NIM:2001277002
PRODI:D3kep tingkat 1
1.jelaskan sejarah bahasa Indonesia berasal dari bahasa apa dan beberapa alesannya
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7.
Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit
berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M
(Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan
Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi).
Fungsi bahasa yang utama dan pertama sudah terlihat dalam konsepsi
bahasa di atas, yaitu fungsi komunikasi dalam bahasa berlaku bagi semua bahasa apapun dan
dimanapun.
Dalam berbagai literatur bahasa, ahli bahasa (linguis) bersepakat dengan fungsi-fungsi bahasa berikut:
1. fungsi ekspresi dalam bahasa
2. fungsi komunikasi dalam bahasa
3. fungsi adaptasi dan integrasi dalam bahasa
4. fungsi kontrol sosial (direktif dalam bahasa)
Fungsi ekspresi
Fungsi pertama ini, pernyataan ekspresi diri, menyatakan sesuatu
yang akan disampaikan oleh penulis atau pembicara sebagai eksistensi diri dengan maksud :
a. Menarik perhatian orang lain (persuasif dan provokatif),
b. Membebaskan diri dari semua tekanan dalam diri seperti emosi,
c. Melatih diri untuk menyampaikan suatu ide dengan baik,
d. Menunjukkan keberanian (convidence) penyampaikan ide.
Fungsi ekspresi diri itu saling terkait dalam aktifitas dan interaktif
keseharian individu, prosesnya berkembang dari masa anak-anak, remaja, mahasiswa, dan dewasa.
Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi merupakan fungsi bahasa yang kedua setelah fungsi ekspresi diri. Maksudnya,
komunikasi tidak akan terwujud tanpa dimulai dengan ekspresi diri. Komunikasi merupakan akibat
yang lebih jauh dari ekspresi, yaitu komunikasi tidak akan sempurna jika ekspresi diri tidak diterima
oleh orang lain. Oleh karena itu,komunikasi tercapai dengan baik bila ekspresi berterima,
dengan kata lain, komunikasi berprasyarat pada ekspresi diri.
Bahasa Persatuan
Bahasa persatuan adalah pemersatu suku bangsa, yaitu pemersatu suku, agama, rasa dan
antar golongan (SARA) bagi suku bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Fungsi pemersatu
ini (heterogenitas/kebhinekaan) sudah dicanangkan dalam Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928.
Bahasa Nasional
Bahasa Nasional adalah fungsi jati diri Bangsa Indonesia bila berkomunikasi pada dunia
luar Indonesia. Fungsi bahasa nasional ini dirinci atas bagian berikut:
1.Lambang kebanggaan kebangsaan Indonesia
2.Identitas nasional dimata internasional
3.Sarana hubungan antarwarga, antardaerah, dan antar budaya, dan
4. Pemersatu lapisan masyarakat: sosial, budaya, suku bangsa, dan bahasa.
Bahasa negara
Bahasa negara adalah bahasa yang digunakan dalam administrasi negara untuk berbagai aktivitas
dengan rincian berikut:
1. Fungsi bahasa sebagai administrasi kenegaraan,
2. Fungsi bahasa sebagai pengantar resmi belajar di sekolah dan perguruan tinggi,
3. Fungsi bahasa sebagai perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan bagai negara Indonesi sebagai negara berkembang
4. Fungsi bahsa sebagai bahasa resmi berkebudayaan dan ilmu teknologi (ILTEK)
Bahasa Baku
Bahasa baku (bahasa standar) merupakan bahasa yang
digunakan dalam pertemuan sangat resmi. Fungsi bahasa baku itu berfungsi sebagai berikut:
1. Pemersatu sosial, budaya, dan bahasa,
2. Penanda kepribadian bersuara dan berkomunikasi,
3. Penambah kewibawaan sebagai pejabat dan intelektual,
4. Penanda acuan ilmiah dan penuisan tulisan ilmiah.
Keempat posisi atau kedudukan bahasa Indonesia itu mempunyai fungsi
keterkaitan antar unsur. Posisi dan fungsi tersebut merupakan kekuatan bangsa Indonesia dan
merupakan jati diri Bangsa Indonesia yang kokoh dan mandiri.
Dengan keempat posisi itu, bahasa Indonesia sangat dikenal di mata dunia, khususnya tingkat regional
ASEAN, dengan mengedepankan posisi dan fungsi bahaasa Indonesia, eksistensi bahasa
Indonesia diperkuat dengan latar belakang sejarah yang runtut dan argumentatif.
