Pembelajaran memiliki dua sisi penting yaitu hasil belajar dan proses belajar. Dengan adanya
perencanaan ini kedua sisi pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan secara seimbang.
8. Fungsi Kontrol
Dengan mengontrol keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan adalah bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan dapat menentukan sejauh mana siswa
dapat memahami materi pelajaran (Sanjaya, 2013 : 35-37).
Menurut Nurdin dan Usman( 2002: 87) dari perencanaan pendidikan yang dipersiapkan guru antara
lain merupakan:
4. mengukur seberapa jauh tujuan itu sudah tercapai serta aksi apa yang wajib dilakukan apabila
tujuan belum tercapai.
Dari sebagian fungsi tersebut, dasar perlunya perencanaan pendidikan merupakan utuk membetulkan
pendidikan, merancang suatu pendidikan butuh memakai pendekatan sistem, perencanaan desain
pembelajaran yang diperuntukan pada peserta didik, desain pendidikan diperuntukan pada peserta
didik secara perorangan, perencanaan dicoba pada ketercapaian tujuan pendidikan. Target akhir
perencanaan pemebelajaran merupakan mudahnya peserta didik buat belajar, perencanaan wajib
mengaitkan seluruh variabel pendidikan serta ini dari desain perencanaan yang dibuat merupakan
penetapan tata cara pendidikan yang optimal untuk mencapai tujuan (Nadzir, 2013).
Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting bagi guru dala melaksanakan tugas sebagai
tenaga pendidik. Perencaan juga meruapakan langkah awal sebelum terjadinya proses pembelajaran.
Terdapat beberapa manfaat pembelajaran yaitu :
1. Menjauhi duplikasi dalam membagikan modul pelajaran. Dengan menyajikan modul pelajaran yang
betul- betul relevan dengan kompetensi yang mau dicapai, bisa dihindari terbentuknya duplikasi serta
pemberian modul pelajaran yang terlalu banyak.
2. Mengupayakan konsistensi kompetensi yang mau dicapai dalam mengarahkan suatu mata
pelajaran. Dengan kompetensi yang sudah didetetapkan secara tertulis, siapapun yang mengarahkan
mata pelajaran tertentu tidak hendak beralih ataupun menyimpang dari kompetensi serta modul yang
sudah didetetapkan.
5. Memperbaharui sistem penilaian serta laporan hasil belajar partisipan didik. Dalam pendidikan
berbasis kompetensi, keberhasilan partisipan didik diukur serta dilaporkan bersumber pada
pencapaian kompetensi ataupun sub kompetensi tertentu, bukan didasarkan atas perbandingan dengan
hasil belajar partisipan didik yang lain.
6. Memperjelas komunikasi dengan partisipan didik tentang tugas, aktivitas atau pengalaman belajar
yang wajib dicoba serta metode yang digunakan untuk memastikan keberhasilan belajarnya.
8. Membetulkan sistem sertifikasi. Dengan formulasi kompetensi yang lebih spesifik serta terperinci,
sekolah/ madrasah bisa menghasilkan sertifikat ataupun transkrip yang melaporkan tipe serta aspek
kompetensi yang dicapai (Majid, 2012 : 23).
Sumber :
Sanjaya, Wina. (2013). Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Nadzir.M, 2013. Perencanaan Pembelajaran Berbasis Karakter. Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.
02 No. 02.
Nurdin, Syafruddin dan Usman, Basyiruddin. (2002). Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum.
Jakarta: Ciputat Pers.