Anda di halaman 1dari 5

BAHASA

1. Pengertian Bahasa
Secara umum bahasa diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh
manusia, sehingga sesuatu yang dapat digunakan untuk berkomunikasi ataupun
berinteraksi sering dikategorikan sebagai bahasa. Bahasa merupakan objek
kajian dari linguistik, namun dalam hal ini bahasa tersebut didefinisikan sebagai
alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat antara penutur dan mitra tutur
yang berupa simbol – simbol bunyi yang mempunyai makna yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia. Dari definisi tersebut maka indikator sebuah bahasa ditinjau
dari perspektif linguistik, yakni berupa:
• Alat komunikasi
• Simbol – simbol bunyi yang mempunyai makna
• Dihasilkan oleh alat ucap manusia

Ketiga indikator tersebut yang membedakan bahasa sebagai objek kajian dari
linguistik dengan bahasa yang dipahami oleh masyarakat umum.

2. Fungsi Bahasa
Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat berinteraksi dengan manusia, alat
untuk berfikir, serta menyalurkan arti kepercayaan di masyarakat. Selain sebagai
alat komunikasi maupun berinteraksi, bahasa juga memiliki arti penting sebagai
metode pembelajaran pada lingkup bahasa itu sendiri. Bahasa juga berfungsi
sebagai identitas suatu suku atau bangsa karena keunikannya. Karena setiap suku
atau bangsa tentunya memiliki bahasa yang berbeda. Fungsi-fungsi bahasa yang
digunakan tentunya didasarkan atas tujuan kita berkomunikasi. Berbeda tujuan
akan berbeda pula alat komunikasi itu. baik dari segi bentuk maupun isinya
(sifatnya).
Hal ini menyebabkan banyak perbedaan pendapat dari para ahli mengenai
fungsi bahasa. Selanjutnya Husen Lubis dalam bukunya yang berjudul Analisis
Wacana Pragmatik mengutip pendapat Finocehinario mengatakan bahwa fungsi
bahasa terdiri atas lima, antara lain:
• Fungsi Interpersona, kemampuan untuk membina dan menjalin
hubungan kerja dan hubungan sosial denqan orang lain. Hubunqan ini
membuat hidup kita denqan orang lain menjadi baik dan
menyenangkan.
• Fungsi Direktif, fungsi ini memungkinkan kita untuk mengajukan
permintaan, memberi sara, membujuhk, menyakinkan dan sebagainya.
• Fungsi Referensial, fungsi ini berhubungan dengan kemampuan untuk
penulis atau berbicara tentang lingkungan kita yang terdekat dan juga
mengenai fungsi metalinguistic.
• Fungsi Imajinatif, fungsi ini berhubungan denqan kemampuan untuk
menyusun ritme baik bahasa lisan maupun tulis.
• Fungsi Personal, fungsi ini berhubungan dengan kemampuan pribadi
seseorang untuk mengekspresikan emosinya.

Menurut Propper, bahasa memiIiki fungsi sebagai berikut.

• Stimulus, artinya bahasa berfungsi sebaaai rangsangan yang dapat


mendatangkan suatu respon.
• Ekspresif, artinya bahasa dapat dipergunakan untuk menyatakan
perasaan, ide kepada orang lain.
• Deskriptif, artinya bahasa berfungsi untuk menguraikan, menjelaskan,
dan menggambarkan sesuatu kepada orang lain.
• Argumentatif, artinya melalui bahasa manusia dapat berargumentasi
pada orang lain.

3. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia


Istilah bahasa Indonesia itu sendiri baru muncul menjelang lahirnya
sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Pada 28 Oktober 1928 berbagai organisasi
pemuda berikrar menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia yang kini dipakai sebagai bahasa resmi di Indonesia berasal dari
bahasa Melayu.
Menurut para ahli mengenai faktor diangkatnya bahasa Melayu (yang
kemudian disebut bahasa Indonesia) sebagai bahasa persatuan (nasional). Dari
pendapat-pendapat yang disampaikan oleh Slametmulyana (1965), Suharianto
(1981), dan Moelino (2000) dapat ditarik simpulan bahwa setidaknya ada empat
faktor penyebab diangkatnya bahasa Melayu (Indonesia) sebagai bahasa
persatuan (nasional), yaitu sebagai berikut.
• Faktor Sejarah
Bahasa Melayu merupakan lingua franca (bahasa perhubungan
atau perdagangan) di Indonesia. Malaka pada masa jayanya menjadi
pusat perdagangan dan pengembangan agama Islam. Dengan bantuan
para pedagang, bahasa Melayu disebarkan ke seluruh pantai nusantara
terutama di kota-kota pelabuhan. Bahasa Melayu menjadi bahasa
perhubungan antarindividu. Karena bahasa Melayu itu sudah tersebar
dan boleh dikatakan sudah menjadi bahasa sebagian penduduk
pemerintah Belanda (penjajah) melalui Gubernur Jenderal Rochusen
kemudian menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar di
sekolah untuk mendidik calon pegawai negeri bangsa bumiputra.
• Faktor Kesederhanaan Sistem
Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sangat sederhana
ditinjau dari segi fonologi, morfologi, dan sintaksis. Karena sistemnya
yang sederhana itu, bahasa Melayu mudah dipelajari. Dalam bahasa ini
tidak dikenal gradasi (tingkatan) bahasa seperti dalam bahasa Jawa atau
bahasa Sunda dan Bali, atau pemakaian bahasa kasar dan bahasa halus.

• Faktor Psikologis
Suku bangsa Jawa dan Sunda secara sukarela menerima bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Ada keikhlasan mengabaikan
semangat kesukuan karena sadar perlunya kesatuan dan persatuan
bangsa. Sejalan dengan hal itu, di dalam masyarakat bangsa Indonesia
tidak terjadi persaingan bahasa, yaitu persaingan di antara bahasa –
bahasa daerah untuk diangkat menjadi bahasa nasional.
• Factor Reseptif
Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti luas, yang memungkinkannya berkembang
menjadi bahasa yang sempurna, dalam arti dapat digunakan untuk
merumuskan pendapat secara tepat dan mengutarakan perasaan secara
jelas. Keadaan ini disebabkan oleh sifat bahasa Melayu (Indonesia)
yang reseptif, terbuka, dan mudah menerima pengaruh dalam rangka
memperkaya dan menyempurnakan diri.
DAFTAR PUSTAKA

Darsana, I. N. (2017). Fungsi Bahasa (Suatu Kajian Aksiologis). Denpasar Timur:


simdos.unud.ac.id.

Nurdjan, S., Firman, & Mirnawati. (2006). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Makasar: Aksara Timur.

Yendra. (2018). Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik). Yogyakarta: Deepublish.

Yusri, & R., M. (2020). Linguistik Mikro (Kajian Internal Bahasa dan
Penenrapannya). Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai