Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“HAKIKAT BAHASA INDONESIA”

Dosen Pembimbing:
RATMIATI
Oleh : KELOMPOK 1
RAHMAT IHSAN NOFIAN NIM:2030403075
RAHMATUL FITRI NIM:2030403076
YULIA PUTRI NIM:2030403108

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN)BATUSANGKAR
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karenarahmat,


taufik, hidayah dan inayah-Nya, makalah Bahasa Indonesia ini dapaat
diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada NabiMuhammad
SAW beserta keluarga, sahabat dan seluruh orang yang senantiasa mengikuti
sunnah beliau.

Makalah Bahasa Indonesia ini dibuat berdasarkan kepada panduan dan


Garis-garis Besar Program Pengajaran yang diberikan oleh Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Batusangkar.

Juga kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu


didalam penyusunan materi kuliah ini kami ucapkan terimakasih, karena tanpa
rahan, bimbingan dan motivasi yang diberikan, tentunya belum bisa tersaji kepada
para pembaca, walaupun tidak bisa kami sebutkan namanya satu persatu.Akhir
kata, sebagai karya Bahasa Indonesia yang baik tentunya memerlukan sebuah
celah untuk menyempurnakan materi kedepan, untuk itu kami dengan segala
kerendahan hati menerima masukan demi maksud diatas demi peningkatan dan
penyempurnaan dalam makalah dan pembelajan ini

. Batusangkar, 3 Februari 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Bahasa merupakan salah satu unsur identitas nasional.Bahasa
dipahami sebagai system perlambangan yang secara arbiter dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana
berinteraksi manusia.Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang
mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis.
Setelah kemerdekaaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa
nasional.Bahasa Indonesia dulu dikenal dengan bahasa melayu yang
merupakan bahasa penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan
nusantara.Selain menjadi bahasa penghubung antara suku-suku,bahasa
melayu juga menjadi bahasa transaksi perdagangan internasional di
kawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa
Indonesia dengan para pedagang asing.
Pada tahun 1928 bahasa melayu mengalami perkembangan yang luar
biasa.Pada tahun tersebut para tokoh pemuda dari berbagai latar belakang
suku dan kebudayaaan menetapakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan Indonesia,keputusan ini dicetuskan melalui sumpah
pemuda.Dan baru setelah kemerdekaan Indonesia tepatnya pada tanggal
18 Agustus Bahas Indonesia diakui secara Yuridis.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa hakikat bahasa ?
2.      Bagaimaan sejarah perkembangan bahasa indonesia
3.      Apa kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
4.      Bagaimana ragam bahasa indonesia tersebut ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat bahasa
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
4. Untuk mengetahui ragam bahasa indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat bahasa
Bahasa sebagai sebuah system lambang bunyi yang arbitrer, yang
dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasi diri Kridalaksana (1993:21).
Hakikat bahasa adalah sebagai berikut :
1.      Bahasa itu sistematik
Sistematik berarti beraturan atau berpola. Dalam hal bunyi, tidak
sembarangan bunyi bisa dipakai sebagai suatu symbol dari suatu rujukan
dalam berbahasa.
Contoh dari tataran fonologi dalam bahasa Indonesia terdapat satu
buah bunyi bermakna [o] ‘paham’ ; selain itu, rangkaian dua bunyi vocal
[ee] ‘buang air besar’; rangkaian tiga bunyi [bah] ‘air besar yang
mengalir deras’.
Bukti lain, dalam struktur morfologis bahasa Indonesia, prefiks me-
bisa berkombinasi dengan sufiks –kan dan –I, contohnya kata
membuktikan dan melapisi. Akan tetapi tidak bisa berkombinasi dengan
ter-. Contohnya, menertawa, yang ada adalah menertawakan atau
tertawa. Karena bahasa itu beraturan dan berpola.
2.      Bahasa itu manasuka(arbiter)
Manasuka atau arbiter adalah acak, bisa muncul tanpa alasan. Kata-
kata adalah symbol dalam bahsa, sebuah kata dapat muncul tanpa
hubungan logis dengan yang disimbolkannya.  Orang Minahasa menamai
beras dengan sebutan kan, itu terserah komunitas orang Minahasa,
biarlah orang Jawa menamakannya sego, atau orang Ranau di Sumatra
Selatan menyebutnya mi. Bukti-bukti diatas menjadi bukti bahwa bahsa
memiliki sifat arbiter, manasuka, atau acak semuanya. Pemilihan bunyi
dan kata dalam hal ini benar-benar sangat bergantung pada konvensi aau
kesepakatan pemakai bahasa  suatu bahsa.
3.      Bahasa itu bunyi
Bahasa mewujud dalam bentuk bunyi. Kemajuan teknologi dan
perkembangan kecerdasan manusia memang telah melahirkan bahasa
dalam wujud tulis, tetapi system tulis tidak bisa menggantikan cirri bunyi
dalam bahasa. System penulisan hanyalah alat untuk menggambarkan
bunyi di atas kertas yang memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai
pelestari ujaran dan pelestari kebudayaan manusia. Realitas yang
menunjukan bahwa bahasa itu bunyi, mengakibatkan telaah tentang
bahasa atau linguistic memiliki cabang telaah bunyi yang disebut dengan
istilah fonetik dan fonologi.
4.      Bahasa itu simbol
Symbol adalah lambang sesuatu, bahasa juga adalah lambang
sesuatu. Titik-titik air yang jatuh dari langit diberi symbol dengan bahasa
dengan bunyi tertentu. Bunyi tersebut jika ditulis adalah hujan. Hujan
adalah symbol linguistic yang bisa disebut kata untuk melambangkan
titik-titik air yang jatuh dari langit itu. Symbol bisa berupa bunyi, tetapi
bisa berupa goresan tinta berupa gambar di atas kertas. Gambar adalah
bentuk lain dari symbol yang dapat dikomukasikan kepada orang lain.
5.      Bahasa itu mengacu pada dirinya
Bunyi-bunyi yang digunakan manusia bisa digunakan untuk
menganalisis bunyi itu sendiri. Dalam istilah linguistic, kondisi seperti itu
disebut dengan metalaguange, yaitu bahasa bisa dipakai untuk
membicarakan bahasa itu sendiri. Linguistik menggunakan bahasa untuk
menelaah bahasa secara ilmiah.
6.      Bahasa itu manusiawi
Bahasa itu manusiawi dalam artian bahwa itu adalah kekayaan yang
hanya dimiliki umat manusia. Manusialah yang berbahasa sedangkan
hewan dan tumbuhan tidak.
7.      Bahasa itu komunikasi
Fungsi terpenting bahasa adalah komunikasi dan interaksi.
Komunikasi mencakup makna mengungkapkan dan menerima pesan,
caranya bisa dengan berbicara, mendengar, menulis atau membaca.
Komunikasi tidak hanya berlangsung antar manusia yang hidup pada satu
jaman, komunikasi itu bisa dilakukan antar manusia pada jaman yang
hidup pada jaman yang berbeda, tentu saja meskipun hanya satu arah.
Contohnya nabi Muhammad SAW telah meninggal beberapa ratus tahun
silam, tetapi ajaran-ajarannya telah berhasil dikomunikasikan kepada
umat manusia pada masa sekarang.

B.     Sejarah perkembangan bahasa indonesia


Berbicara tentang sejarah perkembangan Bahasa Indonesia, kita
tidak bisa lepas dari sejarah bangsa Indonesia secara keseluruhan, mulai
dari jaman Kerajaan Sriwijaya sampai sekarang ini, khususnya Sumpah
Pemuda. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan titik tolak
perkembangan bahasa Indonesia.
sebelum sumpah pemuda
1.      Zaman Kerajaan
Pada abad VII sampai dengan abad XII, Kerajaan Sriwijaya
menguasai perpolitikan dan ilmu pengetahuan di Asia Tenggara dengan
adanya Perguruan Tinggi Agama Budha. Perguruan tinggi tersebut
mempunyai bahasa pengantar dalam kuliah yakni bahasa Melayu.
Buktinya, di Palembang, Jambi dan Bangka, ditemukan batu bersurat
(piagam) bertanggal tahun Syaka 604, 605,608 (kira-kira sesuai dengan
tahun 682,683,686 Masehi) yang menggunakan bahasa Melayu
tertua.Waktu itu, bahasa Melayu yang digunakan dibedakan atas 3
bagian, yaitu :
a.       Bahasa Melayu Pasar, yang dipakai di bidang perdagangan;
b.      Bahasa Melayu Tinggi (Riau) dipakai dalam administrasi
pemerintahan, kantor dan sekolah;
c.       Bahasa Melayu Dialek yang muncul di daerah tertentu,
misalnya bahasa Melayu Dialek Ambon, bahasa Melayu Dialek Jakarta
dan bahasa Melayu Diatek Medan.
2.      Zaman Kolonial (Penjajahan) Belanda
Pada zaman ini bahasa Melayu Indonesia berkembang sesuai dengan
kondisi di bawah penjajahan Belanda. Ch. A. Van Ophuysen menyusun
ejaan resmi bahasa Melayu pada tahun 1901. Hal ini semakin
memantapkan kedudukan bahasa Melayu. Sebelumnya Gubernur
Belanda telah menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar di
sekolah “Bumiputera”. Selanjutnya pemerintah Belanda mendirikan
Taman Bacaan Rakyat pada tahun 1908, yang kemudian diubah menjadi
Balai Pustaka pada tahun 1917.
Pada tanggal 25 Juni 1918 keluar ketetapan Ratu Belanda yang
memberi kebebasan kepada anggota Dewan Rakyat (Volkstrad)
menggunakan bahasa Melayu dalam perundingan. Ketetapan ini
merupakan reaksi Kerajaan Belanda atas gagasan yang dicetuskan
anggota-anggota Dewan Rakyat bangsa Indonesia yang didorong oleh
hasrat untuk memperjuangkan diakuinya bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional.
3.      Zaman Pergerakan Kemerdekaan
 Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 mengumandangkan ke seluruh
Tanah Air bahkan ke seluruh dunia bahwa Indonesia: Berbangsa Satu
yaitu Bangsa Indonesia, Bertanah Air Satu yaitu Tanah Air Indonesia dan
yang ketiga (terpenting) Menjungjung Bahasa Persatuan yaitu Bahasa
Indonesia. Butir ketiga, merupakan suatu karunia ilahi yang telah
mengilhami putra-putri Indonesia untuk bersatu. Setiap orang Indonesia
menyadari bahwa bahasa Indonesia telah berjasa mempercepat persatuan
bangsa. Kini bangsa Indonesia telah memiliki bahasa kebangsaan, bahasa
kesatuan dan bahasa yang dapat mempersatukan kehendak dan perasaan.
Pada tahun 1933 resmi berdiri suatu angkatan sastrawan yang
menamakan dirinya Pujangga Baru. Nama ini diambil dari nama majalah
sastra dan kebudayaan waktu itu yakni, Pujangga Baru. Pada masa itu
dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia yang sebenarnya telah mulai
dari bahasa Melayu Balai Pustaka yang masih khas Minangkabau
berkembang menjadi bahasa modren yakni bahasa Indonesia. Masyarakat
pun semakin mengenal dan secara tidak langsung mereka belajar dari
surat kabar yang banyak bermunculan. Tokoh yang paling berperan,
yaitu, S. Takdir Alisyahbana. Dia banyak mengarang buku dan pernah
menulis artikel tentang jurnalistik Melayu Tionghoa dalam majalah
Pujangga Baru.
4.      Zaman Penjajahan Jepang
Masa penjajahan Jepang merupakan masa penting. Bahasa Indonesia
menjadi bahasa utama karena bahasa Belanda (bahasa musuh) tak boleh
lagi dipergunakan dalam percakapan sehari-hari dan urusan-urusan remi.
Sementara itu bahasa Jepang belum dikuasai. Maka satu-satunya alat
komunikasi adalah bahasa Indonesia.
5.      Zaman Kemerdekaan
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal
17 Agustus 1945, mulailah suatu masa yang sangat penting. UUD-RI
1945, bab XV, pasal 36 berisi : Bahasa negara adalah bahasa Indonesia.
Pengesahan dalam Undang-Undang Dasar ini menjadikan bahasa
Indonesia memperoleh kedudukan secara hukum dan lebih pasti. Dunia
mengetahui bahwa bangsa Indonesia yang baru merdeka itu mempunyai
bahasa sendiri. Kedudukan bahasa Indonesia mendapat kepastian sebagai
bahasa nasional, bahasa kesatuan, bahasa resmi dan bahasa negara.
Sastrawan-sastrawan muda yang sejak tahun 1942 sudah muncul,
terkenal dengan nama “Angkatan ‘45”. Bahasa yang dipergunakan
mereka bukan lagi bahasa Balai Pustaka, juga bukan bahasa Pujangga
Baru, melainkan bahasa Indonesia yang berkembang dengan corak baru.
Kekhasan bahasa yang dipakai waktu itu, lebih bebas dalam memilih kata
maupun kalimat, kaya dengan ungkapan-ungkapan, dan perbandingannya
tidak berbau klise lagi.
Pada tahun 1950, bahasa Indonesia memasuki periode baru, dan semakin
terus-menerus dibina dan dikembangkan. Kedudukan bahasa Indonesia
menjadi bahasa ilmu, bahasa seni, bahasa politik, bahasa hukum dan
bahasa ekonomi. Selanjutnya, pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden
Republik Indonesia menetapkan pemakaian ejaan baru. Pemerintah juga
melalui surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengubah
Lembaga Bahasa Nasional menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa pada tanggal 1 Pebruari 1975. Berbagai usaha dilakukan lembaga
ini untuk mengembangkan bahasa Indonesia.
Penelitian-penelitian, penataran, penyuluhan, seminar dan
konferensi-konferensi digalakkan. Televisi Republik Indonesia (TVRI)
dan Radio Republik Indonesia (RRI) juga berperan dalam pembinaan
bahasa Indonesia melalui program-program siaranya.

