Anda di halaman 1dari 111

I

il

D"'AI-i MAD#.
IJ I}UDAYA

{0
Kamus Linguistik

Harimurti Kridalaksana
Universitas Indonesia

G
E
Penerbit PT Gramedia , Jakarta l9B2

n
PRAKATA

Kamus Linguistik
' oleh Harimurti Kridalaksana Kamus Linguistik ini disusun untuk membantu para mahasiswa,
cM 82.00s guru dan peneliti bahasa memahami dan mempergunakan secara
Hak cipta dilindungi cermat konsep-konsep yang dipergunakan dalam linguistik dewasa ini.
oleh Undang-undang Karena perkembangan ilmu ini pada dua dasawarsa ini sangat pesat,
Disain sirmpul oleh Rahardjo S.
sehingga sulit diikuti oleh banyak peminat, maka disamping tujuan
Diterbitkan pertama kali
oleh Penerbit PT Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta lgg2 praktis tersebut, buku ini dimaksudkan sebagai upaya kondifikasi atas
konsep-konsep yang sudah mulai lazim dalam ilmu itu. Istilah-istilah
yang dimuat bukan hanya yang telah dipakai dalam linguistik umum,
fur*r-*il ',
melainkan juga yang telah menjadi bagian dari tradisi'periyehilikan
bahasa-bahasa di Indonesia: Dalam kamus ini juga dimuai biodata
FAH{"'EL*'eri it,-';
Siteric?a
ffi;, 1 ringkas para ahli bahasa yang telah beriasa mengembangkan ilmu ini
dalam dunia internasional maupun di Indonesia; otel, seuau itu kamus
ini bersifat internasional dan sekaligus mempunyai ciri nasional.
llsri sebagai ikhtiar igar buku ini tidak terlalu tebal, deskripsi istilah
maupun biodata para ahli tidak diberikan terlampau panjang lebar.
i:i:1. InV. Uraian singkat diharapkan dapat membuat pemakai kamus ini cepat
-' ttl f rnemahami suatu istilah dan kaitannya dengan istilah-istilah lain.
.111. fttlst_ Pencantuman karya-karya para ahli diharapkan akan dapat menempat-
$iii;;txi,:$: kannya dalam bidang bahasa atau linguistik yang dibinanya.
' ii\.
Sebenarnya kamus ini juga merupakan usaha untuk mengisi
kekosongan akan buku referensi dalam bidang linguistik sehingga
diusahakan pemuatan yang komprehensif dan ekstensif. Adalah wajar
ll 7- bila kamus ini mempunyai kelemahan karena pencakupan yang
demikian.'Segala kritik dan kecaman yang dapat membuat buku ini
lebih berguna bagi para peminat akan diterima dengan hati terbuka.
Dalam menyusun kamus ini penulis merasa berhutang budi kepada
para teman sejawat yang telah menyumbangkan tenaga dan
pikirannya. Dengan senang hati penulis sebutkan di sini Drs. I Wayan
Jendra (Universitas Udayana) yang telah menyumbangkan informasi
.- tentang istilah-istilah yang dipakai dalam Bahasa Bali, Dra. Lucy
t(*s, Montolalu yang telah menggarap istilah-istilah dalam bidang teori
ryilti
,;,iri ! terjemahan, Sdr. Haryanto, Sdr. Rahayu Sudiarti, Sdr. Adriyetti Amir
. &llt.trI', dan Sdr. Savitri ilyas keempatnya
Dittta[ dldr Pcrrdrml,'Ff Grrmcdia Jakalta - lndonesia mahasiswa
Fakultas Sastra Universitas
Jurusan Indonesia
yang telah menyumbangkan
-
vll
vl
tenaganya dalam menginventarisasikan sebagian dari istilah-istilah
yang dimuat di sini. Dalam proses penyusunan kamus ini jasa paling
besar telah disumbangkan oleh sdr. Simon Djelalu yang mendampingi
kami selama bertahun-tahun mulai aaii inventarisasi isiilah, ISI
pengkartuan, pengetikan pelbagai versi kamus ini sampai ke
pemeriksaan cetak coba.
Penyusunan kamus ini sangat diperlancar karena penulis mendapat
kesempatan untuk memanfaatkan pelbagai fasilitas di Jurusan sastra hal.
Indonesia dan Lembaga Linguistik Fakultas sastra Universitas
Prakata
Indonisia.
Beberapa Petunjuk ix
H.K.
Daftar Singkatan yane Dipakai xv
Lambang dan Tanda yang Lazim Dipakai
dalam Linguistik ....i............... xvi
Bagan Vokal dan Konsonan xxviii-xiv
Silsilah Aksara yane Pcnting xx
Aksara Brahmi xxi
Aksara Pallawa xxi
Perbandingan Aksara-Aksara yang Menurunkan Aksara
Latin ......... xxii
Beberapa Aksara Daerah di Indonesia xxiii
Beberapa Aksara Internasional dengan Transliterasi xxvi
Bagan Alat Ucap .......... xxvii
Pembidangan Linguistik xxviii
Pewar'isan dan Saling Pengaruh Ide-ide Linguistik
dalam Abad XX ............ xxix
Ciri Pembeda Fonem Bahasa Indonesia
Nama Bahasa-Bahasa Dunia dalam Bahasa Indonesia xxx
Kamus Linguistik ........... l-tBl
183

!. ;)
lx

Beberapa Petunjuk

[. Kamus Linguistik ini memuat lebih dari 3000 istilah dalam bidang
teori linguistik, linguistik deskripti[ linguistik historis komparatifi
fonetik, stilistika, etnolinguistik, filologi, semiotika, epigrafi,
paleograli, pengajaran bahasa, penterjemahan, leksikogra{i, pem-
binaan bahasa dan sejarah linguistik, yang perlu dikuasai peminat
dari mulai belajar linguistik sampai sekurang-kurangnya tingkat
sarjana. tstilah-istilah yang dimuat itu sebagian merupakan istilah
yang telah lazim dipakai dalam dunia internasional dan sebagian
merupakan istilah yang khusus dipakai dalam dunia linguistik
Indonesia. Termasuk dalam golongan terakhir itu ialah istilah-istilah
dalam linguistik Indonesia, Arab, Sanskerta dan daerah yang
dianggap pantas diketahui oleh para siswa, peneliti dan pengajai
Indonesia.

2. Di samping istilah linguistik, dimuat pula dalam buku ini entri


berupa biodata ringkas para tokoh linguistik atau tokoh bidang lain
yang berpengaruh dalam dunia linguistik, baik orang Indonesia
maupun orang asing, yang sudah meninggal. Biodata tokoh-tokoh
yang sangat berpengaruh, tetapi masih hidup, tidak dimuat di sini.

3. Dalam Indeks dimuat istilah-istilah asing dan padanannya dalam


Bahasa Indonesia untuk memudahkan pembaca mencarinya.

4. Dalam buku ini dimuat lebih kurang 300 nama trahasa (kurang dari
l0% ,dari yang ada di dunia ini) sebagai contoh cara
pengindonesiaan nama bahasa-bahasa lain.

5. Karena istilah-istilah linguistik bersifat internasional dan sebagian


besar daripa d,aaya diun{kapkan dalam Bahasa Inggris, bebeipa
pedoman pengindonesiaan yang dipakai dalam buku ini perlu
dijelaskan di sini:

a. Guna menyederhanakan sistem peristilahan linguistik Indonesia,


istilah-istilah asing yang bersinonim sedapat-dapatnya diindo-
:xi
d. Dalarn Kamus ini tidak akan ditemui beberapa istilah Inggris
nesiakan dengan istilah tunggal; misalnya incontiguous assimilation, yang mulai lazim dalam beberapa kalangan tertentu seperti
noncontiguous as similalion, dilation, distant assimilation yang merupa- gap ping, psyc h rnooement, raising, hedge, freep ; dan sebagainya, selain
kan istilah-istilah yang bersinonim diindonesiakan dengan satu karena ketika kamus ini tersusun padanan untuk istilah-istilah
istilah, yakni asimilasi.jauh; d,an iteratiae qpect, frequentatiae aspect, semacam itu belum ditemukan, juga karena perkembangan ilmu
habitual aspect hanya diindonesiakan merijadi aspek iteratif. bahasa Indonesia tampaknya belum mengarah kepada keharusan
memakaijargonyangsekhusus itu. Bila ada penga.jar atau peneliti
b. Walaupun di sana-sini tampak kecenderungan untuk sedapat- akan memakai istilah-istilah semacam itu, jalan satu-satunya
dapatnya mempergunakan bentuk "internasional" bagi beberapa ialah memakainya dalam bentuk asing.
istilah, sehingga pengalihannya ke dal4m Bahasa Indonesia e. Beberapa istilah asing yang sangat lazim dan patut diketahui oleh
liar1yu bersangkutan dengan pengalihan fonem atau grafem saja, para penuntut ilmu bahasa tidak diindonesiakan. Istilah-istilah
namun pengalihan itu tidak dilakukan secara membabi buta, itu diberi label bahasa yang memakainya.
melainkan dengan sungguh-sungguh memperhatikan konsep
istilah yang bersangkutan dan menghindarkan pengindonesiaan f. Istilah-istilah asing yang sudah usang tidak diindonesiakan;
atau penterjemahan harafiah; misa[nya; apocope menjadi apokope misalnya sematologlt, glossologlt tidak diindonesiakan, melainkan
(bukan apokop); centum languaga menjadi bahasa kentum (bukan dipakai saja semantik.
bahasa sentum); cenematics menjadi kenematika (bukan senematika);
qrillic alphabal menjadi qksara kiril (bukan abjad siril); linguistic atlas 6. Organisasi entri ,adalah sebagai berikut: istilah Indonesia diberi
menjadi atlas bahasa (bukan atlas linguistik atau atlas linguistis); padanan dalam bahasa asing, bila ada, dan diberi deskripsi dan
linguislic skill menjadi ketrampilan bahasa (bukan ketrampilan contoh, bila perlu. Akan sering ditemui lebih dari I padanan asing
linguistik); postoelar menjadi aelar belakang (bukan postuelar), untuk I istilah Indonesia. Hal itu terjadi karena pelaksanaan prinsip
walaupun postposition tetap menjadi postposisi, sepcrti halnya yang diuraikan pada (5a) di atas. Di sana-sini dimuat pula label
preposisi tetap menjadi preposisi danbtkd'n kata depan; loan translation istilah yang menyatakan dalam bidang apa atau dalam teori mana
mcnjadi pinjam teriemah (bukan terjemah pinjam); predicale adjectiue atau siapa atau dalam bahasa apa konsep itu dipakai. Bila suatu
mcnjadi ajektiaa predikatiJ; predicate nominatiae mcnjadi predikat istilah sudah jelas bidangnya, labelnya ditiadakan.
nqminal (bukan nominatif predikat); semantic component menjadi l.
komponen makna, 2. komponen semantik (TG) (bukan komponen 7. Dalam kamus ini dipergunakan beberapa jenis rujuk silang
sebagaimana nyata dalam contoh berikut:
{#,,eil or^ikian salah kaprahyang lazim dalam Bahasa Inggris kaidah transforma si (transformafion rule)
tidak diambil alih oleh Bangsa Indonesia, dan diharapkan ilmu lih. transformasi
bahasa Indonesia mempunyai perangkat istilah yang lebih berarti bahwa penjelasan tentang kaidah transformasi terdapat
sistematis. dalam entri transformasi;
kata depan --+ preposisi
c. Nuansa makna yang subtil yang tak diungkapkan dalam Bahasa berarti bahwa istilah kata depan tidak dianjurkan untuk dipakai,
Inggris tetapi ada dalam Bahasa Indonesia, dinyatakan secara dan dipilih preposisi;
eksplisit dalam peristilahan Indonesia, misalnya dalam Bahasa antya basa
Indonesia dibedakan antara 'hasil' dan 'proses' seperti nyata
J. ngoko lod.p yang juga mengandung
dalam perbedaan antara -an dar, peN'an, jadi bonowing menjadi unsur-unsur untuk menghormati kawan
pinjamnn, peninjaman; split menjadi pisahan pemisahan; d.an bicara dengan memakai krama inggil
sebagainya. berarti bahwa dalam kamus ini terdapat keterangan tentang'ngoko
Dalam buku ini sedapat-dapatnya dimanfaatkan perbedaan andap dan krama inggil.
antara istilah dalam bentuk nomina yang memPergunakan Rujuk silang lain yang dip dkaiialah Bd. : bandingkan d,an lih. juga:
forman -ik dan bentuk ajektiva yang mempergunak4n forman -is, Iihat juga.
rnis. semantik dan semantis

L. .A
r xii xiii
B. Sebagai bagian yang penting dari kamus ini disertakan: Hadiwidjana, R.D.S., 1967, Tata Sastra,Yogyakarta: U.?. Indonesia.
(a) daftar lambang yang lazim dipakai dalam linguistik Harimurti Kridalaksana, 1977, Istilah Linguistik Inggris-lndonesia,
(b) daftar singkatan Jakarta.
(c) peta lambang vokal dan konsonan 1978, Beberapa Masalah Linguistik Indonesia, Jakarta: Fakultas
(d) daftar beberapa aksara yang penting, antara lain aksara-aksara Sastra Universitas Indonesia.
Indonesia dan yang menurunkannya, serta aksara-aksara Hartman, RR.K. & Stork (eds.), 1972, Dictionar2 of lytnguage and
internasional. Pada yang terakhir ini disertakan pula translitera- -, Linguistics, London: Applied Sciences Publishers.
sinya. Holle, K.F., 1882, Tabel aan Oud-en Nieuw Indische Alphabetten-bijdrage
tot de palaeographie van Nederlandsch Indie, Jakarta: W.
9. Kamus ini tersusun berkat banyaknya karya dalam bidang linguistik Bruning & Co.
yan.i1 terbit dewasa ini. Tentunya baik bila semua karya itu Hudson, R.A., 1980, Sociolinguistics, London: Cambridge U.P.
disebutkan di sini; tetapi itu berarti kamus ini harus dilengkapi suatu Katre, S.M., 1968, Dictionary of Panini, Poona: Deccan College.
bibliografi lengkap seperti yang disusun oleh Comiti Intemationale 1971, Dictionarlt of Panini: Ganapatha, Poona: Deccan College.
Permanent des Linguistes. Jelas hal yang mustahil itu tidak mungkin Kersten, PJ., 1970, Tata Bahasa Bali, End.e: Nusa Indah.
dilaksanakan. Namun daftar pustaka yang dianggap paling Lyons, J., 1968 Introduction to Theoretical Linguistics. Cambridge:
mempengaruhi kamus ini disertakan di sini. -t Cambridge University Press.
1977, Semantics I, II, Cambridge: Cambridge University
Ambrose-Grillet, Jeane, 1978, Glossarl, of Transformational Grammar, Press.
Rowley: Newbury House Publishers, Inc. Meetham, A.R. & R.A. Hudson (eds.), 1969, Enc2clopaedia of Linguistics,
Anttila, Raimo, 1972, An Introduction to Historical and Comparatiae -, Information and Control, Oxford: Pergammon.
Linguistics, New York: The Macmillan Company. Meillet, A. & M. Cohen (eds), 1952, Les Language du Monde, Nouvelle
Bolinger, Dwight, 1975, Aspccts of Language,2nd edition, New York: edition. Paris: Centre National de la R6chdrche Scientifique.
Harcourt Brace and Jovanovich. Moeliono, A.M. et al. (eds.), 1965, Kamus Istilah Bahasa dan Kesusastraan,
Buldan Djajawiguna et al., 1970, Tatabasa, seri Kandaga, Bandung: Jakarta: Lembaga Bahasa dan Kesusastraan.
Ganaco. Nida, E.A & Charles R. Taber, 1969, The Theorlt and Practice ofTranslation,
Casparis, J.G., 1975, Indonesian Palaegrapfut: a history of writing in Leiden: EJ. Brill.
Indonesia from the beginning to c.A.D. 1500. Handbuch der Palmatier, Robert A., 1972, A Glossary for English Transformational
Orientalistik 4:1. Leiden: EJ. Brill. Grammar, New York: Meredith Corporation.
Clark, Herbert H. & Eve, V. Clark, 1977, Pslchologlt and Language, New Pearson, Bruce L., 1977, Introduction to Linguistit Conrepts, New York:
York: Harcourt, Brace Jovanovich, Inc. Alfred A. Knopf.
Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pelajaran Malaysia, 1972, Poerwadarminta, WJ.S., 1953, Sarining Paramasastra Djawa, Jakarta:
Istilah Linguistik, Kuala Lumpur. Noordholf-Kolff, N.V.
Dubois, Jean, et al., (eds.), 1973, Dictionnaire de Linguistique, Paris: Reed, Carrol 8., 1971, The Leaming of Language, New York:
Libraire Larousse. Appleton-Century-Crofts.
Ducrot, Oswal & Tzvetan Todorov, 1979, Enclclopedic Dirtionarl of the Robins, R.H., 1979, A Short Historlt of Linguistics, 2nd ed. London:
Scienccs of Language, Baltimore & London: The Johns Hopkins Longman.
University Press.
Ruhlen, M., 1975, A Guide to tlu Languages of the World, Stanford:
Fossey, Charles (ed.), 1948, Noilces sur Les Caractiris Etrangers Anciens et
Language Universals Project.
Modcrncs, Paris: Imprimerie Nationble de France.
Sampson, G., 1980, Schools of Linguistics, London: Hutchinson.
Gray, William S., 1969, Tlu Teaching of Reading and Writing, Jenewa:
Samsuri, 1978, Analisa Bahasa, Jakarta: Erlangga.
UNESCO.
Searle, John R, et al.. (eds.), 1980, Speech Act Theory and Pragmatics,
Greenberg, J.H. et al. (eds.), 1978, Uniaersals of Hurnan Language l,ll,
Dordrecht: D. Reidel Publishing Company.
III, IV, Stanford: Standford University Press.
r
I

xlv
Sebeok, Thomas A, (ed.), 1967, Portraits of Linguists.' a biographical
source book for the history of Western linguistics 1746-1963 I, II,
Bloomington: Indiana University Press.
Sloat, Clarence, et al. 1978; Introduction to Phonolog, Englewood-Clilfs:
Prentice-Hall, Inc'
Stammerjohann, Hairo, et al. (eds.), 1975, Handbuclt der Linguistik,
Daf.tar Singkatan )ang Dipakai
Miinchen: Nymphenburger Verlagshandlung.
Steinberg, Danny, D & Leon A. Jakobovits, 1971, Seriatttics: an
intlrdiscipliplinary reader in philosophy, linguistics and psicho-
logy, London: Cambridge University Press. Ar. Bahasa Arab Pr. Bahasa Prancis
Verhaai,J. W. M., 1977 , Pengantar Linguistik Jilid I Yogyakarta: Gajah Bd. bandingkan sd. Bahasa Sunda
Mada University Press. BI Bahasa Indoncsia Skr. Bahasa Sansckcrta
Voegelin, C. A. & F. Voegelin, 1977, Clarsifuation andlndex of the World's I.g. Bahasa Inggris Sp. Bahasa Spanyol
Languoges, Amsterdam & New York: Elsevier. J Bahasa .Jawa TG. 'I'ransformasi
L. Bahasa Latin Gcncratil'
lih. lihatlah Yun. Bahasa Yunani
I xvl
C dimasukkan dalam
xvii

termasuk
=
+ tidak dimasukkan

Lambans dan ,*rff:;fr,1fr* DiPakai datam + tidak termasuk


ekuivalensi
U bergabung dengan
l^| bertirftihan dengan

tl . kurung siku, mengapit unsur fonetis, mis. [matin]


kurung miring, mengapit unsur fonologis, mis. /makin/
tanda-tanda diakritis
pembatas gugus ton; mengapit diafon
t) kurawal, mengapit unsui gramatikal, mis. morfem plural Ing.
{-'}
tanda aksen rendah (Pr. acccnt graoo)

(()) mengapit klausa parentetis tilde, pada konsonan untuk menandai palatalisasi, pada vokal
kurung sudut, mengapit lambang grafis untuk menindai nasalisasi
asterisk ganda, mengapit unsur morfofonemis makr.on, pada vokal untuk menandai pemanjangan
tanda hubung, menandai posisi unsur dalam kata, mis. /-t-/ Pr. briue
dalam kata bata halek (Ing. wedge)
tanda bagi, menyatakan oposisi, mis. [d]:[t], [S],[k]
tanda kesenyapan atau jeda ';:::;,:;,":;a
kontras fonologis
; menandai batas morfem, mis. rasa* kan; tanda sendi buka
I
menandai batas kelompok kata
ll menandai batas klausa
lll menandai batas kalimat
ll tanda sendi naik
# tanda sendi turun
1,2,3, penanda tingkat ton atau nada

-\J t
intonasi naik
-f intonasi turun
asterisk, menandai bentuk tak gramatikal atau bentuk tak
terterima; menandai bentuk hipotetis
berkembang menjadi; Iebih besar daripada
berkembang dari; lebih kecil daripada
glos, mengapit makna suatu unsur leksikal atau terjemahan
panah struktur frase, berarti Jabarkan sebagai';
panah transformasi, berarti'transformasikan sebagai'
sama dengan
; tidak sama dengan
o zero
€ anggota dari
t bukan anggota dari
r xlx
xvlll

Bagan Vokal
Bagan Konsonan

hampar bulat hampar bulat F] F:


&
F
t u
Z
El
&
r.l F]
H
bD
bn
F]
a F] F1 F]
o & -l
u a { lq ' o F & a z t-
k I U
,t la
F.
zH :)j frt
r1
F
zhl I
.Fl
p &
o > :i
tq .l H A 0 a b
d t e o e o
qD
o
o tb p t tI k k q 2
k € J f,
hambat
rendah G L b b d d
a,
8;
<t
c c

depan pusat belakang ib f 0 S' $ x x x


a
lt tr
frikatif
t= tegang k: kendur b F 8 z 7 Y Y Y h

tb C c.
afrikat
b z j
tb i i
a
lv
lateral
b I lv
a

nasal m ,n n n 1 1

luncuran v

getar r R

tb : tak bersuara;
b : berFuara
Bagan konsonan ini tidak dapat memuat semua konsonan yang ada dalam
semua bahasa dunia. Tidak tergambar di sini misalnya f sentuh seperti yang
terdapat dalam Bahasa Inggris.
r':
I

I
tu AKSARA BRAHMI
I
t{
t(s s€perti terdapat pada piagam Agoka
(uv
!=.n
d(!
o(i
ao.
lu De.fo H'u:"
'=
L
6+r
L] _tr
*r, J')tt, ln* f*"
a() ()\ts
-o< 6l ca (ea) $chaltnall J .;a 1;a1 11 nu

C\a ;
O tha l/ q' ?na
L.
.Y-
(n .=
A,u @ tha ltr o" 'I nu
d ri(E
.iHH
AJ
rd Lo" b pr," Ja o. $s na
aIJ
A!
.'S
qd
Semivokal J ," l,u .J ,, 1,,
s3
.dF

9r
{J;tB
.iL
Frikatif Z'f\ su
u
Lcu cL,,,hp
Sed .a hD
J1 d

c.9
> hoY Q.-(s
,- d-I-i -i

c ,/1A i3c
,tti-.\-r-

7,/
a./ AKSARA PALLAWA
(d
tr d\ seperti terdapat pada prasasti Kota Kapur
rB F{\ \=
p \bo (menurut Prof. Boechari, ahli epigrali dari UI)
tr (Y) .
(€
E *i
Vokal Sl " ,Ftt I
z"
a0, !
(q
b/] ^ Velar
fiu" $ m'. Os" t^, "u
Z,E Palatal b"" Ei" al*
&o Apikal (A +"
<z .(€
A-
MF
<zrrl
li
Dental 6l '" $ tn" Zo" 4 ar," Ti .""
IE
{.^
P. Labial
40" fi an" 8*"
u?<
n>.
.u)
tr
d Semivokal QIJ tu II ,u (uu b"^
E> P.{
a Frikatif (A c" Zl s" IJ *" UI ha

(Klasifikasi huruf Brahmi dan Pallawa ters€but disesuaikan dengan klasifikasi


yang berlaku dalam tradisi India)
xxll xx!11

PERBANDINGAN AKSARA-AK.sARA
YANG MENURUNKAN AKSARA LATIN BEBEfu\P,\ AKS,\R.,\ DAER,\H DI INDONESIA
Fenisia Fenisia
Nama Nilai Yunani Nama TI,KSARA BUG IS

y'.4
Arkais Kuna -i

K
q
K

alef a
A Ala f'
jngka
,.

:'
) L "\1
'mal
j

i
:
X,./
'mpi
bet b B beta ka ga nga Pu ,Uu
.l 4, rgimel o
D
r , gamma

/\\ 9 +*ry A
..) i',vl
.A,
d 4 'dalet d A delta
I
-l ta da :tla nra ca ja r1 nva '
J -l he h E epsilon

v Y waw
YF upsrlon
disamma
6e ,14
F /< A an co
I T zatn z
Z zeta
ra la wa .a ha

d' B het h
H eta
;\ksara [takasar sama bentuknva deugau aksara Bugis
o a tet t @ !eta

) N yod y (i) I iota

v ,l kaf k K kappa

Z / lamed
n lambda

s 1 t mem m
M mu AKSARA N'IANDi\ILING
n t'
5 Y nun
N nu

+ + samek s xl
\-r7 4l 4 .l(. A

-
4
o o 'ain o omikron aba na ta ra 'ja
2
2
2, r
pe

sade
p (ph)

s
n
M
pr

san
-? ^
s -< s on
? I kof k
? koppa ga la pa da nyp ba

I I res r ? rh5
a a-
a-
D

\/1/ w sln s
E sigma -
+ x taw t T tau nga ya i u

Aksara Toba, Dairi, Karo dan simalungun sama bentuknya dengan aksara
Mandailing. Ada sedikit perbedaan dalam jenis huruf dan pemakaiannya.
t.
Pexanda Vokal dan Pasangan lain
ri

nama nilai nama nilai


huruf

run
Pasangan nama huruf pasangan nama
s pepet 5
LX
penglal v
flJt
^JUT
ha, a
C)
dha
o wulu I
C cakra r
,tfl nK
6 ja
n a
na
CT suku u kerct rx
0n
6 CA Iu,
m' ya
b taling e lavar r
1l
tjfln
B'
m,
ra

ka
n*nrl

wt
dl
o
nya

ma
,J
W-t, taling:
tarung
paten,
.o,
(Pemati
t
u
rvignyan

cecak
h

4
pangkon honsonan
ftrt vn
lun
7 da

rUTI
m- ga. pada
akhir
kalimat)
m- ta
m ba

n-l
,}Jl
nn
-)n sa

ff'l
a tha

d wa
NT
nga

mJl

MI
lul^
J'
la qfl
Jtl
pa-cerek

Pa
w w
nga-lelet
1'
xxvr
xxvll
BEBERAPA AKSARA INTERNASIONAL
j
- DENGAN TRANSLITERASI
:

;IBRANI ARAB YUNANI KIRII, DE\\"\N.{(;ARI


,i .Iil .. .l q!
x: drph 'I : I t
r. I
,
I i' b
A. .lphr r Ar
E6 b
. {'r
g[r
Bagan Alat Ucap
ll trlf, b,tL .Y E, lctr b Et
e -' . ,r r...:,1' Bt
I dad r, rL
s' q
f 7 ;rmnr3, n
f r
Y

t {r 6th
'l A.hlL a,A
:t
e 2 +^ ,'*
+.trn t.
A a d.ltr d Ax a tr Td
n r.i
gg
:c C ,^ - te' I
r. alailon c Ec .
lS x .dt
I'! ro
if, r
t c a j'* t:, lf Ei . lsr palatum
[tt 9a , rongga hidung
t,
l :o A . dCt Ut Gb a ' IIxil!l,t 4,t llr
tl rfir r! dlrl Er I
A i & OC tLcu tl i
{t rrll
I LOl tr III I
I
,) I '' l. iota , I
Mr ! Yt,'.,(a alveolum
velum
! brl I r) , t
tr r L.DD| r- 0r
" ;
Er ! " tl& uvula
I tld , tr.rrt I I Imbdrl Oo o {r
\r[ O!Sl...slin'i IIr
ir bibir<
, 1 bDr' I *l
l(p m .D
D
Q.r YD
l, 9.. Pp r
l;i d sa a t*t I Nr ar ! Co . tlo rf,I[ daun lldah
DEm n
tl- !
D rnr.lt r
! g I
l g b
e C r
ttl
.ltr
e'rF
I
,
It d
o

llr d
. o[bio
I
r
o
f,l
Yy r
os
t

t
ql
't
:l
.o
Tb
lrDL (ulung lldah)
lrtriti)
\-\\\l" 4)
n Xr lL tl!
e C l
D
l6t'a trL '\t--tt-t-t'

Yryhl !r\tl16l lp rto trrL 4c ! T'


rlr 6 TLt
! tl r D,DL UrIl.{tq ltr riau t
rtr <r eplglotig
Itru rL
lf rdr. r ,rJ {f ( lw I Tr tru t ?t
4q rhcl tf &
J 4 l' lro I u 5d c Tv
P clet { T uFilon, u gn
I t . ,Dla D
EIu t
l nt r O* pti ph rro El
Ur,.lrr![! EtI qt
lot, lll}rlat'
Ir cbi ch g6
9e .
loutl V* D.i pr
Dn y[ ql Tr
,rtltt
,l t.r gtl! 6tt+tYr' O o omcSr 0 Ea yr trjr f r

Aksara Kiril dipergunakan dalam Bahasa Rusia, Bulgar, dsb. Aksara Dewanagari
dipergunakan dalam Bahasa Sansekerta dan beberapa bahasa di India Utara. tenggorok
xxlx
xxvlll
Pembidangan Linguistik

i^
_!f '=
di.i E
Zd r
d; i
Bidang teoretis Bideng interdisipliner
Umum:'(l) teori-linguistik * fonetik .
(2) linguistik deskriptif
(3) lingriistik historis - stilistikabahasa
komparatif - filsafat
psikolinguistik
*- sosiolinguislik
Untuk bahasa (-bahasa) tertentu etnolinguistik
(l) linguirtik deskriptif ,{ *- filologi-
(2) linguistik historis .semiotika
- epigrafi
. -1
- paleograli
' Bldang tereryr,,
pengajaran bahasa
- penterjemahan
- Ieksikografi
- fonetit terapan
-* sosio-linguistik terapan
* pgmbinaan bahasa internasional x
::- fr
pembiireen bahasa khusus (n

linguistik medis
- grafologi o
z
- mekano-linguistik rl
- ,.1
a
trih
Aj;, .E

EE
)E
*!!
.iU
2a
El .. Fa
e
o
z
J
aa
memisahkan bidang bukan terapan dan bidang z14
terapan <x
trq
1A
d< <l I.o
il> Trt
J.,lr
rl€
Ei
ile -8.r S
< t<
xxxt

t++++lll t++
r+l++lll +tt
t+l NAMA BAHASA.B.4,HASA DUNIA DALAM
t+l++lll BAHASA INDONESIA
t+l++lll trl
r+++lll+ r++
t+l+rll+ +tl
t++ Di bawah ini didaftarkan nama sebagian kccil bahasa-bahasa dunia
t++lrl++ dalam Bahasa Inggris dan padanan dalam Bahasa Indoncsia. Dengan
t+ I I I l++ ++ I
melihat contoh-contoh berikut, diharapkan pembaca dapat mengindo-
t+tlll++ +tr ncsiakan nama bahasa-bahasa lain. Pegangan yang dipakai dalam
t+lllll+ t+t penyebutan nama bahasa dalam Bahasa Indonesia dapat dipcrinci
scbagi berikut:
a t+tllll+ rtt (l) s"dupat-dapatnya mempcrgunakan nama resmi atau nama asli
14
z t+ I I I l++ t+l bahasa yang bcrsangkutan dan mcngcjanya secara Indoncsia,
l-.1
z r++rrl+t tll (2) scdapat-dapatnya tidak mengikatkan diri pada tradisi Bahasa
t+tlll+l t++ Inggris, Bahasa Belanda,.Bahasa Prancis atiru Bahasa Jermdn,
a +tl (3) sedapat-dapatnya' riiempeigunakan hasil penelitian mutakhir
I+IIII+I dalam linguistik historis komparatil,
r+rlll+l t+l (4) nama-nama yang sudah umum dalam Bahasa Indoncsia tetap
o
a t+lrll+l ttr dipakai.
H
z ttlll+ll ttt Untuk memudahkan penssunaan nama bcrbahasa Ingeris discbut-
o kan lebih dahulu, Uuru ai*.iti oleh nama berbahasa Indonesia. Tradis-i
tr ttttl+ll +tt
Bahasa Inggris dihindari, karena serine penamaan bahasa dalam
t-.1
+++ r r i++ t+t bahasa itu tidak diteliti, misalnya Finnish berarti (l) Finnisih 1'ang
II1
c +++ I I l++ ++l dipergunakan di Finlandia, (2) Estonian, dan (3) Karelian. Demi
a I I + +.+ I I I + kecermatan, dalam tata nama ini untuk (l ) dipergun akan Suomi, yaitu
H I
Er nama resmi untuk bahasa nasional Finlandia,'untuk (2) dipergunakan
&
tt++llllll Esti, nama asli bahasa itu, dan untuk (3) dipergunakan Kar2ala, jtga
O +t+lllllll nama asli bahasa itu.
+I+IIIIII+ Pcnegunaan nama-nama asli berarti meninggalkan.tradisi,Eropa
+ l'+ I + + I I I I Barat, jadi Hittite mcnjadi Halli; Scythe menjadi Saka, Hungarian mcnjadi
Mawar, dan sebagainya.
+l+l+lll++ Nama-nama yang menurut linguistik historis kornparatif, kurang
+ l+++ I I l++ tepat dihindari, misalnya untuk "Hlperboraan!', dan "Palooasialic"
+l++lllll+ dipergunakan Paleosiberia. Istilah "Ar1an languages" sama sekali tidak
dipakai. Nama "Hamito-Semitic" yang pernah populer.- sesuai.dengan
penyelidikan Greenberg diganti dengan Afro-Asiatika. ,:
G
Di sini sultks -ka/-ika- dipergunakan untuk menandai.,kqlompok
bahasa, rumpun bahasa, dan keluarga bahasa.Jadi Itelika adalah nama
rumpun bahasa yang mencakrrp Bahasa,,Latin, Baiasa,Oskus dan
frlXEf,3t3;$sss
xxxii xxxiii
Bahasa Umbria. Seperti kita ketahui iumpun ltatika ini tidak sama satem language bahasa satem
dengan kelompok Romanika, yaitu bahasa-bahasa yang diturunkan dari areal group
-
gugus
Bahasa Latin. family -
keluarga (bahasa)
Nama Romanika jelas tidak sama dengan Roto-Roman atau Romansh phylon,- phylum filum
dan Rurnania yakni 2 di antara bahasa-bahasa Romanika. Nama subgroup -
kelompok (bahasa)
Romanika juea tidak sama dengan Romani yaitu bahasa yang -
sister language bahasa kerabat
dipergunakan orang-orang "gypsy", salah satu bahasa dalam rumpun parent language
- bahasa induk (Perhatikan: istilah terakhir ini
Indika. - tidak sama dengan istilah mother language
Sufiks -*a/-i*a tidak dipergunakan dalam hal suatu nama sudah-ielas yang diindonesiakan dengan bahasa ibu atau
narna kelompok, rumpun atau keluarga bahasa, Penggunaan sufiks ini ' bahasa pertama)
memudahkan pembedaan antara nama kelompok bahasa dan nama
(kelompok) bangsa. A Ashanti Asyanti
Di sini tidak diusahakan untuk membuat daftar yang lengkap, karena Aeolic Eolika Attic -Yunani-Attika
daftar ini hanya memuat nama-nama yang dapat dijadikan contoh Afghan- Afgan -
Attic-Ionic Yonia-Attika
- Afrikans
Afrikaans Austric -
* Austrika
untuk penyebutan nama bahasa yang lain. Pegangan yang utama ialah -
pengejaan nama bahasa menurut kaidah ejaaan Bahasa lndonesia, Afro-Asiatic-Afro-Asiatika Austroasiatic Austroasiatika
Agnean Tokhar Timur Austronesian - Austronesia
misalnya P olyuian menjadi Polinesia, M ioonesian menj adi Mikronesia,
dan sebagainya. Bila tidak dihadapi oleh masalah ejaan dan ucapan, Ainu -Ainu Austro-Tai * - Austro-Tai
-
Akkadian Akkadia Avestan Avesta
maka nama bahasa yang asli dapat dipakai seutuhnya, misalnya Bahasa
Subitla, Baltasa Sindhi, Bahasa Tigre, dan sebagainya. Albanian - Skip -
Aztec-Tanoan * Aztek-Tano
Di depan nama bahasa disebutkan Bahasa ('B' kapital), misalnya Alemannic- Alaman
-
Algonkian-Mosan Algonkin-
B
Bahasa Parsi, Bahasa Cina, Bahasa Jepang, dan sebagainya. Kata bahasa
- Balochi Baloci
('b'kecil) dipergunakan dalam penyebutan nama kelompok dan jenis. Mosan Baltic - Baltika
Perbedaan antara keduanya akan tampak dalam kalimat berikut: Algonkin Algonkin -
Balto-Slavic Balto-slavika
-
Algonkin-Wakashan Algonkin- -
"Bahasa Balak, salah satu bahasa Indonesia, adalah bahasa daerah yang - Bantu Bantu
mempunyai kesusastraan yang kaya. Bagi kita orang Indon esia Bahasa \'\'akas Basque- Baska, Euskara
Inggris, salah satu bahasa internasional yang amat penting, merupakan Altaic
-
Altaika Bavarian- Bavaria
bahasa asing. Bahasa Blelorusia adalah salah satu bahasa slaoika d.an Bahasa Amharic
-
Amhara
^ Bengali - -Benggali
Belanda adalah salah satu bahasa Germanika." Amoy-Swatow Amoy-Swatow Berbe. _ B.ib".,
Anatolian -
Anatolika gokmal
Beberapa istilah yang dapat dipergunakan dalam penyebutan nama - Norsk pustaka
bahasa: -
Anglo-Saxon Inggris Kuno Breron _ Breiz
proto language
-
bahasa purba Annamese -Annam Brythonic Brittonika (Keltika-
meso language * bahasa madya Annam-Muong- ^
Annam- -
classical klasik Ol
Muong

middle
-
ancient, old* kuno
.
Apa.chean Apaci il1fl:::":rlxf:'
-S3p
tengahan Arabic-Arab ; :-- Burusvaski
n6q7
- |::*::ut * - Bosman
Arabic-Ethiopic-Arab-Etiopika Bushman
modern msdsln
-tinggi Aramaean [12ms2
high -
Aramic-cann2nils Kanaan-
Byelorussian
-
Byelorusia
upPer- * atas Aramaika - C
low rendah
- language Arcado-Cyprian-Arkado-Sipria Cantonese * Kanton
ccnturn
-
bahasa kentum Armenian * Armenia Carib Karib
-
r
xxxlv
lndo-Germanic Indo- Malayalam Malayalam
Catalan
-
Katala Flemish
- Vlam Germanika Malayan - Melayu
Caucasian
Cebuano
Kaukasika
- Sebuano
Franconian
French
- Frankoni
Prancis Indo-Hittite Indo-Hattika -
Malayo-Polynesian Melayu-
-Keltika Frisian - Fris Indo-Iranian - Indo-Iranika Polinesia
-
Celtic
Chad - Cad - Indo-Pacific - lndo-Pasifika Malaysian Malaysia
-
Chari-Nile Syari-Nil G Ingvaeonic - Ingveonika -
Manchu-Tungus r Mancu-
- -Iranika
Cheremis * Ceremis Gaelic Iranian
Chinese Sinika Gaulish
- Gaelig
Gallia, Keltika Konti Irish -Gaelig
Tungus
Mandarin, Chinese Gwo-Yu
Chukchee
- Cukci nental- -
Iroqdian [rokwoika Manx Mana -
- Komanci Geg Iroquoi - Irokwoi -
Marathi Marathi
Comanche
Coptic -
Kopt
- Geg Kartveli
Georgian Italian - Italia Mayan - Maya
Cornish- Kornis German - Jerman Italic - Italika Menomini- Menomini
-Kri -
German, High Tinggi - Mixtecan - Mistekika
Cree
Mixteco - Misteko
-Jerman
Creek- Muskogi Low Jerman Rendah J
- Upper- Mohawe -
Creole
Cushitic-
kreol
Kusyitika Germanic - Jerman Atas
Germanika
Japanese
- Jepang
Mongol
Mohawe
- Monggol
Czech - Cek Goidelic - Goidelika, Keltika-q K -
Mon-Khmer Mon-Khmer
- Gothic - Got Kadai Kadai Mordvine -Mordvina
D Greek - Yunani -
Kan-Hakka Kan-Hakka Munda -Munda
Dakota
-
Gujerati Gujarati Karelian -Karyala -
Muskogean Muskogika
Dacota -
-
Dalmatian Dalmatia Kentish - Kentis Mycenaean - Yunani-Misenea
Danish
-Dansk H Khoisan - Khoisa -
-koine
Dardic - Dardika Hamito-Semitic
- Afro-Asiatika koine
-
-
Doric Greek Yunani Dorika Hattic Hattika Korean Korea N
Dravidian -Dravidika Hebrew- Ibrani -
Kuchaean Tokhar Barat Na-Dene Na-Dene
- Navayo
Dutch -
Belanda Hellenic - Yunani Kuno Kurdish - Kurdis Navaho
-
- -
Hellenistic-Greek Yunani
- Niger-Congo Niger-Konggo
Nigerian -
Nigerika
E Koine L -Nordika
Egyptian Egiptika Hieroglyphic Hittite Hatti Ladin Ladino, Reto-Roman Norse
-
Elamite
- Elamit Hieroglif, Luwi Laotian- Laos Norwegian Norsk
-Norsk Baru
English - Inggris Hindi Hindi Lappish --- Lap Nynorsk
-
Eskimo - Eskimo -
Hindustani Hindustani Latin Latin
-
Eskimo-Aleut Hittite -
Hatti -
Latin-Faliscan Latin-Faliska o
- Aleut-Eskimo -
Hokan-Siouan Latvian, Lettish- Latvi Oaxaca
Estonian Esti
Ethiopic - Etiopika Hottentot - Hoka-Siu
Hottentot Lithuanian -
Lituavi Ojibwa - Ojibwa
Oakhaka

Etruscan - Etruski, Rasna Hungarian- Magyar Luwian -Luwi, Hatti hieroglif - Slavonic Slavia
Old Church
Hyperborean-
- Lycian - Lukia - Kuno
Gerejani Kuho, Bulgar
- Paleosiberia Lydian - Ludia Old Bulgarian
Faliscan
F
Faliska I
- - Bulgar
Slavia Gerejani Kuno
Kuno,

Fijian -Fiji Icelandic Islan M Oscan Oskus


Finnic - Finnika Illyrian - Iliria Macedonian-Makedonia -
Oscan-Umbrian-Osko-Umbria
Finnish- Indic - Indika Macro-Penutian-Makro-Penuti Osmanli Osmanli
- SuomiFinno-Ugrika
Finno-Ugric
-
Indo-European Indo-Eropa Magyar Magyar Ossetic - Ossetika
- - - -
xxxvi xxxvu

Pahlavi
P
Pahlavi
Saxon
-
Sakson v x
Scandinavian, West Scandinavian Xhosa Xhosa
Paiute - Pahute
Vlaamsch Vlams
Nordika - -
Palaic - Pala - Skot, Erse Vogul Vogul
Votian-
Scots Gaelic : Gelig Votia Y
-
Votyak -
Paleo-Asiatic Paleosiberia Scythian Yakuts Turkish
Pali Pali - Sea Dayak - Saka
Iban - Votyak Yakuts-
- - Turkika
Panjabi Panjabi Semitic Semitika Yaqui
Pashtu - Pastu - Yaki
Serbo-Croatian Serbo-Kroat w Yiddish-
Penutian-
Yahudi
Penuti Shan Syan - -
Permian - Permika - - Wels
Welsh
Singhalese Singhala
Persian - Parsi
z
-
-
Sino-Tibetan Sino-Tibetika
Wendish
- Wenda,
White Russian
Sorbia
Byelorusia Zapotec Zapotek
Phoenician Fenisia Siouan Siu
- - -
Phrygian - Frigia Slavic - Slavika
pidgin -prjin East - Slavika Timur
Polish - Polski -
Old Church
- -slavika Gerejani
Polynesian Polinesia Kuno, Bulgar Kuno
Portuguese - Portugis South Slavika Selatan
Prakrit -
Prakreta West - Slavika Barat
ProvenEal- Pruvenso Slovak - Slovak
Prussian - Prussia -
Slovenian Sloven
Punic -Fenisia Sogdian - Sugdik
- Spanish - Spanyol
a Subanun- Subanu
Quechua Kecua Subiya - Subiya
- -
Sumerian Sumeria
R Swahili - Swahili
Rheto-Romance Reto-Roman, Swedish- Swensk
-
Ladino -
Romance Romanika
-
Romansch Reio-Roman, T
Tagalog Tagalog
Takelma -
Ladino
Romany Takelma
Romani
- Rumania Tamil -Tamil
Tanoan-
Rumanian
-
Russian, Great
-
Rusia
Taos -TaoTano
White Byelorusia
- -
Telugu Telugu
Thai -Thai
Turkic-
s
Turkika
Turkish- Turki, Osmanli
Saka Saka
-
Salishan
-
Sals -
Samoan Samoa
-
Sarnoyede Samoyed U
Sanskrit - Sanskerta Ugric
Sardinian- Sardinia - UgrikaUral Altaika
Ural-Altaic
- -
tbjad (alphaba) mis. It. pater (noninatifl menjadi
kumpulan tanda tulisan yang dise- patris (genitifl.
but huruf, yang masing-masing absorpsi (absorption)
menggambarkan satu bunyi atau asimilasi yang mengakiba*an hi-
lebih, dan biasanya mempunyai langnya sebuah fonem.
urutan tetap. abstand
rbjad fonetis (phonetic alphabet) Jerman, sosiolinguistik, r(/oss. dikata-
abjad yang dipakai dalam trans- kan tentang otonomi suatu sistem
kripsi fonetis; mis. abjad IPA. bahasa, diilek atau ragam yang
ebjad ra secara alamiah membddakainyi
lih. Association Phon6tique In- dari sistem Aahasa,. dialek, atiu
ternationale. ragam lair;.Bd. ausbau.
abstrak (abstract)
abjad Latin (Latin atphabet) secara lisik tidak berujud; mis. cinta
lih. aksara Latin adalah nomina abstrak.
abjad Romawi (Roman alphabet) accent aigu.
lih. aksara Latin Pr. tanda diakritis (.1. )
ablatif dbsolut (abtatioe absolute) accetrt circonflGxe
penggunaan konstruksi absolut Pr. tanda diakritis'( .1. )
yang terdiri dari partisip dan accent griave
nomina, keduanya dalam kasus Pr: tanda diakritis (
ablatif. adaptasi (adaptation)
ablaut (ablaut, apophon2, intemal inJlc- linguistik historis konpararf lih. eti-
xion, internal modification, introJlexion, mologi rakyat
internal change , aocalia alternation , aowel adaptasi selektif (selcctinn adaptation),
gr'adation) psikolinguistik eksperimmtal. menu-
perubahan vokal untuk menandai runnya kepekaan orang atas ciri-ciri
pelbagai fungsi gramatikal: mis. bunyi tertentu, karena diulang-
Jerman a menjadi 6, untuk peru- ulanginya ciri itu dalam eksperi-
bahan singularis menjadi pluralis men; mis. kalau kita terus-menerus
d,alam H aus'rumah' menj a di H dw er mendengar lba/ ,"lama kelamaan
'rumah-rumah'. kita tidak terlalu peka terhadap ciri
ablaut kualitatif (qualitatiue oowel bunyi (+ bcrmara).
gradation) adno,nrinal (adnoninnl)
ablaut yang menggundkan peru- kata atau kelornpok kata yang
bahan artikulasi vokal; mis. Jerman menerangkan nomina.
au menj4di oy d4lam Haus menjadi adposisi (adpsition)
Hiuser lhoyseRJ konsep yang -mencakup preposisi
ablaut kuantitatif (quantitatiuc aowel dan oostrrosisi.
gradation) Adriafi, Nlcohus
ablaut dengan penghilangar, p€-' (1865-926) penterjemah Alkitab
mendekan atad pemajangan vokal; dan pelopor penyelidikan bahasa-
adstratum aglutinatif agtratus rkar
- -
bahasa Toraja. Karyanya antara afiks (affix) kata dan hubungan gramatikalnYa Eropa; mis. lng. m.y,1tour, his, her its,
lain bentuk terikat yang bila ditarnbah- our, their.
Taal-cn Letterkundige Schets dcr ditandai oleh Penggabungan unsur
Bare'e Taal (1914), Bare'e - kan pada bentuk lain akan mengu- aiektiva predikatif (adjcctiae prcdita-
secara bebas. Contoh bahasa agluti- "
bah makna gramatikalnya. Konsep tiuc, brillirate adjcctiaal)
Nederlandsch Woordenboek ( 1928). natif, B. Turki, Fin, MagYar, dsb' ,i.[rir"
adstratum (adstratum) ini mencakup prefiks, sufiks, v"t e dipakai sebagaipredi-
bahasa atau bentuk-bentuk bahasa infiks, simulfiks, konfiks, supra- rgnatut (agnatc) k"at; mis. *ita{ dala^ Mangga ini
-o
yang mempengaruhi bahasa lain fiks. Gir*oo. frubungan antara kalimat- nasak.
yang lebih dominan. afiksasi (affixation) kalimat Yang mengandung unsur- aiektiva
--" verbal (adjectiuc aerbal)
adverbia (adaub) proses atau hasil penambahan afiks unsur leksikal utama Yang sama' ti.kti't fungsi dan maknanya
u yang
kata yang dipakai untuk memerikan pada akar, dasar atau alas. densan struktur yahg berbeda (mts' d'ekat dehean verba; mis' nenggon-
verba, ajektiva, atau adverbia lain; afiks derivatif (turiaational affix) d;ffi;" partikel'PartikeJ Yang. ber- birakan, minlnts ahkan, dsb'
.mis. sangat, lebih, tidak dsb. afiks yang dipergunakan untuk b.di. uiutun Yahg berbeda dsb')' akademi bahasa (languagc acadtmy)
adverbia konjungtif (conjunctiae membentuk derivasi; mis. Ing. -/2 ;;;,;" teratur tan
sistematis'
instansi Yang mengatur Perkem-
aducrb, adaerbial conjwution, introduc- dalam quickj. ;;;;t te.daPat Pada klausa aktif bansan bahaia dan Yang menjadi
tory adoerb afiks inflektif (inJlectional affix) dan klausa Pastt' otoritas dalam menentukan betul-
adverbia yang menghubungkan afiks yang ditambahkan pada akar salah dalam bahasa. Instansi ini
tcrafra (agraPhin)
-"k;fi"ffi#tpuan
klausa-klausa. atau dasar untuk menentukan atau untuk menulis tumbuh dayi salon-saloa di mana
adverbial (adaerbial) membatasi makna gramatikalnya; k;;;;;dd di dalam Pusat saraf' Dara cendekiawan berkumPul
L bentuk bahasa yang berfungsi mis. afiks (sufiks) -s pad,a bo2s dalam iecara tetap, yang kemudian men-
sebagai adverbia tetapi tidak berin- Bahasa Inggris. aqramatisEe (agramatism) - desak para pengarang untuk menu-
fleksi seperti adverbia biasa; 2. afiks negatif (priuatiuc affix) "ketidakmamPuan untuk mema'
lis dengan bahasa Yang seragam
bersifat atau belungsi sebagai afiks yang menyatakan ingkar atau hami atau mlngungkaPkan ujaran- seoerti halnYa Para sastrawan
adverbia; mis. frase adverbial. ketiadaan; mis. awa dalam awagw, uiaran gramaiikal karena cacat R6mawi dan Yunini Klasik' Aka-
afasia (aphasia) Ing. Jer"r dalam helpless. p"it otogii atau sebab-sebab lain' demi yang tertua ialah. lcademil.
kehilangan sebagian atau seluruh afinitas (afrto@) ahli fonemik (Phownici*) didirikan ol
della Crasca Yang drdrnkan di
kemampuan untuk memakai hubungan antara bahasa-bahasa ahli linguisiik sPesialis dalam pada 1546 Yang mengatur
Firenze pada
yang menunjukkan kemiripan fono- 'Italia. Acadinie Fraryaise
bahasa lisan karena penyakit, cacat bidang fonemik. Bahasa
atau cedera pada otak. logis atau gramatikal karena kontak ahli fonetik (Phowtician) didirikan oleh Kardinal Richelieu
afasia anterior (anterior aphasia, atau tipologi, bukan karena keke- ahli linguiitik sPesialis dalam oada tahun 1635 di Paris dan Yang
Broca's aphasia, expressiae apharia, rabatan. bidang fonetik. Lemudian menjadi juga alat sensur
nonfluent aphasia) afrasia (aphrasia) politik (Acadimi" Y?ng beranggota
afasia yang terjadi karena kerusa- ketidakmampuan untuk metrgung- ajektiva
-
(adjectiac)
i[0 orang, yang keangggtaannya
kan jaringan pada bagian depan kapkan atau memakai ujaran yang kut" yang menerangkan kata
seumur hiduP ini masih ada samPat
dibentuk menurut pola-pola grama- benda.'DaIam BI ajektiva memPu- kini, dan memPunYai martabat
otak, dan ditandai oleh wicara yang
sulit dan tersendat-sendat pada tikal. nvai ciri daPat bergabung dengan tinsci. tetaPi PeranannYa dalam
afrikat (affiicate) tidak dan paitikel seperti lcbih, sangat o.iJembanean' Bahasa Perancis
penderitanya.
bunyi hambat dengan penglepas arU. Outi* B. In[' ditandai oleh ludlh sansa*t kwang). Rial Acadnnia
afasia posterror (posteior aphasia, ii.rnurnpuuttYa untuk bergabung
lilernicke's aphasia, receptiue aphasia,
frikatif; mis. bunyi pertama pada Esbafioladidirikan pida tahun l7l4
cakap. dengan- -ert 'est atanu more, most' di'Madrid untuk mengatur dan
Jlucnt aphasia)
afasia yang te{adi karena kerusa-
agens .(agent) aiektiva atributif ( predicatiae atributc). memelihara Bahasa SPanYol' Di
kanjaringan pada bagian belakang
nomina yang menampilkan per- =li.t tiuu vang berfungsi sebagai beberapa negara Amerika Selatan
buatan atau yang menyebabkan alribut; iis.-tinggi dalam Gunung juga ada akademi bahasa.
otak, dan ditandai oleh tidak atau memulai suatu kejadian atau
mampunya penderita memaharni tinggi iht berbahaya' akademisisme (academisn)
yang mempengaruhi suatu proses,
kalimat dan Iancarnya menghasil- -'l.
aiektival (adicctiaal) kecenderungan untuk mengembali-
kan kalimat-kalimat tak bermakna.
lih. pelaku. bentuk-bahaia Yang berfungsi kan segala kePutusan tentang
afektif (affeatae) aglutinasi (agglutination) sebaeai aiektiva tetapi tidak dapat bahasa i.epada otoritas formal -
-1. penanrbihan sufiks pada akar
gaya atav makna yang menunjuk- beririflekii seperti aiektiva biasa; 2' menurut nama akademi bahasa Yang
kan perasaan; + emotif untuk menunjukkan fungsi gralna- bersifat atau berfungsi sebagai tumbuh di EroPa'
aferesis (aphacrcsb) tikal; 2. peleburan bunyi-bunyi ajektiva, mis. frase ajektival' aliurr ftoot, radical)
penanggalan bunyi atau kata dari bahasa yang berdampingan. Bd. l. sama'maknanya dengan dasar; 2'
sandi. aielitiva posesif (possesioc adjectiae)
awal sebuah ujaran; mis. Selamat " bentuk'posesif pronomina persona unsur yang meniadi dasar
"kata; -mis' Pem-
pagi ! meryadi Pagi ! ; ---+ prosiopesis aglutinatif ( agglutinatiac)
bentukin graf dalam
tentang tipe bahasa yang struktur Udtfr"ssi iebagai detefmina-
atesls + aleFesls """"
i;;e.I"* biberaPibahasa Indo- grafik, grafika, biografi, dsb.; 3.
a&hiran': atsara Etruski aksara Fenisia aksara Latin
-
linguistik Austronesia, inti kata yang berasal dari tahun 512 M; dalam aksara Fenisia (Phoenician alphabet) ke-3 s.M., dan dituliskan dari kanan
mehgandung makna inti dan men- penyebarannya juga dipakai untuk aksara Semit Utara Yang diPakai ke kiri.
jadi dasar pembentukan kata; ciri- menuliskan bahasa-bahasa lain se- orang Fenisia (yang tinggal di aksara lawi
cirinya: pada umumnya monosila- perti Bahasa Urdu, Bahasa daerih yang sekarang kita sebut huruf" Arab yang dipakai untuk
bis, berpola KVK, kadang-kadang Melayu, Bahasa Jawa; dituliskan Libanon) yang sisa-sisa tertuanya menilliskan Bahasa MelaYu.
bervariasi, kadang-kadang bertu- dari kanan ke kiri. berasal dari abad ke'l I s.M, aksara Kawi
kar fonemnya, dan ada yang aksara Aramea (Aramaic Alphabet) bersifat alfabetis, ' dan Yang me- aksara yang dipakai pada prasasti-
berhomofoni dengan bentuk lain. aksara yang dipakai dalam Bahasa rupakan moyang langsung dari prasasti di Indonesia sejak perte-
Contoh: akar kata sa* terdapat Aramea di daerah sekitar Siria semua aksara EroPa. ngahan abad ke-8 M, dan Yang
dalam kata Jawa rasuk 'masuk', sekarang dan Mesopotamia sejak diturunkan dari aksara Pallawa'
aksara Glagolit (glagotitic alphabet) Prasasti tertua yang memPerguna-
Melayu masuk, Aceh rasuk'pasak', sekitar abad ke-10 s.M, dan yang sistem tulisan yang dipakai sejak kan aksara ini ialah prasasti Plum-
Karo s-el-uk'memasukkan', Taga- menurunkan aksara Arab dan abad ke-9 M untuk bangsa-bangsa
lok tosok'membuat.lubang' Bisala aksara Brahmi, bersifat alfabetis pungan (dekat Salatiga, Jawa
bogsok 'liang', Sunda tisuk 'men-
Slavia yang beragama Katolik
-direka Tensah) dari th 750 M. Prasasti
dan terjadi dari22 hurufkonsonan. Roma, yang konon oleh St.
cocokkan'. Gagasan ini mula-mula aksara Brahmi Ligo"r diri th 775 M (di Thailand)
dicetuskan oleh A.C. Vreede Kirillus, seperti halnya aksara jufa mempergunakan aksara ini.
(1883), kemudian diperdalam oleh
aksara yang dipakai untuk menulis- Kiril. Bentuknya berlainan sekali Bentuk akiara ini yang menonjol
kan bahasa India Kuna, diturun- dengan aksara Kiril, tetapi jumlah
R. Brandstetter (1910). kan dari aksara Aramea (Semit) huruf dan nilainya sama. Aksara ini
ialah adanya keluk-keluk Yang
akhiran --+ sufiks' dan bersifat setengah alfabetis, seiak abad ke-17 diganti oleh aksara
indah dan sudut-sudut Yang
akomodasi (accomodation) mula-mula dituliskan dari kanan ke tumpul.
asimilasi sebagian.
L;tin, tetapi sekarang masih diPa-
kiri kemudian dari kiri ke kanan, kai dalam ibadah beberapa masya- aksara Kharosti
akrofoni (acrophonj. pada tugu Agoka hurufnya berium- rakat Dalmatia dan Montdnegro. aksara India Kuna Yang diPakai di
penggunaan lambang huruf yang lah 35, mula-mula tumbuh sekitar India Barat Laut sebelum abad ke-5
berasal dari bagian awal darl abad ke-7 8 s.M. Dalam aksara crantha M. diturunkan dari aksara Aramea,
sebuah suku kata atau kata; mis. perkembangannya menurunkan 8 fih. afisara Pallawa natnun bersifat silabis dan terjadi
huruf Yunani kedua beta bterasal jenis aksara, a.l. aksara Gupta, aksara Gupta dari 252 huruf, berbentuk kursifdan
dari kata Semit beth'rumah'. aksara Siddhamatrka, dsb. Aksara aksara I-ndia kuna Yang diPakai dipakai dalam dunia niaga dan
akrolek (acrolect) Nagari dan Pallawa dsb. berasal antara abad ke-4 dan ke-6, diturun- kaligrafi.
sosiolinguistik. variasi bahasa yang kan dari aksara Brahmi.
dianggap berprestise tinggi.
dari aksara ini. aksara Kftil Qlrillic alphabet)
aksara cetak telu aksara han'gul sistem tulisan yang dipakai sejak
akronim (acronlm)
.rl./ii. aksara rerekan nama ak;ra honminjongum si abad ke-9 M untuk bangsa-bangsa
kependekan yang berupa gabungan aksara choson muntcha Korea Selatan. Slavia yang beragama Kristen
huruf atau suku kata atau bagian nama aksara honminjongum di aksara honminjongum Ortodoks Timur, yang konon
lain yang ditulis dan dilafalkan Korea Selatan aksara alfabetis yang dipakai untuk
direka oleh St. Kyrillus dan St.
sebagai kata yang wajar; mis. xtut, de-motik (denotic suipt) menuliskan Bahasa Korea terdiri Methodius. Aksara Kiril modern
aBRr, IIANKAM, ,ruoaz (= peluru "$"1z
jenis tulisan hieroglif Meiii sudah lebih disederhanakan dan
kendali).
t una
yang dipakai untuli menulis cepat.
dari 28 huruf (sekarang hanYa
yang sekarang dipakai untuk
dipakai 26) yang diciptakan -pada- gahasa Rusia terdiri dari 32 huru{
aksata (nipt) aksara Dewanagari abad ke-15 berdasarkan huruf
l. sistem tanda-tanda gralis yang aksara India yang dipakai untuk Pallawa.
untuk Bahasa Bulgar 30 huruf,
dipakai manusia untuk Serkomunil menuliskan Bahasa Sanskerta yang untuk Bahasa Serb 30 huruf, untuk
kasi, dan yang sedikit banyaknya aksara hieratik (hieratic sript) Bahasa Ukraina 33 huruf.
tumbuh dalam abad ke-7 9M ienis aksara hieroglif Mesir kuna
mewakili irjari.r; 2. jenis'sistem dan yang masih dipakai -sampai 'runs bersambung'-sambung dan aksara kursif (carsiae writing)
tanda-tanda grafis tertentu; mis. kini, dan yang menurunkan aksara- tulisan tangan yang memperlihat-
lipa-'kai untuk Penulisan resmi.
aksara Pallawa, aksara Inka, dsb.; aksara yang dipakai di Nepal dan kan huruf-huruf yang saling ber-
3. huruf. Lih. silsilah aksara. Bangladesh. aksara hieroglif (hi.erogQphic snipt) sambungan.
aksara alfabetis (alphabetic writing) aksara yanf dipakai Para Pendeta aksara l,atin (Roman alphabet, Latin
aksara Etruski (Etruscan alphabet)
sistem tulisan yang berdasarkan Mesir kuniyang bersifat ideogralis alphabet)
aksara yang dipakai oleh bangsa
abjad. dan berkembang lebih kurang Pada akiara yang bersifat alfabetis dan
Etruski sekitar abad 9 8 s.M. 3500 s.M.
aksara Arab -
yang diturunkan dari aksara dipakai mula-mula untuk Bahasa
aksara yang mula-mula dipakai Yunani dan yang menjadi moyang aksara Ibrani Latin sekitar abad ke-7 s.M.,
untuk menuliskan Bahasa Arab, aksara Latin. Peninggalan bangsa aksara vans dipakai untuk menulis' kemudian uhtuk bahasa-bahasa di
diturunkan dari aksara Aramea; Etruski dapat dibaca tetapi tidak kan Bahasi lbrani dan diturunkan Eropa Barat dan bahasa-bahasa
peninggalan tertua beraksara Arab dapat dipahami. dari aksara Aramea sekitar abad lain di dunia; diturunkan dari
aksam morfemis aktualisasi akuen aliran glosematik
- -
aksara Yunani lewat aksara E- dalam aksara Tawa. alegro
truski.
nkuem (akucme)
aksara Romawi-- aksara Latin -.iti rni"i*.I yang khas dalam suara fh. bentuk alegro
aksara morfemis (morphemit sript) aksara nrna (runic alphabet) seseorang' aleksia (alcxia)
sistem tulisan yang memperguna- aksara yang mula-mula dipakai ketidakmamPuan menYeluruh
kan satu lambang untuk menggam- rkulturasi ( acculturation)
untuk bahasa Germania Awal pada proses atau hasil Pertemuan kebu- untuk belajar membaca.
barkan satu morfem; contoh aksara sekitar abad ke-2 M, diturunkan
Cina- dava"n atau bahasa di antara alfabet (alphabet)
dari aksara Etruski; dipahatkan urrggotu-utggota dua masYarakat lih. a$ad
aksara murda pada kayu alau batu.
ba[isa, ditandai oleh Peminjaman alfabetis
huruf besar pada aksara Jawa. aksara siddhamatrka bersangkutan dengan atau ber-
-../. atau bilingualisme.
aksara Nagari aksara India kuna yang tumbuh dasarkan alfabet.
lih. aksara Dewanagari sekitar abad ke-6 M dan menurun- rkustika (acoustics) algoritme (algoitne)
aksara Nagari awal " kan aksara Nagari. cabang fisika Yang m.enYelidiki Iarana matematis Yang daPat dii-
aksara yang dipakai pada beberapa aksara silabis (s2llabic writing, sylla- pengh-asilan, Pengendalian, Pe- kuti secara mekanis, Yang bekerja
prasasti Jawa Tengah selatan dari bography, slllablg writing) nyairpaian, Penerimaan dan Peng- secara langsung dengan kaidah
lbad ke-8 M yang lebih tua sistem tulisan yang memperguna- aruh bunyi. tanpa memakai intuisi; Prosedur
{qipada aksara Dewanagari dan kan satu lambang untuk tiap suku
alalia (alalia) yut gdi.rtun untuk melaksanakan
ditandai oleh huruf bersudut tajam. kata.
ketidakmamPuan untuk berbicara operasi yang ruwet dengan menJl-
aksara ogham aksara Yunani (Cruk alphaba)
karena kelainan atau kerusakan barkannya menjadi urutan oPerasi-
3_ks-ara_.y-ang dipakai oleh bangsa aksara yang dipakai dalam Bahasa operasi yang lebih sederhana.
Kelt di kepulauan Inggris sekiiar Yunani sejak abad ke-10 s.M. dan pada alat ucaP luar, bukan Pada
abad ke-4 M. Terjadi dari 20 huruf pusat saral. alihbasa (translation)
yang kemudian berkembang, bersi-
berupa garis-garis lurus atau miring fat alfabetis, diturunkan dari aksara alam pikiran dan bahasa (thought and oroses Demindahan informasi dari
yang berbeda jumlahnya dan di- Fenisia. language) latu bihasa atau variasi bahasa
tuliskan pada atau sekitar garis hu6u"".qi" antara kegiatan pikiran (disebut bahasa sumber) ke bahasa
aksen (acccnt)
horisontal atau vertikal. L tekanan; 2. tanda diakritis; 3. dan bahasa manusia dengan alam atau variasi bahasa lain (disebut
aksara onmun variasi bahasa yang berbeda dari- di luar bahasa, Yang bersangkutan bahasa sasaran).
lih. aksara honminiongum pada variasi standar, terutama dengan masalah Pemerolehan alih kode (coda switching)
aksara Pallawa dalam ucapan; logat. bahisa, masalah bagaimana cara penggunaan variasi .bahasa lain
aksara yang dipakai untuk menulis- aksen sengau (nasal twang) beroikir kita ditentukan oleh sistem ,tr,iluhutu lain untuk menYesuai-
kan bahasa-bahasa di India Selatan lafal setempat yang mengandung baliasa, masalah bagaimana kan diri dengan Peran atau situasi
dan diturunkan dari aksara volak nasal, yang dalam lafal bahasa dipakai untuk Penalaran, lain, atau karena adanya partlslPan
Brahmi. Aksara ini dipakai sekitar standar berupa vokal oral. masalah bigaimana bahasa diPakai Iain.
abadke-4-5Mpadazaman aksentologi ( accentolog) untuk melambangkan hal-hal kon- alinea ---+ paragraf
keemasan dinasti Palliwa di India telaah sistematis tentang tekanan. kret dan abstrak, dan sebagainYa.
(sekitar Madras) dan menyebar ke aliran-aliran linguistik (linguistk
aktif (actiue) alu (stcm)
Asia Tenggara dan kemudian dipa- lih. klausa aktif kata atau kelomPok kata Yang schools)
lih. aliran masing-masing atau pada
kai antara lain untuk menulislian aktualisasi (Joregrounding, actualiza- berkombinasi dengan afiks; mis'
Bahasa Mellyu Kuna pada prasas- gramatika atau pada teori. lih.
tion) i i i n nu dalam p emie rita hu an' I stilah jugabagan hal. xxix.
ti-prasasti Sriwijaya, dll. Istilah aliran Praha, l. rangsangan yang ini berbeda dari dasar (base) Yang
aksara Pallawa ini mula-mula dipa- tidak diharapkan terjadi dalam terdapat dalam kata berjuang, dalam aliran Firth
kai oleh ahli arkeologi Belanda, NJ. suatu situasi normal, sehingga hal iii juang adalah dasar. lih. Firthianisme
Krom. Sarjana laii menyebutnfa menimbulkan perhatian khusus; ailat (instrumentaL)
--' aliran glosematik (glossematics, Co pen-
aksara grantha. mis. kalau kita mengucapkan "sela- icori kasus. kasus yang menunjukkan hagen school)
aksara pegon mat siang" pada pkl. 08.00 kepada alat vanq dirrakai dalam suatu aliian linguistik yang dipelopori
huruf Arab yang dipakai untuk murid yang terlambat masuk kelas; perbuatai; mis. kata Pcna dalam oleh L. Hjelmslev (1898-1965) yang
'Kami
menuliskan Bahasa Jawa, terutama 2. distorsi yang disengaja terhadap menulis dengan Pena' menganggap bahasa itu sistem Yang
dalam karya-karya Islam. unsur-unsur bahasa dengan tujuan dat ucap (organ ofipeech, speech orgaru) swaslmbida, dan linguistik adalah
aksara rencong estetis. Pemakaian unsur-unsur alat-alat ddlah tubuh manusia disiplin yang otonom dan imanen.
'dimulai
huruf kuna yang dipergunakan bahasa secara khusus dalam bahasa yang berfungsi dalam Pengujaran Analisis dari wacana, ke-
untuk Bahasa Kerinti; seperti puitis adalah contoh aktualisasi; 3. bunyi bahasa, yakni Paru-Paru' mudian diselidiki hubungan Para-
halnya aksara Batak, Jawa dsb. pengungkapan satuan atau ciri laring, faring, rongga hidung, digmatis dan sintagmatis antara
diturunkan dari aksara-Pallawa. fonologis, gramatikal atau seman- rong[a muluq bibir, gigi, lidah, un-sur-unsur d alamtangkaforma (=
aksara rerekan tis; mis. pengungkapan fonem oleh alvJolum, palatum, velum dan hubunsan gramatika intern), JrlrJ-
../. hurufyang menandai fonem asing bunyi bahasa; -+ manifestasi. uvula. Lihat bagan alat ucaP. tansi ("= kitegori diluar bahasa),
aliran gramatika sistemika alofon alograf amandt
- -
ungkaPan (= mediunt lisan dan aliran MIT (MIT school) alograf (allograPh) dapat diramalkan; 2. adanya dua
tulisan) dan makna. Prosedur ini para sarjana linguistik yang menga- anggota dari satuan aksara Yang varian atau lebih entah distingtif
entah tidak daiam hubungan para-
dimaksudkan untuk memperoleh nut konsepsi generatif dalam merupakan grafem yang berbeda-
digmatis.
satuan dasar terkecil yang disebut bahasa sesuai dengan ajaran A.M. beda menurut PosisinYa; mis. Arab
glosem. Chomsky, guru besar linguistik +, 4 dan..radalah alograf-alograf alternasi formal (formal alternation)
aliran gramatika sistemika (neo- pada Massachysetts lnstitute of dari grafem.T; dalam aksara Latin alternasi antara bentuk-bentuk
Firthian linguistics, systemic grammar, Technology di Amerika Serikat. pelbagai bentuk dari huruf tulis. bahasa sesuai dengan bentuk yang
sc ale - and- c ate gory grammar ) Lih. gramatika transformasi ge- alokron (allochrow) menyertainya; mis. Ingg. /s/ dan lz/
teori linguistik yang dikembangkan nefatif. variasi yang tidak distingtif dari dalam books ls/ dan bols /z/, dan
panjangnya bunyi bahasa; anggota skates dan tkate dalam he skates: thoy
oleh M.A.K Halliday bardasarkan aliran Neo-Firth (neo- Firthian) dari kronem. skate.
teori J.R. Firth dengaq berpegang perkembangan lebih lanjut dari
pada tiga tingkat dan empat domorl ( allomor ph, morplum.e alttrnant) alternasi gramatikal (gramnatical al-
ajaran-ajaran J.R. Firth, terutama temation)
kategori, ketiga tingkat itu yaitu seperti ternyata di dalam karya-
anggota morfem yang telah ditentu-
forma (= gramatika dan leksis), kan posisinya mis. lbarl, lbal, lbaU :ilternasi formal yang tidak terjadi
karya teoretis dari M.A.K. Halli- adalah alomorf dari morfem ier- karena segi-segi fonemis,
substansi (= medium), dan konteks dav. Litr. aliran gramatika siste-
(= semantik). Keempat kategori alomorf fonolo$s (phonologically con- alternasi otomatis (automatic alterna-
mika. tion)
ialah satuan, struktur (yang bersifat ditiorud allomorPh)
dan aliran Praha (Prague school)
varian morfem yang muncul dalam alternasi formal yang ditentukan
sintagmatis), kelas, sistem
(yang bersifat paradigmatis).
teori linguistik yang dikembangkan lingkungan fonologis tertentu; mis. oleh fonem-fonem dari bentuk-
oleh Cercle Linguistique de Prague daiim BI alomoif-alomorf [man] , bentuk itu.
aliran Jenewa (Saussurean linguistics, sekitar tahun 1920-an, terutama alveola
[runnJ, dsb. dari morfem men-
(alaeola)
Geneua school) oleh V. Mathesius dan kawan- teriadi karena pelbagai fonem dari bagian muh,rt yang keras di bela-
paham linguistik yang dianut oleh kawannya, dan menekankan pada morfem dasar yang diikutinya, jadi kang gigi atas.
para murid F. de Saussure yang pendekatan fungsional. Lih. Ma. dveolar (alaeolar)
fman] te4adi karena diikuti oleh
mempertahankan pandangan- thesius, Troubetzkoy. fonem volal atau dorsal, [mnn] l. terjadi karena penyempitan
pandangan de Saussure secara aliran Stoa (.9toicy' oleh fonem labial, dsb. antara ujung lidah atau daun lidah
konservatif. Tokoh-tokohnya a.l. didirikan oleh Zeno dalam tahun alomorf morfologis (norphologicalll dan alveolum; 2. bunyi atau fonem
Charles Bally, Henry Frei, Rudolf 308 s.M., merupakan aliran Iilsafat, conditioned allomoiph) yang terjadi demikian.
Engler, dll. tetapi juga memberikan sumbang- varian mortbm yang muncul dalam veolar belakang (post-alaeolar)
aliran Kazan an dalam bidang bahasa, a.l. dalair lingkungan morfem lain secara tak bunyi alveolar yang terjadi dengan
lih. Courtenay penyelidikan tentang kelas kata dan terimal*.an; mis. dalam BI. alomorf titik artilukasi rhengarah ke bela-
aliran Kopenhagen lih. aliran filsafat bahasa. [mtnl muncul dalam [narVtkur] dan kang alveolurn dekat palatum.
glosematik aliran stratifikasi [niifiukur], karena terdapat kei- alveolum (alaeolum)
aliran mekanisme (mechanistic lingui.s- lih. gramatika stratifikasi nginan untuk tetap mempertahan' lih. alveola.
tiu) aliran tagmemik (tagmemics) kan identitas morfem {'ukur} d'an alveopalatal (alaeo palatal)
pendekatan bahasa yang menekan- lih. gramatika tagmemik {kukurl. Contoh lain terdapat l. terjadi karena penyempitan
kan pengamatan atas ujaran yang aliran udara (air stream, breath strcam) dalam' {ma4arar1,) {marq'ara1}, antara lidah depan dan langit-
sesungguhnya sebagai hasil peri- udara vang keluar masuk saluran {no4karm1}. langit keras;
laku pembicara dalam situasi ter- yang dipakai oleh alat ucap untuk alonim (allonyn) 2. terjadi karena penyempitan
tentu; pendekatan ini menekankan menghasilkan bunyi bahasa. varian dari nama,mis. Dulahadalah antara daun lidah dan alveolum; 3.
data dan konteks referensial antara aliterasi (alliteration) alonim dari Abdullah. bunyi atau fonem yang terjadi
lain dalam bentuk analisis distri- pengulangan konsonan atau kelom- alosem (alloseme) demikian; mis. bunyi pertama pada
busi dan hukum bunyi. pok konsonan pada awal suku kata varian dari semem; mis. dalam kata qtarat.
aliran mentalisme (mentalism, menta- atau awal katil secara berurutan; ungkapan kepala surat kata kePala .amalgam (amalgam, blend, doubling,
listic linguistics) mis. /etih-iesu, susah sungguh. mengandung alosem dari semem porhnanteau word, ttlescoped word)
pendekatan kepada bahasa yang alofon (allophone, phonetic uariant) 'bagian tubuh yang di atas'. bentukan baru yang meruPakan
menekankan pengetahuan bahasa varian fonem berdasarkan posisi; alotagma (allotagma) gabungan dari beberapa morfem
pembicara yang bersifat alamiah, mis. fonem pertama pada lkital dan varian yang tidak distingtif dari bebas. Contoh kata sendratari yang
dan bukari hasil peri lakunya dalafl /katal secara fonptis berbeda, tagmem. merupakan gabungan dari unsur-
situasi tertentu. Intuisi penyelidik masing-masing adalah alofon dari dternan + varian unsur kata smi, drama dan tari.
dianggap pedoman yang baik untuk fonem lkl; yang pertama hanya alternasi (alternation) amanat (message)

