Kemakmuran! Keberuntungan! Pada tahun Śaka 605, hari kesebelas paruh terang
bulan Waiśākha, Sri Baginda naik kapal untuk mencari kesaktian. Hari ketujuh paruh
terang, bulan Jyeşţha, raja membebaskan diri dari. Ia memimpin bala tentara yang terdiri
dari dua puluh ribu [orang]; pengikut sejumlah dua ratus orang menggunakan perahu,
pengikut yang berjalan kaki sejumlah seribu tiga ratus dua belas orang tiba di hadapan
[Raja], bersama-sama, dengan sukacitanya. Hari kelima paruh terang bulan, ringan,
gembira, datang dan membuat negeri Śrīwijaya, sakti, kaya (Seri Terjemahan Arkeologi
No.2, 1989: 53).
Safira Basaina, 2010. Perkembangan Pengaruh Kata – Kata Sanskerta dalam Prasasti – Prasasti
Berbagasa Melayu kuna di Sumatra Pada Abad Ke – 7 Hingga ke – 10 Masehi. Universitas Indonesia.