April–Mei
Mei–Juni (mangsa kasepuluh)
(mangsa dhēsta) -- katiga n 1 num
-- kalima n num masa masa ketiga
kelima berlangsung berlangsung
November–Desember September–Oktober; 2
(mangsa kalima) n dikenal sebagai
-- kanem n num masa musim kemarau
keenam berlangsung (kering) dahulu
Desember–Januari berlangsung dari
(mangsa kanem) mangsa kasa sampai
-- kapat n num masa mangsa katiga (3 bulan)
keempat berlangsung (mangsa katiga)
Oktober–November -- kawolu n num masa
(mangsa kapat) kedelapan berlangsung
-- kapitu n num masa Februari–Maret
ketujuh berlangsung (mangsa kawolu)
Januari–Februari -- rendeng n dikenal
(mangsa kapitu) sebagai musim
-- karo n num masa penghujan, (dahulu)
kedua berlangsung berlangsnug pada
Agustus–September mangsa kelima sampa
(mangsa karo) dengan ketujuh (3
-- kasa n num masa bulan)
pertama berlangsung (mangsa rēndhēng)
Juli–Agustus -- sadha n num masa
(mangsa kasa) kedua belas
berlangsung Juni–Juli
(mangsa sadha)

63
manto megatruh
manto n Mk bahasa tulis untuk marginalia n catatan, coretan,
menyebut istilah mantra atau komentar yang
dalam bahasa terletak di sisi luar
Minangkabau matan teks; skolia; lihat
(manto) glos
(marginalia)
mantra n 1 formula teks
bernuansa mistik maskumambang n Jw salah
(memiliki kekuatan satu tembang macapat
magis) untuk tujuan yang berkarakter lara,
baik atau buruk; 2 prihatin, dan menghiba,
perkataan atau kalimat polanya terdiri atas
yang dapat empat baris, yaitu 12i,
mendatangkan daya 6a, 8a, 8a
gaib (maskumambang)
(mantra)
masnawi n Pr puisi Melayu
manusia super n watak manusia yang diadaptasi dari
yang luar biasa, sastra Persia, terdiri
umpamanya manusia atas beberapa baris,
yang dapat masuk dari bersajak dua-dua dan
satu dunia ke dunia lain, berisi pujaan
misalnya manusia yang (masnavi)
tercipta dari buih lautan
(superhuman) matan n Ar 1 teks utama selain
marginalia pada naskah;
manuskrip n Mal berasal dari 2 teks utama yang
codices manuscript menginspirasi lahirnya
berarti buku-buku yang teks lain sebagai
ditulis tangan komentar
(manuscript) (matn)

margin n bagian luar halaman megatruh n tembang macapat


naskah, empat sisi Jawa berkarakter sedih
halaman naskah; pias dan duka, terdiri atas
(margin)

64
Melayu metri kausa
lima baris dng rima saksi dianggap sebagai
12u, 8u, 8i, 8i, 8o kata yang benar,
(megatruh) tujuannya bukan
mencari dan
Melayu n bahasa Melayu menelusuri asal mula
(Malay) teks, melainkan
menghasilkan teks baru,
metafora n salah satu gaya misalnya edisi teks
bahasa yang Waŋ Baŋ Widea (S.O.
membandingkan suatu Robson)
benda dengan benda (eclectic method)
lain
(metaphor) metode landasan n metode
penelitian naskah yang
metatesis n kesalahan dalam mendasarkan
bentuk pergantian penyuntingan teksnya
tempat bunyi (huruf) pada satu atau
dalam sebuah kata, sekelompok naskah
misalnya kata lontar yang dianggap paling
harusnya rontal (Jw) sesuai dengan tujuan
yang artinya daun penelitian; landasan
pohon tal (metode landasan)
(metathesis)
metode stema n metode
metode gabungan n metode penelitian naskah untuk
penelitian dengan menelusuri hubungan
menggabungkan bacaan kekeluargaan atau
dari naskah-naskah silsilahnya, ada naskah
yang menurut perkiraan yang berkedudukan
mempunyai kualitas sebagai arketip (induk)
yang sama, dengan dan sebagai hiparketip
prinsip kata yang sama (subinduk)
pada mayoritas naskah (stemma method)

metri kausa n metrum atau rima


(metri causa)

65
mohor musannif
metrum n 1 ukuran irama yang (domingo)
ditentukan oleh jumlah mitologi n pengetahuan
dan panjang tekanan mengenai dunia mite
suku kata dalam setiap atau tokoh-tokoh mite,
baris; 2 pergantian naik seperti mitologi Jawa
turun suara secara dan mitologi Yunani
teratur, dengan (mythology)
pembagian suku kata
yang ditentukan oleh mitos n cerita yang
golongan sintaksis berhubungan dengan
(metre) kepercayaan, di
antaranya keberadaan
mijil n Jw nama tembang suatu suku atau bangsa
macapat Jawa yang (myth)
berkarakter sedih atau -- penciptaan n mitos
sendu, terdiri atas enam yang berkaitan dengan
larik dengan pola alam, manusia,
metrum 10i, 6o, 10e, binatang, tumbuhan,
10i, 6i, 6u dan lain-lain
(mijil) (creation myth)

mikrofilm n media dokumen model dinamis n cara


naskah dalam bentuk menganalisis huruf
rol film yang pendekatannya
(microfilm) meliputi lima segi,
yaitu bentuk, ukuran,
mikrofis n media dokumentasi duktus, tebal huruf, dan
naskah dalam bentuk jarak antar garis pada
lembar-lembar film huruf
negatif, berisi dokumen, (model dinamis)
dapat diperkecil dari
bentuk aslinya model statis n cara menganalisis
(microfiche) huruf yang
pendekatannya hanya
minggu n Prt hari Minggu berdasarkan pada
untuk menyebut nama bentuknya,
minggu tujuh hari beranggapan bahwa
66
mohor musannif
huruf hanya muhakik n Ar penyunting teks
susunangaris, (muhaqqiq)
menyelidikinya cukup
membahas huruf satu mujarobat n kumpulan tata cara
demi satu pengobatan yang telah
(model statis) diujicobakan
berdasarkan ilmu
mohor n Mal lihat cap hikmah
(mujarobat)
monogenesis n cerita yang
berasal dari satu sumber mukhtasar n Ar karya ringkas
kemudian berkembang (mukhtasar)
atau menyebar ke
tempat lain murni n cerita yang tidak
(monogenesis) mengandung unsur-
unsur asing (purific),
monograf n Ing karangan yang misalnya asal usul
utuh, lengkap, dan Majapahit
terinci tentang topik (murni)
atau pembicaraan
tertentu Ms n singkatan untuk
(monograph) menyebut naskah
(tunggal)
monoskematis n sajak satu (Ms)
metrum
(monoschematic) Mss n singkatan untuk
menyebut naskah-
motif n gagasan dan sifat naskah (jamak)
lakuan yang berulang (Mss)
dalam karya sastra,
dapat perupa peran, musannif n Ar pengarang,
citra yang berulang, biasanya merujuk pada
ataupun pola pengarang teks asal
pemakaian kata, (matan)f
misalnya pengembaraan (musannif)
Panji, ibu tiri
(motif)
67
mushaf mutrani
mushaf n Ar kumpulan mutrani n Jw proses penyalinan
lembaran yang memuat naskah dari naskah
teks Alquran induk ke naskah salinan
(mushaf) (mutrani)

68
69
N - n

Nāgaṛakrtâgama n kitab sastra -- Bali n naskah


karya Mpu Prapanca beraksara hanacara dan
yang berisi tentang aksara Jawi berbahasa
sejarah Hayam Wuruk, Bali dan Melayu
Raja Majapahit beserta (naskah Bali)
leluhurnya; -- Banjar n naskah
Deśawarṇana beraksara Jawi
(Nāgarakṛtâgama) berbahasa Melayu dan
bahasa Banjar
nahu Melayu n tata bahasa (naskah Banjar)
Melayu -- Banten n naskah
(nahu Melayu) beraksara hanacara,
pegon, Latin, dan
naskah n buku tulisan tangan aksara Arab berbahasa
(nashah) Jawa, dan Arab
-- Aceh n naskah (naskah Banten)
beraksara Jawo, Jawi, -- Betawi n naskah
dan Arab dalam bahasa beraksara Jawi
Aceh, Melayu, dan berbahasa Melayu
Arab Betawi
(naskah Aceh) (naskah Betawi)
-- Ambon n naskah -- Bima n naskah
beraksara jawi dan beraksara Jawi, Mbojo,
aksara Arab berbahasa Arab, dan Latin
Melayu dan Arab berbahasa Mbojo,
(naskah Ambon) Melayu, Arab, dan
-- antara n naskah Belanda
yang menjadi (naskah Bima)
penghubung antara -- Bugis-Makassar n
naskah mula (autograf) naskah beraksara Jawi,
dan naskah yang serang, bilang-bilang,
sampai kepada kita jangan jangan, aksara
(intermediate Arab berbahasa
manuscript; eliminatio Melayu, Bugis, dan
codicum descriptorium) Makassar
70
naskah
(naskah Bugis- menyamping vertikal
Makassar) (volumen)
-- Buton n naskah -- hipotetik n naskah
beraksara Buri Wolio yang tidak ditemukan
dan Jawi, Arab, Latin, lagi, tetapi diduga
berbahasa Wolio, keberadaaanya pada
Melayu, Arab masa lalu dan dianggap
(naskah Buton) sebagai sumber dari
-- Cirebon n naskah semua naskah yang ada
beraksara pegon, sehingga dapat
haracaraka, Arab menjelaskan hubungan
berbahasa Jawa, Arab antarnaskah satu sama
(naskah Cirebon) lain
-- Gorontalo n naskah (hypothetical common
beraksara Jawi dan ancestor)
Arab berbahasa -- Jawa n naskah
Melayu dan Arab beraksara Jawa
(naskah Gorontalo) (hanacarka), Pegon,
-- gulungan n naskah Merapi-Merbabu, Jawa
gulungan atau buku Kuno, dalam bahasa
tulisan tangan dari Jawa dan Jawa Kuno
teks-teks klasik serta Jawa Tengahan
(manuscript volume; (naskah Jawa)
esp of ancient texts) -- Kerinci n naskah
-- gulungan beraksara Ulu, Jawi,
horizontal n naskah Dewanagari, berbahasa
gulungan yang teksnya Melayu Kuno dan
ditulis membujur dari bahasa Kerinci
atas ke bawah (naskah Kerinci)
mengikuti gulungan -- Lampung n naskah
kertas horizontal beraksara Kaganga,
(rotulus) Jawi berbahasa
-- gulungan vertikal Lampung dan Melayu
n naskah berbentuk (naskah Lampung)
gulungan yang berisi
teks yang ditulis secara

71
naskah
-- Madura n naskah -- Palembang n
beraksara hanacara dan naskah beraksara Jawi,
aksara Arab berbahasa aksara Arab dalam
Jawa, Madura, dan bahasa Melayu
Arab (naskah Palembang)
(naskah Madura) -- Papua n naskah
-- Melayu n naskah beraksara Jawi dan
beraksara Jawi dan asksara Arab berbahasa
aksara Latin berbahasa Melayu dan Arab
Melayu (naskah Papua)
(naskah Melayu) -- Rejang n aksara
-- meragukan n kuno yang digunakan
naskah yang di daerah Rejang,
silsilahnya kurang diturunkan dari aksara
dapat dipercaya Pallawa
sehingga variannya (naskah Rejang)
tidak dapat -- saksi n naskah yang
dipertimbangkan ada, bukan hipotesis
walaupun bacaannya (witness)
ada yang benar -- Sasak n naskah
(codices deteriores) beraksara hanacaraka
-- Merapi-Merbabu dan Jejawan berbahasa
n naskah yang berasal Sasak
dari lereng gunung (naskah Sasak)
Merapi-Merbabu, milik -- Sunda n naskah
Kyai Windusana beraksara Cacarakan,
(naskah Merapi- Pegon berbahasa
Merbabu) Punda
-- Minang n naskah (naskah Sunda)
beraksara jawi, -- tanduk n bahan
berbahasa Minang dan naskah dari tanduk
Melayu hewan (animal horn)
(naskah Minang) -- Ternate n naskah
-- optimum n naskah beraksara Jawi dan
yang isinya paling baik aksara Arab berbahasa
(codex optimus) Melayu dan Arab
(naskah Ternate)
72
natah nyanyian pujian
-- tunggal n satu- merumpun di rawa-
satunya naskah saksi rawa daerah tropis,
yang ditemukan dalam tinggi mencapai 8 m,
satu tradisi penulisan daunnya digunakan
atau penyalinan naskah sebagai bahan naskah
(codex unicus) tradisional di Jawa
bagian Tengah dan
natah n Jw pengukiran pada Jawa Barat; Nipa
bahan baku wayang fruticans
kulit (nipah)
(natah)
nonion n istilah dalam kuras
nazam n Ar puisi yang terikat yang terdiri atas 9
oleh pola irama dan bifolia = 36 halaman
rima tertentu, biasanya (nonion)
berisi pengetahuan
ilmiah, terdiri atas dua nukilan n petikan atau kutipan
belas baris dari tulisan lain yang
(nazam) dimuat dalam tulisan
bernazam v yang sedang ditulis
mendendangkan teks- (citation)
teks nazam dengan
irama tertentu. nyanyian pujian n sajak lirik
yang dinyanyikan untuk
NBG n singkatan dari memuliakan Tuhan,
Notulen Bataviaasch rasul, pahlawan bangsa,
Genootscap dan lain-lain
(NBG) (hymn)

nipah n 1 bahan naskah di


daerah Pasundan;
bentuknya seperti lontar,
tetapi teks ditulis
dengan tinta; 2 palem
yang tumbuh

73
O - o

Ode n sajak lirik yang oktonion n istilah dalam kuras


bertema mulia, berciri yang terdiri atas 8
nada dan gaya yang bifolia = 32 halaman
sangat resmi, berisi (octonion)
pujian terhadap
seseorang, hal, atau omisi n kesalahan yang terjadi
keadaan karena penghilangan
(Ode) suku kata atau kata
pada bacaan
oktavo n sistem lipatan kertas, (omission)
satu helai kertas dilipat
tiga kali omisioni n hilangnya suatu kata
(octavo) atau bagian tertentu dari
teks
(ommitioni)

otograf n teks asli yang ditulis


oleh pengarang
(autograph)

otografi n karya yang ditulis


Sumber: Gacek (2009, 105)
oleh pengaragnya
sendiri
(ortography)

74
75
P - p

padangon n Jw istilah untuk paleograf n peneliti atau


menyebut penanggalan pengkaji aksara kuno
Jawa, satu minggu (paleograph)
terdiri atas sembilan
hari, digunakan untuk paleografi n ilmu tentang
keperluan yang tulisan kuno, ilmu yang
berkenaan dengan mempelajari sejarah
masalah ramalan atau dan perkembangan
kegiatan magis huruf
(padangon) (palaeography)

padmasana n Jk bunga teratai palimses n tulisan pada naskah


tempat duduk Dewa yang dihapus kemudian
Syiwa dalam tradisi ditimpa dengan tulisan
agama Hindu baru, tulisan yang
(padmasana) dihapus (masih
kelihatan bekasnya)
paga n Mk jimat terletak di bawah
Minangkabau yang tulisan baru
berfungsi sebagai (palimpsests)
pelindung bagi
pemakainya pangaksama n formula
(paga) permintaan maaf di
awal teks suatu karya
pakem n skenario, buku sastra Jawa
tuntunan bagi dalang (pangaksama)
untuk memainkan suatu
lakon dalam pangkon n Jw aksara yang
pertunjukan wayang dipakai untuk
(pakem) meniadakan bunyi
vokal yang merupakan
palambang n sajak, atau papan bagian dari aksara
yang bertuliskan sebuah tersebut
syair (pangkon)
(palambang)
76
pangkti paparikan
pangkti n sepuluh suku kata pantun n puisi Melayu berlarik
dalam satu baris empat dengan rima ab
(pangkti) ab, dua larik pertama
disebut sampiran dan
pangkur n Jw nama tembang dua larik terakhir berisi
macapat berkarakter maksud sebenarnya
sesuatu yang sungguh- (pantun)
sungguh, terdiri atas -- berangkai n lihat
tujuh baris dengan pola sloka
metrum 8a, 11i, 8u, 7a, -- berantai n lihat
12u, 8a, 8i pantun berkait
(pangkur) -- berkait n rangkaian
pantun, baris ke-2 dan
pengosekan n Jw orang yang ke-4 pada bait pertama
bertugas membaca menjadi baris ke-1 dan
seraca kritis teks pada ke-3 di bait kedua dan
naskah yang dijadikan baris ke-2 dan ke-4
sumber pada bait kedua akan
(pengosekan) jadi baris ke-1 dan ke-3
pada bait berikutnya ;
pangot n alat tulis pada pustaha pantun berantai
(naskah Batak) berupa (pantun berkait)
pisau kecil yang -- kilat n lihat
berujung runcing karmina
(pangot)
paparikan n bentuk puisi Sunda
Panji n tokoh utama dalam tradisional, terdiri atas
naskah berbahasa Jawa empat baris, setiap baris
(Tengahan dan Baru), berima abab, dua baris
Bali, Melayu, dan pertama sampiran dan
Sunda dua baris berikutnya isi
(Panji) (paparikan)

77
papirus pegon gundul
papirus n rumput yang tumbuh pasangan n Jw bentuk kedua
di Eropa Selatan dan sebuah aksara yang
Afrika Utara, dahulu sekaligus mematikan
digunakan sebagai alas bunyi aksara
tulis (kertas) naskah sebelumnya
kuno; Cyperus papyrus (pasangan)
(papyrus)
pasaran n Jw minggu lima hari
parab n Jk nama samaran dalam budaya Jawa,
seorang penyair dalam terdiri atas pon, wage,
tradisi sastra Jawa kliwon, pahing, legi
Kuno (pasaran)
(parab)
paten n Jw aksara yang
Pararaton n kitab yang berisi dipakai untuk
tentang sejarah para meniadakan bunyi
raja Singasari vokal yang merupakan
(Pararaton) bagian aksara tersebut
(paten)
paringkelan n Filol sistem
kalender, satu minggu pedanda n Bl pendeta dalam
enam hari yang agama Hindu-Bali
berkaitan dengan mata (pedanda)
pencarian hidup
(pertanian, peternakan, pedhotan n Jw perhentian napas
perikanan) pada tiap tiap dalam
(ringkel; paringkelan) larik tembang
(pedhotan)
parwa n Jw sastra prosa Jawa
Kuno (Mahabharata) pegon gundul n Jw aksara
yang diterjemahkan Pegon tanpa harakat
dari bahasa Sanskerta, atau tanpa tanda vokal
pada abad ke-10 atas (pegon gundhil)
perintah Raja
Dharmawangsa
(parva)

78
pelipur lara penentuan
pelipur lara n jenis cerita yang 1
penanggalan n penulisan angka
menghibur hati yang tahun dalam naskah
sedang susah atau lara (dalam Hijriah, Masehi,
(pelipur lara) Saka dan sebagainya);
lihat tarikh
pelo pileg n bahasa Jawa yang (calendar)
ditulis dengan ceroboh
dan menghilangkan 2
penanggalan n lihat tahun
banyak huruf sengau bulan
(pelo pileg)
penangkep n Bl keping bambu
pembatalan n salah satu cara atau kayu yang
untuk membatalkan berfungsi sebagai
atau menghilangkan sampul naskah lontar
satu atau sekelompok (penangkep)
kata dengan cara
dicoret penaskahan n penyalinan
(cancellation) cerita-cerita wayang
dari lisan ke bentuk
pemrakarsa n Filol orang yang tulisan (naskah)
memprakarsai (textualized)
penciptaan naskah
(pemrakarsa) pendangkalan n penghilangan
atau perubahan teks
pena n alat tulis kuno dari yang dilakukan dengan
bambu yang salah satu sengaja karena
ujungnya diraut dianggap tidak penting
(diruncingkan) oleh penyalin naskah
(reed pen) (trivialization)

Sumber: Gacek (2009, 41) penentuan n sistem yang


-- sayap burung n digunakan untuk
alat tulis (pena) kuno menentukan teks yang
yang terbuat dari ekor sempurna
atau sayap burung (constitution)
angsa; lihat quil
(pena sayap burung)
79
pengemasan penulisan awal
-- teks n Lat cara
menentukan teks yang
sedekat-dekatnya Sumber: van der Molen
dengan teks yang (1993, 37)
ditulis oleh pengarang
melalui silsilah naskah pengutik n pisau kecil yang
(constitutio textus) digunakan untuk
menorehkan aksara Bali
pengemasan n penggunaan tinta pada lontar
emas pada surat, cap, (penguthik)
atau sampul naskah
untuk dekorasi atau penomoran ganda n istilah
iluminasi dalam penomoran
(gilding) halaman, dua halaman
dengan satu nomor;
penghapusan n menghilangkan foliasi
bagian teks yang (penomoran ganda)
dianggap tidak penting
(deletion) penomoran halaman n
-- penyalin n bagian penomoran halaman
teks yang dihilangkan dengan angka, satu
oleh penyalin karena angka untuk satu
unsur kelalaian atau halaman
kesengajaan yang (pagination)
dilakukan dengan
tujuan tertentu penulisan akhir n waktu atau
(deletion by scribe) saat penulisan paling
akhir
pengkal n Jw bentuk lain aksara (terminus ad quem)
ya yang digunakan
dalam kedudukan penulisan awal n waktu atau
pasangan tetapi saat penulisan paling
dianggap sebagai awal
sandangan, contohnya (terminus ad quo)
huruf ka yang
dipengkal berbunyi kya
(pengkal)
80
penutupan surat raja Melayu perkamen
penutup surat raja Melayu n tembang suatu teks ke
pernyataan yang berisi pupuh berikutnya
tahun dan tempat juga (pepadan)
doa dalam persuratan
Melayu pepali n Jw larangan dari
(termaktub) orang tua yang berlaku
secara turun temurun,
penyalin n orang yang menyalin misalnya anak gadis
naskah dari satu naskah tidak boleh duduk di
ke naskah lain pintu
(scribe) (pepali)

penyalinan 1:1 n metode alih pepaosan n Lmb dari akar kata


aksara yang berlaku paos bentuk aktif maos
dalam edisi diplomatik, artinya membaca,
antara fonem dan huruf, tradisi membaca naskah
jadi satu fonem harus dalam budaya Lombok
dilambangkan satu (pepaosan)
huruf
(a one-to-one pepesan n Jw daun lontar yang
correspondence) disiapkan sebagai alat
tulis naskah
penyimpanan informasi n (pepesan)
naskah sebagai
penyimpan informasi pepet n bunyi vokal ê,
masa lampau, seperti misalnya lêmah
bahasa, adat istiadat, (pêpêt)
budaya, dan agama
(information storage) perisai n hiasan dalam kertas
Eropa yang berbentuk
pepadan n Jw kata 'pada' berarti lingkaran atau oval
bait, gambar /tanda (perisai)
tertentu yang digunakan
untuk menandai perkamen n alas tulis yang
pergantian pupuh berfungsi sebagai kertas
yang dibuat dari kulit

81
perwukuan pralapita
binatang (seperti biri- plano n satu helai kertas utuh
biri, kambing, keledai) tanpa dilipat
(parchment) (plano)

perwukuan n perhitungan
tentang wuku, tanggal,
dan sebagainya dalam
budaya Jawa dan Bali
(pawukon)
(perwukuan)
Sumber: Hermans &
pesantren n tempat para santri Huisman, (1979/1980, 30)
belajar
(pesantren) polisemi n 1 ciri khas yang
menyebabkan kata-kata
pesisir n daerah pantai utara mempunyai makna
(pasisir) lebih dari satu, jika
digunakan di dalam
piktoideografi n tulisan konteks yang
berbentuk ide yang bersangkutan; 2 kata
digambarkan biasanya yang mempunyai
pada dinding gua beberapa arti
(pictoideography) (polysem)

pisau kecil n pisau kecil untuk portofolio n tas atau map untuk
menoreh huruf pada tempat surat atau
bahan naskah lontar sampul dari kulit
(pangolet) (portfolio)

pisau penoreh n pisau kecil prakṛti n dua puluh satu suku


untuk menulis lontar kata dalam satu baris
(lontaran pangoriseng) (prakṛti)

piwulang n Jw ajaran atau pralapita n syair dalam bahasa


nasihat Jawa Kuno
(piwulang) (pralapita)

82
prasasti purana
prasasti n maklumat yang dapat empat baris dengan
dilihat pada batu rima 12u, 6a, 8i, 12a
(prasasti) (pucung)

praṭiṣṭha n empat suku kata pudhak; ketaka; cindaga n


dalam satu baris bahan tulis para
(praṭiṣṭha) pujangga (kawi) yang
terbuat dari helai bunga
primbon n naskah Jawa yang pohon pandan
berisi tentang ramalan, (pudhak; ketaka;
obat-obatan, dan lain- cindaga)
lain
(primbon) pugaran n lihat rekonstruksi
teks
primus interpares n sesuatu
yang paling unggul di pujangga n 1 pengarang atau
antara yang unggul, pencipta karya sastra; 2
paling hebat sastrawan yang
(primus interpares) mengabdi pada
kerajaan dan
prosa (pa) n karya sastra yang bertanggung jawab atas
tidak terikat oleh produk-produk susastra
puitika kenegaraan
(prosa (pa)) (bujangga)

pṛthwītala n metrum kakawin, pupuh n Jw bagian dari karya


terdiri atas empat baris, puisi Jawa/Sunda yang
berpola metrum u – u | terdiri atas segugus bait
uu – | u – u | uu – |u – – yang bermetrum sama,
|uu 1 pupuh berisi 1–100
(pṛthwītala) bait; kanto
(pupuh)
pucung n tembang macapat
Jawa berkarakter santai purana n cerita tentang dewa-
atau jenaka, terdiri atas dewa Hindu
(purana)

83
purwakanti putru
purwakanti n konsonansi, dilipat-lipat; 2 buku
piranti puitik biasa nujum yang digunakan
dalam puisi Jawa pada oleh dukun Batak
abad ke-19 (pustaha)
(purwakanthi)
putran n salinan naskah
purwokanti n lihat aliterasi (putran)
putru n Bl teks keagamaan
pustaha n 1 buku lipat Batak yang berkaitan dengan
dan Lampung, prosesi ritual kematian
bentuknya seperti alat (putru)
musik akordeon atau
kipas kertas yang

84
85
Q - q

qoulul al hak n ungkapan


ringkas dalam bahasa
Arab, ditulis di bagian
atas surat raja, kata-kata
dan letaknya
kadangkala berubah
mengikuti pangkat Sumber: Titik Pudjiastuti
penulis dan penerima, (2007, 116)
serta tujuan penulisan
surat quaternio n lihat kuarto
(qoulul al haq) (quaternio)

quil n alat tulis berupa bulu


ayam yang digunakan
pada abad ke-17; pena
sayap burung
(quill)

quire n lihat kuras

86
87
R - r

rajah n gambar atau tulisan rekto n halaman teks yang


dalam naskah yang lebih dulu dibaca pada
dapat digunakan naskah yang tidak ada
sebagai azimat untuk nomor halamannya,
menolak bala atau lihat juga verso
penyakit (recto)
(rajah)
renovasi n pembaruan naskah
ramayana n cerita epos dari dengan jalan
India, kisah tentang mereproduksi
Rama dan Sita (renovation)
(ramayana)
rerenggan n Filol 1 hiasan atau
rasura n cara memperbaiki iluminasi; 2 ilustrasi
kesalahan tulis dalam yang membantu
perkamen memperjelas isi teks
(rasuur) (rerenggan)

reklaman n lihat kata alihan resapan historis n sejarah


penyerapan unsur-unsur
rekonstruksi n perbaikan teks luar yang terdapat
(reconstruction) dalam suatu karya
(historical absorption)
rekonstruksi teks n Filol
penyusunan kembali resensi n istilah kritik teks
naskah yang dipandang untuk fase pertama
asli berdasarkan rekonstruksi arketip,
naskah-naskah saksi; dengan cara menyusun
pugaran jaringan keluarga teks
(text reconstruction) yang berhubungan
antara satu dengan lain
dalam satu korpus,
dilakukan sebelum
emendasi
(recencio)
88
restorasi rima
restorasi n perbaikan fisik -- kembar n
naskah yang sudah perulangan kata yang
rusak sama pada bait dalam
(restoration) posisi yang berirama,
rima identik
rima n pengulangan bunyi (rima kembar)
berselang, baik di -- penuh n rima
dalam larik maupun sempurna
pada akhir sajak yang (rima penuh)
berdekatan, bunyi yang -- rangka n rima
berima dapat yang huruf
ditampilkan oleh konsonannya sama,
tekanan, nada tinggi, konsonansi
atau perpanjangan suara (rima rangka)
(rhyme) -- rangkai n rima
-- akhir n rima yang yang terletak pada
terdapat pada akhir akhir setiap larik,
sebuah sajak biasanya pada sajak
(end rhyme) yang jumlah baitnya
-- berpeluk n rima tertentu, yakni pada
akhir bait berlarik setiap larik pertama
empat, yang larik dan kedua, rima itu
pertamanya berima merangkaikan larik
dengan larik keempat pertama dan kedua
dan larik kedua dengan sehingga dikatakan
larik ketiga, berumus berpola aa, bb, cc, dan
abba seterusnya
(enclose rhyme) (rima rangkai)
-- bersilang n rima -- sempurna n rima
yang berdasarkan letak yang bunyi vokal dan
kata dalam larik dan bunyi konsonan yang
yang berima itu kata mengikutinya sama;
yang terletak pada rima penuh
bagian akhir larik-larik (rima sempurna)
yang berlainan
(rima bersilang)

89
riqa rubrikasi
-- terbuka n rotan n 1 bahan naskah yang
perulangan bunyi vokal banyak ditemukan di
yang terjadi pada akhir Sumatra dari batang
setiap larik rotan; 2 tumbuhan
(rima terbuka) menjalar yang
-- tertutup n batangnya digunakan
pengulangan bunyi sebagai bahan naskah
yang berupa persamaan tradisional di Sumatra;
bunyi konsonan pada Calamus rotang
akhir kata (rattan)
(rima tertutup)
rubai n puisi berasal dari
riqa n tulisan tangan Arab Arab-Parsi terdiri atas
yang paling umum, empat baris dalam satu
berciri garis pendek, bait, bersajak a a b a,
lurus, dan kurva isinya bermacam-
sederhana macam, biasanya
(ruq'ah; riq'ah) berbentuk epigram
(rubai)
risalah n Ar karangan ringkas
mengenai suatu rubrikasi n berasal dari bahasa
masalah dalam ilmu Latin rubrum atau
pengetahuan minium ‘tinta merah’,
(risalah) dalam naskah berupa
teks atau kata yang
roman n karangan prosa yang ditulis dengan tinta
melukiskan perbuatan merah atau warna lain
pelakunya menurut yang berbeda dengan
watak dan isi jiwa tinta teks, dalam
masing-masing perkembangannya
(romance) dapat berupa gambar
(rubricatie)

90
rujuk silang ruwat
telah diberi definisi
atau penjelasan
(cross reference)

rumi n 1 tulisan Romawi;


Latin; 2 tulisan Latin
Sumber: Kumar & McGlynn dalam bahasa Malaysia
(1996, 98) (rumi)

rujuk silang n cara untuk ruwat n Filol terlepas (bebas)


mengacu ke kata entri dari nasib buruk yang
(lema) yang akan menimpa orang
dicantumkan di tempat yang menurut
lain (dalam kamus atau kepercayaan akan
ensiklopedia) yang tertimpa nasib buruk,
misalnya anak tunggal
(ruwat)

91
S - s

sadak n 1 dalam tradisi sastra sakala n Skt sesuai dengan


Jawa Kuno berarti musimnya pada
sebatang tusuk gading; waktunya salah satu
2 daun sirih bentuk sifat imanensi
(sadak) ilahi dalam semesta
alam dan diri manusia
saga n cerita yang selaku bagian dari
berdasarkan peristiwa semesta alam
sejarah yang telah (sakāla)
bercampur dengan -- diyyang n penulisan
fantasi rakyat angka tahun dalam
(sage) naskah Merapi-
Merbabu dengan
sajak n 1 gubahan sastra yang menggunakan aksara
berbentuk puisi; 2 buda
bentuk karya sastra (sakāla diyyang)
yang penyajiannya
dilakukan dalam baris-
baris yang teratur dan Sumber: Kartika (2015, 29)
terikat; 3 gubahan karya
sastra yang sangat -- keti n penyebutan
mementingkan angka tahun dalam
keselarasan bunyi naskah Merapi-
bahasa, baik Merbabu yang
kesepadanan bunyi, dibunyikan dengan
kekontrasan, maupun kata-kata, misalnya
kesamaan bumi = o, manungsa
(sajak) (manusia) = 1; lihat
juga candrasengkala
(sakāla keti)

92
saksi sanad
-- koci n penyebutan sampiran n paruh pertama pada
angka tahun dalam pantun, yaitu baris
naskah Merapi- kesatu dan kedua
Merbabu yang berupa kalimat yang
digambarkan dalam biasanya hanya untuk
bentuk bulatan bulatan padanan bunyi kata
kecil yang ditempatkan untuk disamakan
dalam suatu bulatan dengan bunyi kata pada
besar, dibaca dari isi pantun (biasanya
belakang, misalnya kalimat pada sampiran
penulisan angka tahun tidak berhubungan
1635 dengan bagian isi),
(sakāla koci) misalnya gendang
gendut tali kecapi
kenyang perut
Sumber: van der Molen senanglah hati
(2011, 96) (sampiran)
saksi n naskah pembanding sampul n 1 lembaran kertas
dalam rekonstruksi teks paling luar di depan dan
(witness) belakang buku; 2 Filol
-- utama n naskah pelindung buku atau
utama dalam suatu naskah bagian luar
tradisi penyalinan (cover)
naskah -- belakang n sampul
(codices unici) bagian belakang buku
atau naskah
śakwarī n empat belas suku kata (finispiece)
dalam satu baris (Ind. -- dalam n sampul
vasantatilaka) bagian dalam buku
(śakwarī) atau naskah
(fore edge)
salasila Bugis n kitab sastra
yang berisi tentang sanad n Ar atribusi sebuah
sejarah para penguasa karya, menunjukkan
Bugis
(salasila Bugis)

93
sanat sasmitaning kembang
keaslian asal dari saniscara n hari ketujuh dalam
pengarang minggu tujuh hari,
(sanad) dalam kalender Hindu-
Jawa
sanat n Ar tahun Islam atau (saniścara)
Hijriah ditentukan
berdasarkan santri n 1 seseorang yang
perhitungan peredaran menekuni agama Islam;
bulan 2 orang yang beribadat
(sanat) dengan sungguh-
sungguh; orang yang
sandangan n Jw 1 tanda yang saleh
dipakai untuk (santri)
mengubah bunyi dalam
tulisan Jawa, terbagi santri lelana n Jw kisah
menjadi dua, sandangan pengembaraan seorang
vokal dan konsonan; 2 santri
penutup suku kata (santri lelana)
aksara yang tidak
mempunyai sandangan sarga n pupuh dalam Jawa
vokal dilafalkan \a\ atau Kuno
\Ə\ (seperti \o\ pada (sarga)
kata pokok)
(sandangan) sarlauh n Ar ilustrasi atau
gambar yang memenuhi
sandiasma n nama yang seluruh halaman
disamarkan dalam pertama suatu naskah
tembang atau karangan (sarlauh)
(sandiasma)
sasmitaning tembang n Jw kata
sangskṛti n dua puluh empat petunjuk terselubung
suku kata dalam satu yang ditempatkan di
baris (Skt. ṭriṣṭubh; Ind. akhir bait oleh
jagaddhita) penyairnya, untuk
(sangskṛti) memberitahu kepada
pembaca tentang

94
sastra
metrum apa yang -- kitab n karya sastra
berikutnya, misalnya keagamaan Islam,
larik terakhir suatu bait biasanya berupa karya
misalnya sira mungkur, para ulama yang berisi
pupuh berikutnya antara lain fikih,
tembang pangkur tasawuf, tarikat
(sasmitaning tembang) (sastra kitab)
-- sejarah n karya
sastra n 1 karya rekaan sastra yang berisi
bermediumkan bahasa peristiwa sejarah atau
yang unsur karya sastra yang
imajinasinya menonjol; penciptaannya
2 Filol bahasa (kata- didasarkan pada
kata, gaya bahasa) yang peristiwa yang pernah
dipakai dalam kitab- terjadi, misalnya
kitab (bukan bahasa Tambo Minangkabau,
sehari-hari); 3 kitab Carita Parahiangan,
suci Hindu; kitab ilmu Sulalatus Salatin,
pengetahuan; 4 pustaka; Hikayat Aceh, Hikayat
primbon (berisi ramalan, Banjar, Hikayat Tanah
hitungan, dan Hitu
sebagainya) (historical literature)
(śāstra) -- sufi n sastra yang
-- indah n Pr karya ditulis oleh para sufi,
sastra yang indah berisi tentang kehidupan sufi
nilai-nilai kemanusiaan (sastra sufi)
(belles-lettres) -- tasawuf n sastra
-- istana n karya yang berisi tentang
sastra yang dilahirkan ajaran tasawuf
di kalangan istana, (sastra tasawuf)
karya para empu atau -- undang-undang n
pujangga karya sastra berisi
(palace literature) peraturan yang disusun
-- keagamaan n karya oleh masyarakat adat,
sastra yang berisi
masalah keagamaan
(sastra keagamaan)
95
satar senion
misalnya Undang- sekretariat umum n tempat
Undang Melaka, utama untuk
Undang-Undang memproduksi naskah
Negeri Butun Melayu yang didirikan
(sastra undang-undang) oleh pemerintah
Belanda pada tahun
satar n kertas biasa bukan 1819 di Batavia
kertas eropa yang (algemeene secretarie)
digunakan untuk surat
raja-raja Melayu selapan n perhitungan 35 hari
Nusantara dalam kalender Jawa
(syatar) berupa perkalian dari
minggu lima hari (Pon,
saut du meme au meme n Wage, Kliwon, Pahing,
kesalahan yang Legi) dengan minggu
disebabkan mata tujuh hari (Ahad, Senen,
penyalin melompat dari Slasa, Rebo, Kemis,
satu kata ke kata lain Jemuwah, Setu)
yang sama sehingga (selapan)
sebagian teks hilang
(saut du mêmê au seleksi n Filol pemilihan varian
mêmê) yang memiliki
kesempatan paling
scriptio continua n tulisan besar membayangkan
bersambung, misalnya teks asli, dilakukan
tulisan Jawi setelah resensi
(scriptio continua) (selectio)

sejarah Melayu n kitab sastra sengkalan n lihat


yang berisi tentang candrasengkala
sejarah para raja
Melayu senion n istilah dalam kuras
(Malay annals) yang terdiri atas 6
bifolia = 24 halaman
(senion)

96
sentana singiran
sentana n Jw kerabat atau yang silap pandu n kesalahan yang
diangkat sebagai dapat menunjukkan ada
kerabat raja; bangsawan atau tidaknya
(sêntana) kekeluargaan naskah
(indicative error)
serat n Jw 1 surat; 2 karya
sastra silap visual n bentuk kesalahan
(sêrat) teks yang terjadi dalam
-- menak n cerita proses penyalinan
kepahlawanan Islam karena salah baca
dalam sastra Jawa akibat tidak dapat
dengan tokoh utama membedakan huruf
paman Nabi yang mirip bentuknya
Muhammad saw, Amir (ablebsie)
Hamzah yang terkenal
dengan sebutan Wong silsilah n salah satu jenis karya
Agung Jayengrana sastra sejarah yang
(serat menak) berisi silsilah atau
keturunan
shamsa n Ar iluminasi berupa (salasilah)
gambar bunga mawar
yang terletak pada simbol n lihat lambang
sampul naskah, sering
digunakan pada abad singir n Jw dari kata Arab
ke-14 di dunia naskah syair, puisi lama,
Islam di Asia Tengah bersajak aaaa, misalnya
(shamsa) singir Darmamansita
(singir)
siklus n serangkaian cerita
yang mempunyai singiran n pembacaan puisi
hubungan dengan tema keagamaan bersajak
pokok, misalnya siklus aaaa dalam bahasa Jawa
cerita Panji, siklus (singiran)
cerita Rama
(cyclus)

97
singkatan kalimat suci siwalan
singkatan kalimat suci n kata- (interpolation)
kata yang dianggap suci -- lembar halaman n
biasa merujuk pada lembaran kertas yang
Tuhan atau Nabi, tetapi terdapat dalam suatu
penulisannya disingkat, kuras yang bukan
misalnya subhanahuwa- bagian dari kuras
ta'ala disingkat swt tersebut
(singkatan kalimat suci) (conjugate folia)
-- terbuka n
sinlirik n Mks prosa klasik penurunan naskah yang
Makassar yang tidak terbatas pada satu
narasinya berupa kisah garis keturunan saja
hidup tokoh atau sehingga terjadi
peristiwa sejarah percampuran teks yang
(sinlirik) menimbulkan versi
-- bositimurung n baru
sinlirik dengan narasi (ouvert system)
kesedihan -- tertutup n
(sinlirik bositimurung) penurunan naskah
-- pakesok-kesok n terbatas pada satu garis
sinlirik dengan narasi keturunan, penyalinan
hiburan naskah satu demi satu
(sinlirik pakesok-kesok) dari atas ke bawah atau
dari teks contoh ke
sinom n tembang macapat salinan
Jawa berkarakter sedih, (fermee system)
percintaan atau merayu,
terdiri atas tujuh baris siwalan n pohon lontar,
dengan rima 8i, 8a, 8o, buahnya berkulit keras,
8a, 8a, 8u, 8a; srinata berwarna hijau tua,
(sinom) daging buahnya lunak
kenyal, berwarna putih
sisipan n penambahan kata, bening, air buahnya
kalimat, atau cerita manis dan dapat dibuat
pada suatu teks yang tuak, daunnya
terjadi pada waktu
penyalinan
98
skolia suntingan teks
digunakan sebagai stema hipotesis n perkiraan
bahan naskah lontar; silsilah naskah yang
Borassus flabellifer disusun setelah
(siwalan) perbandingan naskah-
naskah varian yang ada
skolia n lihat marginalia; (hypothetical stemma)
lihat hasyiyah
(scholia) suara putih n keanekaan dalam
skala kecil unsur
skriptorium n sanggar (tempat) sintaksis dan semantik
penulisan dan yang timbul dalam
penyalinan naskah proses penyusunan
(scriptorium) resensi, seperti
emendasi imbuhan
sloka n puisi yang verbal, sisipan atau
mengandung ajaran penghilangan vokal
(sindiran dan untuk mengubah
sebagainya), terdiri atas jumlah suku kata
2 larik masing-masing (white noise)
16 suku kata (śloka);
seloka; pantun sui genesis n Lat khusus, sesuai
berangkai dengan jenisnya, unik
(śloka) (sui genesis)

sragdara n Skt metrum puisi suluk n Jw 1 resitasi dalang; 2


Jawa Kuno, jumlah tiap Filol sastra keagamaan
baris 21 suku kata yang berwarna mistik
(sragdara) (suluk)

stanza n lihat bait sungging n Jw pewarnaan pada


wayang kulit
stema n metode penelitian (sungging)
naskah untuk membuat
pohon silsilah naskah suntingan teks n edisi teks
(stemma) (text edition)

99
2
superskrip syair
superskrip n catatan atau negara Republik
interpretasi teks yang Indonesia bhinnêka
diletakkan di antara tunggal ika tan hana
baris teks pada naskah dharma mangrwa
(superscription) ‘berbeda-beda
manunggal menjadi
ṣupraṭiṣṭha n lima suku kata satu, tidak ada
dalam satu baris kebenaran yang
(ṣupraṭiṣṭha) mendua’
(Sutasoma)
surat Batak n abjad tulisan
Batak 1
syair n puisi Melayu berlarik
(surat Batak) empat dengan rima a-a-
a-a dalam satu bait,
surat emas n surat raja-raja biasanya bagian dari
Nusantara yang ditulis puisi naratif yang
dengan tinta emas atau panjang atau nasihat
beriluminasi dengan dan ajaran keagamaan,
corak gambar yang diperkirakan berasal
indah dari Arab
(surat emas) (syair)

suryasengkala n Jw penyebutan 2
syair n Ar puisi Arab yang
angka tahun dalam dari segi bentuk
bentuk gambar formalnya terdiri atas
(suryasengkala) metrum dan rima
(syi'ir)
Sutasoma n kitab sastra karya
Mpu Tantular yang syair agama n syair yang berisi
berisi tentang ruwat masalah keagamaan
Kalmapasada oleh (syair agama)
Sutasoma menjadi
penganut Buddha, syair kiasan n syair simbolik,
dalam naskah itu misalnya Syair Buah-
termuat semboyan Buahan, Syair Ikan
Terubuk
(syair kiasan)
100
syair romantis syariat
syair romantis n syair yang syarah n Ar teks komentar
menekankan perasaan, terhadap matan;
misalnya percintaan, hasyiyah
suka cita, dan duka cita, (syarh)
misalnya Syair Ken
Tambuhan syariat n Ar hukum agama
(syair romantis) yang menetapkan
peraturan hidup
syair sejarah n syair yang manusia, hubungan
digubah berdasarkan manusia dengan Tuhan
peristiwa sejarah, dan hubungan manusia
misalnya Syair Perang dengan sesamanya dan
Mengkasar, Syair alam sekitar
Kompeni Walanda berdasarkan Alquran
Berperang dengan Cina (syariat)
(syair sejarah)

101
T - t

ta'lik n bentuk populer tahkik n Ar 1 penelitian yang


nastalik, askara dari cermat atas suatu karya;
Persia 2 usaha yang sungguh-
(ta'lik) sugguh dari seorang
peneliti untuk
tablet n prasasti dari kepingan menampilkan karya
batu kecil klasik dalam bentuk
(tablet) yang baru agar mudah
dipahami pembaca
tabula genealogi n alat kritik masa kini; 3 penetapan
untuk menaksir bacaan kebenaran dan keaslian
pada varian bacaan teks; kritik teks
(tabula genealogica) (tahqiq)

tafsir n Ar keterangan atau tahun Be n salah satu nama


penjelasan tentang tahun Jawa dari
sesuatu lingkaran delapan tahun
(tafsir) yang disebut windu
(tahun Be)
tafsiran n keterangan atau
penjelasan mengenai tahun bulan n tahun Hijriah;
aspek yang terdapat penanggalan2
pada suatu teks (solar year)
(interpretation)
-- kritis n keterangan tahun Dal n salah satu nama
atau penjelasan yang tahun Jawa dari
dilakukan peneliti lingkaran 8 tahun yang
dengan merujuk pada disebut windu
sumber tertentu yang (tahun Dal)
dapat dipertanggung-
jawabkan tahun Hijriah n biasa disingkat
(critical interpretation) AH, tahun Islam,
berlaku sejak Hijrah
Nabi Muhammad SAW
(Anno Hijriah)
102
tahun Jawa taling
tahun Jawa n biasa disingkat tahun Wawu n salah satu tahun
AJ, diciptakan oleh Jawa dari lingkaran
Sultan Agung Mataram delapan tahun (satu
yang memberlakukan windu)
Tahun (Islam) Jawa (tahun Wawu)
selaras dengan tahun
Masehi, mulai berlaku takepan n Bl bentuk jilidan
pada 1555 AJ = 1633 untuk naskah lontar,
AD (Masehi) biasanya dari bilah
(Anno Jawa) bambu atau potongan
kayu atau bambu
tahun Je n salah satu nama (takepan)
tahun Jawa dari talibun n Ar bentuk puisi lama
lingkaran delapan tahun dalam kesusastraan
dalam windu Indonesia (Melayu)
(tahun Je) yang jumlah barisnya
lebih dari 4, biasanya
tahun Masehi n biasa disingkat antara 16―20, serta
AD atau M, tahun yang mempunyai persamaan
berlaku sejak kelahiran bunyi pada akhir baris
Isa Al Masih (ada juga seperti pantun,
(Anno Domini) dengan jumlah baris
genap, seperti 6, 8, atau
tahun matahari n tahun Masehi 12 baris
(lunar year) (talibun)

tahun Saka n biasa disingkat taling n Jw tanda untuk bunyi


AS, perhitungan tahun è dan é dalam sistem
yang berasal dari India, tulisan Jawa, Bali, dan
umumnya digunakan Sunda
dalam teks-teks sastra (taling)
atau prasasti berbahasa
Jawa Kuno
(Anno Çaka)
Sumber: Rebanas (2017)

103
taling tarung tanda bait awal
taling tarung n tanda untuk 2
tamsil n ajaran yang
bunyi vokal dalam terkandung dalam cerita
sistem tulisan Jawa, berupa perumpamaan
Bali dan Sunda atau ibarat dalam
(taling tarung) bahasa Melayu
(tamsil)

tanah liat n bahan naskah yang


Sumber: Rebanas (2017) digunakan di
Mesopotamia
taman bacaan n tempat (claybrick)
penyewaan naskah
berbayar tanda akhir bait n Jw tanda
(taman bacaan) pungtuasi yang
seringkali digunakan
tambahan pinggir n tambahan untuk menunjukkan
yang dibuat oleh akhir bait
penyalin di margin (pada puncak)
naskah
(marginal addition)
Sumber: van der Molen
tambo n Mk uraian sejarah (1993, 113)
daerah Minangkabau
yang sering bercampur tanda bait awal n tanda
dengan dongeng; pembatas yg dipakai
teromba pada awal teks suatu
(tambo) naskah Jawa
(purwapada)
1
tamsil n kiasan yang bersajak
dan berima, kadang-
kadang menyerupai
pantun Sumber: van der Molen
(tamsil) (1993, 113)

104
tanda pandu teks
tanda pandu n tanda yang dapat tasydid n Ar tanda pada tulisan
memberi petunjuk Arab (ّ ) untuk
dalam teks, seperti menyatakan huruf
sandiasma dalam karya rangkap
sastra Jawa, memberi (tasydid)
petunjuk nama tatamba n Jw naskah yang
pengarang, atau berisi teks tentang obat-
sasmitaning tembang, obatan
petunjuk tentang (tatamba)
tembang berikut
(guide marks) tauhid n Ar ilmu agama Islam
tentang keesaan Allah
tantri n karya sastra prosa (tauhid)
Jawa yang berisi cerita
binatang yang tawa n Mk mantra dalam
bersumber dari kitab bahasa Minangkabau
Pancatantra (tawa)
(tantri)
teka teki (pi) n pertanyaan
tarikh n Ar penanggalan tradisional yang
(ta'rikh) biasanya berbentuk
pantun
tasawuf n ajaran atau cara untuk (teka teki (pi))
mengenal dan
mendekatkan diri teks n Filol keseluruhan kata
kepada Allah sehingga yang terdapat dalam
memperoleh hubungan naskah
langsung secara sadar (text)
dengan-Nya -- jenggotan n
(tasawuf) interpretasi atau
terjemahan teks yang
tasbih n Ar puji-pujian kepada biasanya ditulis miring
Allah di bawah teks
(tasybih) utamanya
(teks jenggotan)

105
teks tembang
-- magi n teks yang -- sakral n teks yang
diyakini dapat berunsur agama atau
menimbulkan kekuatan magis
gaib dan dapat (teks sakral)
menguasai alam sekitar,
termasuk alam pikiran tekstologi n ilmu tentang sejarah
dan tingkah laku (asal-usul) dan
manusia perkembangan teks atau
(magical text) seluk-beluk teks
-- pembuka n Ar baris (textology)
pertama teks sastra
tradisional yang tekstus reseptus n Lat teks
berformula khusus, karya sastra yang
misalnya kata Sahibul berterima, misalnya
Hikayat Tersebutlah …; teks Mahabarata
Syahdan … Sanskerta atau Jawa
(mukadimah) Kuno
-- profan n teks yang (textus receptus)
tidak bersangkutan
dengan agama tertentu tembang n Jw puisi tradisional
dan dianggap milik Jawa yang dilagukan,
bersama terdiri atas tiga
(teks profan) golongan, yaitu
-- ratapan n naskah tembang cilik
yang berisi teks ratapan (macapat), tembang
(lament) tengahan, dan tembang
-- ritual n teks yang gede (kawi), digubah
digunakan untuk ritual berdasarkan patokan
lingkaran hidup guru gatra, guru
manusia, misalnya teks wilangan, dan guru lagu;
dibacakan pada sekar (bahasa krama)
upacara tujuh bulan (versmaat)
kehamilan, kelahiran,
dan kematian
(ritual text)

106
tera air titik buta
-- cilik n Jw puisi ternio n sistem lipatan kertas
tradisional Jawa yang untuk menyusun kuras,
dilagukan, terdiri atas 9 satu lembar kertas
macam, yaitu dilipat tiga kali
dhandanggula, sinom, (ternio)
asmarandana, durma,
pangkur, mijil, kinanti, ternion n cara penyusunan
maskumambang, kuras, tumpukan kertas
pucung terdiri atas tiga bifolia,
(tembang cilik) berarti enam lembar (12
-- gede n Jw puisi halaman)
tradisional Jawa yang (ternion)
dilagukan mengikuti
persajakan puisi Jawa teromba n Mk lihat tambo
Kuno, yaitu sekar
ageng; girisa tetimbai n 1 Mk bahasa
(tembang gedhe) berirama yang
-- tengahan n Jw puisi digunakan dalam sastra
tradisional Jawa Minangkabau; 2 Lp
Tengahan yang andai-andai di
dilagukan dikenal Lampung
sebagai kidung, terdiri (tetimbai)
atas jurudemung,
wirangrong, gambuh, titik buta n titik-titik pada
megatruh, dan balabak naskah (dibuat dengan
(tembang tengahan) alat yang tajam/runcing
ujungnya) sebagai
tera air n Mal cap kertas panduan penulisan agar
(watermark) tulisan lurus dan rapi
pada bahan naskah
terjemahan antarbaris n yang tidak bergaris
interprestasi atau (pricking)
terjemahan yang
ditempatkan di bawah
baris teks utama
(interlinear translation)

107
titik kardinal transliterasi
-- langsung n Filol
penyalinan langsung
suatu cerita dari satu
generasi ke generasi
berikutnya
(direct tradition)
-- taklangsung n
tradisi yang masuk ke
Sumber: Hermans &
Huisman (1979/1980, 30) dalam kesusastraan
tertentu tidak dari
titik kardinal n upacara magis sumber asal, melainkan
yang terdapat dalam dari sumber lain,
suatu teks, misalnya misalnya cerita India
upacara Aswameda yang masuk ke dalam
dalam Hikayat Sri sastra Melayu melalui
Rama sastra Persi atau Arab
(cardinal point) (indirect tradition)
-- terbuka n
tolok n Bgs sastra klasik penurunan naskah yang
Bugis yang terjadi secara
menceritakan horizontal, artinya
kepahlawanan seorang tidak terbatas pada satu
tokoh, berbentuk prosa garis keturunan saja
liris, bersajak dengan (opened tradition)
pola delapan suku kata -- tertutup n
per kata penurunan teks secara
(toloq) vertikal, artinya
menurut satu garis
tradisi n adat kebiasaan turun- keturunan
temurun (dari nenek (closed tradition)
moyang) yang masih
dijalankan dalam transkripsi n lihat alih tulisan
masyarakat
(tradition) transliterasi n lihat alih aksara

108
transmisi tulisan
transmisi n Filol penurunan huruf, kata atau larik;
sebagian bacaan naskah alih tempat
yang diubah oleh (transposition)
penyalin untuk
disesuaikan dengan ṭriṣṭubh n sebelas suku kata
selera pembaca semasa dalam satu baris
atau pemrakarsa (ṭriṣṭubh)
sehingga menimbulkan
kekeliruan pemahaman tukar tempat n Filol penukaran
pada pembaca atau tempat huruf, suku kata
generasi berikut (dislocation)
(transmission)
-- horizontal n tulad n salinan pada prasasti
penurunan naskah yang (tulad)
bersumber dari dua
atau lebih bacaan tulang n bahan naskah dari
naskah, hasil tulang hewan (sapi atau
salinannya bukan kerbau)
salinan setia dari satu (tulang)
naskah; kontaminasi
(horizontal tulilamo n Tnt skriptorium atau
transmission) tempat penulisan
-- vertikal n naskah di Kesultanan
penurunan secara apa Ternate
adanya, termasuk (tulilamo)
kesalahan dari satu
naskah ke tulisan n tulisan tangan yang
keturunannya digunakan untuk
(vertical transmission) menulis atau menyalin
teks
transposisi n perubahan yang (scriptio)
terjadi pada proses -- Arab-Melayu n
penurunan atau lihat Jawi
penyalinan teks berupa -- Basaja n huruf
pemindahan tempat tunggal dalam abjad
Lampung
(tulisan Basaja)
109
tulisan
-- nastalik n tulisan
Arab dari Persia,
berkembang di Iran
pada abad ke-14
Sumber: Ninie Susanti, Titik sampai ke-15, masuk
Pudjiastuti, & Trigangga ke Indonesia menjadi
(2015, 189)
cikal bakal tulisan
Arab turunan, misalnya
-- gunung n lihat
Jawi, Pegon
aksara Merapi-
(nastaliq)
Merbabu
-- nisan n tulisan yang
(tulisan gunung)
dipahat pada batu nisan
-- indah n keahlian
sebagai tanda ingatan
menulis indah
kepada orang yang
(calligraphy)
sudah meninggal
-- kuadratik n tulisan
(epitaph)
Jawa berbentuk persegi
-- palawa n tulisan
yang berasal dari
dari India yang banyak
zaman Kediri c1100-
digunakan dalam
1220 (dalam prasasti)
prasasti
dan Kraton Yogyakarta
(palawa)
pada abad ke-19
-- riqa n jenis huruf
(dalam naskah)
Arab yang mirip
(quadratic script)
dengan tulisan tawqi,
-- magribi n tulisan
tetapi ukurannya lebih
Arab yang digunakan
kecil, lebih lembut dan
di daerah Spanyol
lebih bengkok
Selatan, Afrika Utara,
(riqa script)
dan Afrika Barat, gaya
-- ta'liq n gaya tulisan
tulisannya tegak, kaku,
yang biasa ditulis
dan tegas
untuk arsip Persia
(maghribi)
(ta'liq script)
-- naskhi n tulisan
yang biasa digunakan
dalam Alquran
(naskhi)

110
3
turi-turian turunan
-- tamil n tulisan kuno 1
turunan n naskah yang
yang biasanya diturunkan dari suatu
digunakan untuk naskah
menulis prasasti di (descendant)
daerah Sumatra
(tamil) 2
turunan n teks yang dihasilkan
-- ulu n abjad huruf langsung dari sumber
Bengkulu asalnya
(ulu) (progemiture)

turi-turian n Btk cerita dalam 3


turunan n salinan naskah
bahasa Batak (turunan)
(turi-turian)

111
U - u

ukta n satu suku kata dalam upendrabajra n metrum


satu baris kakawin, terdiri atas
(ukta) dua sampai dengan
empat baris, berpola
unwan n Ar iluminasi atau metrum u – u | – – u | u
gambar yang terletak –u|–u
pada bagian atas (di (upendrabajra)
atas teks) halaman Sumber: Zoetmulder, 1974,
pertama suatu naskah 122
(unwan)
usia naskah n istilah yang
upa panji n hilangnya bunyi digunakan untuk
pepet dalam kata yang menentukan umur
biasanya mengandung naskah dengan cara
bunyi itu, sering mengidentifikasi
terdapat dalam naskah kolofon, cap kertas, dan
Bali, Lombok, Jawa, tulisan
dan Sunda, misalnya (usia naskah)
kata skar untuk sekar
(upa panji) uṣṇiḥ n iluminasi atau gambar
yang terletak pada
bagian atas (di atas teks)
halaman pertama suatu
naskah
(uṣṇiḥ)

112
113
V - v

varian n Filol 1 perubahan velum n bahan naskah yang


tidak mendasar yang biasa ditemukan di
terdapat di dalam teks, Timur Tengah, dari
baik dilakukan oleh kulit biri-biri atau
pengarang atau selain kambing, sejenis
pengarang dalam proses perkamen
reproduksi naskah; 2 (vellum)
cerita atau teks naskah
dengan perbedaan kecil verifikasi n Filol pemeriksaan
pada bacaannya tentang kebenaran
(variant) laporan
-- autoritatif n (verification)
perubahan kecil yang
dilakukan si pengarang vermilion n bahan cap dari lilin
(autoritative variant) berwarna merah tua
-- autoritatif (vermilion)
sekunder n perubahan
kecil yang tidak
dilakukan oleh
pengarang
(autoritative secondary
variant)
-- leksinones n varian Sumber: Titik Pudjiastuti
bacaan yang ditemukan (2015, 129)
pada edisi atau salinan
khusus versi n Filol teks hasil dari
(variant lectiones) sebuah proses
-- praduga n varian penggarapan atau
teks yang seharusnya adaptasi
ditemukan pada naskah (versition)
yang dianggap sebagai -- kedua n naskah
naskah perantara turunan yang berbeda
(presumptive variant) sumber (dalam tradisi
terbuka)
(secondary tradition)
114
versi vorstenlanden
-- kunci n versi verso n bacaan teks di balik
penting yang rekto, pada teks yang
mendekati teks induk; ditulis dengan huruf
versi utama Arab berarti bacaan di
(key version) halaman kiri, sesudah
-- panjang n bentuk bacaan di halaman
cerita yang diuraikan kanan yang lebih dulu
secara panjang lebar dibaca
(long version) (verso)
-- pendek n bentuk
cerita yang diuraikan vorstenlanden n Bld empat
secara singkat kerajaan di Jawa
(short version) Tengah yang terdiri atas
-- utama n lihat versi Kasunanan Surakarta,
kunci Kadipaten
Mangkunegara,
Kasultanan Yogyakarta,
dan Kadipaten
Pakualam
(vorstenlanden)

115
W - w

waitālīya n metrum kakawin, wedana gapura renggan n


terdiri atas dua x dua gambar ornamental
baris, jumlah suku kata pembingkai teks
dibaris genap lebih dengan pola dasar
banyak dari baris ganjil, terdiri atas kolom teks
berpola metrum dengan bingkai dalam,
uu- | uu - | gambar pokok, bingkai
u - u | uu – | u samping dan kaki
uu - | - uu| - u - | uu – |u wedana
u
uu- | (wedana gapura
uu - | u - u | uu – | u renggan)
uu - | - uu| - u - | uu – |u
u

(waitālīya)

wangsalan n Jw kalimat teka


teki
(wangsalan)

wasanapada n Jw tanda bait


terakhir
(wasanapada) Sumber: Saktimulya (2015,
44)

wedana renggan n Jw gambar


ornamental pembingkai
Sumber: van der Molen teks dengan pola dasar
(1993, 111) terdiri atas kolom teks
dengan bingkai dalam,
wawacan n Sd puisi klasik (teks gambar pokok, latar,
berirama) dalam bahasa dan bingkai luar
Sunda (wedana renggan)
(wawacan)

116
wignyan wirid
wira n tokoh pahlawan
dalam cerita
kepahlawanan; wirawan
(hero)

wiracarita n cerita yang


mengisahkan
kepahlawanan,
misalnya Hikayat Hang
Sumber: Saktimulya (2015, Tuah
252)
(wiracarita)
wignyan n tanda untuk bunyi ah
wirangrong n Jw tembang Jawa
dalam sistem tulisan
tengahan berkarakter
Jawa, misalnya Eropa
sedih atau haru, terdiri
ditulis Eropah
atas enam baris dengan
(wignyan)
rima 8i, 8o, 10u, 6i, 7a,
8a
Sumber: Rebanas (2017) (wirangrong)

wikṛti n dua puluh tiga suku wirawan n lihat wira


kata dalam satu baris
(wikṛti) wirid n Ar 1 kutipan-kutipan
Alquran yang
wilapa n Skt keluh kesah atau ditetapkan untuk dibaca;
ratapan dalam bahasa 2 zikir yang diucapkan
Sanskerta sesudah salat; 3
(wilapa) pelajaran (ilmu
keagamaan)
windu n elemen tahun Jawa (wirid)
berupa siklus tahun
Jawa yang terdiri atas
delapan tahun
(windu)

117
wisama wyutkṛti
wisama n metrum jawa kuno wulu n sandangan aksara
yang terdiri atas tiga yang menghasilkan
baris dengan panjang bunyi u
(wulu)
atau jumlah suku kata
setiap baris berbeda-
beda
Sumber: Rebanas,
uu – | u – u | uu – | uuu 2017
| uuu | – u – u | uu uu | wulu dirga n Jw sandangan
uuu | u – u | u u yang menghasilkan
uu – | u – u | uu – | u – u bunyi i bentuknya
|u seperti wulu biasa,
(wisama) ditambah titik di
tengahnya, wulu dirga
wṛhatī n sembilan suku kata biasanya digunakan di
dalam satu baris akhir gatra untuk
(wṛhatī) menandakan ‘selesai’
(wulu dirga)
wuku n salah satu elemen
tahun Jawa, berupa
lingkaran 210 hari,
kombinasi dari minggu
5 hari (pasaran) x
minggu 6 hari (ringkel) Sumber: van der Molen
(1993, 113)
x minggu 7 hari, jumlah
wuku 30 wuku, yaitu
wyutkṛti n dua puluh enam suku
Sintan, Landep, dan
kata dalam satu baris
lain-lain
(wyutkṛti)
(wuku)

118
Y - y

yoga n Filol sistem filsafat


Hindu yang bertujuan
mengheningkan pikiran
dan menguasai diri
untuk mencapai
penyatuan mistik
(yoga)

119
Z - z

ziadah n Ar tambahan bacaan


yang diterapkan pada
teks naskah
berdasarkan perkiraan
penyunting, tambahan
ini biasanya
ditempatkan dalam
tanda <…> atau (...)
(ziadah)

120
DAFTAR REFERENSI

Sumber Cetak

Akimuskhkin, O.F. (1979). The Arts of the Book in Central Asia 14th–16th
Century (B. Gray, Ed.). UNESCO: Serindia Publication.

Baried, S.B., Soeratno, S.C., Sawoe, Sutrisno, S., & Syakir, M. (1994).
Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: Badan Penelitian dan
Publikasi Fakultas (BPPF) Seksi Filologi, Fakultas Sastra
Univetrsitas Gajah Mada.

Baried, S.B., Soeratno, S.C., Sawoe, Sutrisno, S., & Syakir, M. (1996).
Kamus Istilah Filologi. Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Bacaan.

Behrend, T.E. (1995). Serat Jatiswara: Struktur dan Perubahan di dalam


Puisi Jawa 1600–1930. Jakarta: INIS.

Braginsky, V.I. (1998). Yang Indah Berfaedah dan Kamal. Jakarta: INIS.

Brookfield, K. (1993). Writing Discover the Story of Writing. London: The


Biritish Library.

Chambert-Loir, H., Maryam, S., & Salahuddin, R. (2012). Bo’ Sangaji Kai.
Catatan Kerajaan Bima. Jakarta: École française d'Extrême-Orient,
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Churchill, W.A. (1935). Watermarks in Paper: In Holland, France,


England, etc. in the XVII and XVIII Canturies and their
Interconnection. Amsterdam: Menno Hertzberger.

Deran, U.M. (1998). Letters in Gold. Ottoman Calligraphy from The Sakip
Sabanci Collection. Istanbul dan New York: The Metropolitan
Museum of Art.
121
Deroché, F. & Berthier, A. (2006). Islamic Codicology an Intoduction to
the Study of Manuscripts in Arabic Script. London: Al-Furqan
Islamic Heritage Foundation.

Diringer, D. (1982). The Book Begore Printing; Ancient, Medieval, and


Oriental. New York: Dover Publication.

Fathurahman, O. dkk. (2010). Filologi Indonesia. (Cetakan Pertama).


Jakarta: Prenada Media Group.

Gacek, A. (2001). The Arabic Manuscript Tradition: A Glossary of


Technical Terms and Bibliography. Leiden, Boston, dan Koln:
Brill.

-----. (2009). HdO Arabic Manuscripts: A Vademecum for Readers. Leiden


dan Boston: Brill.

Gaur, A. (1979). Writing Materials of the East. London: The British


Library.

Gallop, A.T. (1994). The Legacy of Malay Letter: Warisan Warkah


Melayu. London: The British Library.

Gallop, A.T. & Arps, B. (1991). Golden Letters Writing Tradition of


Indonesia: Surat reas Budaya Tulis di Indonesia. London: The
British Library; Jakarta: Yayasan Lontar.

Hermans, J.M.M. & Huisman, G.C. (1979/1980). De Descriptione


Codicum. Groningen: Vakgroep Mediavistiek Rijksuniversiteit.

Holil, M. (2016). Wawacan Samun: Suntingan teks, Terjemahan Disertasi


Analisis Genre Sastra. (Disertasi, Universitas Indonesia, belum
diterbitkan).

Islam, A.M. (2016). Puisi Perlawanan dari Pesantren: Nazam Tarekat


Karya K.H. Ahmad ar-Rifai Kalisalak. Tanggerang: Transpustaka.
122
Kaeh, A.R., Sham, A.H., & Mohamed, N. (1995). Kamus Filologi.
Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Kartika, S. (2015). Kidung Suryajaya. (Disertasi, Universitas Leiden).

Kumar, A. & McGlynn, J.H. (1996). Illumination: The Writing Tradition of


Indonesia. Jakarta, New York, dan Tokyo: The Lonatr Foundation
& Weatherhill Inc.

Kurniawan, A., Suparta, I M., Setyawati, K., Misliani, L., Hadrawi, M.,
Holil, M., Pudjiastuti, T., & Kozok, U. (2016). Catalogue of
Indonesian Manuscripts (T. Pudjiastuti & T. Hanstein, Eds.).
Jakarta: Museum Nasional Republik Indonesia.

Kozok, U. (2006). Kitab Undang Undang Tanjung Tanah Naskah Melayu


yang Tertua. Jakarta: Yayasan Naskah Nusantara dan Yayasan
Obor Indonesia.

Liaw, Y.F. (2011). Sejarah Kesusatraan Melayu Klasik (R.K. Toha-


Sarumpaet). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Maas, P. 1958. Textual Criticism. Oxford: Clarendon Press.

Molen, van der. (1993). Javaans Schrift. Semaian 8. Leiden: Vakgroep


Talen en Cultutren van Zuidoost-Azië en Oceanië Rijksunivetrsiteit
te Leiden

Mu’jizah. (2009). Iluminasi dalam Surat Melayu abad ke-18 dan ke-19.
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, École française
d'Extrême-Orient, dan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional.

Mu’jizah & Rukmi, M. I. (1998). Penelusuran Penyalinan Naskah-naskah


Riau abad XIX Sebuah Kajian Kodikologi. Depok: Program
Penggalakan Kajian Sumber-Sumber Tertulis Nusantara, Fakultas
Sastra Universitas Indonesia.
123
Mulyadi, S.W.R. (1991). Kodikologi Melayu di Indonesia. Depok: Fakultas
Sastra Universitas Indinesia

Ninie Susanti, Titik Pudjiastuti, & Trigangga (Ed.). (2015). Inscribing


Identity The Development of Indonesian Writing Systems. Jakarta:
Museum Nasional RI dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
RI.

Pigeaud, Th. G. th. (1967). Literature of Java, Catalogue Raisonne of


Javanese Manuscripts in The Library of The University of Leiden
and Other Public Collections in The Netherlands (Jilid I). Leiden:
Martinus Nijhoff.

Prawiroatmojo, S. (1989). Bausastra Jawa–Indonesia Jilid I (Edisi Kedua).


Jakarta: CV Haji Masagung.

Reynold L.D. & Wilson, N.G. (1989). Scribe and Scholars A Guide to the
Transmission of Greek & Latin Literature (Edisi Kedua). Oxford:
Clarendon Press.

Ricklefs, M.C. (1978). Modern Javanese Historical Tradition: A Study of


an Original Kartasura Chronicle and Realted Materials. London:
School of Oriental and African Studies University of London.

Ricklefs, M.C., Voorhoeve, P., & Gallop, A.T. (2014). Indonesian


Manuscripts in Great Britain: A Catalogue of Manuscripts in
Indonesian Languages in British Public Collection (New Edition
with Addenda et Corrigenda). Jakarta: École française d'Extrême-
Orient, Perpustakaan Nasional RI, dan Yayasan ustaka Obor
Indonesia.

Robson, S.O. (1988). Principles of Indonesian Philology. Leiden: KITLV.

-----. (1995). Deśawarnana (Nāgarakrtāgama) by Mpu Prapanca. Leiden:


KITLV Press.

124
Saktimulya, S.R. (2015). Naskah-Naskah Skriptorium Pakualaman Periode
Paku Alam II (1830–1858): Kajian Kodikologi, Filologi, dan
Hermeneutika. (Disertasi, Unversitas Gajahmada, Yogyakarta,
belum diterbitkan).

Saputra, K.H. (1992). Pengantar Sekar Macapat. Depok: Fakultas Sastra


Universitas Indonesia.

Saputra, K.H. (2013). Pengantar Filologi Jawa (Cetakan Kedua). Depok:


Wedatama Widya Sastra.

Suparta, I M. (2016). Teks Putru Kalepasan Merapi–Merbabu: Kajian


Filologis dan Konsep Ekskatologis Jawa Kuno Abad ke-16.
(Disertasi, Universitas Indonesia, Depok, belum diterbitkan).

Sudibyo. (2015). Filologi: Sejarah, Metode, dan Paradigma. Yogyakarta:


Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UGM dan
Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manasa) Cabang Yogyakarta.

Titik Pudjiastuti. (2015). Menyusuri Jejak Kesultanan Banten. Depok:


Wedatama Widya Sastra.

-----. (2007). Perang Dagang Persahabatan: Surat-Surat Sultan Banten.


Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia dan The Toyota
Foundation.

-----. (2006). Naskah dan Studi Naskah: Sebuah Kajian Antologi.


Cimanggis, Bojonggede: Academia.-----. (2014). Katalog Ringkas
Naskah Papua. Depok: Wedatama Widya Sastra.

Tol, R. & Witkam, J.J. (1993). Manuscripta Indonesica Vol. 2. Dalam


Mukhtasar Tawarikh Al-Wusta: A Short Chronicle of the Riau
Region. Leiden: Indonesian Linguistics Development Projects
(ILDEP) dan Legatum Warnerianum Library of Leiden University.

125
-----. (2003/2009). Mukhtaṣar Tawārīkh al–Wusṭa: A short chronicle of the
Riau region. Leiden: The Library of Leiden University.

Zoetmulder, P.J. (1974). Kalangwan Sastra Jawa kuno Selayag Pandang.


Jakarta: Djambatan.

Zuriati. (2014). Dunia Pernaskahan Nusatara. Yogyakarta: Insist Press.

-----. (2013). Azimat Minangkabau: Kritik Teks dan Edisi Kritis. (Disertasi
Universitas Indonesia, Depok).

Sumber Daring

Komunitas-Batak.com. 2013. Diakses pada 6 Agustus 2018 dari


http://www.komunitas-batak.com/kursus-kilat-aksara-batak.html

Rebanas. 2017. Diakses pada 6 Agustus 2018 dari


https://rebanas.com/gambar/images/lengkap-aksara-jawa-pasangan-
contoh-menulis-baca-gambar-huruf-1

126
INDEKS

abdi abdi
abdi dalem abdi dalem
abhikṛti abhikṛti
alphabet abjad
hanacaraka abjad jawa
roman alphabet abjad latin
adaptation adaptasi
masterpiece adikarya
adiluhung adiluhung
addition adisi
aphaeresis afaeresis
affective afektif
sragdharā ākṛti
aksara aksara
Jawi aksara Arab-Melayu
aksara Bali aksara Bali
Buda script aksara Buda
aksara Bugis/Lontara aksara Bugis/Lontara
aksara Jawa aksara Jawa
aksara Jawi aksara Jawi
aksara Karo aksara Karo
aksara Kerinci aksara Kerinci
aksara Lampung aksara Lampung
aksara Mandailing aksara Mandailing
aksara Mbojo aksara Mbojo
aksara Modre aksara Modre
aksara Murda aksara Murda
aksara Pakpak aksara Pakpak
aksara Pegon aksara Pegon
aksara Rekan aksara Rekan
aksara Rencong aksara Rencong
aksara Renjang aksara Renjang
aksara Serang aksara Simalungun
aksara Sunda Kuno aksara Sunda Kuno
127
aksara Swalalita aksara Swalalita
aksara Swara aksara Swara
aksara Toba aksara Toba
aksara Wreastra aksara Wreastra
allegorie alegori
alegori sufi alegori sufi
transliteration alih aksara
translation alih bahasa
alih tempat alih tempat
transcription alih tulisan
alim 1
alim
folding book 2
alim
alliteration aliterasi
amanat amanat
amplification amplifikasi
anaphora anafora
andai-andai andai-andai
Arabic numeral angka Arab
Hindu-Arabic numeral angka Hindu-Arab
anomaly anomaly
anonymus anonym
annotatie anotasi
antiquariant antikuarian
anuṣṭubh anuṣṭubh
anuswara anuswara
aparat kritik aparat kritik
apography apografi
apokope apokope
apocrief apokrif
archaism arkais
archetype arketip
hypothetical archetype arketip hipotetik
asmarandana asmarandana
aṣṭi aṣṭi
atidhṛti atidhṛti
atijagatī atijagatī
atiśakwarī atiśakwarī
128
attoriolog atoriolog
magico-religious rule aturan magis
atyaṣṭi atyaṣṭi
atyuta atyuta
autograph autograph
awig-awig awig-awig
ayat pojok ayat pojok
azimat; amulet; talisman azimat
babad babad
babad Tanah Jawi babad Tanah Jawi
inferior reading bacaan kurang baik
transmitted reading bacaan pendukung
stemma codicum bagan stema
bahasa Aceh bahasa Aceh
Balinese bahasa Bali
bahasa Batak bahasa Batak
Buginese bahasa Bugis
Javanese bahasa Jawa
bahasa Kerinci bahasa Kerinci
bahasa Lampung bahasa Lampung
Madurese bahasa Madura
bahasa Mbojo bahasa Mbojo
bahasa Malay bahasa Melayu
bahasa Minang bahasa Minang
bahasa Sasak bahasa Sasak
bahasa Sunda bahasa Sunda
bait bait
balabak balabak
baliswara baliswara
bamboo bambu
belletrie beletri
bhasa bhasa
bhat bhat
bidal bidal
bifolium bifolium
bilang-bilang bilang-bilang
border bingkai
129
binion binion
bo bo
folding book buku lipat
crux buntuan
cacarakan cacarakan
cahier cahier
cakra cakra
candahsastra candahsastra
candrasengkala candrasengkala
cantrik cantrik
seal cap
watermark cap air
watermark cap kertas
countermark cap kertas tandingan
cap sikureueng cap sikureng
carik carik
catchword catchword
cecak cecak
cerek cerek
story cerita
cerita asal-usul cerita asal-usul
frame story cerita berbingkai
cerita berinduk cerita berinduk
cerita binatang cerita binatang
didactic tale cerita didaktik
etimological tale cerita etimologi
fantastic story cerita fantastic
formula tale cerita formula
cerita jenaka cerita jenaka
clock story cerita kisaran
trickster tale cerita muslihat
folktale cerita rakyat
chronicle cerita sejarah
endless tale cerita tanpa akhir
chanda chanda
chandaḥśastra chandaḥśastra
particularites des manuscripts ciri khas naskah
130
Cod. Or Cod. Or
ḍaṇḍaka ḍaṇḍaka
dhandhanggula dandanggula
dangding dangding
dasanama dasanama
daun koba-koba daun koba-koba
dawah dawat
description deskripsi
manuscript description deskripsi naskah
dhrti dhrti
mystical diagram diagram mistik
diacritic diakritik
digitalization digitalisasi
dissonance disonansi
dittografie ditografi
divinasio divinasio
dluwang dluwang
document dokumen
fairy-tale dongeng
ductus duktus
durma durma
edition edisi
diplomatical edition edisi diplomatis
facsimile edition edisi faksimile
edisi gabungan edisi gabungan
critical edition edisi kritis
minor edition edisi minor
archaic spelling ejaan kuno
examination eksaminasi
exegesis eksegesis
exordium eksordium
exorticism eksortisisme
explicative eksplikatif
expression ekspresi
extrinsic ekstrinsik
elimination eliminasi
elips elips
131
elision elisi
elong meter elong meter
embat-embatan embat-embatan
emendation emendasi
conjecture emendation emendasi perkiraan
enjambemen enjambemen
epenthesis epentesis
epigraphy epigrafi
epigram epigram
epistolography epistolografi
epistrophe epistrop
epos epos
eschatology eskatologi
exthetic estetika
euphony eufoni
fable fabel
filigrane filigran
philolog filolog
philology filologi
printing philology filologi cetak
classical phylology filologi klasik
modern philology filologi modern
flap flap
focus suspectus fokus suspektus
fol fol
foliation foliasi
folio folio
textual formulae formula teks
fragment fragmen
gambuh gambuh
gancaran gancaran
chain line garis bayang tebal
laid line garis bayang tipis halus
blind line garis buta
guide line garis panduan
liniering garis teks
gatherings gatherings
132
gāyatri gāyatri
gazal gazal
geguritan geguritan
gelumpai gelumpai
genre genre
girisa girisa
gita gita
gloss glos
graphology grafologi
gubahan gubahan
roll; scroll gulungan
rotulus gulungan horizontal
vellum gulungan vertical
charm guna-guna
gurindam gurindam
guru gatra guru gatra
guru wilangan guru wilangan
hagiography hagiografi
page halaman
single sheet halaman utuh
hapax hapaks
haplography haplografi
hariyang hariyang
hasyiyah hasyiyah
pudhak helai bunga pandan
heuristics heuristik
rerenggan hiasan naskah
frontispiece hiasan sampul
hiatus hiatus
hikayat hikayat
hyparchetype hiparketip
hypogram hipogram
hypotheses hipotesis
chirography hirografi
traditional historiography historiografi tradisional
hiwang hiwang
holograph holograf
133
homograph homograf
hs hs
hss hss
huruf buri wolio huruf buri wolio
huruf Jawoe huruf Jawoe (huruf Arab-
Aceh)
huruf jejawan huruf jejawan (Lombok)
nagari script huruf nagari
huruppa hurupa
i la galigo i la galigo
ilmu hikmah ilmu hikmah
ilmu naskah ilmu naskah
illumination iluminasi
illustration ilustrasi
imitation imitasi
in praesentia in presensia
incung incung
indrabraja indrabraja
ingkang ayasa ingkang ayasa
insipit insipit
inscription inskripsi
intaglio intaglio
intentionality intensionalitas
interpolation interpolasi
interpolator interpolator
figurative interpretation interpretasi figuratif
intertextuality intertekstualitas
intrinsic intrinsik
inventaritation inventarisasi
inversion inversi
IOL IOL
iotacism iotasisme
rhythm irama
istiarat istiarat
jagaddhita jagadita
upajati; vamśastha jagatī
rhythmic spells jampi berirama
134
jangan-jangan jangan-jangan
jataka jataka
Javano-Balinese Jawa-Bali
binding jilidan
amulet 1
jimat
talisman 2
jimat
jotting joting
juru juru
juru baca juru baca
juru gambar juru gambar
juru pantun juru pantun
juru tulis juru tulis
jurudemung jurudemung
juz’ juz
k’40 k’40
k’un lun k’un lun
kaba kaba
kaganga kaganga
cloth kain
caesure kaisasura
kakawin kakawin
cacophony kakofoni
cacography kakografi
calamus kalam
kalamoi kalamoi
Qamariyyah kalender bulan
lunar months kalender Jawa
Syamsiyyah kalender matahari
calligrapher kaligrafer
calligraphy kaligrafi
ukara catur kalimat catur
kandha kandha
canon kanon
kanto kanto
kanun kanun
karas karas
karmina karmina
135
belles-lettres karya seni
custose; custode; catchword kata alihan
catalogue katalog
catechismus katekhismus
katern katern
katihan katihan
kawi kawi
kawi miring kawi miring
kawya kawya
homeostatic tendency kecenderungan homeostatik
frequency error kekerapan kesalahan
primary orality kelisanan primer
secondary orality kelisanan sekunder
replica kembaran
sankha keong; siput
kepala surat kepala surat
keramat keramat
kertas Eropa kertas Eropa
rice paper kertas merang
wove paper kertas acuan tenun
marbled paper kertas marmer
physical damage kerusakan fisik
error kesalahan
error conjunctivity kesalahan berkait
kesalahan berulang kesalahan berulang
orthographic error kesalahan ejaan
separative error kesalahan independen
cacography error kesalahan kakografi
kesalahan khusus kesalahan khusus
conjunctive error kesalahan konjungtif
paleographical error kesalahan paleografi
conjunctive error kesalahan penyalinan
kesumba kesumba
interne evidentie keterangan dalam
externe evidentie keterangan luar
khatt khat
khatt naskhi khat naskhi
136
khatt riq'ah khat riq'ah
khatt tsuluts khat tsuluts
khatimah khatimah
khulasah khulasah
kiasan kiasan
kidung kidung
kim kim
kindun kindun
kisa al anbiya kisa al anbiya
kit'ah kit'ah
kitab kuning kitab kuning
kitab tembaga kitab tembaga
kitab terasul kitab terasul
kitab tib kitab tib
cliché klise
koba-koba koba-koba
koda koda
codex kodeks
codex descriptus kodeks deskriptus
codex optimus kodeks optimus
codex rescriptus kodeks reskriptus
codicolog kodikolog
codicology kodikologi
collation kolasi
collator kolator
colophon kolofon
columns kolom
gloss komentar
interlinear gloss komentar antarbaris
compilation kompilasi
conjecture konjektur
conjuration konjurasi
contamination kontaminasi
horizontal contaminaiton kontaminasi horizontal
vertical contamination kontaminasi vertikal
context konteks
convertion konversi
137
copies kopi
correction koreksi
corpus korpus
corrupt korup
corruption korupsi
chrysography krisografi
higher criticism kritik mendalam
lower criticism kritik takmendalam
textual criticism kritik teks
chronology kronologi
kropak kropak
kṛti; sārḍūlavikrīḍita kṛti
quarto kuarto
kuatrein kuatrein
kufi kufi
quinion kuinion
quinternio kuinternio
Halim tree bark kulit pohon alim (halim)
couplet kuplet
kurrasah kuras
kutika kutika
lage
laklak laklak
lakon carangan lakon carangan
lacunae lakuna
lambang lambang
lampak lampak
legger landasan
line larik
larik sudahan larik sudahan
larik tambahan larik tambahan
legende legenda Pa
local legend legenda lokal
heroic legend legenda wira
leitfehler leitfaler
leitmotive leitmotif
lempir lempir
138
likur likur
lingua franca lingua franca
litography litografi
lontar lontar
lontar marti lontar marti
lontara lontara
lontara bilang lontara bilang
Leiden Orientalis L Or
mabasan mabasan
macaan macaan
macapat macapat
madah madah
madhyama madhyama
Mahabarata Mahabarata
mahkhtutat makhtutat
malat malat
mandala mandala
manggala manggala
mangsa mangsa
mangsa dhēsta mangsa dhesta
mangsa kalima mangsa kalima
mangsa kanem mangsa kanem
mangsa kapat mangsa kapat
mangsa kapitu mangsa kapitu
mangsa karo mangsa karo
mangsa kasa mangsa kasa
mangsa kasanga mangsa kasanga
mangsa kasepuluh mangsa kasepuluh
mangsa katiga mangsa katiga
mangsa kawolu mangsa kawolu
mangsa sadha mangsa sadha
manto manto
mantra mantra
superhuman manusia super
manuscript manuskrip
margin margin
marginalia marginalia
139
maskumambang maskumambang
masnavi masnawi
matn matan
megatruh megatruh
Malay Melayu
metaphor metafora
methatesis metatesis
electic method metode gabungan
metode landasan metode landasan
stemma method metode stema
metri causa metri kausa
metre metrum
mijil mijil
microfilm mikrofilm
microfis mikrofis
domingo minggu
mithology mitologi
myth mitos
creation myth mitos penciptaan
model dinamis model dinamis
model statis model statis
mohor mohor
monogenesis monogenesis
monograph monograf
monoschematic monoskematis
motif motif
muhaqqiq muhakik
mujarobat mujarobat
mukhtasar mukhtasar
murni murni
Ms Ms
Mss Mss
musannif musannif
mushaf mushaf
mutrani mutrani
Nāgaṛakrtâgama Nāgaṛakrtâgama
nahu Melayu nahu Melayu
140
nashah naskah
naskah Aceh naskah Aceh
naskah Ambon naskah Ambon
intermediate manuscript; naskah antara
eliminatio codicum descriptorium
naskah Bali naskah Bali
naskah Banjar naskah Banjar
naskah Banten naskah Banten
naskah Betawi naskah Betawi
naskah Bima naskah Bima
naskah Bugis-Makassar naskah Bugis-Makassar
naskah Buton naskah Buton
naskah Cirebon naskah Cirebon
naskah Gorontalo naskah Gorontalo
manuscript volume; naskah gulungan
esp of ancient texts
rotulus naskah gulungan horizontal
volumen naskah gulungan vertikal
hypothetical common ancestor naskah hipotetik
naskah Jawa naskah Jawa
naskah Kerinci naskah Kerinci
naskah Lampung naskah Lampung
naskah Madura naskah Madura
naskah Melayu naskah Melayu
codices deteriores naskah meragukan
naskah Merapi-Merbabu naskah Merapi-Merbabu
naskah Minang naskah Minang
codex optimum naskah optimum
naskah Palembang naskah Palembang
naskah Papua naskah Papua
naskah Rejang naskah Rejang
witness naskah saksi
naskah Sasak naskah Sasak
naskah Sunda naskah Sunda
animal horn naskah tanduk
naskah Ternate naskah Ternate
codex unicus naskah tunggal
141
natah natah
nazam nazam
NBG NBG
nipah nipah
nonion nonion
citation nukilan
hymn nyanyian pujian
Ode Ode
octavo oktavo
octonion oktonion
omission omisi
ommtioni omisioni
autograph otograf
ortography otografi
padangon padangon
padmasana padmasana
paga paga
pakem pakem
palambang palambang
paleograph paleograf
paleography paleografi
palimsests palimses
panegyries panegiris
pangaksama pangaksama
pangkon pangkon
pangkti pangkti
pangkur pangkur
pengosekan pengosekan
pangot pangot
Panji Panji
pantun pantun
pantun berangkai pantun berangkai
pantun berantai pantun berantai
pantun berkait pantun berkait
pantun kilat pantun kilat
paparikan paparikan
papyrus papirus
142
parab parab
Pararaton Pararaton
ringkel; paringkelan paringkelan
parya parwa
pasangan pasangan
pasaran pasaran
paten paten
pedanda pedanda
pedhotan pedhotan
pegon gundhil pegon gundul
pelipur lara pelipur lara
pelo pileg pelo pileg
cancellation pembatalan
pemrakarsa pemrakarsa
reed pen pena
pena sayap burung pena sayap burung
calendar penanggalan1
penanggalan penanggalan2
penangkep penangkep
textualized penaskahan
trivialization pendangkalan
constitution penentuan
constituo textus penentuan teks
gilding pengemasan
deletion penghapusan
deletion by scribe penghapusan penyalin
pengkal pengkal
penguthik pengutik
penomoran ganda penomoran ganda
pagination penomoran halaman
terminus ad quem penulisan akhir
terminus ad quo penulisan awal
termaktub penutup surat raja Melayu
scribe penyalin
a one-to-one correspondence penyalinan 1:1
information storage penyimpanan informasi
pepadan pepadan
143
pepali pepali
pepaosan pepaosan
pepesan pepesan
pepet pepet
perisai perisai
parchment perkamen
perwukuan perkwukuan
pesantren pesantren
pasisir pesisir
pictoideography piktoideografi
pangolet pisau kecil
lontaran pangoriseng pisau penoreh
piwulang piwulang
plano plano
polysem polisemi
portfolio portofolio
prakṛti prakṛti
pralapita pralapita
prasasti prasasti
praṭiṣṭha praṭiṣṭha
primbon primbon
primus interpares primus interpares
prosa (pa) prosa (pa)
pṛthwītala pṛthwītala
pucung pucung
pudhak; ketaka; cindaga pudhak; ketaka; cindaga
pugaran pugaran
bujangga pujangga
pupuh pupuh
purana purana
purwakanthi purwakanti
purwokanti purwokanti
pustaha pustaha
putran putran
putru putru
qoulul al haq qoulul al hak
quaternio quaternio
144
quill quil
quire quire
rajah rajah
ramayana ramayana
rasuur rasura
reklaman reklaman
reconstruction rekonstruksi
text reconstruction rekonstruksi teks
recto rekto
renovation renovasi
rerenggan rerenggan
historicla absorption resapan historis
recencio resensi
restoration restorasi
rhyme rima
end rhyme rima akhir
enclose rhyme rima berpeluk
rima bersilang rima bersilang
rima kembar rima kembar
rima penuh rima penuh
rima rangka rima rangka
rima rangkai rima rangkai
rima sempurna rima sempurna
rima terbuka rima terbuka
rima tertutup rima tertutup
ruq'ah; riq'ah riqa
risalah risalah
romance roman
rattan rotan
rubai rubai
rubricatie rubrikasi
cross reference rujuk silang
rumi rumi
ruwat ruwat
sadak sadak
sage saga
sajak sajak
145
sakāla sakala
sakāla diyyang sakala diyyang
sakāla keti sakala keti
sakāla koci sakala koci
witness saksi
codices unici saksi utama
śakwarī; vasantatilaka śakwarī
salasila Bugis salasila Bugis
sampiran sampiran
cover sampul
finispiece sampul belakang
fore edge sampul dalam
sanad sanad
sanat sanat
sandangan sandangan
sandiasma sandiasma
ṭriṣṭubh; jagaddhita sangskṛti
saniścara saniscara
santri santri
santri lelana santri lelana
sarga sarga
sarlauh sarlauh
sasmitaning tembang sasmitaning tembang
śāstra sastra
belles-lettres sastra indah
palace literature sastra istana
sastra keagamaan sastra keagamaan
sastra kitab sastra kitab
historical literature sastra sejarah
sastra sufi sastra sufi
sastra tasawuf sastra tasawuf
sastra undang-undang sastra undang-undang
syatar satar
saut du mêmê au mêmê saut du meme au meme
scriptio continua scriptio continua
Malay annals sejarah Melayu
algemeene secretarie sekretariat umum
146
selapan selapan
selectio seleksi
sengkalan sengkalan
senion senion
sêntana sentana
sêrat serat
serat menak serat menak
shamsa shamsa
cyclus siklus
indicative error silap pandu
ablebsie silap visual
salasilah silsilah
simbol simbol
singir singir
singiran singiran
singkatan kalimat suci singkatan kalimat suci
sinlirik sinlirik
sinlirik bositimurung sinlirik bositimurung
sinlirik pakesok-kesok sinlirik pakesok-kesok
sinom sinom
interpolation sisipan
conjugate folia sisipan lembar halaman
ouvert system sisipan terbuka
fermee system sisipan tertutup
siwalan siwalan
scholia skolia
scriptorium skriptorium
śloka sloka
sragdara sragdara
stanza stanza
stemma stema
hypothetical stemma stema hipotesis
white noise suara putih
sui genesis sui genesis
suluk suluk
sungging sungging
text edition sutingan teks
147
superscription superskrip
ṣupraṭiṣṭha ṣupraṭiṣṭha
surat Batak surat Batak
surat emas surat emas
suryasengkala suryasengkala
Sutasoma Sutasoma
syair 1
syair
syi'ir 2
syair
syair agama syair agama
syair kiasan syair kiasan
syair romantis syair romantis
syair sejarah syair sejarah
syarh syarah
syariat syariat
ta'lik ta'lik
tablet tablet
tabula genealogica tabula genealogi
tafsir tafsir
interpretation tafsiran
critical interpretation tafsiran kritis
tahqiq tahkik
tahqiq tahqiq
tahun Be tahun Be
solar year tahun bulan
tahun Dal tahun Dal
Anno Hijriah tahun Hijriah
Anno Jawa tahun Jawa
tahun Je tahun Je
Anno Domini tahun Masehi
lunar year tahun matahari
Anno Çaka tahun Saka
tahun Wawu tahun Wawu
takepan takepan
talibun talibun
taling taling
taling tarung taling tarung
taman bacaan taman bacaan
148
marginal addition tambahan pinggir
tambo tambo
tamsil 1
tamsil
tamsil 2
tamsil
claybrick tanah liat
pada puncak tanda akhir bait
purwapada tanda bait awal
guide marks tanda pandu
tantri tantri
ta'rikh tarikh
tasawuf tasawuf
tasybih tasbih
tasydid tasydid
tatamba tatamba
tauhid tauhid
tawa tawa
teka teki (pi) teka teki (pi)
text teks
teks jenggotan teks jenggotan
magical text teks magi
mukadimah teks pembuka
teks profan teks profan
lament teks ratapan
ritual text teks ritual
teks sakral teks sakral
textology tektologi
textus receptus tektus reseptus
tembang tembang
versmaat tembang
tembang cilik tembang cilik
tembang gedhe tembang gede
tembang tengahan tembang tengahan
watermark tera air
interlinear translation terjemahan antarbaris
ternio ternio
ternion ternion
teromba teromba
149
tetimbai tetimbai
pricking titik buta
cardinal point titik kardinal
toloq tolok
tradition tradisi
direct tradition tradisi langsung
indirect tradition tradisi taklangsung
opened tradition tradisi terbuka
closed tradition tradisi tertutup
transkripsi transkripsi
transliterasi transliterasi
transmission transmisi
transmission transmisi
horizontal transmission transmisi horizontal
horizontal transmission transmisi horizontal
vertical transmission transmisi vertikal
transposition transposisi
ṭriṣṭubh ṭriṣṭubh
dislocation tukar tempat
tulad tulad
tulang tulang
tulilamo tulilamo
scriptio tulisan
tulisan Arab-Melayu tulisan Arab-Melayu
tulisan Basaja tulisan Basaja
tulisan gunung tulisan gunung
calligraphy tulisan indah
quadratic script tulisan kuadratik
maghribi tulisan magribi
naskhi tulisan naskhi
nastaliq tulisan nastalik
epitaph tulisan nisan
palawa tulisan palawa
riqa script tulisan riqa
ta'liq script tulisan ta'liq
tamil tulisan tamil
ulu tulisan ulu
150
turi-turian turi-turian
descendant turunan
progemiture turunan
turunan turunan
ukta ukta
unwan unwan
upa panji upa panji
upendrabraja upendrabraja
usia naskah usia naskah
uṣṇiḥ uṣṇiḥ
variant varian
autoritative variant varian autoritatif
autoritative secondary variant varian autoritatif sekunder
variant lectiones varian leksiones
presumptive variant varian praduga
vellum velum
verification verifikasi
vermilion vermilion
versition versi
secondary tradition versi kedua
key version versi kunci
long version versi panjang
short version versi pendek
versi utama versi utama
verso verso
vorstenlanden vorstenlanden
waitālīya waitālīya
wangsalan wangsalan
wasanapada wasanapada
wawacan wawacan
wedana gapura renggan wedana gapura renggan
wedana renggan wedana renggan
wignyan wignyan
wikṛti wikṛti
wilapa wilapa
windu windu
hero wira
151
wiracarita wiracarita
wirangrong wirangrong
wirawan wirawan
wirid wirid
wisama wisama
wṛhatī wṛhatī
wuku wuku
wulu wulu
wulu dirga wulu dirga
wyutkṛti wyutkṛti
yoga yoga
ziadah ziadah

152

Anda mungkin juga menyukai