C.    Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia


1.      Kedudukan bahasa Indonesia
Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Dalam hunumgan ini, bahasa Indonesia
adalah alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan
kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri dan
identitasnya sendiri , yang membedakannya dari kebudayaan daerah.
Pada waktu yang sama bahasa Indonesia dipergunakan sebagai alat untuk
menyatakan nilai-nilai sosial budaya nasiona Halim (1979:4).
Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah,
bahasa Indonesia berperanan sangat penting. Sastra Indonesia merupakan
wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis sehingga menjadi
bahasa yang penting dalam dunia internasional Arifin dan
Amran (2008:13-15).
2.      Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mempunyai beberapa
fungsi sebagai:

a.              Informasi
b.              Ekspresi diri
c.              Untuk adaptasi dan integrasi
d.             Alat kontrol sosial
e.              Alat mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain
f.               Alat komunikasi
g.              Peranan dan fungsi bahasa Indonesia di dalam bernegara
berperanan sangat vital diantaranya sebagai:
(1)      Bahasa resmi kenegaraan.
(2)      Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
(3)      Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah dan di
bidang kebudayaan mempunyai fungsi alat pengembangan kebudayaan.
(4)      Bahasa pemersatu yaitu bahasa yang mempersatukan suku
bangsa yang berlatar budaya dan bahasa yang berbeda-beda.
(5)      Bahasa baku yang berfungsi sebagai pemberi kekhasan.

3.      Ragam bahasa indonesia


Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium
pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam
yang baik , yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya
ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi,
atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam
bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan
pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah
penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di
sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa
baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di
pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku. 
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Bahasa merupakan salah satu unsur identitas nasional.Bahasa
dipahami sebagai system perlambangan yang secara arbiter dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana
berinteraksi manusia.Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang
mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis.
Bahasa sebagai sebuah system lambang bunyi yang arbitrer, yang
dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasi diri Kridalaksana (1993:21).
B.     Saran
Dalam pembahasan makalah ini penulis berharap semoga apa yang
kita pelajari saat ini dapat berguna bagi kita dan bisa juga kita hadiahkan
buat generasi kita selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Baku Bahasa Indonesia  Edisi Ketiga.


Jakarta: Balai Pustaka.

Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan


Benar. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sabariyanto, Dirgo.1999. Kebakuan dan Ketidakbakuan Kalimat


dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Arifin, Prof. Dr. E. Zaenal. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia.


Jakarta: Akademika Pressindo.

Anwar, Khairil. 1995. Sosio Kultural Masalah Bahasa.Yogyakarta:


Gajah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai