Anda di halaman 1dari 12

Beberapa Negara yang menganggap belajar bahasa indoneisa itu penting

1. Kanada : meningkatnya jumlah pekerja daei Indonesia membuat kanada menganggap


belajar bahasa indoneisa itu penting
2. Vietnam : karena semakin meningkatnya hubungan bilateral antara kedua Negara
sehingga pemerintah nya meresmikan bahwa bahsa Indonesia menjadi bahasa resmi ke
dua setelah bahasa vietnam
3. Jepang : sebagai Negara bekas penjajah tanah air Indonesia maka Negara jepang
menganggap belajar bahasa Indonesia itu penting.
4. Australia : lebih dari 500 sd mewajibkan mata pelajaran bahasa indonesia
5. Ukraina :
6. Korea selatan
7. Kepulauan hawai AS
8. Suriname : sebanyak 14 persen dari total populasinya adalah masyarakat berdarah asli
Jawa. Dengan rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 1,3 persen, Bahasa Indonesia
dapat bertahan dilestarikan dengan baik.

bahasa Indonesia berpeluang menjadi bahasa utama ASEAN karena mempunyai beberapa faktor.

Faktor pertama, bahasa Indonesia mempunyai struktur yang sederhana. Oleh karena itu, bahasa
Indonesia sangat mudah dipelajari.

Di samping itu, bahasa Indonesia juga mempunyai daya serap kosakata yang kuat.

Kedua, bahasa Indonesia mempunyai jumlah penutur yang paling banyak di ASEAN, yaitu 200
juta jiwa lebih, dan pada masa depan diperkirakan semakin bertambah.

Jumlah penuturnya tersebar di dalam negeri dan di luar negeri. Penutur di luar negeri, seperti
tenaga kerja Indonesia, pelajar Indonesia, dan wisatawan Indonesia, dapat menjadi duta dalam
mengenalkan bahasa Indonesia kepada bangsa-bangsa lain.

Ketiga, bahasa Indonesia mempunyai penyebaran geografis yang luas. Sebagaimana diketahui,
bahasa Melayu, yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia, telah dituturkan di hampir seluruh
kawasan ASEAN.

Bahkan bahasa Melayu tercatat menjadi bahasa nasional di empat negara, yaitu Indonesia,
Malaysia, Brunei, dan Singapura.

Sementara itu, di beberapa negara lain, seperti Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Filipina,
bahasa Melayu menjadi bahasa kedua dan ketiga. Karena struktur bahasa melayu mirip dengan
bahasa Indonesia, besar kemungkinan bahasa Indonesia dapat diterima di negara-negara itu.
Keempat, sektor ekonomi makro di Indonesia yang berkembang pesat menjanjikan lahan
investasi bagi investor asing. Itulah pintu gerbang untuk mengenalkan bahasa Indonesia kepada
dunia.

Kelima, produk sosial dan budaya Indonesia yang tersebar di negara-negara ASEAN dapat
menjadi media mengenalkan bahasa Indonesia.

Sebagai contoh, di Malaysia film, program televisi, dan musik dari Indonesia banyak digemari
dan itu membuka peluang bagi persebaran bahasa Indonesia.
1. Kosa kata bahasa asing masuk kedalam penggunaan bahasa Indonesia
karenaketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antar bahasa.

Pro

Saya setuju bahwa kosa kata bahasa asing masuk kedalam penggunaan bahasa Indonesia karena
ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antar bahasa. Bahasa Indonesia tidak dapat
dilepaskan dari peranan bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Peranan
bahasa asing dalam bahasa Indonesia membuktikan adanya kontak atau hubungan antarbahasa
sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam bahasaIndonesia. Bahasa Indonesia
mengandalkan kosa kata asing yang kemudian dibakukanmenjadi bahasa Indonesia . Hal tersebut
membuktikan bahwa ketergantungan bahasaIndonesia terhadap bahasa asing menjadikan bukti
bahwa bahasa Indonesia sulit untuk berinteraksi antar bahasa tanpa bantuan kosa kata asing.
Dengan masuknya kosa kata bahasa asing kedalam bahasa Indonesia semakin banyak orang yang
mampu berkomunikasi dengan baik sehingga proses transfer ilmu pengetahuan berjalan dengan
cepat. Bahasa Indonesiatidak berdaya untuk berinteraksi antar bahasa dapat kita lihat pada
penggunaan kata vitamin, yang diserap dari kosa kata bahasa asing yang jika dijelaskan dengan
bahasa Indonesia belum tentu para pelaku bahasa mengerti . namun dengan adanya kosa kata
serapan dari bahasa asing hal tersebut mempermudah kita dalam pelafalan, pemahaman sekaligus
menjadikan interaksi antar bahasa menjadi lebih mudah. tanpa bantuan bahasa asing yang masuk
kedalam bahasa Indonesia, bahasa Indonesia belum mampu menunjukkan eksistensinya dalam
interaksi antar bahasa. Banyak kosa kata serapan dari bahasa asing sehingga peran bahasa
Indonesia masih diragukan. Banyak orang yang lebih familiar dengan kosa kata serapan dari
bahasa asing dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Sehingga saya tetap setuju bahwa kosa kata
bahasa asing yang masuk kedalam bahasa Indonesia membuktikan ketidak berdayaan bahsa
Indonesia dalan interaksi antar bahasa.

Kontra

Saya tidak setuju jika kosa kata bahasa asing yang masuk kedalam penggunaan bahasa Indonesia
disebabkan karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antar bahasa. kosa kata
bahasa asing masuk kedalam bahasa Indonesia hanya digunakan sebagai persamaan kata yang
bagi sebagian orang lebih mudah difahami. namun pada intinya dalam bahasa Indonesia itu
sendiri, telah ada kosa kata yang berkaitan dengan kosa kata asingtersebut. misalnya kata snack
yang lebih sering kita dengar dikalangan masyarakat. Dalam bahasa Indonesia snack berarti
makanan ringan. Sehingga masuknya kosa kata asing hanya sebagai variasi kata bagi sebagian
kalangan. Bahasa Indonesia mampu untuk berinteraksi antar bahasa karena memiliki banyak
variasi kosa kata. Kosa kata bahasa asing hanya digunakan dan dimengerti bagi kalangan tertentu
saja. Namun bahasa Indonesia dimengerti dan digunakan dihampir semua kalangan. Itu artinya
meskipun banyak kosa kata bahasa asing yang masuk kedalam bahasa Indonesia, eksistensi dari
bahasa Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan kosa kata bahasa asing yang telah dibakukan
maupun yang belum dibakukan kedalam bahasa Indonesia. bahasa Indonesia mampu berinteraksi
dengan bahasa lain tanpa bantuan dari kosa kata bahasa asing dan masuknya kosa kata bahasa
asing bukan disebabkan karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antar bahasa
namun lebih kepada masyarakat yang ingin selalu merasa berpendidikan tinggi dan merasa
terhormat jika menggunakan kosa kata bahasa asing. Sehingga saya tetap tidak setuju jika kosa
kata bahasa asing yang masuk kedalam penggunaan bahasa asing menunjukkan
ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antar bahasa.

Netral

Saya sebagai pihak netral menganggap bahwa kemampuan bahasa Indonesia dalam interaksi
antar bahasa dapat diwujudkan jika porsi penggunaan bahasa Indonesia seimbang dengan kosa
kata bahasa asing. Apabila sesorang menggunakan bahasa asing yang telah dibakukan seperti
pada kata atom, vitamin, unit dsb., tentunya ini bukan merupakan masalah karena bahasa asing
itu sudah menjadi padanan dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, apabila pengguna bahasa
Indonesia menggunakan bahasa asing yang belum dibakukan, ini menjadi suatu ancaman
terhadap bahasa kita tercinta ini. penggunaan kosakata asing dalam bahasa Indonesia tidak selalu
diidentikkan dengan dampak negatif karena terselip hal positif, yakni dapat mempermudah
kegiatan berkomunikasi, khususnya dalam tuturan yang di dalamnya terdapat bahasa asing yang
terasa lebih akrab di telinga dibandingkan dengan padanan bahasa Indonesianya.

Namun, diharapkan adanya sosialisasi terhadap padanan bahasa Indonesia secara intensif agar
identitas kosakata pada bahasa Indonesia tidak terkikis oleh kosakata dari bahasa asing sehingga
diharapkan kelak tidak lagi terdapat wacana bahwa kosakata bahasa asing lebih akrab di telinga
para pengguna bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Indonesia sendiri.
2. Penggunaan bahasa asing dalam tulisan ilmiah mencerminkan kualitas keilmuan penulisnya

Pro

Saya setuju bahwa penggunaan bahasa asing dalam tulisan ilmiah mencerminkan kualitas
keilmuan penulisnya. Kualitas keilmuan didukung oleh pemakaian bahasa dalam tulisan ilmiah
yang bervariatif. Penggunaan bahasa asing mempunyai sumbangan yang tidak kecil terhadap
kualitas tulisan ilmiah. Orang mampu berbahasa asing pasti membutuhkan pengorbanan yang
luar biasa sehingga dia menjadi orang yang berbeda dari kebanyakan lainnya. Penggunaan
bahasa asing merupakan pemakaian bahasa yang mencerminkan sifat keilmuan dan menjadi
ungkapan yang tepat bagi kerumitan pemikiran dalam karya ilmiah. Dari pemakaian bahasa
asing bukan saja tercermin sikap ilmiah, melainkan juga kehati-hatian, kecendekiaan,
kecermatan, kebijaksanaan, dan kecerdasan dari penulisnya. Penggunaan bahasa asing yang
digunakan dalam penulisan tulisan ilmiah dapat berfungsi sebagai bahasa yang digunakan untuk
memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa asing dapat
menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun lisan. Kualitas
keilmuan seseorang dapat dilihat dari penggunaan bahasa yang digunakan semakin banyak ilmu
yang dimiliki, bahasa yang digunakan pasti akan berbeda dengan orang yang berpendidikan
rendah yang mempunyai sedikit ilmu. Penggunaan bahasa asing menunjukkan bahwa penulis
tulisan ilmiah memiliki wawasan yang luas tidak terpaku pada bahasa Indonesia saja. Dengan
menggunakan bahasa asing seseorang dapat dikatakan memilki ilmu yang lebih dibandingkan
mereka yang menulis tulisan ilmiah dengan bahasa Indonesia. Kualitas keilmuan penulis tulisan
ilmiah ditentukan baik buruknya berdasarkan tulisan yang dibuat karena apa yang ditulis
merupakan cerminan dari kualitas ilmu yang dimiliki. Jadi saya tetap setuju bahwa penggunaan
bahasa asing dalam tulisan ilmiah menrupakan cerminan

Kontra

Saya tidak setuju jika penggunaan bahasa asing dalam tulisan ilmiah mencerminkan kualitas
keilmuan penulisnya. Karena belum tentu penggunaan bahasa asing benar-benar pemikiran
murni penulis. Banyak tulisan ilmiah yang mengutip dari berbagai sumber. Kualitas keilmuan
penulis tulisan ilmiah lebih dipengaruhi pada bagaimana dia menggunakan kalimat-kalimat
efektif yang berbobot dimana kalimat tersebut sesuai dengan materi yang dibahas. Penggunaan
bahasa asing dalam tulisan ilmiah hanya sebagai nilai tambah karena membuat tulisan ilmiah
tidak kaku. Namun tidak dapat menentukan apakah orang tersebut pintar atau bodoh. Karena
kualitas keilmuan seseorang adalah relatif. Masing-masing orang memiliki kecerdasan dan
kemampuan yang berbeda. Ada orang yang pandai pada salah satu bidang tertentu namun tidak
pada bidang yang lainnya, apakah kita dapat menyimpulkan bahwa orang tersebut bodoh? Tidak,
maka dari itu kita harus tahu bahwa kualitas ilmu seseorang tidak ditentukan oleh satu factor
namun ada banyak factor yang mempengaruhi kualitas keilmuan seseorang. Jadi jika seorang
penulis tulisan ilmiah menggunakan bahasa asing namun kalimat yang digunakan tidak dapat
dimengerti bahkan menjadikan tulisan tersebut menjadi salah karena penempatan bahasa asing
yang tidak sesuai tempat, maka bukan mencerminkan seorang penulis yang berkualitas justru
malah sebaliknya. Penggunaan bahasa asing tidak mempunyai pengaruh yang besar bagi tulisan
ilmiah karena bagaimanapun yang paling menetukan adalah isi dari keseluruhan tulisan ilmiah.
Jadi saya tetap tidak setuju jika penggunaan bahasa asing dalam tulisan ilmiah merupakan
cerminan kualitas keilmuan penulisnya.
3. Permainan elektronik menyebabkan anak memiliki kemahiran berbahasa yang rendah

Pro

Saya setuju bahwa permainan elektronik menyebabkan anak memiliki kemahiran berbahasa
yang rendah. Karena anak cenderung lebih suka bermain. Hal lain yang tidak kalah
mengkhawatirkan adalah permainan elektronik ini menyita waktu dan dapat membuat anak
kecanduan. jika ini terjadi, dampak terhadap rendahnya ketrampilan sosial akan semakin besar.
Permainan elektronik juga memungkinkan terjadinya ‘toleransi dosis’, dimana anak
membutuhkan waktu yang lebih lama dari seharusnya. Dimana waktu tersebut bisa dia gunakan
untuk bersosialisasi sehingga mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Anak akan
cenderung berkembang menjadi orang dewasa yang cenderung individualis, memiliki
interpersonal skill yang rendah, dan kurang peka terhadap orang lain. Hal ini akan mengurangi
kesempatannya untuk dapat sukses dalam kehidupannya kelak. Permainan elektronik yang tidak
mendidik juga akan memberikan efek yang sangat fatal bagi kehidupan anak dimasa mendatang.
Kecenderungan anak menjadi individualis akan semakin mempersempit kesempatannya untuk
bergaul dengan orang sekitar. Kecanduan permainan elektronik juga menyebabkan anak lupa diri
pada dunia sekitar. Karena tidak biasa bergaul maka anak akan sulit untuk mempunyai
kemampuan berbahasa yang baik hal ini disebabkan mempelajari bahasa membutukan waktu
yang lama yang dapat dilatih dengan membiasakan berbahasa dengan baik mulai sejak dini. Jika
dari awal anak tidak dibekali dengan kemampuan berbahasa yang baik maka pada akhirnya
kemampuan diri untuk bergaul pasti akan sulit. Permainan elektronik seperti playstation yang
hanya mengandalkan kemampuan kecepatan dan ketelitian tidak akan memberi anak pemahaman
tentang bagaimana berbahasa dengan sesame teman, dengan orang yang lebih tua, sehingga hal
in menyebabkan anak memiliki kemampuan berbahasa yang rendah. Jadi saya tetap setuju bahwa
permainan elktronik menyebabkan anak memiliki kemampuan berbahasa yang rendah.

Kontra

Saya tidak setuju jika permainan elektronik menyebabkan anak memiliki kemampuan berbahasa
yang rendah. Karena tidak semua permainan elektronik mempunyai dampak negative bagi anak.
Banyak permainan elektronik yang di desain untuk memenuhi kebutuhan anak belajar secara
modern dan tidak membosankan sehingga anak tetap dapat bermain namun juga sekaligus
belajar. Banyak Permainan elektronik yang dilengkapi percakapan dan aplikasi yang menunjang
anak lebih peka terhadap situasi. Dari permainan elektronik, anak belajar mengenal bahasa tidak
hanya dari lingkungan sekitar namun juga mendapat kosa kata lebih bervariasi dari permainan
elektronik. Anak lebih mudah memahami bahasa jika diaplikasikan pada permainan elektronik
dibandingkan dengan mendengarkan pembelajaran dari orang lain. Lingkungan yang tidak baik
justru akan memberi kecenderungan anak berbahasa buruk. Dengan permainan elektronik bahasa
yang disampaikan jauh lebih sistematis dan sopan dibandingkan bahasa yang digunakan oleh
masyarakat yang tidak sepenuhnya memberi dampak positif bagi anak. Penerapan permainan
elektronik yang tepat guna akan menimbulkan dampak yang sangat baik bagi anak, bukan hanya
pandai dalam berbahasa namun juga dalam mengatasi situasi yang terjadi sehingga menjadikan
otak kiri dan kanan berfikir secara seimbang. Jadi saya tetap tidak setuju jika penggunaan
permainan elektronik menyebabkan anak memiliki kemahiran berbahasa yang rendah.
4. PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DI JEJARING SOSIAL (MISALNYA
FACEBOOK DAN TWITTER) KURANG MENDIDIK

Bahasa memiliki peran yang sangat penting. Bahasa menjadi alat yang paling efektif
dalam setiap aktivitas komunikasi. Setiap manusia memerlukan bahasa agar dapat
menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Dalam pemakaiannya, bahasa menjadi sangat
beragam. Keragaman bahasa sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan komunikasi. Bahasa
dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Seiring majunya peradaban manusia, termasuk di
Indonesia, banyak cara yang dipilih pemakai bahasa dalam berkomunikasi. Bahkan pilihan cara
komunikasi tidak hanya makin beragam tapi juga semakin canggih.
Disaat ini perkembangan semakin pesat. Perkembangan dan berbagai pengaruh-pengaruh
globalisasi semakin menjalar. Terutama dikalangan remaja. Dizaman sekarang serasa segalanya
sudah berbeda, apalagi jika dibandingkan dengan zaman dahulu. Dizaman sekarang dari segi
penampilan berbeda dengan dahulu, jika dulu pakaian adat adalah maskot, sekarang pakaian
trendy yang lebih oke. Dari segi tingkah laku dan gaya bahasa yang digunakan pun saat ini juga
berbeda dengan dengan zaman dulu.
Salah satu fenomena komunikasi yang paling pesat saat ini adalah penggunaan bahasa
yang didukung oleh perangkat teknologi canggih, khususnya bahasa yang digunakan pada
jejaring sosial, seperti internet, facebook, twitter, chatting, email, sms, dan sebagainya. Namun
penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah Bahasa Indonesia menimbulkan sorotan
besar dari para pengamat.
Berlatar pada kondisi itulah, kita perlu berdiskusi dan menentukan sikap terhadap
fenomena bahasa pada jejaring sosial yang semakin mengglobal. Bagaimana kita memandang
bahasa pada jejaring sosial; ancaman atau peluang? Bahasa Indonesia adalah salah satu aset
penting bangsa Indonesia. Kenapa? Karena menurut saya, bahasa Indonesia merupakan satu-
satunya bahasa resmi yang membantu berbagai suku di Indonesia untuk berkomunikasi secara
baik.

pro

saya sebagai pro menganggap pernyataan tersebut benar. Karena bahasa pada jejaring
sosial semakin mendapat tempat di kalangan anak muda. Apalagi kemunculan bahasa gaul yang
kini menjadi trend anak muda dikhawatirkan dapat mengikis jati diri bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai tergusur oleh munculnya bahasa gaul,
hal ini tampak jelas pada bahasa lisan dan tulis yang sering digunakan oleh masyarakat kita,
khususnya dikalangan remaja. Fenomena itu sering kita sebut “Bahasa Alay” yang lebih dikenal
dengan “Bahasa Anak Layangan”, atau “Bahasa Anak Lebay” yang benar-benar sudah menjadi
bahasa favorit mereka daripada bahasa Indonesia itu sendiri. Hal ini terjadi karena anak muda
sekarang membutuhkan pengakuan akan eksistensi mereka. Mereka hampir tidak punya ruang
untuk mewujudkan eksistensi mereka.
Remaja Indonesia kesulitan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Kesulitan tersebut terjadi karena adanya penggunaan bahasa baru yang mereka
anggap sebagai sebuah kreativitas. Bahasa yang mengandung sandi-sandi tertentu dan sekarang
dirasa wajar muncul dari beberapa kalangan yang menggunakan bahasa prokem. Bahasa
prokem adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang dan hanya dimengerti oleh
mereka. Bahasa prokem yang sekarang ini sedang menjadi tren di Indonesia terutama pada
kalangan remaja adalah bahasa gaul. Jadi, anak muda yang tidak memakai bahasa alay maka
tidak disebut anak gaul, dan status sosial seseoranglah yang paling mempengaruhi penggunaan
bahasa itu sendiri.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang baku yang mempunyai kaidah-kaidah disetiap
penulisan maupun pengucapannya. Bahasa Indonesia ini bahasa yang mudah dimengerti oleh
semua orang, meskipun mereka berasal dari daerah yang berbeda. Contohnya: Saat kita (orang
jawa) bertemu dengan orang dari suku lain, misalnya saja orang batak, mungkin saat bertemu
kita akan kesulitan dalam berkomunikasi. Pastinya dengan memilih berkomunikasi dengan
bahasa Indonesia itu akan mempermudah. Itulah pentingnya jika mampu menggunakan bahasa
indonesia dengan baik.
Dampak negatif yang didapat adalah mereka tak lagi menghiraukan kaidah-kaidah bahasa
yang ada. Tak ada gunanya pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan sejak kita sekolah di
Taman Kanak-Kanak. Bisa juga bahasa “Alay” mempersulit komunikasi dengan orang yang tak
mengerti perkembangan seperti sekarang ini. Bahasa “Alay” juga menimbulkan kesan kurang
baik jika dikaitkan dengan kesopanan berbicara dengan orang lain.
Pengguna jejaring sosial saat ini tidak hanya kalangan remaja atau orang dewasa, namun
anak-anak pun tidak sedikit yang menggunakan jejaring sosial untuk bermain atau
berkomunikasi. Sehingga bahasa di jejaring sosial yang kurang mendidik tidak baik untuk ditiru
oleh anak-anak. Sebagai pemuda penerus bangsa, harusnya fenomena ini tidak boleh terjadi
karena akan merusak generasi bangsa Indonesia. Bisa jadi bahasa Indonesia tak lagi perlu ejaan.
Bisa-bisa akan merusak bahasa Nasional kita sendiri. Jika sudah rusak, dimana letak citra negara
kita dilahirkan ini? Sungguh perkembangan yang tidak baik bagi anak cucu kita kelak.

Kesimpulan saya yakni, inilah momentum bagi pemakai Bahasa Indonesia untuk
menerapkan pola tutur yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan. Kita harus bersikap
bangga terhadap Bahasa Indonesia dan selalu menjunjung tinggi kaidah pemakaiannya agar tidak
hilang akibat dinamika peradaban manusia dan intervensi dari bahasa lain. Kita harus aktif dan
tepat dalam menggunakan Bahasa Indonesia dan tidak menjadikan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa sarkasme terhadap generasi muda dan remaja. Bahasa adalah keharmonian.

Komunikasi menjadi hal yang penting dalam kehidupan ini. Tanpa komunikasi takkan
bisa kita bersosial dengan orang lain. Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk
berkomunikasi. Apalagi saat ini, semakin canggih berkomunikasi yang didukung dengan
kemajuan teknologi. Kemunculan jejaring sosial memang mendapat apresiasi cukup besar dari
masyarakat khususnya remaja. Remaja merupakan mayoritas pengguna jejaring sosial. Saat
berkomunikasi kita memerlukan yang namanya bahasa. Dengan bahasa itulah kita mampu
menyampaikan segala hal yang ada difikiran kita kepada orang lain. Memang di Indonesia ini
banyak ragam bahasa yang dipakai. Berasal dari berbagai daerah dan berbagai macam suku pula.
Kontra

Saya sebagai kontra tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Alasannya penggunaan
bahasa Indonesia di jejaring sosial justru mempermudah komunikasi. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa yang baku yang mempunyai kaidah-kaidah disetiap penulisan maupun
pengucapannya. Mayoritas remaja menganggap bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD
terlalu kaku dan banyak aturan. Oleh sebab itu, muncullah bahasa yang tidak sesuai dengan EYD
di jejaring sosial. Bahasa yang digunakan oleh para remaja dalam jejaring sosial merupakan
suatu kreativitas dalam mengekspresikan dirinya melalui bahasa. Bahasa yang keluar sebenarnya
masih dalam lingkup bahasa Indonesia. Para remaja gemar menyingkat kata per kata di jejaring
sosial. Kurangnya karakter huruf dalam menuangkan kalimat di media sosial twitter juga
menjadi sebab para remaja menyingkat kata. Dalam kaidah bahasa Indonesia, hal itu merupakan
sebuah akronim. Bahasa “gaya maya dan alay” telah menjadi bahasa pemersatu pergaulan
kalangan anak muda dan remaja saat ini. Karena sifatnya yang santai, bahasa dunia maya dan
jejarimg sosial perlu dikawal agar tidak merambah ke aktivitas komunikasi dan berbahasa yang
bersifat formal.
Penggunaan bahasa Indonesia bisa menjadi media ekspresi yang memiliki daya ledak
dahsyat di ranah maya. Dalam berbahasa kita harus menyesuaikan diri dengan tempat, waktu,
kondisi, dan dengan siapa lawan bicaranya. Apabila dalam tempat formal, kita diwajibkan
menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD. Namun dalam konteks media sosial
hal tersebut termasuk tempat yang tidak formal, sehingga tidak perlu menggunakan bahasa yang
baku. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ed. IV, 2008) mendefinisikannya sebagai “ragam bahasa
tidak resmi dan tidak baku yang sifatnya musiman, dipakai oleh kaum remaja atau kelompok
sosial tertentu untuk komunikasi intern dengan maksud agar yang bukan anggota kelompok tidak
mengerti.
Di sisi lain, fakta membuktikan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah hasilnya tidak
cukup menggembirakan. Pada UN tahun 2011 lalu, pelajaran Bahasa Indonesia memiliki nilai
rata-rata lebih rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain, bahkan dengan pelajaran
Bahasa Inggris. Bahasa Indonesia yang baik dan benar masih menjadi bahasa yang sulit untuk
digunakan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Jika demikan, salahkah kemunculan bahasa
pada dunia maya dan jejaring sosial? Tidak ada yang salah. Peradaban manusia, budaya, dan
lingkungan atau demografis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pola berbahasa seseorang
(Meyerhoff, 2006:108).

Dijejaring sosial pun masih banyak motivator yang menggunakan bahasa Indonesia
sesuai kaidah. Jadi, kesimpulan saya tidak semua penggunaan Bahasa Indonesia di jejaring sosial
kurang mendidik. Selain itu penggunaan bahasa Indonesia yang bercampur kode dengan bahasa
gaul, dunia maya, alay, ataupun bahasa daerah selagi tidak dipakai dalam situasi formal tidak lah
perlu dirisaukan atau dipermasalahkan.
Pengertian literasi secara umum adalah kemampuan individu mengolah dan memahami
informasi saat membaca atau menulis. Literasi lebih dari sekedar kemampuan baca tulis, oleh
karena itu, literasi tidak terlepas dari ketrampilan bahasa yaitu pengetahuan bahasa tulis dan lisan
yang memerlukan serangkaian kemampuan kognitif, pengetahuan tentang genre dan kultural.

Meskipun literasi merupakan sebuah konsep yang memiliki makna kompleks, dinamis, terus
ditafsirkan dan didefinisikan dengan beragam cara dan sudut pandang, namun
hakekatnya kemampuan baca tulis seseorang merupakan dasar utama bagi pengembangan makna
literasi secara lebih luas.

Istilah literasi dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Inggris literacy yang
secara etimologi berasal dari bahasa Latin literatus, yang berarti orang yang belajar. Dalam
bahasa Latin juga terdapat istilah littera (huruf) yaitu sistem tulisan dengan konvensi yang
menyertainya.

Anda mungkin juga menyukai