4jelaskan pengertian afiksasi,prefiks,infiks,sufiks,simulfiks/konfiks dan contohnya
1. Prefiks
Awalan atau prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal
sebuah kata dasar. Kata “prefiks” sendiri diserap dari kata “prefix” yang
terdiri dari kata dasar “fix” yang berarti “membubuhi” dan prefiks “pre-“,
yang berarti “sebelum”.
Macam-macam Prefiks
• Prefiks di-
• Prefiks me-
Berfungsi membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung arti
struktural. Prefiks ini mengandung beberapa arti:
• Prefiks ber-
Berfungsi membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat, dan
kata kerja sendiri) Prefiks ini mengandung arti :
• Prefiks pe-
Berfungsi membentuk kata benda dan kata kerja, kata sifat, dan kata benda
sendiri. Prefiks ini mendukung makna gramatikal:
• Prefiks per-
• Prefiks ter-
Berfungsi membentuk kata kerja (pasif) atau kata sifat. Arti yang dimiliki
antara lain ialah :
2. Infiks
12.00
Normal
0
false
false
false
IN
X-NONE
X-NONE
MicrosoftInternetExplorer4
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
Infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan pada tengah-tengah kata. Beberapa bahasa yang
memiliki infiks misalnya bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa Tagalog, dan beberapa bahasa
lainnya.
Sisipan -el-
Sisipan -er-
Sisipan -em-
Bedakan dengan kata berawalan “p” yang dilekati awalan “pe-” yang
keduanya luluh menjadi “pem-“, misalnya “pemimpin” bukan “pimpin”
yang diberi infiks “-em-” melainkan “pimpin” yang diberi awalan “pe-“
Sisipan -in-
Sisipan -ah-
3. Sufiks
Sufiks atau akhiran adalah afiks yang dibubuhkan pada akhir
sebuah kata. Dalam bahasa Indonesia, “-nya”, sebagai contoh adalah
sebuah sufiks.
Daftar akhiran dalam bahasa Indonesia
• -an
• -i
• -kan
• -ku, -mu, -nya
• -kah, -lah, -tah
• ke-an
• pe-an
• per-an
SUFIKS (akhiran)
• Sufiks –an
A. Fungsi
B. Arti
Kata-kata yang mengandung sufiks –an, dapat mendukung salah satu arti
berikut:
• 1. Tempat
• 5. Sesuatu yang di… atau sesuatu yang telah... seperti yang telah disebut
dalam kata dasar.
• 8. Tiap-tiap
• 9. Sesuatu yang mempunyai sifat sebagai yang diesbut pada kata dasar
Sufiks -i
A. Bentuk
Tidak mengalami perubahan.
B. Fungsi
C. Arti
Menyakiti hatinya.
Sufiks -kan
A. Bentuk
B. Fungsi
d. Ada pula sufiks – kan yang sebenarnya merupakan ringkasan dari kata
tugas akan.
Baik sufiks – kan maupun sufiks –i mempunyai fungsi yang sama yaitu
membentuk kata kerja. Tetapi kedua akhiran itu mengandung suatu
perbedaan terutama dalam hubungan dengan objeknya. Hubungan antara
kata kerja yang berakhiran –i dengan objeknya adalah objek berada dalam
keadaan diam, menjadi tempat berlangsungnya perbuatan itu. Sedangkan
untuk sufiks – kan , objeknya berada dalam keadaan bergerak.
Sufiks -nya
Pertama-tama harus ditegaskan bahwa ada dua macam nya. Nya jenis
pertama adalah kata gantiorang ketiga tunggal, baik dalam fungsinya
sebagai pelaku atau pemilik. Dalam hal ini nya tidak berstatus
akhiran. Nya yang kedua adalah –nya yang berstatus akhiran.
Akhiran –nya mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Untuk mengadakan transposisi atau suatu jenis kata lain menjadi kata
benda.
c. Menjelaskan situasi.
A. Bentuk
Ketiga macam sufiks ini berasal dari bahasa Sansekerta. Dalam bahasa
Sansekerta bentuk sufiks –man dan –wan dipakai untuk menunjukkan
jenis jantan, sedangkan bentuk betina untuk masing-masing bentuk
adalah –mati dan –wati. Tetapi dalam bahasa Indonesaia sufiks –
mati menimbulkan nilai rasa yang lain sekali, yaitu diasosiakan dengan
kata mati sebagai lawan kata hidup. Oleh sebab itu bentuk tersebut tidak
diterima. Untuk menyatakan bentuk betina yang sejajar dengan –man
dipergunakan bentuk –wati, yaitu bentuk betina dari –wan.
B. Arti
Sufiks-Sufiks Asing
4. Konfiks
Konfiks adalah imbuhan tunggal yang terjadi dari perpaduan awalan
terdapat lima macam konfiks antara lain ke-an, pe-an, per-an, se-nya, dan
ber-an.
(tidak bertahap).
Contoh:
Imbuhan ber- dan -an melekat secara serentak pada bentuk dasar
berikut.
berdatangan
berdatang datangan
berdatangan berdatangan
Contoh:
-an atau ber- dan datangan, kata tersebut tidak memiliki makna.
1. Konfiks ke-an
a) menyatakan sifat
Contoh:
Ia menggigil kedinginan.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
g) menyatakan dapat di . . . .
Contoh:
Contoh:
Dito adalah cucu kesayangan kakeknya.
2. Konfiks pe-an
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
3. Konfik per-an
Bentuk per-an ada tiga macam, yaitu per-an, pe-an, dan pel-an.
Konfiks per-an berfungsi membentuk kata benda.
Contoh:
Contoh:
c) menyatakan tempat
Contoh:
Godean.
Contoh:
penggusuran lagi.
Contoh:
persen.
Bentuk konfiks ber-an ada dua macam, yaitu ber-an dan be-an.
Contoh:
pelaku
Contoh:
berhamburan = bersama-sama
Contoh:
5. Konfik se-nya
Contoh:
secara bertahap.
Contoh:
sebagai berikut.
pakaian (1)
berpakaian (2)
1. Imbuhan memper-kan
Contoh:
Contoh:
Mereka memperdengarkan lagu-lagu yang merdu.
2. Imbuhan me-i
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
memasuki = masuk ke
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Burung-burung itu dilempari batu.
Contoh:
e) membuat jadi
Contoh:
Contoh:
4. Imbuhan me-kan
Contoh:
benefaktif
Contoh:
Rina membukakan pintu saat ayahnya datang.
Contoh:
d) menganggap sebagai
Contoh:
5. Imbuhan di-kan
Contoh:
6. Imbuhan ber-kan
Contoh:
Contoh:
Malam ini tempat keramaian itu bermandikan cahaya bulan.
7. Imbuhan diper-kan
Contoh:
Contoh:
8. Imbuhan memper-i
kausatif .
Contoh:
9. Imbuhan diper-i
jadi .
Contoh:
Bab 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Bagian ini menjelaskan perihal permasalahan yang melatarbelakangi dipilihnya
suatu permasalahan.
2. Rumusan Masalah
Bagian ini menguraikan permasalahan yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan.
3. Tujuan Penulisan
Bagian ini menjelaskan maksud penulisan.
4. Metode Penelitian
Bagian ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam mengumpulkan dan
menganalisis data.
5. Kegunaan Penulisan
Bagian ini menjelaskan kegunaan penulisan bagi pihak-pihak yang berkompeten.
6. Sistematika Penulisan
Bagian ini menerangkan urutan laporan yang akan disusun.
Bab 2 Pembahasan
Bagian ini menguraikan hasil laporan penelitian yang dilakukan.
Bab 3 Penutup
Bagian ini sebagai kesimpulan laporan dan saran bagi pihak-pihak yang
berkompeten.
Daftar Pustaka
Lembar ini berisi sumber-sumber yang digunakan untuk acuan penulisan.
Penjabaran:
– Alwi, Hasan dkk ialah nama pengarang. Nama sebenarnya penulis tersebut ialah
Hasan Alwi. Namun, karena nama penulis terdiri dari dua kata, maka kata kedua
harus ditulis diawal dengan diikuti tanda koma dan pada akhir kata terakhir diikuti
tanda titik.
Adapun dkk merupakan singkatan dari dan kawan-kawan karena buku tersebut
disusun lebih dari satu orang.
– 1998 merupakan tahun terbit buku dan diikuti tanda titik dua.
– Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga merupakan judul buku
dengan diikuti tanda titik.
– Jakarta ialah kota terbitnya buku yang diikuti tanda titik dua.
– Balai Pustaka adalah nama penerbit buku yang diikuti tanda titik.
Catatan:
Penyampaian gagasan dalam karya ilmiah harus lengkap, jelas, ringkas, dan
meyakinkan. Perhatikan penggunaan ejaan, pilihan kata, logika, dan kepadatan
alenia dan hindari katakata yang tidak perlu.