Anda di halaman 1dari 3

Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Ada beberapa fungsi perencanaan pembelajaran antara lain :


1. Fungsi Kreatif
Perencanaan pembelajaran yang matang akan dapat memberikan timbal balik yang menggambarkan
berbagai kelemahan yang akan terjadi. Melalui hal tersebut guru harus bisa lebih kreatif lagi dalam
meningkatkan dan memperbaiki program pembelajaran serta dapat menemukan hal – hal baru.
2. Fungsi Inovatif
Adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan akan memberikan dampak pada proses yang
dilaksanakan. Sehingga muncul suatu inovasi untuk memperbaiki hal tersebut dengan merencakan
proses pembelajaran yang sistematis dan terprogram.
3. Fungsi Selektif
Dengan melalui proses perencanaan seorang guru dapat menyelesaikan strategi yang dianggap lebih
efisien dan efektif untuk dikembangkan. Fungsi ini berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Guru dapat menentukan materi mana yang sesuai untuk
diajarkan kepada siswa.
4. Fungsi Komunikatif
Sesuatu perencanaan yang mencukupi wajib bisa menarangkan kepada tiap orang yang ikut serta, baik
guru, siswa, kepala sekolah, atau apalagi pihak eksternal semacam orang tua serta warga. Dokumen
perencanaan wajib bisa mengkomunikasikan kepada tiap orang, baik tentang tujuan serta hasil yang
mau dicapai, strategi atau rangkaian aktivitas yang bisa dicoba.
5. Fungsi Prediktif
Perencanaan dapat menggambarkan berbagai macam kesulitan atau kendala yang akan terjadi dengan
melalui fungsi prediktif. Selain itu, fungsi prediktif juga dapat menggambarkan hasil yang akan
diperoleh.
6. Fungsi Akurasi
Sering kali guru merasa kelebihan bahan pelajaran sehingga mereka merasa waktu yang ada tidak
cocok dengan kebanyaknya bahan yang wajib dipelajari siswa. Perencanaan yang matang dapat
menjauhi perihal tersebut.

7. Fungsi Pencapaian Tujuan

Pembelajaran memiliki dua sisi penting yaitu hasil belajar dan proses belajar. Dengan adanya
perencanaan ini kedua sisi pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan secara seimbang.

8. Fungsi Kontrol

Dengan mengontrol keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan adalah bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan dapat menentukan sejauh mana siswa
dapat memahami materi pelajaran (Sanjaya, 2013 : 35-37).
Menurut Nurdin dan Usman( 2002: 87) dari perencanaan pendidikan yang dipersiapkan guru antara
lain merupakan:

1. memastikan arah kegiatan pendidikan,

2. berikan isi serta arti tujuan,

3. memastikan metode gimana menggapai tujuan yang diharapkan, serta

4. mengukur seberapa jauh tujuan itu sudah tercapai serta aksi apa yang wajib dilakukan apabila
tujuan belum tercapai.

Dari sebagian fungsi tersebut, dasar perlunya perencanaan pendidikan merupakan utuk membetulkan
pendidikan, merancang suatu pendidikan butuh memakai pendekatan sistem, perencanaan desain
pembelajaran yang diperuntukan pada peserta didik, desain pendidikan diperuntukan pada peserta
didik secara perorangan, perencanaan dicoba pada ketercapaian tujuan pendidikan. Target akhir
perencanaan pemebelajaran merupakan mudahnya peserta didik buat belajar, perencanaan wajib
mengaitkan seluruh variabel pendidikan serta ini dari desain perencanaan yang dibuat merupakan
penetapan tata cara pendidikan yang optimal untuk mencapai tujuan (Nadzir, 2013).

Manfaat Perencanaan Pemebelajaran

Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting bagi guru dala melaksanakan tugas sebagai
tenaga pendidik. Perencaan juga meruapakan langkah awal sebelum terjadinya proses pembelajaran.
Terdapat beberapa manfaat pembelajaran yaitu :

1. Menjauhi duplikasi dalam membagikan modul pelajaran. Dengan menyajikan modul pelajaran yang
betul- betul relevan dengan kompetensi yang mau dicapai, bisa dihindari terbentuknya duplikasi serta
pemberian modul pelajaran yang terlalu banyak.

2. Mengupayakan konsistensi kompetensi yang mau dicapai dalam mengarahkan suatu mata
pelajaran. Dengan kompetensi yang sudah didetetapkan secara tertulis, siapapun yang mengarahkan
mata pelajaran tertentu tidak hendak beralih ataupun menyimpang dari kompetensi serta modul yang
sudah didetetapkan.

3. Maningkatkan pendidikan cocok dengan kebutuhan, kecepatan serta kesempurnaan partisipan


didik.

4. Menolong memudahkan penerapan akreditasi. Penerapan akreditasi hendak lebih dipermudah


dengan mengggunakan tolok ukur standar kompetensi.

5. Memperbaharui sistem penilaian serta laporan hasil belajar partisipan didik. Dalam pendidikan
berbasis kompetensi, keberhasilan partisipan didik diukur serta dilaporkan bersumber pada
pencapaian kompetensi ataupun sub kompetensi tertentu, bukan didasarkan atas perbandingan dengan
hasil belajar partisipan didik yang lain.

6. Memperjelas komunikasi dengan partisipan didik tentang tugas, aktivitas atau pengalaman belajar
yang wajib dicoba serta metode yang digunakan untuk memastikan keberhasilan belajarnya.

7. Tingkatkan akuntabilitas publik. Kompetensi yang sudah disusun, divalidasikan serta


dikomunikasikan kepada publik sehingga bisa digunakan untuk mempertanggungjawabkan aktivitas
pendidikan kepada publik.

8. Membetulkan sistem sertifikasi. Dengan formulasi kompetensi yang lebih spesifik serta terperinci,
sekolah/ madrasah bisa menghasilkan sertifikat ataupun transkrip yang melaporkan tipe serta aspek
kompetensi yang dicapai (Majid, 2012 : 23).

Sumber :

Sanjaya, Wina. (2013). Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Nadzir.M, 2013. Perencanaan Pembelajaran Berbasis Karakter. Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.
02 No. 02.

Abdul, Majid. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya

Nurdin, Syafruddin dan Usman, Basyiruddin. (2002). Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum.
Jakarta: Ciputat Pers.

Anda mungkin juga menyukai