Anda di halaman 1dari 19

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU_____

BAHASA INDONESIA Dra. EFRI YADES, M.Hum

PENGERTIAN BAHASA, SEJARAH BAHASA INDONESIA,


KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA, SERTA
RAGAM BAHASA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 21 :

1. Aditya Prayoga (2210751002)


2. Fahro Rozi (2210441009)
3. Yunasti Maresa (2110212024)

UNIVERSITAS ANDALAS
KELAS 9

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


SEMESTER GANJIL
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat waktu.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar proses pengerjaan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam pengerjaan makalah ini. Terutama ibu Dra. Efri Yades, M.Hum
selaku dosen pengampu untuk mata kuliah Bahasa Indonesia.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
pemahaman terhadap pembaca.

Padang, 26 Agustus 2022

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II Isi

2.1 Pengertian Bahasa

2.2 Sejarah Bahasa

2.3 Kedudukan Bahasa

2.4 Fungsi Bahasa

2.5 Peran Bahasa

2.6 Ragam Bahasa

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak zaman dahulu manusia telah berinteraksi satu sama lain
menggunakan bahasa, baik bahasa tubuh maupun isyarat bunyi-bunyian.
Bahasa seiring berjalannya waktu juga mengalami perkembangan, yang pada
awalnya hanya isyarat bunyi-bunyian ataupun bahasa tubuh, saat ini telah
berkembang menjadi bahasa yang kita ketahui sekarang, yang kita ucapkan
maupun kita tulis untuk berkomunikasi satu sama lain. Dengan begitu banyak
bahasa yang digunakan manusia di seluruh dunia saat ini, hal itu tak hanya
mampu menghubungkan orang-orang dari negara yang sama saja, tetapi juga
menghubungkan orang-orang dari seluruh dunia.
Seluruh bahasa yang telah kita ketahui itu merupakan perkembangan
dari bahasa yang sudah ada sejak dulu. Hal itu juga berlaku dengan bahasa
Indonesia, bahasa Indonesia sendiri merupakan perkembangan dari bahasa
Melayu Riau. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahasa Melayu Riau merupakan
induk dari bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sendiri juga telah mengalami
perubahan ejaan sebanyak tujuh kali hingga saat ini. Hal ini membuktikan
bahwa bahasa selalu berkembang dari waktu ke waktu.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah pengertian dari bahasa?
Bagaimana sejarah dari bahasa Indonesia?
Bagaimana kedudukan dan bahasa Indonesia?
Apakah fungsi dari bahasa?
Apa itu ragam bahasa?

1.3 Tujuan
Menjelaskan pengertian dari bahasa
Menjabarkan sejarah dari bahasa Indonesia
Menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia
Menjelaskan fungsi dari bahasa
Menjelaskan tentang ragam bahasa

BAB II
ISI

2.1 Pengertian Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi yang terorganisasi dalam bentuk satuan-


satuan, seperti kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang diungkapkan
baik secara lisan maupun tulis. Terdapat banyak sekali definisi bahasa, dan
definisi tersebut hanya merupakan salah satu di antaranya. Menurut Mudjia
Rahardjo (2002:iii) bahasa dan manusia menyatu dalam segala aktivitas
kehidupan. Di mana ada manusia, di sana ada bahasa. Pun juga sebaliknya,
keduanya tidak bisa dipisahkan. Bahasa tumbuh dan berkembang karena
manusia. Manusia dapat berkembang karena bahasa. Bahasa pula yang
membedakan manusia dari makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Bahasa
menentukan identitas atau jati diri manusia, baik secara individu maupun
kelompok masyarakat.

Bahasa, menurut Hidayat (2006: 263-264), adalah sine qua non,


sesuatu yang mesti ada bagi kebudayaan dan manusia. Dengan bahasa,
manusia mampu mengabstraksikan seluruh pengalaman empiris, rasional, dan
spiritualnya secara konseptual, sistematis, dan terstruktur yang pada gilirannya
dapat melewati sekat-sekat ruang dan waktu. Dengan bahasa, manusia sanggup
memasuki dunia lain yang jauh lebih luas dan kompleks. Dengan bahasa,
manusia dapat pula menyampaikan dan mengembangkan pemikirannya dalam
aneka wujud kebudayaan. Bahkan lebih dari itu, dengan bahasa manusia dapat
memengaruhi dan mendominasi orang lain, baik dalam sikap maupun
pikirannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah media yang


menghubungkan orang-orang. Manusia dan bahasa adalah satu kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan. Peradaban manusia ada karena bahasa, dan bahasa
berkembang karena peradaban manusia. Bahasa inilah yang dapat
membedakan manusia dengan makhluk ciptaan tuhan yang lain, tak hanya itu
bahasa juga lah yang menentukan jati diri manusia.