memahami bahasa bekerja dan muncul di depan vokal depan, l. proses yang memPerlihatkan keseluruhan makna atau isi suatu
bukan hanya berdasarkan d?ta dari sedangkan.yang kedua di depan perubahan-peiubahdn bentuk wacana; konsep dan perasaan yang
korpus. vokal belakang atau konsonan lain. bahasa, dalam lingkungan yang hendak disampaikan Pembicara
l0 ambifiks analisis distribusi analisis fonemis - analisis unsrr bawahan ll
-
untuk dimengerti dan diterima anaforis (anaphoric) frase dalam klausa. bahasa untuk menunjukkan per-
pendengar. bersangkutan dengan anafora malisis fonemis (phoncnic analysi.s) samaan dan perbedaan alltara
ambifiks (anbifix) anagram (anagran) analisis ujaran atau ciri-ciri seg- bahasa-bahasa ataru dialek-dialek
+ konfiks kata atau kelompok kata yang mental dan suprasegmental untuk untuk mencari prinsip yang dapat
ambigu (ambigous) disusun dengan huruf-huruf yang menentukan sistem fonem suatu diterapkan dalam masalah praktis,
mempunyai lebih dari satu makna. sama dari kata atau kelompok kata bahasa. seperti pengajaran bahasa dan
ambiguitas (anbiguiU) yang lain. rnalisis Fourier (Fourier arulyis) penterjemahan.
sifat konstruksi yang dapat diberi anak kalimat --+ klausa terikat rumus matemalis untuk menganali- analisis kuantifikasi
lebih dari satu tafsiran. anakoluton fi amak: anakolutal ( ana- sis bentuk gelombang suara yang arufsis)
ambilingual (anbilingual) coluthon-anacolutha) kompleks atas bagian-bagian yang semantik. penyelidikan makna
orang atau masyarakat yang mem- kalimat yang mulai dengan sebuah lebih sederhana. dengan menggambarkannya seba-
punyai kemampuan seimbang struktur gramatikal dan berakhir rnalisis lC (!C analysis) gai lokasi dalam ruang semantis
dalam dua bahasa. dengan struktur gramatikal lain. keoendekan dari analisis immediate atau gugus semantis, yang ditentu-
ambivalen (anbiaalent) Kalimat dengan selaan. constituent; + analisis konstituen kan berdasarkan penilaian ba-
sama dengan ambigu; keambiguan. anakronisme (anachronism) rnalisis kesilapan (error anal2sy) hasawa.n te ntang pasangan-
ameliorasi (amelioration, melinration, penggunaan kata atau ungkapan pcngajaran bahasa. teknik untuk pasangan kata.
eleaation) yang tidak sesuai dengan norma- mengukur kemajuan belajar bahasa analisis morfemis
perubahan makna yang menga- norma fonologis, gramatikal atau dengan mencatat dan mengklasifi- lih. morfologi
kibatkan sebuah ungkapan meng- semantis suatu masa dalam sejarah kasikan kesalahan-J<esalahan yang
gambarkan hal yang lebih baik dari suatu bahasa, dibuat oleh seseorang atau ke- analisis morfologi (morphological ana-
semula; mis. wanita sekarang mem- analisis (anal2sis) lompok. Usis)
punyai arti hormat, dulu hanya hori terjenahan tahap yang pertama enalisis komponen (comporcntial ana- pengamatan dan pemerian unsur-
beraiti'yang diinginkan'. dalam penterjemahan,. termasuk di unsur gramatikal suatu bahasa
Utit) dengan mempelajari bentuk, fungsi,
amesis (anesis) dalamnya transformasi balik dan metode untuk memecah sebuah
pemisahan bagian-bagian dari analisis komponen, yang bertujuan unsur atas bagian-bagian Yang variasi fonologis, distribusi dan
kompositum dengan satu kata atau menemukan inti dari naskah lebih kecil. Mencakup analisis antar hubungannya dalam satuan
lebih; mis. rumah makan menjadi sumber dan mencari pengertian komoonen makna dan analisis yang lebih besar; lih. morfologi.
rumah tempat mnkan. yang sejelas-jelasnya mengenai kombonen bunvi. analisis prosedural (procedural ana-
amplifikatif -+ augmentatif makna; tahap persiapan untuk enalisii komponeir bu nyi (compown- Utis)
amplitudo (amplitudt) pengalihan. tial analysis) semantifr. penyelidikan makna
jarak antara puncak gelombang analisis bahasa (l;inguistir arullsis) analisis bunyi-bunyi atas unsur- dengan memperlakukarinya seba-
bunyi dan titik rata-rata istilah umum untuk pelbagai ke- unsur yang lebih kecil; mis. /b/ atas gai prosedur atau 'operasi mental
anafora (anaphora) giatan yang dilakukan bleh plnyeli- [oral], [bersuara], [oklusi.fl . yang dapat menentukan dapat
l. pengulangan bunyi, kata atau dik bahasa dalam menggarap data rnalisis komponen makna (comPo- diterapkan tidaknya sebuah kata
struktur sintaktis pada larikJarik yang diperoleh dari penelitian nential anallsis oJ meaning)
-penyelidikan
pada obyek, peristiwa atau
atau kalimat-kalimat yang berurut- lapangan atau dari pengumpulan scmantik. makna keadaan.
an untuk memperoleh efek tertentu; teks. dengan memecahnya menjadi kom- analisis segmental ( segmental analysis )
2. hal atau fungsi menunjuk kem- analisis dengan sintesis dalrrn ponen-komponen; mis. kata baPak metode analisis bahasa yang meng-
bali kepada sesuatu yang telah persepsi wiEara (anal4sis b7 slntlusis itas [+ insan], [* insan], [* pria], uraikan ujaran atas satuan-satuan.
disebutkan sebelumnya dalam ini spuch puaption) [- lebih muda], kata adik atas /* analisis soalan (ittm analysis)
wacana (yang disebut anteseden) psikolinguistik. teori yang mengata- insanl, [+ lebih muda], [*
saudara]. penilaian secara
pcngajaran bahasa.
dengan pengulangan atau dengan kan bahwa pendengar memiliki rnalisis konstituen (constituent ana- cermat setiap unsur dalam ujian
substitusi; mis. ryn d,alam Bl. sistem penghasilan kontinuum bu- llsit) bahasa untuk menjamin keteranda-
berfungsi anaforis, mis. dalam Pa* nyi-dalam batinnya yang memung- analisis kalimat atas unsur-unsur lannya dari sudut statistik, linguis-
Karta supir kami. Rumahnyajauh: n2a kinkannya menandai bunyi yang yang lebih kecil; setiap konstituen tik dan pedagogi.
menunjuk kembali kepada Pak didengar dengan perbendaharaan yang kompleks dapat dianalisis lagi analisis spektografi ( s pcctral anafitsis)
Karta. bunyi dalam batinya. atas konstituen, sehingga kalimat penyelidikan fonetik dengan mem-
anafora zero (4ro anaphora) analisis distribusi (diitributional ana- dapat dipandang sebagai te{adi pergunakan spektograf untuk
penunjukan kepada kata yang telah atas lapisan-lapisan konstituen. mengamati dan mengukur ciri-ciri
btit) bunyi.
disebutkan lebih dahulu dengan metode analisis bahasa yang meme- Lih. analisis unsur bawahan.
penghilangan kata anaforis; mis. rikan distribusi unsur-unsur fonolo- enalisis kontrastrf (antia,stiae analysis, analisis unsur bawahan (imntdiate
dalam wacana Kataryta sudah melahir- gis, gramatikal atau leksikal dalam di.fferentinl analysis ; dffircntial lingui"s - constituent analyis)
kan. Mana? yang dihilangkan ialah satuan yang lebih besar, misalnya tics) Lih. analisis IC, analisis konsti-
kata bajnya. morfem dalam kata atau frase metode sinkronis dalam analisis tuen.
r2 analisis untaian
- antipasif antisipasi
- aposisi It
analisis untaian (string arul2s*) anomali (anonaly) rntisipasi ( anticiPation) anuSwara
metode analisis gramatikal yang penyimpangan atau kelainan di- l. psikllinguistifr. kekeliruan wicara Str. lambang untuk konsonan
menganggap kalimat sebagai pandang dari sudut konvensi gra- dengan mengucapkan bagian kata nasal.
satuan dasar tanpa perluasan; matikal atau semantis suatu sebelum waktunya; mis. lafal parsi- aoisfits (aorist)
perluasan itu kemudian bisa dilaku- bahasa. y'doa.rl untuk partisipasi; 2. perubah- 'bentuk verba yang menunjukkan
kan ke sebelah kiri atau ke sebelah antanaklasis (antanaclasis) an bunyi oleh alat ucap yang kala atau aspek lamPau tanPa
kanan satuan dasar itu; mis. dalam pengulangan kata yang sama menyediakan posisi yang diperlu- membatasi apakah perbuatan itu
Kemari,n ia berangkat ke luar kota dengan makna yang berlainan; mis. kan untuk menghasilkan bunyi selesai atau tidak.
satuan dasarnya ialah ia berangkat; Ing. "We must allhang together or nore berikut. apeks (apex)
kcmarin d,an ke luar kota adalah assuredll we shall all hang separatefit"
-ujung lidah
perluasannya. Dalam metode ini (Benjainin Franklin). rntitesis (antithuis)
pemakaian kata-kata yang ber- apelativa (appelatita)
bahasa dianggap sebagai untaian antarvokal (intcroocalic) Denvebutan sesuatu berdasarkan
lawanan atau bertentangan artinya;
unsur-unsur linier; berbeda dari l. konsonan yang muncul di antara p.rrl*u, pabrik pembuatnya atau
mis. dalam kalimat "Diam, tetapi
analisis konstituen yang mengang- dua vokal; 2. berada di antara lerus bekcrja". nama dalam sejarah; mis. PenYe-
gap sebuah satuan sebagai bagian vokal-vokal; mis. hamzah dalam butan I aks amarut y arrg tadinya nama
dari satuan yang lebih besar. kata saat.
lntonim (antonyn)
dua kata atau lebih dengan makna tokoh; nama ikan mujahir berdasar'
analogi (analog) anteseden (antecedant) yang berlawanan. kan penemunya; skala Richter, dsb.
proses atau hasil pembentukan l. informasi dalam ingatan atau aoikal hoical)
unsur bahasa karena pengaruh pola konteks yang ditunjukkan oleh rntonim bertentangan (contratlictory '1. beikl"ain dengan ujung lidah;
suatu ungkapan; mis. dalam kali- antorytms) mis. bunyi pertama pada datang,lari
lain dalam bahasa; mis. ierbentuk- pasangan antonim, makna yang
nya konstruksi nzonisasi karena mat Bukanya mana? n1a menunjuk adalah bunyi apikal; 2. bunYi atau
pada suatu anteseden tertehtu; 2.
satu berupa ingkar terhadap makna fonem yang terjadi.karena penyem-
sudah adanya pola yang ada dalam
salah satu unsur dalam kalimat yang lain; mis. bawah dan atas:
pitan antara ujung lidah dan gigi
konstruksi mekanisosi, dsb.
atau klausa terdahulu yang ditun- 'bukan bawah' sama dengan 'atas'. atas atau alveolum.
I
gptiksis-fa napt2xis) juk oleh ungkapan dalam suatu tntonim kebalikan (contrar2 antonym) apiko-alveolar (aPico alaeolar)
i
penyisipan vokal pendek di antara kalimat atau klausa; mis. Amln kaya, pasangan antonim, ingkar terhadap
-1. dihasilkan dengan ujung lidah
I
dua konsonan atau lebih untuk tetapi kantongnya kosong, Amin adalah vans satu tidak berarti sama menventuh atau mendekati alveolar
menyederhanakan struktur suku (teniang konsonan); 2. bunyi atau
i
kata; lih juga epentesis.
anteseden d,an n1a. Anteseden di- l.n[u., makna yang lain; mis. Dai*
tunjuk oleh anafora atau katafora. danjahat :'tidak baik' bukan berarti fonem yang terjadi demikian.
anartria (anarthia) antiergatif-absolut (anti-ergatiae- Jahat'. apikodental
-
(aPicodental)
ketidakmampuan untuk meng- absolute) l.dihasilkarr dengan ujung lidah
ucapkan bunyi bahasa karena ke- penanda, khusus pada obyek lang- lntonomasia (antonomasia)
menyentuh atau mendekati gigi
rusakan dalam sistem saraf. penggunaan ajektiva sebagai nama
sung dalam klausa yang mengan- atas .(tentang konsonan); 2' bunYi
dung subyek; penanda itu tidak ada diri, atau nama dirisebagai nama
atau fonem yang terjadi demikian.
anastrofe (anastrophe)
dalam unsur-unsur dari klausa jenis.
pemakaian urutan kata yang. tidak aplikasi
-
(application)
lazim; mis. d,alam Roti ia nembeli.
intransitif atau dalam klausa vans rntropofonika ( anthro po phonics ) semantik. penggunaan ungkaPan
tidak mengandung subyek (kliusi keseluruhan potensi alat-alat tubuh tertentu dalam situasi tertentu'
anataksis (anataxis) imperatif). Penanda klausa itu khususnya dalam perbandingan
metatesis
yang dapat mengeluarkan bunyi.
ancang-ancang (onset)
4isebut antiergatif, sedangkan su- rntroPomorfi sme ( anthro Pomor phisn) struktur semantik bahasa Yang
byeknya itu dikatakan berpenanda berbeda-beda.
l. gerak awal dari alat ucap pada absolut; mis. dalam Baliasa Fin metafora berupa Pemakaian kata
apodosis (apodosis, consequewe) . ..
waktu akan mengartikuiasikan atau bentuk lain yang bersangkutan -klausa
yang mempunyai sistem ini dalam yang menyatakan akibat
bunyi bahasa; 2. ba[ian awal dari kalimat Maija sdi kalan 'Maija dengan manusia untuk obyek atau
koniep bukan manusia; mis. mulut dalam kalimat persyaratan; mis.
suku kata. makan ikan' unsur n pada kalan bagian kedua dari Kalau murah,
andharan sungai (bandingkan dengan mulut
adalah penanda antiergatif. Dalam
nanusi.a).
bamng itu akan saya beli; lihat jruga
../. sebutan kalimat lain, mis. Maiji tuli'Maija protasis.
aneka bahasa + multilingual datang' dan Sl kala! 'makanlah rntroponimi ( anthro pon1nry) apokop€ (aPocoPe)
aneka makna ---> a-bigiu -
ikan itu', tidak ada penanda antier- cabang onomastika yang menYeli- pem-enggalan satu bunyi atau lebih
anggapan (supposition) gatif.,Dalam bahasa ergatif yang diki nama orang. dari ujung kata.
scmantih. Aspek makna yang me- berlainan sistemnya -penandi rntva basa aposiopesis (aposiopuis)
nyangkut situasi sebenarnya dari khlrsus terdapar pida 'subyek/ pemutusan kalimat di
pemakaian sebuah ujaran; diper- p-elaku. Bd. kasus ergatif. .f. ngoko andhap yangjuga menga- tengah-
dunf unsur-unsur untuk menghor- telrgah.
tentangkan dengan pelambangan antipasif (anti-passite)
mati kawan bicara dengan mema- aposisi (apposi.tion) )
oan Penamaan. lih. konstruksi antipasif kai unsur krama i"SFl. kata atau frase yang menjelaskan
l4 alr$i rapat arkileksem arti
- asimilasi progresif l5
-
frase atau klausa lain yang menda- arca (ana) afii (meaning) v.elarisasi, glotalisasi, laringalisasi.
huluinya (terdapat dalam frase wilayah geografis yang memiliki konsep yang mencakup makna dan artikulator (artimlator, mouable specch
modi{ikatif). ciri-ciri tipologis yang bersamaan, pengertian. organ)
aposisi rapat (dose apposition) seperti ciri-ciri lafal, gramatikal rrtikel (a*iclc) bagian alat ucap yang dapat
kata atau frase yang dipakai dalam atau leksikal. unsur yang dipakai untuk memba- bergerak, mis. bagian-bagian lidah
aposisi dan tidak dipisahkan oleh argot tasi atau memodifikasi nomina, mis. dan bibir bawah.
transisi terbuka dalam ujaran atau- Pr. bahasa dan perbendaharaan the dalam Bahasa Inggris, dalam asal (et1man, root)
pun oleh koma dalam tulisan. kata suatu kelompok orang, mis. Bahasa Dansk artikel ini berupa, linguistik hirtoris komParallf bentuk
aposisi renggang (loose apposition) bahasa para pencopet. sufiks. rekonstruktifyang menjadi asal dari
kata atau frase yang dipakai dalam argumen (argummt) artikel partitif (partitiw articlc) kata dalam bahasa sekerabat.
aposisi yang dibatasi oleh jeda nomina atau frase nominal yang artikel yang dipergunakan di depan
asal-usul bahasa (origin of
'sebentar dalam ujaran atau oleh specch,
bersama-sama predikator memben- nomina untuk menyatakan bagian
origin of language)
koma dalam tulisan. Contoh kata tuk proposisi. Contoh: dari keseluruhan: mis. Pr. de
masalahdi mana, bilamana dan
pamanku dalam Hasan, pamanku, /'dalam de I'ercre'sedikit tinta'. bagaimana manusia mula-mula
sudah buangkat. artikel tak tentu (indcfinite article) menumbuhkan bahasa.
alrcstrofe (aportroplu) artikel yang membatasi nomina asibilan (assibilant)
tanda diakritis untuk menyatakan yang belum diketahui sebelumnya;
bunyi afrikat yang dihasilkan pada
penanggalan bunyi atau kata; lih. mis. Ing. a dalam a biok.
gigi; mis. bunyi pertama pada kata
tanda penyingkat. predikator Orgumenl argumenn rrtikel tefiu (definite articli)
apparatus criticus artikel yang membatasi nomina Jerman 32.
L. kritik naskah. alat Pembanding Aristoteles yang telah diketahui sebelumnya; asibilasi (assibilation)
yang disajikan dalam penerbitan (384-322 s.M) ahli bahasadan mis. Ing. tle. proses terjadinya konsonan plosif
naskah. filsuf bangsa Yunani. Karyanya a.l. ertikulasi(artiailation) menjadi konsonan sibilan karena
arah perkembanga (drift) Peri Hermeneias me rigandune perubahan rongga dan ruang dalam asimilasi.
linguistik historis komparatif. perubah- pembahasan tentang asal-muasal saluran suara untuk menghasilkan asilabis (u/abic)
I
an bahasa yang tampak kecenderu- bahasa, tentang pembedaan antara bunyi bahasa. bunyi bahasa yang tidak dapat
ngannya; mis. dalam sejarah B. onoma 'subyek atau kata benda', rrtikulasi gaada (doublc articulation) membentuk suku kata atau yang
lnggris penghilangan infleksi ditan- rhema' predikat atau kata kerja' dan L fonetik. produksi bunyi bahasa tidak dapat meniadi inti suku kata.
I

dai oleh lebih seringnya digunakan . slndesmos 'partikel', dll. dengan dua penyempitan serentak asimilasi (assinitition)
preposisi dan urutan kata. aritenoid (arytenoi.d) yang sama pentingnya; mis. bunyi proses perubahan bunyi yang
Ardiwinata, Daeng Kanduruan tulang rawan di mana pita suara labiovelar lkpl, lgbl dalam bebe- mengakibatkannya mirip atau
(1866-1947) budayawan dan ahli terikat (iumlahnya ada dua). rapa bahasa Aliika. 2. Martinet. sama dengan bunyi lain di dekat-
bahasa Sunda yang karya-karyarya arkaisme (archaism, ataaism, reaiual segmentasi ganda atas kontinuum nya; mis. Latin ad + similis >
sangat mempengaruhi perkem- -for*) ujaran, mula-mula atas sederetan assimilis.
bangan dan wawasan tentang unsur bahasa yang tidak lazim satuan-satuan gramatikal atau se- asirnilasi fonemis (phorunic assimila-
Bahasa Sunda. Karyanya yang tetapi yang dipakai untuk efek-efek mantis (yang disebut monem), tion)
penting ialah Palanggeran Nuliskeun 'tertentu; mis. kata konon, gerangan, -
dan ini disebut artikulasi pertama; lih. agimilasi
Alesara Sunda ku Akara Walanda dsb. yang kadang-kadang muncul kemudian atas sederetan satuan asimilasi historis (hlttorical astimila-
(1912, disusuir secara resmi oleh dalam bahasa kini. bunyi (yang disebut fonem)
Commisie voor de Volkslectuur, arkifonem (archiphoneme) ini disebut artikulasi kedua.- dan tion)
lih. umlaut
tetapi pada hakekatnya adalah golongan fonem yang kehilangan artikulasi kedaa (second artbulation) asimilasi jauh (distant assimilation,
karya Ardiwinata) yang berisi llontras pada posisi tertentu; mis. lih. artikulasi ganda 2
dilation, non-contiguous wsimilation,
peraturan ejaan Sunda'dengan [t] dan [d] dalam kataJerman Bund ertikulasi pertama (first arti.culation) incontiguow assimi I ation)
huruf Latin yang berlaku sampai /bunt/ dan Bunfu lbtnde/ tidak lih. artikulasi ganda 2
asimilasi yang terjadi antara fonem-
1958, dan yang menjadi dasar berkontras, j adi keduanya dianggap artikulasi primer (primary articula-
fonem yang letaknya tidak ber-
sistem ejaan yang kemudian; Elmu- sebagai anggota arkifonem /D/. tion)
dekatan.
ning Basa Swda (I 1916, II I9l7), arkileksem ( archilcxeme ) fonetik. ciri yang terpenting dalam
gramatika Sunda pertama yang leksem yang menetralisasikan opo- koartikulasi. asimilasi morfologir (nurphological
ditulis oleh putra Sunda dan sisi antara ciri-ciri makna beberapa rrtikulasi sekonder (suondary articl- assimilation)
menjadi dasar semua gramatika leksem; mis. kata saudara adalah lation) perubahan dalam jumlah, jenis
Sunda yang ada sekarang,(dalam arkileksem dari kata adik, kakak, fonetik. dalam koartikulasi artiku- atau kasus dari sebuah kata karena
buku ini ia menyatakan antara lain ibang, karena kata saudara tidak lasi yang dikenakan pada artikulasi pengaruh kata lain yang di dekat-
bahwa Bahasa Sunda mempunyai mengandung ciri f* tual atat ciri primer: meliputi labialisasi, aspi- nya; mis. lng. tlusc dalam tlusc kild oJ
14 kelas kata). [+ laki-laki]. rasi, palatalisasi, pembundaran, lrtizgs (seharusnya this kind of things).
nl-

I6 asimilasi regresif- Association phon6tique Internationale


asterisk
- bahasa aktif t7
asimilasi pro gresif (progrcs siae assimi- buatan yang menjadi kebiasaan. untuk menerapkan fonetik dalam ausbau
lation, lag) aspek imperfekti,f ( imperJectiue as pect) pengajaran Bahasa Inggris, ke-
prosgs.. perubahan suatu bunyi .lerman, sosiolinguistik, r(/o.rs. dikata-
-+ aspek inkompletif mudian diperluas, dan pada tahun kan tentang usaha yang disengaja
menjadi mirip dengan bunvi vans aspek inkoaktif (iiuhoatiac aspect) 1897 menerbitkan .International Pho- untuk menetapkan keunikan dan
mendahuluinya; mii. Belandai"/ S yang menggambarkan per- nctic Alphabet. Di antara para kebebasan kepada sistem suatu
/f/ dalam ik eet ois, karena pengaruh Sspek
buatan. anggotanya terdapat Paul Passy, bahasa, dialek atau ragam, sehing-
/t/ pad,a eet. aspek inko6pf etif (brompbtiae asfect) Henry Sweet dan Otto Jespersen. ga jelas perbedaannya dengan
asimilasi regresif (regressiac assimila_
tton, retrogressiae assimilation, anthipa_ fPlt fa.ng. menggambarkan per-
buatan tidak selesai. Uterisk sistem bahasa, dialek atau ragam
tanda I yang dipakai untuk
lain. Hal ini nyata dalam usaha
torlt assimilation) aspek insepif (irceptiue aspect) untuk membedakan secara tegas
proses perubahan bunyi rnenjadi menandai bahwa bentuk yang
'. mirip {e1gin bunyi yang
-> aspek inkoaktif
aspek kompletif (completiae aspect) ditandai itu: l. bentuk hipotetis, ragam bahasa standar dari ragam
-..,g1kr_ nonstandar, bahasa nasional dari
tinya. Misalnya aitam fiur. aspek yang menggambarkan per_ ataru 2. bentuk itu tidak gramatikal
fElu"_ bahasa daerah dsb. Bd. abstand.
da op de (y/ dari kata buatan selesai. atau tidak terterima.
?tS. op, akibat Austin, John Langshaw
pengaruh ld/ yang bersuara dari aspek kontin uatif ( continuatiae as pect) Itcr-ater (l9ll-1960) ahli filsafat bangsa
kata menjadi bunyi bersuara
de,. yang menggambarkan per_ ../. prefiks Inggris. Bukunya, How to do things
pura yartu /b/. Sspek
buatan berlangsung. rtlas didek (dialect atlas) utith words ( 1962), sangat berpenga-
asi'nilasi resiprokal (reciprocal assimi_ aspel momentan (momenteneous perangkat peta yang menggambar- ruh dalam linguistik dewasa ini,
lation, coalescent assimilaiion) aspcct) kan distribusi ciri-giri dialek. terutama' dalam teori pertuturan.
proses perubahan dua fonem vans aspek yang menggambarkan per- avyayi-bhava
rtmanepada
berurut^an, yang menyebabkail bu_atan b-erlangsung sebentar, S*r, diatesis refleksif Str, kata majemukyang terjadi dari
kedua fonem itu menjadi fonem aspek perfektif - (peiec tiae or peit) rtrlbut (attribute) preposisi atau prefiks adverbial dan
yang lain dari semula.l mis. Biii -) aspek kompletif l. ajektiva yang menerangkan nomina; mis. Skr. gatha-qrad.dham
ndang--huboto ,tidak saya tahu, aspek permansit (permansiae aspcct) 'menurut kepercayaan'.
nomina dalam frase nominal; 2.
dilafalkan [ndak kabotoJ; di.ini ter- aspek yang menggambarkan keada_
kata berkelas lain yang mempunyai awakode (dccodz)
dapat asimilasi [r1h] menjadi
tkkl. an permanen sebagai akibat dari fungsi menerangkan nomina dalam memecahkan amanat dari lam-
asrndeton (as1nfuton) perbuatan yang sellsai.
{i.ase nimonal; mis. sekarang dalam bangJambang kode.
penghilangan konjungsi dalam aspek progresif (progressiue asbect) pemuda sckarang. awalan -+ prefiks
lrase atau klausa atau kalimat; mis. -+ aspek kontinuatif awal keliru (fake start)
dalam kalimat "saya aspek pungtiliar (punctiliar aspect) rugmentatif (augmentatiue)
bentuk kata yang terjadi dengan psikolinguistik perbaikan kata
melihat,.saya mening$,atang,'saya asPek yang menggambarkan per_
penambahan afiks yang bermakna dalam wicara spontan; mis. orang ...
a$rnanst @ssonarce) buatan dipandang sebagai satuan
besar (lawan diminutif). bukan ... makhluk..bemlawa.
pengulangan vokal, mis. secupak temporal tunggal.
aspek -(repetitiae tu;ral (aural) awal pembunyian (initiation)
sesukat,pokok dan tokoh, .repetiti{ as pect)
berhubungan dengan pendengaran; proses fisik pada saat aliran napas
asprck (asput) yang
Sspek .menggambarkan per_ terutama berhubungan dengan (udara) digerakkan oleh sebuah
kategori gramatikal verba vans buatan berulang.
aspek _sesatif (ceiatioe ospect) bahasa yang didengar. inisiator di dalam saluran suara.
menunjukkan lamanya dan i6nisl
ny,a perbuatan: apakah riulai, Sspek
yang.menggambarkan per-
selesai, sedang berlangsung, berui buatan berakhir.
lang, dsb. aspek simulfakti f. (simul,factiue aspec t)
aspeft . augmentatif (augmcntatioe aspek yang menggambarkan per_
aspect) buata-n berlangsung serentak.
aspek yang.menggambarkan per_ aspirasi (aspiration)
buatan meningkat. artikulasi konsonan plosif dengan
aspek diminutif (diminutiue aspect) Ietupan napas yang dapat didenglr.
aspe[ yang menggambarkan per_ irat
asprrat (aspirate) kalimat (sentena part) bahasa aglutinatif (agglutinatiae la-
buatan mengurans. bunyi bahasa yang dihasilkan >ri sintaktis yang membentuk nguage)
aspek frekuintatlf delgan perg_eseran
dengan pergeseran dilam
dalam rongga; konstituen kalimat; mis. subyek, tipe bahasa yang hubungan grama-
(fregucntatiae predikat, obyek, dsb.
atpcct, iteratiuc arpcct, habitual aspcct) mis. bunyi 1il. tikal dan struktur katanya dinyata-
aspek yang Association
lso.ciation Phonr6tique Internatio. behasa (language) kan dengan kombinasi unsur-unsur
_menggambarkan per_ nale
buatan berulang berkali-kali. ' organisasi yang mula-mula didiri-
sistem lambang yang arbitrer yang secara bebas.
aspek lrabitu atif- ( habinatiue aspcct) dipergunakan oleh suatu masyara- bahasa aktif (actiue language)
kan pada 1886 di Prancis dengan kat untuk beke{a sama, berinterak- Iih. bahasa pemberi (producn la-
aspek yang menggambarkan per_ nama Phoneth Teacher's Associa"tion si dan mengidentffikasikan diri. nguage)
bahasa dagen8 - bahasa fresusastraan l9
l8 bahasa akuoatif
- bahasa daerah

blhrea dagang --+ bahasa pasar Bahasa Prancis, [tali, dan Ro-
bahasa akusatif (accusatiae language) nambahan prefiks pada alas atau blhasa dalam mania.
tipe bahasa yang mempunyai pe- dasar; mis. Bahasa Bantu.
ragam Bahasa Melayu yang dipakai bahasa inflektif (inf.ected language'
nanda eksplisit untuk obyek lang- untuk menyapa raJa atau lieluarga-
keluarga- infuctional languagc)
bahasa bersufiks (suffixing tanguagc)
sung, coutoh Bahasa Inggris yang nya, terjadi dari kata-kata seperti -+ bahasa flektif
tipe bahasa yang mengungkapkan
mempunyai kalimat seperti Tlu) hubungan gramatikal dengan santap, beradu, wafat,
waJat, mangkat, dsb. bahasa inkorporatif (iuorporating
killed him: kata him adalah bentuk po$iytl:ctt:
sufiks; mis. Bahasa Latin, Algonkin, brhasa ergatif (ergatioe language) language, language)
akusatif d,ai kata he. bahasa yang memPergunakan
_
tipe banssa yang mr:nyatakan hu-
dsb.
bahasa alamiah (natural language) rufiks kasus tertentu untuk menan' bungan gramadkal dan struktur
bahasa bertempo suku kata (syllable-
bahasa rnanusia katidengan menderetkan morfem-'
timed language) dai pelaku (disebut tasar argatiJ) dan
bahasa analitis (analytic language)
tipe bahasa yang bercirikan isosila. sufiks kasus lain untuk menandai morfenr terrkat menjadi kata tung-
tipe bahasa yang menyatakan pel- argumen lain seperti penderita dsb. gal; mis. Bahasa Eskimo.
bisme.
bagai segi gramatika terutama bahasa bertempo tekanan (rtress-
-
(disebut kasus absolutifl. Bahasa bahasa ieolatif (isolating language,
dengan kata terpisah dan urutan vans demikian ialah Bahasa Hindi, radieal langaage)
timed language)
kata. --+ bahasa analitis
bahasa anti ergatif-absolut (anti.erga-
tipe bahasa dengan suku-suku Eskimo, Baska, bahasa-bahasa asli
bertekanan muncul padajarak yang Australia. Lih. kasus ergatif. bahasa Iawi
tioe-ab solute language ) ,rurnu"kur,u untuk Bahasa Melayu,
lebih kurang sama; mis. Bahasa blhasa Atalon (italon language)
bahasa yang inengandung sistem UsPeukij. Bahasa Yang diPakai khususnya yang ditulis dengan
Inggris, Jerman, Rusia.
antiergatif-absolut; mis. Bahasa
bahasa berton (tone languagQ sebagai standar untuk studi kon- huruf Arab.
Fin din Bahasa Eskimo Tanah bahasa yang mempergunakan titi trastif atau studi tiPologis. bahasa kacukan
Hijau. nada sebagai fonem suprasegmen- behasa flektif (flectional language) ragam Bahasa Melayu yang diPakai
bahasa asing (Joreign language)
bahasa yang dikuasai oleh ba-
tal untuk membedakan makna tipe bahasa yang memPergunakan di-pasar, pelabuhan, dsb ilimana
leksikal; mis. Bahasa Cina Manda- fliksi untuk menandai hubungan bartyak bertemu orang dari Pelba-
hasawan biasanya melalui pendidi- gramatikal dan bukannYa urutan gai bangsa, terjadi dari campuran
kan formal, dan yang secara sosio-
rin, Bahasa Thai, bahasa-bahasa
Indian di Meksiko. [ata; mis. Bahasa Latin. unsur pelbagai bahasa.
kultural tidak dianggap bahasa bahasa biasa (ordinary languagQ behasa cunung bahasa kasat (oulgar language, wlga'
sendiri. ragam"Bahusi Melayu yang dipakai
bahasa baku lih. bahasa manusia risn)
+ bahasa standar bahasa buatan (artifuial language, olih petani,
-hidup orang desa dsb. bentuk bahasa Yang dianggaP sub-
auxiliary language) brhasa (liaing language) standar dan rendah.
bahasa bangsawan
ragam Bahasa Melayu yang dipakai
L bahasa yang direka dengan bahasa yang masih diPakai oleh bahasa kediua (ucond languagc)
tujuan khusus untuk memperbaiki suatu masvarakat bahasa. bahasa yang dikuasi oleh bahasa-
oleh orang.orang bangsawan dalam
komunikasi internasional; 2. sistem bahasa holdfrastis (holophrastic la- wan bersama bahasa ibu pada masa
istana.
kode berupa lambangJambang ab- awal hidupnya dan secara sosio-
bahasa berakar inflektif (root-
strak seperti yang dipakai dalam if::flrpemerolehan bahasa ketika kultural dianggap sebagai bahasa
inJluted language) *i*p..gunakan kata tunggal sendiri.
'programming' komputer; 3. bahasa
tipe bahasa inflektifyang vokalnya yang dibuat orang untuk pemakai- "nik
sebagai ujaran. bahasa kentum (centum languagc)
berubah dalam akar kata untuk an tertentu; mis. Bahasa Esperanto behasi ibi (natiac language, mother bahasa Indo - Eropa yang tetap
menuqiukkan infleksi; mis. Bahasa
Arab.
dan bahasa yang dipakai- dalam lanruaee) mempertahankan fonem velar
Iogika simbolis atau untuk peng- baf,asi' pertama Yang dikuasai Indo-Eropa Purba lkl; Bahasa
bahasa berakar isolatif (root-isolating gunaan komputer. Lawan dari manusia sejak awal hiduPnYa mela- Latin adalah bahasa kcntum
language)
bahasa manusia. lui interaksi dengan sesama anggota
tipe bahasa yang memperlihatkan masyarakat bahasanYa.
bahasa kerabat (cognate language'
bahasa campuran (mixcd language) related language, sister langage)
hubungan gramatikal dengan akar alat komunikasi yang terjadikaiena bahasi imigran (immigrant language)
yang tak berubah dan urutan. bahasa yang memPunyai hubungan
pertukaran secara intensif unsur- bahasa ibI suatu kelomPok minori- -dengan bahasa-bahasa
bahaga beryangkal inflektif (slam- genealogis
unsur dari dua bahasa atau'lebih. tas pendatang dalam suatu masya-
lain.
influtcd languagQ Contoh bahasa campuran ialah rakit bahasa: mis. Bahasa Hokien
tipe bahasa inflektif dengan sufiks pijin dan kreol. di Indonesia.
yang menyatakan pelbagai fungsi bahasa daerah (ucrnacular) brhasa indrlJx (parent language, ancestor
yang dapat ditambahkan ke dasar bahasa yang dipergunakan pendu-
yang tak berubah; mis. Bahasa duk asli suatu daerah biasanya ?::re:lketompok bahasa berkera-
Sanskerta. dalam wilayah yang multilingual; bat vang menurunkan bahasa-
bahasa.berprefi ks (prcfalng languagc) dipertentangkan dengan bahasa hahasa iiin; mis. Bahasa Latin bahasa kesusastraalr (literar2 la'
upe bahasa yang mengungkapkan perEatuan, bahasa nasional atau Rakyat yang dianggaP menurunkan nguagQ
hubungan gramatika dengari pe- Iingra franca. bahisa-bahasa Rohantika, sePerti lih. ragam kesusastraan
20 bahasa khusus pinggran bahasa politonis basa antYa 2t
- bahasa -
bahasa khus-s (spccial languagc) sepakatan bangsa atau ketetapan lrrhasa politonis (poinnic language) an bahasa. bahasa Yang diPakai
ragam dan dialek yang diperguna- perundang-undangan. lih. bihasa berton sebagai pengantar dalam pengajar-
an bihasa asing; 3. bahasa
I", .untut_ kepentingan- bahasa nominatif-ilkusatif (nomina- blhrsa rlrurba ( lroto-language)
menjadi asal kata pinjaman.
Yang
kepentrngan khusus. tia e-- ac ats s atia e I angua g e) tinpuisilk histois komparatif. bahasa
bahasa kiasan_ (figuratioc language) bahasa yang mengandung sistem hiiotetis yang dianggaP menurun- bahasa tulis (written language)
penggunaan kiasan untuk mening- nominatif-akusati-f; mis. Bahasa kah beberaPa bahasa Yang nyata- --+ rasam tulis
katkan efek pernyataan atau p6- Latin. Biasanya dipertentangkan nvata ada; mis. bahasa Proto- bahasa iurut an (descendant language,
merlan. dengan bahasa ercCtif. Austronesia adalah bahasa Purba daughtcr language)
bahasa Hrasik (classical languagQ bahasa obyek (objei languagc, first- dari bahasa-bahasa FiliPina, lih. keluarga bahasa
l. dialel temporal suatu bahasa ordtr language) bahasa-bahasa Indonesia, bahasa- bahasa umum (common Language' popu-
yang dianggap mewakili puncak bahasa yang menjadi obyek analisis bahasa Polinesia dsb. lar language)
perkembangan kebudayaan pema-
Pe(emoangan xeDuoayaan pema_ melalui medium bahasa lain. bthasa rcsmi (ffici.al language) l. dari khazanah leksikal,
bag-ian
rat[ya;
kainya; /..
2. Danasa
bahasa kuna yangvans balapa oksiton (oxytonic language) bahasa yang diPergunakan dalam sramatikal dan stilistis suatu
mempunyai kesusastraan yang pen- bahasa yang kebanyakan kata- komunikasi-resmi sePerti dalam Eahasa yang dimengerti dan dite-
trng. katanya-mempunyai tekanan tetap perundang-undangan, surat- rima sebagai pemakiian Yang baik
bahasa kuna (old language) pada suku kata akhir. menvurat dinas dsb. oleh semua orang Yang mengenal
Iih. bahasa klasik bahasa paroksiton (paroxytonic la- behasd sasaran (receptor languagc, bahasa itu. (Tidak termasuk di
bahasa lisan --+ ragam lisan nguage) target language) dalamnya: (l) ragam kesusastraan
bahasa madya (meio-language) bahasa yang kebanyakan kata- bahasa vans meniadi medium suatu dan ragam teknis Yang hanYa
bahasa purba dari suatu kelompok katanya bertekanan pada suku amanatyaig beiasal dari bahasa dimengdrti oleh orang yang menda-
dalam suatu keluarga bahasa ying pra-akhir. lumber' settlah melalui Proses' pat litihan khusus, (2) ragam
mempunyai satu bahasa purba bahasa pasar (trafu language) oensalihan. iubstandar dan ragam kasar Yang
bersama. Contoh: bahasa yang dipakai oleh orang bahasi satem (saten language) tidak diterima untuk komunikasi
yang memiliki bahasa ibu berbeda- bahasa dari keluarga Indo-EroPa serius, dan (3) unsur khusus dari
oAF dialek regional atau sosial);
F-\ beda sebagai alat
dalam oerdasansan.
komunikasi vang dalam perkembangan historis-
nya-mengubah fonem oklusif Pala- ragam bahasa yang dipakai oleh
-2.

PAC PDF
ABC DE
,/t\ bahasa pembeii (producer languagc)
serangkaian kosakata, tata -baEasa
til meni-adi frikatif Palatal atau
frikatif ilveolar. Contoh: Bahasa
se6agian besar pemakai bahasa
dalam situasi sehari-hari.
dan gaya bahasa yang dipakai Sanskerta. bahasawan (natiae sPealeer)
Bahasa pAC adalah bahasa madya; orang secara aktif dan sempurna bahasa sintetis (synthetic language) orang yang memiliki atau mengua-
demikian pula bahasa p DF. Bahisa tipe bahasa Yang hubungan- sai secara penuh suatu bahasa;
p AF adalah bahasa purba ber- ialam berbicara dan menulii; ber- pemakai bahasa;; penutur bahasa.
pemakai
lawanan dengan bahasa penerima. hubungan sintaktisnYa diungkaP-
sama. -bahasa penerima (corcumir languagQ kan de-ngan infleksi dan Pelgburan bahuvrihi
bahasa manusia (natural language) serangkaian kosakata, tata bahtsa afiks dilam akar; inis. Bahasa Sfrr. kata majemuk yang menjelas-
bahasa yang dipergunakan oleh gayq bahasa yang dapat Latin, Arab, dsb. kdh'benda dan yang berarti 'Yang
manusia, yang berbeda dari bahasa 43"
dimengerti orang bila ii m6ndengar bahasa'siul (whistle sPuch) mempunyai'; mis. Skr' nila-kantha
buatan atau membacanya; lebih luas dari pola-pola intonasi yang disampai- 'yang lehernya biru' (dikatakan
t"trq" modern (nodern language) bahasa pemberl.' kun det sut bersiul. Cara komuni- tentang Batara Guru).
dialek temporal yang dipergunakan bahasa pe'rsatuan kasi tersEbut terdapat pada bangsa bangun -+ konstruksi
pada waktu kini, untuk-membeda- bahasa yang dipergunakan dalam Indian Mazatek di Meksiko. barbarisme ( b arb arism)
kannya dari bahasa kuna atau bahasa standar (*andard language) penyimpangan dalam ucaPan' tata
masyarak^at bahasa yang dianggap
bahasa klasik sebagal tiktor yang menyatukan l. rasam bahasa atau dialek Yang bahasa-atau perbendaharaan kata
bahasa (ancestor language, diterima untuk dipakai dalam situa- dari ragam standar.
SoIang masyarakat secara politis, kultural,
basa
larmt language) dsb. si resmi, seperti <ialam perundang-
bahasa yang menurunkan bahasa- ba|rya plrtama (first language) ---+ undangan, surat-menyurat resml, ./. l. bahasa;2. ragam bahasa Yang
-ditujukan
bahasa yang berkerabat; mis. IranaEa rDu berbicira di depan umum' dsb.: 2. kepada orang yang dihor-
Bahasa Latin adalah bahasa bahasa pinggi run (peip fural languagc) bahasa persatuan dalam masYara- mati; 3. mempergunakan ragam
dari Bahasa Portugis, bahasa yang dipakai oleh suatu kat bahasa Yang memPunyar bahasa hormat,
lnoyang basa alus
Spanyol, Italia, Prancis, Romania. masyarakat bahasa yang ciri- banvak bahasa.
-bahasa nasional bahasi sumber (source language) Bali., Sd. ragam bahasa Yang
(national languagc) cirinya bersamaan dengan Lahasa
dialek regional atau bahasi yang yang berdekatan, bulian l. penterjemahaa. bahasa yang diger- .ditujukan kepada orang yang dihor-
karena
menjadi bahasa standar atau lingui hubungan historis, melainkan gunakan untuk mengungkaPkan mati.
franca di negeri yang multilingual karena kontak budava atau sebab- iuatu amanat dan menjadi titik basa antva
karena perkembangan sejarahf ke- sebab lain. tolak untuk terjemahan; 2. pengajar- ,I. ngo(o andhap yangjuga meng-
22 basa bagongan batas variasi alofonis beban komunikasi
- bentuk asterik 2'
-
andung unsur-unsur untuk meng- basa madya bcban komunikasi (comrnunication benefaktif ( b enefactiue )

hormati kawan bicara bersangkutan dengan Perbuatan


;lr. lih. madya
berupa load)
krama. basa ngoko deraiat kesukaran dari suatu (verbal yang dilakukan untuk
basa bagongan lih. ngoko amairat, sebagaimana diukur oleh orang lain; mis. verba dalam
nisbah antaralumlah satuan infor- kalimat lbu membukakan altah pintu.
.,/- basa kedhaton yang sampai kini basa panengah
masih dipakai di kraton Yogyakar- Sd. ragam bahasa yang dipakai masi dan jumlah satuan formal brlntlrlJr (forn)
ta, yang mempunyai ciri gramatikal kepada kawan bicara yang lebih (kata-kata). Amanat yang terlllu l. penampakan atau ruPa satuan
agak khusus dan mempunyai ll rendah untuk membicarakan berat bebannya dapat dipermudah bahasa; 2. penampakan atau ruPa
kata khusus, yakni bcsaos 'saja' , bo2a sesama atau yang lebih rendah. dengan penambahan limPahan satuan gramatikal atau leksikal
'tidak', rudha'silakan', cnggih'ya; basa sedeng yanf terkontrol yang membuat dipandang secara fonis atau gra-
nisbah lebih sempit. femis
manira'saya', pako4ira'anda', S/. ragam bahasa yang dipakai
' punapi,'apa', paniki'ini', puniku itu, untuk diri sendiri atau untuk orang bcban tugas (Junctional load, functional bentuk akrab (intimate form)
sdos 'beda', winten 'ada'.. Iain yang sederajat dalam pembi- jetd)
-tingkat
unsur bahasa yang meriYatakan
basa-basi pemanfaatan kontras dalam keakraban para pembicara; mis. Pr
caraan dengan orang yang lebih
l. ungkapan yang dipergunakan baf,asa.- Dalam fonologi makin tu, Jer, dt.
tinggi atau lebih tua. bentuk alrego (allrego form)
hanya untuk sopan-santun dan basa singgih banyak pasangan kata dibedakan
tidak untuk menyampaikan infor- secara minimal, makin berat beban kontraksi dari bentuk kata sebagai-
Bali. kata-kata yang dipergunakan mana dipakai dalam ucaPan cePat
masi; mis. kalimat'mau ke mana?' tugas fonem-fonem yang membeda-
tentang orang ketiga yang dihor- atau dalam ragam bahasa tak
yang diucapkan bila kita bertemu kannya, mis. Dalam BI oposisi /P/ :
mati. resmi, lawan daripada bentuk
dengan kawan;2. hal memperguna- BASIC English lbl , yang terdapat dalam PaPa ,:
kan ungkapan semacam itu. baba,'kapir : kabar, tumPuk : tumbuk, lento. Contoh: bentuk sePefii Pak,
(kepanjangannya: British, Ameican, Dz dsb. adalah bentuk alegro,
basa cohag mempunyai beban tugas yang lebih
Sd. kata-kata kasar yang dipakai
Scientifu , Internaiionol and Commercial
berafdaripada oposisi antara ls/ i sepadan' dengan bentuk lento
Englith) bahasa buatan dengan babak, ibu, dsb,
untuk hewan atau dalam percakap- perbendaharaan sebanyak 850 kata
/z/yang mempunyai beban tugas
an yang sangat akrab. yan8 rlngan. benduk antara (intermedinte forn)
Inggris dengan gramatikanya, bentuk peralihan dalam proses
basa ipun dibuat oleh C.K. Og{en dan LA. bcban tugas berat (highfunctional load)
Bali. kata-kata yang dipergunakan lih. beban tusas derivasi dari sebuah dasar ke
Richards bentuk turunannya, atau bentuk
untuk diri sendiri dalam ragam bcban tugas ri"ngan (low functional
hormat.
basilek (bailea) lahiriahnya; mis. mengajar adalah
load)
sosiolinguistik. Dalam penyelidikan bentuk antara dalam proses deri-
basa kasar lih. beban tugas
mengenai kreol, variasi bahasa vasi dari ajarke pengajar, dan belajar
l. Bali, S/. ragam bahasa untuk yang palingjauh dari bahasa yang bcbae konteks (contex-free)
pergaulan di antara orang sedera- adalah bentuk antara dalam Proses
berprestise tinggi, yang disebut dikatakan tentang kaidah-kaidah derivasi dari ajar ke Pelajar.
jat; bukan dianggap tidak sopan, yang dapat diteraPkan dengan
matrilek atau akrolek. bentuk asal (unlulying form)
selama dipakai dalam konteks yang inen'gabaikan konteks gramati-
tepat; 2. J. kata-kata kasar. batas kata (word boundar2) satuan dasar hipotetis yang diang-
kalnya. gap merrlpakan titik landasan
basa kedhaton unsur lbnologis, prosodia, grafemis
atau gramatikal untuk memisahkan bOche . la-mar untuk menguraikan atau menurun-
J. ragam bahasa yang khusus
bahasa camPuran Yang diPakai di
dipakai di kraton Yogyakarta dan kata. kan. seperangkat satuan atau sepe-
Pasilik Selaian yang berstruktur' rangkat varian dari sebuah satuan'
Surakarta, dan kadang-kadang batas pendengaran teratas (threshold
Melanesia dan berkosakata Inggris' bentu-k asing (ali.eninn, ali.en word,
of pain)
{afam _pedalangan, tergolong amplitudo bunyi tertinggi bchaviorisme (b ehaaiorism) foreignism, peregrinism)
dalam krama madya, dipakai pada
piniaman dari bahasa lain yang
untuk menumbuhkan suasana soli- frekuensi yang dapat didengar oleh uendekatan kepada bahasa sebagai
daritas antara pembicara dan pen- telinga manusia tanpa rasa sakit. bagian peri liku manusia dalam tetip me-pertahankan ujud fono-
situasi perangsang-penanggaP yang Iogis atau grafemisnYa.
dengar fiadi untuk menghindari batas pendengaran terendah frrrur- 'diamati. Pendekatan ini
pemakaian krama-ngoko). di hold of luaring) daoat bentuk asterisk (asterisk form, s.tarred

kraton Yogyakarta ragam ini dise- amplitudo bunyi terendah pada hahvu *e-Perhatikan aPa Yang -for*)
-1.
but basa bagongan dan sampai kini frekuensi tertentu yang dapat dide- sungguh-sungguh daPat diamati, bentuk bahasa yang diberi tanda
masih dipakai. Di Surakarta ragam ngar oleh telinga manusia. dan mengabaikan aPa Yang dlsebut asterisk untuk menunjukkan bahwa
ini jarang dipakai. batas variasi alofonis (margin of "keadaan mental" dsb. bentuk itu tidak gramatikal atau
basa lemes scanitlt) }rillkans. (back) tidak pernah dipakai; 2. linguistik
Sd. ragam bahasa yang dipakai batas variasi fonem yang tidak fonctikl dihasilkan
'mulut di belakang historii lamparatif. Bentuk bahasa
kepada orang yang lebih tinggi memberi kemungkinan kacaunya atuu dengan belakan-g -lid-ah yang diberi tanda asterisk untuk
tentang orang lain yang lebih tinggi atau tercampurnya dengan fonem (tentang bunyi[ mis. [u], [,], [o] menunjukkan bahwa bentuk itu
pula.
'lain. adalah vokal belakang. tidak ada bukti-bukti tertulisnya
24 bentuk behas bentuk turunan [I bentuk verba inlinit
- bilangan tingkat 25
-
atau bentuk itu direkonsffuksikan; kemudian menjadi dasar . dari bcntuk verba infinit (non-finite aerb lengkap dan berisi nasihat atau
--) bentuk hipotetis; bentuk bentuk dalam suatu hahasa kini; Jorm, infinitc aerb Jorm) pengajaran; mis. Biar lambat, asal
purba. mis. radi (ator) (L) ) radiator (BI, bentuk verba yang tidak dibatasi selamat.
bentuk bebas (Jru form) Yun., Ing.), radiateur (Pr.), radiatore olch persona, jumlah, atau kala; bidang makna (semantic area)
bentuk bahasa yang dapat berdiri (It). mls, partrsrp, aspek pengalaman yang diungkap-
sendiri dan jelas maknanya. bentuk prrba (pron-forn) lnnt (heaay) kan dengan unsur bahasa atau
bentuk dasar (base form, cannnic form, lingaistik historis komparatif. benttk rangat sukar dimengerti karena seperangkat unsur yang berkaitan.
basic altemant) hipotetis yang dianggap menurun- kompleks atau tidak wajar (dikata- bi-ekuatif (bi-equatiae)
bentuk dari sebuah morfem yang kan beberapa bentuk seasal dalam kan tentang sebuah wacana); dalam Pilu. tipe ketransitifan klausa yang
dianggap paling umum dan paling beberapa bahasa; bentuk purba itu terjemahan sering merupakan hasil menyangkut partisipan, ciri par-
tidak terbatas. selalu ditulis dengan (*); mis. dari keharafiahan. tisipan itu dan lingkungan klausa;
bentuk hipotetis --r bentuk asterisk
*p
bcrita -r pernyataan mis. dalam klatsa Teh ini terasa panas

--t\
bentuk hormat (pollte forn) bcrkas isoglos (bundle of isoJlosses) di lidah say; Teh ini adalah partisip-
unsur bahasa yang menunjukkan gabungan beberapa isoglos yang arn) Panas cirinya, d,at di lidah sa2a
hubungan hormat antara pembi- menjadi penanda batas dialek atau lingkupan klausa.
cara-pembicara; mis. Pr. uoas dan bahasa. bi-intrasitif ( b i- intras itiu e)
Jer. ie bila berbicara
kepada orang pI btrmakna (meaningful)
Pike. tipe ketransitifan klausa yang
yang lebih tinggi atau orang asing mengandung informasi bagi pende-
*p = bentuk purba menyangkut pelaku dan lingkupan;
(dipertentangkan dengan Pr. tudan ngar atau pembaca walaupun dipa- mis. dalam klausa Ia tinggal tli rumah,
Jer. du yang bersifat akrab). p,ev=bentukseasal kai tanpa konteks (tentang kata ia adalah partisipan, di rumah
bentuk kanonis (canonic form) atau ujaran). lingkupannya.
l. fonologi. struktur suku kata yang bentuk salih (pro-form, pro-word) hrnyawa (animate)
paling lazim; 2. morJologi bentuk l. unsur yang mengganti bentuk tergolong dalam kategori semantis bikulturalisme ( b iculturalis m)

yang dipilih untuk menggambarkan lain yang lebih kompleks; mis. dari obyek yang bernyawa dan gejala pada seseorang atau suatu
bentuk dasar dari morfem. pronornina yang menggantikan dapat bergerak, berlawanan masyarakat yang ditandai oleh
bentuk kata (word form) frase nominal dalam pelbagai orientasi pada lebih dari.satu sr,stem
dengan tak bernyawa (inanimate) ;
bentuk kata tertentu yang mengisi bahasa, atau kata Ing so yang tering kali dinyatakan dengan nilai budaya; misalnya seorang
fungsi tertentu; mis. bentuk nomi menjadi pengganti frase verbal Amerika keturunan ltalia generasi
eiri-ciri tertentu dalam tata bahasa.
natif dari nomina, bentuk lampau kecuali subyek dan verba bantu kedua masih merasa dirinya orang
bttuara (uoiced)
Italia walaupun telah menerima
dari verba, dsb. dalam kalimat Huck could haae been dihasilkan dengan getaran pita
bentul kembar (doublet) 2. kata yang
caught, so could Tom; ruara; mis. bunyi [b], [dl, [S]. beberapa sistem nilai Anglo;
menggantikan kata, frase atau Amerika.
sepasang unsur dalam bahasa yang barruara lw tak bersuara (aoieed as
mempunyai asal-usul yang sama; bentuk gramatikal lain; pronomina aoicelcss) bilabial (bitabial)
llnis. bhad dan itikad, isap d,an hisap, dan proverba adalah bentuk sulih. ,fonologi. oposisi ciri pembeda yang
l.dihasilkan dengan penyempitan
korban dar, kurban dsb. bentuk tegan (hesitation form) tecara akustis ditandai oieh .ada kedua bibir; 2. bunyi atau fonem
bentuk lemah (weak form) bunyi atau kata yang diucapkan tidaknya getar periodik yang berfre- yang terjadi demikian, [p], [b] dan
bentuk kata Bahasa Inggris dalam karena pembicara ragu-ragu atau kucnsi rendah pada laring, dan [m] adalah bunyi bilabial.
posisi tak bertekanan. sedang mencari ungkapan yang tecara artikulatoris ditandai oleh bilabiodental ( b il ab io dental )
bentuk lenb (lenn form) e...) apa rda-tidaknya getar pada selaput l. dihasilkan dengan bibir atas dan
bentuk kata yang penuh, yang luara. gigi atas menyentuh bibir bawah; 2.
mempunyai padanan yang ringkas
bentuk terikat (bound hrtutur bunyi atau fonem yang terjadi
(bentuk alegro), yang biasa dipa- form) lih, bicara demikian.
bentqk bahasa yang harus berga-
kai dalam ragam biasa atau ragam
bung dengan unsur lain untuk brtlna -* feminin bilangan (number)
resmi; mis. bapak adalah bentuk bttul-salah (correctnus) satuan dalam sistem matematis
' dipakai dengan makna yang jelas;
lento, pak adalah bentuk alegro; mis. n2a, juang, dsb. masalah pemakaian bahasa yang yang abstrak dan dapat diurutkan,
dahulu ad,alah bentuk lento, dulu lmat sangat diperhatikan dalam ditambah atau dikalikan
adalah bentuk alegro. bentuk tunrnan | (drriued form) tnta bahasa preskriptif. bilangan pokok (cardinal number)
bentuk prototipe istilah (protoupe bentuk yang berasal dari bentuk blcsa (sPeaking) bilangan yang dipakai untuk mem-
asal setelah mengalami pelbagai pngajaran bahasa. perbuatan lilang atau untuk menunjukkan
-forn)
bentuk yang dijadikan dasar pem- proses. menghasilkan bahasa untuk berko- G..up"u banyak
bentukan istilah, dan yang mepun- bentuk turunan ll (transform) munikasi salah satu ketrampildn bilangan tingkat (ordinal number)
jukkan persamaan atau kemiripan struktur sintaktis yang berasal dari - dasar.
brhasa yang bilangan yang menjawab pertanya-
antara pelbagai bahasa kuna, seper- kalimat inti setelah mengalami bldd an: 'ke berapa?'. Contoh pertama,
ti Bahasa Yirnani dan Latin, yang rangkaian transformasi. peribahasa yang berupa kalimat tak kedua clst-
braille bungi frikatif 27
26 bilingual
- Bopp' Franz -
erman. Bukunya, Vergleichende bukunya Spra chtheorie ( I 934) diang'
bilincual (bilineual) bisemi (bisemj .f
-Grammalik gap sebagai buku yang
makna ganda yang berlawanan dari des Sanskit, Griechischc, Paling
l. fiampu atau biasa memakai dua lenekap dan paling maju dalamPen-
bahasai 2. bersangkutan dengan satu kata; mis. A. hararn berarti Littauischen, G otthis chen und Deutschen
(1852), pertama kali menjelaskan dek"atah funfsional, dan diperlaku-
atau mengandung dua bahasa 'suci' dan' terlarang', L. sacu berarti
perbandingan bahasa dari sudut kan sebagai dasar teori-teori alimn
(tentans orang, masYarakat, 'suci' dan 'terkutuk'.
"ku-rt dsb.); -' dwiba'
naskah, bisik (whisper) inorfologi dan menegaskan penting- Praha. Dalam buku itu ia memper-
wicara yang dihasilkan tanpa suara nva Bahasa Sansekerta dalam li- lakukan bahasa sebagai sistem
hasa, ambilingual. tanda dan sebagai alat, Yang harus
tetapi dengan gesekan yang daPat n!uistik komparatif.
bilingualism e ( b i lingualism)
reille diselidiki dengan, memperhatikan
perr-ggunaan dua bahasa atau lebih didengar karena adanya penyem-
-seseotang atau oleh suatu pitan glotis. gistem tulisan dan cetakan untuk situasi, karena bahasa memPunYai
oleh
bising (noise) orang buta berupa kode yang fungsi ekspresif, fungsi aPelatif
masyarakat; ---+ kedwibahasaan. dan-fungsf representatif.
lih. gangguan terjadi dari 6 titik dalam pelbagai
bilingualisme koordinat (co-ordinate
bitiansitif ( bitransitioe ) kombinasi yang ditonjolkan pada bundar (rounded)
bilingualism) fonctik. dihasilkan bibir
Pike. tipe keransitifan klausa yang Irertas sehingga dapat diraba. Di- -dengan
bilingualisme dengan dua sistem menyangkut pelaku, penderita dan ciptakan oleh Louis Braille (1809- dibundarkan; mis. bunyi [ul;r lih.
bahasa atau lebih yang terPisah. lingkupan; mis. dalam klausa I 852). labialisasi.
Seseorang yang bilingual koordinat, brrkilogi (brachiog) bundar lw tak bundar (roundcd u
Meieka menerima bantuan dari udara,
ketika memPergunakan satu mereka adalah pelaku, bantuan rungkipan yang pukal dan Yang non-rounded)
bahasa, tidak menampakkan unsur- recara gramatikal tidak lengkaP, fonalogi ciri pembeda. bunYi bundar
fonologi ciri
adalah penderita, dan dari udara -dalam
unsur dari bahasa yang lain; Pada adalah lingkupan. dipakai bahasa sehari-hari dihasilkan dengan bibir bundar,
waktu beralih ke bahasa lain tidak Bloomfield, Leonard ntiu dalam bidang kehiduPan hlnvi
bunyi tak bundar tanpa
tanDa Pembun-
r

terjadi percamPuran sistem. (1887-1949) ahli linguistik bangsa (crtentu untuk menghemat waktu daran
bilingualisme majemuk (comPound
Amerika. Pengaruhnya sangat kuat clan tenaga. bunvi (sound)
bilinguli:n) dan rnasih terasa sampai kini. Erlndes, Jan Laurens Andries kelan pada pusat saraf sebagai
bilingualisme dengan dua sistem Kary any a meliputi bahasa-bahasa ( 1857-1095) sariana bahasa bangsa akibat getaran gendangan telinga
bahasa atau lebih yang terPadu. Indian, Bahasa Tagalog, linguistik l'k.larrda yang disertasinya be rjudul yang bereaksi karena perubahan-
Seseorang yang bilingual majemuk umum dan kesusastraan. Bukunya llijdrage tot de Vergeliikentle Klankleer perubahan dalam tekanan udara.
sering "mengacaukan" unsur- yang paling berpengaruh ialah dtt l|estersche Afdeeling aan de Ma- bunyi alir (liquid)
unsui kedua bahasa (atau lebih) Language (1933). Walaupun banyak hi st:h- Polynesische Taafamilie (I 884), bunyi yang dihasilkan dengan
yang dikuasainya. murid dan pengikutnya menganut tnerupalian karya peloPor dalam terbentuknya alur sempit antara
bilinguatisme sub-ordinat (sub- teorinya sehingga gaya pendekatan ilnru perbandingan bahasa Austro- pita-pita suara (iadi semua bunyi
ordinate bilingualisn) mereka disebut Bloomfi eldianisme, rresia. Ia juga banyak menulis alir adalah konsonan bersuara)
bilingualisme dengan dua sistem namun ia paling tidak suka pada tnrtrgenai arkeologi, ikonografi, dengan tempat artikulasi sedemiki-
bahaia atau lebih yang terpisah, "aliian-aliran". Beberapa karya- lrnhiisa dan kesusastraan Jawa an rupa sehingga alur sempit yang
tetapi masih terdapat proses P€nter- nya dikumpulkan oleh C.F. Hockett Kuna, Jawa Baru dan MelaYu. kedua tidak ada (iadi tidak ada
jemahan.' Seseorang yang bilingual dalam / Leonard Bloomfield Antho- Errndstetter, Renward bunyi frikatif); mis. bunyi hl, fi1.
sub-ordinat biasanya masih men- hs. (ltl60-1942) sarjana ilmu perban- bunyi bahasa (speech sound)
campurkan konsep-konsiP bahasa Bloomfieldianisme tlingan bahasa-bahasa Austronesia saiuan bunyi yang dihasilkan oleh
pertima ke dalam bahasa kedua. pandangan linguistik dari Bloom- herbangsa Swiss yang belqm
alat ucap dan diamati dalam fonetik
'
field yang berpegang pada prinsip grcrnah Lerkunjung ke Indonesia ini
bilier (binay) sebagai fon atau dalam fonologi
teriadi dari dua bagian; serba dua. behaviorisme dalam penyelidikan lrrriasa dalam merumuskan hukum sebagai fonem.
binomial (binomial) semantik dan tuntutan agar dilak- buiiyi yang pernah diuraikan oleh
llt'undes dan N.v.d Tuuk, me- bunyi-bunyi homorgan (homorganic
teriadi dari dua kata atau unsur; sanakan prosedur penemuan yang
terjadi dari gabungan yang daPat ketat. rutttuskan teori akar kata dan sounds)
-(munfkin rintern pepet dalam bahasa-bahasa bunyi berlainan yang diartikulasi-
dil5agi dua lebih dari Boas, Franz kan pada titik artikulasi yang sama;
dua,mis. terdiri dari 4 unsur); mis' (1858-1942) sarjana linguistik dan I rrtlrrnelia. Karyanya a.l. Wurzel und
mis.-m dan b pada tambang, m dan P
gabungan seperti pulang pergi, suka antropologi bangsa Amerika. Ia ll1fl in den Intlonesischen Sprachen pada tampil.
duka. ahli dalam bahasa-bahasa Indian ( ll)10); Gcmeinindonesich und Urindo-
.Amerika. Bukunya a.l. Handbook of nrliici ( I91 I ), dll. bunyi desis (sibilant)
biolinguistik (biolinguistics, biologi7al
brinyi s atau yang serupa dengan
lingui.stics) American Indian Languages. Pengan' brlve
tar buku itu sangat berpengaruh Itr. tanda diakritik bunvi itu.
cabang linguistik yang mempelaj ari bunyi' frikatif ( fricatiue)
kondisi biologis dalam Pengem- dalam linguistik umum fllhler, Karl
Booo. Franz (ltl79-1963) sarjana bahasa dan bunyi yang dihasilkan oleh alur
bangan dan pemakaian bahasa yang amat iempit sehingga sebagi-
dalam diri manusia. ir?gr-taoz) sariana bahasa bangsa prikologi bangsa Austria, Yang
bunyi gelegar
- ciri intralinguistis
2E caralan caret
-
an besar arus udara terhambat; mis. bunyi sampitgan (latual) Garlt ciri-ciri prosodis (prosodic features)
bunyi [r, !, Z, -f, a,,0, dan 6]. l.-bunyi yang dihasilkan dengan Ing. tanda diakritis (.I') Chomsk2 I llallc. jenis ciri pembeda
blrnyi geletar (trill) menghalangi arus udara sehingga yang meliputi tekanan, nada, dsb.
Gccrk
brinyi yang dihasilkan dengan keluar melalui sisi atau biasanya ciri-ciri lrrotensitas (protmsity fca-
kedua sisi lidah; mis. l; 2. bunyi ../. alograf huruf zg Yang terletak
mengariikulasikan ujung lidah pada akhir suku kata.
turx)
pada lengkung kaki gigi, segera yang dihasilkan dengan menghala- Jakobson€l Hallc. jeris ciri pembeda
melepaskannya dan segera lagi ngi arus udara di salah satu temPat trdrll Qandatisn,, lamdai.sm), yang meliputi kontras antara
aitikulasi di mana juga bunyi pcnggantian bunyi hl dengan tegang lawan kendur.
mengartikulasikannya dst.; mis. r. yang
bunyi-geseran -+ bunyi frikatif letupan diartikulasikan, lalu di- P7 mis. pada anak-anak
bunii IU
bunyi anak-anak-yang
ciri-ciri rongga (caaity features)
bunyi kembar (gcminah) frikatif; mis belum dapat mengucapkan bunYi Chonsk2 €d Halle. jenis
ciri pembeda
lep_askan secara [i] ' $l '
. konsonan yang terjadi dengan ftsl . trl .
yang bersangkutan dengan bentuk
memperpanjangkannya kalau bunfi sengau (zasaf oodilla rongga mulut dan titik artikulasi,
bunyi itu malaran atau dengan brinyi yang dihasilkan dengan Sp. tanda diakritis (,) bawah dan meliputi kontras antara koronal
memperpanjangkan
-dan waktu antara menutup arus udara keluar melalui huruf t, pada g. lawan non-koronal, antirior lawan
implosi eksplosi dalam hal rongga mulut tetapi membukajalan nonanterior.
letupan; mis. kaPa, suio, agar dapat keluar melalui rongga ilIr,llk dick) ciri-ciri sonoiltas (nnority featares)
bunyi hentian yang terjadi dengan aliran
allang. hidung; mis. [m], [o], [fi], [rt]. Jakobson I Halle.Jenis ciri pembeda
bunyi sentuhan (/aPl udara diisaP melalui velum. yang meliputi kontras-kontras se-
bunyi letnpan (plosiac, stoP)
binyi yang dihasilkan dengan brinyi yang dihasilkan dengan chOmeur perti vokalis lawan nonvokalis,
menghambat arus udara sama artikulato.r menyentuh sebentar Pr, gramatika relasional. frase nomi- konsonantal lawan nonkonsonan-
sekali di tempat artikulasi tertentu, titik artikulasi; mis. bunyi dental nal yang hubungan gramatikalnYa tal, nasal lawan oral, pukul lawan
kemudian alat-alat bicara ditempat alveolar /rl dalam BahasaJePang. rudah dibatalkan sebagai akibat longgar, selaan lawan malaran,
artikulasi tersebut dilepaskan kem- buta hunrf (illitzracy) perubahan hubungan; mis. Buku' bersuara lawan tak bersuara.
bali; mis. brnyi [b], [kJ, [g] dsb. ketidakmampuan membaca dan buku itu dipinjam oleh mahasiswa, ciri-ciri sumber (soiurca feahtru)
bunyi likuida (liquid) lih. bunyi alir. atau menulis. bariian kalimat oleh mahnsiswa dise' Chonsfut €d Halle. jenis ciri pembeda
bui sub2ek chdmtur yang berfungsi vans meliputi kontras antara ber-
demikian karena perubahan dari iuri. lu*rt tak bersuara, kasar
kalimat aktif. Iawan lembut.
Qhrmpollion, Jean-Frangois ( I 790- ciri-ciri tonalitas (tonnlltl feafinu)
1832) ciri-ciri pembeda Yang meliPuti
rariana Prancis yang berjasa dalam kontras antara rendah lawan tirus,
m;mbuka rahasia hieroglif Mesir sempit lawan tak semPit, tajam
dalam karyanya "Lettre a M.Da- lawan tak tajam.
trier a l'alphabet de hYeroglYPhes ciri ekspresif (exprcssiae featurc)
phon6tiques" (1822) dan Pricis du fonolofi. ciri akustis yang menandai
ilshme hieroglyPhique (1824). likap atau perasaan pembicara
sltl (fcanre) ciri ekstralinguistis (axtralinguistic
cabang (braruh) berasal dari778 M, berisi pelajaran komponen atau bagian dari unsur featurQ
lingiistik historis komparatiJ bahasa menyusun kakawin dan kamus. yanj dipakai sebagai dasar untuk Li.i yung tidak menjadi Perhatian
memerikan pola yang teratur. utama finguistik atau Yang tidak
atau bahasa-bahasa yang tumbuh candrasangkala
kronogram Jawa yang memakai dianggap amat relevan bagi.bahasa
dari bahasa purba yang sama olrl akustis (accustic feahtre) sebagai alat komunikasi, mrs. tsya-
(dalam diagram silsilah). sistem perhitungan bulan. 1. .fonetik akustis. ciri-ciri bunyi rat badan atau nada suara.
cacat bahasa (spuch dtfca, sPuch
cara artikulasi (manner of articalation, liahasa sebagaimana ilianalisis atas
disorder, spuch imPedinant) modc of afii.culation) n&da atau amplitudo; 2. fonologi. ciri formal (Jormal feahm)
kelainan dalam bahasa seseorang t:iri-ciri bunyi bahasa yang dianili- ciri intralinguistis yang diperguna-
cara aliran udara disempitkan atau kan untuk menentukan satuan-
yang disebabkan oleh gangguan dilepaskan dalam saluran suara, rir atas tajam lawan biasa, malaran
atau cedera psikofisiologis. lnwan hambatan, dsb. satuan dasar yang konsisten dan
dipakai untuk mengklasifikasikan eksplisit.
cakra bunyi bahasa atas oklusit nasal, olrl-clri pembeda u;tarra (major class
J. alograf huruf r yang mengikuti frikatil, afrikat, lateral, getar, ciri intralingui stis (intratinguistic fea-
-huruf Jiatures)
t mati, dan ritu diikuti vokal. sentuh, semivokal dan vokal. Ohonsfu I Halle. jenis kelas pem- ture)
Candakarana hcda yang meliputi kontras antara
ciri yang menjadi Perhatian utama
buku pedoman karang-mengarang carakan linguisti-k, mii. ciri pembeda dari
nyaring lawan tak nyaring dan
tertua dalam Bahasa Jawa Kuna, ../. urutah huruf dalam abjadJawa. vokalis lawan nonvokalis. satuan fonologis atau ciri makna.
30 ciri khas bahasa Courtenay, Jan Baudouin de 3l
-
ciri khas bahasa (genius) feahre,
-.featurc,
prosodic feature, pluisegmental
ciri khas suatu bahasa pada segala multisegmcntal feature)
subsistem yang membedakannya ciri ujaran yang melingkupi lebih
dari bahasa-bahasa lain. Dalam dari satu segmen ujaran atau bunYi,
penterjemahan perbedaan antara yaitu nada, tekanan, sendi dan
ciri khas bahasa sumber dan bahasa intonasi.
sasaran menghendaki terjemahan codex unicus
yang setia yang mengikuti prinsip- L. kritik naskah. naskah tunggal dari
prinsip ekuivalensi dinamis dari-
pada mengikuti prinsip-prinsip ko-
satu karya.
competence lw. perfomance
D
. respondensi formal. Ing. Chomsk2 ComPetence: kemamPu-
ciri konfigurusi (configurational fea- an bahasawan untuk memahami
turcs) dan menghasilkan kalirnat-kalimat ffiil (couert) deetimologisasi (de+tinologi"sation)

Jotwlogi. ciri akustis yang menandai yang belum pernah didengar sebe- dikatakan tentang hubungan peleburan dua morfem dalam satu
batas-batas satuan gramatikal. iumnya, yakni kode yang mendasari lntara bentuk-bentuk bahasa Yang kompositum sedemikian rupa se-
semua ujaran dalam satu bahasa. tidak nampak dalam struktur lahir hingga bentuk dan makna morfem-
ciri korelasi (mark conelation) morfem itu tidak kentara; mis. Ing.
ciri fonologis yang membedakan ' Performatue: realisasi kode itu dalam dari kalimat, tetapi muncul bila
satu perangkat fonem dari perang- pemakaian bahasa yang sebenar- hrlimat dihubungkan dengan kali- lad2 yaag berasal dari hl6f-di.ge

kat lain; mis. ciri bersuara dalam nya, yakni ujaran itu sendiri. mat lain. Contotrhubungan dakhil 'penguli roti'.
rangkaian lbl, ldl, lgl : I pl, ltl, lkl, Coolsma, Sierk lrlah substitusi dan transformasi. definisi (dertnition)
ciri lokal (proaircialinn) (1840-1926) pendeta Belanda Yang lrnrmah
l. kata, frase atau kalimat y4ng
beriasa dalam menyusun kamus mengungkapkan makna atau ciri-
unsur lafal, gramatika atau leksikon Ar. tanda bunyi [u] Pada aksara
yang khusus terdapat pada dialek Bahasa Sunda, Soendaneesch Hol- Arab, berupa tandawau (u) kecil di
.ciri hakiki orang, benda, hal atau
resional tertentu.
- 3,
lanlsch Woordenboek (cetakan'ke ttas huruf konsonan' konsep; 2. uraian tentang makna
ciri "melimpah (redundant feature) 1930), Hollandsch Soenldruesch kata, frase, atau lambang; 3.
- serta tata
(1910), lllrnama leksikografi. proses dan hasil penye-
forclogi. ciri akusatis yang menandai Woortlenboek
.,/, cinonim butan makna kata dengan menan-
adanya ciri-ciri bunyi lain tertentu . bahasa Sunda dan karangan-
yang mempunyai fungsi bahasa. karansan lain. tbttt (base) dai komponen dari konsep, dengall
ciri nondisting$f. (non-distirutiac fea- Courtefray, Jan Baudouin de morfem yang dibubuhi afiks; mis. menerangkan derivasi dan pe-
turQ (I 845- 192-9) sarjana linguistili ,luang daiam- berjuang; bandingkan makaian kata itu, atau dengan
ciri fonetis ujaran yang tidak bangsa Polak (keturunan Prancis), dengan alas (stem) . menunjuk kepada bendanya.
dipakai untuk membedakan fonem, yang bersama F. de Saussure lfrr terikat (bound stem) definisi nominal (nominal fufinition)
mis. aspirasi dalam bahasa Inggris. sebagai pt
itianggap sebagai
dianggap pelopor struktu- morfem terikat yang bukan a{iks, proses atau hasil menyatakan
ciripembeda (distirutiae featun) ralisme dalam linguistik.
ralismi linsui istik. Kegiatan yrng dapat berdiri sebagai kata makna kata dengan menerangkan
ciri yang membedakan satuan penelrtlan iaran ol
dan pengaJaran
penelitian dan rolan-
di Polan- hrnya bila bergabung dengan turunan dan pemakaian kata itu.
bahasa dengan satuan bahasa lain; dia dan Rusia membuatnya sebagai morfem lain; mis. Bl. juang, temu, definisi ostensif
(ostensiae d$.nition)
pendidik sarjana-sarjana linguistik drb, cara menggambarkan suatu konsep
mis. [d] dan [tJ.
ciri prosodi (Prosodic Jeanre) Polandia dan Rusia. Ia pernah &lta lidah (bkde) dengan mengucapkannya, menun-
mengajar di Kazan (Rusia), sehing. brgian dari lidah yang terletak juknya atau mengisyaratkannya.
lihl ciri suprasegmental
ciri sekondei (ucoidarlt feature) ga ia dan murid-muridnya di-1ng- tepat di belakang ujung lidah. definisi riil (real dlfinition)
lfyi ilokusi (illocutionar2 Jorce) proses atau hasil menYatakan
ciri artikulasi bunyi yang sering fap membuat aliran sendiri, aliran makna kata dengan memperinci
mengikuti ciri dasar artikulasi; mis. Kazan. SumbangannYa terutarna ilrihat yang diinginkan oleh pembi-
pembundaran bibir, aspirasi, nasa- dalam bidang fonologi dan morfo- Glrn agar ujarannya berefek Pada unsur-unsur konsepnya.
lisaSi, retrofleksi. logi. Ialah yang menyebarkan isti- Pfndengar. defleksi (dlflexion, dtJlution)
ciri suprasegmental (saprasegncntal lah Jonema (iung berasal dari lrir kcmampuan gramatikt (Power l. linguistik hisnris. hilangnya inflek-
phorume, secondarlt muridnya, Kruszewski.) ar rfdmmars) si, misalnya bila dua akhiran kasus
Jeahri, scundarl
td. ukutun kemampuan gramatika bergabung menjadi satu; 2. linguistik
[lltuk memberikan semua bentuk dcskriptif. terjadinya pergantian
yrng mungkin dalam bahasa morfem inflektif oleh unsur lain;
lrldah-kaidah serempak yang misalnya Ing. sufiks -er dan -est oleh
tcDBt, more dar, most.
ttJrktival (de-adjectiaal) defonologisa si ( defo ru I o gi aa tion )
bErual atau dibentuk dari ajektiva; linguistik historis komparatiJ hilang-
nya kontras antara beberapa fonem
' $h, kata Penalu berasal dari nalu.
deret dialronis 33
32 deiksis
- dependensi unilateral -
dalam sejarah suatu bahasa. atau benda; misalnya ini, itu. dan mungil dalam Pondok nangil. nya) dan membatasi maknanya;
de*sis (deixis) demoti& (dmotic) M (sequaue) misalnya si, itu, n1n:, mu, dsb.
hal atau fungsi menunjuk sesuatu di ragam percakapan dalam Bahasa hubungan antara unsur-unsur determinator umum (indefinite deter-
luar bahasa; kata tunjuk, promina, Yunani Modern. bahasa secaralinier, misalnya deret mi.ner)
ketakrifan dsb. mempunyai fungsi denasalisasi (dmasalisasti.on) fonem dalam kata; realisasi dari determinator dari frase nominal
deiktis. proses penghilangan nasal. urutan. Deret ini bersifat riil din yang menyatakan hal yang umum;
deiktis (deictic) denominal (denominal) merupakan peristiwa bahasa yang misalnya suatu.
bersangkutan dengan atau mempu- berasal atau dibentuk dari nomina;r dapat langsung diamati. Banding- deverbal (deuerbal)
nyai sifat deiksis. misalnya kata menggembala adalah han uratan (order). berasal atau dibentuk dari verba;
deklaratif (dtclaratiw) bentuk denominal dari gembala. dorivasi (dtioation) misalnya kata penlruruh adalah suatu
Iih. modus indikatif denominatif (dznominatiac) proses pengimbuhan afiks non- bentuk deverbal dari mmlruruh.
deklinasi (fuderci.on) --+ denominal inflektifpadi dasar untuk memben- deverbatif (fuucrbatiae)
l.
perubahan nomina, pronomina denotasi (denotation) tuk kata. --+ deverbal
atau ajektiva yang menunjuk kate- makna kata atau kelompok kata dorlvasi balik, (back formation, iaerse diaeresis
gori, kasus, jumlah'atau jenis; yang didasarkan atas penunjukan dciaation) Ing. tanda diakritis (.ii.)
pembentukan kata secara terbalik, --, trema
misalnya Skr. nadi'sungai' berdekli- yang lugas pada sesuatu di luar diafon (diaphoru)
nasi nadlau d,an nadlas yang menun- bahasa atau yang didasarkan atas misalnya Sd. tikah dalam kata
ditikahkan dibentuk dai kata nikah satuan fonologis abstrak yang di-
jukkan dualis dan pluralis; 2. konvensi tertentu; si{btnya obyektif. rumuskan untuk menandai kese-
seperangkat nomina dalam suatu dental (kntal) berdasarkan analogi dengan pola
yang ada (misalnya tanya menjadi padanan antara sistem-sistem
bahasa yang mempunyai sistem l. berhubungan dengan gigi atas bunyi dari dialek-dialek yang ber-
infleksi yang hampir bersamaan; dalam proses artikulasi suatu nanya). J adi tikah dianggap sebagai
aralnya sedangkan nikah sebagai beda; mis. dalam Bahasa Melayu
misalnya deklinasi pertama dalam bunyi; 2. terjadi karena penyempit- diafon //a// yang direalisasikan da-
Bahasa Latin; 3. daftar dari semua an ujung lidah atau daun lidah dan bentuk derivasinya, padahal kebali-
kannya yang betul (hal ini kita lam dialek Melayu Rjau [rupa] dan
bentuk inflektif dari nomina, prono- grgi; 3. bunyi atau fonem yang dalam dialek lain [rupa], frup], dsb.
mina, ajektiva dsb., dalam hubu- te{adi demikian. ketahui karena nikah berasal d,ari
ngannya dengan jumlah, jenis, dentawyanjana Bahasa Arab). diagram pohoa (tru diagram)
kasus dsb. ../. urutan huruf dalam abjad atau
&ribel (dtcibel) gambaran visual dari penjabaran
deklinasi kuat (strong declension, infufi- akasara. ,forctik. satuan untuk menyatakan suatu satuan atas konstituen-
depa.latalisasi ( drpalatalisation) intensitas bunyi relatif pada skala konstituen secara hierarkis; misal-
nite fuclension)
deklinasi nomina dan ajektiva proses penghilangan palatal. dari o untuk rata-rata bunyi yang nya kalimat.,4 dik membara buku dapat
dalam bentuk tak tentu dalam dependensi (tupendtnq) dapat didengar sampai 130 untuk digambarkan dengan diagram
Bahasa Jerman. hubungan antara unsur-unsur gra- rata-rata tingkat pendengaran ter- pohon sebagai berikut:
tinggi. K
,/ l\--
deklinasi lemah (weak declenrion, matikal dari tataran yang berbeda:
dorlnens (dtsirurce)
dcfinite fudention) bila satu unsur dalam suatu konst-
deklinasi nomina dan ajektiva ruksi tidak dapat mengganti selu- sliks penanda fleksi; misalnya
dalam bentuk tentu dalam Bahasa ruh konstruksi maka ia dianggap dalam kata Latin domi.rus bentuk N
donin adalah akarnya, z adalah V N
Jerman. tergantung (dependent) pada unsur I I I
yang lain. Dalam frase vokal tematis dan s adalah desinens.
delabialisasi (dtlabialisation, unroun- pondak adik membaca buku
ding, lip spreading) mungil, kata pondok dianggap bebas
dorlrripsi struktur (structural drscrip-
(infupendent) karena dapat berdiri tlon)
ti-adanya atau penghilangan labiali IG. l. penggambaran konstituen-
sendiri, sedangkan mungil dianggap
demografi bahasa (linguisth tergantung pada nomina. konstituen ujaran dan hubungan-
demog-
dependensi mutual (mutual fupen-
nya dari sudut semantik, sintaksis
raplry)
penyelidikan tentang pelbagai ke- dencl)
dan fonologi; kaidahnya terletak di
dependensi antara unsur-unsur rebelah kiri kaidah transformasi; 2.
lompok pemakai bahasa dan variasi
bahasa dalam suatu masyarakat yang bebas; misalnya antara frase input yang memungkinkan terjadi-
bahasa dengan mempergunakan nominal dan frase verbal dalam nya suatu transformasi, biasanya
statistik, dan penggolongannya ber- kalimat Ponlok mungil itu berharga berwujud kategori gramatikal atau
dasarkan faktor-faktor kelas sosial, jutaan. variabel-variabel, misalnya dalam
agama, umur, empat, pendidikan, dependensi unilateral (unilateral dt- kalimat Mesin inil dibuka2 sekaranp.
dsb. pmdtnc2) DS-nya ialah N1 - Vz - Ps. bersifat historis; berkenaan dengan
dependensi yang terjadi antara drtcrminator (futerminer) pendekatan terhadap bahasa
demonstrativa (demonstratiae )
kata yang dipakai untuk menunjuk unsur yang bebas dan unsur yang partikel .yang ada di Iingkungan dengan melihat perkembangannya
nomina (di depan atau di belakang- sepanjang waktu.
atau menandai secara khusus orang tak bebas; misalnya antara pondok
diferensial semantis * disimilasi 35
84 dialek diatoPik
-
diferensial semantis (smantic dffi- tif. variasi lain mempunyai status
dialek (dialect) dirumuskan untuk menandai kese- "rendah" dan diPergunakan untuk
rential)
variasi bahasa yang berbeda-beda oadanan antara satuan-satuan mor- komunikasi tak resmi dan struktur-
alat vans dikembangkan oleh Para
menurut pemakai; variasi bahasa iotogit ai antara Pelbagai dialek. 'psi"kologi untuk mengukur nya disesuaikan dengan saluran
ahli
yang dipakai oleh kelompok ba- diasistem (dia-systen) diberikan oleh seorang
makni yang-iiePada komunikasi lisan.
hasi*an di tempat tertentu (= L jaringan hubungan formal yang informan sebuah kata, digraf (dismPh)
dialek regional), atau oleh golongan memperlihatkan sistem bahasa ber- misalnva si informan mendengar fombinisi-dua huruf untuk meng-
tertentu dari suatu kelomPok ba- sama yang dianggap mendasari dua kata musik dan kemudian mencatat sambarkan satu bunYi atau fonem;
hasawan (= dialek sosial), atau oleh tanggapannya Pada Perangsang ini
z.g untuk menggambarkan
irisalnya
dialek atau lebih, yang dirumuskan
kelompok bahasawan yang hidup sebagai kerangka untuk menjelas- den!-an memilih satu di antara trrl.
dalam waktu tertentu (dialek tem- kan perbedaan-perbedaan struk- aiekiiva yang berlawanan sePerti diksi (diction)
. poral). Contoh dialek regional ialah
tural, gcmbira-sedih, keras-lembut, cepat'
pilihan kata dan kejelasan lafal
Bahasa Melayu Riau, contoh dialek 2. fenomen dua sistem atau lebih lambat dsb. untuk memPeroleh efek tertentu
sosial ialah Bahasa Melayu yang yang beke{a secara berdampingan dlftong (diPhthong) dalam berbicara di dePan umum
dipakai oleh para bangsawan, -Yang atau dalam karang-mengarang.
yang mungkin mempengaruhi per- bunv"i bihasa Pada waktu
contoh dialek temporal ialah kembangan sistem-sistem itu, mi- oensu.upurnya ditandai oleh Peru- diminutif (diminutiue)
Bahasa Melayu Klasik. salnya sistem-sistem fonem yang Lahin s'erak iidah dan Perubahan tentang bentuk kata dengan makna
dialek regional (regional dialect, gcog-
berbeda dari dialek-dialek yang tamber'satu kali, dan yang berfung- kecil, Eiasanya dengan Penambah-
raphical dialcct) berdekatan dalam satu bahasa. si sebagai inti dari suku kata, seperti an sebuah sufiks, mis. Bld. -tjc
dillek yang ciri-cirinya dibatasi [ay] pida fianbafl dsb. dalam Marietje adalah sufikc dimi-
oleh tempat; misalnya dialek diilesis (uoic)
( di Phthongi ation) nutif.
kategori gramatikal yang menun- dti6hgisasi
- s
dinamisme komunikatif (communica-
Melayu Mtnado, dialek Jawa Ba- protE perubihan vokal menjadi .
nyumas. jukkan hubungan antara partisipan tite dwamism)
diftone.
dialek sosial (socinl dialect) atau subyek dengan perbuatan Prahi. pengaruh suatu bagian kali-
yang dinyatakan oleh verba dalam dlftong"lebat (widl diPhthong)
mat dalarn-mengembangkan komu-
dialek yang dipakai oleh kelompok
sosial tertentu; misalnya dialek klausa. Ada diatesis aktif, pasif dsb. nikasi.
wanita dalam Bahasa Jepang. diatesis aktif (actiue aoice) dipalatalisasilan (palatalised conso-
. bentuk gramatikal dari sebuah banyak, misalnYa ai Pad,a lantai'
dialektal (dialectal) (ascending diphthong, rising nant, soft-consonanl)
verba, danlata:u klausa, yang dlftorig naik dilafali<an dengan Palatalisasi,
bersangkutan dengan dialek. diohthons)
dialek temporal (temporal dialect, state subyek gramatikalnya merupakan yakni dengan bagian dePan lidah
pelaku; lawan dari diatesis pasif. diftorrg |ang bagian paling nyaring-
of language) dinaikkan ke arah Palatum, misal-
diitesis medial nva teidaptt sesudah PeluncurnYa,
dialek dari bahasa-bahasa yang (middle aoice)
niisalnya'Bl [ual Pada (uarfl. nya dalam bunYi awal dari kata
berbeda-beda dari waktu ke waktu, diatesis yang menunjukkan pelaku Inggris dera.
berbuat untuk dirinva sendiri. dtftong iempit (frryy*. diphthongl.,
misalnva aDa vanq lazim disebut terladl dengan seorKlt
.

Bahasa Mltayu
"funa' MelaYu diatdsis pasiiif (passiae aoice) diftons Yang
-letak
oerubihan lidah, misalnYa
Klasik dan Melayu Modern diaiesis yang menunjukkan bahwa
leil oada batcrei' yang' beibeda untuk menandai
masing-masing adalah dialek tem- subyek adalah tujuan dan perbuat- Lasus-kasus yang ada: mis. Arab
poral dari Bahasa Melayu. an; misalnya ia diqakul. dth"hi twlun (descending diphthong,
makkatu 'Mekah' adalah diPtotos,
diilek tinggS Qrestige dialect) diatesis refleksif (reJlexiue aoice) .falling diPhthong). karena makkatu adalah bentuk no-
diatesis yang menunjukkan subaek aittong yi"g bagian paling nyaring-
variasi sosial atau regional suatu minatif, dan makkota adalah bentuk
berbuat atai dirinya sendiri, misal- nya teidaPat sebelum PeluncurnYa,
bahasa yang diterima sebagai stan- genitil dan akusatif.
nya ia niisalnya'BI [au] Pada [harima']'
dar bahasa itu, dan dianggap lebih beratkur.
Alfuci Uiffusion)
disambiguasi
tinggi dari dialek-dialek lain. diatesis resiprokal (reciprocal wiee) lih. pengawataksaan
penga.rih migrasi dan Pengalihan
didelitologi ( dialeaolog) diatesis yang menunjukkan subyek
,rraiatt budaYa melewati batas- disartria ( btsarthria)
cabang linguistik yang mempelajari pluralis bertindak berbalasan atau cacat wicara karena kelainan dalam
subyek singularis bertindak ber- hatas bahasa,' khususnYa inovasi
variasi-variasi bahasa dengan dan peminjaman'
ousat saraf.
memperlakukannya sebagai struk- balasan dengan komplemen; mis. aiifasia --+ afasia
tur yang utuh. mereka berpukul-pukulan atau ia berpu-
dlglosia (diglossia)
disfonia (fusPhonia)
iituasi balhasa dengan .pembagian
istilah umum untuk cacat dalam
dialinguistik ( dialinguis tic s) kul-pukulan dengan temannya.
luncsional atas vartasr-varrasr
penyllidikan mengenai jangkauan diatipe (diatlpe) diberi pembunyian suara.
bah"asa vans ada. Satu variasi
ilialek-dialek dan bahasa-bahasa lih. ragam bahasa disilabis (disyllabic)
yang dipakai dalam suatu masyara- diatopik (dianpic) rtatus';tin[gi" dan diPakai untuk terjadi dari dua suku kata.
penyelidikan mengenai variasi- pen8Sunaan resmi atau PqnqgYna:
kat bahasa. en publik dan memPunyar crrl-crrl
disimilasi (dissimilation)
diamorf (diamorph) variasi bahasadalam dfmensi ruang Tno;t@rubahan yang terjadi bila
yang lebih komPleks dan konserva-
satuan morfblogis abstrak Yang dan dimensi sosial.
dorsal Dyonisius Thrax ,7
t6 disimilasi deht I)onatus, Aelius -
-
yang sama berubah ungsi untuk membedakan doreal (darsal) dualitas struktur (duality of structure)
--+ artikulasi ganda
menjadi tak sama. Misalnya dalam satuan-satuan bahasa. l. teriadi karena PenYemPitan
BI pasangan r dan r dihindarkan distribusi (distribution) orrrnnins lidah dan langitJangit dvanda
S,tr, kata majemuk yang te{adi dari
dan menjadi I dan r dalam kata kesemua posisi yang diduduki oleh [.tui"utu]u langit-langit lembuq -2'
belajar (< berajar). Contoh lain r - r unsur bahasa. bunyi atau l6nem Yang terjadi konstruksi Parataktis; mis. Skr-
pushpa-mila-ithalam'bunga (dan)
dalamterantar menjadi ldan rdalam distribusi komplementer (comple- demikian.
telantar, mentarl distribution) dorso-alveolar (dorso-aheolar) akar (dan) buah"
disimilasi dekat (contiguous dissimila- situasi di mana dua varian dalam l. diartikulasikan dengan Pung- dvigu
tion,j utapositional dissimilation) lingkungan tertentu saling meleng- gung lidah mendekati alveolum 2' S[r.*.ata majemuk yang terdiri dari
disimilasi yang terjadi atas bunyi kapi, misalnya alofon [k] dar [gJ, Errrli utu, fonem Yang terjadi numeralia dan nomina Yang mem-
yang dekat; mis.L. anima l anma I yang menjadi anggota fonem [kJ demikian: mis' Ar,.e' bentuk nomina kolektif; mis' S&r

. Spanyol alma. dikatakan berdistribusi komple- dorso-palaial ( dorso-


Palatal)
tri-dinam'tiga hari'.
disimilasi jauh (ircontiguaus dissimila- menter karena [k] hanya mtrncul di l, diartikulasikan dengan Pung- dwibahasa J bilangual
tion, distant dissimilation) depan konsonan atau vokal bela- gung lidah mendekati Palatum; 2. dwibina lingga
disimilasi yang terjadi atas bunyi- kang misalnya dalam [kota] sedang- bunyi atau tbnem Yang tegaot Bali kata majemuk
bunyi yang berjauhan letaknya; kan*[*J hanya muniut ai aepi, demikilrn; mis (4) pada akhir, ffl dwilincca
mis. Pr. marbre ) Ing. Tengahan vokal depan, misalnya dalam [fita] oada kita. redufliikasi seluruh bentuk dasar;
marble, Bl hrantar ) telantar. dorco-uvular ( dorso-uaular) mis. tamu-tamu.
distribusional isme ( distribusionnlism dwilincca bawa ma
disimilasi progresif (progresshe dissi- lih. analisis distribusi L diartikulasikan dengan pendekat-
milation) ditransitif (ditransitiae) an antara uvula dengan Punggung /. di,v"ilinsga dengan infiks um
"deng.r,
disimilasi yang te{adi karena peng- verba yang menghendaki dua obyek lidah, 2. bunyi atau foncm Ylng mikna 'peralihan dari
aruh bunyi yang pertama; mis. terjadi demikian; mis Pr. [R] dalam orang ke orang', mis. turun-tetnuran'
gramatikal, satu obyek langsung guntur-gumuntur dsb.
Jerman Kwa.himin ) himil(nasal dan satu obyek tak langsung. Lih. ttrc 'jalan'.
yang kedua berubah menjadi la- transitif dan intransitif. dorro-velar (dorso-aelar) dwilingga salin, swara
teral). divelarisasikan (odariaed) L diartikulasikan dengan Pung- o.nniiarsut kata Penuh dengan
disimilasi regresif gung lidah mendekati velum; 2. i,ariasi vikrl; mis. BI bolak-balik'
( regressiae disimila- lih. veLarisasi
tion, anticipatory disimilation, retrogres- divergensi (diaergerce, dialectatisation) Srnii utu, fonem Yang terjadi dwimaya lingga
siue disimilation) proses terpecahbelai:rya suatu demikian; mis. g Pad'a gagak. Bali kata ulang semu
disimilasi yang terjadi karena peng- bahasa menjadi beberapa dialek dorrum (dorsum) dwiourwa
'
aruh bunyi yang kedua; misalnya bagian lidah di belakang daun pingulangan sebagian atau seluruh
karena tiadanya fasilitas pendidi-
terantar ) klantar. kan yang standar dan - kurang lidah. iuki awalsebuah kata; mis. tamu)
disjungsi (disjanction) cukupnya komunikasi. Du'ali, Abfr'l Aswad ad tetamu, laki > lelaki.
hubungan antara bagian-bagian dominasi (domination) (meninggal 688) peletak dasar ilmu dwipurwa wisesana lingga
konstruksi yang dipisahkan oleh hal tergantungnya suatu konstituen bahasa- Arab, futg berPendaPat /.-pengulangan suku Pertama kata
'dair
bahwa tujuan gramatika ialah penambahan akhiran -az,' mis.
atau ata:u tctapi dan menunjukkan sintaktis pada simpai di atasnya,
rasa ) rer(uan 'saling membi-
kontras atau asosiasi; misalnya misalnya dalam diagram pohon meniaea asar Bahasa Arab, teru-
mereka nhkin tetapi selalu gembira. berikui: tami ieba{ai bahasa yang diPakai carakan'.
disjungtif ( disjurutiae ) dalam Qur'an yang suci, tetaP dwisama lingga
l. konjungsi seperti atau dan tetapi; FV terpelihara baik. Bali.kata ulang sempurna.
2. konstruksi yang mengandung daalis Uual) dwisamatra lingga
disjungsi; lihat disjungsi. kategori gramatikal jumlah untuk Bali.kata ulang berubah bunyi.
dislalia (dydalia)
V -- F
' meninlulikan dua hal atau benda, dwiwasana
cacat wicara karena cacat atau yang dipertentangkan dengan si- ..,/. pengulangan sebagian suku tera-
kekurangsempurnaan alat ucap dan I
N
I
A
I
ncul-aris-dan pluralis; mis. dalam khir dari sebuah kata; mis. cengis I
bukan karena cacat di dalam pusat berburu babi liar SEr. nadi'sungii' adalah singularis, cengingis
nadyas adalai pluralis d,an nadlnu
-'meringis-ringis'.
saraf. Dvonisius Thrax
disleksia ($slexia) FN ada dalam dominasi FV 'd[a sunsai' adalah dualis. (abad I M) ahli bahasa bangsa
kekurangmampuan dalam mem- durlisme iemantis (dualist tfuor1 of
mcaning, dladic theory oJ meaning) Yunani. KaryanYa Tekhni Gramma-
baca. I)onatus, Aelius tiki meruPakan tata bahasa Yunani
disonansi (dissonarue) (abad ke-4 M), ahli bahasa Latin. teori dalam semantik Yang meng-
snggap adanya hubungan timbal- vans rinskas, dan memenuhi stan-
kombinasi bunyi yang dianggap Karyanya Ars Minor merupakan ir." *o"d...' Dari dialah asal
kurang enak didengar. bahan pelajaran bahasa Latin yang bali-k' antara lambang (unsur
pembagian kelas kata sePerti Yang
distinEif (distinctiae, Junctional, con- paling berpengaruh sampai Abad bahasa) dengan obyek atau konseP
tras{fue, releuant, significant) yang ditunjuknya. hik.rruidulu* tata bahala EroPa'
Pertengahan.
38 Ejaan Republik ekstraposisi 39
-
tahun 1957, sebagai hasil KePutus- Za'ba, danyang dipakai di sekolah-
4s l(engres Bahasa Indonesia II di sekolah negeri itu sampai tahun
Medan. Sistem ini tidak Pernah r972.
dilaksanakan. eiektif (ejectiae)
- l. ditandai oleh penutupan glotis
Eiaan Republik
"til. riai,n Suwandi dan penyempitan lain di atas glotis;
Eiaan Suwandi 2. bunyi bahasa yang' terjadi
'sistem ejaan Latin untuk Bahasa demikian; biasanya bunyi hambat.
Indonesia sesudah Proklamasi Ke- ekabahasa (monolingual)
E merdekaan Yang dimuat dalam --+ monolingual
Surat Keputusan Menteri Penga- ekologi bahasa (ccologlt oJ language)
iaran, Pendidikan dan Kebudayaan penyelidikan mengenai interaksi
'edisi kritis (critical edition) versi Malavsia vanE dengan peru- 'Mr. Soe*andi No. 264/Bhg. A tgl. antara bahasa dan lingkungannya,
kritik naskah. terbitan naskah hasil bahan sedii<it menliar eJaan resmr 19 Maret 1947, dan Yang meruPa- seperti yang terdapat dalam etnoli-
penyelidikan kritik naskah. di Malaysia sekaring. [21 penyederhanaan atas ejaan van nguistik dan sosiolinguistik.
editio maior ejaan etimolo gis (etymo-Logical spelling) OotruYsen, antara lain Yang menyo- eksaminasi (examination)
L. kritik naskah. terbitan naskah ejaan kata yane menekankan segi lo[ ialah perubahan oe menjadi u. kritik naskah. proses penentuan
yang lengkap dan disertai appara- historisnya her,lan mempertahai- Sistern ini menjadi ejaan resmi otentik tidaknya suatu naskah,
tus cntrcus. kan unsur yang tidak direalisasikan samDai tahun 1972. dalam arti sesuai atau tidak dengan
efisiensi (fficiensy) secara fonetis; mis. penulisan bank Eiaan'van OPhuYsen "keinginan" penulisnya.
tcori komuniksi. pengertian maksimal dan sanksi "sistem ejaan Latin untuk Bahasa eksegesis (exegesis)
dari,reseptor dengan upaya sekecil- Ejaan Fajar Asia Melayu di Indonesia yang dimuat penjelasan dan penafsiran teks.
Kecilnya.
sistem ejaan Latin yang dipakai dalarn Kitab Logat Mclajoe (1901) eksofasia (exophasia)
egresif (egrusiue)
para pengarang di Semenanjung oleh Ch. A. van Ophuysen, dan hal membunyikan bahasa secara
l. dihasilkan dengan aliran udara Malaya pada sekitar zaman pen- merupakan ejaan Latin resmi Yang nyata.
bergerak ke luar dari alat ucap;' 2. jajahan Jepang. pertama di ini
(Buku itu
negeri eksofora (cxophora)
bunyi yang te{adi demikian.' disusun dengan bantuan Engku hal atau fungsi menunjuk kembali
eja (spell out) ejaan fonemis (phorumic_ spelling) Nawawi gl. St. Makmur dan pada sesuatu yang ada di luar
mengeja, melafalkan huruf satu eJaan yang menggambarkan tiap M.Taib St. Ibrahim). bahasa atau pada situasi.
demi satu; mis. dalam mengeja kata Ibnem dalam bahasa dengan satu Ejaan I{ilkinson eksosentris (exountrii)
kgtgk.or1ng mengeja [f a],lil, [ta], lambang secara konsisten.- Contoh sistern elaan Latln resml Yang l. semantik. dikatakan tentang ung-
kq ] atau [ka] , [oJ, [te], [a] [ka]. pertama untuk Bahasa MelaYu di kapan yang maknanya tidak berasal
. laJ, I ejaan Fin dan ejaan Turki.
elun (spclling) Semenanjung MalaYa Yang disusun dari makna konstituennya; 2. sintak'
penggambaran bunyi ejaan fonetis (phonctic spelling)
bahasa
eJaan yang menggambarkan tiap oleh RJ. Wilkinson (1904). si.r. lih. frase eksosentris, konst-
dengan kaidah tulis-menulis yans Ejaan Yang D_isempurnakan ruksi eksosentris.
distandardisasikan; yang Iazimnyi vanan lbnem atau bunyi dengan
satu lambang; mis. ejaan Meliyu sistem ejaan Indontsia yang sebagi- eksplisit (exPl*it)
mempunyai 3 aspek yakni aspek an besar sama dengan sistem ejaan
sistem Wilkinson. dikatakan tentang informasi Yang
lonologis yang menyangkut peng- Malaysia, yang termuat dalam secara formal diwakili dalam suatu
gambaran lbnem dengan hurufdan Ejaan Melindo Surat Keputusan Presiden No. 57
sistem ejaan Latin yang termuat wacana, seperti dengan kata-kata,
penyusunan abjad; aspek morfolo- tel. 16 Agustus 1972 dan Yang
dalam morfem, urutan elemen, dsb.
gls yang menyangkut penggambar- Pengumuman Bcrsama Ejaan sEkarang rnenjadi ejaan resmi Indo-
an satuan-satuan morfemis; aspek Bahasa Milayt-Indonesia (Melindo) eksplosif (explosioe)
nesia. Dalam sistem ejaan ini diatur dikatakan tentang hentian Yang
sintaktis yang menyangkut penhn- (1959) sebagii hasil usaha peryatu'- pemakaian huruf, penulisan huruf,
da uJaran berupa tanda baca. an sistem ejaan dengan huruf Latin te{adi dengan aliran udara ke luar
oenulisan kata, Penulisan unsur dari paru-paru.
Ejaan Baru Bahisa Indonesia di Indonesia dan Persekutuan serapan dan pemakaian tandabaca.
sistem- ejaan Indonesia-Malaysia Tanah Melayu, dan yang diputus- ekstensi (extension)
Dibindingkan dengan ejaan Su-
stmantik. hal-hal yang ditunjukkan
versi Indonesia yane dirumusikan kan dalam Pe{anjian Persahabatan wandi yang menyolok dalam sistem
antara kedua negara itu pada tahun oleh ungkapan
dalam r4asa Orde Baiu ( 1966), dan ini ialah perubahan hurufj menjadi
yang dengan beberapa perubahan 1959. Sistem ini tidak pernah y, /i menjadi j, nj menjadi n7, ch ekstraposisi (extraposition)
penjl{i Ejaan Yang Dilempurna- dilaksanakan. "meniaai kh, tj menjadi c, dan Y kata atau kelompok kata yang
kan. Sistem ini tida[ pernatrdilak- Ejaan Pembaharuan meniadi sju. ditempatkan' di "luar" kalimat,
sanakan. sistem ejaan yang dirancangkan F^;iaan-Za'ba seolah-olah tidak menjadi bagian
EjT" S..P Bahasa Malaysia oleh sebuah panitii yang dipiipin "sistem ejaan Latin di Semenanjung dari kalimat itu secara konstruksio-
sistem ejaan Indonesia-Malaysia oleh Prijono dan E. kgtloppf pJau Malayu yang dirancangkan oleh nal, dipisahkan oleh jeda dengan
40 ekuatif entri etnografi komunikasi 4l
- epanafepsis
-
kalimat itu; mis. orang itu dalam empirisme (empiricisn) Bahasa Georgia (di Kaukasus) bila
Oran_g itu, apa urusannlta f,ingan perkara teori bahwa semua konsep berasal kata kepala itu sendiri.
qmrlePsis (ePgrulcPsis) verba berkali kini-aoristus, maka
ini? lngg. there he sal dal{m fhcrc dari pengalaman; darr
he bahwa 'pengulangan kata untuk subyeknya berpenanda ergatif; bila
sat, a giant among dwarfs. Penegas-
semua pernyataan yang menggam-
in;
-mis. -keharusan menggunakan verba berkala kini biasa, maka
ekuatif barkan pengetahuan hanya dapat subyeknya berpenanda nominatif'
(cquatiae) gronomina persona dalam Per-
tipe ketransitifan klausa yang me- dipertanggungiawabkan dari peng- Esser, Samuel Jonathan
alaman. Dalam linguistik pahdm ini ianv"an Bahisa Prancis Votrc sotur,
nyangkut partisipan dan cirinya; ua-t'cllc'bagaimana sau- (1900-1944) fenterjemah Alkitab
berusaha memEatasi' analisis comncnts
mis. dalam klansa Cairan itu menjadi dara anda?', makna hara{iahnYa dan ahli bahasa-bahasa Sulawesi
uap, cairan itu adalah partisipan dan bahasa pada data di dalam korpus, Teneah. Karyanya ialah Klank en
yang diperoleh dengan penelitian 'laudara anda, bagaimana dia'? l* Ifrorisch (1927), Dc
uap adalah cirinya. aDcntesis (ebmtlusis, excrescent) Voilee, oan
raPangan. 'penyisipan bunyi atau huruf ke Uma Taal(postum, 1964), dan yang
ekuivalensi (cquiaalerce) enlo-fasia (endaphasia, intcrna! spuch) paling terkenal ialah peta bahasa-
makna yang sangat berdekatan; hal berbicara kepada diri sindiri dalam kata, terutama kata Ptnlam-
an untuk menyesuaikan dengan bahasa lndonesia yang dimuat
lawan dari kesamaan bentuk; lih. secara tidak keras, misalnya dalam dalam Atlar aan Tropisch Nederland,
ekuiaalmsi dinnmis pola fonologis bahasa Peminjam;
membaca (te38).
endofora Qndophora) inis. penyisipan [a/ dalam katakelas.
ekuivalensi dinamis (dynamic cquiaa- rplfora. (ePiPhora) €tat de langue
h*r) hal atau fungsi menunjuk kembali Pr. lih. dialek trmporal
pada hal-hal yang ada dalam Persajakan
teori terjemahan kualitas terjemahan
yang mengandung amanat naskah wacana; mencakup anafora dan rplglotis ( ePiglotlis )
't[lang rawan di dePan glotis Yang etik dan emik (etic & emic)
katafora. Pike. dua istilah yang berasal dari
asli yang telah dialihkan sedemiki- dapai bergerak melindungi glotis
an rupa dalam bahasa sasaran endosentris (endounti) fonztik dan fownik untuk memper-
l. semantik. dikatakan tentang ung- sada waktu rnenelan. tentangkan pendekatan pada
sehingga tanggapan dari reseptor cplgrdi (ePigmPhl) bahasa: dalam pendekatan etik
sama dengan tanggapan reseptor kapan yang maknanya berasal daii ' ii-mu yanI mempelajari tulisan kuna pola-pola fisik bahasa digambarkan
terhadap amanat naskah asli. makna-makna konstituennya; 2.
pada prasasti-Prasasti. tanpa menghubungkannya dengan
elektromiografi sintaksis lih. frase endosentris,
(elechonyography)
konstruksi endosentris. rplrtemblogi (e
'penyelidikan Pistenolog) fungsinya dalam sistem bahasa;
pengamatan dan pengukuran otot
enklisis (erclisis)
dan teori tentang dalam pendekatan emik hubung-
pada waktu wicara dengan me-
penggabungan kata dengan kata irsal-muasal, batas-batas dan ke- an fungsional diperhatikan secara
nusukkan elektrode atau menem-
dalam ucapan atau tuliJan; mis. rahihan pengetahuan. Dalam li- penuh dengan menentukan satuan-
p€lkan plester pada pelbagai bagian nRuistik dihubungkan dengan ma- satuan kontrastif minimal sebagai
alat u.cap. \c1ta-!an apa menjadi kenapa. silah metabahasfdan status logika dasar deskripsi.
enklitik (nclitic)
elipsis (ellipsis)
klitik yang terikat dengan unsur dalam bahasa. etimologi (etynologt)
peniadaan kata atau satuan lain
mendahuluinya; mis. nla .Ponim (ePonYn)
penyelidikan mengenai asal-usul
yang ujud asalnya dapat diramal- Ialg nama temPat atau Pranata yang
kan dari konteks bahasa d,alam bukun2a, mu dalam mcmbeiiu,
dibentuk menurut nama orang; mis,
kata serta perubahan-
atau lah dalam pergilah. perubahannya dalam bentuk dan
konteks luar bahasa. ensiklopedia (cnqclopoilia) Lcningrad, RSIil, dsb.
makna.
eliptis (elliptical) l. scmantik. semua fakta yang
.rgrtif (ergatiae)
bersifat atau bersangkutan dengan lih. kasus ersatif etimologi rakyat (folk etynolog)
diketahui Iahasawan'tentang absolute) pengambilalihan unsur dari bahasa
elipsis; mis. kalimat eliptis. benda, peristiwa dan keadaan d'i ortatif-absoltt"(ergatiae
Iih. ergativitas lain dengan memberinya bentuk
elisi Qlision) dunia sekitarnya; 2. seluruh penge- yang lebih dikenal; mis. nama
is_tilah umum yang mencakup tahuan yang berhubungan dengin .rgrtivitas (crgatiaity)
-
afesis, sinkope dan apokope. unsur leksikal, tetapi tidak merupa-
iistem peninda kasus nominal Carpmtier (Belanda*Prancis) di
dengan subyek dari verba intransitif jadikan sekar pacc.
emendasi (cwiaatlon) kan bagian dari makna intrinsik
kritik ruskah. usaha untuk memulih- dari unsur itu; 3. buku berpenanda morfologis Yang sama etimon (etynon)
referensi
kan teks yang ada menjadi teks yang yang memuat keterangan tentang dengan obyek langsung dari verba bentuk yang menurunkan bentuk-
otentik, dalam arti sesuai dengan pelbagai cabang pengeiahuan atai transitifi, tetapi berpenanda morlo- bentuk dalam beberapa bahasa
locis yang berbeda dari subYek turunan; mis. *aayg adalah etimon
"keinginan" penulisnya. yang-menguraikan secara kompre-
emik lw etrk (cnic as itic) hensif suatu cabang pengetahuan ve?ba tran'sitif. Lih. kasus erg'atif. dari kata 'Ioba aek, Jawa we,
lih. etik dan emik dalam bentuk artikil-artilel yang Gr(ativitas terpisah (split ergatiuity) Melayu air, Fiji wai, Tonga uai, dll.
emotif + afektif biasanya disusun secara alfabetisl
ircativitas dalam bahasa-bahasa etnografi komunikasi (ahrcgraphy oJ
empati bunyi (phorutic enpath2) errtri (mtry, teltentu dengan sistem nominatif- comnunication)
oocabularlt cntr2)
akusatif padi komPonen gramatika bidang etnolinguistik atau sosio-
tingkah laku pendengar pada saat Itkt:*g7r"fr. l. kati kep"aia dengan
tertentu, tetaPi Pada komPonen Iinguistik yang mempelajari bahasa
mengikuti gerak produksi bunyi definisi dan keterangan lainiya gramatika lain dipergunakan sistem dalam hubungannya dengan semua
sebagai bagian dari persepsinya- dalam kamus atau ens-iklop edia;'2.
ergatif-absolut, misalnYa dalam variabel di luar bahasa.
42 etnolinguistik feminin fiI - fokus kontras {E
-
etnolinguistik (cthnolinguis tics) evaluasi (eualuation mewure)' fi,il Firth.^John Rupert
L cabang linguistik yang menyeli- teori linguistik. alat untuk mgmb,anl .{r. perbuatan; verba (1890-1960) sarjana linguistik
diki hubungan antara bahasa dan dingkan beberapa gramatika dari fi'il amr bangsa Inggris. Bukunya Tht To-
u4uEro4 Inggris.

masyarakat pedesaan atau masya- satu bahasa dan untuk menentukan Ar. verba imperatif ngues of Mcn anl
ntuei oJ SPeech (1964) dan
and Speech
fi'il lazim Fahcrs-in Linguistics
Fapcriin 934- 195 Il-(( I 957),
Linsuistics I1934- 957).
rakat yang belum mempunyai mana yang dipilih berdasarkan
tulisan (bidang ini juga disebut semesta bahasa yang ada. /r. verba intransitif sangat berpengaruh di Inggris.
linguistik antropotogi); 2. cabang fi'il madhi Sumbangannya terutama dalam
linguistik antropologi yang menye- extended standard theory Ar. verba berkala lamPau teori semantik kontekstual dan
lidiki hubungan bahasa dan sikap fi'il mudhari fonologi prosodi.
7G. versi gramatika generatif yang
bahasawan terhadap bahasa; salah dikembangkan pada awal tahun rtr. verba berkala futur flgksi (flection)
satu aspek etnolinguistik yang fi'il mutaaddi prosei atau hasil penambahan a{iks
70-an dari versi standard theorl. pada dasar atau akar untuk mem-
sangat menonjol ialah masalah Dalam versi ini kaidah-kaidah Ar. verba transitif; dalam karYa
relativitas bahasa. semantis boleh diopbrasikan Raja Ali Haji terbagi atas f il batasi makna gramatikalnya.
eufemisme (euphenism) dengan struktur lahir sebagai input; nutaaddi tiada muslarakat (nonrestp- fokas (Joc'us)

pemakaian kata atau bentuk lain ciri-ciri struktur lahir yang relevan rokal): mis. mtmukul, dan f il l. unsur yang menonjolkan suatu
untuk menghindari bentuk larang- mutaa.ddi musyarakah (resiprokal), bagian kalimat sehingga perh4tian
bagi semantik ialah tekarran, into- pendengar (atau pembaca) tertarik
an atau tabu; mis. frase ke belakang nasi, pembilang, dan fokus kalimat; mis. berpukul- pukulan.
(untuk pada bagian itu; 2. ciri predikat
berak). .iadi struktur batin tidak lagi fllogeni (Phylogeny)
verbal yang menentukan hubungan
eufoni (euphony) dianggap sebagai satu-satunya pe- pinvelidlilian t;ntang sejarah dan
kombinasi bunyi yang dianggap semantis predikat verbal itu dengan
nentu komponen semantik suatu fer[<embangan bahasa sebagai subvek. dan biasanva ditandai oleh
enak didengar. kalimat. iuatu sistem; Bd. ontogeni. 'dalam Bahasa
afik's verbal; mis.
fllologi (Philolog) Tagalog in{iks -zm- meruPakan
ilmri ying memPelajari bahasa, oenlndl bahwa verba itu berfokus
kebudayaan, Pranata dan seJ-arah ielaku, dan infiks -iz- berfokus
suatu bangsa s-ebagaimana terdapat iufuan. Contoh dalam Bumabasa ng
dalam bahan'bahan tertulis. d.ilaryo ang titser 'membaca surat
ttlolocr modern (modcrn philolog) kibir guru itu' infiks -am- memilih
penielidikan filologis atas bahan- ang titier 'guru' (pelaku) sebagai
F bahan tertulis modern, seperti yang
dilakukan H.B. Jassin atas karya-
fokus. Dalam Binabasa ng titscr ang
diyaryn'dibaca guru surat kabar itu'
karya Chairil Anwar. in{ilis -ir. memilih ang diarln'srrat
faktif (factiae) velum dan dinding belakang leher. filrafat bahasa (li.nguistic philosophy) kabar' (= tujuan) sebagai fokus.
l. veiba yang mernpunyai komple- fase (ohasc) ilmu yang menyelidiki kodrat dan fokus budaya (culural focas)
men kalimat dan yang menyimPul- foiiif a*ustite . dua gelombang bunyi kedudukan bahasa sebagai kegi4tan aspek kebudayaan yang Paling
-dikatakat manusia serta dasar-dasar konsep- sentral, paling berkembang dan
kan kebenaran komplemen itu; mis. ad,a dalam Jase bila pada
tahu dalam Para sarjana tahu bahwa saat tertentu tekanan udara tercatat tual dan teoretis linguistik; ilmu paling konstan dalam kesadaran
mcreka masih harus belajar; 2. verba pada norma kedua gelombang itu interdisipliner linguistik dengan berpikir manusia; bagian Yang
yang mempunyai dua komPlemen, dan pada saat itu keduanYa menun- filsafat. diw;kili oleh kosakata yang paling
seperti menjadi, mcmilih, mtmbuat, iukkin variasi dalam arah Yang flrthianisme kaya dan paling tePat.
"sama. foku's kontris (foar of contrasl)
mengangkat. Contoh P re sidcn mcngang- Bila satu gelombang berge- aliran atau prinsip-prinsip linguis-
jadi direktur jenleral rak ke alasnya ilan yang lain ke tik yang dilembangkan oleh J.R. kalimat yang biasa-
sintaksis. bagian
kat N7. Soebadio
kebudayaan. puncaknya dikatakan keduanYa ke Firth, ying berpegang Pada PrinsiP nya bernada lebih tinggi dan
faringal (pharyngeal) luar fasc. iolisistemisisru, yakni pendekatan brrtekanan lebih keras dariPada
l. -terjadi karena penyempitan fase artikulasi (phase of artirulation) bahasa yang memandang Pola-Pola bagian lain yang disebut latar, dan
yang dipertentangkan dengan suatu
dindin[ faring dan akar lidah; 2. tahap dalam produksi bunYi bahasa tidak berdasarkan sistem
bunyi yang terjadi demikian. bahasa, yaitu luncuran awal, ke- analitis dan kategori yang bersifat irnsir di luar kalimat atau klausa;
faringalisasi (lharlngealisation) kangan dan luncuran akhir. tunggal. Teori ini memPunYai mis. dalam kalimat Adik Pugi ke
artikulasi bunyi bahasa yang diikuti fathah orientasi sosial Yang kuat, dan basar kata atlik meraPakan fokus
oleh penyempitan dalam faring. Ar. tand,a bunyi [a] Pada aksara menekankan perlunYa Penelitian Lontras, dan Pergi ke Pasar adalah
faring hidung (nasal pharyx) Arab, berupa garis miring kecil konteks, jrga dalam fonologi. latarnya. Konstruksi nominal juga
bafran darf faring yang menjadi yang dituliskan di atas konsonan. Aliran ini iuga ditandai oleh teori dioakii untuk menandai fokus
bagian dari rongga hidung, yaitu feminin (faninint) tcntang koiolasi, konteks situasi koltras dan latar; mis. dalam
kalimat Adikyng pcrgi pasar atau
ruing di antara tagian belakang lih. jenis dan fonblogi prosodi. ke
fonetik teraPan fonometri 45
fon fonetik parametris -
-
mcmandang wicara sebagai sistem fonologi polisistemis (po\slstcnic
dalam Adiklah 2ang pergi ke pasar. morfologi suatu bahasa (sama ohonolosv)
Fokus kontras berbeda dari pokok
firiolosis tunggal, dengan variabel-
dengan morfofonem dalam teori iih. roi6togi prosodi
veriabil artikulasi dalam saluran
dalam hal nada dan tekanannya. lain). fonologi prosodi (prosodic phonologlt,
foa (jhoru) fonem suprasegmental (supraxgmm- luara yang terus-menerus bergerak,
dan ialing bekerla sama dalam brosodic analvsis)
bunyi; bunyi bahasa tal,plurune) metode unilitit fonologi yang di-
dimensi wiktu untuk menghasilkan
fonem (phorcni) t0kanan, nada atau jeda yang kembangkan oleh J'R. Firth dan
kontinuum bunyi yang disegmentasi-
satuan bunyi terkecil yang mampu fonemis. murid-muridnya yang berPegang
menunjukkan kontras makna; mis. fonem taksonomis (taxonomic pho-
kan oleh Pendengar menurut
kaidah bahaia yang berlaku. Pan- pada dua satuan, Yaitu satuan
dalam BI. h adalah fonem, karena unc) fonematis dan Prosodi; satuan
membedakan makna kata harusdan TG. fonem suatu. bahasa dangan dinamii inl berbeda dari
yang
pandangan statis yang menganggaP fonematis adalah segmen Yang
. arus; b d,an p ad,alah dua fonem yang dihasilkan dalam analisis nontrans-
wicara sebagai urutan segmen- berurutan yaitu konsonan dan
berbeda karena bapa dan papa formasi, biasanya ditentukan segmen yang terurai sebagai kum- vokal; prosodi ialah ciri fonetlt ylrg
berbeda maknanya. Fonem me- dengan pasangan minimal, kesama- pulan ciri-ciri yang daPat drplsah- melingkupi seluruh atau sebagian
rupakan abstraksi, sedangkan ujud an fonetis dan distribusi komple- pisahkan (tempat artikulasi, artiku- struktur atau Yang membatasinYa,
fonetisnya tergantung beberapa menter. vakni intonasi. tekanan dan sendi'
faktor, terutama posisinya dalam fonestem (phorutsihcnc) lator dsb.).
fonetik terapan (applied phonetics) biri-.i.i seperii palatalisasi, nasali-
hubungan dengan bunyi lain. kombilasi bunyi yang diasosiasikan sasi atau pembundaran bibir diper-
fonematik (plnnenatics) dengan sesuatu; mis. dalam Bahasa llidang linguistik teraPan Yang
mencakup metode dan teknik Peng-
lakukan iebagai prosodi. Dengan
lih. fonemik Inggris bunyi / dalam Jlame, Jlash, memecahkan iatuan-satuan seperti
fonem gabungan Jlare, Jlicker, Jleeting, dsb. yang ucapan 6unyi dengan tePat; mis.
(compound phoncne)
untuk melatih orang yang gagaP, suku kata, kata, kalimat dsb.,
kombinasi fonem dalam satu suku diasosiasikan dengan gerak yang analisis ini mencoba menghubung-
kata cepat. untuk melatih pemain drama dsb'
kan fonologi dengan gramatika.
fonemik (phorunics) fonetik (phonetics) tonik (ohonic)
Dalam metode ini sistem fonologis
L sistem fonem suatu bahasa; 2. l. ilmu yang menyelidiki penghasil- pcngij aran bahasa. metode mengajar yang berbeda-beda daPat dibentuk
prosedur untuk menentukan fonem an, penyampaian dan penerimaan ine-rnb'u.u dengan memPergunakan unt;k suuktur yang berbeda, jadi
suatu bahasa; 3. penyelidikan bunyi bahasa; ilmu interdisipliner konsep-konsep- fonetik yang seder- ciri-ciri yang d.apa[ muncul Pada
mengenai sistem fonem suatu linguistik dengan fisika, anatomi, hani. awal suku kata mungkin tidak sama
bahasa. dan psikologi; 2. sistem bunyi suatu lonis (phonic) dengan ciri-ciri yan[ muncul Pada
fonemik taksonomis (nxonomic pho- bahasa. bersangkutan dengan fon. akhi-r suku kata dalam suatu
nemics) fonetik akustis (acoustic phonetics)
fonologf (Ing.phonologt, Am. phonc- bahasa. Oleh sebab itu fonologi
Chonskl. prosedur fonologis ber- cabang ilmu fonetik yang menyeli- nicl prosodi iuga disebut fonologi poli-
dasarkan segmentasi dan klasifi- diki ciri-ciri fisik darii bunyi bahasa; bidans dalam linguistik Yang me- iiste*is-utiu fonologi multidimen-
kasi. ilmu interdisipliner antara linguis- nyelidlki bunyi-bunYi bahasa me- sional. sedanqkan analisis fonemis
fonemis (phonrnic) tik dan fisika. ala Bioomfield dkk. disebut
berbeda dipandang dari
sudut fonetik artikulatoris ( articulatorl pho- ' nurut fungsinYa; fonemik. oleh
Firth dkk. "fonologi monosistemis";
fonologi suatu bahasa (dikatakan Mtics, motor phonttics) fonologi ciri pembeda (distitutiue 2. sistem dan penyelidikan tentang
cabang fonetik yang menyelidiki phono'
tentang bunyi-bunyi yang berbeda .fcaturT phonolog, componential fonem prosodi atau fonem suPraseg-
karena mampu menyatakan kon- bunyi berdasarkan alat-alat ucap losv)
mental.
tras makna): mis.lbl dan lpl dalam dalam artikulasi. sis-tim dan penyelidikan mengenai
fonologisasi ( Phonologiaation)
bak d,an pak fonetik auditoris (auditorl phonetics) ciri-ciri pembeda dari fonem' linpuiltik historis komparatif. perubah-
fonemisasi (?hontnization) cabang fonetik yang menyelidiki fonologi generatif (generatiue photw- ari alofon-alofon sebuah fonem
--+ fonologisasi bunyi berdasarkan pendengaran lotv) meniadi fonem-fonem Yang berbeda
fonem otonom (autonomous phoneme) sebagai persepsi bahasa. tfiiifonologi dalam aliran transfor- dalah seiarah suatu bahasa.
ZG. fonem yang ada karena beropo- fonetik instrumental (instrumental
masi generatifyang menolak konsep fonologi s6gmental (segmcntal phono-
sisi dengan yang lain dan tidak phonetics, etlerimental phonetics, labo-
foneri dan memPerlakukan ciri losv)
terikat pada bentuk kata rhana pun. ratorl phorutics) oembeda sebasai satuan terkecil siie* dat penyelidikan mengenai
fonem primer (primary phonemes) bagian dari fonetik yang merekam, han menshubuigkan ciri Pembeda fonem segm-ental, dipertentangkan
--+ fonem segmental menganalisis dan mengukur un-
dan leksifon denlan kaidah-kaidah dengan f6nologi ciri Pembedadan
fonem segmental (segmental phowne) sur-unsur bunyi dengan mesin atau
alat-alat elektronis, seperti spekto-
fonologis. fonologi prosodi.
vokal dan konsonan dalam fonologi. fonometri ( bhonomctrics )
fonem sekunder (suondary phoneme) graf, osiloskop, dll. fonologi historis ( historical phonolog2)
basi;'n dari linguistik historis yang analisis dan deskripsi bahasa lisan
lih. fonem suprasegmental fonetik parametris (parametric phow-
secara fonologis, fonetis instrumen-
fonem sistematis ( syslcmatic phoncmes ) tir,I) me"nyelidiki peiubahan-perubahan
pendekatan dalam fonetik yang dalam sistem bunYi. tal dan statistis.
TG. fonem yang terikat pada
frase ajektival frekuensi 47
46 fonoh
- ftase adverbal -
kel, seperti amat sangat, dsb. terbagi seperti Daii... baik, cntah ...
fonoo (Phonon) rnadis dan yang dapat diterapkan
cntah.
gramaiika strati"fikasi. komponen dari secara mekanis. fraae aidktival (adjcctiual phrase)
forman (Jomant) frase- endosentris berinduk satu frase nominal (noun Phrase, wninal
fonem. Contoh: unsur 'bersuara'
forutik akustik. garis horisontal yang vans induknva aiektiva dan modifi- 0hrasc)
'labial', 'hentian' adalah fonon- hase endosentris berinduk satu
fonon yang membentuk fonem lbl. tergambar pada spektogram Yang ftutd.nyu adver6ia, sepefii sangat,
lcbih, kurang, dsb. Contoh lebih baik. yang induknya nomina; mis. BI
fonostilistika (phono st2listics) ditimbulkan oleh penguatan suara produksi dalam negeri dan pohon conara
cabang stilistika yang menyelidiki dari pelbagai rongga dalam mulut ftrre apositif (appositiae phrasc)
-endosentris iinggi adalah frase nominal karena
fungsi ekspresif dari bunyi, antara dan tenggorok. frase berinduk banyak
yang bagian-bagiannya tidak dihu- induknya produksi dan pohon cemara
lain tentang Penggunaan onoma- formatif (Jormatiae, formant)
adalah nomina.
tope dalam puisi. istilah kolektif untuk morfem teri- bungLa" dengan Penghubung
(sering kali denganjeda) dan Yang fraseologi (phraseology)
.fonotaktik ( P honotactics ) kat, baik yang dipakai untuk l. cara-cara memakai kata atau
l. urutan fonem yang dimungkin- membentuk alas rnis. juang dalam masini-masing itu menunjuk Pada
referen yang sama dalam alam di frase dalam tulisan atau ujaran;
kan dalam suatu bahasa;2. deskriP- berjuang, maupun morfem derivatif
luar bahasa. Contoh: Amin, teman gaya bahasa; 2. perangkat ungkap-
si tentang urutan tsb.; 3. gramatika dan inflektif. an yang dipakai oleh orang atau
formil sa2a, sedang menuju Pondok Gontor.
stratifikasi. sistem Pengaturan (formal)
kelompok teltentu; mis. yang dipa-
dalam stratum fonemik. resmi; mis. ragam formil. Dalam lrue eksosentis (exocmtric phrase) kai oleh para nelayan, pedlgang,
fonotipi (phonotlp2) kamus ini dibedakan secara tegas lrase yang keseluruhannya tidak montir, dsb.
praklek mentranskripsikan bunYi istilah formal dan formil. mempunyai peri laku sintaktis yang frase parataktis (paratactic phrase)
bahasa dengan lambangJambang fortis (fortis) tama dengan salah satu konstituen- frase koordinatif yang tidak mem-
fonetis. Jonetik. bunyi yang terjadi karena nya. Frase ini mempunyai dua pergunakan penghubung; mis. BI
fotaa (form) pernapasan yang kuat dan otot bagian, yang pertama disebut ler- iehit kuat, besar leccil, tua muda, suka
l. struktur bermakna yang berga- iegang; bunyi seperti t, k, s adalah angkai berupa preposisi atau (dalam rela, riang gembira.
bung dengan organisasi substansi fortis 8[. antara lain) partikel si atau frase perangkai sumbu (relator'axis
fonis dan/atau grafis; mencakup Fortunatov, Filip Fedorovic (1848- partikel )ang, yang kedua disebut phrase).
gramatika dan leksikon; 2. sistem 1914) iumbu berupa kata atau kelomPok lagnani.k, frase yang diawali oleh
hubungan-hubungan yang abstrak sarjana linguistik bangsa Rusia kata. Contoh: di rumah, yng tidur preposlsl.
yang menggabungkan dunia makna yang mendirikan aliran Moskwa, ltrus dsb. frise verbal (acrbal Phrase)
dan dunia bunyi. dan salah seorang pelopor penye- l. frase endosentris berinduk satu
formal (Jormal) lidikan historis-komparatif, khusus- Itlle endosentns (endountric phrase)
yang induknya verba dan modifika-
l. bersangkutan dengan ciri-ciri nya dalam bahasa-bahasa Balto- frase yang keseluruhannya memPu-
nyai peri laku sintaktis yang sama tornya berupa partikcl modal seperti
yang dapat dipakai sebagai dasar Siavika. Ia
mengar$urkan penye-
Bl dapat, mau, partikel ingkar seperti
untuk menumbuhkan kategori atau lidikan tentang perubahan bunyi dingan salah satu konstituennYa.
Fraie endosentris ini terbagi atas titlak, frase adverbial seperti dengan
satuan seperti morfem, pola bunyi dengan pendekatan historis yang teliti, ke afas, dsb. ailaerbia seperti
atau urutan kata;2. bersangkutan ketat. Apa yang dikenal sebagai lhcse berinduk banyak dan frase
sead.anla dsb. Contoh: ti.dak nnjen-
dengan ciri-ciri yang tidak bersifat "hukum Fortunatov" bersangkutan berinduk satu.
put; 2. TG. bagian dari kalimat
semantis; 3. bersangkutan dengan dengan pergeseran tekanan dalarn ftrre endosentris berinduk
phrasc) yang berupa verba dengan atau
ciri-ciri yang bukan unsur substan- keluarga Balto-Slavika. Karyanya brnyak (multihead cndoccntric
tanpa obyek dan/atau keterangan
si, jadi tidak bersangkutan dengan a.l. Obud,arenii ia balt\skitt
dolgote ftmi yang salah satu konstituennya
dalam kaidah struktur frase dan
medium fonetis atau grafis. Istilah jaqykax (1895) 'Tentang tekanan hempunyai peri laku sintaktis yang
rrma dengan konstituen lain; ter- yang berfungsi sebagai predikat;
ini dibedakan dari istilah formil. dan, kepanjangan dalam bahaga-
formalisasi (Jo rnali aatio n) bahasa Baltika'. brgi atas fiase koordinatifdan frase
analisis bahasa yang berusaha frase (phrasQ rPositif. kalimat
untuk mendeskripsikan hubungan gabungan dua kata.atau lebih yang hlic endosentris berinduk satu
formal dalam bahasa secara eksPli sifatnya tidak predikatif; gabungan (dngle-hcad cndocmtric Phrase)
sit dengan kaidah-kaidah umum; itu dapat rapat, dapat rengglng; ftue yang salah satu konstituennya
formalisme (formalisn) mis. gunung tinggi adalah frase mempunyai peri laku sintaktis yang frase nominal frase verbil
L aliran atau ajaran yang sangat karena merupakan konstruksi non- ltmadengan seluruh konstruksi itu.
menekankan unsur-unsur formal predikatif; konstruksi ini berbeda lnrc koonilinatif (coordinatiac phrae) frekuensi ffiequerc1)
dalam setiap bidang dengan me- dengan gunung itu tinggi yang bukan lLtre endosentris berinduk banyak l.iumlah Pemakaian suatu unsur
frase karena bersifat predikatif' yrng bagian-bagiannya secara Po- ba[rasa, tt is. k"tu atau fonem,
rumuskan kaidah-kaidah bahasa; 2.
frase adverbial (aduerbi.al phrase) ionrial maupun aktual dapat dihu- dalam suatu teks atau rekaman; 2.
aliran atau pendekatan yang beru'
saha menyelidiki kemampuan frase endosentris berinduk satu ,' bungkan dengan penghubung, baik Jorutik akastik' jumlah getaran ge-
yang induknya adverbia dan modi' ponghuburrg tunggal sePerti- BI /zz, iombang suari per ddtik (diukur
bahasa sendiri dari sudut kaidah-
fikalornya adverbia lain atau parti. ahu, lclapi, maupun penghubung dalam siklus per detik).
kaidah yang abstrak, secara mate-
48 frekuensi dnsar fungsi proposisional frrngsi puitis gaya bahasa 49
- -
frekuensi dasar (Jundamental fre- fungsi emotif (emotiue furction) yang melibatkan.satu partisiPan bang bahasa dan hal yang diwakili-
quercy)
-forutik
J fungsi ekspresif atau lebih yang dinyatakan oleh nya;2. penggunaan bahasa untuk
akustik frekuensi Pengu- fu ngsi estetis (aesthetic function) argumennya; mis. beri (*, y, ,). menggambarkan situasi tertentu.
langan dari gelombang komPleks' lih. fungsi puitis fungsi puitis (poctic furction) fungsi semantis (semantie fuution)
frekuEnsi relatif kemunculan (rela- fungsi fatdLs (phatic furction) penggunaan bahasa demi keindah- lih. oeran
tiue frequencl of ocanence) penggunaan bahasa untuk meng- an bahasa itu sendiri. fungsf sintaktis (slntactic furction)
nilai persentase suatu kata tertentu, adakan atau memelihara kontak f un gsi refere nsial ( r efer ential Junc tio n ) hubungan antara unsur-unsur
dihitune dari iumlah semua token antara pembicara dan pendengar. penggunaan bahasa untuk menun- bahasa dilihat dari sudut pandang
dibagi jimlah"munculnyya kata tsb. .iuk hal, benda, orang, peristiwa penyajiannya dalam ujaran. Masa-
fungsi kognitif (cognitioe function)
dalam suatu wacana. pe-nggunaan bahasa untuk penalar- dsb. yang ada di luar pembicara Iah subyek, predikat, obyek ber-
frikatif (fricatiae) dan pendengar. sangkutan dengan fungsi sintaktis.
an akal.
' l. dihasilkan dengan PenyemPitan fungsi komunikatif (communicatiae fungsi representatif (representatfue fungtor (furctor)
sehingga terjadi Pergeseran; 2- furution) Julution) isiilah umum untuk morfem teri-
bunyi yang te{adi demikian; mis. "perrgguraat bahasa untuk penyam' L Bilhler.salah satu dari tiga fungsi kat dan partikel yang seluruhnya
ffi; bunyr geseran. dasar bahasa: korelasi antara lam- bersifat gramatikal.
iaiiir- informasi antara pembicara/
fungsi (function) penulis dan pendengar/pembaca.
l. beban makna suatu satuan
bahasa; 2. hubungan antara satu fungsi konatif (wnatioe furytion)
satuan dengan unsur-unsur grama- penggunaan bahasa untuk memPe-
tikal, leksilial atau fonologis dalam hgaiuhi, mengajak, menyuruh, me-
suatu deret satuan-satuan; 3. peng- merintah atau melarang.
gunaan bahasa untuk tujiran terten- funesi kulminatif (cubninatiue)
iu; 4. peran unsur dalam suatu foiologi, Trubazkry. fungsi bunYi
ujaran dan hubungannya secara bahaJa untuk menunjukkan ba-
siruktural dengan unsur lain; 5. nyaknya satuan dalam ujaran.
oeran sebuah unsur dalam satuan tunisi ietalingual (runliigual Jurc-
lintaktis yang lebih luas; mis' tion)
nomina yang berfungsi sebagai penggunaan bahasa untuk mengu- rangan mrnat, osD., yang meng-
subyek atau obyek. irik"a"n bat asa itu sendiri aiau '-gsgap ( stamrur, stutter)
[ehinan wicara berupa pengulang- ganggu pengertian efektif. Untuk
unsur-unsurnva. an konsonan dan suku kata secara mensataii glngguan dipakai ke'
fungsi apelatif (aPPeal farction) fungsionalis m6 (furctionalism)
inAnfir. salah satu fungsi dari tiga spasmodis, disebabkan oleh gang- lippahan (redundancy) dalam ko-
te-ori bahasa yang memberikan guan psikofisiologis dan lebih munikasi.
funssi dasar bahasa: korelasi antara pefhatian yang eksPlisit kePada
lam"bang bahasa dan pendengar; 2. llanyak terjadi pada pria. garis isosintagmis (isos2ntagmi.c line)
irelbagai fungii dalam bahasa qrllicisme isoglos pada peta bahasa Yang
penggunaan bahasa dengan tujuan mauprn fungs-i bahasa di tengah-
untuk menimbulkan reaksi pada
' Pr. l. alat topikalisasi dalam membatsi wilayah dengan ciri-ciri
tengih pelbagai faktor di luar Bahasa Prancis dengan memPer- sintaktis yang serupa.
pendengar atau pembaca. bahasa. Teori sarjana-sarjana se- gunakan kontruksi c'est...qui untuk garis isotonis (isotonic line)
fungsi deiktis (deictic farction) perti Biihler, Firth, Martinet, Halli- "
---+ deiksis mentopikalisasikan subyek dan c'est- isoglos pada peta bahasa yang
iay, Pike, Troubetzkoy dll. meng- ..,que untuk mentopikalisasikan membatasi wilayah dengan ciri ton
frrngsi delimitatif (delimitatiae funt- andung unsur fungsionalisme Ydng konstituen lain; mis. dalam C'etait yang seruPa.
tion) kuat. clle qui les 4cioait 'Dia sendirilah q-3lfra (slot)
fonologi,
-bahaia Trubetakolt. fungsi bunyi fungsi pragmatis (pragnatic furution) yang menulisnya' c'etait clle qui - l. Pik. ciri suatu tagmem yang
untuk menandai batas hubungan atatara suatu unsur adai-ah topik, dan dalam C'est la bersangkutan dengan tempatnya
satuan-satuar}. bahasa dengan unsur-unsur lain maison qui aous regardel 'Rumah dalam konstruksi; 2. lingkungan
fungsi distingtif (distinctioe funetion) dalam konteks komunikasi yang itulah yang kalian lihat' c'est la tertentu yang dapat ditempati oleh
fonologi, Trubctako2. fungsi bunyi luas. Masalah pokok dan latar maison que adalah topik; 2. konstruk- suatu unsur bahasa; mis, bagian
bahasa untuk membedakan makna. bersangkutan dengan fungsi Prag- si Bahasa Prancis yang disisipkan kosong pada Orang Tang ..... adalah
fungsi ekspresif (exprcssittc funetion) matis. ke dalam konstruksi bahasa lain. teman sa)a merupakan gatra. Yang
l. Bilhlcr. salah satu fungsi dari tiga fungsi proposisional (propositionnl
Ilncafan dapat diisi oleh sebuah ajektiva.
(style)
fungsi dari bahasa: korelasi antara
lam-bang bahasa dan pembicara; 2.
furution)
fungsi yang dinyatakan oleh sebuah
./. prosa; bahasa sehari-hari.
gtnggaan (noise)
"cava
Iitr. gayi bahasa
'-
nomina, sebuah verba atau sebuah dilam komunikasi, setiap faktor -gayabhasa
penggunaan bahasa untuk menam- (st2le)
paklin hal-ihwal yang bersangkut- adjektiva yang mempredikatkan (mis. kebisingan fisik, kebisingan i. pemanfaatan atas kekayaan
an dengan pribadi pembicara. perbuatan, Proses atau keadaan udara, kelelahan, ketulian, keku- bahisa oleh seseorang dalam bertu-
gramatika generatif 5,1
glotalisasi
60 gaya bustrofedon
- gl"tal -
hubunsan struktural dalam bahasa
2: geogra{. !3h asa ( linguistic C!!erq?hr. clotalisasi
tlr atau menulis; Pemakaian - pC=nyelidikan mengenai distribusi '-artikulasi hamzah sebagai ciri se- dan diiandang sebagai seperangkat
ragam tertentu untuk memPeroleh kaidati untuk inembangkitkan kali-
dialek atau bahasa dalam wilaYah kunder dari suatu bunYi'
efe-k-efek tertentu; 3. keseluruhan
clotis leloris)
mat: di dalamnYa tercakuP Pula
ciri-ciri bahasa sekelompok penulis tertentu. fonologi dan semintik;. 3. penyelidi-
' celah"di antara kedua selaput suara
"gerund (gerund)
sastra. kan mengenai subsistem suatu
saya bustrofedon ( boustrophedon) l. nom-ina verbal dalam
Bahasa dalam laring.
g) ying mencakuP satuan-
bahasa yang
" Latin yang diben_tuk dengan su{iks /i
rlotokronolo ( glouoc hrono lo
birmikna, jiadi meruPakan
suyu menulis aksara berganti-ganti
andum atau endum Yang sering ' oenvelidikin -se.iarah bahasa- satuan bermakna,
4-
Iaii kanan ke kiri dan dari kiri ke cabang linguistiki Pemerian
dipakai sesudah preposisi atau bahisa berkerabat dengan memPe-
'karian dst. 'dan Pernah diPakai laiari kesamaan antara kata-kata secara sistematis tentang satuan-
dalam menulidkan- aksara Yunani dalam bentuk genitif atau datif satuan bermakna (dalam Pengertl-
untuk mengubah nomina lain; 2, sJkerabat dalam Perbbndaharaan
oada abad ke-6 sM. rumus leksikosta- an I dan 2 di atas) -+ tata bahasa'
bentuk semicam itu dalam bahasa dasar dan dengan
cala kufi tiriit u"tut "menentukan jumlah gramatika aplikativa (applicatioe
' ienis tulisan Arab yang mula-mula
lain; mis. bentuk -ingdalam Bahasa srammar)
Inggris. tahun berPisahnYa dua bahasa atau
iumbuh di Kufa (di MesoPotamia), ieori lineuistik vang bersifat genera-
gerundif lebih; dengan demikian daPat dike-
sekitar abad ke-7 M, dan biasa (gerundiuc)
tahui bili adanYa bahasa Purba tif dari iarjana-RuJia, Sebastian K'
dipakai untuk menulis Pada batu kata yang mempunyai sifat sebagai Saumian.
verba maupun ajektiva. Jari sekelomPok'bahasa Yang ber-
atiu logam, hurufnYa tebal dan (trill) kerabat.
gramatika bebas konteks ( conte xt-free
tegak. -get,,r
bunyi bahasa yang dihasilkan
gtammarl
cava naskhi T;i" ;y;:;: 1flii"{s-o:l gramatika struktur Yang mengan-
" ienis tulisan Arab yang mula-mula
dengan artikulator Yang bergetar "Enr:; dung kaidah Penjabaran, sePertr 'r
secara cepat; mis. bunYi [r] dalam iegmin ya.,g memPunYai sifat sama
-memPunYai --+ r" beriaku,'aPi Pun konteks 7'
iumbuh di sekitar kota Mekah dan dajam irti ciri Pem-
Medinah, dan biasa dituliskan Pad4 Bahasa Indonesia. gramitika dePendensi (dePmderc2
papirus, huruflnYa miring, dan glos (gloss) beda sama; mis.- semua obstruen
srammar)
hinjadi moyang aksara Arab I t..j.huhun umum suatu bentuk /+ konl, [- son]'
berciri
?eori sintaksis yang bersifat semi-
bahasa. Iolongan segatra subslitution class)
(

modern. '-riiri,tut u"n.r. yu.,g saling berhu- aljabar yang menjelaskan hubung-
gelombang burtyi (sound waae) glosarium (glossary) 'Paridigmatis. dan an antara unsur-unsur kalimat
- gangguan dalim udara yang di- - l. kamus dalam bentuk Yang
Li"gun secara
dalam rangka saling ketergantung-
sami-sama daPat berlungsr dalam
iebiSkan oleh getaran suatu benda. ringkas; 2. daftar kata-kata dalaml an. Menuirt teori dePendensi dari
Satra yang . sama' atau
dalam
geminasi (geminati) biding tertentu dengan Peniela-' rangka substltusl Yang sama' L. Tesnitre (1893-1954), ketergan-
lih. pemanjangan tbnem sannya. tungan sintaktis itu bersifat sernes-
generatif (generatiae) gsaf. (smPh)
ta.
-dan bertumPu Pada Peran
- L glosem (glosseme)
hurut'
dengan sejumlah kaidah dan - konsep dasar dalam teori glosema- utama dari verba dan Pelbagai cara
grafem (graPhlme).
dengan satuan-satuan Yang terba-
-mampu menghasilkan unsur- tik (sepadan dengan morfemdalam - gatuan terkecil Yang distingtif verba menguasai unsur-unsurnya
tas teori Bloomfield. atau satelit-satelitnYa.
dalam suatu sistem aksara'
unsur secara tidak terbatas (sifat glosematik (glossematics) (graPhemics) gramatika deskriptif (descriptite
hakiki bahasa); 2. bersifat eksplisit, - $afemik prammar)
aiaranlingulstik yang dicetuskan L. ' oenvelidifan mengenai tulisan atau bahasa Yang didasarkan
karena dirurnuskan dengan kaidah- itamutita
Hiemslev bukan hanYa untuk me- huruf dalam sistem aksara'
kaidah. mihami bahasa melainkan juga grafem suprasegmental (supraseg- Itas pemakaian bahasa Yang daPat
diamlti dan bukan berdasarkan
-generik
(generi,c)
pelbagai bidang sosial budaya pada mental prabheme)
dikatakin tentang unsur leksikal kaidah normatif.
yang maknanya mencakuP sego- u*urit ya. Lih-. Hjelmslev. tanda l'ang diPakai untuk meng- formal (formal grammar)
ionsat unsur: mis. mobil dalam "closolalia
(plossolalia) u"rnUuit un".iri-ciri suprasegmental -cramatika
seperanskat kaidah bahasa Yang
uiaran ying diungkaPan dalam seoerti tekanan, nada, dsb'
kalimat Mobil mahal di Indonesia; Bd-
keadaan tak sadar dalam uPacara grrt'ologi (graPholog) dihasarfan atas ciri-ciri yang dapat
soesifik. keagamaan atau magis, Yang sistem ilmu tentang tulrsan' diamati dan dirumuskan sedemtkt-
geriitif partitrl ( partitiac genitiae )
bunlinya sesuai dengan konvensi ffgmatika (grammar) ut .upu sehingga setiaP kaidah
penggunaan kasus genltll untuk
suatu
-bahasa
tetapi maknanYa " l. subsistem dalam organlsasl secara otomatis jelas temPatnYa
menl-atakan bagian dari keseluruh- dalam seluruh sistem.
mungkin tidak dikenal oleh Pende' bahasa di mana satuan-satuan
an makna kata lang bersangkutan.
ngar atau pembicara itu sendiri. bermakna bergabung untuk mem-
gramatika generatif (generatiue
genre sastra (literary genre) .

bentuk satuai-satuan Yang lebih


grammar)
wacana yang memPunyal clrl-clltl
.
glotal (glonal)
Chomskv. l. konseP Yang memung-
- L teriadi karena besar. Secara kasar, gramatlka
strukural dan stilistis yang khusus; PenyemPttan
terbagi atas morfologi dan sintaksts,
kinkan membangkitkan atau me-
mis. dongeng, parabel, lirik, dsb- ruans antara kedua belah' Pita ramalkan.iumlah-kalimat yang tak
tru.i'; 2. bunYi Yang terjadi demiki- da" tErpisuh dari fonologi, semantik
genus (gcnd.cr) terbatas dilam bahasa dan memPe-
- an, mis. [']' [h]' Jan leksikon; 2. 7G seluruh sistem
lih. jenis
granafiftr historis gramatika tagmemik
- gramadt
62 relasional gramatika semesta - 53

rinci strukturnya dengan menerap- satu-satu antara kategori-kategori gramatikal murni Yang mencakuP S.M. Lamb (sekitar tahun 60-an)
Lan sejumlah terbatas kaidah- dalam kedua komponen itu. Kom- iubyek, obyek langsung dan obYek yang memperlakukan bahasa seba-
kaidah penjabaran; 2. gramatika ponen sintaksis mempunyai kaidah- tak langsung, dan hubungan gra- gai sistem hubungan-hubungan,
generatif yang bersifat transforma- kaidah kategorial yang membatasi matikal tak murni yang mencakuP dan bukan sebagai sistem unsur-
sional (TG) terjadi dari komponen kategori-kategori sintaktis dan yan! instrumentalis, benefaktif dan lo- unsur. Teori ini menganggap
sintaksis, komponen fonologi dan membangun gramatika struktur katif. bahasa sebagai sistem statis, jadi
komponen semantik. frase. Komponen semantik memba- gramatika semesta (unioersal tidak mengenal proses. Namun
gramatika historis (historical ngun proposisi-proposisi dengan srammar) bahasa dianggap sebagai sistem
grammar) mempergunakan logika predikat ira-utifta yang terdapat. dalam jaringan dan kaidah-kaidah reali
bagian dari linguistik historis yang yang bersyaratkan kebenaran Jemua bahasa. Adanya gramatika sasi yang menghubungkan bagian-
menyelidiki perubahan-perubahan (truth+onditianal predi.cate logic). ini merupakan pendapat dari Para bagian struktur, yang disebut
dalam morfologi dan sintaksis. ahli bahasa Romawi dan Yunani strata. Dunia konsep diwakili oleh
+ gramatika pedagogis (pedagogital sfiatum sememik yang direalisasi
gramatlka teknis
grammar)
dan para ahli bahasa Penganut
gramatika kategorial (categorial rasionalisme. kan dalam stratum leksemik, dan
deskripsi tata bahasa yang disusun direalisasikan lagi dalam stratum
grantmar) gramatika sistemika (slsttmic gram-
teori linguistik menurut Y. Bar khusus sebagai alat bantu mengajar - mai, slstem-and'itructure grammar) fonemik. lfiap-tiap stratum mem-
Hillel yang hanya mengakui dua - bahasa; dalam pengajaran bahasa
teori gramatika yang dikembang- punyai taktik-nya sendiri, jadi ada
asing ditekankan ciri-ciri kontrastif semotaktik, leksotaktik, morfo-
kategori dasar dalam tata bahasa,
antara bahasa sumber dan bahaqa" kan oleh Halliday berdasarkan
yaitu kalimat dan nomina, yang gramatika skala-dan-kategori taktik dan fonotaktik. Lamb
menjadi unsur dan hubungan gra- sasaran, dalam pengajaran bahasa mengaku bahwa ia sangat dipenga-
yang lebih dahulu, dengan meman-
matika lain dalam suatu rangka ibu ditekankan penggunaan segi- dang bahasa sebagai suatu organi- ruhi oleh pandangan-pandangan
semialjabar. segi gramatikal dan bukan segi
sasi iarinsan sistem dari bermacam- Hjelmslev.
gramatilat (gramdatical) teoretis. "kot t.rt' Tingkat
,rru."u* Yang gramatika struktur frase (Phrase
1. diterima oleh bahasawan sebagai gramatika peka konteks (context- dipakainya ialah forma, substansi ttrurture gramtnar, constitaent structur
bentuk atau susunan yang mungkin restricted grammar, context-sensitiae dan konteksl dan kategori dasar grwnmar)
ada dalam bahasa; 2. sesuai dengan grammar) yane dipergunakan ialah satuan' TG. sistem kaidah penjabaran yang
kaidah-kaidah gramatika suatu gramatika struktur frase yang struktur, kelas, dan sistem; dan membangkitkan kalimat dan men-
bahasa; 3. bersangkutan dengan kaidah penjabarannya menunjuk- tiga skala, yakni rank 'tataran', jelaskan konstituennya.
gramatika suatu bahasa. kan batas-batas yang ditunjukkan eipon nce 'manifestasi' dan delicaqt
gramatikalisasi (gramruiticali4tion) oleh konteks; mis. *--+7 / a- b 'gradasi' antara satuhn dengan gramatika tagmemik ( tagmemic gram-
perubahan morfem bebas dengan artinya x hanya dijabarkan menjadi satuan'. mar, tagmanics)
makna leksikal menjadi morfem y dalam konteks yang dinyatakan di gramatika-skala-dan-kategori teori linguistik yang dipelopori oleh
ii terikat dengan makna gramatikal; antara garis rniring, dan menun- - (scale-an^d-categar2 grammar) L. Pike dan diikuti oleh
Kennetf,
mis. kata tuna dalam tunnwisma. jukkan tempat di dalam - untaian versi tata bahasa yang dikembang- para penyelidik dari organisasi
gramatika makna.struktur (meaning- yang diduduki oleh penjabaran itu. kan oleh Halliday dan 'lain-lain i(risten Protestan yang bdrnama
structutc grammar) gramatika relasional (relational sekitar tahun 1960, yang mengana- Sunmer Institute of Lixguistics' yang
pendekatan gramatika yang meng- grammar) lisis pola gramatikal atas sejumlah mewarisi pandangan-Pandangan
anggap bahwa satuan semantis dan teori linguistik yang dirumuskan kecil kategori, yang saling berhu- Bloomfield dan SaPir, sehingga
hubungan semantis adalah unsur oleh D. Perlmutter dan P. Postal bungan dengan skala; dalam teori teori ini bersifat strukturalistis dan
yang mendasari struktur sir,taktis. sekitar tahun I 972 sebagai kelanjut- ini -dibedakan tingkat substansi, antropologis. Pike menYatakan
Dalam ujudnya teori ini mirip an dari teori transformasi, yang forma dan konteks. bahwa bahasa dapat diPandang
dengan teori kasus dari Fillmore. berpendirian bahwa hubungan- gramatika sPekulativa dari perspektif gelombang, Pers'
Teoii ini dicetuskan oleh Wallace L. hubungan gramatikal seperti sub)ck - teori tata bahasa yang lahir di pektif medan dan PersPektil
Chafe dari Universitas Kalifornia. dai, ob2ck langsung dari, memaiikan Prancis dalam abad ke-12 Yang iartikel, dan bahwa dalam Pene-
gramatika Montague (Montague peranan penting dalam sintaksis beranggapan bahwa ada grarnatika iitiu., bahasa perlu dibedakan
grammar) dan merupakan satuan yang tepat semesta yang mencerminkan dan satuan etik dari satuan emik;
teori linguistik yang dicetuskan oleh untuk deskripsi pelbagai aspek tergantung dari struktur realitas bahasa diperlakukan sebagai.struk-
Richard Montague (1930-1970), struktur klausa. Pendirian ini ber- dan akal manusia; gramatika se- tur yang mempunyai 3 hierarki
yang didasarkan pada semantik beda dari teori TG Standar yang mesta itu terdaPat dalam logika. yang semi-otonom, yakni fonologi,
daribahasa-bahasa formal (logika). memandang hubungan-hubungan Teori ini mengindentifikasikan gramatika dan leksikon; analisis
Gramatika itu terjadi dari kompo- serhacam itu sebagai konsep domi- logika dengan kategori-kategori gramatika tidak terbatas pada
nen sintaksis dan komponen sernan- nasi dalam stiuktur konstituen. dalam Bahasa Latin. kalimat, melainkan sampai ke
tik yang dianggap sangat berdekat- Teori ini menetapkan beberapa sramatika stratifikasi waca\a. Konsep dasar yang pen-
an, dalam arti ada kesepadanan konsep dasar, yakni hubungan " teori linguistik yang dipelopori oleh ting ialah tagmem.
hatadtngrn
56
guns
54 gramatika Gknis Guillaume, Gustave -
-
Beijing (Peking)'
gramatika tclr;oiis ( scientific granmar) struktur lahir, fonologi generatif Si#. dan o'Bd
- ciri-ciri pembeda (Yang diPinjam ir,itut,rntuk vokal a, e
gwo.Yeu romatzYh .
deskripsi suatu bahasa atas dasar
linguiitik; dipertentangkan dengan dari teori aliran Praha). vrddhi. " .iriem transliterasi aksara Sinika
gramatika pedagogis. Grimm. Iakob vane diresmikan oleh pemerintahan
(1785-f863) sarjana bahasa bangsa
futural 'o*r*
(guttural)
untuk
gr-amatika lerbCtas (finite-statc
i.t-.r, yang
-dianggaP sebagai
"-irEurr'B.urrg bunYi iir8 Mi" Tang Pada l928;-ciri
grammar) -peletak dasai Iinguistik historis velar dan faringal. ,rtt*ut uu ialati eiaan suku kata
gramitika yang daPat menghasil-
g*f;ff; Jitsu.t'tr.uf Yang berbeda-beda
[an kalimat dalamjumlah terbatas. Lomparatif. BukunYa Deutsche
di negeri cina' *.riotrt Perbedaan nadanYa dan
Gramnatik, menielaskan bahwa Pe- nasional
Gramatika semacam ini tidak daPat
vakni salah satu dialek -dan. Pu' bukan dengan tanda diakritis atau
menaneani bahasa alami karena neiitian bahasi bersifat deskriptif.
bahasa"alami daPat menghasilkan Dalam buku ini bisa dibaca aPa d,f"i:.n"" Yang diPakai di sekitar angka.

kalimat secara tak terbatas' vans kemudian dikenal sebagai


gramatika tradisional (traditional Lok"o- Grimm, karena Perhatian
prammar) utamanya ialah Perubahan bunYi'
"gagas
(cluster)
ieluruh pandangan, fakta-fakta dan
dasar-dasar yang menandai grama- I urutan unsur-unsur bahasa se-
tika yang bersifat normatif Yang perti gugus konsonan, gugus vokal,
tidak' sesuai dengan dasar-dasar eusus nominal, atau gugus verbal;
"linguistik
Iinsuistik modern. i. areal. kelompok dialek
graniiUta transformasi (transforna- atau 6ahasa yang memiliki ciri-ciri
tional gramnar) yang bersamaan karena temPatnya
sramalika vans memakai kaidah- berdekatan. yang bersamaan Yang berurutan
faidah traniforirasi dalam deskrip- gugus hirup (breath group) haborotan -> haboruan dalam tulisan.
- urutan bunyi-bunyi bahasa yang *bitir
haboruan haplol,ogi (haPlologt)
si bahasa, sePerti Yang dilakukan Toba. randa diakritis.Yang ..-[.rsh?t""suln
oleh Harris, Chomsky dan lain-lain. dihasilkan di antara dua hirupan tuT, atau dua bunYi
gramatika transformasi generatif udara. i*rg,,b"ii urnYi dari huruf induk l,rnE b.t.Iu*uan yang berurutan;
menjadi bunYt u' misi morfofonologi menj adi morJono-
(trans.formation gentratitte grammar ) gugus kalimat (sentence cluster)
teorilinguistik yang diajarkan oleh - [umpulan kalimat yang saling -'-lrj.
hacek
tunau diakritik ('l'); -+ caret
logi.
A.N. Chomsky Yang menyatakan berkiitan karena ciri-ciri kelas,
*;;;; "I-k"u
hzirarfrah (literal)
haluaan ' didasarkan
bahwa tujuan linguistik ialah me- peran atau keutuhan; Paragraf. Toba' tanda diakritis.Yang v""d P?d1
nemukan- aPa Yang semesta dan gulrus konsooan (consonant cluster) il."*"U"i, U,nYi dari huruf induk makna Yang Paling umum oart
teratur dalam kemamPuan manusia - f,rmoulan dua atau lebih konsonan meni-adi bunYi i' ["-"o",i" diainostis; berlawanan
untuk memahami dan menghasil- vans' berlainan dalam satu suku hambitan (closure) J"tJ.. makn"a kiasan' Makna
kan kalimat-kalimat yang gramati- i."tu"tut p" vokal yang menyelanya; "*;;h;,i;; udara sesaat Pada titik - contoh makna hara-
kal sekalipun belum didengarnYa
mis. 1r-'dalam Prakata, r/r- dalam iertEntu dalam saluran bunYr'.
"ttii "a"tut masih ada makna-
["f,, t.uPi
sebelumnya. Kalimat dianggaP se- ruii, juga harafiah'
bagai satuan dasar, dan hubungan
strategi hdil'i; tak hambat (checked us
"iuilnt
Yang
vokal (aowel cluster) unchecked) harakah
aniara unsur-unsur dalam struktur "CuCus
k"umpulan beberapa vokal Yang fonolosi. ciri Pembeda Yang secara Ar. vokal
kalimat diuraikan atas abstraksi iluiii" ait""dai oleh cepat lambar
vans disebut kaidah struktur frase berlainan. waktu
harmonik
---iiLtc;. (harmonic)'
nva pengeluaran energi pad.a getaran Pada frekuensi
'keliPatan
fan"kaidah transformasi. Organi- Guillaume, Gustave secara artikulatoris dltan- 'uung- *.irPakan dari
sasi gramatika dianggaP memPu- ( I 883- I sarj ana linguistik
960) tertentl.rl
tekanan glotal
nvai [omponen-komPonen struktur bangsa Prancis, yang banyak pertfii- l;i";i;i,-A"nYa mekanisme
irekirensi dasar. Jenis dan trngkat
kutnva di Prancis dan Kanada, lawan Penggunaan iesonut si harmonik menentukan
frase, transformasi, fonologi dan aliran udara dari Paru-Paru' tamber bunYi. Getaran resonan.
semantik (gramatika di sini sama dikenal di negeri lain.
t.trpi tiduk
Teoiinya mengenai semantik ber' hamisaran -+ prrngglr sebesar dua' kali frekuensi dasar
densan sintaksis dalam teori lain);
hamzah (glottal stoP)
'*ilil;;;; aitJrt harmonik ke-2, Yang tiga
vani ditekankan dalam teori ini dasarkan pandangan tentang erat-
Jit u.'iit'u" dalam laring kali frekuensi dasar disebut harmo-
ialaf, pendalaman teori yang konsis- nva hubungan antara bahasa dan
ten yang daPat menjelaskan dan alam pikiran. Analisisnya bersifat ;;;6; ;;'shambat aliran udara nik ke-3 dst.
-secara
eksplisit struk- generitif. Kuliah-kuliahnya telah dalam glotts. hatadinsan
merumuikat honacaraka ---E'atak'Toba-
tur batin dari kalimat. Dalam teori dibukrrkan oleh muridnya menjadi tanda diakritis yang.
Leqons de Linguistique de Gustaue I.. S/. abiad Jawa *."erUuft bunYi dari huruf induk'
inilah dipakai konsep-konsep seper-
ti compbtence dan Per{ormance, Guillaume (I 948- 1949), 3 jilid-(Paris t"fllRf# ":;i!'l!" : du a h u ru r menftai bunyi a.

kegrariratikalan, sGuktur batin, 197 l-3).


hiperkorek hierarki 57
56 hentian hiperklas -
-
dari satu bentuk pangkal dalam verba dan adjektiva dalam Bahasa an bahwa unsur-unsur budaya
hentian (stoP, occlusiae)
Indonesia merupakan satu hiperk- selalu berhubungan, dan beberapa
bunyi konsonan yang dihasilkan deklinasinya; mis. iter (nominatif), jenis di antaranya timbul lebih
las, karena keduanya bercirikan /*
dengan sepenuhnya menghambat itineris (gereti0 yang berarti 'per-
jalanan'. tidakl. dahulu daripada yang lain; mis.
aliran udara; b, t, k, b, d; gJ adalah hlperkorek (h1per-conection, hlper- istilah-istilah pertanian lebih dulu
hentian. -Lih. plosif, okluslf. heteronim (heteronlm)
muncul daripada istilah-istilah
salah satu dari dua kata atau lebih urbanism, ooer correction)
hentian bersuara (aoiee stoP)
bersangkutan dengan bentuk atau mesrn,
hentian yang terjadi dengan selaput yang dieja sama tetapi bermakna hipotesis Jakobson (Jakobsonian h7'
pemakaian kata secara salah karena
suara bergelar; mis. [b, d, g]. atau lafal lain; mis. tahu 'nama pothesis)
makahan', tahu'paham'. inenghindari pemakaian substan-
hentian egresif (egressiac stop, pressure
dar; mis. bila orang mengucapkan psikolingui,stik. teori Roman Jakob-
stoP) heteronimi (haerorytml)
son tentang perkembangan bahasa
hentian yang terjadi durgan aliran hubungan antara heteronirh- -fulfcn.
anak yang bertahap dua: pada
'udara bergerak ke luar dari saluran heteronim hfpokoristik (hypocoristic, term oJ en-
dcarmmt) tahap pertama anak hanya mera-
suara menjauhi paru-paru' heuristis (heuristic)
ban dan bunyi yang dilafalkan
bersangkutan dengan prosedur kata yang dipakai untuk menunjuk-
hentian ingresif (ingressiue stop, suction
kan hubungan karib antara Pembi- sangat banyak tetapi tidak beratur-
stoP) analitis yang dimulai dengan per- an; pada tahap kedua anak mulai
kiraan yang cepat dan mengecek- cara dengan yang dibicarakan.
hentian yang terjadi dengan aliran Dalam Bahasa Indonesia diung- meriguasai kontras-kontras dalam
udara bergerak ke dalam saluran nya lagi sebelum memberi ke-
bahasa dengan menghilangkan
pastian. kapkan dengan memakai kata si,'
suara mengarah ke paru-paru. mis. si kecil, si Dullah, dsb. banyak bunyi yang ada pada tahap
hentian kompleks (comPlex stoP) hiatus (hiatus)
semula; pada tahap kedua ini anak
peralihan di antara dua monoftong hlponim (fuPonym)
hentian dengan penutupan Pada Iih. hiponimi mulai menyadari bahwa bunyi-
lebih dari satu titik, a.l. pada bibir yang berdampingan yang memben-
hlponimi (h1Ponyn1) bunyi tertentu mempunyai
dan glotis; mis. pada bunyi [P] tuk dua suku yang berurutan tanpa nilai tertentu.
jeda atau konsonan antara (berlain: hubungan dalam semantik antara
dalam kata Prancis lain'rotl'. makna spesifik dan makna generik, hipotesis leksikalis (leilcalist hlpot-
hentian tak bersuara (uoiceless stop) an dengan diftong yang bersang-
atau antara anggota taksonomi dan hcsis)
hentian yang terjadi dengan selaput kutan dengan perubahan kualitas lih. leksikalis
nama taksonomi; mis. anlata kucing,
suara tak bergetar; mis. [p, t, kJ. vokal dalam suku kata). hipotesis pengurutan budaya (aitu-
anjing dan kamDizg di satu pihak dan
hentian tunggal (sinple stoPl hibrida (fubrid word) ral seyiation h2pothesis)
hewan di pihak lain. Kucing, anjing
bunyi hentian dengan penutupan kata kompleks yang bagian- dan kambing disebut hiponim dari linguistik historis komparatif. anggap-
pada satu titik; mis. pada bibir saja bagiannya berasal dari
bahasa-
hcwan; hewan disebut superordi- an bahwa perkembangan manusia
dalam [p]. bahasa berbeda; mis. prasejarah, pra- berlangsung dari yang sederhana ke
nat dari kucing, anjing d,an kambing:
Herder, Johann Gottfried von berasal dari bahasa Sansekerta, kucing, anjing dan kambing disebut yang rumit salah satu metode
(1744-1803) budayawan Jerman. sejarah berasal dari Bahasa Arab.
ko-hiponim. historis. -
Dalam karyanya Uber den Ursprung hidronimi (hydronyry)
hlpokorisme ( hyPocoris.m) hipotesis Sapir Whorf
der Sprache ia menyerang pendapat cabang onomastika yang menyeli-
diki nama sungai dan danau.
penggunaan nama tlmangan; mls. -+ relativitas -bahasa
zamar, itu bahwa bahasa itu hadiah pemakaian nama Wawan unluk hipotesie transformasionalis ( trans -
Tuhan; menurut dia, bahasa itu hidup Irauan. formationlist hy pothuis )
timbul.karena dorongan dalam diri dikatakan tentang konsonan atau lih. transformasionalis
hlpotaksis ( hlpotaxis)
manusla. hurufkonsonan yang diikuti vokal. l. hubungan gramatikal antara hipotesis zaman-wilayah (age-area
heterofemi (heteropheny) hrje klausa utama dan klausa terikat hypathuis)
penggunaan kata secara salah dan Ar. abjad Arab (berlawanan dengan parataksis); anggapan bahwa pusat budaya
secara tak sadar dalam wicara atau hilangnya bunyi (/ors of sound) 2. penggabungan kalimat dengan adalah tempat lahirnya unsur-
tulisan. fonologi. (secara sinkronis) penghi- kalimat, klausa dengan klausa, frase unsur yang unggul dan dari situlah
heterograf (fr e te ro gr a p h ) langan salah satu fonem; mis. dengan frase, atau kata dengan unsur-unsur itu menyebar; jadi
satu dari dua kata atau lebih yang dalarn kata silahkan dan silakan, kata, dengan menggunakan kata unsur yang unggul itu dianggap
maknanya sama tetapi ejaatnya fonem lhl boleh dipakai, bolehjuga
penghubung; mis. Gajinya kurang, unsur yang lebih tua daripada yang
berbeda; mis. suara dan swara. tidak.
oleh sebab itu' ia mogok (dalam Iain.
heterografi ( keterograph2) hiperbole (hiperbole)
parataksis: Gajirya kurang, ia mogok) . hiracana
sistem ejaan yang menggambarkan hal melebih-lebihkan sesuatu; mis. kiorp.aksara silabis yang dipakai
hlpotaktis (hlpotactic
) J1P"ls,
kata-kata yang bermaf;na danfatau dalam kalimat Sa2a mengucapkan
berupa, bersifat atau bersangkutan iti Ieoans vans lebih sederhana
lafal sama dengan huruf yang beribu-ribu terima kasih. aarlpiaa
daripada
"la".ji,"dan yang dipa'kai
dipakai
dengan hipotaksis
berlainan; mis. lng, fare, fair ; inquir2, hiperklas (hlperclass)
hlpotesis asbsiasi budaya (cultural untuk menuliskan kata-kata asli.
enquirl. perangkat kata yang kelasnya ber- association h2pothuis) hierarki (hicrarch2, rank scale)
heteroklltus (heteroclite) lainan tetapi secara sintaktis mem- linguistik historis komparatif. anggap' pengaturan iecara berurutan
I. nomina yang mempunyai lebih punyai peri laku yang sama; mis.
homografi hubQngan sintagmatic 59
58 hierarki fonologis - homograf -
kata lain; mis. tahu ?makanan' suku tertutuP dihubungkan dengan
unsur-unsur bahasa mulai dari pelepasan suatu bunYi oklusif. i tegang, seperti dalam kata pingsan,
Hielmslev' Louis densan tahu'Paham'; teras'inti
vans terkecil (terendah) samPai kayi' dtn terai'bagian rumah'. dan i kendur, seperti dalam kata
yuni t.tb.t"t (tertinggi). Subsistem itsgg-tg0S) sarjana linguistik homografi (homograPhl) samping.
iondlogi, gramatika dan Ieksikon 6urg.u Dansk Yang meneruskan hubuhgin. " dan" ( "and" relationship)
aiarin dari F. de Saussure. Linguis-, hublngan antara kata-kata Yang
masin[-mising mempunyai hierar- bcrbedi maknanYa tetaPi sama eramAfika strat|{*asi. hubungan yang
ki. Dahm subsistem fonologi satuan tik
imanen,
-bibas dari ilmu
dianggap sebagai Yang
ilmu lain tulisannya; mis' tahu 'makanan' dan ida bitu suatu unsur dihubungkan
sepe rti ciri Pembeda, fonem, suku dengan dua unsur atau lebih yang
metodologis dan
dengan peralatan metoqoluE,rs uarr lahu'paiam' teras 'inti kaYu' dan
kita, kata-dan pada meruPakan dengan-
tuas 'bagian rumah' lain secara bersama; mis, leksem
satu hierarki. terriinologis sendiri. Analisis aza,t dihubungkan ke atas dengan
bahasa dimulai dengan wacana, lromogram (homogram)
hierarki fonologis (phonalogical hier-
calaE satu dari dua homograf atau
'manusia', 'muda', '.turunan' dsb
rarch2) kemudian ujaran dianalisis atas
pada stratum sememik, dan ke
'hubungan antara satuan-satuan konstituen-konstituen )ang fiiemt; lebih yang mempunyai asal-usul
berlainant-mis . tahu'nama makan- bawah dengan lal. lnl, /al, l?l pada
fonolo{is, yang satu meruPakan punyai hubungan Paradigmatis, stratum fonemik.
dalam rangka forma (= hubungan an' dari Bahasa Sinika
(berasal
bagian" dari yang lebih besar; mis' loufu), tahu 'paham' (kata asli hubungan gramatikal (gramatical re-
fon"em saling bergabung menjadi sramatikai- intern), substansi (= lation)
- fategori ekstern dari obYek mate- Indonesia).
suku kata. dst. Masing-masing istilah umum untuk subYek, Predi-
satuan disibut tataran fonologis' rial)lungkapan (= medium verbal homonim (homorym)
kat, obyek langsung dan obYek tak
hierarki gramatikal (gramnatical hie- atau'sr;fisi dan isi (= makna)' 'laii. ber-homonimi dengan
kata yang
Ada homograf dan langsung.
Prosei[ur yang bersifat analitis dan kata
rarch2) hubungan logis (logical relation)
hubungan antara satuan-satuan semi aljabai ini menghasilkan homofon
hubungan antara dua peristiwa
satuan d"asar yang disebuiglosem' homonimi (homon1nl)
gramat]ikal, yang satu meruPakan hubunqan antara kata yang ditulis yang ditemukan dengan sebab,
Easian dari vang lebih besar; mis' Holle, Karel Frederik bukan dengan observasi langsung;
( 1829- I 896) administratur dan/atiu dilafalkan dengan cara
mo"rfem ya;g ialing bergabung Per-
yang sama dengan kata lain, tetaPi mis. kondisi sebab akibat.
untuk membentuk kata, Yang saling iebunan teh yang banYak menulis hubungan maksud (sense relation)
tentang Bahasa Sunda. [a terkenal
yane tidak memPunYai hubungan
I
bergabung lagi menjadi frase dst' inakina. Ada homograli dan homo' hubungan semantis antara unsur-
Maiing-dasing satuan disebut karena-menyu sun B lanco Woordenlij s t unsur Ieksikal baik secara sendiri'
uitgegeaen op last der Regeering aan foni; mis. antara Eeraniang 'sebuah
l,. tataran cramatikal. alat' dan ke ranjang 'menuju temPat sendiri maupun secara kelomPok.
i hierarki [etercapaian (anusibilit2 Ne-dirlands Indie ten behoeue aan
hubungan paradigmatis (paradigma
hi.erarchv)
taaluorsehers in den Ned. Indie Archipel tic relationshiP)
(1894), yakni sebuah angket li- homorgan
Keenan-'dan Comrie. teori
bahwa
lih. bunyi homorgan hubungan antara suatu unsur
yung tureut luas diPakai di
relativisasi nomina dalam bahasa- "eririik honorifik (honoifie) dalam tingkat tertentu dengan
bahasa dunia dalam fungsifungsi nEseri ini sebelum Kemerdekaan unsur lain yang dapat diPertukar-
da'iam menginventarisasikan bentuk yang diPergunakan untuk
berikut berurutan secara hierarkis: mensungkaPkan kehormatan atau kan; mis. dalam kalimat Mereka
subvek ) obYek langsung ) obYek bahasa-bahasa'di Indoneia. Karya- bertengkar terus, antara mereka dengan
pengiot"*utun dalam beberaPa
tak'langsung ) obYek PrePosisi ) nva vang terkenal .iuga ialah Tabel
bahisa dipakai untuk menYaPa unsui di luar kalimat itu, misalnYa
posesif! kdmparatif. ArtinYa bila ain 6ud-lrn Nieuw Indisclu Alphnbctlen, kedua orangitu, tdrdapat hubungan
orans tertentu.
luatu nomina'dalam salah satu biidrapc tot de PalaeograPhic aan
(analogous relation' paradigmatis karena dapat diPcr-
N ederlandsch Innie (1882). hubunlan analogi
funssi tersebut dapat direlativisasi- ship) iukarkan, tetapi antara mereka darr
kanl maka nomina dalam fungsi di holofrasis (holoPhrase)
ia tidak terdapat hubungan sema-
kata dengan makna Yang mewakili tersubstitusikannya satu konstituen
ututtyu dapat juga direlativisasi-
'misalnya dengan konstituen lain dalam kons- cam itu. Hubungan ini disebut
kan: bila dalam suatu makna se=luruh kalimat; mis. dalam hubungan in absentia.
Bahasa Indonesia kata Hujan! Yang
truksi penyematan; mls. antara)ang
bahasa obyek tak langsung daPat cantik dengan pacar sa2a dalam Cadis hubungan ruarlg (spatial relatign)
direlativisasikan, maka obyek lang- berarti'sekarang hujan' hubungan jara[, urutan relatif, atau
homofoh lang cantik i.tulah Pacar sa2a.
sung dan subYekjuga daPat direla- - fiomoPhone)
hubungan asosiatif (rapports associa' posisi intara obyek, bagian-_bagian
tivisasikan. t utu vu"i berhomofoni dengari kata tiae) obyek, dan antara obyek dan
historiografi linguistik (lingui'stic lain;'mis-. bank d'etgan bang, tnwa pembicara/penonton, biasanYa di-
dengan massa. F. de Saussure -+ hubungan Para'
historiosrabhv) diematis nyatakan dengan preposisi.
basiar;diriieiarah linguistik yang homofoni (honoPhony)
hubungan sintagmatis (qntagmatic
hubungan anfara kata-kata Yang hubrinean " atav" ( "0r" relationshi p)
me"mpelajari kirya-karya linguistik gramitika s tratifi,tasi. hu!!rngan yang relationshiP)
vans' mEmbahas Pewarisan dan berbeda maknanYa tetaPt :uT1 hubungan linier Pada tataran ter'
Iafalnval mis. antara ,ang 'penJePlt' ldu bitu suatu unsur dihubungkan
ialiig pengaruh id'e-ide mengenai dengan salah satu dari dua unsur tentu di antara unsur-unsur bahasa;
bahasa. dan tink 'kendaraan berat; tangki'' mis. dalam kalimat Mereka bertengkar
homograf (homograPh) lain-atau lebih Yang ada sebagai
triruo fimblosion) --t iti alternatif; mis. fonem lil dalam terus antaramereka dan bertengkar dan
geiak udara'ke dalam setelah yut g b.i-hb*ografi dengan
hrkuo hulum Grimm hukun implikasi
- humanisrne 6l
60 -
teras terdapat hubungan sintagma- yang menjelaskan rangkaian -kese- Indonesia-Eropa Purba ke Bahasa dalam Bahasa Austronesia Purba
tis. Hubungan ini disebut hubung- padanan antara unsur-unsur dalam Germanika Purba dan ke Bahasa dipertahankan dalam Bahasa Jawa
at in praesentia, bahasa yang berbeda-beda. Jerman Tinggi Kuna sbb: Kuna, Tombulu, Sawu dll., men-
hu,lrlo;m (law) hukum dalam linguistik (law in Indo-Erooa TMA jadi lol dalam Bahasa Bisaya, Toba
lih. hukum dalam linguistik linpuistics) Germanifa ATM Batak, Baree, menjadi lal dalam
hukum Brandes kedua generalisasi - berdasarkan Penga- Kuna M A T
Jerman Tinggi Bahasa Makasar dan Bugis, men-
rumus kesepadanan beberaPa matan empiris atas Proses-Proses T = tenuis = hambat tak bersuara, jadi lel dalamBahasa Ngaju Dayak,
fonem dalam beberaPa Bahasa teratur, dan dinYatakan dalam A = aspirate = spiran tak bersuara, Iloko dll., dan menjadi lil dalam
Austronesia; jika dalam Bahasa bentuk Pernyataan Yang ringkas; M = media = hambat tak bersuara, Bahasa Tagalog; dalam beberapa
.f awa, Malagasi, dll. terdapat fonem biasanya diberi .nama menurut contoh: bahasa berlaku ketentuan perubah-
1rl antarvokal, maka dalam kata penemunya; mls. hukum
p.nemunya; n Grimmt Yunani phrator deka ghyf6tEr an itu hanya dalam suku akhir saja,
vans sepadan dalam Bahasa hukum Zipf,-mis.
dsb. Gotik Jeiman Tinggi Kuna bro0ar dan dalam Bahasa Melavu rneniadi
M.tiv, cian Bali terdapat fonem hukum Darinesteter (Dannestetu's taihun {auhtor brquder 4ehan lal, dalam Bahasa Aceh menjadi
ldl,dindalam Bahasa Tagalog dan law) lohter lal. Contoh: Melayu atap, J aw a ate P,
Bisava terdapat fonem lll, dan p.tq.tetun fonem Yang terjadi hukum implikasi (implicational law) Tombulu atep, Makasar afa, Bugis
dalam Bahasi Batak sering terda- iallm peralihan dari Bahasa Latin ata, Tagalog atip. Bisaya ato,p.
bila ada sebuah unsur, maka unsur
oat fonem /pl. Contoh: Bahasa ke Bahasa Prancis Yang memPer' lain yang sejenis juga ada; rnir. hukun R-I)-L -+ hukum Brandes
ialola bari, Milagasi fari, Tagalog lihatkan bahwa suku kata Yang ada kedua
dalam fonologi bila ada bunyi [d],
"ialai. fvladura paii,Bili, padi, Batak teoat di dePan suku kata bertekan- hukum R-G-H -r hukum Brandes
' maka tentu ada juga bunyi p/,
baee.' G agasanlentang kesepadanan uri hilung k'ecuali bila mengandung karena [dJ lebih bertanda daripada
pertama
i"Ib..aslal dari H.N'v.d. Tuuk dan vokal a.
[tl .
hukun Verner (Vemer's law)
kemudian diperhalus oleh J'L.A. hukum distribusi sinonim (law of pola perubahan bunyi yang ditemu-
Brandes (1.884) distribution)
hukum Laehmann (Lachmann's
kan oleh Karl Verner (1877) yang
law) menjelaskan kekecualian atas
huhum Brandes Pertama semantik, BreaL kata-kata yang bersi- Z. pemanjangan vokal pada bentuk
rumus kesepaiianan beberaPa nonimi akan dibeda-bedakan paitisip pasif lampau pada verba hukum Grimm, dan yang menjadi
fonem dalani beberaPa bahasa dengan pelbagai cara dan kemudi- yang mempunyai bentuk perfektum
dasar paham Junggrammatiker
Austronesia: jika dalam Bahasa an iidak dapat dipertukarkan. yang bervokal panjang; mis. lego
bahwa hukum bunyi tidak ada
Malaeasi, Batak, MelaYu, Madura, hukum D-M kekecualian: bunyi p,l,,t akaq beru-
'membaca' lige (perfektum)
pasif lampau). -
Maka"sar, Bugis dan Sunda terda- Alisiahbana' kaidah tentang urutan - bah menjadi spiran tak bersuara
lictus (partisip
Dat fonem lr7, maka dalam kata ,rrr'u.-urrut dalam konstruksi bila tekananjatr;h pada sukuakar;
ians sepadan dalam Bahasa For- Bahasa lndonesia: baik dalam kata, hukum pemancaran sinonim (/aio o/ mis Skr.bkratar rienjadi Gotik
.I-leutog radiation af rynoryrns)
i"orZ, dan Bisaya terdapat majemuk maupun dalam. kalimat brotar; bunyi tersebut akan beru.-
fonem lg7, dilam Bahasa DaYak segala sesuatu yang menerangkan unantik, Braal. bila sebuah kata bah menjadi hentian bersuara, hila
dan Toribulu terdapat fonem lh/ , selalu terletak di belakang yang bergeser mSknanya, maka makna tekanan jatuh pada suku lain, mis.
dan dalarn Bahasa Jawa Kuna, sinonimnya juga akan bergeser Skr. pita menjadi Gotikf*dar.
diterangkan; mis. dalam ramah bqlt!
Iawa Baru dan Bali TerdaPat l0l daro Al{ nakan, kata rumah dan Ali secara sejqiar.
-atau fonem itu hilang' Contoh: hukum pemusatan sinonim (law oJ hukum Zipf (Zipfs law)
adalah yang D (iterangkan) d an batu l' pernyataan urnum tentang distri-
Batak
Melavu urat. Malas3si ozatra, slnonltmic attradion)
dan makan idalah yang M (enerang' busi dan frekuensi kata-kata yang
urat,'Madtra orai, Makasar ura', scmantik. Breal. hal-hal yang sangat
kan). Kekecualian berlaku hanYa dipakai pembicara atau pengarang,
Bugis ura', Swda urat, Formosa pada kata bantu, adverbia, numera- rnenonjol dalarn minat dan kegiatan
uga7, Tagalog ogat, BisaYa suatu masyarakat akan menimbul- dan dirumuskan sebagai F x R = C
-ogat, iia dan preposisi. (F = R = rank,
Tombulu ohat, DaYak uhat, Jawa kan banyak sinonim; mis. dalam Frequenc2, posisi
hukum Grassman (Grwsmann's law) buku wiracarita Beowulf terdapat dalam daftar frekuensi, C =
Kuna wwad, Jawa Baru wot' Bali Cons-
linsuistik hisnris komparatiJ perubah- 37 kata. untuk 'pahlawan' dan tant), y ang afiinya: ada nisbah tetap
uwat. Gagasai tentang kesepaclan-
an ini belasal dari H.N.v.d' Tuuk an bunyi berupa disimilasi antara' gekitar 12 kata untuk'perang'. antara berapa kali sebuah kata
dan diperhalus olehJ.L.A. Brandes dua bunyi aspirat: yang pertama hukum penyingkatan (law of abbre- dipakai dan posisinya dalam daftar
( 1884). meniadi fonem hambat tak bersua- oiation) frekuensi.
hu'kum bunyi ( sound law, phonetit law) .u 8ut fonem hambat bersuara Zipf. kenyataan bahwa kata-kata humanisme (hamanism)
pernvataan di dalam linguistik aufr* Lufrutu Sanskerta. Dirumus"l yang sering dipakai adalah kata- pendekatan pada bahasa yang
hirtoii. komparatif yang menjelas- kan pertama oleh H'G. Grassmann kata yang paling pendek. menekankan nilai-nilai rohani
kan perubahan-Perubahan teratur (r80e-1877). hukum pepet dalam kernampuan manusia untuk
dalam sistem bunYi suatu bahasa hukum Grimm (Grimm\ law) rumus kesepadanan fonem e-pepet berkomuniksai, sebagai reaksi ter-
dari satu masa ke rnasa lain dalam linguistik historis komparatif. kaidah dengan fonem Iain dalam beberapa hadap usaha untuk mernbuat for-
perkembangan sejarahnYa, atau peiubahan konsonan dari Bahasa bahasa Austronesia: fionem e-pepet malisrne yang ekstrem dan terha-
idiom idionatologi, indeks aglutinasi 63
Humboldt. \tilhelm von - -
dao anggapan bahwa bahasa telah sia (lih. juga hiPotesis SaPir - hitam;2. (dianjurkan untuk tidak imperfektum ( imperfect)
WhoCI. dipakai) bahasa dan dialek yang bentuk kala yang dihubungkan
rni"yirfrfiuirg menjadi lebih buruk' khas menandai suatu bangsa, suku, . dengan perbuatan sedang berlang-
S-5 i"o yu"[ *ernpuSyai Pandang-
Humboldtisme
" ,.rn'ucui, ini ialah a'l' L' lih. relativitas bahasa sung atau kebiasaan dalam waktu
^n hurif. firttrr, scribt, al7habet) ldiomatologi (idiomatolog) lampau; dipertentangkan dengan
Hielmslev. -1.-tunat sistem dan penyelidikan mengenai kala perfektum yang dihubungkan
frufitoHt, Wilhelm von vi"g a'ipatcii dalam aksara
--Itiol-tgss) sarjana bahasa dan untuk mlng[ambarkan bunYi ma- kecender.ungan-kecenderungan dengan perbuatan tunggal selesai;
nusia. Kesepadanan antara nurul khusus dalam suatu bahasa, seperti mis. Ing. she was reading all da1
hi.t r t..tt lr. KaryanYa, Uber die frekuensi homonim, struktur kosa- yestuda2 (yang berbeda d,ari she has
Kawisiradu auJder Insel Jaua (1836),
ar" Uu"vi sering arbitrer; 2' sistem-
huruf; a[sura; mris. hurufArab, huruJ kata dsb. read the book).
merupakan PeloPor dalam studt lkonis (iconic) implikasi pragmatis ( pragmatic impli-
'Bahaia Taw'a Kuna' Pengantar Ciza dsb.
hunrf qamarivah berkaitan dengan gambaran; lang- cation)
Uu[u itu berjudul, Uber die sung menimbulkan pertalian
"rau prac h- ,{r. huruf Arab Yang tidak melebur- apa yang secara logis merupakan
i/crschic denheit de s mtnschlichcn S dengan sesuatu yang digambarkan.
kan huruf I dari artikel' kesimpulan dari suatu ujaran serta
baacs uni ihren EinJluss auf d'ie ge.istige lktas (ictus) latar belakang apa yang diketahui
du hunrf svamsiah
Entwicklung MensclungeschLechts' - 7i. t it"f Arab Yang meleburkalr bagian dari pada yang bertekanan. bersari'ra oleh pembicara dan pen-
merupaka-n karya Yang berPenga-
ruh dalam linguistik, khususnYa hurufI dari artii<el,-Yakni huruf- llmu pengetahuan bahasa (language dengar dalam konteks tertentu.
tentang Pengaruh struktur bahasa
huruf .2 rc) r) 15t2t ),<t tciences) implisit (inplicit)
(jtcJt;o,b ilmu mengenai bahasa dan segala bersangkutan dengan informasi
atas pirlembangan mental manu- jenis komunikasi; tidak
'biJ'\ terbatas yang ada dalam sebirah amanat,
pada bahasa manusia, melainkan dan yang benar-benar dimaksud-
jugu "bahasa" hewan dan kan pembicara dan dimengerti oleh
"bahasa" buatan. Konsep ini lebih pendengar, tanpa diwakili oleh
luas daripada linguistili. bentuk dalam wacana itu; mis.
llmu politik bahasa (iwtitutional 1e!r?.h agens implisit dalam setiap
linguis tics, gloto po litics) kejadian.
penerapan ilmu linguistik dalam implosi --+ hirup
I menciptakan atau menegakkan
bahasa nasional dalam suatu negeri
yang secara politis dan sosial-
implosif (imploslae)
hentian yang terjadi dengan aliran
udara diisap oleh glotis
budaya beraueka ragam. Masalah indeks (index)
gtandardisasi dan penentuan tata
linguistik historis komparatiJ Green-
ibarat (sinik) aksara merupakan masalah ilmu berg. perbandingan antara unsur-
oerbandingan antara orang atau politik bahasa. unsur tertentu dalam bahasa yang
tenda deiean hal-hal Yang latn lmanensi (immanence) dapat dipakai untilk mengukur
dengan mempergunak ankata s e per tt prinsip pemerian bahasa sebagai ciri-ciri tertentu, dan yang kemudi-
JtUi*i.' sepirti anjing dengan kucing' ristem yang otonom, lepas dari an dapat dipakai untuk memban-
lih. juga kiasan. faktor-faktor ekstern, seperti filsa- dingkan dan mengklasifikasikan
rang manusia fat, .sosiologi, dsb. bahasa.
--iutuo (idealisation) penyelidik
idealisasi idiom ftdion) lmbuhan --+ afiks
dapat-tidaknya l. (a) Konstruksi dari unsur-unsur indeks aglutinasi (indtx of agglutina-
lmperatif (imperatiae)
bahasa mengabaikan beberaPa yu;C_ saling memili! bentuk kalimat atau verba untuk
tion)
asoek variabilitas (keanekaragam- ^rys^t1t5;
masing anggota me,mPunyar linguistik historis komparatif. perban-
mengungkapkan perintah atau ke- dingan antara konstruksi aglutinatif
.t ) dulu* data kasar agar daPat yurrg idu-[unya tarena. b harusan atau larangan melaksana- (A) dengan jumlah sendi morf (S)
diperoleh analisis Yang seumum iu"E tui", (b) konstruksi Y kan perbuatan. Konsep gramatikal dalam tipologi kuantitatif atau A/S.
dengan
mungkin. -"li'rrrtyu tidak sama anggota ini harus dibedakan dari perintah Konstruksi aglutinatif adalah kons-
ideofon (ideoPhow) bunsan makna ysng merupakan konsep,iemantis. truksi yang te{adi dari morfem-
,nnn&rrru; Contoh: kambing hita;
ungkapan Yang sering tidak lazirh lnperatif persona ketiga ( third person nrorfem; sendi morf terdapat pada
at;u ddak teratur dalam tonologt auiin tutitnut Dalam Peristiwa k' setiap penggabungan morl jadi
bakaran itu HANSIP menjadi ka lmperatiac)
f-it. a.ngun memakai lambang hitam. badahal mereka tidak panatika tradisiorul, bentuk yang jumlahnya selalu kurapg 1 . dari
iru"Vi) aun" t onstruksi sintaktisnya' mempergunakan modus subj ungtif; jumlah
jumlah semua morfyang
morfyang bergabirng
apa-aPa. Di sini makna kamb,ing
vans terutama mengungkapkan rir.uti keseluruhan tidak mis. Pr. Dieu aous beniss 'semoga itu; mis. dalamkata pemuda A = l,
l,S
[o"8tuti Yang sPesifik, b'asanYa dengan kambing mauPun
'l'uhan memberkati anda'. = I jadi A/S = l:l : l.
;;ilp" kita fanf sangat khas'
infleksi atematis infleksible interahi kaidah 65
64 indeks derivasi - -
(deriuational index) . morfem dalam satu ka-ta, jadi indeks lnfleksible
(inflexible, intuclinable) ingresif (ingrcssiae)
indeks derivasi
---liipuistik bunyi yang dihasilkan dengan
historis komparatl jumlah sintesisnya 2:l = 2. hanya mempunyai satu bentuk dan
indeks struktat (structure index, structu' tidak dapat memperoleh infleksi aliran udara bergerak ke dalam
mSrfem derivatif Per kata, atau. untuk menunjukkan kasus, jenis. saluran suara. Contoh: bunyi
DlK, dulu* tiPolbgi kuantitatif; ral index)
7G. penanda beruPa nomor untuk jumlah dsb. ceklik.
-er d'alam- singar adalah
-derivati[.
^i..'ltg. konstituen-konstituen yang beru- lnfleksi tematis (thematic inJlexion) inisiator (initiator)
morfem bagian dari rongga suara yang
(grass i4flectional rutan secara linier dalam deskripsi infleksi yang muncul antara akar
indeks infleksi kasar kata dan menjadi sufiks inflektif dapat bergerak yang mengubah
'iieo*ti*
index) struktur dan Perubahan struktur;
historis komparatiJ' .i'*lg,h setiap konstituen memPunYai satu lain; mis. Pr. -er- dan -ir- dalam ukuran rongga sehingga menyebab-
-
inflektif per kata,-atau I/K, indeirs struktur secara.berurutan' bentirk fiitw je donnerai'saya akan kan udarabergerak. Contoh: paru-
;;;[.; memberi' d,an je finirai 'saya akan paru, laring, velum dan bibir.
tioolosi kuantitatif.
dalam tipolosi indeks- sufiks (saffrial index)
linsuistik historis komparatf perban- mengakhiri'. inkorporasi (incorporation, incapsula-
indeks infieksimurni ( purc inflectio-
lnforman (informant) tion)
nal index) diiean antara sufiks dengan kata,
para"l utril S/K, dalam tiPologi kuantita' orang yang memberikan keterang- pemaduan morfem-morfem dasar
linguistik Ptlfl.;
his toris. kom
tift mis dalam kata Bl. tinggalkan an tentang data bahasa menjadi kata tunggal.
;fig;" jumlah -btfem inflektif
yrrft tida.r
vans berlungst persesuaia-n
tidak herfungsi Persesualan S/K=l:l=1. lnformasi (infmmatian) Innerform
indikatif (indicatiae) keseluruhan makna yang menun- Jerman. struktur gramatikal dan
il.niut seluruh nekius dalam tipo- jang amanat, terutama nampak semantis bahasa (dibedakan dari
logi-kuantitatif. lih. modus indikatif
induk (head) dalam bagian-bagian amanat ter- sistem bunyi). Konsep ini sepadan
indeks isolasi (isolation index)
dengan struktur batin.
konstituen terpenting dalam konst- sebut.
li:nguistik histotis komparalrl perban- lnformatif ( informatiue ) inovasi
ruksi modifikasi dan berkemamPu- (innouation)
diilean antara urutan dengan selu- mengandung makna yang sede- perubahan bunyi, bentuk atau
an untuk memPunYai lungsi sintak-
ruti neksus, atau U/N' dala:n tis vang sama dengan seluruh mikian rupa sehingga pendengar makna yang mengakibatkan tercip-
tipoloei kuantitatif. TiadanYa konsiitu6n terpenting dalam kon- menangkap amar,at yang hendak tanya kata baru.
m'orferi in{lektif dalam kata diang- disampaikan; berhubungan dengan insao, (human)
struksi modifikasi dan berkemampu-
gap sebagai - tanda .diPakainYa cebat adalah induk. makna referensial. ciri makna 'marusia' pada makna
urutan untuk mengnuDungKan
indirk kalimat -+ klausa utama lngatan j*gk panjang (lqng term sebuah kata; mis. ayah [+ iwan] .
kata-kada dalam kalimat' inskripsi
i"ilG i6;poaisi (conposilional intux) infiks (infix) memorl) (inscription)
-.
uiiiitut iittori, ko*io'otrl jumlah a{iks yang diseliPkan di dalam psikolinguistik. bagian dari sistern kalimat minor bukan klausa berisi
ingatan yang menyirnpan hal-hal persembahan atau penghormatan
ak"ar perkata,- atau A/K, dalam
dasar.
infinitif(infinitiae) yang sedikit banyak permanen. pada aw-al sebuah karya (buku
mis. lng'
kuaniitatif; mrs'
tipologi kuantitatlli Ing. ouer-
akar, jadi bentuk veiba yang sarna sekali tidak lngatan j.ogka pendek (short term dsb.), mis. kalimat Untuk para
d, ;riadi dari dua akai,
,rli-1?ti"Ji .;aclt
- 2:1,= 2' ada tanda {lekiinYa; mis' Ing' memorT) pengikrar Sumpah Pemuda 1928 dalam
komposisinya 4/f
(ra*us index) dalam 1 rnust So kata go adalah psikolinguistik. bagian dari sistem buku Fungsi Bahasa dan Sikap Bahaa
indelsi ueksus in{initif. ingatan dengan kemampuan terba- terbitan Nusa Indah.
komfiaratif' patarne'
linsuisti.k historis komparatif'
linsuistik par ame-
yang
kuantitatii. yang
tipoloqi kuantitatif
drlrm tipologi
r..' dalam infleksi (inflection tas yang menyimpan informasi integrasi (integration)
ter-
inde[s tsolasl,
*"r,"^kuo indeks isolasi, lnqexs
indeks l. oerubihan bentuk kata Yang untuk waktu singkat dengan bantu- bilingualisme. penggunaan secara
mencakup
murni dan indeks
isolasi murni Perse-
meriuniukkan Pelbagai hubungan an latihan. sistematis unsur bahasa lain seolah-
n.amuiikul; menca[uP deklinasi ingatan keqa (working memorl)
olah merupakan bagian dari suatu
sualan. psikolinguistik. bagian dari ingatan
i"ali. pet."suaian (concordial index) iomina. pronomina, dan ajektiva, bahasa tanpa disadari oleh pema-
-- dan koniugasi verba;2' unsur Yang yang menyimpan isi harafiah suatu kainya. Peminjaman adalah
tlnsuiiik historis komparafif perban-
ditambih[an Pada sebuah kata ujaran dan tafsiran atas ujaran itu.
diisan iumlah morfem inflektif' untuk menuniukkan suatu hubung- ingatan waktu (episodic mtmory|
proses integrasi.
p.ti".uulut (mis. L -um) dengan dalam dari ingatan intensi (intension)
leluruh neksus. an eramatikil;' mis. s- bols psikolinguistik. bagian
makna suatu ungkapan, dibedakan
menlnjukkan infleksi PIqt4,. { jangka panjang yang menyimpan
indeks prefiks (Prefixial indtx) dengan ekstensi.
--
tlnsuiiik kimparatrf perban-
historis' i;i;;' ;*dt menunjukkan infl eksi fakta-fakta sehari-hari yang jelas
interaksi kaidah (interaction of rules)
verba orang ketiga. waktunya.
diigan Prefiks dengan kata, atau ingkar lu. Pengurutan sepa-
Firi aai* tipologi [uantitatif; mis' infleksi ateniatis (athmatic inJlexion) (ntgatiae) fonologi gerurati.f.
Bl. menPerkua, P/K : 2:l : 2' infleksi vans teriadi atas akar kata unsur pengingkaran (tentang sanE
sang kaidah sehingga
sel menarnbah
atau mengurangi jumlah bentuk
ira&t siritesis (index of synthesis) vans berga6unfi langtu"g dengan bentuk gramatikal)
---
Uii,ilttif historis kompatalf perban- ittl innittir; mis. L. amo 'saYa ingkar gatda
penggunaan
(double negatioe)
dua bentuk ingkar
yang diterapkan oleh salah satu dari
kaidahitu. Konsep ini meliputi
antara morflem dengan- kata mencintai' yang terjadi d ari akar am
diiean urutan pengumpanan, urutan
rMTK) dalam tiPologi kuantitattt; dan suliks o ying menYatakan kala dalam frase atau klausa yang sama;
dari dua kini singularis. mis. Ing. I dit not do wthing. pengumpanan baltlq urutan pe-
i"i.. Sl. Pemuda terjidi
isi informasi istilah kekerabatan 61
66 interdental
- inversi -
hl informasi (information contmt) nya di antara suku-suku ber-
lolosan, dan urutan pelolosan kan pertanyaan. tekanan.
balik. interpolasi ( inter po perbandingan antara kemunculan
latio n ) isoleks (isoler)
interdental (interdenlal) kritik naskah. penambahan kata atau ;uatu unsur yang sebenarnYa dan
kemunculannya Yang mungkin isoglos pada peta bahasa Yang
bunyi yang dihasilkan di antara kalimat oleh penyalin dalam suatu
digambalkan melingkari satu kata
kedua baris gigi; mis. Ing [0] dalam naskah karena disengaja atau karena dalam suatu situasi komunikasi
thin dan [5] dalam tiis. keliru. atau'dalam lingkungan linguistis tertentu.
interferensi (interference) interpungsi tertentu; pada umumnYa isi infor- isomorf (isomorph)
masi berbanding terbalik. dengan isoglos pada peta bahasa Yang
l.
bilingualisml. penggunaan unsur lih. tanda baca -kemungkinan ke-
bahasa lain oleh bahasawan yang inti (nucleus) distribusi yakni digambarkan melingkari satu unsur
bilingual secara individual dalam bagian dari konstruksi yang paling munculan, mis. dalam kalimat Kami morfologis tertentu.
s.uatu bahasa; ciri-ciri bahasa lain bebas, dan yang menjadi anggota akan Pergi ke sana .urrs:ur ke sana isomorfis (isomorPhic)
itu masih kentara (berlainan dari suatu kelas; mis. dalam konstruksi mempunyai isi informasi yang lebih berada dalam hubungan Yang
integrasi). Interferensi berbeda- sungailang aim2a deras, sungai adalah tinggi daripada akan, karena me- sepadan; mis. hubungan antara
beda sesuai dengan medium, gaya, inti. rup-akan salah satu kata Yang episode cerita dengan urutan para-
ragam dan konteks yang diperguna- inti kompleks (complex nucleus, complex mungkin muncul di samPing Yang graf dalam wacana tuturan.
kan oleh orang yang bilingual itu. 2. peak) lain Imis. besok, lagi, kemarin dsb-),
sedangkan akan hanYa muncul isomorfisme (isomorPhism)
pengaj aran bahasa. kesalahan bahasa diftong dalam suku kesamaan antara struktur fonologis,
berupa unsur bahasa sendiri yang d,alam amboi. sebagii unsur kedua saja dan tidak
dalam posisi lain. gramatikal, Ieksikal atau semantis
dibawa kedalam bahasa atau dialek inti suku kata (center, slllablc nucleus, antara dua bahasa atau lebih.
lain yang dipelajari. syllabic nucleus)
isoplet (isopleth, isoerg, isograde)
interjeksi ( interj ection) bunyi yang mendukung puncak z{r. nomina (Istilah ini dipakai oleh
bentuk yang tak dapat diberr afiks kenyaringan dalam suku kata. Raja Ali Haii dalam bukunya garis yang digambarkan pada peta
Bustanul Katibin dan Kitab Pengetahu' bahasa yang menandai batas pe-
dan yang tidak mempunyai du- intonasi (intonation)
pola perubahan nada yang dihasil- an Bahasa). makaian ciri bahasa maupun ciri
kungan sintaktis dengan bentuk adat-istiadat, ciri geografis dan
lain, dan yang dipakai untuk kan pembicara pada waktu mengu- igm dhamir
capkan kalimat atau bagian- .dr. pronomina persona ciri-ciri budaya yang menjadi faktor
mengungkapkan perasaan; mis. ai
ism idhafat penyatu bagi dialek atau bahasa
dalam BI. bagiannya.
r{r. nomina yang sebagai regional.
interkonsonantal ( intercons onantal ) intransitif (intransitire)
muncul di antara konsonan- bersangkutan dengan perbuatan atribut isosilabisme (isosflla,bins )
konsonan. (verba) yang tidak mengharuskan icm isyarat ciri
bahasa bertempo suku kata
interlud (interlude) adanya tujuan; mis. verba dalam ,4r. penanda deiksis dengan tiap-tiap suku kata diucap-
gugus konsonan yang muncul di alah datang adalah verba intransitif. ism ma'rifat kan dalam waktu yang lebih kurang
antara vokal-vokal dan yang tidak intrusi (intrusion) .Ar. nomina takrif sama, baik dalam ujaran cepat,
dapat ditentukan termasuk bagian penambahan bunyi di dalam kata ism mausul maupun dalam ujaran lambat.
daii suku kata yang mana; mis, [mb] itau di antara suku kata; mis. bunYi .dr. nomina relatif isoteris (isote/,c)
dalam tumbuh. z pada kataJawa montor; konsep ini isim nakirah hanya dikenal kelomPok atau go-
Internatioiral Phonetic Alphabet m-encakup protesis, epentesis, dan .4r. nomina tidak takrif longan terbatas, dikatakan tentang
(rPA) paragog. ismul alam diaiek atau bahasa Yang diPakai
sistem abjad yang disusun oleh intuisi bahasa (intuition) Ar. nama diri dan dipahami oleh orang-orang
I'Association Phonitique Internationale pengetahuan bahasawan tentang isofon (isoPhone) tertentu sebagai tanda khas bagi
pada I897 atas prakarsa Otto bahasanya yang dipakai sebagai isoglos pada Peta bahasa Yang mereka.
bukti untuk menetaPkan masalah digimbarkan melingkari satu unsur
Jespersen, dengan tujuan supaya fonologis tertentu.
isttlah (tenn)
orang dapat belajar dan merekam keterterimaan. kata atau gabungan kata Yang
lafal pelbagai bahasa secara cermat invariabel (inuariable) isoglos
oglos (isogloss)
dengan cermat mengungkaPkan
dan menghindari ketidak- dikatakan tentang kelas kata Yang garis pada peta ----:-. atau Peta
r'-" bahasa konfep, proses, keadaan atau sifat
konsistenan; didasarkan pada huruf tidak berubah bentuknya aPa Pun dialek-yang menandai batas Pe- yang khas dalam bidang tertentu.
Latin dengan pelbagai tambahan fungsi dan hubungan gramatikal- makaian ciri atau unsur bahasa.
nya; dalam hal ini partikel. isokronisme (isochronism) istilah kekerabatan (kinlship terns'
Int6rnational Phonetic Association ciri bahasa bertemPo tekanan family terms)
"katiatau
Iih. Association Phon6tique In- inversi (inuersion) Yang
frase yang mengungkaP-
perubahan urutan bagian-bagian memiliki suku-suku- bertekanan
ternationale
kalimat; niis. yang terdapat dalam dengan larak yang lebih'kurang kan anggota-anggota dari suatu
jatuh dia dari- tempat tidur, sa*i, de-ngan akibat suku-suku tak kelompok- yang secara biologis
interogatif ( interrogatiae) Yang berhubungan (berkerabat); mis.
bentuk verba atau tipe kalimat yang berbeda dari urutan normal dalam bertekanan meningkat temPonya
sesuai dengan jumlah kemunculan- kata seperti ayah, abang, iPar, mertua,
dipergunakan untuk mengungkap- dia jatuh dari tempat tidur.
jenis bebas kaidah
68 isyarat akustis
-
jenis -
dsb. ditangkap untuk membedakan Jerman membedakan tiga jenis diturunkan dari satu sumber. Pida'
isyarat akustis (acoustic cae) segmen bunyi, contoh: saat awal yaitu maskulin, mis. drr Tisth'meja' tonya itu diarrggap Pernyataan
psikolinguistik. isyarat yang dapat bunyi. feminin, mis. die Hand'tangan' dan eksplisit pertama tentang anggapan
netral, mis. das Miidehen'gadis'. dasar linguistik komparatif,
jenis.bebas
' (epicenc)
jenis yang mempunyai satu bentuk
-ju.dul (titk)
kalimat, berupa kalimat lengkap
untuk menandai jenis jantan dan atau kalimat minor, yang terjadi
betina; mis. pcnjahat, Penai, d,sb. dari frase atau klausa dengan atau
ienis kata --+ kelas kata tanpa pengarang sebagai pelaku,
lesoersen. Otto yang menjadi ciri sebuah karya
" (ieoo-r9+g) sarjana linguistik seperti buku, Iilm, makalah dsb.
bangsa Dansk. Bukunya tentang jumlah
J tata bahasa Inggris dan pengajaran
(number)
kategori gramatikal yang mem-
bahasa sangat berpengaruh. Begitu beda-bedakan jumlah. .Ada bahasa
pula bukunya tentang linguistik yang membedakan singularis,
jamak --+ pluralis an', padahal tidak benar. umlulm Language (1922), The Philo- duilis 'dua', pluralis; ada bahasa
jangkauan (scope)
semantik. apa yang dimodifikasikan
i*hentian
(p"*'1 .
dalam ujaran yang sering
sophy of Grammar (1924), d,at Ana\tic
Syntax (1937); dan dewasa ini
yang membedakan singularis,
dualis, trialis 'tiga' dan. pluralis.
oleh pewatas; mis. kata bekerjayang terjadi di depan unsur yang mem- dihargai tinggi oleh para penganut
Jumlah biasanya ditandakan pada
diingkari oleh tidak d,alam tidak punyai isi informasi yang tinggi aliran TG. Iajuga berusaha menyu- nomina, verba, pronomina atau
bekerja. atau kemungkinan yang rendah. sun sebuah bahasa buatan yang atributif.
jangkauan kaidah (domain of rule) jeda senyap (silent pause) dinamainya Novial.
fonologi geruratiJ satuan tertentu psilcolinguistik. keragu-raguan dalam Jones, Daniel Junggrammatiker (Junggrammatiker,
yang menjadi wilayah terkenanya wicara yang tidak diisi bunyi apa (1881-1967) ahli fonetik bangsa Neo-grammarians)
suatu kaidah fonologis, misalnya pun. Inggris. Karyanya yang terkenal, Jernan. kelompok ahli bahasa
suatu kaidah hanya berlaku dalam jeda terisi (filkd paure) a.l. "The Phoneme" dan Outline of dalam bagian kedua abad ke-19
satu suku kata, yang lain dalam psikolinguistik. keragu-raguan English Phorutics. yang berpendirian bahwa perubah-
kata, dsb. dalani wicara spontan yang diisi Iones. William an bahasa itu bukan tidak beraturan
jangkauan makna (semantic range) sebagian atau seluruhnya oleh
" ]t+a-tlg+) ahli hukum Inggris. dan selalu terjadi dalam kondisi
pelbagai konteks di mana sebuah bunyi atau ungkapan seperti e, apa Dalam pidatonya di depan Asiatick yang dapat dijelaskan; bila ada
kata dapat muncul; mis. kata tinggi ifz, dsb. Socitt2Q Pebruari 1786) iamemper- kekecualian, maka itu selalu dapat
mempunyai jangkauan makna yang jejer lihatkan kesamaan antara Bahasa dijelaskan. Tokoh-tokohnya ialah
luas, antara lain dalam pangkat Latin, Yunani dan Sanskerta, dan a.l. Karl Verner, August Leskien,
,I. pokok Herman Paul, dsb.
tinggi, gunung tinggi, bahasa lang jejering lengkara ia berkesimpulan bahwa ketiganya
tinggi, harga tinggi dsb. Bali. subyek
jantan --r maskulin jenis (gend.er)

Jargon klasihkasi kata yang kadang-


hg. kosakata yang khas yang kadang bersangkutan dengan kela-
dipakai dalam bidang kehidupan min, kadang-kadang tidak. Jenis ini
tertentu, seperti yang dipakai oleh diungkapkan secara gramatikal
montir-montir mobil, tukang kayu, pada bentuk nomina, pronomina,
guru bahasa, dsb. dan yang tidak ajektiva, atau partikel misalnya
dipakai dan sering tidak dipahami dalam bahasa-bahasa Indo-Eropa
. oleh orang dalam bidang lain. atau secara leksikal mis. dalam
Jarf Bahasa Indonesia. Ada bahasa
yang tidak menghubungkan jenis kadensa (cadwe) model dari sistem itu; 2. pernyataan
.Ar. partikel yang menguasai kasus
genitif dalam Bahasa Arab; mis. Di ini dengan jenis kelamin, mis. naik turunnya nada, kelantangan umum tentang suatu keteraturan
atau tekanan pada akhir kalimat atau suatu pola dalam bahasa; 3.
dst. Jerman: niidchm'gadis' yang berje- TG. sarana untuk menguraikan
jarwa nis netral. Pembagian jenis dalam atau di depan jeda dalam Pola
bahasa-bahasa berbeda satu dari- intonasi. atau meramalkan derivasi suatu
../. penjelasan; tafsiran. satuan dari bentuk asal yang
jarwa dosok pada yang lain: Bahasa Prancis haidah (rule)
membedakan dua jenis yaitu mas- l. pernyataan formal yang menghu- dipostulasikan ; 4. gTamatika tradisia-
../. keterangan tentang makna kata nal. alr.llr:an tata bahasa atau lafal
kuna yang hanya dicari-cari; mis. kulin, mis. h liare 'buku', dan bungkan unsur-unsur konkret dari
lingga yang diberi arti 'kebudaya- feminin mis. la table'mej6; Bahasa suatu sistern yang absrak, dengan yang harus diikuti. Bd. hukum
kridah sosiolinguistis kalimat beisu$rn 7t
70 laidah alih kode - kaidah setangkup -
dalam lineuistik. bentuk asal yang dipostulasikan. dikedepankan baik di dePan kala lampau (past tense)
maupun cii belakang vokal dePan. bentuk kala dari verba yang menun-
kaidah aliti kode (rule for code- kaidah kategorial (categoial rulc) jukkan perbuatan terjadi sebelum
suitching) --+ kaidah invarian kddah sosiolinguisti s ( sociolinguistic
ruk) penguJaran.
kaidah pemakaian bahasa Yang kaidah leksikal (lexical rulc)
kaidah yang menjelaskan segi-segi kaidah yang mencocokkan Pilihan kala mendatang (future tense)
mencakup kaidah sosiolinguistis bentrik kala dari verba yang me-
dan kaidrah psikolinguistis. leksii<on yang kreatif atau produktif bahasa dengan kendala-kendala
sosial pada tingkat pribadi pemakai nyatakan perbuatan akan berlang-
yang memungkinkan pembentukan
kaidah Behaghel p€rtama (Bchag-
ieksem "baru" atau pemberian maupun pada tingkat masYarakat sung dalam waktu mendatang; mis.
hel's first law) Pr. je donntrai 'saya akan memberi',
makna baru pada leksem yang bahasa.
lng. I uill go'saya akan pergi'.
prinsip dalam pengelompokan kata sudah ada. Lnidah struktur frase (phrase structure
bahwa apa yang secara mental kaidah mor{ofonemis (mor pho plwru - ruh) kala perfektum (Perfect tense)
berkelompok akan dikelompokkan mi.c rule) 7G. rangkaian instruksi penjabar- kala yang menunjukkan perbuatan
secara sintaktis. Prinsip ini menda- kaidah yang menguraikan variasi an sintalitis untuk membangkitkan teriadi pada waktu lampau dalam
sari pembentukan konstruksi seper- untaian dan menjelaskan struk- hubungan dengan kini.
tiao-tiao anggota suatu morfem.
ti sckeping papan, sebutir telur dsb.; kaidih p6ogo"oip.r,"n sendiri /raly' turnya. kala perfektum mendatang (future
dan bukan *sekcping telur. perfect
feeding ruk) ksida6 transformasi (transformation tense)

kaidah yang penerapannya men- istilah untuk bentuk verba dalam


kaidah Behaghel kedta (Behaghel\ rale)
lng. will haae * past participle dalam
second law) ciptakan lingkungan untuk-. Pe- lih. transformasi.
.,irapan kemudian; mis. nasalisasi ksidah variabel (aariable rule) I will haue read.
prinsip bahwa unsur kalimat Yang kala pluperfekfirm (pluperfect tense,
henjadi pokok pembicaraan cende- sonoia., dalam Bahasan Inggris. sosiolinguistik. kaidah yang di-
rumuskan untuk menjelaskan hu- pasl perfect tense, second perfect tense)
run[ untuk ditempatkan di dePan kaidah penjabaran (rewriting rule, kala yang menunjukkan perbuatan
danlekanannya dilemahkan dalam rewite rule, irctruction formula, expan- bunean antara perubahan bahasa
dan"variasi sosiai: variabel-variabel yang terjadi sebelum masa lamPau;
intoriasi atau dijadikan pronomina, sion rule, rule of Jormation, Phrase,
structure rule, oru'man2 rule, string- fonologis, gramatikal dan leksikal mis. Ing. bentuk verba had * Past
sedangkan apa yang dibicarakan participle dalam /
had gone
tentang pokok itu cenderung untuk replacunent rule, immediate contituent diurai[an secata kuantitatif dalam
rule,.IC rule, PS hubunsannva dengan faktor-faktor kaligrafi (calligraphy)
ditempatkan pada akhir kalimat rule, branching rule,
seni menulis indah.
dan ditoniolkan dalam intonasi. constituent-structure rule, P -rule ) ..p.iii'ti"glut soiial, umur, jenis
7G. kaidah gramatikal yang meng: keiamin. R-umus kaidah ini: kalau x kalimat (sentence)
kaidah berimplikasi (implicational
b, maka ada 1. satuan bahasa yang secara relatif
hw) ganti satu lambang di sebelah kiri dalam konteks a
panah menjadi satu lambang lain sekian persen kemungkinan -1. berdiri sendiri' mempunyai. pola
hubungan antara dua unsur, bila - intonasi final dan secara aktual
dalam satu bahasa ada unsur yang itau lebih di sebelah kanan panah lrakofoni (cacoPhony)
dengan atau tanpa konteks; mis. K kombinasi 6unyi Yang tak enak maupun potensial terdiri dari
satu berarti pula ada unsur kedua; klausa; 2. klausa bebas yang
mis. adanya d berarti ada Pula --+ FN * FV. . didengar.
menjadi bagian kognitif percakap-
fonem J dalam sebuah bahasa: lih. kaidah preskriptif (prutiptiue rulc) kakografi (cacograPhl)
an; satuan Proposlsl yang merupa-
hukum imnlikasi. perryituun tentang aPa Yang seha- L tulisan yang sulit dibaca; 2. ejaan
yang menyimpang dari norma. kan gabungan klausa atau merupa-
kaidah deskriptif (descriptiae rule) rusnya dipakai.
kan satu klausa, yang membentuk
pernyataan formal tentalg aPa kaidah proyeksi (projection rule) lukologi (cacologr)
satuan yang bebas; jawaban mini-
yang sesungguhnYa terjadi atau 7G. perangkat kaidah untuk meng- bahasa yang menyimpang dari mal, seruan, salam, dsb.l 3, kon-
berlaku. hubungkan makna kata-kata men- norma ucapan atau tata bahasa
jadi makna kalimat sesuai dengan struksi gramatikal yang terdiri atas
kaidah invarian (ianriant rule) yang berlaku. satu atau lebih klausa yang ditata
kaidah yang berfungsi untuk men- hubungan-hubungan sintaktisl kakuminal (cacuminal) menurut pola yang tertentu' dan
lelaskan rumusan yang Purnaben- kaidah yang memberikan tafsiran
-> retrofleks dapat berdiri sendiri sebagai satu
tuk; kaidah ini menandai sistem- semantis pada struktur sintaktis. kda (tense) satuan.
sistem tertutup. Kaidah ini di-' kaidah psikolinguistis (pslcho linguis' pembedaan bentuk verba untuk
rumuskan dengan: kalau r, maka7. tic rule) kalimat bebas (free sentence)
menyatakan perbedaan waktu atau struktui sintaktis yang tidak me-
kaidah iteratif (iteratiue rule) kaidah yang mencocokkan pilihar jangka perbuatan atau keadaan,
bahasa dengan kendala psikologis merlukan konteks tambahan untuk
fonologi. kaidah fonologi yang dapat biasanya dibedakan antara kala
diterapkan lebih dari sekali pada yang terdapat dalam batin pembi' dapat dipahami maknahYa; mis.
lampau, kala kini, dan kala nrenda- Su*arno dan Hatta adalah proklamator
bentuk yang sama. cara,
tang.
kaidah-kaidah berurutan (ordered kaidah setangkup (mirror-imagc rulc)- kemerdtkaim RePublik Indonesia.
rules) Jonologi. kaidah fonologi yang lingu
krla kini (present tense)
kalimat berita kalimat deklaratif
perangkat kaidah yang pelaksa- kungannya menentukan'bila dibaca bentuk kala dari verba yang me- -
darf kiri- ke kanari maupun, dari nunjukan perbuatan terjadi Pada kalimat bersusun (complex smterce)
naannya berurutan untuk memPe- kalimat yang terjadi dari sekurang-
roleh derivasi yang betul dari kanan ke kiri; mis. konsonan velar waktu pengujaran.
72 kalimat dasar * kalimat minor katimat minor bukan klausa
- kamus dwibahasa 7'
kurangnya satu klausa bebas dan dan yang ditandai oleh (a) bentuk kalimat minor bukan Hawsa (non- Mary $ii) It was Maryr John gaae the
sekurang-kurangnYa satu klausa yang paling sederhana, di mana clausa struchre) book to.
terikat, biasanya dihubungkan oleh subyek dinyatakan dengarr nomind, bentuk berupa kata tunggal atiiu kalimat terbetah semu (pseudo-cleft
lrejadian dinyatakan dengan aerba, frase yang tidak mengandung predi- scntcrcc)
konjungsi subordinatif.
kalimit dasar (basic sentente) dan abstraksi dinyatakan dengan kat tetapi mempunyai intonasi 7G. Kalimat transformasi yang
pengaiaran bahasa. kalimat y.anC ajektioa, adaerbia, atau uerba tertentu, final, a.l. salam, panggilan, seruan. te{adi dengan menominalisasikan
sederhana. yang dipa- (b) ungkapan yang paling kecil Iralimat perinAh (imperatioe structure) suatu proposisi, berupa kalimat
itruliturnya "+ kalimat imperatif e_kuati$ mis. proposisi dalam Ing.
kai untuk contoh melatih pola-pola keambiguannya dalam segala hu-
yang lebih ruwet. bungan, dan (c) bentuk eksplisit kalimat pernyataan (statement) John loucs Mary yang dijadikan
mencakup semua informasi. Setiap -+ kalimat deHaratif kalimat terbelah semu: (i) Tlu oru
kalimat deklantil (declaratiae suttence) who loaes Mar2 is John; (ii) John is thc
bahasa hanya mempunyai 6-12 talimat persyaratan (conditi.onal sen-
'kalimat yang mengandung intonasi jenis kalimat inti. terce) one who loaes Marl; $ii) The ou who
deklaratif dan pada umumnya kalimat bersusun yang mengan- John louu is Mary (iv) Mary it tlu onc
mengandung makna'menYatakan 2. TG. uersi 1957 kalimat tunggal wlw John loacs.
aktit positif dan deklaratif Yang dung protasis dan apodosis.
atau memberitahukan sesuatu'; kalimat terikat (depcndtnt sentence)
dalam ragam tulis biasanya diberi menurunkan kalimat-kalimat yang Ialimat pertanyaan (interogatbe sn- kalimat yang tidak pernah muncul
tanda titik (.) atau tak diberi tanda lebih awet, seperti kalimat pasif, tence) --+ kalimat interogatif
pada awal wacanta, dan tidak dapat
apa-apa pada bagian akhirnYa kalimat interogatif dsb., dertgan lralimat sampingaa (narginal sentena ) berdiri sendiri tanpa konteks ter-
transformasi. kalimat tak lengkap yang te{adi tentu.
kalimat eksistensial (existential sen' kalimat jawaban (responsc sentenee) dari klausa tak bebas dan diturun-
tente) kalimat tunggal (simple sentercc)
kalimat yang dipergunakan urrtuk kan dari kalimat bersusun, mis kalimat yang terjadi dari satu
kalimat ydng menyatakan atau merranggapi kalimat tanya dalam kalimat Karena tid,ak mau.
mengingkari adanya sesuatu; mis. klausa bebaS; Contoh: Bahaya air
satu wacana; mis. sudah dalam A: kalimat seruan (erclamatory, assertiae ) sudah kita hadapi.
Tidak ada hantu di sini. Kamu sudah mencatal ini? B'. sudah. kalimat yang dapat terikat maupun
kalimat ekuatif (equational sentence) kalimat turunan (transformed scntcnie,
kalimat konstrtueo, ( cons tituen s tntunoe ) tidak, yang dalam BI terjadi dari fuiaed sentercc)
kalimat yang predikatnya (beruPa klausa bebas ditambah dengan
nomina atau ajektiva) diidentifi- ?G. kalimat yang disisiPkan ke partikel.seru seperti alangkah, bukan-
kalimat yang dihasilkan setelah
kasikan dengan subyeknya. Contoh dalam kalimat matriks. kaidah-kaidah transformasi di-
kah, dsb. atau terjadi dari struktur terapkan.
mereka temanku; gurunya baik. kalimat tengkap (Jaaourite scnterue, full
bukan klausa berupa kata seperti kalimat urutan (sequential smterce)
sentente)
kalimat eliptis (elltical sentcnte)
kalimat yang memPunYai segala aduh, wah, amboi, dsb. kalimat lengkap yang mengandung
kalimat tiklengkap yang terjadi
unsur yang paling sering diPakai
kalimat tak lengkap (rcn-faaourite
konjungsi, sehingga meqjadi bagian
dari pelesapan beberapa bagian dalam'suatu bahasa; dalam BI. scnttrce)
dari kalimat lain, seperti/di, maka,
dari klausa, dan diturunkan dari kalimat yang mengandung subYek
lih. kalimat minor tetapi, oleh sebab itu dsb., Contoh:
kalimat tunggal.. Contoh: Tidak dan predikat.
kalimat tanggapan (response smtena)
-Apa lagi April, konon artinla 'kapal-
terlucuali pula Indonesia. kalimat yang dipergunakan untuk kcpil', hujanrya haryta seteks saja.
kalimat imperatif (imperatioe) kalimat majemuk (compound sentente'
menanggapi kalimat berita, perin-
multible sintmce, scnlctue compound) kamus (dictionary)
kalimat yang mengandung intonasi tah atau tanya dalam satu wacana; buku referensi yang memuat daftar
imperatif dan pada umumnya kalimat yang terjadi dari beberapa mis. Tidak mau dalam A: Sekarang
klausa bebas. kata atau gabungan kata dengan
mengandung makna Perintah atau kamu boleh pergi B: Tidak mau.
kalimat matriks (matrix senterce) keterangan mengenai pelbagai segi
larangan, dalam ragam rulis ditan- kalimat taqia (intenogatiac scnteruc)
maknanya dan penggunaannya
dai oleh (.) atau (!). Dalam BI. al.
lih. klausa utama + kalimat interogatif
kalimat menyimpang (d.eaiant sen' dalam bahasa; biasanya disusun
ditandai oleh partikel seru /ai atau kalimat terbelah klefi wntewe) menurut urutan abjad (dalam
tente)
kata-kata seperti hendaknla, iangan TG. kalimat yang te{adi karena tradisi Yunani-Romawi menurut
dsb. kalimat yang maknanya dianggaP
aneh atau iidak lazim oleh ba- proses tematisasi dengan menem- urutan abjad Yunani-Romawi, ke-
kdimat interogatif (interrogatiue sen-
pa*an salah satu konstituen mudian menurut abjad bahasa
tence) hasawan, mis. koPi yng
membara itu ke
kaliinat yang mengandung intonasi mcnjilat-njilat pangkal j antungn2a. kiri sehingga menjadi tema,
sebelah bersangkutan; dalam tradisi Arab
interogatif dan pada umumnya kalimat minor (minor scntente, non- dengan konstruksi it I be d,alam menurut urutan jumlah konsonan).
mengandung makna Pertanyaan, Jaaouritc sentencc, tcnterce fragmcnt,
Bahasa Inggris atar c€ * Atre kamus anekabahasa (nultilingual dic-
dalam rasam tulis biasanva ditan- ucrblcss smterce) dalam Bahasa Prancis misalnya, tionary)
dai oleh "(?). Dalam BI,'ditandai kalimat yang dipakai secara terba- dan relativisasi; mis. kalimat Ingg- kamus yang memuat daftar kata
tas, dapat lengkap, daPat Pula tak ris John gaoc thi book tn Marl daiit dengan padanannya dalam lebih
oleh kah, apa, bagairnana, dsb.
dijadikan 3 jenis kalimat terbelih, dari dua bahasa.
kalimat inti (kernol) - seperti Panggilan,- salam,
lengkap,
yakni (i) It was John who gaae tlu book kamug dwibahasa (bili.ngual dictio-
I.
pola kalimat yang meruPakan judul, moito, PePatah, kalimat
ta Mary; $i) It was tlu book mry)
dasar dari struktur suatu bahasa, telegram, dsb. John gaoe ta
kasus datif kasus Partitif 75
74 kanius el<abahtsa - kasus alatif -
kasusdatif (datiae case) kasus genitif (genetiue case, possessiue
kamus yang memuat daftar kata secara artikulatoris ditandai oleh
dengan keterangan makna dan kompleks tidaknya hambatan Pada kasus yang menandai bahwa cese)
nomina adalah penerima suatu kasus yang menandai makna'milik'
penggunaannya dalam bahasa lain. titik artikulasi. pada nomina atau yang sejenisnYa;
perbuatan atau obyek tak langsung;
kamus ekabahasa (monolingual dictio- kasrah inis. Sk.. nadi 'sungir' (nom.) -
inis. Skr. nadi'sungai' (nom.) -na$tai
nar2) Ar. tatda bunyi fy' pada
'gaiis aksara
(dat.). nadlas (gen.).
kamus yang memuat daftar kata Arab, berupa hiring kecil kasus ilatif (illatiae case)
dengan keterangan tentang makna dituliskan dibawah huruf kon- Iasua elatif (elatiae case)
kasus yang menandai .makna
dan penggunaannya dalam bahasa sonan. kasus yang menandai makna'dari'
kasus (case) 'tempat ke' pada nomina atau Yang
yang sama. pada nomina atau sejenisnya; mis.
l. kategori gramatikal dari nomina, seienjsnya; his. F;2. Pzu 'Pohon'
kamus eksiklopedis (enqclopaedic Fin. puu 'pohon' (nom.) -puusta'dari (nbm.) - puuhun'ke pohon' (ilatifl '.
dictionary) frase nominal, pronomina atau pohon'(elatif).
ajektiva yang memperlihatkan hu- kaius inesif (inessiae case)
kamus yang dilengkapi dengan kasus ergatif (ergatiae case)
kasus yang menandai makna
keterangan yang lebih luas (lih. bungannya dengan kata lain bentuk kasus dari subyek atau
dalam konstruksi sintaktis; mis. 'dalam' pada nomina atau sejenis-
ensiklopcdia), biasanya ditambah pelaku dari verba .transitif dalam nya; mis. Fin. Puu 'pohon' (nom,) -
entri berupa nama orang, nama Ar. ba$u rajulin'ntmah seseorang'
bahasa-bahasa tertentu seperti fiuussa' dalam pohon' (inesif).
geografis dsb., dengan keterangan- bentuk rajulin adalah bentuk kasus Bahasa Baska, Hindi, dsb. Dalam
nya serta gambar dan genitif dari bentuk rajulun; 2. kisus instruffif (instructiae casc)
sketsa.
hubungan antara argumen
bahasa ini subyek dari verba kasus yang menandai makna'seba'
kanii semantik.
intransitif mempunyai bentuk kasus gai alat' pada nomina atau Yang
h"uruf Jepang yang berasal dari dan predikator dalam proposisi:
yang sama dengan obyek atau
Adik makan bubur argumen adik Fin. Puu'Pohoa'
ieienisnya; mis.
tulisan Sinika yang mulai dipakai penderita dari verba transitif (riom.) - puun 'dengan pohon'
sekitar abad-abad pertama Masehi; berkasus pelakrz dan bubur berkasus (dalam bahasa bukan ergatif
penhrita dalam hubungan dengan (instrukti0.
tiap huruf menggambarkan kata subyek verba intransitif dan subyek kaius instrum erfal ( instrumental casc )
atau morfem predikator makan,
verba transitif berkasus nominatif, lih. kasus instruktif
kapasitas saluran (chantl capacitl) kaius abesif (abessiae case)
sedangkan obyek verba transitif
tcori komunikasi. tingkat kemampuan kasus yang menandai makna'tiada, kasus tomitatif (comitatioe cue)
berkasus akusatif). Contoh: dalam kasus yang manandai makna 'me'
yang dimiliki peneriina untuk nie- tanpa' pada nomina atau yang kalimat Baska gipnak jo du chakurra nyertai; dengan' pada.nomina atau
mahami suatu amanat. Kapasitas . sejenisnya; mis. Fin. puu 'pohon' 'orang itu memukul anjing' dan yang sejenisnya; mis. Fin. puu
saluran dihubungkan dengan kuali- (nom.) -puutta '.tanpa pohon' gi4na dator'orang itu datang' kata tpohon' (nom.) -
tas dan latar belakang budaya (abesif). Puiw 'dengan
kasus ablatif (ablatiae lhakurra'anling' (obyek dari verba pohon'.
penerima dan, mempunyai fungsi ease)
iransitif) dan gigna'orang' (subyek kaius lokatif (locatiae cwe)
dari jumlah informasi yang dimiliki kasus yang menandai makna'gerak
dari verba intransitif) berkasus
penerima dan penulis. Makin dari, ca[a atau tempat, pada kasus yang menandai makna
sama, sedangkan -ak pada gi4nak 'tempat''pad=a nomina atau sejenis'
iempit saluran kapasitas makin nomlna
nomina atau yang sejenisnya; mis. (subyek dari verba transitif) me- nya; mis. L. Roma (nom.) - Romae'di
banyak limpahan yang harus diper- Fin. puu 'pohon' (nom.) -puulta
nandainya sebagai ergatif. Dalam Roma' (lok.).
kenalkan untuk menerangkan ron' (abl.).
'(berjalan) dari pohon' Bahasa Baska dll. tersebut kasus kasus lurus (direct case, common cese)
beban.komunikasi. (
sus absolutif (absolutiae
kasus iae case)
ergatif mempunyai penanda morfo-
lih- bahasa ergatif istilah umum untukkasus nominatif
karmadharaya logis. Pengertian ini sering diper-
kasus adesif (atlcssiue casc) dan vokatif.
Str. kata majemuk yang terjadi dari luis pada bahasa-bahasa non- kasus miring (oblique case)
ajektiva atau partisip dan nomina; kasus ang menandai makna'temPat ergatif, misalnya Bahasa Inggris:
pada; d-ngan dst.' Pada nomina istilah umum untuk kasus-kasus,
sadhu-janas 'orang baik'
mis. Skr. ka-limat the window Dro*a Jendela itu
sejenisnya; mis. Fin. lza
selain kasus nominatif dan vokatif.
(sadhu 'baik', janas 'oratg'). itau yang-(nom.) oecah' dan tlu man broke tfu window
'pohon' - .Puulla 'Pada kasus nominatif (nominatiue case)
kasar (uulgar) lorang itu memecah jendela' dapat
kasus yang menandai nomina atau
dikatakan tentang tingkat bahasa pohon' (adesif). dianalisis secara ergatif: subyek dari sejenisnya sebagai subyek.
atau kata-kata yang dihindari oleh kaius akusatif (accassatiae case)
verba intransitif broke sarna dengan kasus obyektif (obiectiae case)
golongan yang berpendidikan kasus yang menandai nomina atau
'sejenisnya obyek dari verba transitit maka istilah untuk bentuk kasus miring
karena dirasakan kurang sopan, yang sebagai obYek pelaku perbuatan itu dikatakan (non-nominatif), dipertentdngkan
tetapi lazim dipakai oleh golongan iarg:sutg; mis. Skr. nadi 'sungai' muncul sebagai subyek ergatifl
(nom.) nadyd (ak:). dengan kasus subyektif, mis. dalam
orang yang tak berpendidikan dan
diangap wajar. ftasus alatif (allatiue case) kasus esif (usite casQ lng me dan Pr. rza adalah kasus
kasus yang menandai makna obyektif, sedangkan I danje adalah
kasar lawan lembut (stridnt us kasus yang menandai makna'gerak
'keadaan yang terus-menerus' Pada kasus subyektif.
ke arah' pada nomina atau Yang
mellow)
seienisnya; mis. Fin Puu 'Pohon' nomina atau yang sejenisnya; mis' kasus partitif (parti.tiue case)
Jonologi. oposisi ciri pembeda yang kasus yang menandai makna
(iom.) -puulle'(berjalan ke Pohon' Fin. puu 'pohon' (nom.) puuna'(terus
secara akustis ditandai oleh tinggi 'bagian dari' pada nornina atau
(alatif). menjadi) pohon' (esifl.
rendahnya intensitas kebisingan,
kata headaan * kata seasal 17
76 kasus penderita katalam
-
di Jepang- yang lebih sederhaRa praptqs dianggap dua kata, jadi
sejenisnya; mis. dalam bahasa Fin' bunh, kePing, dalam sebuah rumah, bukan kata majemuk; sebuah
daripida karrji, terutama untuk
fiu'pohon' (nom.) - Pauta'bagian sckcping PaPan.
menuliskan kata-kata asing, ono- contoh kata majemukJerman ialah
dari pohon' (partitif). kata benda -+ nomina D o n au d am pJs e hifffifu t s e I e c tric i t a e t e n-
kata bersusun word) matope, dipakai dalam telegram
kasus penderitta (exptirccr casc) (comPlex r hau p t b e trie auunierl e am b ten ge'
kata yang terdiri dari satu morfem dan dalam iurat.menyurat dinas' b sw er kb
scmaitik. kasus yang menggambar- nllichaft yang dianggap satu kata.
kan yang dialami oleh Perbuatan bebai dai satu morfem terikat atau krta keadaan --+ ajektiva
lrta kepda (luad wortl, lcmna) kata jadian (furitatiac)
atau keadaan psikologis Yang di- lebih; mis. Bl. mahakuasa, ParuaPa- kata yang terbentuk sebagai hasil
lctuikigrafi . kata yang diterangkan
ungkapkan oleh verba sada, proses afiksasi, reduplikasi atau
kasui piolatif (Prolatiuc casc) kata bertimbal (anbi,aalent word) dalam kamus atau ensikloPedia
(biasanya dicetak dengan huruf penggabungan.
kasul yang menandai makna'gerak kata dengan dua makna yang
sepanjang' pada nomina atau Yang berlawnan; mis Ar htram yang kata morfemis (morPhemic word)
' berarti'suci' dan'terlarang'. }eta keria --+ verba satuan terkecil yang mempunyai
sefeniinya; mis. Fin. Puu 'pohon'
(iom.) - pui*c '(berjalan) sepanjang kata bilangan + numeralia lata ketirangan --') adverbia posisi tertelrtu dalam kalimat.
pohon' (prolatif). kata deiktis (d.eictic term) lrtakresis ( catachresis, malapro pism)
lota ortograffs (orthographic word)
kata yang menunjukkan temPat, l, penggunaan kata atau frase satuan ierkecil yang oleh bahasa-
kabus tnnslatif (translatiae case)
secala tidak tepat karena bunyinya
kasus yang menandai makna'peru- waktu, atau partisipan dalam wan dianggap sebagai bentuk bebas
ujaran dari sudut pandangan Pem- mirip dengan kata atau frase Yang dan dituliskan dengan diapit oleh
bahan k?daan' pada.nomina atau
yang sejenisnya; mis. Fin. bicara; mis. aku, cngkau, itu, kemarin. tepa-t; 2. penggunaan makna lebih spasi (mungkin bentuk ini bukan
Puu luas daripada penggunaannya Yang
ipolion' (nom.) - pzztsi '(menjadi) kata depan -+ preposisi kata dipandang dari sudut lain).
biasanya terbatas sejenis meta-
pohon' (translatif). kata fonologis lphorulogical word)
fora; mis. makna - 'kaki' Yang kata penggal + abreviasi
kasus tujuan (goal cae) satuan bahasa yang bebas yang kata peniru bunyi (onomatopoeie wotd,
terdapat pada kaki meja, kaki gunung,
semantik. hubungan kasus Yang mempunyai ciri-ciri fonologis tetap, imitatiae word, oiho word, mimctic word)
dsb.
menandai obyek atau keadaan mis. dalam Bahasa Latin bercirikan kata yang dibentuk dengan onoma-
(tujuan) sebagai akibat perbuatan tekanan yang tetap atau dalam kata kunci (ke2word)
tope; lih. onomatoPe.
BahasaJawa yang bila terjadi dari ungkapan yang mewakili konseP-
atau keadaan yang dinyatakan oleh
konsep atau gagasen-Sagasan Yang
kata penuh (eontent uortl, lall wotd,
verba. suku terbuka tidak berakhir dengan lexi,cat word, notional @ord, l\en cla$
menandai suatu zaman atau suatu
kasus vokatif (wcatitc case) t"l (dengan beberapa kecuali)' kelompok; mis. kata seperti progresif
word)
bentuk kasus dalam bahasa inflektif Kata fonologis secara umum diba- kata yang mempuflyai makrra leksi'
tasi oleh kesenyapan potensial. rcuolusiowr y ang menandai golongan
untuk menandai orang atau benda kal penuh yang bebas; mis. rumah,
vans diaiak bicara. mis. L. Brute katafora (cataphora) komunis di Indonesia sebelum
angin, orang, malaikato dsb. Yatg
1966, wsalamualaikum yang menan'
iutu'n liti-ut Et.'tu, Brutc? 'dan penunjukkan ke sesuatu yang dise-
dai golongan lslam. beilainan dari kata-kata seperti di,
engkau, Brutus?' but di belakang; mis. dalam Dengan )ang, para dsb. yarrg disebut kata
katz (word) galan)a yang berapi-api itu Sukarna krta leksikd (lexical word)
tugas.
1. rirordm atau kombinasi morfem berhasil menarik masa, berrtuk n1a satuan bahasa yang dianggaP
satuan terkecil dan menjadi unsur kata piniaman (loan word)
vans oleh bahasawan dianggaP adalah katafora yang menunjuk ke kat'a ya'ng dipinjam dari 6ahasa lain
iebisai satuan terkecil yang dapat Sukarno. dari leksikon suatu bahasa, dan
diterangkan dalam kamus sebagai dan kemudian sedikit banyaknya
diuialrkan sebagai bentuk Yang kaa canti --+ Pronomina disesuaikan dengan kaidah bahasa
be6as: 2. satuan*bahasa Yang daPat kata "ganti milik -- pronomina cntri.
sendiri; mis. kata sePerti ,u*u,
berdiri sendiri, terjadi dari morfem oosesif lrata majemuk (conpound wonl)
gabun-gan morfem dasar yang selu- majalah, salja dsb.
tunggal (mis' batu, rumnh, d,atang, kaita generik (gewri.c term)
kata pustaka (leamcd word, book word)
dsbl)-atau sabungan morfem (mis. kata yang maknanya mencakuP iuhnya berstatus sebagai kata yang
mempunyai pola fonologis, grama- katla yang hanya dipakai dalam
pej uing, runiiku ti,-p arcas il a, mahakua' semua anggota dari suatu kelas
gaya kesusastraan; mis. kata gcrang'
sa-, as6.). DalambeberaPa bahasa, tertentu; mis. kata rutnah yang tikal dan semantis yang khusus
dalim B. Inggris, Pola tekanan mencakup pondak, gubuk, istana, dsb. menurut kaidah bahasir yang ber- - in, sudilah kiranya, seraln, dsb.
".i. menandai kata.
juga kata Sramitikd (grammatical word) sangkutan; pola khusus tersebut kata sambung + konjungsi
satuan gramatikal yang ada di membedakannya dari gabungan kata sandang + artikel
kata asli (natiae word)
kata seasal (cognatc word, eltmalogical
kata yang berkembang dari Perben- antara morfem dan frase yang morfem dasar yang bukan kata
mempunyai ciri keutuhan intern majemuk; mis. dalam Bahasa Ing- cognate)
daharaan asli suatu bahaSa dan kata yang mempunYai hubungan
dan diapit oleh jeda potensial dan gris bldckbird adalah kata majemuk,
bukan kata pinjaman. hentrr} lain
dengan kata lai
bentuk dan makna densan
yang te{adi dari morfem atau sedangkan bldck bird bukan kata
kata bantu bilangan (rumeral classi-
majemuk melainkan frasel dalam vans seruPa
yang seruDa oalam
dalam bahasa
Danasa lain;
lair
tarn;
f"t
-kaia
atau bentuk yang menunjuk-
gabungan morfem.
kaa hubung -+ konjungsi Bahasa Sanskerta marga-praptas mis. katal{i
kata Fiii oaa adalah kata seasal
'yang telah mencapai surga'adalah dengan Laia Tagalog giba dan
kan golongan nomina, Yang biasa- katakana
kata majemuk, sedangkan flotgan dengan kata Melayu rcbah.
nya mengikuti kata bilangan, mis. Jepang. aksara silabis yang dipakai
78 kata seaEal semu kawi luhur kawi miring kefasihan 79
- -
kata seasd semru (fake cognate) kategori primer (primary categor2) kewi miring mis. tca d,an teh dalam Saha tea Hari-
kata-kata dari bahasa-bahaia yang istilah lain untuk kelas kata. j. kata-kaia kawi yang agak muda. murti teh?, acan dalam Tea boga duit
berlainan yang mirip dan dikira kategorisasi (categoris ation) badaan (state) . sepeser-peser acan.
berasal sama; mis. Skr. dai dan BI. l. proses dan hasil pengelompokan sedantik. peristiwa bahasa Yang kecap penganteur Pagawean '

