Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
KATA SERAPAN DALAM BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU : HJ. Shofwatal Qolbiyyah, S.PD., M.PD.

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2 :

AHMAD IRSYAD FADZLY (222373201053)


JIHAN ARI SANTI (222373201072)
MITA NUR FADHILAH (222373201066)
RANI DWI APRILIA (222373201064)
RISKA NUR INDAHYANI (222373201078)
WINI AYU SARASWATI (222373201054)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DARUL ’ULUM
TAHUN PELAJARAN 2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “KATA SERAPAN
DALAM BAHASA INDONESIA” ini tepat pada waktunya
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang kata serapan dalam Bahasa indonesia bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Terlebih dahulu, Kami mengucapkan terima kasih kepada kepada Ibu HJ. Shofwatal
Qolbiyyah, S.PD., M.PD. selaku Dosen Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak,
guna perbaikan pada masa yang akan datang. Harapan kami, semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Jombang, 26 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun
tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-
nilai sosail. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, yang di dalamnya selalu
ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak dapat ditinggalkan. Bahasa selalu mengikuti
kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun anggota
bangsa. Karena kondisi dan pentingnya bahasa itulah, maka selalu berkembang seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan masyarakat pemakai bahasa.
Setiap pemakaian bahasa cenderung memiliki kesepakatan masing-masing untuk
melambangkan konsep yang dialaminya. Misalnya apabila masyarakat pemakai bahasa
Indonesia melambangkan konsep ‘tanah yang menjulang tinggi’ itu dengan ‘gunung’,
maka pemakai bahasa Inggris melambangkan dengan kata mointain dan pemakai bahasa
Arab dengan jaba. Demikian pula dengan konsep ‘merpati’ yang berubah menjadi dove
dalam bahasa Inggris dan japati dalam bahasa Sunda. Manusia mengumpulkan lambang-
lambang tersebut sebagai suatu perbendaharaan kata. Entah berapa kata yang dimiliki
bahasa Indonesia, Inggris, Arab, atau yang lainnya.
Pemekaran kosa kata bahasa Indonesia yang ditimbulkan pemakaian bahasa asing
merupakan akibat dari kontak budaya dan kebahasaan. Pertumbuhan dan perkembangan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, anatara lain: adanya kontak budaya
antarbahasa, antaradaerah, antarsuku maupun pengaruh agama, teknologi, politik, dan
sebagainya. Bahasa Indonesia pada masa pertumbuhan dan perkembangannya menerima
pengaruh dari bahasa daerah dan bahasa asing. Dalam hal kosa kata bahasa Indonesia
dipengaruhi bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Belanda, Bahasa Arab, dan
bahasa Sansekerta. Selain bahasa asing juga dipengaruhi oleh bahasa daerah seperti
bahasa Jawa, Melayu, Minang, Sunda dan sebagainya. Sehingga untuk mengetahui benar
dan tidaknya penyerapan kosa kata bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia, diperlukan
kajian secara empirik yang lebih dalam.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa

Bahasa adalah gejala manusiawi umum. Tidak ada manusia tanpa bahasa dan
tidak ada Bahasa tanpa manusia. Di mana pun manusia hidup, mereka menuturkan
suatu Bahasa.

Bahasa merupakan alat komunikasi pertama. Komunikasi yang dilakukan dengan


Bahasa lisan maupun tulisan, sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan dan
perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan dipengaruhi oleh proses interaksi
antar budaya dan salah satunya adalah melalui Bahasa. Interaksi antar Bahasa
mengakibatkan saling memengaruhi, dan Bahasa yang kosakatanya lebih banyak
mempunyai pengaruh yang lebih besar. seperti halnya Bahasa Arab, Inggris, Spanyol
dan Belanda memengaruhi Bahasa Nusantara (Melayu, Sunda, Jawa, Makasar,
Sulawesi, dll.) Bahasa asing ini memberikan kekayaan kosa kata dan makna bagi
penutur bahasa di Nusantara. Bahkan pengaruh Bahasa asing terhadap Bahasa
Indonesia sudah terjadi sebelum Bahasa Indonesia dinyatakan resmi sebagai Bahasa
nasional.

Pengambilan kata dari satu Bahasa oleh Bahasa lain merupakan gejala yang biasa,
baik pada masa lalu maupun pada masa kini. Jepang sebagai negara maju memiliki
Bahasa yang kata-katanya menyerap dari Bahasa Cina dan Bahasa Inggris, Bahasa
internasional yang sering dianggap memiliki perbendaharaan kata yang banyak
menyerap Bahasa prancis, sedangkan Bahasa prancis menyerap kata-kata dari latin.

Bahasa melayu sebagai dasar Bahasa Indonesia banyak sekali terpengaruh oleh
Bahasa asing seperti Bahasa belanda, portugis, Arab dan Bahasa lainnya. Pengaruh
tersebut terjadi karena adanya kontak kebudayaan, perdagangan dan penyebaran
agama. Di Indonesia, penyebaran agama menjadi salah satu factor penentu bagi
tersebarnya Bahasa asing, terutama Bahasa serapan Arab.
B. Pengertian Kata Serapan

Kata serapan adalah salah satu factor yang sangat aktif dalam menentukan
perkembangan Bahasa. Penyerapan terjadi akibat adanya kontak antar satu Bahasa
dengan Bahasa lain, baik yang sekerabat maupun yang tidak sekerabat. Kontak
dengan Bahasa-bahasa lain menimbulkan saling adanya pengaruh dalam Bahasa
mereka dang pengaruh yang paling sederhana berupa pinjaman kata-kata karena
aperkembangan antar Bahasa yang saling memengaruhi pastilah berbeda. Oleh karena
itu kata-kata serapan pasti ada pada setiap Bahasa di dunia. Sebagaimana di
Indonesia, selain ada Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia ada juga Bahasa
daerah.

Penyerapan dari satu Bahasa ke Bahasa lain dapat terjadi secara leksikal. Pada
proses penyerapan unsur Bahasa secara leksikal akan terbawa juga proses penyerapan
bunyi. Penyerapan leksikal dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu penyerapan dialek,
penyerapan mesra, penyerapan kultural.

1. Penyerapan dialek adalah penyerapan yang diambil dari salah satu dialek
dalam Bahasa Indonesia. Dianggap penyerapan dialek karena merupakan salah
satu dialek Bahasa Indonesia yang diambil dari bagasa jakarata(Betawai).
2. Penyerapan mesra adalah penyerapan dari Bahasa lain yang terdapat dalam
daerah kebahasaan Indonesia, seperti kata ganteng, leluhur, dan prihatin yang
berasal dari Bahasa jawa.
3. Penyerapan kultural adalah Bahasa yang diambil dari Bahasa yang tidak ada
dalam daerah kebahasaan Indonesia, seperti kata fakir, jahiliah, dan kiamat
yang diserap dari Bahasa arab.
Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa melayu, dalam perkembangannya
telah banyak menyerap kata-kata dari Bahasa serumpun ataupun Bahasa aing. Salah
satu Bahasa asing yang telah banyak memengaruhi perkembangan Bahasa Indonesia
adalah Bahasa arab. Kehadiran Bahasa arb dalam Bahasa Indonesia dimulai sejak
berkembangnya agama islam di Indonesia yang dibawa oleh orang-orang Persia,
india, dan Arab.
C. Bahasa Sumber Penyerapan Bahasa Indonesia

Suatu bangsa yang telah kontak dengan bangsa lain sejak permulaan sejarahnya
sangat sulit menghindarkan percampuran bahasanya. Bahasa yang dianggap sebagai
bahasa paling asli pun tidak menutup kemungkinan merupakan hasil percampuran
antara dua bahasa atau lebih. Bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa Indonesia
telah menyerap unsur-unsur bahasa asing sebelum diresmikannya sebagai bahasa
negara. Bahasa sumber penyerapan bahasa Indonesia adalah bahasa Sanskerta, bahasa
Arab, bahasa Belanda, bahasa Inggris, bahasa Cina, bahasa Parsi, bahasa Tamil,
bahasa Hindi, dan bahasa Portugis.

Kapan penyerapan kata-kata itu terjadi sangat sulit ditentukan secara pasti. Hal ini
terjadi karena pengambilan kata-kata dari suatu bahasa awalnya secara lisan. Kata-
kata atau unsur dari bahasa lain baru ditulis setelah lama digunakan dalam bahasa
lisan atau untuk keperluan komunikasi lisan. Dengan demikian, prasasti berbahasa
Melayu yang tedapat bahasa lain tentunya kata-kata tersebut sudah lama dipakai atau
masuk dalam bahasa Melayu.

1. Bahasa Sanskerta

Bahasa Sanskerta adalah bahasa tertua sebagai bahasa sumber penyerapan


bahasa Melayu (bahasa Indonesia). Hal ini terbukti pada akhir abad ke-7 (684 M)
ditemukan prasasti Talang Tuo (dekat Palembang) yang menggunakan beberapa
kata bahasa Sanskerta. Bahasa ini diserap oleh bahasa Melayu ketika bangsa
Melayu kontak dengan orang Hindu karena bahasa Sanskerta menjadi sarana
penyebaran agama Hindu dan Budha. Agama Hindu tersebar luas di Pulau Jawa
pada abad ke-7 dan ke-8, sedangkan agama Budha tersebar pada abad ke-8 dan
ke-9. Menurut Poerbatjaraka bahwa bahasa Sanskerta pada awalnya memengaruhi
bahasa Jawa ketika orang Jawa mempelajari bahasa Hindu. Dari proses ini lahirlah
bahasa Jawa yang bercampur bahasa Sanskerta. Bahasa ini kemudian digunakan
oleh para Rakawi (pengarang/penyair) untuk mengubah karya-karya sastra. Oleh
karena itu, bahasa ini disebut bahasa Kawi.

Bahasa Sanskerta adalah bahasa literer atau bahasa sastra/buku. Jadi bahasa
Saskerta bukan bahasa sehari-hari yang digunakan sebagai alat komunikasi
masyarakat. Bahasa ini digunakan dalam Kitab Weda dan sastra-agama

2. Bahasa Arab

Bahasa Arab sebagai bahasa sumber kedua setelah bahasa Sanskerta dibawa
ke Indonesia mulai abad ketujuh oleh saudagar dari Persia, India, dan Arab yang
juga menjadi penyebar agama Islam. Sejak abad ke-12 bahasa Arab mulai
memengaruhi bahasa Melayu terutama sejak banyak raja yang mememeluk agama
Islam. Bukti tertulis adanya unsur-unsur bahasa Arab yang masuk ke dalam
bahasa Melayu adalah dengan ditemukan syair yang berbahasa Arab, bahasa
Sanskerta, dan bahasa Melayu (bahasa Indonesia) di batu nisan di Minye Tujoh,
Aceh pada tahun 781 H (1380 M).

Setelah agama Islam masuk ke Indonesia, banyak cerita Melayu di salin


dengan huruf Arab. Pada saat itu karya sastra umumnya ditulis dengan huruf Arab
dan menggunakan bahasa Melayu. Keadaan seperti ini memudahkan masuknya
unsur bahasa Arab ke bahasa Melayu. Di samping itu, ukuran sebuah karya sastra
dianggap bermutu atau tidak adalah adanya bahasa Arab dalam karyanya. makin
banyak unsur-unsur bahasa Arab ada dalam karyanya, makin bermutu karyanya.

3. Bahasa-bahasa Eropa.

Bahasa sumber yang ketiga adalah bahasa Portugis yang merupakan bahasa
Eropa yang pertama sebagai bahasa sumber. Setelah itu bahasa Belanda dan
bahasa Inggris. Bahasa Portugis mulai dikenal oleh masyarakat penutur bahasa
Melayu sejak tahun 1511 ketika bangsa Portugis menduduki Malaka. Pada abad
ke-17 bahasa Portugis menjadi bahasa perhubungan antaretnis di samping bahasa
Melayu. Berbarengan dengan kolonisasi, orang-orang Portugis juga datang
membawa sejumlah agamawan yang mula-mula dimaksudkan untuk memberikan
pelayanan rohani kepada mereka. Di kemudian hari para agamawan itupun mulai
menyebarkan Injil di kalangan penduduk setempat, sehingga terjadilah interaksi
yang lebih erat antara budaya Portugis dengan budaya lokal.

Bangsa Belanda mulai mendatangai kepulauan Nusantara pada awal abad


ke17. Secara bertahap Belanda dapat menduduki banyak daerah di Nusantara.
Walaupun demikian, bahasa Belanda tidak sepenuhnya dapat menggeser
kedudukan bahasa Portugis karena bahasa Belanda lebih sulit dipelajari dan
orang-orang Belanda tidak suka membuka diri bagi orangorang yang ingin
mempelajari kebudayaan dan bahasa Belanda. Belanda adalah sumber utama
untuk menimba ilmu bagi kaum pergerakan. Oleh karena itu, komunikasi gagasan
kenegaraan pada saat negeri ini didirikan banyak mengacu pada bahasa Belanda.
Unsur-unsur bahasa Belanda yang paling banyak diserap adalah yang berkaitan
dengan administrasi dan pemerintahan.
4. Bahasa Lainnya
Beberapa tahun sebelum merdeka, Indonesia selama kurang lebih tiga
setengah tahun dijajah oleh Jepang. Penjajahan ini tidak meninggalkan warisan
yang dapat bertahan melewati beberapa generasi. Jangka waktu kontak dengan
bahasa Indonesia sangat singkat sehingga kontak bahasa ini hampir tidak ada.
Contoh kata dari bahasa Jepang adalah sandiwara yang menggantikan kata toneel
dari bahasa Belanda. Kata-kata serapan dari bahasa Jepang yang sekarang ini
umumnya bukan hasil kontak bahasa pada masa pendudukan, tetapi berkat imbas
kekuatan ekonomi dan teknologi Jepang.

Kontak dengan Cina sudah terjadi sejak abad ketujuh ketika para saudagar
Cina berdagang Ke Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan
Maluku Utara. Cina juga membuka hubungan diplomatik dengan Sriwijaya untuk
mengamankan usaha perdagangan dan pelayarannya. Pada tahun 992 musafir Cina
berkunjung ke Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur. Sejak abad ke-11 ratusan ribu
perantau Cina meninggalkan tanah leluhurnya dan menetap di Nusantara.12 Cina
telah menelusuri beberapa wilayah nusantara sehingga kontak dengan bahasa Cina
pun tidak dapat dihindari lagi. Kata-kata yang diserap dari bahasa Cina adalah
kata-kata yang cenderung berkaitan dengan makanan dan urusan dapur.

D. Jenis-Jenis Unsur Serapan

Berdasarkan jenisnya unsur serapan dibagi menjadi dua, yakni:

1. Serapan langsung Serapan langsung pada umumnya terdiri dari sejumlah kata
yang persis sama dengan bentuk asalnya, atau dengan beberapa perubahan
kecil sesuai dengan kondisi bahasa penerima.
2. Serapan tidak langsung Serapan tidak langsung diantarkan oleh unsur
kebudayaan bangsa yang mengadakan kontak itu. Unsur kebudayaan bangsa
yang lebih maju akan diserap oleh bangsa lainnya. Penyerapan ini akan
memperkaya perbendaharaan bahasa bangsa penerima. Penyerapan suatu
bahasa oleh bahasa lain dapat melalui aktivitas pengajaran bahasa. Orang
Indonesia yang mempelajari bahasa Inggris akan menjadi seorang yang
bilingual atau dwibahasawan (orang yang menguasai dua bahasa). Dalam
aktivitas pengajaran bahasa, bahasa Inggris akan banyak memengaruhi bahasa
Indonesia.
E. Syarat-syarat Penyerapan
Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah disebutkan bahwa proses penyerapan dapat
dipertimbangkan jika salah satu syarat atau lebih dapat dipenuhi. Adapun syarat-
syarat penyerapan adalah sebagai berikut.

1. Istilah serapan yang dipilih lebih cocok karena konotasinya.


2. Istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan
Indonesianya.
3. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika
istilah Indonesia terlalu banyak sinonimnya. Proses penyerapan itu dapat
dilakukan dengan atau tanpa pengubahan yang berupa penyesuaian ejaan dan
lafal. Contoh:

Istilah Asing Istilah indonesia yang Istilah Indonesia yang


dianjurkan dijauhkan
amputation amputasi pemotongan anggota
badan
marathon maraton lari jarak jauh
oxygen oksigen zat asam
chemistry kimia ilmu urai
energy energi, tenaga daya; gaya; kekuatan

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Serapan

Kadar penyerapan kata dalam bahasa yang satu berbeda dengan bahasa yang lain.
Perbedaan itu berdasarkan pada kondisi objektif dan subjektif. Penyerapan kata
berdasarkan kondisi objektif terjadi jika kosakata dalam suatu bahasa tidak memadai
sehingga perlu pengayaan lewat penyerapan kata-kata asing. Penyerapan kata
berdasarkan kondisi subjektif terjadi jika harga diri seseorang atau anggota suatu
masyarakat menjadi naik ketika menggunakan kata-kata asing. Hal ini terjadi karena
ada anggapan yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah,
seseorang atau angota suatu masyarakat segala hal yang berasal dari luar dianggap
lebih baik. Kondisi semacam ini sebenarnya memperlihatkan budaya Indonesia lebih
lemah daripada budaya asing karena bahasa dari masyarakat yang budayanya lemah
akan menyerap dari bahasa lain yang budayanya lebih kuat. Menurut Bloomfield pada
umumnya penyerapan ada dua, yaitu kultural dan intim. Penyerapan kultural adalah
penyerapan yang berada di luar lingkup semantis atau sesuatu yang baru secara
kultural. Penyerapan jenis ini dapat terjadi hanya apabila situasi bahasa donor
(sumber) secara sosial lebih dominan daripada bahasa lokal. Penyerapan intim adalah
penyerapan berdasarkan prestise. Penyerapan ini dapat terjadi bila si pemakai bahasa
(penutur) merasa bahwa dengan menggunakan bahasa sumber (bahasa asing) lebih
berprestise bila dibandingkan dengan menggunakan bahasa sendiri.

G. Perkembangan Jumlah Kosakata Serapan Bahasa Asing dalam KBBI

Ditemukan hasil penelitian kosakata serapan bahasa asing yang mengalami


perkembangan jumlah sebanyak 1.173 kata yang terdiri atas 1.140 kata serapan
bahasa asing yang mengalami penambahan dan 33 kata serapan bahasa asing yang
mengalami pengurangan. Berikut grafik perkembangan kosakata serapan bahasa
asing.

kata serapan bahasa asing terbanyak adalah bahasa Latin bertambah 281 kata,
bahasa Arab bertambah 207 kata, bahasa Inggris bertambah 204 kata, bahasa Prancis
bertambah 162 kata, dan bahasa Belanda bertambah 77 kata. Meskipun bahasa Latin
tergolong dalam ‘bahasa mati’ tetapi bahasa Latin masih dijadikan sebagai sumber
pembentukan kosakata terutama dalam bidang ilmu pengetahuan. Berdasar
sejarahnya, pada abad ke-15 di benua Eropa bagian barat pertumbuhan ilmu
pengetahuan berkembang pesat dengan bantuan bahasa Latin dalam menerjemahkan
karya-karya klasik dan hasil peneltian ilmu pengetahuan yang berbahasa Arab dan
bahasa Latin menjadi bahasa pengantar di universitas-universitas di Italia dan
beberapa negara Eropa. Selain itu, bahasa Latin juga merupakan induk dari bahasa-
bahasa di dunia, seperti bahasa Spanyol, Portugis, Italia, dan Perancis. Dengan begitu,
terbukti bahwa kosakata bahasa Latin menampung banyak konsep ilmu pengetahuan
dalam berbagai bidang. Penambahan kosakata serapan tersebut dilakukan untuk
melengkapi istilah atau ungkapan bahasa Latin yang digunakan dalam bidang hukum,
agama Kristen/Katolik, kedokteran, dan musik. Penambahan kosakata yang paling
banyak adalah dalam bidang hukum. Kosakata tersebut diserap dalam bahasa
Indonesia untuk memenuhi konsep dan istilah-istilah dalam bidang hukum yang
belum ada Indonesia, sehingga bidang hukum di Indonesia menjadi lebih luas dan
sesuai dengan perkembangan iptek dalam era globalisasi.

Bahasa Arab dan bahasa Indonesia merupakan dua bahasa yang sangat berbeda
jika dilihat dari ras bangsa dan kaidah bahasanya. Namun, bahasa Arab berperan
penting dalam pembendaharaan kosakata bahasa Indonesia khususnya kosakata dalam
bidang agama. Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan kosakata bahasa arab dalam
bidang agama oleh rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Berdasar
sejarahnya, kontak bahasa antara bahasa Arab dan Indonesia terjadi karena adanya
hubungan perdagangan dan penyebaran agama yang dilakukan oleh para saudagar
Persia, Arab, dan India ke Indonesia pada abad ke-7. Penambahan kosakata serapan
bahasa Arab juga terjadi pada bidang hukum Islam, yang sebagian besar membahas
mengenai hukum dan aturan dalam ekonomi atau perdagangan. Hal tersebut sesuai
dengan perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini, sebagian masyarakat
menggunakan hukum islam yang biasa disebut sebagai ekonomi syariah.

Penambahan kosakata serapan bahasa Inggris dilakukan karena perkembangan


bahasa Inggris yang sangat pesat, terutama dalam bidang iptek, budaya, dan kesenian.
Selain itu, bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional yang diakui oleh dunia
sehingga perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan berkaitan dengan bahasa
Inggris. Berdasar hasil penelitian, penyerapan kosakata bahasa Inggris dalam KBBI V
digunakan dalam bidang iptek, olahraga, musik, dan fashion. Hal itu dilakukan untuk
memenuhi kosakata dalam bidang-bidang tersebut agar perkembangan iptek,
olahraga, musik, dan fashion di Indonesia sesuai dengan perkembangan di dunia.

Penambahan kosakata serapan bahasa Prancis dalam bahasa Indonesia dilakukan


untuk memenuhi konsep baru dalam bidang fashion, hukum dan politik, kuliner, dan
kesenian di Indonesia. Penambahan kosakata serapan terbanyak pada bidang fashion
karena Ibukota negara Prancis, Paris, dikenal sebagai kota mode dunia. Banyak
perancang busana terkenal yang mendapatkan banyak penghargaan berasal dari
Prancis sehingga perkembangan fashion di negara tersebut sangat pesat dan menjadi
‘kiblatnya fashion di dunia’. Begitu pula di Indonesia, perkembangan fashion yang
berkaitan dengan bidang ekonomi dan keilmuan berkiblat dari fashion di Prancis.

Penambahan kosakata serapan bahasa Belanda dilakukan untuk memenuhi istilah


atau ungkapan dalam bidang hukum. Penyerapan tersebut terjadi karena adanya
kontak bahasa antara bahasa Belanda dan Indonesia yang terjadi pada masa
penjajahan. Pada masa itu, bahasa Belanda menjadi satu-satunya bahasa yang
digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Masa itu merupakan masa pergerakan
Indonesia yang menimbulkan adanya komunikasi tentang gagasan kenegaraan
terutama yang berkaitan dengan administrasi dan pemerintahan sehingga sampai
sekarang kosakata serapan bahasa Belanda yang paling banyak diserap digunakan
dalam bidang hukum yang membahas berbagai peraturan dan pemerintahan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perkembangan jumlah dalam


penyerapan kosakata bahasa asing disebabkan oleh perkembangan ilmu dalam
berbagai bidang sehingga banyak konsep baru yang membutuhkan kosakata
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Herniti, O. E. (4, Agustus 2006). Serapan Bahasa Asing dalam Bahasa Indonesia, 3-15.
Meysitta, L. (2018). Perkembangan Kosakata Serapan Bahasa Asing dalam KBB, 2-4.
Mubarok, Z. (2011). Kata Serapan, 6.

Anda mungkin juga menyukai