Bahasa, dalam pengertian Linguistik Sistemik Fungsional (LSF),


adalah bentuk semiotika sosial yang sedang melakukan pekerjaan di dalam
suatu konteks situasi dan konteks kultural, yang digunakan baik secara lisan
maupun secara tulis. Dalam pandangan ini, bahasa merupakan suatu konstruk
yang dibentuk melalui fungsi dan sistem secara simultan.

Dalam wujudnya, bahasa selalu berbentuk teks. Adapun yang


dimaksud dengan teks adalah satuan lingual yang mengungkapkan makna
secara kontekstual. Di sini, istilah “teks” dianggap sama dengan “wacana”, dan
satuan lingual dapat berupa kata, kelompok kata, klausa, atau kumpulan
paragraf. Apabila seseorang ingin mengungkapkan sesuatu, ia akan
menggunakan bentuk teks tertentu. Dengan teks itu, ia akan mencapai tujuan
yang diinginkannya. Agar teks itu dapat mewadahi dan menjadi sarana untuk
menyampaikan tujuannya, ia berusaha agar teks itu mengandung bentuk-
bentuk bahasa yang relevan. Bentuk-bentuk itu tidak lain adalah sistem
linguistik yang ada di dalam teks tersebut. Apabila tujuan yang disampaikan
berbeda, maka bentuk teks yang digunakan berbeda, dan bentuk-bentuk bahasa
yang dipilih di dalamnya pun juga berbeda. Akhirnya, teks yang tercipta akan
dapat mewakili seseorang tersebut, karena pada dasarnya sikap, gagasan, dan
ideologinya telah disampaikan melalui tujuan yang diungkapkannya dengan
memilih bentuk-bentuk bahasa yang relevan tersebut.

Tentang prinsip bahwa bahasa harus selalu dianggap sebagai teks,


Fowler (1986) menegaskan bahwa untuk kebutuhan analisis teks, analisis dapat
dilakukan tidak hanya terhadap teks linguistik, tetapi juga teks-teks lain
(seperti teks sastra), baik teks faktual maupun teks fiksi.
2.2 Sejarah Bahasa

Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Melayu dalam bentuk standar


yang dijadikan sebagai bahasa resmi Indonesia. Bahasa tersebut digunakan
sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan, di hampir
seluruh wilayah Asia Tenggara. Bahasa Indonesia dikumandangkan secara
resmi pada tanggal 28 Oktober 1928 yang bertepatan dengan peristiwa
Sumpah Pemuda.

Sejak abad ke-7 Masehi, bahasa Melayu kuno yang menjadi cikal
bakalnya dan digunakan sebagai bahasa perhubungan pada zaman kerajaan
Sriwijaya. Selain sebagai bahasa perhubungan, bahasa Melayu berfungsi
sebagai bahasa kebudayaan, bahasa perdagangan, dan sebagai bahasa resmi
kerajaan.

Alasan yang kuat sehingga bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa


kebangsaan adalah :

(1) Bahasa Indonesia sudah merupakan lingua franca, yakni bahasa


perhubungan antar etnis di Indonesia,

(2) Walaupun jumlah penutur aslinya tidak sebanyak penutur bahasa Jawa,
Sunda, atau bahasa Madura, bahasa Melayu memiliki daerah penyebaran yang
sangat luas dan yang melampaui batas-batas wilayah bahasa lain,

(3) Bahasa Melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa nusantara lain


sehingga tidak dianggap sebagai bahasa asing lagi,

(4) Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sederhana sehingga relatif mudah
dipelajari,

(5) Faktor psikologis, yaitu adanya kerelaan dari penutur bahasa Jawa dan
Sunda, serta penutur bahasa-bahasa lain, untuk menerima bahasa Melayu
sebagai bahasa persatuan,
(6) Bahasa Melayu memiliki kesanggupan untuk dapat dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.

Faktor lainnya yang menyebabkan bahasa Melayu diterima sebagai


bahasa Indonesia adalah:

a. Letak geografis yang istimewa, karena kediaman Bangsa melayu itu


terletak di Selat Malaka yang menjadi lokasi perhubungan dan perdagangan
yang sangat penting antara Barat dan Timur di lingkungan Asia Tenggara.

b. Sifat bangsa Melayu yang perantau, pelayar dan penjajah pulau-pulau.

c. Menjadi bahasa penghubung bagi kekuasaan politik kerajaan-kerajaan,


bahasa Melayu dijadikan sebagai alat pengembangan agama Islam yang
dibawa oleh para pedagang ke seluruh kepulauan dan pengembangan agama
Kristen yang dibawa portugis serta orang-orang Eropa lainnya.

2.3 Kedudukan Bahasa

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti


tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami putra
dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ini
berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional,
kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah.

1. Fungsi bahasa Indonesia dasar jiwa nasionalisme

Menurut buku Arifin (2008:12) kedudukan bahasa Indonesia sebagai


bahasa nasional memiliki fungsi, diantaranya:

a. Lambang kebanggaan kebangsaan,

Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang


mendasari rasa kebangsaan. Atas dasar kebangaan ini, bahasa Indonesia harus
terus dijaga, pelihara dan kembangkan serta rasa kebanggan pemakainya
senantiasa kita bina.

b. Lambang identitas nasional, sebagai identitas nasional bahasa


Indonesia fungsinya mengarah pada penghargaan terhadap bahasa Indonesia
selain bendera dan lambang negara.

c. Alat perhubungan antar warga, antardaerah, antar budaya

Masyarakat dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa


sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial
budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan.

d. Alat pemersatu suku budaya dan bahasanya,

Bahasa Indonesia memungkinkan keserasian di antara suku-suku,


budaya dan bahasa di Nusantara, tanpa harus menghilangkan indentitas
kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang
bahasa daerah yang bersangkutan.

2. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara

Menurut (Arifin,dkk. 2008:12) Bahasa Indonesia juga berkedudukan


sebagai bahasa negara, hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945
tercantum pasal khusus (Bab XV, pasal 36). Jadi dapat disimpulkan jika
kedudukan bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa negara.

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara memiliki fungsi


diantaranya:

a. Bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai di dalam


kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan seperti upacara, peristiwa dan kegiatan
kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan. Salah satu
kegiatan tersebut adalah penulisan dokumen dan putusan-putusan serta surat-
surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainya,
serta pidato-pidato kenegaraan.

b. Bahasa pengatar dalam pendidikan

c. Alat perhubungan pada tingkat nasional, bahasa Indonesia dipakai


bukan saja sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antardaerah, dan
antarsuku, melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang
sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.

d. Alat pegembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi

2.4 Fungsi Bahasa

Bahasa mengemban tiga fungsi utama, yaitu fungsi ideasional, fungsi


interpersonal, dan fungsi tekstual. Ketiga fungsi ini disebut fungsi
metafungsional, dan ketiga fungsi tersebut menunjukkan realitas yang berbeda.
Di bawah fungsi ideasional, bahasa digunakan untuk mengungkapkan realitas
fisik-biologis serta berkenaan dengan interpretasi dan representasi
pengalaman. Di bawah fungsi interpersonal, bahasa digunakan untuk
mengungkapkan realitas sosial dan berkenaan dengan interaksi antara
penutur/penulis dan pendengar/pembaca. Di bawah fungsi tekstual, bahasa
digunakan untuk mengungkapkan realitas semiotis atau realitas simbol dan
berkenaan dengan cara penciptaan teks dalam konteks
(Matthiessen,1992/1995:6; Martin, 1992).

Ketiga fungsi tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri secara lepas-lepas.


Ketiga-tiganya merupakan satu kesatuan metafungsi. Oleh karena itu, sebuah
tuturan kebahasaan, misalnya yang berbentuk klausa, mengemban tiga fungsi
itu sekaligus. Dengan kata lain, meskipun wujud klausa itu hanya satu, klausa
yang satu itu harus dilihat dari kapasitasnya yang mempunyai tiga fungsi
sekaligus.
Chaer (dalam Diah & Wulandari, 2015) mengemukakan fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi manusia mencakup lima fungsi dasar, yaitu fungsi
ekspresi, fungsi informasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi dan fungsi
entertainment. Fungsi ekspresi mewadahi konsep bahwa bahasa merupakan
media untuk melahirkan ungkapan-ungkapan batin yang ingin disampaikan
penutur kepada orang lain. Fungsi informasi adalah fungsi untuk
menyampaikan pesan atau amanat kepada orang lain. Fungsi eksplorasi adalah
penggunaan bahasa untuk menjelaskan suatu hal, perkara dan keadaan. Fungsi
persuasi merupakan penggunaan bahasa yang mengajak atau memengaruhi.
Sedangkan fungsi entertainment bahasa adalah penggunaan bahasa untuk
menghibur, menyenangkan dan memuaskan batin.

Ada 7 macam fungsi bahasa menurut Halliday (dalam Djojosuroto,


2006:42-44), yaitu :

1. The instrumental function (fungsi instrumental), melayani pengelolaan


lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi.

2. The regulatory function (fungsi regulasi), bertindak mengawasi serta


mengendalikan berbagai peristiwa.

3. The representational function (fungsi pemberian), bahasa untuk membuat


pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan,
menjelaskan atau melaporkan, atau dengan kata lain menggambarkan,
memberikan realitas yang sebenarnya.

4. The interactionnal function (fungsi interaksi), bertugas untuk menjamin dan


memantapkan ketahanan dan kelangsungan komunikasi interaksi.

5. The personal function (fungsi personal), memberi kesempatan kepada


seorang pembicara untuk mengekspresikan perasaan, emosi pribadi, serta
reaksi-reaksinya yang mendalam.
6. The heuristic function (fungsi heuristik), melibatkan penggunaan bahasa
untuk memperoleh ilmu pengetahuan, mempelajari seluk-beluk lingkungan.

7. The imagination function (fungsi imajinatif), melayani penciptaan sistem-


sistem atau gagasan-gagasan yang bersifat imajinatif.

Beberapa ahli bahasa bersepakat dengan fungsi-fungsi utama bahasa,


yaitu :

1. Fungsi ekspresi dalam bahasa, sebagai alat untuk mengungkapkan hal-hal


yang dirasakan.

2. Fungsi komunikasi dan informasi dalam bahasa, komunikasi tanpa ekspresi


diri memungkinkan komunikasi tidak akan berlanjut dengan baik sehingga
informasi tidak diterima dengan jelas.

3. Fungsi adaptasi dan integrasi dalam bahasa. Adaptasi dimaksudkan bahwa


bhasa yang digunakan tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
Fungsi integrasi digunakan untuk menyatukan berbagai ragam manusia yang
mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda.

2.5 Peran Bahasa

Bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Bahasa


Indonesia adalah bahasa yang terpenting di wilayah Indonesia. Dalam UUD
1945 pasal 36 dinyatakan bahwa “Bahasa negara adalah bahasa Indonesia”.
Artinya, bahasa Indonesia telah diakui keberadaannya sebagai bahasa negara
dan telah dilindungi oleh aturan hukum.

Bahasa memiliki peran penting dalam membentuk karakter manusia.


Peran bahasa Indonesia adalah sebagai cerminan pembentuk karakter bangsa.
Bahasa Indonesia harus digunakan sesuai konteks dan kedudukannya secara
baik dan benar. Dengan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar,
orang-orang di sekitar kita termasuk orang asing akan menilai bahwa karakter
orang Indonesia adalah berkarakter sopan-santun. Selain itu, dengan
mempelajari bahasa secara baik dan benar, manusia diharapkan dapat belajar
tentang apa itu karakter positif maupun karakter negatif lainnya dalam
kehidupannya. Ketika manusia sudah bisa memilah mana karakter yang positif
dan karakter yang negatif, diharapkan karakter tersebut dapat diintegrasikan
dalam kehidupannya sehari-hari.

Ada lima butir terpenting mengenai bahasa, yaitu:

1. Manusiawi

Manusiawi maksudnya bahwa hanya manusia-lah yang memiliki sistem


simbol untuk berkomunikasi. Manusia telah berbahasa sejak dini dan
perkembangan bahasanya inilah yang membedakan manusia dari makhluk
lainnya sehingga membuat dirinya mampu berpikir.

2. Dipelajari

Ketika dilahirkan, manusia tidak langsung mampu berbicara. Anak


yang tidak mempunyai kontak dengan orang lain yang berbahasa seperti
dirinya sendiri, akan mengembangkan bahasanya sendiri untuk memenuhi
hasrat komunikasinya. Namun, bahasa tidaklah ada artinya bila hanya untuk
diri sendiri. Paling tidak haruslah ada dua orang supaya ada proses komunikasi

3. Sistem

Bahasa memiliki seperangkat aturan yang dikenal para penuturnya.


bahasa sebagai suatu sistem adalah persoalan pemakaian dan kebiasaan
(usage); bukan ditentukan oleh panitia atau lembaga perumus. Aturan ini
dibuat dan diubah oleh cara orang-orang yang menggunakannya. Aturan ini
ada karena para penuturnya menggunakan bahasa dalam cara tertentu dan tidak
dalam cara lain.
4. Arbitrer

Manusia mempergunakan bunyi-bunyi tertentu dan disusun dalam cara


tertentu pula merupakan secara kebetulan saja. Orang-orang menggunakan
satu kata untuk melambangkan satu benda, misalnya kata sapi ditujukan hanya
untuk binatang berkaki empat tertentu karena orang lain berbuat demikian.
Demikian pula kalimat berbeda dari satu bahasa ke bahasa lainnya. Dalam
bahasa Latin, kata kerja cenderung menempati posisi akhir. Dalam bahasa
Perancis, kata sifat diletakkan setelah kata benda, seperti halnya bahasa
Indonesia.

5. Simbol

Bahasa terdiri atas rentetan simbol arbitrer yang memiliki arti. Kita bisa
menggunakan simbol-simbol ini untuk berkomunikasi sesama manusia karena
manusia sama-sama memiliki perasaan, gagasan, dan keinginan. Dengan
demikian, kita menerjemahkan orang lain atas acuan pada pengalaman sendiri.

2.6 Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah variasi yang terjadi karena pemakaian bahasa.


Hal ini menandakan bahwa antara si penutur bahasa yang satu dengan lainnya
menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Tentu perbedaan itu hanya dalam
pengucapan atau penulisan sementara maknanya jika disandingkan akan
memiliki makna yang sama atau mengacu pada suatu benda atau kondisi yang
sama.

Dari istilah ragam bahasa, sebenarnya sifat kearbitreran bahasa itu yang
menjadi sebab yang mendasar sehingga bahasa itu bervariasi.Hal itu pula yang
memberi gambaran bahwa kita diciptakan tidak homogen, melainkan
beranekaragam dengan keunikan-keunikannya masing-masing seperti sebagai
sebuah suku, adat, agama, bangsa, dan negara.
Bahasa adalah fenomena sosial yang berarti bahwa komunikasi antara
masyarakat membawa mereka ke dalam hubungan di dalam lingkungan. Dapat
dikatakan bahwa kedua bahasa dan masyarakat tidak dapat dipisahkan; mereka
terhubung dan dapat memengaruhi satu sama lainnya. Peran bahasa sangat
penting bagi masyarakat sosial agar dapat bekerja sama, berpolitik,
menjalankan perekonomian, dan berhubungan dengan manusia lain di seluruh
penjuru dunia. Untuk menjaga komunikasi tetap berlangsung maka diperlukan
penggunaan ragam bahasa.

Ragam bahasa adalah perbedaan cara berkomunikasi seseorang untuk


mencapai tujuan yang sama. Penggunaan ragam bahasa akan memengaruhi
makna atau maksud tertentu mengenai apa yang ingin disampaikan
berdasarkan konteks yang ada. Ragam bahasa berkaitan dengan variasi bahasa
berdasarkan penggunaannya, pemakaiannya, atau fungsinya.

Terjadinya keragaman bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh


penuturnya yang berbeda, melainkan juga karena kegiatan interaksi sosial yang
mereka lakukan sangat beragam. Adapun beberapa karakteristik sosial seperti
kelas sosial, kelompok, etnis, jenis kelamin dan usia pembicara yang
mempengaruhi penggunaan bahasa seseorang. Karakteristik sosial akan
mempengaruhi ragam berbicara, dialek, dan bahkan penggunaan bahasa yang
berbeda satu sama lain untuk alasan sosial. Akibatnya, tidak ada orang yang
berbicara sama, dan orang dapat menggunakan pengucapan yang berbeda,
kosakata, tata bahasa atau ragam bahasa untuk tujuan yang berbeda.

Sehubungan dengan fenomena ragam bahasa bahwa ada gradasi ragam


bahasa, dari yang sangat formal sampai yang sangat informal. Ada beberapa
aspek yang dapat menjadi pilihan ragam yang dapat diubah dengan istilah
faktor sosial. Ragam bahasa berarti bentuk bahasa yang digunakan pembicara
dan ditandai dengan skala formalitas. Klasifikasi ragam berbicara menjadi lima
ragam, yaitu beku, resmi, konsultatif, santai, dan intim. Digunakannya ragam
bahasa yang berbeda dalam beragam situasi disebabkan oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah faktor yang meliputi waktu dan situasi. Untuk mengkaji
perubahan tersebut pada tuturan seseorang, diperlukan adanya kerja sama
dengan satuan-satuan interaksi.

Banyak faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan ragam bahasa.


Komponen-komponen berikut: partisipan (participants), situasi dan konteks
sosial (setting and social context), topik (topic), dan fungsi (function). Namun,
ada komponen dasar dalam penjelasan sosiolinguistik mengapa tidak semua
orang berbicara dengan cara yang sama, dan mengapa tidak semua orang
berbicara dengan cara yang sama sepanjang waktu, di antaranya adalah: skala
kesenjangan sosial (a social distance scale), skala status (a status scale), skala
formalitas (a formality scale), dan skala dua fungsi (two functional scales).
Hubungan penggunaan ragam bahasa sangat berkaitan erat dengan peristiwa
tutur. Setiap ujaran dalam peristiwa tutur mengandung komponen-komponen
tutur.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahasa adalah alat komunikasi yang terorganisasi dalam bentuk satuan-


satuan, seperti kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang diungkapkan
baik secara lisan maupun tulis. Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Melayu
dalam bentuk standar yang dijadikan sebagai bahasa resmi Indonesia. Bahasa
Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum pada
ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional, kedudukannya berada di atas bahasa-
bahasa daerah. Kedudukan bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu sebagai dasar jiwa nasionalisme dan sebagai bahasa negara.

Fungsi utama bahasa adalah komunikasi. Bahasa mempunyai fungsi


lain, yaitu dianggap berguna sebagai penunjang pikiran. Beberapa ahli lain
berpendapat bahwa bahasa memiliki fungsi ekspresi, komunikasi dan
informasi, serta adaptasi dan integrasi dalam bahasa. Bahasa memiliki peran
penting dalam membentuk karakter manusia. Peran bahasa Indonesia adalah
sebagai cerminan pembentuk karakter bangsa. Ragam bahasa adalah
perbedaan cara berkomunikasi seseorang untuk mencapai tujuan yang sama.
Penggunaan ragam bahasa akan memengaruhi makna atau maksud tertentu
mengenai apa yang ingin disampaikan berdasarkan konteks yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, dkk. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: AKAPRESS.

A. Mubaligh. 2011. Relasi Bahasa dan Ideologi. LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan
Sastra

Dzikrina Rahmah. 2019. Fungsi Bahasa Indonesia dan Fungsi Teks dalam Kehidupan
Sehari-hari

Gusti Prima Y, dkk. 2016.Bahasa Indonesia: konsep Dasar dan Penerapan. Grasindo:
Jakarta

J. Sitorus. 2018. Ragam bahasa dalam perspektif Alkitab. Polygot: Jurnal Ilmiah

Nugroho A. 2015. PEMAHAMAN KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA


INDONESIA SEBAGAI DASAR JIWA NASIONALISME. Prosiding Seminar
Nasional Bulan Bahasa UNIB

N. Marliana, E. Puryanto. 2015. Problematika Penggunaan Ragam Bahasa JUrnalistik


pada Media Massa dan Implikasinya terhadap Pembinaan Bahasa Indonesia di
Masyarakat

Rezky Rully S. 2020. BAHASA INDONESIA. Poliban Press: Banjarmasin

Sujinah, dkk. 2018. Bahasa Indonesia. UMSurabaya Publishing: Surabaya

T. Herisetyanti, H. Suharyati. 2019. Ragam Bahasa dalam Komponen Tutur. Media


Bahasa, Satra, dan Budaya Wahana

T. Wiratno, R. Santosa. 2014. Bahasa, Fungsi Bahasa, dan Konteks Sosial. Modul
Pengantar Linguistik Umum

D. Rina. 2017. Peran Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah dalam Pendidikan
Karakter. Zunidar: Jurnal Prodi Pendidikan Ilmu Sosial

Anda mungkin juga menyukai