dua. unsur-unsur bahasa dan'bagian- tidak menyangkut Perubahan dan Sd. pirtikil
yang menyertai bagian-
kata seru (exclamatiae) bagian pengalaman manusia y tidak menyangkut Pengendalian bagian kalimat .sebagai Pelancar;
kata atau frase yang dipakai untuk digambarkan ke dalam oleh seseorang atau sesuatu. mi\. Gebug budah teh ragrag'jatuh
mengawali seruan;-mis. kata alang- keanekaragaman bahasa (aarie$ in anak itu', gerc indungna ngajcrit
kah, lih. interjeksi. language) 'menjeritlah ibunya'.
kata sifat --+ ajektiva uiuld lahasa dengan manifestasi kecap rajekan
kata tambahan --+ adverbia kategori sekunder ( wcondarl categorl) yang beraneka ragam sesuari dengan
yang beraneka o Sd. kata ulang
kata tanya (interrogatite word, wh-word, istilah lain untuk kasus, jumlafug, dt dan
pemakai, konteks,- temPat kecao undavan
question word) jenis, aspek, dsb. i ivaktu; lih. dialek dan ragam Sdl kata berafiks
kata yang dipakai sebagai penanda kategori semantis (semantic category! bahasa. kecap wancahan
pertanyaan dalam'kalimat tanya; hasil pengelompokan unsur-unsur. keasing-aSingan ( translationcse ) Sdl kata singkatan
mis. BI. apa, mana (dan gabungan- alam di luar bahasa dalam wujud ungkapan yang tidak umum dalam kedaden kruna
gabungannya s;eperti siapa, bilamanq konsep-konsep yang abstrak, yang bahasa sasaran, berlawanan Bali. kata iadian
dsb,), tapan, dsb. kadang-kadang muncul dalam dengan pola gramatikal dan seman- kedalaman inalisis (delicacl)
kata tugas^ (function word) bahasa, kadang-kadang tidak. tis vane disebabkan oleh usaha tinskat keterPerincian analisis
kata yarig terutdma rirenYatakan' kategori sintaktis (ryntatic categor2) berlibih"an terhadap korespondensi ,,ru"t, f.rrorn.t 6ahasa; mis. analisis
hubungan gramatikal yang tidak formal; lih. keharafiahan. kalimat atas kelas kata itu lebih
l. golongan yang diperoleh suatu mendalam daripada atas subyek
dapat bergabung dengan afiks, daqr satuan sebagai akibat hubungan kebenaran analitis (ana$tic truth)
tidhk mengandung makna leksikal, pernyataan yang benar karena dan predikat.
dengan kata-kata lain dalam kon-,
a.l. preposisi, konjungsi, artikel, strulsi sintaktis; 2. lih. kategorii i<ata-kata dalam uiaran itu sendiri; kedalaman wal<at (tine dePth)
-pronomial; glotokronologi. lamanya waktu berpi-
dan dipertentangkan gramatikal. mis. Setiap manusia hiasa bernapas.
dengan kata penuh. kebenaran logis (logical truth) iahnya dui bahasa yang berkerabat
Kityiyana pernyataan Yang benar dalam yang- dirumuskan sebagai
kata turunan (hidup sesudah Panini) ahli bahasa
lih. kata jadian. India yan$ menulis Varttikas yang iegaia keadaan; mis. Manusialah Iog c
kata ulang berisi tambahan dan perbaikan atas
makhluk bemyawa.
kata yang terjadi sebagai hasil keberettan log r (t: kedalaman
karya Pinini, Asladhyayi. waktu,c = presentase kata-kata
reduplikasi, seperti rumah-rumah, r(aro. penanda vokal PePet Pada
tetamu, dag-dig-dug. kausatif (causatiae)
aksara Karo. ieasal dalam kedua bahasa,,r =
kategori (categorl) bersangkutan dengan perbuatan kebincaren persentase kata seasal yang_masih
l. basian dari suatu sistem klasifi- (verba), yang menyebabkan suatu Karo. alograf konsonan /ql pada tinggal setelah kedua bahasa btrpi-
kasi; mis. kategbri gramatikal dan ke4daan atau kejadian; mis, makna aksara Karo, terletak Pada a}.hir sah selama 1000 tahun).
kategori leksikal; 2. hasil penge- sufiks ,taz dalam Bahasa Iirdonesia suku kata. kedwibahasaan + bilingualisme
lor.npokan unsur-unsur bahasa yang dalam kalimat Mereka menggiatkan kebineran (binaritlt, binarism) kedwiunikan (biuniqeness)
gerakan pramuka..
menggambarkan pengalaman ma- l. prinsip pilihan terhadap dua prinsip kesepadanan antara unsur
nusia; 3. golongan satuari bahasa kawan bicara (addressu) keniungkinah; mis. tunggal liamak, fonetis dan unsur fonemis: tiap
yang anggota-anggotanya mempu- peserta dalam percakapan atau bersuaia/tak bersuara; 2. Praha urutan bunyi diwakili oleh urutan
nyai peri laku sintaktis dan mempu- situasi bahasa yang lain, pendengar penggunaan konsep dikotomi di fonem tertentu dan tiap urutan
nyai sifat hubungan yang sama. dalam ragam lisan, atau pembaca intara pasangan'pasangan fonem fonem mewakili urutan bunyi ter-
kategori gramatih,al (grammatical cate - dalam ragam tulis. dan didefinisikan sebagai unsur tentu.
gory) kawi yang mengandung atau tidak meng- keeksplisit". (ex Plicitruss)
l. golongan satuan bahasa yang ../. l. kata-kata yang dipakai oleh andung ciri pembeda terfentu. sifaf perumusan dalam linguistik
dibeda-bedakan atas bentuk, fungsi penyair; sesungguhnya kata-kata kecao yang memperinci secara penuh dan
dan makna; seperti kelas kata,jenis, itu terdapat dalam dialek-dialek l.'Bali. suku kata; 2. Sd. kata tepat ciri-ciri suatu kaidah dan
kasus, kata dsb.; 2. golongan satuan regional BahasaJawa kontemporer, kecap anteuran kondisi-kondisi operasinya
bahasa yang diungkapkan dengan tetapi tidak dipakai dalam dialek Sd. onomatope dan seruan kefasihan (/luerc), articulacy)
morfem terikat (dipertentangkan standar dan dimanlaatkan oleh kecap memet kemampuan orang untuk memPer-
'2. (istilah
dengan kategori
kategori lesikal). ' para penyair; yang S/- jarwa dosok gunakan struktur bahasa secara
kategori leksifal (lexical category)
rtesori leksikal telanjur salah) BahasaJawa Kuna. kecap penganteb [epat dengan memusatkan diri pada
golongan satuan bahas,a yang di kawi luhur Sd. partikel yang berfungsi me- isi dan bukan pada bentuk dan
ungkapkan dengan mofem bebas. ../. kata-kata kawi yang kuna. nguatkan bagian-bagian kalimat; mempergunakan satuan dan pola
80 keganjilan kelas kata kelas kategorial
- kenyaringan 8l
-
bahasa karena variasi dialektal'' pelbagai bahasa; mis. nomina bia- hubungan antara bahasa-bahasa
secara otomatis dalam PercakaPan
analogi atau sebab-sebab yang sanya mewakili orang atau benda. dengan hubungan antara anggota-
biasa. -dijelaskan
tidak oleh hukum bunyi. kelas lrategorial (Jorm clus, constihunt anggota keluarga, sehingga ada
kecaniilan (anomalv)
-ungkapan class) bahasa induk, mis. Bahasa Latin,
fetiiak*aia.an dilihat kekerabatan (genetic relations hip)
hubungan antara dua bahasa atau kelompok bentuk bahasa yang dan bahasa turunan, mis-. Bihasa
dari suduf semantik dan pragmatik. Prancis yang dianggap keturunan
dianggap anggota dari satu kategori
Contoh: batu yng bcrPikir. lebih yang diturunkan dari sumbei
kegiatan (aniuit2) yang'sama, yang disebut bahase karena mempunyai kesamaan fone- dari Bahasa Latin, dan bahasa
icmantik, prurcs yang dikendalikan ourba. tis atau morfologis, atau karena kerabat yang dianggap berdekatan,
oleh pelaku. ketompleksan formal (formal comple' dapat berada dalam lingkungan mis. Bahasa-bahasa Prancis, Italia,
yang sama. Bahasa Spanyol, dsb.
kecramltika lan (gr amm atical i t7 ) xitv)
[esesuaian kalimat atau bagian- keliomoleksan unsur-unsur bahasa lrelas terbuka (open class) kemahiran (proficiery)
yang diPakai untuk menYatakan golongan yang anggotanya dapat kemampuan yang agak tinggi khu-
'bagiannya dengan kaidah-kaidah
gagasan. bertambah tanpa batas. susnya dalam penguasaan bahasa.
grimatika tertentu suatu bahasa.
kekompleksan kognitif (cognitiae con' kelas tertutup (dosed dass) kemampuan (competence)
keLarafiahan (literalnxs) Chomsk2. pengetahuan tentang
hal terjemahan yang mereProduksi plcxitj golongan yang anggotanya terbatas
psikolinguistik. keruwetan gagasan atau tertentu; mis. kelas konjungsi. bahasa yang bersifat abstrak dan
bentuk sumber dalam bahasa sasar-
yang dinyatakan dalam bahasa. kelimpahan (redundanc2 ) bersifat tidak sadar.
an sedemikian rupa sehingga hanYa
mengubah bentuk kalimat dan/ kelakukan (act) jumlah informasi yang dikomuni- kemampuan bahasa (linguistic compe-

atau pola dari bahasa sasaran; lih. semantik. peistiwa yang dikendali- kasikan melebihi minimum yang tence)

korespondensi formal. kan oleh pelaku. diperlukan. Bahasa memperguna- kemampuan bahasawan memper-
kelantangan (loudness, uolume) , kan kelimpahan untuk menjamin gunakan bahasa yang memadai
kehematan (economy)
l. .forulogi. hal mengurangi kelim- intensitas penanggapan atas bunyi, pemahaman yang penuh. Alat-alat dilihat dari sistem bahasa.
pahan dalam bahasa dengan hanya tergantung dari kombinasi frekuen- yang dipakai misalnya pengulang- kemampuan komunikatif (commu-
si dan amplitudo gelombangnYa, an kata, atau dalam Bahasa Inggris nicative competence)
memuat perbedaan-perbedaan kemampuan bahasawan untuk
yang perlu untuk komunikasi Yang bersifat subyektif karena tidak penggunaan ciri-ciri gramatikal se-
i:fisien; 2. teori linguistik. prinsip dapat diukur seperti frekuensi dan perti persesuaian jumlah. Kelim- mempergunakan bahasa yang
amplitudo; tingkat kelantangan pahan berkorelasi dengan frekuensi secara sosial dapat diterima dan
dalam analisis bahasa yang menun-
dapat ditandai dengan desibel. munculnya suatu unsur, misalnya memadai.
tut agar keteraturan dalam bahasa
penggunaan klise memberikan in- kenasalan (nasalitltl
dinyatakan dalam jumlah kaidah kelas (c/ass,)

sekecil mungkin, atau dengan L perangkat bahasa yang mempu' formasi yang lebih kurang dari ciri pembeda yang ditandai dengan
mengetengahkan ketidakteraturan nyai sifat-sifat tertentu; 2. perang- pemakaian'unsur-unsur yang penggunaan rongga hidung dalam
lebih dahulu dan mengetengahkan kat unsur-unsur bahasa yang mem- jarang dan membantu melawan artikulasi bunyi bahasa.
bentuk-bentuk yang i=ain dengan punyai fungsi tertentu dalam struk- gangguan,jadi makin banyak inter- kendtt (lax)
iuryang lebih tinggi. Bd. kategori. ferensi dalam amanat, makin di- fotutik ciri pembeda. ciri pembeda
satu pernyataan (kaidah) umum.
kelas bentuk (form clqss) perlukan kelimpahan. yang dihasilkan dengan ketegangan
i
keiadian kata (word formation)
iih. oembentukan kata golongan bentuk bahasayang mem- kelinieran (lineariQ) otot yang sangat kurang; mis.
I
kej elaslan ( inte I i gi b i li t2)
I punyii kesamaan dalam peri laku forclogi. prinsip penderetan fonem dalam konsonan /e/ terdapat ciri
formalnya; penggolongan ini tidak yang menggambarkan deretan fon; kendur sedangkan dalam lsl terda-
kualitas suatu wacana yang menye-
babkan pendengar dapat mengerti terbatas pada kata. .iadi bila fonem /A/ terdapat di pat ciri tegang; vokal /e/ terdapat
amanat yang disampaikan. kelas kata'(word class, part of spuch) sebelah kiri fonem /Bl , itu berarti ciri kendur sedangkan dalam vokal
keierincan golongan kata yang mempunYai fon yang diwakili oleh fonem /A/ /il terdapat ciri tegang.
"r(aro.
ilograf konsonan huruf h pada [esamaan dalam peri laku formal- terdapat di depan fon yang diwakili kenem (cenemz)
nya; klasifikasi atas nomina, ajek- oleh fonem /B/. glosematik. satuan terkecil dalam
huruf Kiro, terletak pada akhir
suku kata. tiva dsb. itu diperlukan untuk keliwan tingkat ungkapan dan tidak mem-
kekangan (hold) membuat pengungkapan kaidah Karo. penanda vokal i pada huruf punyai makna; satuan ini bersifat
gramatika secara lebih sederhana. Karo. kosong; Bd. plerem.
saat- alat ucap memPertahankan
posisinya pada waktu suatu bunYi eiri-ciri formal kelas kata berbeda kelompok asosiatif ( association group, kenematik (cematics)

diartikulasikanl mis. saat penutuP- dari satu bahasa ke bahasa lain; associatiae field) glosenatik. ilmu yang mempelajari
an pada waktu menghasilkan bunYi mis. dalam BL nomina ditandai scmantik. kelompok kata yang berhu- kenem.
oklusif. oleh [- tidak],dalamBahasa l"gg.t t bungan karena makna kenyaringan (sonorit2)

kekecualian Qxaption) nomina mempunyai penanda plu' keluarga bahasa (Jamil2 of languages, kualitas resonansi bunyi seperti
bentuk yang tidak sesuai dengan ralis dan geniiif t. Secara universal language family, linguistic group) kelantangan atau kepanjangan
norma-norma fonologis atau gra- dan dipandang dari sudut semantik model dalam linguistik historis yang memungkinkan bunyi itu
matikal suatu bahasa atau keluarga ada persamaan antara kelas dalam komparatif yang mengibaratkan lebih menonjol daripada yang lain.
82 kepaaaan deskriptif keseurian kesetiaan keterangtn syarat 83
- -
Vokal lebih nyaring dari konsonan, pelopor ilmu perbandingan bahasa, keretiaan (faithJulnus) jadi datang.
malaran lebih nyaring daripada bahasa Indonesia. Karyany-a '
dikatakan tentang terjemahan yang keterangan asal
hentian, dsb. antara lain Kawi,Studim l87ll, menghasilkan dalam diri penerima bagian klausa yang menyatakan
kepadaan deskriptif (dlstiptiae ade- Taalkundige Gegetens ter Bepaling uan tanggapan yang sama dengan Yang bahan terbuatnya predikat; mis.
quac2) het Stamland fur Maleisch-Po\mtsischc dituniukkan oleh penerima terha- dary logam dalait Pling bcsar ini
IG. tingkat kepadaan gramatika Volken (1889). Kumpulan kara- dap amanat yang asli. Penerima terbaat dari logam.
atau teori yang berhasil memperinci ngannya be{udul Vuspreide G* mengerti makna Yang sama tentang keterangan kualitas
data dan yang secara psikologis schrifun (15 jilid; 1913-1929). amanat itu, bereaksi secara emosio- bagian klausa yang menyatakan
sahih; gramatika yang mencapai keseimbangan (balana) nal dengan cara yang sama, dan bagaimana atau dalam keadaan
kepadaan deskriptif benar-benar simetri dalam sistem fonetik, tatp sampai pada keputusan analogis apa predikat; mis. cep.at dalam'/a
mewakili competence bahasawan, bahasa atau semantik suatu bahasa, dan perbuatan yang sama seperti berjalan cepat
kepadaan obseryasi (obseraatio:nal adt- keselarasan vdkal (uowel 4"yqrl) penerima yang asli; kesetiaan teru- keterangan kuantitas
quacy) persamaan ciri semua vokal dalam tama menyangkut kualitas amanat bagian klausa yang menyatakan
7G. tingkat kepadaan grarnatika satu kata bersuku banyak, antarl dan bukan bentuk, karena berupa .iumlah atau derajat predikat atau
atau teori yang berhasil menggam- lain dalam Bahasa Turki dan kesepadanan dinamis dan bukan perbandingan dengan yang lain;
barkan fakta secara eksplisit. Magyar; mis. Magyar lriz 'rumah', hasil dari korespondensi formal. mis. seperti pinang dibelah dua dalam
kepadaan penjelasan (explanatory ha 4k' bany ak ru mah', he l2' tempat' kesinoniman --+ sinonimi Ksdua anak itu sama benar seperti pinang
adcquacl) lulnk 'batyak tempat'. ketakkongruenan ( incongrui t2 ) dibelah dua.
l.
tuntutan agar gramatika yang kesemenaan ( arbitrariruss ) perbedaan dalam lingkup mana keterangan modalitas
dipaparkan sesuai denganr teori hubungan yang tidak tetap antara dari kata-kata yang tampaknya bagian klausa yang mengungkap-
bahasa dan pemerolehan bahasa; 2. makna bahasa dan ungkapan sepadan dalam bahasa yang ber- kan kepastian, kemungkinan,
IG. tingkat kepadaan gramatika bahasa. beda; mis. antara BI. kamu'prono- harapan, kesangsian, atau kebali-
atau teori yang berhasil memberi- kesenyapan (silcnte) mina kedua yang merendahkan' kan dari itu semua; mis. mustahil
kan pilihan yang masuk akal atas keadaan tiadanya bunyi sebagai dan Toba hamu'pronomina kedua dalam Mustahil ayahnu datang malam
beberapa gramatika yang sama- batas ujaran. hormat'. begini.
sama memiliki kepadaan deskriptif. kesepadanan akustis-foneti s ( acous- ketakrifan ( definiteness ) keterangan lrerlawanan
kependekan (abbreaiation) tic-phonetic mapping) apa yang dianggap pembicara bagian klausa yang menyatakan
bentuk kata atau frase yang diring- kesCpadanan intaia isyarat akustis dapat diidentil-rkasikan oleh pende- keadaan atau peristiwa yang ber-
kaskan yang dipakai di samping dalam wicara dan segmen bunyi ngar; bagian kalimat yang demikian tentangan dengan apa yang disebut
bentuk panjangnya. Jenis-jenis ke- tertentu. biasa mengandung kata itu, sang, predikat; mis. meskipun bermalas-
pendekan ialah akronim, kontrak- dsb. atau berupa nama diri; mis. malas, dalam Meskipun be.rmalas-
si, lambang huruf, penggaLan dan
kesepadanan fonem-grafem (pho- malas, ia dapat juga menltelesaikan
rumc- gr a p heme corre s p ondtnce )
dalam kalimat Husin teman saya,kata
singkatan. f/usia bersifat takrif. pekerjaannla.
kerancuan -* kontaminasi kesepadanan antara unsur-unsur keterangan perwatasan
aksara (seperti huruf dan tanda- ket4kteraturan ( irre gul ari t2 )
kerata basa (Jolk egmologlt, popular hal menyimpangnya bentuk bahasa bagian klausa yang menyatakan
etynolog) tanda suku kata) dan satua[ dari kaidah yang normal. batas-batas predikat; mis. lebih jauh
hal atau cara mencari makna kata
fonologis atau gramarikal (seperti lagi dalarn Ia dengan senang hati
../. fonem, suku kata, atau kata) yang
ketelengan
menurut asal-usul populer (yang Karo. penanda vokal r pada huruf menceritakannya lebih jauh lagi.
biasanya tidak benar secara etimo- digambarkan; hubungan antara Karo. keterangan sebab
logis) dengan memperhatikan fonem dengan satuan terkecil dalam bagian klausa yang menyatakan
keterangan (adjunct)
bagian-bagian kata itu; mis.. J. sistem tulisan (grafem atau huruf), apa yang menjadi sebab terjadinya
mis. antara fonem leld,engan (e)
kata atau kelompok kata yang
kodhok dikatakan berasal dan teka- dipakai untuk meluaskan atau predikat; mis. karena selalu terlambat
tcka ndhodhok'datang-datang jong- dalam Bahasa Indonesia. membatasi makna subyek atau dalam Ia tidak terpilih, karena selalu
kok'; dokter konon berarti didhodhog kesertaan (co-occurence) predikat dalam klausa. terlambat.
dikatakan berati wagu hubungaa yang diperbolehkan atau keterangan subyek
gemcter', guru keterangan akibat
lan kuru 'ganjil dan kurus'. Juga diperlukan di antarajenis=jenis kata bagian klausa yang menyatakan bagian subyek yang memperinci
disebut etimologi rakyat, reinter- yang berbeda untuk. membentuk akibat terjadinya predikat; mis. mati atau memperluas subyek itu sen-
pretasi, adaptasi. satuan-satuan seperti frase atau dalam Penjahat itu tlitembak mati diri; mis. tinggi itu dalam Gunung
Kern, Johan Hendrik Casper kalimat. polisi. tinggi itu belum pemah didaki manusia'.
(1833-1917) sarjana bahasa bangsa kesesuaian (agrcemcnt) keterangan alasan keterangan syarat
Belanda yang sangat berjasa dalam kesepadanan antara unsur-ur$ui bagiai klausa yang menyatakan bagian klausa yang menyatakan
memajukan studi bahasa Jawa kalirnat dalam jenis, jumlah, kasus, alasan terjadinya pridikat; mis. apa yang harus ada untuk mencapai
Kuna, dan bersama dengan Neub- periona dsb.; mis. Ing. antara lu berdasarkan pertimbangan itu dalam apa yang tersebut dalam predikat;
ronner van der Tuuk dianggap dan goes dan antara they dan go. Bcrdasarkan pertimbangan itu, ia tidak mis. Kalau tak ada aral melintang
keturunan klausa akibat E5
E4 keterangan temPst
- kehrntasan -
dalam bahasa secara keseluruhan. (sekarang sudah tidak dipakai).
dalam Kalau tak atla aral melintang, keterterinraan gramatikal (grammati' hine (hine)
sala akan datang. cal acceptabilit2)
keturunan (afiliation)
kekerabatan antara bahasa-bahasa isyarat sebagai bagian dari konti-
hal sesuai tidaknya ujaran dengan nuum komunikasi verbal dan non-
keterangan tempat dengan bahasa induknya.
konvensi gramatika suatu bahasa' verbal.
bagian klausa yang menyatakan keutuhan (cohesion)
tempat terjadinya predikat, Yakni keterterimaan semantis (semantic
taraf keterikatan antara pelbagai kinem (kinene)
dengan temPat
bersangKutan oengan
yang bersangkutan acceptabilit2) unsur dalam struktur sintaktis atau satuan terkecil isyarat yang me-
asal, atiu tempat
rrah 4L4u
arah
4SAt, 4Latt atau vans dilalui:
LLrrrP4r yang
temDat hal bermakna tidaknya ujaran struktur wacana; mis. morfem rupakan bagian dari komunikasi
tlari utara dalam Ia
mis. dari It selalu dalam konteks tertentu. terikat lebih lekat pada unsur yang verbal dan non-verbal;.mis. mcng-
meniperingatkan bahaya dari utara. keterterimaan sosial ( social acce ptabi- menyertainya daripada unsur lain; angkat alis, mengangkat bahu, dsb.
litl dalam kalimat Mereha berkelahi kinesika (kinesics)
keterangan tujuan penelitian mengenai gerak tubuh
'bagian klauia yang menyatakan hal sesuai tidaknya dengan kaidah mati-matian kata mereka lebih terikat
api yang dituju oleh predikat, yakni sosiolinguistis suatu bahasa. dengan kata berkelahi daripada kata dan gerak muka yang dipakai
dalam komunikasi.
yang bersangkutan dengan bila- ketolongan
mana, berapa lama, jangka lama- Karo.ienand,avokal /o/ pada huruf Khalil ibn Ahmad, al klasifikasi arcal (areal classification)
nya dan kekerapannya, mis. samPai Karo (718-786/791) ahli bahasa Arab klasifikasi bahasa-bahasa menurut
kini dalam SamPai kini ia bclum ketrampilan bahasa (linguistic skill, yang pertama menyusun kamus lokasi geografis; --+ Klasifikasi
datang. ocrbal skill) bahasa Arab, dan yang pertama geografis.
p engajar an b a ha a. kesanggupan seo' kali menyusun kaidah prosodi klasifikasi geografis ---r klasifikasi
Arab. Kamusnya berjudul: Kitab d
s
keteraturan ( regulariry)
hal sesuainya bentuk bahasa rang pemakai bahasa untuk rnem' areal
pergunakan bahasanya dengan Ain Bukunya yang lain ialah Kitib
dengan kaidah-kaidah normal. al Arrd. klasifikasi tipologis (typological classi-
baik. fication)
keteraturan hukum bunyi (rcgularitl ketrampilan bahasa formal (formal khazanah fonem (inaentory of Pho' "oenselomookan bahasa berdasar-
af sound change) skill) nemts)
Lan"ciri-ciri [onologis, gramatikal
anggapan para Junggramatiker pengajaran bahasa. kesangguPan Jonologi. jumlah fonem dalam suatu atau leksikal untuk menemukan
bahwa hukurn bunyi tidak terke- untuk mengenal dan mengendali.i bahasa.
tipe-tipenya, lePas dari Perkem-
cuali, dan bila ada kekecualian, kiasan (figure of speech, figure aJ rhetoic,
kan proses artikulatoris dan gra{is. bangan historisnya.
maka kekecualian itu pun ada ketrampilan tematis (thematic skill, rhetoical figure)
klatsa (clause)
hukumnya juga, jadi setiap keke- institutional tkill) alat untuk memperluas makna kata
satuan gramatikal berupa kelom-
cualian mempunyai keteraturan. pengajaran b ahasa. kesanggupan Pe' atau kelompok kata untuk memPe-
roleh efek tertentu dengan mem- pok kata yang sekurang-kurangnya
keterbagian (discontinuity) makai bahasa untuk menanggaPi terdiri dari subyek dan predikat dan
secara betul stimulus lisan atau bandingkan atau mengasosiasikan
pemisahan unsur-unsur bersam- mempunyai potensi untuk menjadi
tulisan, rnenggunakan pola graura- dua hal.
bung oleh urlsur lain; lih. morfem kalimat.
tikal dan kosakata secara tepatri kiasmus (chiasmus)
terbagi. pengulangan dan sekaligus pem- klausa aditif. (additiue clause)
keterhitungan ( countab le ) menterjemahkan dari siltu bahasa klausa yang memberi keterangan
ke bahasa lain, dsb. balikan dua kata dalam satu
kategori obyek yang dapat diisolasi kalimat; mis. Inggris dath tambahan tanpa mengubah kete-
dan dihitung; sebuah nomina yang ketransitifan (transitiuitj i
The fool
rangan dalam klausa utama.
L hal-ihwal yang menyangkut think he is wise but the wise rnan knows
mewakili obyek yang daPat dihi- himsel.f to be a fool (Shakespeare klausi adverbial (adtterbial clause)
tung dapat ditandai untuk singula- unsur-unsur gramatika yang dipa- klausa terikat yang mengisi gatra
kai secara sistematis untuk meng' dalam ls you like it).
ris dan pluratris. kibernetika ( c2bernetics ) keterangan.
ungkapkan hubungan-hubungan klausa adversatif (adaersatiae claase)
keterperian ( accountabiliry) antarapara partisipan yang terlibat istilah umum untuk penyelidikan
tentang komunikasi dan mekanisme klausa yang dimulai dengan kon-
prinsip dalam analisis bahasa yang dalam situasi komunikasi, perbuat- jungsi adversatif yang menyatakan
menuntut agar semua ciri ujaran an, keadaan, atau peristiwa; 2. kontrol otomatis di dalam dan di
antara organ hidup dan mesin, mis. kontras.
yang aktual maupun potensial hubungan antara partisipanr klausa ajektival (adjectioal clause)
harus disajikan secara eksplisit partisipan dengan predikat dalam antara manusia dan komPuter.
kilas balik (Jlash back) klausa terikat yang mengisi gatra
dalam deskripsi bahasa. Lonstruksi predikatit seperti ransi. modifikator dari konstruksi modili-
ketertandaan (marke dn*s) tif, ekuatif, intransitif, dsb. analisis wacana, penyajian suatu
peristiwa dalam wacana yang sebe- katif.
lih. tertanda ketuntasan ( x haus tia e ne s s )
e
klausa akibat (consequence clause)
prinsip dalam.analisis bahasa yan$ narnya terjadi sebelumnYa dalam
keteiterimaan ( aae Ptabilill)
wacana itujuga. klausa yang menyatakan hasil yang
hal dapat tidaknya ujaran dianggap
tujuannya ialah memperinci diharapkan dari syarat yang di-
sampai habis kontras-kontra! kimograf (kynograPh)
betul itau sesuai oleh bahasawan, mesln yang dipergunakan untuk nyatakan dalam kalimat persyarat-
dipandang dari sudut gramatika, dalam suatu perangkat data, dan'
pada akhirnya semua kontrat merekam beberapa ciri akustik an; --+ apodosis.
semantik,-atau secara sosial.
t6 klausa aktif klausa trangitif klausa utama kolokasi 87
- -
klausa aktif (actiaee clause) kasi kepada salah satu bagian tujuan, mis. Mereka memilih Pe- kode pelik (elaborated code)
klausa transitif yang menunjukkan kalimat itu tanpa mengubah struk- mimpin. B. Bernstein. bahasa yang dipakai
bahwa subyek mengerjalian pe- tur dasarnya. Contoh unsur jrdr?g klausa utama (main clause) lapisan masyarakat yang berke-
_ke{aan dalam predikat verbalnya. kemarin tlatang dalam kalimat Adik lih. klausa bebas. (Istilah ini cukupan dipandang_.!-ecara sosial
-
klausa bebas (independent clause) sa)a)ang kemarin datang sudah mempu" dipakai bila klausa itu terdapat dan dari sudut pendidikan.
klausa yang secara potensial dapat nlai pekerjaan. dalam kalimat bersusun). kode terbatis (restricted code)
menjadi kalimat bebas. klausa pasif (passiae clause) klausa verbal (aerbal clause) B. Bernstein. bahasa dari lapisan
klausa hipotaktis (futpotactic clause) klausC transitif yang menunjukkan klausa yang predikatnya verba masyarakat yang kurang mampu
lih. klausa terikat bahwa subyek merupakan tujuan klik (click) dipandang dari sudut sosial dan
klausa intransitif (intransitiae clause) dari pekerjaan dalam predikat bunyi plosif yang dihasilkan dengan pendidikan, dan yang memper-
klausa yang predikat verbalnya verbalnya. Dalam BI predikat sentuhan lidah yang tersentak gunakan unsur-unsur bahasa
tidak disertai tujuan; Contoh. Gaji verbal itu ditandai oleh prefiks di-, dilepaskan se hingga timbullah secara berulang-ulang dan terbatas
sudah datang.. far, k'onliks ke- an atau diawali oleh oenshiruoan udara. jumlahnya.
klausa kausal (causal clause) kata kena. Contoh: Buku itu dibaca Kl'inkBrt, Hillebrads Cornelius kodifikasi ( c o d i"licati on )
klausa adverbial yang menyatakan semua orang, Rumahnlta kemasukatt +S29-1913) penterjemah Alkitab proses pencatatan norma-norma
sebab-musabab atau tujuan dari ini kena marah...
pencuri, Pesuruh . dan ahli perkamusan Melayu. yang telah dihasilkan oleh proses
apa yang disebutkan dibagian lain. klausa pengukuh (confirmatoryt clause, Karyanya antara lain Nieuu Neder- standardisasi, dalam bentuk buku
landsch. Maleisch Woordenboek (I 885),
confirmational interrogatioe, tag ques- tata bahasa, pedoman lafal, pedom-
klausa kondi sional ( conditional clause) Nieuw Maleisch-N edtrlandsch Woorden-
tion) an ejaan, pedoman istilah,. atau
'klausa yang menyatakan syarat klausa yang menguatkan Pernyata- boek (1892). kamus.
atau pengandaian an yang mendahuluinya. Dalam BI. klise (clkhi) ko-hiponim (co-hlponim)
klausa koordinat (co-ordinate clause.) biasanya diawaJi dengan bukankah. kata atau frase .yang menjadi tak lih. hiponimi
klause yang bergabung dengan berarti karena sering dipakai secara koin6
klausa perangkai sumba (relator-axis berlebih-lebihan sebagaimana ter-
klausa lain dengan konjungsi tetapi clause) Yun. dialek lisan yang menjadi
tidak tergantung secara gramatikal tagme'mik. klausa yang diawali dapat dalam propaganda politik bahasa standar bersama untuk'
pada klausa lain itu; mis. dalam dan reklame. daerah-yang secara politis sudah
dengan konjungsi subordinatif; mis.
kalimat Kiki pergi ke toko tetapi ia tidak ketikaia Pergi...; konjungsi itu klitik(ditics)
bersatu; mis. Bahasa Hindi di
rnembeli permm terdapat dua klausa bentuk terikat yang secara fonologis
disebut perangkai dan lainnya sebagian besar India.
koordinat yang tidak saling tergan- disebut sumbu. tidak mempunyai tekanan sendiri
tung. dan yang tidak dapat dianggaP koiigasi (col ligation, co-occurence)

klausa medial (medial clause) klausa relatif (relatiue clause) morfem terikat karena dapat mengi- B-itania. l. hubungan antara kate-
I

klausa terikat yang diawali oleh si gatra pada tingkat frase atau gori-kategori gramatikal dari
klausa transitif yang menunjukkan
pronomina relatif lang; mis. 2ang klausa, tetapi tidak mempunyai unsur.unsur leksikal yang berderet
l
bahwa subyek merupakan pelakr"r
. saya sukai d,alam Anaklang saya ukai ciri-ciri kata karena tidak daPat dalam kalimat; makna unsur-unsur
dan sekaligus tujuan dari pekerjaan
terpilih. berlaku sebagai bentuk bebas. Ada leksikal itu diperoleh karena adanya
dalam predikat verbalnya. Dalam hubunean antara kategori-kategori
B[. mengandung predikat verbal klau.sa sematan (embedded clause) enklitik dan proklitik.
i
dengan kata diri. TG. hh. klausa parentetis 'koartikulasi (coarticulation) eramatikal itu dalam struktur sin-
l
klausa subordinatif (subordinatc artikulasi dua bunyi atau lebih iaktis; 2. kelompok unsur leksikal
klausa nominal (nominal clause)
yang berkategori gramatikal sama
klausa terikat yang perilakunya clause) secara serempak; mis. dalam bebe-
lih. klausa terikat rapa bahasa di Afrika oklusif velar dalam struktur sintaktis.
sama dengan frase nominal dan kolofon
kelas nominal dan yang dapat klausa temporal (temporal clause) dan labial dilafalkan bersama. (colophon)

mengisi gatra subyek dan gatra klausa adverbial yang menunjuk-"',i Contoh: tkpl. tCbl. kritik naskah. petunjuk-petunjuk
obyek dalam klausa verbal dan kan lamanya perbuatan; mis, Sala koda (coda) yang diberikan pendlis dalam
sedang tidur ketika hujan turun. bagian terakhir dari suku kata yang naskah berupa nama, temPat atau
klausa non-verbal, maupun gatra
klausa terikat (dependent clause, bound teriadi antara puncaknya dan awal waktu penulisan, biasanya terdapat
predikat dalam klausa non-verbal.
dari suku kata yang mengikutinya. pada.penutup na3kah.
klausa non verbal (nonaerbal daau)' clause)
klausa bebas yang predikatnya khuia yang tidak dapat berdirli kode (code) kolokasi (collocation)
berupa nomina, ajektiva atau ad- sendiri sebagai kalimat lengkap, l. lambang atau sistem ungkapan 1. seluruh kemungkinan adanya
tetapi dapat menjadi kalimat minor yang dipakai untuk menggambar- beberapa kata. dalam lingkungan
verbia.
dengan intonasi final. Keterikatan kan makna tertentu. Bahasa manu- yang sama; mis. garam, gula, lada,
klausa parentetis (parenthetical clause,
itu nyata bila klausa itu terdapat sia adalah sejenis kode; 2. sistem bumbu, sa1rur, daging, ikan, berkolo-
inserted clause, embedded clause, consti-
dalam kalimat bersusun. bahasa dalam suatu masYarakat; 3' kasi dalam rnembicarakan tentang
tuen senterce, parentlusis)
klausa transitif (transitiae clause) variasi tertentu dalam suatu dapur; 2. asosiasi yang tetaP antara
klausa yang diselipkan ke dalam
bahasa. kata dengan kata-kata tertentu lain.
kalimat dan memberikan modifi- klausa yang verbanya selalu disertai,
komponen fonologi komunitari fatis 89
EE kombinasi afiks
- komPonen fonem -
komponen fonol ogi (phonological com' kitnya sebagian dari suatu medan
kombinasi afiks (affix eombination) kompleksan gramatikal tak selalu maknal 2. komponen makna Yang
porunt)
kombinasi afiks-afiks yang memPu- sejalan.
TG. bagian dari tata bahasa dibagi oleh berbagai makna kata
nyai bentuk dan makna gramatikal komplemen (comPlcment)
dan yang menunjang intuisi bahwa
l. kata atau liase yang secara transforma-si generatif yang menca-
sendiri-sendiri, yang dibubuhkan kup pengucapan kalimat. kata-kata itu berrnakna satu, bukan
secara beriamaan (serentak) Pada gramatikal melengkapi k"ata atau
komponen gramatika (grammatical sejumlah homonim.
bentuk dasar; mis m,en?er'kqn frase lain dengan menjadi subordi-
conlporunt) komoositum
d1lam memporkirakan berasal dari nat padanya; dalam arti Yang luas: lih: kats majemuk
mencakup obyek langsung dan IG-. subsistem yang menjelaskan
bentuk dasar klra dibubuhi kombi. atau menumbuhkan kalimat. kompositum asintaktis (aqntactic
nasi.afiks (yang terdiri dari dua obyek tak langsung; dalam arti
sempit: hanya dipakai oleh ungkaP- komponen kategorial (categorial com- compound)
perfiks mrm dan per, dan satu sufiks kompositum yang bagian'
kan), jadi berbentuk an yang berfungsi sebagai keterang'
ponent)
TG. seperangkat pencabangan bagiannya mempunyai hubungan
' mem* per* kira* kan. an' untuk menYatakan waktu
yang secara eksplisit menunjukkan yaig
vans lain se6ndainya
seindainva dipakai
dioakai se-ba-
seba-
komen (eornment) tempat, cara, tujuan, dsb.;2. bagian gal -kata yang bebas,
DeDas, mrs.
hubungan gramatikal di dalam gai kata yang mis.. Ing.
rng..
-+ sebutan dari frase verbal yang diperlukan iwimming pool'kolam renang,' uater
untuk membuatnya jadi Predikat struktur batin sebuah kalimat.
Koqdsi Bahasa Indonesia lomponen malma (semantic component, proof'tahan arr',
yang lengkap dalam klausa; mis. komfrsitum iterhtif (iteratiae com'
instansi yang didirikan oleh Kantor semantic Jeature, seffiantic PtoPerU,
Pensaiaian BalatentaraJepang dan .qui adalih komplemen d,alam Ia semantic marker) Pound)
begitu pula patung)!ng
menjadi guru,
kompositum yang terdiri dari
Uekerii pada 1942 samPai 1945 bisi dalim Pak guru m.enganggaP T4ti semantik. satu atau beberapa unsur
,uns" beihatil membina Bahasa yang bersama-sama membentuk unsur-unsut yang sama; '-+ reduP'
patung 2ang bisu. tikasi.
indSnesia pada zaman JePang; makna kata atau ujaran; mis.
salah satu s-eksinya yang dipimpin komplementasi (complenentation) . . unsur-unsurl* insanl, [* muda], [+ kompositum topulatif (apulatiae
oleh Moh. Hatta berhasil menYu- proses penggabungan ProPoslsl laki-lakil dsb. adalah komponen compound)
sun 7000 istilah dalam Pelbagai irntuk mingiil bagian yang kosong makna dari kata buyung. kompositum yang terdiri dari kons-
bidang. 'Hal lain; mis. Pengga-
dari proposisi komponen semantik ( scmantic compo- tituen-konstituen yang sederajat
Komisi Istilah bunsin
bungin itu titlak terba-
terbayangkan
runl) seolah-olah digabungkan dengan
instan$i yang ada dalam naungan dahulu dengan manusia daPat TG. bagian dari model teore tis yang kata dan; mis. Indo Eropa.
Lembaga Bahasa dan BudaYa meniadi Bahwa manusia daPitt memberikan tafsiran terhadap kompositum pangkal (stem compound)
Fakultas Sastra Universitas Indo- tidak terbayngkan dahulu. struktur yang dijelaskan dalam kaia yang terjadi dari dua pangkal
nesia dan yang bekerja secara komponen (comPorunt) komponen dasar. atau lebih.
interdepartemental antara 1950- l.---+ komponen fonem; 2. --+ komponen sintaksis (slmtactic compo' kompositum sintaktis (s1ntattu um-
1966, ti:rdiri dari 16-18 seksi Yang komponen gramatika; 3. -+ nent) pound)
menggarap pelbagai bidang. Pada komponen makna TG. bagian dari gramatika trans- kompositum yang anggota-
akhii- tugashya komisi ini telah komponen dasar (base cwnpontnt, basie formasi generatif yang terjadi dari anggotanya mempunyai hubungan
berhasil m6nghimpun 312.000 isti- struktur frase dan kaidah-kaidah yang sama dengan konstruksi yang
component, phrase slructure cornponznt)
lah dalam pelbagai bidang. l. TG bagian dari grarnatika, transformasi yafig memberikan berupa frase; mis. lng. arm chair = a
struktur sintaktis kepada kalimat- chair uith arm'kursi dengan tangan-
komparatif ( comParatiue) transforrnasi yang terdiri dar'l
tangan'.
lih. metode komParatif kaidah struktur frase dan leksi\qn, kalimat suatu bahasa.
yang menghasilkan deret kata dan komponen struktur frase (Phrae kompositum sintetis (qntluttu com-
kompatibel (comPatible) pound)
larnbang grarnatikal yang mewakili structure comporunt)
dapat digabungkan menjadi ung- kompcisitum yang sekurang-
kapan yang diterima karena mem- struktur batin; 2. TG susuqan TG. bagian dari gramatika trans-
lormasi generatif yang membang' kurangnya salah satu anggotanya
puhyai kornponen bersama, yakni u[sur-unsur sintaktis untuk me.m- berupa bentuk terikat; mis. mikro-
iergolong dalam bidang makna bentuk satuan-satuan yang lefuift kitkan struktur batin.
komponen tambahan (supplementarl skop, dwawarsa, dsb,
yang sama (dikatakan tentang besar.
komunikasi (cgmmunication)
component)
makna). komponen diagnostis ( diagno stic con- penyampaian amanat dari sumber
ponent)
komponen makna yang khusus
kompleks (conPlex)
mewakili makna suatu unsur tetapi atau pengirim ke penerima melalui
str-uktur yang terdiri atas lebih dari kornponen makna yang gunanya yang tidak bertujuan memisahkan- sebuah saluran.
satu unsur. Kata Ing. dancer seQara rnemisahkan satu makna dari nya dari makna lain. komunikasi latis (phatic contmunion)
semanLis bersifat kornpleks karena makna yang lain, baik makna' komponen umum (cnmrnon component) Maliruwski. pertuturan ungkapan
mernadukan suatu keiadian (dance) tnakna itu kepunyaan satu kata L komponen makna yang dibagi beku, seperti halo, apa kabar? d,sb.,
dan suatu obyek (er) yang menj4di atau beberapa kata. yang tiilak mernpunyai makna,
komponen fon em' ( phonolagical compu
oleh satu makna dari masing-
pelaku dari kejadian itu, sehingga masing kata, sedemikian rupa se- dalam arti untuk menyampaikan
iecara gramatikal juga kompleks. nenl)
hingga makna ini melingkupi sedi- informasi, melhinkan dipergunakan
Kekompleksan semantis dan ke- ciri pembeda {bnem
90 komutasi konjungsi koordinatif konjungsi korelatif - konstituen akhir 9l
-
u[tuk mengadakan kontak sosial di yang menyangkut kasus, jenisg kongiungsi korelatif (correlatiue vans cocok untuk konteks tertentu
antara pembicara atau untuk meng- jumlah dan persona; mis. antana coniunction) iun"brk"rrnya untuk semua kon-
hindari kesenyapan yang menim- semua bagi4n dari kalimat Prancis koniungsi yang terdiri dari dua teks.
bulkan rasa kikuk. La maison est proche terdapat kon$1 pasing yang menghubungkan kata, konsonan (consonant)
komutasi (commutation) ruensi dalam jumlah, dalam kali. iru.e, itau klausa yang sederajatl l. bunyi bahasa yang dihasilkan
substitusi kontrastif terhadap mat Inggris He reads a book antara mis. BI. entahf entah, baiklmaupun, I
dengan' menghambat iliran udara
fonem-fonem. d4n read ada kongruensi yang dsb. I
padi salah satu tempat di saluran
kondisi kontekstual (contextual condi- ditandai dengan s; 2. kesesuaian konjungsi subordinatif . (subordina- iuara di atas glotis; 2. bunyi bahasa
|
antara bagian-bagian ujaran yang yang dapat berada Pada tePi suku
tioning)
mempunyai latar belakang sosid
tinp coniunction, subotdtnahae conJuctnn ' I
kati dai, tidak sebagai inti suku
penempatan dalam konteks infor- ouilifvrrpconiunrtion,subordinator)
"yurg |
masi yang dibutuhkan untuk mem- yang sama; mis. dalam. kalinnat ftotj,I"[si dipakai untuk I
kata; 3. fonem yang mewakili bunvi
buat .makna menjadi jelas pada Jawa Mangga lenggah terdapat kongr mengawali klausa terikat guna I
tersebut.
Penenma. ruensi 'hormat untuk orang kedua-t, menyambungkan dengan klausa I
konsonan ambisilabis (ambisilabic)
kondisional ( conditional) sedangkan da lam kalima t1M anggi utama dalam kalimat bersusun. I
konsonan yang menjadi transisi
bentuk verba yang menunjukkan lungguh tidak ada longruensi itu Contoh meskipun, kalau, bahwa, dsb. I . dari dua suku kata'
pengandaian atau hipotesis. sehinggl kalimat itu tidak dianggap konkordansi | (coruord) |
konsonan silabis (syllabic consonant)
konfiks (confix) betul; lih kesesuaian kesesuaian
lih. I
konsonan yang mendukung Puncak
afiks'tunggal yang terjadi dari dua konjektur (conjecture)
konkordansi ll (concordanee) kenyaringan dalam suku kata; mis.
|
bagian yang terpisah; mis. ke-an kritik naskah. usaha perbaikan daftar kata-kata utama yang terda- |
konionan nasal dan lateral dalam
d,alam keadaan, kelaparan, dsb. naskah berdasarkan hasil penelitian pat dalam teks atau karya seorang I
lng. [mAtn] mutton, [aPl) aPPle.
konllik homonimi (homonymic loss) konjugasi ( conj ugation) b.ngu.utg, disusun menurut abjad I
konsonantal (couonantal)
ambiguitas yang terjadi karena L klasifikasi verba menurut bentuk- tan-dilenfkapi dengan konteks tiaP sifat sistem aksara yang silabis dan
pemakaian homonim. kata. I
tidak menggambarkan vokal.
Kongres Bahasa Indonesia konkret (concrcte)
I
konsonantal--lw nonkonsonantal
pertemuan ahli-ahli Bahasa Indo- fisik (consonantal w norconsonantal)
mempunyai ciri-ciri
nesia dan tokoh-tokoh masyarakat verba manurut kala, personai yang nampak (tentang nomina) fonolopi cii-cii bembcda.'konsonan-
lain untuk membicarakan cara-cara jumlah atau kasus; 2. infleksi kata "td' frenuniukl.an turunnya fre-
konotasi (connotation, ouertone, euocatory)
menegakkan dan membina Bahasa kerja; 3. seperangkat verba yang aspek makna sebuah atau sekelom-
kuensi forman Pertama dengan
Indonesia sebagai bahasa persatu- mempunyai sistem infleksi yang pok kata yang didasarkan atas pengurangan lntensrtas secara me-
an. Kongres I diadakan di Solo hampir bersamaan. nyefuruh yang menandai energi
pada tahun 1938, Kongres II di fikiran yang timbul
perasaan atau
yang rendah;'non-konsonantal'
konjungsi (conjuction) atau ditimbulkan pada p€mbicara
Medan pada tahun 1954 dan partikel yang dipergunakan untuk (penulis) dan pendengar (pem- menyatakan kebalikannYa. Secara
Kongres III
diJakarta pada tahun
menggabungkan kata dengan kata, baca).
artikulatoris konsoriantal menun-
1978. Kongres-kongres tersebut .iukkan hambatan terhadaP aliran
i

frase dengan frase, klausa dengan konsep (nncePt)


.lebih mempunyai arti sosial-politis dari obyek, udara di atas glotis.
klausa, kalimat dengan kalimat, gambaran mental konstatatif ( c ons t at atia e)
daripada linguistis karena biasanya proses atau apa Pun Yang ada di
atau paragraf dengan.paragraf.
segi-seg{ teknis Bahasa Indonesia ujaran yang mengandung gambar-
konjungsi adversatif luar bahasa, dan yang diperguna-
tidak banyak disoroti secara men- (adtersatiae con-
kan akal budi untuk memahami an tentang peristiwa; mis. sala
dalam. junclion) berjalan.
hal-hal tsb.
Kongres l-inguistik Internasional konjungsi yang menyambung dua konstituen (corctituent)
klausa yang menyatakan kontras; konseptualis ae ( conce P tualism )
of Linguists)
( Intemational Congress
pandangan bahwa bahasa adalah unsur bahasa Yang miruPakan
pertemuan internasional para ahli inis. tetapi, namun. bagian dari satuan yang lebih besarl
iesuatu yang a{a di dalam akal budi
linguistik yang pertama kali diada- konj ungsi in ghar ( ru gatia e c o nj unc tion) dan tidak mempunyai ujud tersen- ba[ian dari sebuah konstruksi; mis.
kan pada tahun 1928 di Den Haag, kirnjungsi yang bermakna ingkar, beia saya, lebih tajam, dan daiPada
diri di luarnya.
dan yang ke-13 pada tahun 1982 di mis. Ing. zor. ieniata- anda adalah konstituen-
Tokyo. Pelbagai topik linguistik konsesif (consessiae) konstituen dari Pena say lebih tajam
dibicarakan di dalamnya. Pembi- konjungsi kausal (causal conjunction) konjungsi atau klausa yang me- daibada scniata anda.
caraan dalam kongres-kongres ter- konjungsi yang mengawali klausa nyatakan keadaan atau kondisi konstituen ;lrJnir ( ultim ate cons tituent )
sebut bersifat sangat tekriis. kausal; mis. karena yang berlawanan dengan apa yang komponen yang dihasilkan dalam
kongruensi (agreemint, concord, cong- konjungsi koordinatif (co-ordinating dinyatakan di dalam klausa utama. tahap akhir dari analistis kosti-
rucnce) conjunrtion) konsistensi kontekstual (contextual tuent; mis. Pemburu itu mentmbak babi
l. kesesuaian antara pelbagai unsur konjungsi yang menggabungkan consistency) mempunyai 6 konstituen akhir,
dalam satu infl eksi; ketergantungan kata atau klausa yang berstatus kualitas terjemahan yang diperoleh yaittt pem, buru, itu, me, tembak, dan
sintaktis antara dua kata atau lebih sama; mis. dan, tetapi, atau, dengan menterjemahkan ungkaPan babi.
konstruksi predikatif kontradiksi 93
92 konstituen langsung kongtruksinon -antipasif -
-
konstruksi direktif ( directitte cons truc- disertai obyek langsung. Diperten- menumbuhkan makna Pada ujaran
konstituen langsung (immediate cons'
atau wacana; lingkungan non-
tituent) tion) tangkan dengan konstruksi anti'
konstruksi ekosentris yang konsti- oasif. lineuistis dari wacana: 3. semua
komponen-komponen yang dihasil-
-
tuennya beruPa Perangkai dan kohstruksi predikatif ( predicatiae con- taklor dalam proses komunikasi
kan dalam tahap pertama dari yang tidak menjadi bagian dari
analisis konstituen; mis. Pemburu itu sumbu; mis. di rumah, di adalah struction)
perangkai dan rumah adalah konstruksi eksosentris yang terjadi wacana.
menembak babi mempunyai dua
konteks budaya (cullural conlexl)
konstituen langsung, yaitu pemburu sumbuu. dari subyek dan Predikat Yang
konstruksi ekosentris ( e xocentris cons- membentuk klausa; mis. mereka keseluruhan'kebudavaan atau si-
itu dan menembak babi; dalam tuasi non-linguistis di mana sebuah
berkereta api terdapat dua konstituen truction) bernlan2i.
kontruksi vang secara keseluruhan konstruksi sintaktis (qmtactic construc- komunikasi terjadi'
langsung yaitu ber dan kereta aPi konteks linguistis (linguistic context)
konstituen terbagi (discontinuous cons' tidak berfungr'i ."-u dengan salah tion)
'tituent) satu konstituennya; mis. frase pro- pengelompokan satuan-satuan konteks vang memberikan makna
posisi di rumah. yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang paling cocok Pada unsur
unsur tunggal yang muncul dianta- bahisa; konsep yang mencakuP
rai oleh unsur lain; mis. Ing. kohstruksi endosentris (endocmtric iintaktis suatu bahasa; mis. rumah
Pal
makan (dan bikan )nakan rumah); konteks sintaktis dan konteks
down dalam He put it down; Bl. ke-an construction)
dalam keadaan. konstruksi yang secara sintaktis sepeda ini (dan bukan *ini wPeda). semotaktis.
mempunyai fungsi Yang sama konstruksi subordinatif (subordina' konteks semotaktis ( semotactie context)
konstituen terdekat (immediate consti-
lingkungan semantis Yang ada di
tuent). dengan salah satu konstituennYa; tiae construction)
mis. Meia kayu Yan! berat adalah kontruksi endosentris dengan kons- seliitar iuatu unsur bahasa; makna
--+ konstituen langsung
konstrulisi endosentris karena selu- tituen, yang disebut induk, Yang unsur bahasa.
konstituen terjauh (ultimate consti-
konteks sintaktis (syntactic context)
tuent) ruhnya mempunyai fungsi Yang dimodifikasikan oleh konstituen
sama dengan meja. Ada dua Jenls lain; mis. dalam konstruksi enak lingkungan gramatikal dari suatu
---> konstituent akhir
konstruksi endosentris yaitu kon' sekali indu.k enak dimodifikasikan unsur bahasa yang menentukan
konstruksi (construction) kelas dan fungsi unsur tersebut.
proses. dan hasil pengelompokan struksi koordinatif dan konstruksi oleh sekali.
iatuan-satuan bahasa menjadi ke- subordinatif kontak bahasa (language contact) konteks situasi (context oJ situation)
konstruksi konektif (connectiue con' saling pengaruh antara pelbagai Firth. lingkungan non-linguistis
. satuan bermakna, sedemikian ruPa
bahasa karena para bahasawannya ujaran yang merupakan alat untuk
sehingga kesatuan bermakna itu struction)
mempunyai sedikit banyak ke- konstruksi ekosentris yang terdiri sering bertemu; tercakuP di dalam- memperlncl cln-clrl sltuasl Yang
bebaian. Misalnya dalam kalimat dari penghubung atau'kofula dan nva bilingualisme, peminjaman, dipeilukan untuk memahami
Anak muda itu sangat nanja kelompok atribut; mis. Ing. He is talL. pe.rubahan bahasa, kreolisasi dan makna ujaran. Dalam teori ini
anak muda itu d.an sangat manja adalah konstruksi koordinatif (co-ordinatiae prJrmsasr. makna merupakan hubungan yang
konstruksi, sedangkan itu sangat construction) kontak fatis (phatic communion) kompleks antara ciri linguistis dari
bukan konstruksi. Bagian konstruk- konstruksi yang konstituen- hubungan antara' pembicara dan ujaran dan ciri situasi sosial.
si disebut konstituen. konstituennya mempunyai status' kawan bicara yang berlangsung kontekstualisme ( contettualism)
yang sederaj at, misalnya konstruksi sangat singkat yang dinyatakan semantik.aliran Yang menYelidiki
konstruksi absolut (absolute construc'
dengan perbuatan atdu ungkapan
tion, includld position) yan[. terdiri dari dua kata seperti makna dalam bahasa dengan
makanan dan minuman, atau kalimat yang tidak berisi informasi menda- metode probabilitas, dan memusat-
frase atau klausa yang diseliPkan lam; mis. hubungan .yang ada
yang tidak mempunyai hubungan yang terdiri dari klausa-klausa yang kan diri pada distribusi formal
digabungkan dengan dan, sepefti dalam ungkapan Mau ke mana? bila bentuk bahasa dan ujaran, dan
formal dengan klausa matriks. dua orang,Indonesi bertemu.
sala datang,. sa2a melihat dan sala hubungan antara ujaran atau
konstruksi antipasif (antipassiae cons- menang kontaminasi ( contaminatitin)
wacani dengan lingkungan fisik
truction) konstruksi modifikatif (modification proses atau hasil pengacauan atau dan sosial.
konstruksi verba transitif yang constraction) penggdbungan dua bentuk yang
kontoid (contoid)
disertai obyek miring (bukan obyek konstruksi gramatikpl yang terdiri secara tidak sengaja atatt lazim istilah fonetik pada beberapa penu-
langsung), mis. B I berbicara tentang X dari induk dan modifikator; mis, dihubung-hubungkan; kerancuan; lis untuk apa Yang lazim disebut
(beilainan dari membirarakan X yang majalah baru, bekerja keras, amat Contoh: ungkapan menundukkan konsonan (istilah konsonan diPa-
non-antipasif, karena bisa dipasif- sanpat, dsb. kepala dan membungkukkan badan kai untuk konseP fonemik dan
kan secaia biasa). Beberapa bahasa konstruksi morfologis fuorphologic dikacaukan menjadi membungkukkan grafemik)
mempunyai penanda khusus untuk construrtion) kepala.
konstluksi ini, mis. dalam Bahasa konstruksi formatif-formatif dalam konteks (context) kontradiksi (contradiction)
Dyirbal (di Australia) dan Quich6 kata. l. bunyi, .kata atau frase yang hal tidak benarnYa makna suatu
(di Guatemala). Konstruksi antipa- konstruksi non-antiPasif (non- mendahului dan mengikuti suatu unsur dalam keadaan aPa Pun; mis'
sif biasanya bermakna 'pekerjaan anti p as s iae c ons truction ) unsur bahasa dalam ujaran; 2. kalimat Abang saY adalah anak

belum selesai, konltruksi vertra ransitif yang ciri-ciri alam di luar bahasa yang tunggal mengandung konradiksi.
94 kontraksi korcspondensi formrl koronal kronogram s5
- -
kontraksi ( contraction; reduction) nya mobilitas, komunikasi dan bahasa sasaran. Dalam koresPon- kramantara
kependekan yang terb'entuk dengan pendidikan. densi formal pola gramatikal dan J. ragam krama yang dipakai di
menghilangkan suatu bagian kata gaya bahasa dari bahasa sasaran antara sesama; tidak mengandung
konvergensi fonemis (*rryu) unsur-unsur krama inggil.
atau bagian kelompok kata; mis. linguistik historis. perubahan bunyi dikacaukan, sehingga amanat Pun
bentuk tiada (=1i6^Y ada) , Pr. az (= yang mengakibatkan dinetralisasi- disampaikan secara salah-dan tim- krama-ngoko
a dan le), harian (berasal dari surat kannya dua fonem. bullah salahpaham Pada Peme- ,f. tingkat-tingkat bahasa
kabar hari.an), ekspres (berasal dari koordinasi (coordination) rima; dipertehtangkan dengan krasis (craris)
kcreta api ekspres. penggabungan satuan-satuan gra-
l.
ekuivalensi dinamis; lih. kehara' peleburan dua vokal atau' dua
kontras (contrast) matikal sederajat dengan konjungsi fiahan. iliftong menjadi satu vokal panjang
l. adanya oposisi antara satuan- koordinatif; 2. konstruksi gramati- koronal (coronal) atau diftong karena vokal Yang
satuan yang distingtifdalam suatu kal yang terjadi demikian. L dihasilkan dengan daun lidah pertama terdapdt pada akhir
bahasa; mis. lpl dan lb/ berkontras sebagai artikulator dan langit' sebuah kata, vokal yang kedua
dalam Bahasa Indonesia, terbukti koordinator (co-ordinator) langit keras sebagai titik artikulasi;
lih. konjungsi koordinatif terdapat pada awal kata Yang
dari perbedaan antara lpupu/ dan
koordinator depan (prc-co-ordinator)
2. bunyi yang terjadi demikian. berdekatan; mis. L. co-ago ) co:go
/babu/ ;2. Firth, oposisi sintagmatis koronal lw nonkoronal (coronal us
kteol (creolc)
antara unsur-unsur bahasa. yang pertama dari konjungsi kore- non-coronal)
latif; mis. baik d,alam baik .... maupun piiin yang dalam perkembangan-
kontras fonemis (phorumic contrast) fonologi ciri ptmbeda. ciri-ciri rongga nva meniadi bahasa ibu dari suatu
kopula (copula, copulatiae aerb, linking
hulut yang diPertimbangkan
perbedaan antara bunyi-bunyi aerb, equational aerb, catenatiue aerb, -u.lr"ru"kut bahasa. Contoh: dialek
yang cukup untuk memungkinkan- dalam teori fonologi ciri pembeda.
connector) Melayu Betawi.
nya membedakan kata-kata; mis. Bunyi koronal terjadi dengan daun
verba yang menghubungkan Iidah terangkat, yaitu bunyi dental, kreolisasi (creoligtion)
/bl dan lp/ dalam BI. memperlihat- subyek dengan'komplemen; mis. perubahan sebuah
kan kontras sehingga bahasawan alveolar, dan palatal" BunYi non-
lng. be, seem, become, dll. koronal terjadi dengan daun lidah kreol.
dapat membed,akan bak dan pak. kriptografi
kontras minimal (minimal contrast) koreferensialitas ( co-refcrentinlity) tetap dalam posisi netral, Yaitu ( crlptograP@)
persamaan referen antara konsti, bunyi laUial, uvular, luncaran dsb. penyilidikan mengenai kode-kode
kontras terkecil yang dimungkinkan
oleh struktur fonemis suatu bahasa; tuen-konstituen kalimat; mis. korpus (corpus) rahasia.
antara ia dan nya dalam Ia dengan kumpulan ujaran yang tertulis atau kriptogram cr1 Ptogram)
mis. mu : bu.
(

kontrastif ( contrastiae) senang hati mtminjamkan bukunya. lisan yang dipergunakan,.gntuk t6ks-yang tertulis dalam kode
korelasi (correlation) menyokong atau menguji hiPotesis rahasia.
lih. analisis kontrastif kritik naskah (textual criticism)
kontur (contour) l. hubungan antara bunyi-bunyi tentang struktur bahasa.
yang beroposisi dalarn satu seri; kosakata (uocabulary) metode dalam filologi yang menye-,
urutan ciri-ciri prosodi, yakni nada lidiki naskah dari masa lampau
atau tekanan, yang meliputi sebagi- mis. seri bunyi-bunyi tak bersuara lih. leksikon
[p, t, k, J O] dan seri bunyi-bunyi kosok bali (conaerw) dengan tujuan menyusun kembali
an atau seluruh ujaran tertentu. naskah yang dianggap asli dengan
kontur intonasi (intonation contour) bersuara [b., d, €, a, \], yang kata yang maknanya berbalasan
pola turun-naiknya nada yang masing-masing mempunyai kore- atau berkebalikan dengan kata lain; catz membanding-bandingkan
lasi tak bersuara dan bersuara; 2: mis memberi - meneima, suami - istri. naskah yang termasuk dalam satu
menyertai ujaran.
Biihler. hu'bwgan antara lambang koteks (cotext) ienis asal-usul, Ialu menentukan
konvensi *, (i construction) (dibaca: bahasa dan fungsi-fungsi bahasa': analisis wacana. kalimat atau kali-
naskah yang paling tinggi kadar
konvensi eks-palang) bila lambang berubah, fungsi akan keasliannya, kemudian mengemba-
mat-kalimat yang mendahului dan
Chomsky. rumus untuk menandai berubah; bila fungsi berubah, lam- likannya kepada bentuk yang asli;
peri laku sintaktis yang paralel atau mengikuti sebuah kalimat dari masa lampau itu
bang pun akan berubah;3. tipologi dalam wacana; konsep inj diper- naskah
antara kalimat-kalimat, frase-frase sintaksis.kesamaan ciri antara bebe- gunakan untuk membedakannya diturunkan dalam bentuk tertulis,
verbal, frase-frase nominal dan rapa sektor bahasa dalam satu dengan konteks 2, 3. atau bentuk tercetak (mis. karya
frase-frase ajektival; mis. antara bahasa yang bertipe tertentu; mis. Shakespearp), atau secara lisan
kalimat mzreka rnmahan pciuang itu krama (mis. karya Homerus, kitab suci Rg
bahasa tipe VO biasanya mempu-
dengan frase nominal penahanan nyai preposisi, sedangkan bahasa J.ragam hormat yang diPakai a.l. Veda dll.)
pejuang itu dan antara kalimat Ia oleh yang muda kePada Yang tua, kron
tipe OV mempunyai postposisi; untuk menghormati kawan bicara,
(chrone)
sangat sehat dengan lrase kesehatannla dalam hal ini ada korblasi antara anggota dari kronem
sangat baik, dsb. dsb. Ada mudha krama, wredha kronem
sruktur klausa dan struktur frase.
korespondensi formal (Jormal krama dan kramantara. satuan panjangnya bunyi bahasa
konvergensi (conuergence, dedialectali- corrcs-
sation) pondence) krama alus yang distingtif.
proses yang membuat dialek-dialek jenis terjemahan yang mengandung ,/. lih. mudha krama kronogram (chronogram)
regional menjadi lebih menyerupai ciri-ciri wacana sumber yang telah krama inecil kalimat atau frase yang mengan-
dialek standar karena meningkat- dialihkan secara langsung ke d_alam /. lih. tEirbung krama inggil dung arti angka tahun. Di Indone-
lambang bunYi latihan mengisi 91
96 kruna
- lambang -
imperatil negatif-' jangan alau
sia dikenal candrasangkala dan kualitas (quality) vans secara arbitrer dan konvensio-
"dihubungkan dengan suatu dengan frase ingkar tidak dibenarkan
suryasangkala. fonetik. ciri tamber bunyi bahasa iral
dsb.
kruna yang tergantung dari bentuk ruang maksud.
Bali. kata resonansi dalam saluran suara, lambanc bunri (sound sYnbolism) laing (lar2nx)
yang juga tergantung dari posisi nilai riakna tertentu yang diberikan bag-ian itas dari tenggorok Yang
kruna kriya berisi oita suara.
Ba1l. kata kerja bibir, lidah, dan velum. Ini yang keoada bunvi bahasa; mis. bunYi 1i/
la;incal' I ar rnPe al, gl o tt al )
diasosiasikin dengan benda kecil'
(
niembedakan bunyi-bunyi i, e, o, a,
kruna polah
dsb. lambang gambar (graPhk sYmboL) bufryi bihisa iung dihasilkan
Bali. penyen$auan (proses nasali- kuantitas (quantitl) lambin{yang beruPa gambar atau dalam laring, antari lain bunYi
sasi) liin vang mewakili konseP hamzah.
lamanya bunyi bahasa sebagai tanda
larineoskop (larlngosro Pe)
kruna rangkep unsur fonologis; mis. dalam Bahasa tertentu dair Ying biasa diPakai
Bali, kata majemuk Gayo su:k 'menaburi' (bd. szt dalam bidang tertentu; mrs' L) alaluntu[ melihat ke dalam tenggo-
untuk matahaii, d untukjantan. = rok untuk memeriksa laring.
kruna tiron 'pakai'), ra:p 'keranda' (bd. rap
Bali. kata jadian untuk kongruensi dsb. latat (old inJormatian, giten inJormation,
'dekat'). ground)
lambane huirul (leuer rynbol)
tambing yang beruPa satu huruf ipu yutg dianggaP-pendengar
Pembicara ada
atau le6ih, Ying menggambarkan ditain tisaaaran Pada
konsep ilmiah da1ar, sePerti kuanti- waktu sesuatu diujarkan. Bagian
tas. satuan, unsur; mls. g (untuk uiaran ini biasanYa diucaPkan
gram), cm (untuk sentimeter)' Ca d"engan tekanan yang tidak sekeras
(untuk kalsium). ookok.
laminal (laninal) hlr belakan g (batkground)
l. dihasilkan dengan daun lidah bagian kaliriat yang menemPatkan
(dipertentangkan dengan ap ikal d'an unlur dari suatu- wacana Pada
dorial);2. bunYi Yang terJadr temDat vang kedua atau ketiga;
demikian. berl'awanan ?et gat latar dePan'
Iabel pemakaian (usage label) lafal - (p r o nunc i a t i o n ) langage latar depan (foreground)
leksikografi . penanda variasi-variasi cara seseorang atau sekelompok Pr. bahasa manusla Yang
Saussure. bagian kalimai YaPg membawa
bahasa dalam kamus yang dinyata- orang dalam suatu masyarakat mempunyai 2 Perwujudan, Yakni uniur dari suatu wacana dalam
kan dengan tanda-tanda khusus. bahasa mengucapkan bunyi langue dan Parole. fokus, memberi tekanan Pada-nY1,
labial (labial) bahasa. langit-langit keras dan menjadikannya Pusat Perhatr-
l. te{adi karena penyempitan lafal ejaan (spelling pronunciation)' lih. nalatum an; dipeitentangkan-dengan latar
antara bibir atas atau gigi atas dan .ucapan kata menurut apa yang langua'ge acquisition device belakang.
bibir bawah, mencakup bunyi- tereja; mis. kata anak dibaca [anakJ /is. f..ateLa batin Yang ada Pada lateral (lateral)
bunyi bilabial, labio velar dsb.; mis. dan bukan [ana'] minusia irntuk belajar bahasa
1. dihasilkan dengan PenutuPan
lafal yang diakui pertama.
p, b,a,m, dsb.; 2. bunyi yang terjadi (receiued pronuncia-
sebaeaian lidah; 2. bunYi Yang
demikian. tion) langue dan Parole terjaii demikian; mis. bunYi 1//'
lafal Bahasa Inggris Britania stan- Siussure. P;.
S"aussure. Pr. dua
dua konseP Yang
labialisasi (labialiaation) dipergunakan untuk membedakan lateralisasi (lateraliaation)
bibir dar yang.didasarkan at.as wicara
Jonetik. pembulatan pada
orang-orang terpelajar di Inggris ta'traJa sebagai sistem bentuk dan tik. pengkhususan belah-
psikolinguis
waktu vokal dihasilkan,; mis. bunyi
Selatan, dan diapggap sebagai kontras yani tersimpan di dalam an otali kiri atau otak kanan untuk
yang terdapat pada awal kata ujud akal budi Pemakai bahasa fungsi tertentu. Bahasa Pada
norma yang bermanfaat dan dian-
serig dilafalkan menjadi wujud. jurkan sebagai model bagi (langue), dan bahasa-sebagai Per- umir*r,ya dilateralisasikan di
orang
labiodental (labio-dental) asrng. buat-an berbicara oleh seorang belahan otak kiri.
l.
dihasilkan dengan bibir bawah lahiiah (oaert) individu pada waktu tertentu latihan menggabung ( inte gration e xer'
dan gigi atas; 2. bunyi yang terjadi dikatakan tentang hubungan (parole) cise)
demikian, mis. bunyi pertama pada antara bentuk-bentuk bahasa yang lzosus (labse)
bensaiaran bahasa. latihan berupa
kata fajar. nampak pada struktur lahir dari t.ttciotirn bentuk tak bermakna hui lalimat bebas atau lebih Yang
labiovelar (labio-oelar) k-a!i1ng.l; dipertentangkan dengan it",, iak dikehendaki dalam wicara harus digabungkan oleh siswa.
l. terjadi karena penyempitan dakhil. Contoh hubungan lahirlah sDontan.
latihan mengisi (completion exercise)
antara bibir atas dan bawah dan ialah urutan kata, persesuaian dan larincan (brohibitiae)
bensaiaran Tahasa- latihan berupa
juga belakang lidah dan langit- pola fonotaktik -^ft u uiuran Yung bersifat mela-
rang, diu"ngkapf.un denga., p.elbagai
i.uti'i.iut dengan bagian yang diko-
langit lembut; 2. bunyi yang te{adi lambang (ymbol) songkan untuk diisi oleh siswa'
demikian. bentuk linguistis atau nonJinguistis bentuk, antara lain dengan bentuk
leksis linguistik 99
98 latihan mengungkap kembali - leksikostatistik -
satuan bermakna; satuan terkecil dalam masalah-masalah linguistik an dalm hukum bunyi' yang
latihan mengungkap kembali (re -
historis untuk menduga waktu menjadi slogan aliran Junggram-
statement exercise) dari leksikon.
perpisahan bahasa-bahas-a kerabat. matiker.
latihan yang berisi
pengajaran bahasa. leksikal (lerical)
letupan
l.bersangkutan dengan leksem; 2.
leksis (/exrsJ (plosion, explosion)
instruksi "katakan kepada saya'i, l. lih. leksikon; 2. lih. leksikologi. gerak udara ke luar pada saat
"katakan kepadanya", "tanyakan bersangkutan dengan kata; 3. ber-
sangkutan dengan leksikon, dan lekson (lexon) penglepasan bunyi plosif.
kepada saya", "tanyakan kepada- gramatika s trati,fikasi. komponen dari letupan lateral (lateral plosion)
nya" dsb. yang mengharuskan bukan dengan gramatika.
leksikalis (lexicalist)
leksem. Contoh: unsur-unsur penglepasan konsonan oklusif yang
siswa mengalihkan pandangannya 'tidak' dan 'ajakan' adalah lekson- memungkinkan udara keluar mela-
sesuai dengan struktur yang ber- TG. penganut TG yang beranggap-
an bahwa bentuk turunan nominal,
Iekson yang membentuk leksem lui samping lidah; mis. [t] dalam
sangkutan. brittle lng. Amerika [britl]
ajektival dsb. terdapat dalam kom- Jangan.
latih runtun (drill) leksotaktik (lexotadics)
rangkaian latihan untuk mengajar- ponen dasar dan tidak merupakan letupan nasal (nasal plosion)
hasil transformasi. Contoh: kata l. sistem dan penelitian mengenai penglepasan konsonan oklusif sede-
kan, menguji, atau mempraktekkan sifat-sifat penataan leksem yang
ketrampilan bahasa tertentu. pembangunan jembatan terdapat mikian rupa sehingga udara keluar
dalam leksikon yang merupakan berderet; 2. gramatika stratifikasi. lewat hidung.
latih runtun pola (Pattem driLl, hal-ikhwal pengaturan pelbagai
structure dill, substitution drill) bagian dari komponen dasar. ligatur (ligature)
satuan dalam stratum leksemik.
teknik rangka substitusi yang di- Dengan demikian komponen trans-
(sama dengan sintaksis dalam teori
huruf tercetak atau tertulis Yang
terapkan dalam pengajaran bahasa formasi disederhanakan. Chomsky merupakan gabungan dua huruf
untuk melatih struktur bahasa adalah penganut paham ini. Bd. atau lebih yang berlainan; mis. a
transformasionalis. Lembaga Bahasa Indonesia
tertentu. yang merupakan gabungan adane.
leksikalisasi (lexicalisation) instansi yang didirikan oleh peme-
Lautverschiebung rintah'setempat penjajahan Jepang likufida (liquid)
Jerman. pergeseian bunyi
(istilah L pengungkapan kategori gramati- konsonan malaran apiko-aveolar
kal atau semantis menjadi sebuah di Medan pada tahun 1943 untuk
dari.f . Grimm) membina Bahasa Indonesia. Ke- yang menyerupai vokal, yaitu r dan
layarJ. alograf huruf r yang terletak unsur leksikal; mis. 'membuat' + I lih. bunyi alir.
'mati' menjadi membunuh; 'tidak' * tuanya Aboe Bakar; anggotanya
pada akhir suku kata. terbatas yang tinggal di S.umatra lingga
lebaran (fusion) 'mungkin' menjadi mustahil; 2.
penciptaan leksem baru.
Timur, a.l. Dr Pirngadi, Adinegoro. ../. morfem dasar
bentuk yang terjadi dari dua bentuk lembut (mellow) lingga andahan
lain dan yang maknanya tetaP sama eksikografi (lexicographl)
lih. kasar lw. lembut
bidang lingustik terapan yang men- J. kata turunan
densan makna kedua bentuk asal lemes lingkungan banyi (phonetic context)
itu;inis. Prancis az yang merupakan cakup metode dan teknik penyusun-
Sd. ragam bahasa hormat bunyi dan ciri-ciri prosodi yang ada
leburan a dan Le. an kamus. di sekitar suatu bunyi
lengkara bahasa.
lectio difficilior leksikologi (lexicolog) Bali. kalimat lingkupan (scopa)
L. kritik naskah. bacadn yang sulit; cabang linguistik yang mempelajari
lengkara laksana l. jangkauan makna yang dicakup
dikatakan tentang naskah Yang leksikon.
leksikon (lexicon, uocabulary.
Bali. kalimat aktif oleh makna suatu unsur; mis.
paling sulit, yang dianggap sebagai ) lengkara linaksana makta bukan yang berbeda jang-
naskah yang tua, karena Proses 1. komponen bahasa yang memuat
.Bali. kalimat pasif kauannya dalam bukan ia musuhku
penyalinan berjalan dari yang sulit semua informasi tentang makna dengan Ia bukan musuhku 2. Pikc.
dan pemakaian kata dalam bahasa;
lengkara nandang
ke yans mudah.
-Gottfried 8al1. kalimat pasif partisipan yang menyatakan arah
Leibniz, Wilhelm von 2. kekayaan kata yang dimiliki lenis atau tempat perbuatan suatu verba;
(1646-1716) filsuf .Jerman, berpe- seorang pembicara, penulis atau mis. Mereka pergi ke laut, ke laut
suatu bahasa; kosakata; perbenda- fonetik. bunyi yang terjadi karena
ngaruh dalam ilmu bahasa karena pernapasan. lembut dan otot adalah lingkupan dari verba pergi.
sarannya supaya para ahli menyeli- haraan kata; 3. daftar kata yang
diki bahasa-bahasa yang ada dan disusun seperti kamus, tetapi kendur; bunyi seperti d, g, I adalah lingua franca
lenis. Italia. bahzsa yang dipergunakan
atas dasar itu menyusun silsilah; dengan penjelasan yang singkat dan
lento sebagai alat komunikasi sosial di
dialah yang pertama berPendaPat praktis.
leksikon aktif (actiae aocabulary)
lih. bentuk lento antara orang-orang yang berlainan
bahwa semua bahasa diturunkan lentong bahasanya. Contoh: Bahasa Inggris
dari satu bahasa moyang. kekayaan kata yang biasa dipakai
seseorang.
Sd. intonasi yang dipakai dalam yang dipakai dalam pertemuan-
leksem (lexme) ragam resml. pertemuan internasional.
l. satuan leksikal dasar Yang leksikon pasif (passiw aocabular2)
Leskien, August linguistik
kekayaan kata yang dipahami se'
( linguistics )
abstrak yang mendasari Pelbagai (1840-1916) ahli bahasa Slavika ilmu tentang bahasa; penyelidikan
bentuk inflektif suatu kata' Contoh: seorang tetapi tidak pernah atau
jarang dipakainya. berbangsa Jerman yang mencipta- bahasa secara ilmiah (lihat bagan
lng. sleep, sleft, sleeps, sluping adalah kan ungkapan Die Aushnahmslosigkeit cabang-cabang Iinguistik pada hal.
bentuk-bentuk dari leksem sleep; 2. leksikostatistik ( lexico statis tic) xxviii).
der Lautgesetle'Tiadanya kekecuali-
kata atau frase Yang meruPakan penerapan teknik-teknik statistik
linguistik medis linguistik terapan r0l
- linguiitik -
100 Iinguistik abad pertengahan mrtcmatika

teknik penelitian lapangan untuk ciri-ciri matematis dari bahasa linguistik sinkronis (slnrhronic li-
linguistik abad pertengahan (me-
dengan mempergunakan konsep- nguistics)
diaeaal linguistics) mendeskripsikan konteks situasi
konsep statistik dan aljabar. --+ linguistik deskriptif
istilah umum untuk karya-karYa dari pertuturan.
linguistik fungsional (functional li- linguistik medis language pathologt )
( linguistik sosiologis (sociological li-
tata bahasa yang ditulis pada abad bidang Iinguistik terapan yang nguistics)
pertengahan. Pandangan- nguistics)
mencakup cacal bahasa dsb; juga Meilkt, Balfu. penyelidikan bahasa
pandangan pada waktu itu berkait- analisis bahasa yang menekankan
fungsi, dan menandai karya para disebut patologi bahasa. yang berpegang pada pandangan
an dengan Bahasa Latin, Yakni linguistik- Neo-Sausure ---> glose- bahwa bahasa tidak dapat dipisah-
bahasa Gereja dan bahash cende- sarjana dari aliran Praha dan
Kopenhagen serta sa{ana-sarjana matik kan dari konteks sosial mznusia,
kiawan di Eropa, yang juga dijadi- linguistik parametris (parametric Li- dan yang menghubungkan analisis
kan dasar pengajaran bahasa dan lain; lih. fungsionalisme.
linguistik historis (historical linguis- ngubtics) bahasa dengan gaya pengungkapan
deskripsi bahasa-bahasa setempat. metode untuk menyelidiki segi-segi orang atau kelompok.
Teori gramatika dipengaruhi sko- tics)
cabang linguistik yang menyelidiki bahasa atas variabel-variabel fisik linguistik statis (static linguistiu)
lastisisme.
perubahan-perubahan jangka seperti bunyi, nada, gerak lidah, --+ linguistik deskriptif
linguistik antropologi ( anthropologi-
gerak bibir dsb. Koordinasi para-
cal linguistics) pendek dan jangka panjang dalam linguistik statistik (statistical linguis-
sistem bunyi, gramatika dan kosa- meter-parameter itu penting dalam tics)
l. cabang linguistik yang mempela- produksi wicara dan sintesis wicara.
jari variasi dan pemakaian bahasa kata satu bahasa atau lebih. istilah umum untuk penerapan
dalam hubungannya dengan pola linguistik historis komparatif (histo- linguistik pedagogis (pedagogical li- metode statistik untuk mengolah
kebudayaan dan ciri-ciri bahasa ical and comparatiae linguistics) nguistics) - data bahasa, antara lbin perhitung-
yang berhubungan dengan kelom- bidang linguistik yang menyelidiki cabang lin'guistik teraPan Yang an frekuensi kata dan penyelidikan
pok sosial, agama, pekerjaan atau perkembangan bahasa dari satu bersangkutan dengan peningkatan tentang gaya bahasa seorang Pe-
kekerabatan; 2. metode dan teknik masa ke masa yang lain, serta efisiensi pengajaran bahasa dengan ngarang.
penyelidikan bahasa masYarakat menyelidiki perbandingan satu menyediakan deskripsi yang kom- linguistik struktural (structural li-
g tidak mempunyai tradisi bahasa dengan bahasa lain. prehensif mengenai prosesjproses nguistics)
i,ut
tulisan, yang mengandalkan peng- linguistik kognitif (cognitiae linguis- dasar dan dengan mempergunakan pendekatan dalam penyelidikan
umpulan data dengan penyelidikan tics) metode mengajar yang memadai. bahasa yang menganggap bahasa
lapangan. pendekatan dalam linguistik yang linguistik perkembangan (deuelop' sebagai sistem yang bebas.
linguistik Descartes (Cartesian Li- menekankan pelbagai hubungan mental linguistics) linguistik taksonomis (taxonomic li-
npuistics, Port Royl grammar) dalam bahasa yang mewakili infor. nama umum untuk penyelidikan nguistics)
pindangan R. Descartes (1596- masi dalam otak manusia. Lamb mengenai pemerolehan bahasa pendekatan dan analisis bahasa
1650) dan pengikut-pengikutnYa mengaku bahwa teori stratifikasi pada anak-anak dengan tujuan utama mendaftar-
bahwa .bahasa manusia bersandar merupakan sejenis linguistik kog! li- kan dan mengklasifikasikan pelba-
nitif. linguistik Renaisans (Renaissance
pada struktur akal budi yang sama nguistics) gai fenomen bahasa atas kelompok
pdda seluruh umat manusia (pan- linguistik komparatif (comparatittt
periode sejarah linguistik sesudah atau gabungan, seperti kelas kata
dangan ini muncul lagi dalam teori linguistics, comparatiae Srammat, clltl- dalam gramatika, jenis-jenis kon-
paratiae philolog) iinguistik abad pertengahan yang
linguistik Chomsky). ditandai oleh perluasan wawasan di sonan dalam fonetik, medan makna
Iinguistik deskriptif (desriptite. li- cabang linguistik yang mempelajari dalam semantik, dsb.
kesepadanan fonologis, gramatikal luar Bahasa Yunani dan Latin dan
nguistics)
dan leksikal dari bahasa-bahasa bahasa-bahasa Indo-Eropa, yang linguistik teoretis (theoretical linguis-
l. bidang linguistik yang menyeli- menambah konsep dan kategori tics)
diki sistem bahasa pada waktu yang berkerabat atau dari periode;
periode historis dari satu bahasa, baru. bidang penelitian bahasa yang
tertentu. Dipertentangkan dengan dilakukan untuk mendapatkan
linguistiks historis; 2.
pendekatan linguistik komputasi {computational linguistik Saussure (Saussurean li-
linguistics) nguistics) kaidah-kaidah yang berlaku dalam
linguistik dengan mempergunakan bahasa manusia pada umumnya.
cabang linguistik yang mempergu. istilah umum bentuk teori linguistik
teknik penelitian lapangan dan tata
istilah yang sesuai untuk bahasa nakan teknik komputer dalam dari F. de Saussure, antara lain linguistik terapan (ap plied linguistics )

penelitian bahasa dan kesusastra. yang mencakup pemisahan antara istilah umum bagi pelbagai cabang
yang diselidiki.
li' in, a.l. dengan mesin penterjemahr pendekatan diakronis dan sinkro- linguistik yang memanfaatkan des-
linguistik diakronis (diachronit
nis, pembedaan langue dan kripsi, metode dan hasil penelitian
nguistics) an dan sintesis wicara.
J linguistik historis komparatif linguistik kontrastif (contrdstioc It. parole, hubungan paradigmatis linguistik untuk pelbagai keperluan
linguistik etnografis (ethnografi.c li- nguistics) dan sintagmatis dan pembedaan praktis; cabang-cabang seperti
nguistics) lih. analisis kontrastif antara signifi6 dan signifiant. pengajaran bahasa, leksikografi,
linguistik matematika (mathematlcal
'Ieori tersebut.dianut pula dengan penterjemahan, patologi bahasa,
penyelidikan mengenai lingkungan
linguistics) atau tanpa perubahan oleh aliran dsb. termasuk dalam linguistik
alam dan budaya suatu masyarakat
cabang linguistik yang mempelajarl Praha dan Glosematik. terapan:
bahasa dengan mempergunakan
r02 linguirtik umum
- madyakrama madyamapurusa
- nalna refcrensial r03

linguistik umum (general linguistics) waktu lebih dasar dari ungkapan- madyamapurusa kata dengan kata lain dalam frase
konsep umum yang diberikan pada ungkapan lain. Dalam pandangan ,/. persona kedua. atau klausa;
teori dasar, konsep dasar, model ini konsep seperti kala, aspek, milik, madya ngoko makna intensi (intensional meaning)
dan metode penyelidikan bahasa. dan keberadaan dianggap didasar: J. ragam madya yang te{adi dari makna yang menekankan maksud
linguostilistika ( linguos t/istics ) kan pada ciri tempat. unsur-unsur madya seperti kula, pembicara.
cabang stilistika yang menyelidiki lolos, meloloskan (bleed) dika, dsb. bercampur dengan unsur- makna kiasan (transfered meaning,
PenyrmPangan-penyrmpangan lih. urutan pelolosan unsur ngoko. figuratiae meaning)
yang disengaja dari bahasa standar loncatan tataran (leael skipping) madyantara pemakaian kata dengan makna
dan yang menyelidiki varasi-variasi tagmemik..adanya pengabaian ting- J. ragam madyayang mengandung yang tidak sebenarnya; mis. malata
bahasa. kat tertentu dari tataran gramatikal unsur-unsur madya bercampur wanita yang berarti 'rambut
linierisasi (lineari4tion) dalam suatu konstruksi gramatikal; dengan unsur-unsur ngoko dan wanita'.
p(oses pengungkapan unsur-unsur mis. seluruh frase orang 2ang berjalan krama. rrakna kognitif (cognitiae meaning)
rvaktu (yang sifatnya tidak berurut- itu dalam konstruksi Pakaian orang mahaprana aspek-aspek makna satuan bahasa
an) menjadi bentuk-bentuk yang yang berjalan itu. J. l. huruf besar; 2. konsonan yang berhubungan dengan ciri-ciri
berderet sesuai dengan medium longgar (diffiue) aspirat dalam alam, di luar bahasa atau
fonetis yang dipakai. fonologi ciri pembeda. tentang ciri Majelis Bahasa Indonesia-Ma- penalaran.
lininging lengkara pembeda yang menunjukkan kon- lavsia makna konotatif (connotatiae meaning)
.Bali. predikat sentrasi di bagian-bagian pinggir in6tansi antar-negara yang diben- lih. konotasi
litografi (lithografi) spektrum, menandai artikulasi tuk pada 1972, merupakan forum makna konstruksi (construction mtan-
naskah yang berupa cetakan yang daerah vokal rendah dan konsonan kerja sama bahasa antara Indonesia ioe)
dibuat dengan alat cetak batu. belakang. dan Malaysia. Dalarh forum ini makna yang terdapat dalam kon-
litotes (litntes) hncutan (glide) perwakilan Indonesia, yang disebut struksi, mis, 'milik'yang dalam BI.
pernyataan yang memperkecil se- perubahan vokal yang terjadi Panitia Pengembangan Bahasa In- diungkapkan dengan urutan kata.
suatu; mis. untuk mengatakan dalam inti yang kompleks pada donesia, yang kemudian berganti makna kontekstual (contextual mta-
pandai, orang memakaikalimat Ia waktu lidah berubah posisinya; mis. nama menjadi Panitia Kerja Sama ning, situational mzaning)
tiddk bodoh. 2 vokal terakhir d,alam kata pantai Kebahasaan Indonesia Malay- hubungan antara ujaran dan situasi
memperlihatkan luncuran. -
sia, bertemu dengan perwakilan di mana ujaran itu dipakai.
logogram (logogram, logograph, word
luncuran akJait (offglide ) Malaysia yang disebut Jawatan makna leksikal (lexical meaning, semtn-
sign)
ideogram yang dipakai untuk forutik. bagian terakhir dari inti Kuasa Tetap Bahasa Malaysia. tie tneaning, exteraal meaning)makna
menggambarkan kata; mis. tanda
yang kompleks; mis. vokal dalam Majelis ini
bersidang sekurang- unsur-unsur bahasa sebagai lam-
seperti & 'dan', * 'ditambah', 7o
hai, kau mengandung luncuran kurangnya dua kali setahun. bang benda, peristiwa dll.; makna
akhir. makna (meaning, linguistic mtaning, leksikal ini dipunyai unsur-unsur
'persen', dsb. luncurana awal (on-glidt, initial glidt) sense) bahasa lepas dari penggunaannya
lokalisme (localism, localist hlpothesis) gerak dari alat ucap, dari btrnyi l. maksud pembicara; 2. pengaruh atau konteksnva.
pendekatan dalam analisis bahasa yang baru saja dihasilkan maupun satuan bahasa dalam pemahaman. makna l:uas (exinded meaning, situatio-
yang beranggapan bahwa pengung- dari posisi netral, segera sibelum persepsi atau peri laku manusia nal meaning)
kapan "tempat" dalam ruang dan menghasilkan suatu bunyi. atau kelompok manusia; 3. hubung- makna ujaran yang lebih luas
an, dalam arti kesepadanan atau daripada makna pusatnya; mis.
ketidaksepadanan, antara bahasa makna sekolah d,alam kalimat Ia
dan alam di luar bahasa atau antara bersekolah lagi di SESKOAL yang
ujaran dan semua hal yang ditun- lebih luas daripada makna 'gedung
juknya; 4. cara menggunakan lam- tempat belajar'.
bang-lambang bahasa. makna pu;sat (central mcaning)
makna denotatif (dtnotatiue ruaning) makna kata yang umumnya dime-
lih. denotasi ngerti bilamana kata itu.diberikan
makna ekstensi (extensional meaning) tanpa konteks; juga disebut makna
makna yang mencakup semua tak berciri.
ciri-ciri obyek atau konsep. makna referensial (referential mea-
madya makna gramatikal (grammatical mtan- ning)
../. unggah-ungguh yang ada di ing, functional meaning, structural mean- makna unsur bahasa yang sangat
antarangoko dan krama, sebagian ; intcrnal meaning).
ing dekat hubungannya dengan dunia
berupa unsur-unsur krama yang hubungan antara unsur-unsur diluar bahasa (obyek atau gagas-
dipenggal; mis. emlun (dari krama inggil, tetapi tidak ada unsur bahasa dalam satuan-satuztn yang an), dan yang dapat dijelaskan oleh
sampun'sudah'), napa (dai krama ngbko, kecuali sufiks -ate. lebih besar; mis. hubungan antara analisis komponen, juga disebut
r04 makna sempit
- matronim Matthes, Benyamin Frederik
- menteligme 105

denotasi; lawan dari konotasi. masyarakat bahasa (s peech communitl) Matthes, Benjamin Frederik melek huruf (literaq,)
makna sempit (specialised meaning, kelompok orang yang merasa me- (1818-1908) penterjemah Alkitab kemampuan membaca atau me-
narrowed meaning) miliki bahasa bersama atau yang dan ahli bahasa-bahasa Makasar nulis.
makna ujaran yang lebih sempit merasa termasuk dalam kelompok dan Bugis. Karyanya antara lain melimpah (redundant)
daripada makna pusatnya; mis. itu, atau yang berpegang pada Makassarsche Spraakkunst (1858), lih. kelimpahan
makna kepala dalam kepala baut. bahasa standar yang sama. (1864), Boe-
Boeginesche Chrestomathie melodi (melody)
makna tak berciri gineesch-Hollandsch Woordenboek pola perubahan nada dalam ujaran.
masyarakat bahasa terpen cil ( speech (1874), danjuga pelbagai buku dan
lih. makna pusat membaca (readkg)
island) karangan tentang etnologi dan
makrolinguistik (macrolinguistics) l. menggali informasi dari teks, baik
masyarakat bahasa yang kecil yang kesusastraan Bugis dan Makasar.
bidang linguistik yang mempelaj ari dari yang berupa tulisan maupun
bahasa dalam hubungannya dikitari oleh masyarakat lain yang
lebih dominan; mis. masyarakat medan leksikal (lexical field) dari gambar atau diagram, maupun
dengan faktor-faktor di luar bahasa;
Jerman di Amerika Serikat.
lih. medan makna dari kombinasi itu semua;- 2.
termasuk di dalamnya bidang inter- ketrampilan mengenal dan mema-
Mathesius, Villm medan makna (sunantic field, domain)
disipliner dan bidang terapan. hami bahasa tulisan dalam bentuk
(1882-1946) sarjana linguistik bagian dari sistem semantik bahasa
makron (macron)
bangsa Cek, dianggap sebagai yang mengg2mbarkan bagian dari urutan lambangJambang grafis
Ing. _tanda diakritis (...) biasanya bidang kehtdupan atau realitas dan perubahannya menjadi wicara
peletak dasar aliran Praha. Perha-
untuk menandai bunyi vokal pan- tiannya mencakup kesusastraan dalam alam semesta tertentu dan bermakna dalam bentuk pemaham-
Jang' dan linguistik. Sumbangannya yang direalisasikan oleh seperang- an diam-diam atau pengujaran
maksud (sazse)
yang utama ialah dalam bidang kat unsur leksikal yang maknanyl keras-keras.
makna kata, frase, dsb. bagi pembi-
perspektif kalimat fungsional. berhubungan. Contoh: nama warna membangkitkan (gerurate)
cara atau pendengar pada waktu mati membentuk medan makna tertentu, membangun atau meramalkan se-
pertuturan terjadi. begitu pula nama perabot rumah per-angkat unsur dengan algoritme.
dikatakan tentang konsonan atau
malaran (continuant)
huruf konsonan yang tidak diikuti tangga, resep makanan dan minum- mendatar (high buel) -
ciri pembeda dari bunyi yang tidak vokal. an, peristilahan penerbangan dst. pola intonasi atau ton dengan suara
mengalami hambatan; semua vokal matriks (matrix) yang tinggi tetapi datar.
medan morfosemantis (morphoseman- mendengar
dan frikatif adalah malaran. bagan yang terjadi dari kolom- (listening)
tic feld)
malaran tak bergeseii (Jrictionless kolom dan baris-baris yang mem- medan makna dimana kata-kata
kemampuan untuk menandai dan
continuant)
perlihatkan pelbagai parameter memahami wicara.
bunyi yang dihasilkan dengan
saling berhubungan karena ke- mengalihkan (nawJe)
atau dimensi dari unsur yang ada miripan makna dan/atau bunyi.
penyempitan, tetapi tidak te{adi dalam bagan itu. Contoh(
lih. pengalihan.
mediae mengatasi (dominate)
Pergeseran.
malar lw tak malar (continuant os Z. istilah lain untuk oklusif ber- TG. dalam diagram pohon A
non-continuant) suafa mengatasi B bila A terdapat di atas
forwlogi. oposisi ciri pembeda yang medial (medial) B dan dapat ditelusur arahnya dari
ditandai oleh lancar atau terham- Jih. diatesis medial. AkeB:
batnya aliran udara melalui daerah mediopalatal (medio- palatal) A
bunyi palatal yang diartikulasikan
Penyempitan.
mandarin
lih. p'u-t'ung-hua
di sekitar tengah palatum.
mediovelar (medio-oelar)
sAc
manifestasi (manife*ation) bunyi velar yang terjadi di tengah-
tengah velum.
oly.
lih. realisasi
Marsden, William (1i54-1836) mekanolinguistik (mec hanolinguis tics) mengkodekan (encode)
karyawan East India Company, "bilabial" dan "hambat bersuara" bidang linguistik terapan yang l. mengubah amanat menjadi kode;
yang kemudian menjadi pelopor adalah parameter atau dimensi dari mencakup penggunaan linguistik mis. pikiran menjadi bahasa; 2.
penyelidikan bahasa dan kebudaya- b dalam ilmu komputer dan usaha mengalihkan informasi dari satu
an Melayu-Indonesia. Karyanya matrilek (matrilect)) untuk membuat mesin penter- sistem komunikasi ke sistem komu-
a.l. Histor2 of Sumatra (1783), lih. akrolek jernahan; dan juga usaha meman- nikasi yang lain; mis. bunyi menjadi
Dictiohary of the Mala2an Language matronim (matrorymic) faatkan komputer dalam penyelidi- detak listrik, huruf menjadi cicah
(1812), Grammar oJ the Malayan nama yang dimiliki orang berdasar. kan bahasa, mis. dalam penyusun- biner.
Language (1812). kan nama ibunya. Misalnya dalam an konkordans teks-telis, dalam mentalisme (mentalism)
masdar Mahabharata ada nama Kaunteya perhitungan frekuensi kata-kata semantik.. aliran yang menyelidiki
/r. lih. infinitif 'anak laki-laki dari Kunti' yung (untuk perkamusan dan untuk aspek makna bahasa dengan meng-
maskulin (masculine) diberikan kepada Yudhistira, Bima pengajaran bahasa). Bidang ini hubungkan konsep aiau
uju-d
lih. jenis dan A{una. disebut j uga linguistik komputasi. mental yang dinyatakan oleh kata-
metde globd modditas r07
metode audio'lingual
-
106 mentransformasikan -
pelajaran dialog dengan situasi metodologi linguistik ( linguistic met-
menquraikan teori; dalam pengertl-
kata dalam suatu bahasa; dan Yang sehari-hari. hodoloey)
beransqaPan bahwa keadaan dan an ini teori linguistik berperanan p.nvJidikun dan deskripsi tentang
o.o..r""*.t tul berada lePas dari sebagai metatedri terhadap teori- '
metode global i"jua", konseP-konseP dan cara-
ierwuiudan dalam Peri laku; lih' teori bahasa. Pcngajian bahasa. .metode untuk .ira mencapai tuiuan dan hubung-
meiriaiarkan membaca dan menu- an antara pelbagai cabang li-
iunu ilitutt mentalisme' metatesis (metathesis)
-G;ru6tE nlEielTuruf, lis p?rhulaan dengan menYajikan
(to transform) bunYi atau nguistik.
---ttensubah
-Lniransformasikan luku kata dalam kata; mis' ."triun-.atrrun bahisa secara utuh
inti atau beberapa inti Peru-
dan menvuruh siswa mengenal dan
metonimia (netonYmy)
.n."i"uai struktur^ lahir. dengan bahan letak [r] dan [i] dalam rontal oemakaian nama untuk benda lain
yang sekarang kita kenal sebagai menvalinnya secara keseluruhan' iane berasosiasi atau yang menjadi
meneraPkan translormasr' Dalam praktek siswa hanYa meng-
menurun (falling) lontar. 'Si kaia maia'
ItriButnya; mis.
hafalnyi, sehingga tidak daPat
untuk ieseorung Yang berkaca
pola intonasi atau ton dengan suara metode (method)
membaca dan menulis unsur-unsur
menurun. 1. cara
mendekati, mengamati, mata.
,r^rrn ba.r. Metode ini hanYa cocok metrika (metrics)
menurun dan (fallingri- menganalisis dan menjelaskan aulr"m meneaiarkan aksara logogra-
sing) suati fenomen; 2. sikaP sekelomPok sistem dan PenYelidikan mengenai
fis. seperti"iksara Sinika, karena struktur metrum dalam sajak'
ool"i intonasi atau ton dengan suara sariana terhadaP bahasa atau li- tiap m'orfem dilambangkan dengan
ilula-mula turun kemudian naik' ngiistik, mis. metode mentalistis, satu hurul.
lrnetntrn (metre)
nenvematlmn (embed) pieskriptit komParatif dsb.; 3. oola suku bertekanan dan tak
mJmasukkan sebuah satuan dalam belbaeii teknik untuk menetaPkan metode gramatika'terjemahan tertekanan yang membentuk irama
yang ( p rammarltr ans lation thod ) dalam struktur sajak.
-lebih tingkat
suatu konstruksi pada iun i-,et g,rkur ciri bahasa; mis. 'iensaiaran
me

bahasa. melode dengan


sama atau Yang rendah' penelitian lapangan, eksPerimen mikrolinguistik (microlinguistics) .
'me'nteri emahkan kutipan-kutipan
mesin oerekam ltabc recorder) dalam laboratorium dsb.; 4. Prin- bidane Iinguistik yang-mempelaJ arr
alat eiektromekanii untuk merekam sip-prinsip dan Praktek-Praktek
dari din ke bahasa lain, kemudian bahasi diri dalamnYa; dengan
dan menghasilkan bunYi dengan pinlajaran bahasa, mis. metode suru melenekaPinYa dengan ko- perkataan lain, mempelajari struk-
oita magnetis. iangsrrrg, metode gramatika ter' irentar-komentar dalam bahasa iur bahasa itu sendiri atau memPe-
mitabahaia (meta Language, s econ.d order jemahan dsb. murid tentang gramatika dan kata- lajari bahan bahasa secara lang-
language) kata kutipan ieisebut dalam bahasa sung.
metode analitis aslinya itau terjemahannYa' p osse -
bafiasi atau Perangkat lambang pengajaran bahasa. metode untuk milik"tak teral ihkan ( inalienab I e

yang diPakai untuk menguraikan mengajarkan membaca dan menu- metode komParatif (comParatiac sion) ,,i
6ah"asa;'dalam Pengertian ini li- lis pirmulaan dengan menYajikan method)
hubunsan antara Pemilik dan Yang
nguistii< merupakan sejenis metaba- satuan-satuan bahasa, kemudian linpuis'tik historis komparatf metode dimilik'i yang tak dapat dipisahkan
hasa. menyuruh siswa mengenal unsur' un"tuk menentukan kekerabatan atau tidak dlPat dialihkan kePada
merafora (metaPlw) pemilik lain. Contoh ayah Udin'
unsurnya. bahasa-bahasa dengan memban-
oemakaian kala atau ungkaPan lain dinskan bentuk dari kata-kata milik teralihkan (alienable posscsion)
metode analitis-sintetis hubungan antara Pemilik dan Yang
irntuk obYek atau konseP lain pengajaran bahasa. metode untuk seaial dengan tuiuan untuk mere-
berdasarkan kias atau Persamaan; konstruksi[an bahasa Purba. dimilik-i vane dapat dipisahkan atau
inengajarkan membaca dan menu' J"put .iiutilt ui, k.Pada Pemilik
mis. kaki gunung, kaki meja, berdasar-
kan kias-Pada kaki manusia' lis p"eimulaan dengan menYajikan metode
-- langsung (direct method) lain. Contoh rumah Paman.
,rrrsu.-rt su. dari satuan-satuan
.
pengajar-
metafora Pengabstrakan ieogajoroniahasi. metode mimik (mimicr2)
bahasa dan diikuti oleh satuan' in bahasa kedua atau aslng Yang hal menirukan penanda suara
metafori bJruPa Pemakaian kata satuan itu secara .utuh, kemudian
atau bentuk lain yang bersangkutan Lertuiuan untuk menggabungkan orang lain.
unsur-unsur itu lagi; siswa disuruh bahaia dan Pengalaman dalam modalitas (nodaliti .
dengan obYek konkrEt untuk obYek mengenal dan menYalinnya secara .

atari konsiP abstrak; mis. namanya situasi tanPa Perantaraan bahasa i. f,iurifril*i pro-posisi menurut hal
dengan bunga itu
bertihap mulai dari unsur' ibr, ltuttPu P.nterjemahan), antara menvungguhi(an atau mengingkari
harum (bandingkan
harun unsurnya, lalu satuan itu secara
harud',
harum), sambulan Tang
sambutan Yang dingin (ban' lain'dengari memPergunakan Per- kemirng[inan atau keharusan;. 2.2'
utuh, dan kemudian unsur-unsur cakapan dan bacaan. cara pimbicara menYatakan sikaP
dinskan dengan air dingin)' lagi.
metaflase ( metaPhrasc) metode sintetis terhadap suatu situasi dalam suatu
metode audioJingual (audio-lingual
lih. oenteriemahan pengajaran bahasa. -metode untuk komunikasi antara-Pribadi; 3'
method) 'rneirlajarkan membaca dan menu- makna kemungkinan, keharusan,
metafihguistik ( mctalinguis ti'cs ) metode oengajar'
penelilian mengenal
peneliTian mengenai hhubungan pengaj aran bahasa.
ls pirhulaan dengan menYajikan kenvataan dsb. Yang dinYatakan
'^-*---
l.tara foLt^"-frf,tor
antara faktor-faktor
faktor- hahasa dan
bah in"6ahasa asing Yang bertujuan ,rrrsu.-urrsur dari satuan bahasa, dalim kalimat; daiamBahasa lndo-
faktor-faktor bukan bahasa dalam
untuk mengajarkan mendengart
kemudian menYuruh siswa meng- nesia modalitas dinyatakan dengan
bet'bicara, tieirrbucu dan menuli! kata-kata seperti barangkali, harus,
masvarakat.
(t.ngrn urutan demikian), Padr gabung-gabungkannYa menjadi
mebt6ori (nctatluor2)
---ieo.l iatuan bihasa yang bersangkutan' akan dsb. aiau dengan adverbia
yang diPeigunakan untuk tingkat awal dengan menekankan
l0'E modalitas aletis modistae modulasi monosiliabisme 109
- -
kalimat seperti pada hakekatn2a, yang mendeskripsikan bahasa seba- 'cara mengartikan'. nronem predikatif (Pr. monime predi-
menurut hemat saya, dsb. gai sistem yang dinamis, modulasi (modulation) katifl
- yakni
modalitas aletis thir modality )
( ale dengan memperlakukan satu unsur penggunaan tekahan atau tinggi Martinet. monem yang membentuk
modalitas yang bersangkutan sebagai bentuk asal yang menurun- nada untuk mengungkaPkan ujaran yang utuh; mis. ini, baik,
' dengan keperluan, seperti yang kan bentuk lain melalui sederetan makna. terima kasih, d,sb.
terdapat dalam kalimat masakan ini perubahan yang dapat digambar- modus (mood, mod.e) monem terikat (Pr. nonime dipendant)
harus disajikan sekarang (kalau tidak kan dengan kaidah-kaidatr. kategori gramatikal dalam bentuk Ma:rtinet. monem yang tidak mem-
para tamu akan pulang, dsb.). model tata unsur (item-and- verba yang mengungkapkan sua- punyai hubungan dengan bagian
modalitas deontis (deontic modalit2) arrangemcnt model, IA model) sana psikologis perbuatan menurut lain dari ujaran dan bisa mempu-
modalitas yang bersangkufan pendekatan dalam analisis bahasa tafsiran pembicara atau sikap pem- nyai pelbagai fungsi; mis. kota,
dengan kewajiban dan boleh-tidak, yang menghindarkan semua per- bicara tentang apa yang diucap- rumah, dsb.
seperti yang terdapat dalam kali- timbangan waktu dan mende- kannya. monofonemi s (mono phonemic )
mat masakan ini harus disajikan skripsikan bahasa atas dasar modus desideratif (desideratiae mood) terjadi dari satu fonem
sekarang (dengan ancaman: kalau sistem dari unsur-unsur bahasa dan modus yang menyatakan kei- monoftong (monophthong)
tidak akan dihukum, dsb.). penataannya. ngrnan. 1. bunyi vokal yang dihasilkan
modalitas epistemis (epistemic moda- modifi kasi ( modi"fication) moiius imperatif (imperatiae mood) tanpa gerakan lidah; mis. /el pada
tiu) hubungan antara induk dan modifi- modus yang menyatakan perintah lsatel yang berbeda dari la/ pada
modalitas yang bersangkutan kator dalam suatu frase. atau larangan. /sata2/; 2. vokal tunggal yang
dengan apa yang-diketahui,-seperti modilkasi vokal (aowel modificatiotn) kualitasnya tidak berubah dari awal
modus indikatif (indicatiae mood, Jact
hingga akhir produksinya; untuk
yang terdapat dalam kalimat masa- fonologi. perubahan vokal- akibat mood)
kan ini harus disajikan sekarang (karena tambahan suatu bunyi dalam suku membedakan dari diftong.
i
modus yang menyatakan sikaP
monoftongisasi (mono phthongisation)
ma,nang untuk itu masakan ini). kata yang ditambahnya itu; mis. obvektif atau netral.
i, mcidel (modtl) kata Jawa amba[ombo]''lebart atau modirs interogatif fonologi historis. proses perubahan
;
l. teori tentang struktur bahasa; 2. uga[segoJ'nasi' bila diberi imbuhan modus yang menYatakan Per-
dari sebuah diftong menjadi sebuah
sistem postulat, data dan inferensi - n e, h asilny a adalah am b ane am b awJ
I monoftong.
tanyaan.
I
yang disajikan sebagai deskripsi 'lebarnya' dan segane[sagawJ' nasi- monoglot (monoglot)
modus obligatif
lr
bahasa atau bagian lain struktur nya'. Dalam kata (obligatiae mood) --+ monolingual
li segane satu [iJ
lr' bahasa;-.3. penggambaran yang ,
mtnjadi [a] dalamkala ambaru iui modus yang menyatakan ke- monolingual (monolingual)
)il
sangat disederhanakan atas sistem [tJ,menjadi [aJ.. harusan. l. mampu atau biasa memakai satu
iflii
tertentu; misalnya sistem morfologi modifikator (modi,fier, qualifu r) modus optatif (oPtatiae mood) bahasa saja; 2. bersangkutan
li
I suatu bahasa dapat digambarkan unsur yang membatasi, memper- modus yang menyatakan haraPan. dengan atau mengandung satu
i
dengan model proses atau dengan luas atau menyifatkan suatu inhuk modus subjungtif (subjunctiae mood, bahasa; mis. kamus monolingual.
i model tata unsur. dalam frase; dalam frase nominal subiunttiae mode) monolingualisme (monolingualism)
I
I
model aljarbar (algebraic linguistici) berupa ajektiva, frase ajektival, bentuk verba yang dipakai untuk gejala pada seseorang atau masya-
l; penggunaan model formal dan preposisi, frase preposisional, atau mengungkapkan subordinasi dan rakat yang ditandai oleh kemampu-
bebas konteks, yang di pinjam dari klausa terikat; dalam frase verbal dianggap kurang "nyata" dariPada an dan kebiasaan memakai satu
logika dan rriut.irutiku, dulu* berupa adverbia atau frase adver- modus indikatit mis. dalam Bahasa bahasa saja.
analisis dan deskripsi teoretis bial; mis. 2ang kclihatan itu dalam Jerman dipergunakan dalam monolog (monologue)

I
bahasa. frase orang lang kelihatan itu. wacana tak langsung; modus yang kegiatan bahasa dari pembicara
model paradigma (ward- and- p ar adigm modifikator kalimat (sentcnce adaer- menyatakan keragu-raguan atau tunggal; mis. dalam bentuk pidato
model, WP modrl) bial, sentence modifier) ketidakpastian. atau berbicara sendiri.
pendekatan dalam analisis bahasa frlse atau klausa yang memo- monem(Pr. moilme) monomorfemis ( monomor p hemic )
!a-11, terjadi dari satu morfem.
yang menganggap kata sebagai difikasikan seluruh kalimit, dan Martinet. segmen terkecil dalam
satuan paling utama dalam grama- bukan hagian dari kalimat; mis. bahasa yang mengandung makna. monosemi (monosemy)
tika; kebanyakan kata dapat ditem- kata atau frase yang hanya mempu-
mudah--mudahan, sa)ang sekali, agak- monem fungsional (Pr. monime furc- nyai satu makna; untuk membeda-
patkan dalam paradigma dengan n2a, dsb. tioulle)
bentuk derivatif dan inflektif ying modistae kan dari polisemi.
Martinet. monem yang rnembantu monosilabe (mono sfllab le)
dapat memperlihatkan hubungan I. kelompok ahli bahasa dalam menyatakan fungsi monem otonom;
morfologis dan sintaktis. abad ke-12 14 yang menganut kata yang te{adi dari satu suku
mis- sejak d,alam sejak kemarin.
model penataan -
grammatica s pecalatiaa, yang menga- kata.
lih. model tata unsur nalisis bahasa berdasarkan ke]as monem otonom ( Pr. monime autonome ) monosilabis ( monos2l I ab ic)
model proses (item-awl-proces model, kata ya.ng masing-masing dianggap Martinot. monem yang mengandung terjadi dari satu suku kata.
IP model) mewakili suatu realitas. Mereki fungsi dalam dirinya; mis. kemarin, monosilabism e ( mono s1t I lab ism)
pendekatan dalam analisis bahasa menulis. tentang modus significandi lima bulan lagi, dsb. gejala banyaknya kata yang ber-
ll0 monosist€mig lw poliristemis morf€m tcrbagi morfem tcrikrt multilingual lll
- -
suku satu dalam struktur fonologis dan berfungsi sebagai peng bentuk morf diantarai oleh unsur morfem dalam satuan-satuan Yang
dan morfologis suatu bahasa; mis. antara morfem leksikal; m, lain; mis. lu-an dalam ktadaan; i.[itt u.tu., dan tentang afiks-afiks
dalam Bahasa Sinika. par tikel ('fnu tion w or d') dan lih. konstituen terbagi. inflektif dalam konjugasi dan dekli-
monosistemis lw polisistemis (mo- inflektif, seperti Ing. tlu, when, n2, -s, morfem terikat (bound morPheme) nasi.
nogtstcmic us pol2sytenic) -ed, -ing, dsb. morfem Yang tidak memPunYai morfoaktik (mor Photactics )
-morfem
Firth; .pandangan- bahwa fonologi motfemik (norplumics) Dotensi untu[ berdiri sendiri dan urutan-urutan Yang di-
tradisional bersifat monosistemii, Iih. morfologi (ada sa{ana yang yan$ selalu terikat dengan morfem munekinkan dalam suatu bahasa;
"urutan
mis. bukuldi, bacamcm berten-
dalam arti mempunyai satu sistem mempergunakan istilah ini dalam iain-untuk membentuk ujaran; mis'
tansan denean morfotaktik Bahasa
Ibnem untuk suatu bahasa tertentu, arti morfologi sinkronis) {pa), {1uang\, {tamu\, {maYr}, dsb' Ind?nesia; ian g sesuai ialah di pukul,
dan sistem ini berlaku bagi semua morfem kosong (enpty norplunc) mdifrifonem ( mo rP ho P lwnenc )
lingkungan dan semua distribusi. morfem yang tidak ikut memberi- membaca.
satuan ndnotogis Yang sePadan
Sebaliknya, analisis prosodi yang kan makna dalam makna kalimat; densan beberapa fonem, Yang morf replasif (reflaciae morPh)
dianut oleh aliran Britania beisihi mis. Ing. there, dalam There is a cat on muicul dalam alomorf-alomorf dari *orf v'and menggantikan morf lain
-Jaintaiiit
autuni te.n kata untuk
polisistemis dalam arti mempunvai tlu roof (bandingkan dengan A cat is morfem tertentu; mis. //N// adalah
sistem yang berbeda-beda'unfuk on tlu rooJ). moforlonem vang direalisasikan menandai ciri gramatikal; mis'
lingkungan yang berbeda-beda; morfem leksikal (lexbal morplumc) rlalam alomorf lmiml ,lmml , /menl , dalam Ing. Jootlfutl menjadi Plu-
mis. untuk awal kata, akhir kata morfem yang jumlahnya tidak . lmel vang masing-masing
lminl ralis feetlfi:tl , /i: I daPar dianggaP
dsb. terbatas dan sangat produktif; adalih anggoti dari morfem morf replasif Yang menggantrkan
mora. mencakup kata penuh dan afiks {maN}. lul untttk menandai Pluralis.
satuan terkecil untuk mengukur derivatif, seperti llng, ;fire, eat, un-, morfofo;emik (mor Pho Phorcnics) r[orf zero (aero morPh)
i
kuantitas atau kepanjangan dalam -able, d,sb. -+ morfofonologi -+ l&to
sistem prosodi. mgrfem penyambung (lin*ing norp- morfofonolo gr (nir Pho Phonolog) motivasi (motiuation)
morf (morph) semantik. hal mudah diPahaminYa
lunu) L analisis dan klalifikasi pelbagai
l. fonem atau urutan fonem yang unsur yang diletakkan antara dua uiud atau realisasi Yang menggam- makna bentuk bahasa berdasarkan
li berasosiasi dengan suatu makna; 2. kompositum atau dua morfem lain; barkan morfem; 2. struktur bahasa unsur-unsur yang ada dalam ung-
anggota morfem yang belum di- mis. -o- d,alam psikol,inguistik atau, yang menggambarkan Pola fonolo- kapan itu; mis. kata tong-tong akan
I
tentukan distribusinya; mis. /i/ sotidlinguistik, -t- dalam Pr. A-t-il un sis dari mort-em; termasuk or *iduh diketahui maknanya karena
pada kerui adalam morf; 3. ujud liure?, ialamnya penambahan, Pengu- merupakan tiruan bunYi.
konlret atau ujud fonemis dari morfem replasif (replaciae morllwne) rangan, penggantian fonem atau motivaai fonologis (phonological moti-
morfem. aation)
norfem ryorfem yang mengganti bagian perubahan tekanan, Yang menentu-
hal mudah diPahaminYa
(morphene) dari dasar atau akar: mis. Ins. kan bangun.mortem. semanttik.
satuan bahasa tqrkecil yang makna- /u<-f/ dalam grid menjadi srbil, morfologi (norPholog) makna suatu ungkaPan berdasar-
nya secara relatif stabil dan yang half menjadi halue; /<<-sl dalam l. bida-ng linguistik yang me.mpela- kan bunyi ungkaPan itu; ini terda-
tidak dapat dibagi atas bagian adaice menjadi adoise, dsb. iari m6rfem dan kombinasi- pat dalam kata-kata Yang beruPa
bermakna yang lebih kecil; mis. molfem segmental "kombinasinya; 2' bagian dari struk- tiruan bunYi.
$egmental mor-
{tor}, {di}, {pensili, dsb. adalah plwnc) tur bahasa yang mencakuP kata dan motivasi morfologis (morphological
mortem. morfem yang te{adi dari fonein bagian-bagian-kata, .yakni morfem' motiuatioil
morfem adrtif seiantik.
'hal mudah diPahaminYa
(additiac morpheru) segmental morfon (morphon)
konsep yalgmencakup dasar, morfem substraktif (substractiae morp- gramatika stratifikasi. komponen dari makna suatu ungkaPan berdasar-
pre{!s, oufilts, i!fiks, suprafiks, luru) morfem. Contoh: 'orang' dan 'me- kan struktur morfologis ungkaPan
-pengu. itu: ini terdapat dalam kata-kata
lonfiks, simulfiks, dan mgrfery yang.te{adi dari penang- lakukan' adalah morfon-morfon
langan. garan tonem dan akar atau dasar: yang membentuk prefiks bentukan: mii. kalau orang tahu
PeA'-.
morfem bbas ffrcc morphemc) mis. penanggalan fonem dari morfonem (norPhoneme) makna Pe N danj amu, ia akan mudah
morlem yang secara potensial dapat bentuk feminin ke maskulin dalam --+ morfofonem mengetahui makna Pmj amu'
berdiri sendiri; mis. {runoh}, {fii), Bahasa Prancis; f. /nouEz/ --+ m. morfonologi (mor Phonolog) mudhakrama
{tanah}, dsb. /noaE/.,-f./ ptit/ -- n./ pti/, f.lrtwadl -- mofofonologi J. ragam krama Yang diPakai oleh
morfem dasar terikat --+ n./fiwi/, dsb. morfosintaksis (mor Pho sYtax) brang muda kePada orang tua'
mo+"1 dl"a. yang hanya dapat morfem suprasegmental (supraseg- 1. struktur bahasa Yang mencakuP orani bawahan kePada atasan,
menjadi _kata bila bergabung fiuntat norphcme) morfoloei dan sintaktis sebagai satu dsb.:" mengandung unsur krama
dengan afiks atau dengan irorferi morfem yang te{adi dari fonem orsanisisi (kedua bidang itu tidak dan'krami inggill. Juga disebut
lain; mis. juang, olah, tcmt. suprasegmental. diiisahkan); 2. cabang linguistik krama alus.
multilineual ( multilingual, pofulingual)
morfem gram ati*al (g runma tita I ma r - morfem terbagi (discontinuous mor- vane menvelidiki bidang itu; gra-
phcmc) ituiit u; 3. deskripsi tentang kaidah- l. mam"ou atau biasi memakai lebih
lhan4
morfem yang jumlahnya terbatas morfem yang realisasinya dalam kaidah' Yang mengatur kombinasi dari saiu bahasa; 2. bersangkutan
rr2 multilingualisme neolinguistik neologiime nomina abstrak rl3
- -
atau mengandung lebih dari satu kgmampuan cian kebiasaan mema- hasawan pribadi Yang dengan latar morfem yang bebas dari unsur
bahasa. kai lebih dari satu penghormatan dan diPakai-antara
bahasa- sosial dan geogralis mamPu mem-
mulilingualisme (multilingulism, plu- mutasi (mutation) buat inovasi bahasa. sesama orang yang sudah dikenal,
rilingualism) istilah umum untuh perubahafl, neologisme (neologism) antara anak-anak atau dalam mo-
gejala pada seseorang atau suatu nolog.
bunyi dalam kata karena pengaruh ung[apan yang baru diciPtakan
masyarakat yang ditandai oleh bunyi-bunyi lain di sekitirny'a. sering-dengan sengaja demi Pem- nilai (oalue) .

baruin atau untuk memberi ciri 1. posisi lambang bahasa dalam


pribadi. sistim semantik suatu bahasa; 2. F
netral (neuter) dt Saussure. identitas fungsional
ienis gramatikal yang bukan mas- suatu unsur bahasa dalam suatu
kulkin dan bukan feminim; mis. sistem (Dalam pandangan ini
bahasa adalah suatu sistem unsur-
Jerman das Miidthen'gadis'.
netralisasi (ruutrali4tion) unsur bebas, masing-masing
l. penangguhan kontras antara dua dengan "nilainya" yang ditentukan
foriem dalam lingkungan fonologis semata-mata karena ada bersama
tertentu; mis. dalam Bahasa Indo- dengan unsur lain, yang dihubung-
nesia hilangnya kontras antara ldl kaniecara sintagmatis dan paradig-
nada (pitch) tertentu; secara artikulatoris ditan- dan ltl pada posisi akhir; 2. semantik matis).
FlgT." suprasegmental yang ter- dai oleh dipakai-tidaknya hidung kondisi- ditangguhkannya kontras nilai semantis (semantic aalue)
karena getaran
.]adr selaput suara, sebagal resonator. semantis antara beberaPa unsur kemampuan unsur bahasa untuk
i
diukur dengan siklus fier detik, naturalisme (naturalism) dalam konteks tertentu; mis. aktor membedakan makna leksikal; mis.
yakni beberipa kali selaput suara pandangan bahwa antara makna yang dapat dinetralisasikan untuk fonem lrl dan lU membedakan kata
itu bergetar dalam satu detik. kata dan benda yang digambarkan menyatakan laki-laki mauPun Pe- rata dan lata, jadi mempunyai nilai
nahu terdapat hubungan hakiki. remPuan. semantis.
1r. gramatika Nederlands Bijbal Genootschap Neubronner van der Tuuk, ,nol(noa uor(l)
naik. meninggi (high failing) lembaga penrerjemahan Alkira6 di Herman kata penehalus yang diPakai seba-
pola lntonasl atau ton yang mulai Negeri Belanda, orqanisasi dari (1824-1894) sarjana bahasa bangsa gai pingfanti kata tabu; mis. kata
I
dengan suara tinggi' keinudian golongan Kristen Protestan yang Belanda yang dianggaP PeloPor pen[hun[ untuk menggantikan kata
menurun. didirikan pada lBl4. dan i,ani oenelitian bahasa-bahasa di Indo- haitu, kalau orang takut Pada
l, nama diri (proper name, proper noun) kgpudiln menghidupkari LemLagi hesia yang sistematis. KaryanYa hantu.
nama orang, tempat, atau benda Alkitab I ndonesia. Organisasi yang yang terpenting ialah Kawi'
tertentu (diperrentangkan dengan noem (noeme)
antara lain bertu.juariuntuk menl Baliieuch-Nederlandsch Woordenboek makna suatu glosem
ii nama jenis); mis. Simon, Kalima"tan, terjemahkan Alkitab ke dalam (4 jilid, I 897- I 9 I 2), Tobasche Spraak-
Monas. bahasa-bahasa Indonesia berjasa kunst (1867), dll. nomina (noun)
nama jenis (common noun) dalam hal menghasilkan penterje- neurolinguistik (neurolinguistics, neu- kelas kata yang dalam Bahasa
nomrna. yang menunjukkan jenis yang sekaligus penyelidik Indonesia ditandai oleh tidak dapat
umum benda atau konsep.
Tlh rological linguistics )
nya bergabung dengan kata tidak;
bahasa-bahasa di Indoneiia, seperti cabang linguistik yang mempelaj ari
nasal (nasal) Neubronner van der Tuuk, Kfin- prakondisi neurologis untuk Per- ying dalam Bahasa Inggris ditan-
1.. dihasilkan dengan keluarnya kert, Coolsma,,Matthes, dll. kembangan bahasa' dai dengan kemungkinannYa lrntuk
udara melalui hidung; 2. bunyi neksus (nexus) nsoko bergabung dengan sufiks Plural;
yang terjadi demikian;"lmJ, [rJ, [q] , penggunaan suatu kaidah untuk "7. rugu* bahasa yang diperguna- rrris-. rumah adalah nomina karena
adalah bunyi nasal. menyatakan hubungan anta ra kata- -kan - tidak rumah adalah tidak mungkin;
dalam berbicara dengan
nasalisasi (nasaligation ) kata dalam kalimat, apakah dengan book dalam Bahasa Inggris adalah
-"1T-ae-iliffifri--ffi ra melalui urutan ataukah dengan
sesama orang yang sudah dikenal
nomina karena Doo*r adalah mung-
morfem baik atau dengan orang Yang lebih
r.o..ngg? hidung pada waktu bunyi inflektif rendah atau lebih muda. Ada kin. Kelas ini biasanYa daPat
dihasilkan: 2. tlmbulnya bunyi atau Neo-grammarian ngoko lugu dan ngoko andhaP. berfungsi sebagai subYek atau
fonem masal: 3. perubahan'bunyi lih. Junggrammatiker ncoko andhap obyek dari klausa; kelas kata ini
oral. menjadi nasil. -_
Neo Humboldtianisme "J ngoko yang dipergunakan untuk seiing berpadanan dengan orang,
nasal lw oral (nasal as oral) --+ relativitas bahasa henghormati orang yang diajak benda atau hal lain yang dibenda-
fonologi. oposisi ciri pembeda yane neolinguistik ( neo linguis tics) bicaia atau tintuk merendahkan kan dalam alam di luar bahasa.
secara akustis ditandai oleh lebai aliran yang. menenrang paham diri. Ada antya basa dan basa nomina abstrak (abstract noun)
s.empi.tny-a regangan energi pada J unggrammatiker tentang tiadanya antva. nomina, yang biasanya berasal dari
daerah flrekuensi dengan pengu- kekecualian pada hukuh bunyi, neok6 lucu ajektiva atau verba, yang tidak
rangan intensitas foriran-form"an dan menekankan peranan ba. "J. ngoko-yang terjadi atas kata atau menunjuk pada sebuah obyek tetaPi
tt4 nomina atribut
- normatif
notasi
- obyek afektif ll5
pada suatu _ kejadian atau pada kan; mis. kebahagiaan, air, dsb.
suatu abstraksi. nomina terbilang (count noun, notasi (notation) tiae numeral, iteratiae numeral)
nomina atributif (noun adjunct) noun, p.luralisu, class noun) proses atau hasil perekaman wicara numeralia yang menyatakan
nomina yang mewatasai nomina nomina konkret yang dapat dij dengan lambang-lambang grafis berapa kali perbuatan terjadi; mis.
lain; mis. SMP dalam pelajar SMP. j"-"U, mis. oring, pohon notasi alfabetis (alphabetic notation) sekali, dua kali, dsb.
nomina kolektif (colleaiae noun) tlil. notasi dengan huruf numeralia partitif (partitiae numeral)
nomina yang menunjukkan kelom- nomina verbal (aerbal ruun) notasi analfabetis (unalphabetic nota- numeralia yang menyatakan pecah-
pok orang, benda, atau ide. nomina yang fungsi dan maknar tion) an; mis. setengah, sepertujuh, dsb.
nomina konkret (concrete noun) berdekatan dengin verba; mis. I notasi yang tidak menggunakan numeralia pokok (cardinal number)
noniina yang menunjukkan benda bentuk dengan -irg dalam huruf, melainkan dengan lambang- numeralia yang memberi jawab
berwujud. learning of language. lambang yang diciptakan khusus atas pertanyaan berapa?
nominal (nominal, substantiae, noun- nominatif (nominatiac) untuk keperluan tertentu. numeralia tingkat (ordinal number)
cquiaalmt) lih. kasus nominatif notasi fonemis (phonemic notation) numeralia yang memberi jawab
l. kata yang berfungsi sebagai nominatif.akusatif (nominatiac- sistem untuk merekam fonem suatu atas pertanyaan ke berapa?
nomina, tetapi tidak mempunyai accussatiw) bahasa; notasi tersebut ditandai nyanng
semua ciri formal yang dipunyai lih. sistem nominatif.akusatif. dengan garis miring ganda (1...1), lih. sonoran.
oleh nomina; mis. kita Enta)i piaa no.n-a?tipasif _(non- antipas siae ) mis sazg dituliskan sebagai /sar;/. nyaring lw tak nyaring (sonorant as
berlari itu sehat; 2. bersangkutan li h-.. konstruksi non-antipasif. notasi fonetis (phonetic notation) non-sonorant (obstruent)
dengan nomina. nondistingif ( non- dis tinc tiu e) sistem untuk merekam bunyi; fontlogi ciri pembeda. nyaring dihasil-
nominalisasi (nominalization) lih. ciri non-distinetif notasi tersebut mempergunakan kan dengan posisi saluran suara
l. proses atau hasil membentuk non-silabis (non-slllab1c ) kurung siku ([...]), mis. rarg ditulis yang memungkinkan penyuaraan
nomina dari kelas kata lain dengan bunyi bahasa yang tidak mendu- sebagai lsarf. secara spontan; mis. vokal, luncur-
mempergunakan afiks tertentu; 2. kung puncak kenyaringan suku numeralia (numeral) an, nasal dan likuida. Tak nyaring
proses atau hasil membentuk kata; mis. bunyi ketiga dalam hai. kata atau frase yang menunjukkan dihasilkan dengan penyempitan
satuan berkelas nominal dari kata, non-standar (non-standird) bilangan atau kuantitas dalam saluran suara; mis. oklusif
frase, klausa atau kalimat berkelas dikatakan tentang ragam bahasa numeralia multiplikatif (multiplica- dan frikatif.
lain. yang menyimpang dari ragam yang
nominalisme (nominalism, contentiona- dranggap standar dalam hal lafal,
lkn) tata bahasa atau kosakata
pandangan bahwa konsep yang non-statif (non-statiae)
dipakai dalam linguistili iiaal dikatakan tentang verba dan ajek-
mempunyai hubungan inheren trva. yang_ mengandung konsep
deng31 obyek yang ditunjuknya,
melainkan dipilih seiara sewenang- J?ngka waktu tertentu: mis. bcrpi-
kir, mempunyai, haus.
wenang karena kebiasaan atau Noreen, Adolf
PerJanJlan. ( I 854- I 925) sarjana linguistik
no_mina majemuk (compound noun) Swedia. Bukunya lfiit Spr?*
frase nominal dalam Bahasa Inggris
!-uruf
(1924), dimaksudkan untuk mins-
yang terdiri dua kata atau lebih kodifikasikan Bahasa Swedia. D#i
denfan pola tekanan ' ' dan dialah linguistik mewarisi istilah nbstruen (obstruent) tentu dalam klausa; mis. teh manis
berperan sebagai kata majemuk; mor;fem dan semem bunyi hentian bersuara atau
.fonetik. dalam Kiki minum teh manis; 2.
pola tekanan 6..5.6-u 6".i norma (norm) bunvi bukan mis. bunyi semantik kasus yang paling netral
pola-yang tidak menunjuk kata l. apa yang dianggap sebagai It l, ttl, tel. dan biasanya ada dalam tiap rumus
- lngg bldckbird.
majemuk. Qontoh: standar dari bahasa tulis atau lisin; obviatif (obilattue) kasus; benda yang ada dalam
nomina predikatif (pred{catc nomina- apa yang dianggap betul; 2. pola persona keempat (terdapat dalam keadaan apa pun; nomlna
tiae) atau ciri yang dianggap paiing bahasa yang sudah mempunyai dalam Orang itu sakit atau Korban ini
nomina atau pronomina yang
.mis-. ber- umum darl srtuasl suatu bahasa. bentuk khusus untuk persona mati: 3. kateeori semantis yang
fungsi sebagai predikat; guru nomatif (normatiue) ketiga) dan menunjukkan pihak dalam semua bahasa menunjuk
d,alam Simon menjadi gura, dan dia bersangkutan dengan paham lain yang berbeda daripada apa pada orang, binatang, tempat,
dalam itu din adalah nomina predi- bahwa ada standar m-utlak menge- yang ditunjuk oleh persona ketiga; benda, dsb.; mis. orang, kuda, gunung,
katif, nai betul salah dalam bahasa din tcrdapat dalam bahasa-bahasa Al- meJa,
nomina tak terbilang (uncauntablc bahwa tujuan analisis bahasa ialah gonkin.
noun,. mass noun, quanti"fiable noun) menyusun norma-norma pemakai- obyek (object) obyek afektif (a,ffectiae objett)
nomina yang tidak dapat dijamak- an bahasa. l. nomina atau kelompok nomina obyek langsung yang dikenai oleh
yang melengkapi verba-verba ter- perbuatan yang terdapat dalam
ll6 obyek efektif
- operator gramatikal Ophuysen, Charles Adrian van osilorkop tt7
-
predikat verbal tetapi tidak me- oklusif aspirat (aspirated stop) menandai hubungan sintaktis. dalam BI. antara b:p, yang satu
rupakan hasil perbuitan itu (ber- konsonan _ oklusif yang di Ophuysen, Charlel Adriaan van bersuara, yang lain tidak.
Iainan dengan obyek efektif); mis. dengan embusan ,apas; iris. (1856-1917) sarjana Bahasa oposisi proporsional (proportional
buku dalam Mereka membaca buku, pertama pada kata lng. pin; Melayu bangsa Belanda; juga opposition)
jalan dalam Anak-anak sedang menle- manaprana. pernah menulis mengenai Bahasa
berangi jalan.
fonologi, TrubAako2. oposisi antara
oklusif tak beraspirat ( Batak dan Minangkabau. Pada dua fonem yang-jugi ada dalam
obyek efektif (ffictioe object) stop) 1896 diberi tugas Pemerintah Be- pasangan lain; mis. BI. oposisi
obyek langsung yang ditimbulkan konsonan oklusifyang dilepas tanpa landa menstandardisasikan aksara artara p:b juga ada dalam t:d d,an
sebagai hasil perbuatan yang terda- embusan napas; mis. B[. konsonan Latin untuk Bahasa Melayu (di- k'g
pat dalam predikat verbal; mis. pertama pad,a panas. bantu oleh Engku Nawawi gl. St. 'oposisi tak langsung (indirect opposi-
rumah dalam Mereka membangun Makmurdan M. Taib St. Ibrahim);
rumah, sumur dalam Pqra pekerja
oksimoron (oxlmoron) tion)
hasilnya ialah Kitab Logat Melaye
menggali sumur, nasi dalam lbu (1910). Karyanya yang berpenga- fonologi, oposisi dalam suatu pa-
sangan minimal. Misalnya dalam
menanak nasi, J. wedang dalam Siti ruh ialah Spraakkunst oan het Maleis Bahasa Inggris fonem lhl dan hll
nggodhok wedang "Siti memasak air
panas". tidak dapat dibuktikan oposisinya
oposisi (opposition) dalam pasangan minimal. Perbeda-
obyek faktifif (factitiue object)
hubungan antara dua unsur atau an antara / h/ dan /r1/ itutidak dapat
lih. obvek efektif lebih dalam suatu sistem yang
obyek tahgsung (direet object) oksiton (oxlttone) diterangkan seperti perbedaan' di
nomina atau kelompok nominal kata yang bertekanan pada suku menampakkan perbedaan; mis. antara [t] dan l(l dalamcontoh rtop
yang melengkapi verba transitif akhir. antara bersuara dan tak bersuara, dan top.
dalam frase verbal dan yang
antara kala kini dan kala lampau. olrosisi ternetralkan (neutrali4ble
sifatnya sangat erat dengan verbi hubung. oposisi bertahap (gradual oppoiltiln) opposition)
tersebut. Dalam beberapa bahasa bahasa fonologi, Trubelako2. oposiii' antara fonolog^i, Trubazkry. oposisi antara
tertentu ditandai den$an kasus dan hal-hal yang diartikanny4i lonem karena flerbedaan dalam dua lonem yang mungkin tidak
akusatif. Contoh: adik d,itam Kakak termasuk di dalam hal ini penyelidi; tahap kualitas; mis. antara o:u, i:e, terjadi dalam lieadaan tertentu;
memukul adik adalah obyek lang- kan mengenai polisemi dan si dsb. mis. Jerman antara l:d yang dalam
sung. nimi; 2. lih. onomastika. oposisi bilateral (bilateral posisi final terjadi netralisisi.
opposition)
obyek primer (?rimary object) onomastika (onomastics, onomasiologl) .fonologi, Trubetlkol. oposisi' antara oposisi terpencil (isolated opposition)
lih. obyek langsung. penyelidikan tenrang asal-usul, dua fonem saja dan tidak ada dalam fonologi, Trubetakoy. oposisl antara
obyek sekonder (secondar2 object) bentuk dan makna nama diri, pasangan lain; mis. dalam BI. dua fonem yang tidak terdapat
lih. obyek tak lanssune terutama nama orang dan tempat, antara b:p, karena hanya kedua dalam pasangan lain; mis. dahm
obyek tait langsung?z diTett object) onomatesia (onomatheslQ lonem itu saja merupakan lonem BI. antara p:h.
nomina atau kelompok nominal lih. penamaan oklusi[ bilabial. orul (oral)
yang menyertai verba transitif, dan onomatope (onomatopoeia) oposisi. ekuipolen (eqiupolent opposi- l. bersangkutan dengan bunyi
merupakan bagian dari frase verbal penamaan benda atau perbuaian bahasa yang seluruhnya dihasilkan
lion)
tersebut; mis. kata Tuti dalam lbu dengan peniruan bunyi yang diaso. dengan udara melewati mulut; 2.
Tuti baju. Dalam .fonologi, Trubetlko2. oposisi antara
membuatkan siasikan dengan benda atiu per. dua fonem, bukan karen a ada bersangkutan dengan wicara; lisan;
bahasa-bahasa tertentu ditandai buatan itu; mis. berkokok, sra,ar6 tidaknya suatu ciri utama atau dipertentangkan dengan tulisan.
oleh kasus datif; Dalam BI. verba- dengung, deru, aum, cicif, dsb. karena perbedaan kualitas; mis. orang kedua ---+ persona kedua
nya bersufiks -kan atau obyek ontogeni (ontogeny)
antara p:t. orang pertama --+ persona pertama
tersebut ditandai oleh preposisi; penyelidikan mengenai kebiasaan ortoepi (orthoefu)
mis. dalam lbu membuat baju untuk berbahasa seseo.aig sepanjang hi" oposisi multilateral (multilateral op-
lafal standar suatu bahasa
Tuti. oupnya. position)
ortografi (orthographl)
obyek preposisional (prepositional operasi mental (mental operation) fonologi. Trubetzkol. oposisi antara sistem eiaan suatu bahasa
object) psikolinguistik. proses
pikiral hi dua fonem. yang persamaannya -
osilograf ( oscillograph)
Ing. obyek yang didahului oleh tetls yang menggarap infor munculjuga dalam lonem lain; mis.
alat untuk menghasilkan $ambar
preposisi, yang dapat menjadi dalam ingatan dan menguba dalam BI. d;D beroposisi, tetapi variasi tekanan udara dari gelom-
subyek dalam klausa pasif; mis. John meniadi bentuk lain ,bahwa keduanya bersuara .juea bang suara, dan yang menunjukkan
d,alam We can rel2 on John yang dapat operator gramatikal (grammatical terdapat dalam g. frekuensi dan amplitudo.
menjadi John can be relied on rator) oposisi privatif (pritatile opposition) osiloskop (osciloscope)
oklusi (occlusion) konsep yang mencakup par .fonologi, Trubetgkoy. oposisi antara tabung sinar katode yang dapat
saat penghasilan konsonan oklusif, morfem inflektif, ciri penegas, dua fonem, yang satu mengandung memperlihatkan bentuk gelombang
dimana penutupan dipertahankan. nada dan ciri penataan, y sebuah ciri, yang lain tidak; mis.
I l8 otomatisasi
- palatogram palatum
- paradigma lt9
otomatisasi ( autonatiption) suatu situasi normal; mis. bila kit palatum (palate, hard palate) induk pada akhir suku kata.
aliran Praha. stimulus yang diharap- mengucapkan "Selamat siang bangun tulang cekung yang mem- paninggil
kan terjadi secara normal dalam pada pukul 12 siang. b:ntuk atap mulut, di bilakang Batak Toba. tanda diakritis yang
alveolum.
paleografi __mgnltup suku kata dengan bunyil
(palcograpfu) Pinini
I . deskripsi,
analisis, dan penafsiran (abad ke-4 s.M.) ahli bahasa
tulisan kuna; 2. penyelidikan ten- India. Bukunya yang berju-
la1rg1a
tang tulisan kursifyang berasal dari dul. Astadli,lqi, dianggip ieba[ai
Abad Pertensahan. buku gramatika yang memenuhi
paleontotogi Sahasa (linguistic pa- syarat-syarat ilmiah modern; pada
laeontology) zamannya gramatika sudah dians-
penyeJidikan mengenai segi-segi
P kebudayaan yang bukti-buktinya
gap.ilmu sendiri (berlainan dengin
tradisi.Eropa yang menganggap
dapat ditemukan dalam bahasa. gra-matrka hanya sekedar alat).
palindrom (palindrome) Buku ini terdiri atas 8 bab, dan
pada (foot) remaja, kua tua I kenakalan orang kata, rangkaian kata atau bilangan berisi 3996 sutra, yakni kaidah-
l. satuan pola tekanan yang dipakai paduan pinjam (loan blend) yang terbaca sama dari depan kaidah giamatika Sanskerta yang
untuk mengukur struktur persaja- pembentukan kompositum atau maupun dari belakang; mis. nama olrumuskan secara sangat padat.
kan; 2. satuan fonologis yang terjadi frase atau bentuk gabung lain sepe^ri Nobon, Nababai atau angka panjang ujaran ruta-rata"( nein lcngth
dari sekelompok suku kata ber- dengan merangkaikan unsur pin, 2002. of atteraue, MLU)
tekanan dan/atau tak bertekanan. jaman dan unsur aslr;
Jaman asli; m$.
mis. praduga. penambang psikolinguistik iumlah morfem
padha palatal (palatal) ./. sufiks dalam. ujaran. Angtra inl diperguna-
../. tanda baca l. dihasilkan dengan menempatkari pandialektal (pandialutal) kan sebagai indeki untuk men[ukur
padha lingsa deoan lidah di dekat atau
baeian depan
bagian sosiolinguistik. dikatakan tentang perkembangan bahasa anaklanak
J. tanda baca pada aksara Jawa, pada langitJangit keras; 2. bunyi ciri bahasa, kaidah linguistik dsbl sampai umur 2-3 tahun: peningkat-
sama dengan koma. yang tc{adi demikian; mis. bunyi yang d-1p_a! diberlakukan pada an dalam- angka ini merupikan
padha lungsi [6], L'1. semua dialek ddri suatu bahisa. tanda perkembangan bahasa.
J. tand,a baca pada aksara Jawa, palatal belakang (post-palanl) panggilan (call, aocatiae) pankronis (parchroiic)
sama dengan titik. bunyi palatal yang diartikulasikan kalimat minor bukan klausa berupa bersangkutan dengan cara meman_
padanan (eqaiaalent, analogue) di sekitar palatum. nama, gelar atau pangkat orang dang peristiwa bahasa sebagai
kata atau frase yang sama atau palatalisasi (palatali4tion) yang dipanggil, benda yans sesuatu yang telah te{adi pata
bersamaan dengan kata atau frase perubahan kualitas bunyi yang dibawa, seperrj lryati!, Saudara kctual, suatu masa maupun sebagai hasil
dalam bahasa lain; mis. Pr. maison dihasilkan karena naiknya lidah ke Becak! Dalam bahasa berkasui perkembangan hiitoris; jad'i kombi_
merupakan pa danan d ari BI rumah. arah palatum, dan biasany& rrr€rr., sering ditandai dengan kasus voka- nasi sinkronis dan dialironis.
Padmasusastra, Ki jadi ciri artikulasi sekunder. 11 tif; mis. L. Et tu, Bruie !'Dan engkau, panlektal (panlectal)
(1841-1926), iuga bernama Ki palato-alveolat (palato-alaeolar) Brutus!, sosiolinguistik.. dikatakan tentang
Wirapustaka, sarjana dan sastra- 1. te{adi karena penyempitan pangkal (sten) model gramatika yang dapat safin[
wan Jawa. Karya-karyanya menge- antara daun lidah dan alveolum ryorfem, kata atau frase yang menghubungkan pelbagai variasl
nai BahasaJawa berpengaruh pada dan juga bagian depan lidah dan bergabung dengan afiks; mis. padi (yang masing-masing disebut /elt
karya-karya orang asing yang me- langit-langit keras; 2. bunyi yang ytcngolah, bcrtani, pcrtanggungan jauab (lng.hct),
nyelidiki Bahasa Jawa; a.l. Layng terjadi demikian. b9n1u-k olah, tani, dan tanggung j awab pantang bahasa
Paramabasa (1883), Serat Bauwarna palatografi (palaagraphy) adalah pangkal. Konsep ini dibeda- lih. tabu
(sebuah ensiklopedia, I 898), Layang penyelidikan mengenai artiku kan .dari dasar; bentuk tanggung paradigma (paradign)
Madubasa (1912), Serat Pathibasa dengan mengamati persentuhan jawab.tsb. merupakan satu pangka[ l. seperangkat unsur-unsur bahasa
( 1916) , dan karya lain tentang etika fisiologis antara lidah dan palatum" tetapi terdiri dari dua daiar. - yang sebagian bersifat konstan, dan
dan etiket Jawa dan karya sastra, dalam wicara dengan mengambil pangkal tunggal (sinple sten) yang sebagian berubah-ubah; mis.
a.l. Rangsang Tuban (1912) cetakan di dalam mulut, pangkal yang terjadi dari satu semua unsur ini mernbentuk para-
paduan (blend) dengan rnempergunakan pa morfem dasar , mis. tani pada bertani. digma: mm1ruruh, suruhan, penyuruh,
l. hasil penggabungan beberapa buatan, atau dengan memotret, pangkon
lu\ryh; 2. sejarah lingaistik.- piestasi
morfem menjadi kata yang padat; palatogram (palatogram, gloxogram) ./..tanda penutup konsonan pada ilmiah yang diakui secara universal
mis. kata sendratari adalah paduan gambar, foto, atau cetakan da; akhir kalimat yang untuk suatu masa meniadi
* tari; 2.kata yang
dari seni I drama titik-titik persentuhan lidah denga pangolat model untuk memecahkan masilah
diciptakan dari kata-kata yang palatum selama artikulasi Batak Toba. tanda diakritis vans ilmiah dalam suatu kalangan
sudah ada; mis. kera I kenakalan bahasa. menghilangkan bunyi dari huru? ilmiah; mis. TG. adalah salah situ
r20 paradigmatis parole paronim
- Paul, Hermann l2l
-
bunyi, mis. berbisik, suara meningil paronim (paronyn) kecuali dalam hal satu bunvi saia:
paradigma yang dominan dewasa kata yang bentuknya sama dengan mis. /lupal dan /rupa/ .
gi, dsb., yang ada dalam. atau
kata seasal dalam bahasa lain; mis. pasangan semantis
menyertai suara seseorang dalam (semantic pair)
paradigmatis (paradigmatic ) mahal d,alam bahasa Tagalog dan pasangan unsur-unsur leksikal yang
tentang hubungan antara unsur- berbahasa. Ciri-ciri paranglinguis-
tis sampai kini belum dapat diteliti Bahasa Indonesia. berkaitan dalam makna, sepert-i
unsur bahasa dalam tingkat terten-
tu dengan unsur--unsur lain di luar secara sistematis. paronomasia (paronomasia, pun) sinonim, antonim, kosok bali dsb.
paralipsis (ParaliPsis) pasif. (passiue)
tingkat itu yang dapat dipertukar- - permainan kata-kata dengan me-
lih. diatesis oasif
kan; mis. dalam kalimat Kami alat untuk menvatakan bahwa manfaatkan polisemi atau homo-
pembicara tidak mengucaPkan aPa pasif berpelaki (agentiue passiue)
bermain bola antara kami dengan konstruksi pasif dengan pelaku;
orang itu, sa2a, dsb. dan antara yang diucapkan dalam kalimat itu;
mis. Ing, "Lct but the commons luat pars Pro toto mis. Suratku dibaca oleh guru-.
bermain dengan menyepak, mengambil'
dsb. Hubungan antara unsur-unsur this testament , which ( pardon me) I do nat
I.penyebutan sesuatu berdasarkan pasif tak berp elaku ( ageniles
s passiae )

mean to read..." (Shakespeare : Antony


sebagian dari keseluruhannya; mis. kontruksi pasif tanpa pelaku; mis.
itu dikatakan hubungan in absentia. penamaan Gedung Gajah untuk Uang baru itu telah diedarkan secara
parafasia (paraphasia) and Cleopatra).
Daramasastra
Museum Pusat diJakarta; pemakai- luas; Terdengar kabar bahwa mereka
cacat produksi bahasa yang terlihat
dari pengacauan bentuk kata atau
' istilah arkais untuk tata bahasa.' an kata Jakart a dengan ard' Indone- kandas di karang itu.
sia' dalam Jakarta mentrima perse- pasigrafi (pasigraph2)
dari penukarannya dengan kata DarasmaiDada
' Sk.. diui.ris aktif atau transitif. tujuan. slstem tuhsan yang memperguna-
lain sehingga maknanya tidak partikel (particle, grammatical word, kan lambang-lambang yahg -dipa-
dapat dipahami. paraplasme (paraplasm, paraplasth
closed class word, form word, empt2 kai secara luas, tidak terbatis pida
-form) word, function word, structural word). s_atu- bahasa tertentu, mis.. angka
parafrase (paraphrase) kata baru yang diciptakan untu!
pengungkapan kembali konsep menggantikan kata yang sudah kata yang biasanya tidak dapat, Arab l, 2, 3, dst.
lama dikenal, mip. kata suku cadang diderivasikan. atau diinfleksikan, pasimologi (pasimologt)
dengan cara lain dalam bahasa yang mengandung makna gramati- komunikasi dengan isyarat, mis.
yang sama, tanpa mengubah mak- w*ukonderdil.
parasintesis (paraslnthesis
) fal dan tidak mengandun[ makna dengan abjad yang dipakai oleh
t:,anya, dengan memberi kemung- leksikal; mis. preposisi seperti d, orang bisu tuli.
kinan penekanan yang agak ber- p€mbentukan kata dengan mem-
pergunakan afiks derivatif dan, konjungsi sepefii dan, atau, dsb. Patanjati
lainan. partikel ingkar (negatiae particle) (abad ke-2 s.M.) ahli bahasa India.
paragog (faragogue) parasinteton (paraqntheton, .
- penambahan bunyi pada akhir kata hetic formation) !.1,y!. yang dipakai untuk mengu- Bukunya Mahabhdyta merupakan
kata yang terjadi dari pangkal atau bah klausa menjadi klausa ingkir; tafsiran atas karya Panini.
untuk keindahan bunyi atau ke- mis. BI. la*. paten ---) pangkon
mudahan lafal; mis. penambahan dasar ddngan satu afiks atau lepih,
parataksis (parataxis) partikel penegas (emphatic uord) patologi bahasa (speech patholog)
bunyi z pada kata bangku, lampu, - l. bentuk untuk mengungkapkan pe- penyelidikan mengenai cacat dan
dsb. hubungan antara dua kkalimat,
negasan; mis. lah dalam Bahisa gangguan yang menghambat ke-
paragraf (paragraPh) klausa, frase, atau lebih,
- L satuanbahasayangmengandung mempunyai tataran yang sama; Indonesia. mampuan berkomunikasi verbal
koordinasi antara klausa-klausal partikel tanya orang.
satu tema dan perkembangannya; partikel yang dipakai untuk menan- patronim (patronimic)
2. bagian wacana yang mengung- berlawanan dengan hipotaksis; 2i
gabungan kalimat dengan kalimat,
dai kalimat tanya, seperti Bl. kah nama yang dipunyai orang ber-
kapkan pikiran atau hal tertentu dan tah- dasarkan nama avahnva. Contoh:
yang lengkap tetapi yang masih klausa klausa. frase dengan;
densan klausa,
Llausa-dengan dengan
PaEangan Sukarnopitra dsb. Orang
berliaitan dengan isi seluruh frase, atau kata dengan kata, tanPa
./-. huruf penanda konsonan yang
.l_ohnson,
Rusia biasanya mempergunakan
wacana, dapat terjadidari satu penghubung; mis. Gajinla kurang, Id
ditulis untuk menutup konsonan trga nama: nama pertama, patro-
kalimat atau sekelompok kalimat mosok. Contoh lain dalam tataran
. yang berkaitan. fraie ialah susah pa1ah, adik beradik,
lain di depannya. nim dan nama keluarga,- mis.
pasangan berdampingan (adjacercy Alexander Sergeyeaihh Pushkin. N ama
paralelisme (Parallelism) dsb.
- pemakaian yang berulang-ulang parataktis (parataktic)
pair) wayang Kaurawa yang berarti
pasangan ujaran dari dua pembi- _ 'turunan Kuru' adalah [atronim.
ujaran yang sama dalam bunyi, tata bersangkutan dengan atau
cara, yang pertama membangkit- PauI, Hermann
bahasa, atau makna, atau gabung- parataksis.
oarikata
kan yang kedua; mis. urutan (1846-1921) sarjana bangsa
an dari kesemuanya; ciri khas dari
bahasa puitis,
' lih. parafrase tanya-jawab atau salam dengan -
Jerman. .Bukunya, Pinaipien der
salam. Sprachgeschtuhte (1880), meiupakan
paralinguistik ( paralinguistics paroksiton
- kata yang(Paroxltone)
- )
bertekanan pada Pamngar.r minimal (minimal pair; karya yang paling terperinci ten-
sistem dan penyelidikan mengenai contrastiac frair) tang perubahan bahasa, tetapi
ciri-ciri paralinguistis. kata kedua dari belakang.
dua ujaran yang salah satu unsur- karena diwarnai oleh psikolofi,
paralinguistis (paralinguistic) . narole
bersangkutan dengan clrl-clrl
. ' Pr. lih. langue dan parole.
nya berbeda; dua unsur yang sama tidak terlalu berpengaruh.
pembaruan ejaan Ir€miniaman 123
122 pedotan
- pembangkitan -
ranskaian kaidah-kaidah gramati- pembinaan bahasa
pedotan (caesure) ibu kota kita dalam kalimat usaha untuk mengukuhkan
' stilistika. pemisahan atau jeda ibu kota kita, sering dilanda banjir,, kal.- Proses ini meruPakan usaha Pe-
penyelidik bahasa untuk menjelas- makaian bahasa di kalangan orang
antara kata dan kata yang menye' Peluas ini d.ibedakan dari bagian yang telah menguasainya dengan
kalimat lain dengan koma atau Lan' peri laku bahasawan Yang
babkan terpotongnya Puisi atas intuitif memperdalam pengetahuan dan
beberapa suku metris. intonasi. wawasan tentang bahasa itu, dan
pemadatan struktural (structural pembaruan qaan (sPelling rrfoy)...
pelaku (actor, agent) ' tindakan untuk memPerbaiki meningkatkan sikap positif terha-
partisipan yang melakukan pekerja- pression)
sistem qiaan dengan membuatnYa dapnya.
an dalam struktur semantis. pengurangan kekompleksan struk; pembinaan bahasa khusus
iur lonstituen dengan mengurangi lebih menggambarkan fonem Yang
pelambangan ( signification )
- hubungan antara ada dalam bahasa; mis. bidang linguistik terapan yang
konseP abstrak unsur-unsurn y a atau dengan meng' Pengu-
muman Ejaan Soewandi 1947 dan mencakup penyusunan peristilahan
atau benda konkret (yang disebut urangi kedalaman subordinasi { dan gaya bahasa dalam bidang-
dilakukan dengan linierisasi, pe: Ejaan Yang DisemPurnakan 1972-
signifii oteh F. de Saussure) dengan bidang khusus; mis. dalam kalang-
unsur bahasa yang dipakai untuk bembatas (restictiae)
melambangkannya (Yang disebut
' basian ai autu* kalimat Yang
an militer, dalam dunia penerbang-
me-mperinci bagian lain dan diang-
an, dalam dunia pelayaran, dsb.
signifiant oleh F. Saussure). pembunyian ( phonation)
peleburan (fiuion) gap isensial bagi makna kalimat - salah iatu tahap dalam produksi
proses terjadinya leburan. i-tu; mis. )ang turun kemain d,alam
wicara yang menghasilkan gelom-
peleburan fonemis (phonemic coales- memakainya untuk me Huj an 2ang tuiun kemarin menimbulkan bang bunyi antara lain berupa
suatu penafsiran tentang aPa banjir.
cerce) getaran selaput suara dalam laring.
linguistik historis. hilangnya kontras dimaksud oleh pembicara; 2., oembatasan (limitation) pemeliharaan bahasa (language main-
fonemis dalam suatu periode ter- jaran bahasa. kemahiran ' lih. penjenjangan tenance)
tentu. dasar berupa kemampuan un pembatasan ieleksi (selection restric-
usaha agar suatu bahasa tetap
pelemahan antarvokal (interaocalic mendengarkan
-lisan dan memahi tion) dipakai dan dihargai, terutama
weakening) bahasa atau kemam l. keadaan terbatasnya kemamPu- sebagai identitas kelompok, dalam
.fonologi. perubahan bunyi hambat
untuk membaca dan an satuan-satuan bahasa sePerti masyarakat bahasa yang bersang-
-bersuara
menjadi frikatif bila bahasa tulisan. fonem atau kata untuk berkombi- kutan melalui pengajaran, kesusas-
muncul diantari vokal; mis' SP. [g] pemakaian bahasa (usage) nasi dengan satuan lain dalam traan, media massa, dll.
pada gu.ena'perang' < [y] pada /a kebiasaan para anggota rr lingkungan tertentu; 2. kendala atas pemendekan (shortening, clipping)
gzcrra 'perang itu'. bahasa mempergunakan toirbinisl unsur-unsur leksikal, pembentukan kata berupa Pemeng-
pelengkap (comPlement) ibunya. sehingga tidak terjadi kalimat-yang galan bagian-bagian kata; mis. Pak
lih. komplemen pemakaiankontemporer (coa tak wijar; mis. antara menanak dan dari bapak, bu dari ibu.
pelengkap pelaku rarl usage) beras \erdapat pembatasan ini,
- B/. -bagian klausa yang membuat !9ntuk bahasa yang dipakai sehinssa tidak terdaPat kalimat
Demeo
' semboyan yang te{adi dari periba-
predikat verbal pasif menjadi leng- kini; lawan arkaisme *Ibu "ienanak Deras, melainkan lbu
:
hasa; peribahasa yang dijadikan
kap dan secara semantis meruPa- neologisme. menanak nasi. semboyan: mis. Era hilang, dua
kan pelaku; mis. Amin dalam Roti -pemancingan data (elicitation)
lih- oemuntiran data
pembeda (distinguisher)
' terbilang.
saya dimakan Amin. semantik. alat untuk membedakan pemeri (qualifin)
pel6ngkap penderita pemanJangan fonem (geminate)
-fonem atau bunyi makna kata yang lebih kecil dari - kata atau kelompok kata
- -+ obyek lan$sung deretan pada komponen makna.
Yang
membatasi atau meluaskan makna
sama; istilah ini biasanya
-pelengkap penyerta pembelajaran bahasa ( language'learn- kata lain.
---r obyek tak langsung kutan dengan pemanjangan pemerolehan bahasa (language acqui-
sonan. iog)
pelenisan (lenition) proses dikuasainya bahasa sendiri sition)
Iih. lenis pematahan (breaking)
- atau bahasa lain oleh seorang psikolinguistik. proses pemahaman
pelesapan (dtktion) fonologi. perubahan vokal panj dan penghasilan bahasa pada ma-
menladi diftong, seperti terc manusia.
proses penghilangan suatu bagian nusia melalui beberapa tahap mulai
dalam beberapa dialek Ing pembentukan kata (word formatian)
dari sebuah kontruksi; mis. kalimat - konsep umum yang mencakup dari meraban sampai kefasihan
Mau ke mana? telah mengalami Amerika half fhu:fl < [horJ]' penuh.
infleksi, derivasi, afiksasi, redupli-
pelesapan anda atau saudara. fu:gJ < [uisJ. kasi dan penggabungan morfem pehiniaman (bonowing)
peluas (non-restrictiae) pembakuan bahasa -+ - pemisukan unsur fonologis, grama-
- bagian di dalam kalimat si bahasa dasar.
Yang
pembangkita n pembilang (quantifier) iikal atau leksikal dalam bahasa
memberikan informasi tambahin - ( gencr ation ) atau dialek dari bahasa atau dialek
{
TG. pemerincian ujaran-u.; kata yang mengubah makna kata
pada unsur tertentu dalam kalimat lain dan menyatakan kuantitas; lain karena kontak atau peniruan;
itu tetapi tidak merupakan bagian baru dari khazanah bahasa hasil proses itu disebut Pinjaman
terbatas dengan menerapkan mis. lima, beberapa, banltak, dsb.
yang esensial dari kalimat itu; mis.
124 peminjaman dialektal penanda bunyi penanda gramatikal pengajaran bahasa 125
- -
(borrowing).
peminjaman dialektal ( dialect barrow_
tip; fish! fit), dan /i/ tersenr lafal kata dalam sistem aksara penciptaan kata (eoinage)
ju-ga. amat sering kita jumpai. J losoqrafis, mis. dalam aksara sinika proses atau hasil penciptaan kata
irg)
proses peminiaman suatu unsur
/-ti/ harus ditafsirkan sebagai du dalam kata {fl. riang 'berpikir' baru dari unsur-unsur yang sudah
fonem. terdapat penanda bunyi r(l rlz ada dengan derivasi, pemajemu-
dari satu dialek ke dialek lain dalam penafsiran e'kafonem (mono 'hati'. kan, penggabungan atau dengan
satu bahasa; mis. pemakaian kata ttc tnterpretation) penanda gramatikal (grammatical onomatope.
kakak dalam Bahaia Melayu yang pendekatan mekanistis
fono lo g.i.p enafsiran atas fonem yan marking) (mechanistic
berasal dari Bahasa Minangkabau-, kompleks, seperti tentang '/di unsur yang mengungkapkan ciri- ab broach, antimentalism)
lang seb_enarnya merupakan dialek dalam kata Inggris
dalam..kata Ingeris bridpi
bidge yaig
vai ciri gramatikal mis. penand.a peN-an p'ehdekatan bahasa yang menekan-
Bahasa Melayu). dapat dtanggap sebagai satu fonem kan pengamatan atas ujaran seba-
yang menyatakan bahwa kata ybs.
peminjaman gramatikal (grammati- afrikat. atau sebagai dua fonem, adalah nomina dalam pembaeaan, gai hasil peri laku bahasawan
cal borrowing) yakni letupan dari frikatif. Kahj pengangkatan, penarikan, dsb. dalam situasi tertentu. Pendekatan
pemasukaa,unsur morfologis atau ditafsirkan sebagai satu fonefll ini terdapat dalam analisis distri.
sintaktis dalam bahasa ata; dialek Penanda kalimat (sentence feature)
maka.soalnya..adalah "fonem,,
[i bagian kalimat (di luar klausa) busi dari Bloomfield dan perumus-
dari bahasa atau dialek lain; mis. agak jarang dijumpai. Beban funi- yang membedakannya sebagai an hukum bunyi dalam aliran
sufiks -zs,az dalam BI yang beras:rl sional dari oposisi /d/-/i/ rendaf,. satuan yang lebih tinggi dari klausa, .
Junggramatiker.
dari Bahasa Sanskirta; kSnstruksi maka dapat disimpulkan bahwa di berupa intonasi, kala, aspek, peng- pendekatan mentalistis (mentalistic
kalimat yang diawali kaia sesungguh- satu pihak ld/ dai /j/ ridak dapat approach, mentalism)
ingkaran, penegasan, diatesis, fokus
nya,,mis. Sesungguhnla rumah itu hisar, dipandang sebagai" fonem yang pendekatan bahasa yang lebih
dan modus (kalimat berupa klausa
adalah pinjaman sintaktis dari sama, di pihak lain tidak atal ditambah dengan sekurang- menekankan intuisi bahasa ba-
Bahasa Arab. hampir tidak dapat dikatakan hasawan daripada pertuturan yang
kurangnya salah satu penanda
Peminjaman leksikal (lexical borrow- bahwa /i/ merupalan fonem ter" kalimat tsb.) konkret. Contoh: pendekatan ba-
,nc) sendiri, jadi ldjl boleh diperlakul hasa dari aliran TG.
pemasukan unsur leksikal dalam Penandang
kan sebagai saiu fonem. Bali. obyek pendengaran (hearing)
bahasa atau dialek dari bahasa atau proses yang memungkinkan otak
penanda satuan sintaktis (phrase
dialek lain; mis. zasl goreng dalam marker, P-marker) menerima dan mena6irkan bunyi.
Bahasa Belanda yang ber;sal dari
Indonesia.
IG. diagram yang menggambar- penderetan (sequencinq)
kan derivasi sebuah kalimat dalam lih- penjenjangan.
pemisahan fonemis (phonemic split) bentuk diagram pohon atau tanda penderitl fundergoer, expeiencer)
linguistik historis. timbulnya kontras kurung bertanda. s e.mantik. partisipan yang menerima
fonemis dalam periode tertentu. akibat tindakan verba itau peris-
pemolaan sim etis ( ymmetrical pa tter -
Penanda suara (aoice qualiu, tonal
qualifit, tone ofaoice, ooice set, register) tiwa psikologis yang diakibitkan
ning) oleh verba.
seluruh ciri-ciri latar non-linguistis
prinsip bahwa sistem bunyi bahasa bahasa seseorang yang menjadi ciri enegasan (emphasis)
cenderung untuk mempunyai pola khasnya, berupa nada, tamber, hal memberi nada tinggi, atau
kontras yang simetris; mis.' bahasa kelantangan dsb.; dan biasanya tekanan keras, atau kedua-
yang mempunyai tiea hentian tak tidak dimanfaatkan dalam komuni- keduanya, pada bagian ujaran
Penambang
bersuara /p/, lt/, /t/, cenderung untuk menyatakan bahwa bagian
-iL sufiks kasi seperti halnya ciri-ciri prosodi
untukjuga mempunyai tiga hentiai penampilan (p erfo rmance ) dan ciri-ciri paralinguistis. itu dipentingkan.
bersuara lb/ , ld/ , /g/. Tidak semua
bahasa mempunyai pola simetris !h9msk2. pelaksanaan kemampuan Penataan | (arrangement) penelitian lapangan (field uork, field
bahasa secara konkret berupd alat sintaktis yang menempatkan studl)
dalam sistem bunvinva. ujaran yang benar-benar dihasilkin unsur-unsur sintaktis (= kata) dari metode pengumpulan data bahasa
pemuntiran data liliciiationl bahasawan sepertl
oanasawan seperti frerblcara,
berbicara, mel
men. suatu perangkat dalam urutan dari informan bahasawan.
p.rosedur untuk menguji" keterte- dengar, membaca, menulis,'dsb. linier yang terterima dalam suatu
nmaan ularan dengan meminta Penengen
bahasa. Karo. tanda diakritis yang menghi-
bahasawan untuk - memakainya penataan ll (editing) langkan vokal a dalam hufufKaro.
dalam konteks yang tepat. penyusunan kembali unsur.-unsur penerima (receptor)
penafsiran dwif6nefr (biphonematic
yang akan diungkapkan secara orang yang menerrma arnanat
interpretation) pengajaran bahasa ( I anguage teaching)
sengaja untuk memperoleh versi
no lo g.i..p enafsiran atas fonem yang
fo penandaan (markedness) akhir yang lebih memuaskan. bidang linguistik terapan yang
kompleks, seperti dalam penifsir"- ---+ ketertandaan. pencabangan (branching) meliputi teori dan praktek pendidi-
an /til nampak bahwa be ban penanda bunyi (phonetir TG. penggambaran unsur-unsur kan yang bersangkutan dengan
fungsional oposisi /tl /i/ phonetic indicator) struktur sintaktis dengan diagram mengajar bahasa sendiri dan
tinggi se[ali (ing. sharel tear; ship/ sebagian dari huruf yang pohon. bahasa asing, dan yang mencakup
r26 pengajaran hrprogfirm pengenalan wicara Pengurutan kaidah ekstrinsik
t27
- Pengembangan bahasa -
an di luar penglePasan (release)
metode dan bahan pelajaran suara yang mengatur aliran udara,. bahasa masYarakat
gt'rak alat ucap dari artikttlasi straltt
bahasa. sehingga menimbulkan atau meng- bahasa yang bersangkutan melalui
pengajaran bet?rogram (programmed ubah gelombang bunyi. Ada dua pengajaran bahasa, media massa bunvi bahursa kc posisi tllltrrk
ins truc tion, auto -ins truction) tahap pengaturan udara, yakni dll. artikulasi hutrvi bahasa lain kc
metode mengajar yang berdasarkan pembunyian dan artikulasi. pengenalan wicara ( s peerh rerugnition) posisi diam, sedemikian rtrPa
pengawakod ean ( decoding ) identifikasi secara cermat unsur- sehingga penutupalt d:tlarn salur:ttt
pada behaviorisme, dengan pem-
usaha mendengar, menginterPre- unsur bahasa sePerti suku kata dan suara terbuka a(atl perryempil:rtr
batasan ketat atas tujuan pelajaran
atau peri laku siswa, dan bahan- tasikan wacana dan memahami kata; konseP ini Penting dalam dilepaskan.
usaha meniru dan menYelidiki penglepasan cePat lw penglepasan
bahan disajikan secara' bertahap, amanatrya; berlawanan dengan - lambat
dan siswa mempunyai kesempatan pengkodean bahasa manusia dengan mesin atau finstanlaneout relmsc as dela2ed
pengawal (onset) alat elektronis. release)
untuk mengecek kemajuannya pada
tiap tahap pelajaran. bagian awal dari suku kata; inis. pengertian (referenee) fonologi ciri pembeda. cara artikulasi
hamzah d,a\am ah.
' hrfbunean antara arti dan lambang yang terdapat plosifl lawan cara
pengalihan (transfer, switching)
l. proses atau hasil mengalihkr.n pengawasuara an (deuoicing) vane dipakai untuk menggambar- artikulasi dalam afrikat.
bentuk-bentuk terterima dari satu hilangnya suara dari konsonan irniru.'Kon.ep ini dibedakan dari penglepasan
- lateral (.lateral release)

bersuara dalam keadaan tertentul pengartian (entailment) tih. refe- penglepasan bunyi sedemikian rupa
bahasa ke bahasa lain; 2. proses
atau hasil mengubah lambang mis. Ing. of levl di depan konsonan rensi. sehingga udara keluar lewat sam-
tak bersuara dalam wicara cepat. ping sisi lidah.
bahasa menjadi medium yang lain,
antara lain menjadi tanda-tanda pengedepanan (fronting) - perlggabungan(comPouding).
penggabungan . pehglepasan nasal _(nasal release)
grafrs; 3. penterj emahan. proses repro-
- l.linguistik hislons. perubahan bunyi
dua bentuk bahasa lih. letupan nasal.
atau lebih sehingga daPat memPu- pencolahah data ( collation)
duksi amanat dari bahasa sumber vokal menjadi terartikulasikan di nyai fungsi sendiri, mis. Pengga- '
bagian depan mulut, mis. tul pe"ngumpulan dan pengelomPokan
ke bahasa sasaran. bungan dua morfem, kata, frase
pengalihan harafiah ( translationese ) menjadi [i)]; 2. pemindahan suatu bahan-bahan dari penelitian la-
atau klausa sehingga membentuk pangan sebagai dasar untuk analisis
teori penterjemahan pengalihan. bagian kalimat ke depan dalam satu konstruksi.
proses topikalisasi; mis. dalam linguistik.
amanat yang ditandai oleh pe- penggalan (cliPPed word) penguasaan
makaian konstruksi gramatikal dan kalimat Orang itu anaknla lima yang - kependekan yang terbentuk dengan ^ pil.ntuun
(.goaemmenl, rection)
berasal da;i anak orang itu lima. bentuk morfologis sualu
unsur leksikal yang tidak lazim mempertahankan salah satu bagian
pengelompokan ( sub grouping) kata oleh kata lain; mis.l ng. persona
dalam bahasa sasaran, karena ingin kata,- biasanya sebuah suku kata;
lingui"stik historis komparatif. pemisah- ketiga mengharuskan sufiks s Pada
mempertahankan bentuk-bentuk mis. Dz (dari ibu) , lab (dari laborato-
bahasa sumber. an beberapa bahasa dari kumpulan predikat verbalnya; mis. she dinks.
rium), dsb. pengulangan (rePetition)
pengalihan wajar (natural rendting) bahasa-bahasa berkeberabat yang penghembus an ( e x halation, ex piration) - penggunan unsur bahasa heheraPa
pengalihan amanat yang ditandai lebih besar berdasarkan dekat hal mengeluarkan naPas.
jauhnya dipandang dari sudut i<ali-' berturut-turut sebagai alat
oleh pemakaian konstruksi gramati- penghirupan (inhaLation, inspiration)
kal dan unsur leksikal yang tidak geneologi, dan kelompok itu diang- stilistis atau untuk tujuan-tujuan
gap mempunyai bahasa hal menarik napas ekspresif.
melanggar pola umum bahasa purba
penghubung kalimat (sentence eonnec-
sasaran; berlawanan dengan peng- sendiri; mis. dari bahasa A, B, C, D, pengungkapan
- (aerbalisalion)

alihan harafiah. E bahasii-bahasa A, B, dan C tor, connectiae). ha1 menyampaikan pikiran atau
partikel yang menghubungkan dua perasaan dengan bahasa; diPerten-
pengamatan ( ob semation) dikelompokkan karena dianggap
kalimat atau lebih, yang tidak selalu ianskan dengan isyarat, gambar,
tahap memahami pelbagai feno- lebih dekat secara genealogis diban-
muncul pada awal kalimat (berlain- dsb.
mena bahasa dalam penelitian dingkan dengan D dan E, sehingga
an daripada konjungsi); mis. karena pengurangan vokal (aowc L reduction)
lapangan sehingga nampak atau diperoleh silsilah sbb: itu, jadi dsb. - perubahan lafal vokal dalam keada-
menemukan keteraturan proto A-E pengingkaran (denial, negation)
- peinyltaan dengan an-keadaaan tertentu; mis. akan
Pengantef kata ingkar meniadi aken
Bali. awalaa pada sebuah unsur yang dimaksud- Dengrrrutan kaidah (ruLe ordeinu)

A\
A-C
\\
pengartian (entailment) proto \\ ' 7b. penempatan
kan untuk membatalkan anggaPan pelbagai kaidah
makna yang timbul sebagai akibat pendengar, mis. pemakaian tidak
makna yang ada dalam
bentuk; mis. makna kalimat
suatu
Saya
-4tr dan bukan pada Mereka tidak Pergi
dalam gramatika translbrmasi
secara ketat: mula-mula kaidah
men2esal telah melanggar peraturan ini
ABCDE dan Bukan sa)a )ang berbuat. struktur Irase, kemudian kaidah
mengartikan Say telah melanggar A, B dan C mem-
Bahasa-bahasa pengiring translbrmasi dan akhirnya kaidah
peraturan izl. Konsep ini dibedakan bentuk satu kelompok dalam ke- Bali. akhiran. morfonemik.
dari pengertian (reference) luarga A-E. pengisi gatra (Ji.ller class) pengurutan kaidah ekstrinsik
pengaturan uilara (regulation) pengembangan bahasa bentuk yang dapat menglsr gatra insic ordering)
gerak seperti katup dalam saluran usaha untuk memperluas pemakai- tertentu. 7"G. pengurutan kaidah yang secara
128 pengurutan kaidah intrinsik penterjemahan linguistis r29
- pent€rjemahan otomatis - PePet

eksplisit dikenakan oleh kaidah dan/atau antarbahasa dalam tatar- dan titik artikulasi Yang memPe-
bersangkutan; pensurutan kaidah komDonen makna: diPertentangkan
an gramatikal dan leksikal dengan nsaruhi tingkat aliran udara Pada
y.ang dirumuskan tanpa memper_ ;;;d^" penterjemahan budaYa'
maksud. efek arau uiud uinn .itu titik tirtentu dalam saluran
tirnbangkan konsistensi formai se- sedapat mungkin rerap d'iperta'hanl penterjemahan otomatis (machinc
perli dalam pengurutan kaidah ' hansTahon, automalic translation, mech-
udara.
kan: 2. bidang linguisriI rerapan penyempitan faring (faucalisation)
rntrlnsrk, karena kaidah_kaidah itu yang mencakup metode dan tefnik anical translation). ' a.iikuhsi sekunder Yang meng-
dapat dilaksanakan dengan urutan pengalihan amanat penggunaan komPuter untuk me-
apa pun, namun perlu ada pengu-
dari satu mudahkan Penterjemahan antara hasilkan bunYi Yang kasar dengan
bahasa ke bahasa lain. menvempitkan faring.
ruten supaya diperoleh outltut ving penterjemahan bebas bahasa-bahasa manusla. of
betul. setelah memperrimilangka;
(1free transla_
penterjemahann sastra ( literaryt trans- oenveirPiian makna (narrowing
tion) ' reduclion, spccialisation oJ'
data bahasa. pengalihbahasaan pernyataan, lation) ^lroning,
meaning, resliction)
pengurutan kaidah intrinsik (intrin_ ungkapan dsb. dengan' mementing_ Denteriemahan karya sastra sePerll
Drose;embatasan konteks di mana
sic ordering) Kan amanat. Luisi. irama dll. Yang menekankan
7G.. pengurutan kaidah yang ter- konoiati emotif dan gaYa bahasa' lebuah unsur bahasa diPakai se'
penterjemahan budaya ru I tu ra I ran _ hingga maknanYa menjadi lebih
jadi sebaeai akibat dari p.rr*rrun 1 t
Penyadur
kaidah;.pengurutan kaidah yang
slation) ' oiang yang mengerjakan PenYa'
terbatas dari makna PusatnYa; mls'
dirumuskan karena sifat loimai
penterjemahan yanq isi amanalnva
duran. oemakaian makna buku dalam
diubah sesuai deng-an kehudayain 'bembukuan (istilah ekonomi)
Denvaduran ftctelling) Yang
atau sifat logis dalam sistem kaidah
itu sendiri: kaidah B tidak dapat
sasaran dengan caia terten[u, dan/ ' oJnsalihbahasaan- secara bebas iebih sempit dari makna kata itu
atau di dalamnya dimasukkan lruiu wacana ke dalam suatu pada umumnYa.
dilaksanakan sebelum kaidah'A, inlormasi yang secara linguistis
karena kaidah A menyediakan sifai ridak implisit dalam bahasa sasaran dengan jalan me- penyimpangan (deaia.nce) .
bihasa nyingkat, mengubah tokoh- nama umum untuk uJaran yang
dan ciri yane dipirlukan oleh sumben law.an dari penterjemah-
kaidah B untuk dilaksanakan. tJkoh"nya,' mengganti latar sosial- tidak sesuai dengan norma-norma
an lrngurstrs
penilaian s.ubyektif iualue judgmentl penterjemahan dinamis budayanya, dsb. eramatikal, semintis, atau sosial'
(dlnamie
srkap bahasa yane tidak dapat translation) penyarirpaian semPurna (ideal deli' pe'nyimpangan Puitis (poelit licence)
-
dibuktikan secara ilmiah se perti aery) pinyimpangan dari norma terte-
pengalihbahasaan pernyataan. i-i*i .uutu' bahasa sebagai alat
terdapat..,dalam ungkapan_ ungkapan.. dsb. dengan sekaligus cara suatu wacana diucaPkan
ungkapan "bahasa yang primitil,, mempertahankan amanat dalam kondisi ideal tanpa kesalah- stilistis dalam karYa sastra'
dlan an wicara. (aocalisation, toicing, phona'
"ekonomis", "logis", dsb. memperhatikan kekhususan bahasa Penyuaran
penjenjangan (gradiw) sasaran.
penyebaran makna ( radiation, irradia- tion)
pengajaran bahasa. pengaturan tion) penggetaran plta suara selama
penterjemahan faktual (pragmatic .,..iuu.un makna kata ke arah lebih i"'.ir-i h, hrsa berartikulasi.
berartikula
unsur-unsur bahasa yanc terbatas translation) b,rnl,I buhuru
dalam ururan yans prakris untuk penterjemahan bahan-bahan tertu_
["ii tutu bidang: mis. kepaladipakai penyriaran antarvokal (interuocalic
mengajarkannya: proses ini menca- juga dalam ke pila kantor , ke pala tiang ' toicing)
lis dalam bidang niaga, teknis dll,
kup pentahapan, yakni pembagian menekankan pengalihan dsb. fonotigi. perubahan bunyi t-rbstruen
fonologi.
pelajaran a(as tahap waktu: [en- IlnC Denvelarasan (restructuring)
iak b"ersuara menjadi bersuara di
fakta. ' teori teriemahan. penguhahan hastl antara segmen vol.alis; mis. dalam
deretan, )'akni pengurulan unsur- penterjemahan harafiah ( literal tran- "pensulihan menjadi bentuk
unsur pengajaran; dan pembatas- o.os.s dialek Inggris Amerika meal
an unsur-unsur pengajaran sebaik-
slation)
ltilistis'yan"g cocok dengan bahasa -
[mi:tl >'meatY lmidi] .
pengalihbahasaan pernyataan,
baiknva. sasaran; Pembaca atau Pendengar peny.rtuatt (slllabication, syllabi'lica'
ungkapan, dsb. kata dCmi kata atau
penjodoh (classi.fier) vans dituiu. tion)
bagian demi bagian dari bahasa
kata yang menandai kelas pehydiipat (laYring, embedding) pembagian kata atas suku-suku
atau sumber tanpa mensindahkan ke- ' l.' ngrumi*.- Pemasukan seuntai kata dilam analisis lirnologi atau
kategori kata atau bentuk lain yang khususan bahasa saia.rr,.
ada didekatnya; mis. orang padi penterjemahan idiomatis (idiomatic tasm;m ke dalam untaian tagmem dalam ejaan.
seo-rang guru menandai bahwa guru lai"n yang setataran; 2. TG .Proses
translation) DeDatah
ada.lah orang yang bernyawa. yang lih. perrterjemahan bebas .r.nrisipin suatu struktur konsti- ' ieribahasa Yang terjadi dalam
berbeda dari sebuih rumah kata'bua'fr penterjemahan Iinguistis [r.ri t6 dalam kalimat matriks' kalimat tak lengkap, berisi hal-hal
menandai bahwa rumah adalah
(Ii nguist ic oenvematan endosentris (nesting)
translation ) ' oJnr.rnrtun sebuah liase atau umum, dan tidak berisi nasihat;
benda tak bernyawa. penterjemahan yang hanya berisi mis. lndah kabar dari ruPa, Alah
penterjemah ( translator) i.lrusa dalam suatu liase endlrsett-
informasi linguisris- yang' implisit membeli menang memakai.
orang yang mengerjakan penrer- dalam.sumber yang dijadikan eksp-
tiis untuk memodilikasikan induk-
nya; mis. Anjing yng mengejar kucing DEI'Et
.lemahan lisit. dan yang dalam perubahan ' i. brnvi vokal tengah tak bundar;
penterjemahan (trans lation) bentuk dipereunakan trinsformasi ling makan burung kelilang"" schwa; 2, J. Pcnanda vokal tersebut
l. pengalihan amanat antarbudaya oenvemPitan (sticturc)
balik, transformasi dan analisis ' yang ditulis di atas aksara.
foictik. huhungan antara artikulator
pergeseran bunyi rumpun Germania perluasan morfologis l3l
130 peran I - pergeseran bunyi Jerman Tinggi -
dengan beberapa konsonaqa.l. P) aiektiva Bahasa Inggris den gan mlre
ptan I (role) daripada yang lain. Dalam Bahasa pf>-f,t) ls)s, k> kx> x,b) p,d dan most dalam more conJortable, most
semantik. hubungan antara predika- Inggris ditandai oleh -er atar more. >t'g>5- comfortable Bd. happier, happiest yang
tor dengan sebuah nomini dalam perbendaharaan dasar (basic aocabu- pergeser:rn bunyi rumpun Germa- mempergunakan infleksi)'
proposrsr. lary) nia (first sound shift, Germanic sound perifrase (periPhrase)
peran ll (role) l. kata-kata 'yang menunjukkan thtft)
- pengungliapan yang panjang seba-
sosiolinguistik. apa yang dilakukan konsep dan situasi yang ada pada serangkaian perubahan konsonan gai pengganti pengungkapan yang
dan diucapkan seseorang dalam dan mendasari semua kegiatan yang teratur yang terjadi dalam lebih pendek.
posisi tertentu. manusia; 2. pengajaran bahasa, kata- bahasa Germania Purba dan yang oerintah (command)
Perancangan ( pro gramming)' kata yang paling umum dalam satu membedakan rumpun Germania ' semantik.'makna ujaran yang diPa-
penulisan rancangan dalam penga- bahasa yang dipakai sebagai dasar dari bahasa-bahasa Indo-Eropa kai untuk menuntut atau melarang
jaran bahasa atau pemrosesari data pengajaran bahasa. lain. pelaksanaan suatu Perbuatan.
bahasa secara otomatis. perbendaharaan kata (aocabulary) pergeseran makna (semantic shift, shift Konsep semantis ini harus dibeda-
perangkai (relator) lih. leksikon of meaning) kan dari imperatif yang meruPa-
bagian frase eksosentris berupa perbuatan (action) perubahan makna suatu unsur kan konsep gramatikal
preposisi atau partikel ri, sahg,)ang, semantik. situasi dinamis yang bahasa yang mengakibatkan peru- periode (period)
dikendalikan oleh pelaku. -
dsb.; mis. dalamfrase di rumah d,an si bahan makna unsur lain dalam .fonetik akustik. saat antara puncak-
bangm, di dan si adalah perangkai. percakapan (coruersaiion) bidang makna yang sama; mis. Ing. puncak gelombang bunyi.
perangkat (set, open set, open list) satuan interaksi bahasa antara dua jaw' raharg' dulu berarti'pipi' (Ing. oeistiwa (eaent)
l. kelompok unsur-unsur leksikal pembicara atau lebih. cheek), cheek'pipi' berarti'rahang'
' semantik. situasi dinamis yang
(dipertentangkan dengan sistem peregang wicara (speech stretchcr) lng. jaw). berlangsung sebentar.
dan struktur); 2. unsur-unsur yang alat y,ang dipakai dalam penyelidi- pergeseran tataran (rank-shift) peristiwa bahasa (language eaent, slale
jumlahnyq tak terbatas dalam suatu kan fonetik untuk memperlambat proses atau hasil pemindahan suatu of affairs)
bidang atau dalam gatra yang wicara yang direkam tanpa mengu- satuan dari satu tataran ke tataran ipit y";ig terjadi sebagai akibat
mempunyai hubungan paradigma- bah nadanya atau ciri-ciri yang lain; mis. sebuah klausa menjadi oensunskapan bahasa.
tis; mis. kata-kata seperti kursi, meja, lainnya. bagian dari frase; klausa 2ang sala pu'tt"I-pirt.i. linguistik (linguistic
lampu, dsb, yang dapat didaftar perencana:rn bahasa (language plan- sukai dalamoranglang say sukai tidah circle)
secara tak terbatas. ning) terpilih. kelompok ahli linguistik dan sar-
perangkat test (test batery) usaha untuk memperbaiki komuni- pergeseran voka.l (uowel shift) jana dari bidang yang berdekatan
sekelompok soal test untuk menguji kasi.bahasa dengan menciptakan serangkaian perubahan vokal yang yang bertemu secara periodik untuk
beberapa ketrampilan. subsitem-subsistem baru atau me-
nyempurnakannya, sesuai dengan
teratur dalam sejarah suatu bahasa. -embahas masalah-masalah yang
Irerangsang (stimulus)
perhitungkan frekuensi (frequency diminati, dan sering menerbitkan
situasi atau perbuatan bahasa yang kebutuhan masyarakat yang mema- publikasi. Contoh : Cercle Linguis ti qut
count)
membangkitkan tanggapan pada kainya. Standardisasi periitilahan dt Prague pada tahun 1930-an, Cercle
prosedur perhitungan dalam studi
pembicara atau siswa yang belajar dalam bidang-bidang kehidupan bahasa dan kesusastraan untuk Linguistique tle Paris pada abad 19,
ahasa. adalah contoh perencanaan bahisa. Ccrile Lingu*tique de CoPenhague
- menentukan jumlah unsur, mis.
perbandingan bahasa (comparison of performatif (pe rformatia ) e
kata, fonem atau kalimat, dalam pada tahun 1940-an, Linguistic
languagu) lih. ujaran performatif suatu teks atau rekaman. SocieQ of America, Societas Linguistica
deskripsi dan analisis unsur-unsur pergeseran bunyi (sound shift) peribahasa (sa1ing, maxim) Europaea, dll.
dan pola dari dua bahasa atau serangkaian perubahan yang tera- - kalimat atau penggalan kalimat perluasan (exPansion)
lebih, atau dari dua tahap waktu tur dalam sistem bunyi suatu - penambahan unsur dalam kalimat
yang telah membeku bentuk,
atau lebih, dalam perkembangan bahasa atau kelompok bahasa dari makna dan fungsinya dalam masYa- atau bagian-bagiannYa tanPa
sebuah bahasa untuk menentukan satu tahap ke tahap lain. Contoh: rakat, bersifat turun-temurun, di- mengubah struktur dasarnya; mis.
hubungan kekerabatan atau tipo- perubahan bunyi yang dirumuskan pergunakan untuk Penghias ka- kalimat Guru memPunyai anak daPat
logi di antaranya dalam linguistik dalam hukum Grimm, hukum rangan atau Percakapan, Penguat diperluas menjadi Guru sala mempu-
komparatif, atau untuk menentu- Verner, dll. ma[sud karangan, pemberi nasihat, nlai anak Tang cantik.
kan prinsip-prinsip yang dapat pergeseran bunyi JermanTinggi pengaiaran atau pedoman hiduP; perluasan makna ( extension, ex pansion,
memudahkan pengajaran bahasa (High German sound shift, widening of meaning)
second sotlnd inencikup bidal, pepatah, perum-
dan pente{emahan dalam linguis- shtfr) pamaan ibarat, Pemeo. proses memperluas makna unsur
tik kontrastif. serangkaian perubahan bunyi yang perifrastis bahasa dengan memperluas kon-
Qenphras tic)
perbandingan lebih ( s u p e rio r c om p ari - teratur yang terjadi di teksnya.
Jerman
Selatan sebelum adanya tulisan; dikatakan tentang hubungan gra-
son, ilpuard comparison)
matikal yang dinYatakan dengan perluasan morfologis (morphological
bentuk komparatif dari ajektiva sehingga memisahkan dialek-dialek
kata-kata terpisah dan bukan extension)
atau adverbia yang menunjukkan Jerman Utara dan.Ierman Selatan. pembentukan kata dengan afiksasi.
dengan infleksi; mis' perbandingan
sesuatu mempunyai kualitas lebih Perub4han itu bersangkutan
r32 Permutasi pertanyaan retoris
- pertanyaan tak langsung
- perubahan gramatikal 133
permutasi (permutation) yang mengikutsertakan kawan bi-
proses perubahan deret unsur_ cara. pertanyaan tak langsung (indirect tuturan itu sendiri; mis. permintaan
unsur_kalimat, misalnya perubahan question, reported question, oblique yang disampaikan dengan kalimat
dari Alrah pergi ke kantor icnjadi Ke
personifikas i (p e r s oni.fi c ation )
question) tanva.
penggambaran sesuatu yang mati
kantor alah pergi. pertanyaan yang dikutip dalam perubahan bahasa (linguistic
seolah-olah hidup; mis. dalam cltanee)
pernyataan ( det I a ra I ion, s t a ement )
I
kalimat Daun melambai-lambai. wacana tak langsung; mis. Ia pcrul-.rahan dan/atau penqqanriarr
J. pertuturan yane menimbuikan perspektif (perspectiue) bertanla apakah sa2a mau datang. ciri-ciri bahasa dari satu tahap ke
keadaan baru dengan mengujarkan
pandangan yang diambil pengamat Pertuturan (speech act, speech eaent) tahap lain dalam perkembangan
kata-kata: 2. makna ujrian yang pada saat tertentu. l. perbuatan berbahasa yang di- sejarahnya.,
mengungkapkan sesuatu atau suatu
perspektif gelombang (waae perspec- mungkinkan oleh dan diwujudkan perubahan bunyi (sound change)
hipotesis. Konsep semantis ini tiue) sesuai dengan kaidah-kaidah pe- perubahan sistem bunvi bahasa
harus dibedakan'dari deklaratif tagmernik. pandangan dari sudut makaian unsur-unsur bahasa; 2. dari satu tahap ke tahap lain dalam
y.ang merupakan konsep grama_ perbuatan menghasilkan bunyi sejarahnya.
sat lan-satuan kompleks sebagai
tikal. bahasa secara beraturan sehingea perubahan bunyi tak terbatas (un-
perolehan bahasa (language acquisi- ujud yang bergerak, yang mempu-
nlai bagian awal, inti dan basian menghasilkan ujaran bermakna; 3. conditioned sound change, unconditionaL
tion)
akhir; pandangan dinamis. seluruh komponen linguistis dan sound change, independent sound change.
hasil pemerolehan bahasa; lih. non-linguistis yang meliputi suatu isolatire sound change, autonomous sound
pemerolehan bahasa perspektif kalimat fungsio nal lfun r perbuatan bahasa yang utuh, yang change, spontaneous sound change, spora-
persepsi (perception) tnnal s(ntme penpccliue)
menyangkut partisipan, bentuk pe- dic sound change)
aliran Praha. teori yang menyatakan
Jonetik, psikolinguistik. proses pene- nyampaian amanat, topik, dan perubahan bunyi yang terjadi
rimaan dan pengawaliodean input bahwa ujaran itu beistrukiur dua
lapis: lapis pertama ialah pola konteks amanat itu; 4. pengujaran dalam semua lingkunean; mis. PIE
wicara yang mengharuskan pende-
gramatikal yang rerjadi dari subyek kalimat untuk menyatakan agar f ol dan lai lebur menjadi PGm /al .
ngar memperhatikan isyarat akustis
dan predikat, lapis yang kedua iaiah suatu maksud dari pembicara dike- perubahan bunyi terbatas (canditil-
dan juga pengetahuannya tentans tahui pendengar.
pola bunyi dalam bahasanya sci struktur. pembawa informasi yang ned sound change, conditional sound
terjadi dari tema dan rema. pertuturan ekspresif (expresile) ) change, combinatiae sound change)
hingga..ia dapat menafsirkan apa perbuatan yang menyatakan keada-
yang didengarnya. perspektif medan (field perspectiw) perubahan bunyi vang terbatas
persepsi bahasa (specch perception) tagmemik. pandangan dari sudut
an psikologis pembicara karena pada lingkunean bunyi terlenrul
sesuatu.
lrn. PersePst satuan-satuan sebasaimana mis. Inggris ]eneahan [r] > [nl
pertuturan ilokusioner (illocutionarl
persona (person) satuan-satuan itu ber[ubunfan speech act)
kecuali sesudah korrsonarr labi.'rl
kategori deiktis yang bersangkuran dengan' yang lain dalam suitu dalam [blod] > [blrtdl.
Austin, Searle. perbuatan yang di-
dengan parrisipan dalam suatu sistem atau jaringan; pandangan
relational. lakukan dalam mengujarkan sesua- perubahan ejaan (spelling reform)
situasi bahasa. tu; mis. dalam memperineatkan, perubahan sistem ejaan ke arah
persona kdua (second person) perspektif partikel (particle\ perspec-
tiue)
bertanya, dsb. penegambaran fonem yang meme-
pendengar atau pembaca sebagai pertuturan komisif (eommissite) nuhi syarat-syarat linguistis
tagmemik. pandangan dari. sudut dan
partisipan dalam situasi bahisa pertuturan yang mempercayakan sosial yang diakui orang pada suatu
tertentu; kawan bicara. satuan-satuan sebaeai unsur-unsur
pembicara atas tindakan yang akan
persona ketiga (third person) yang lepas; pandangan statis.
pertalian (cohertnce)
dilakukannya sendiri. perubahan fonemis(phonemic
bentuk persona yang dipakai pem- sound
hubungan antara unsur-unsur pertuturan lokusioner (locutionar2
change, sound ehange b1 phonemes,
brcara untuk menunjuk pihak lain spuch act)
di luar pembicara- dan kawan dalam kesatuan yang utuh; mis. phonological ehange. func tional change)
pertalian antara kalimat dengan Austin. perbuatan bertutur; hal linguistik historis. perubahan bunyi
bicaral mis. ia, mereka dsb. mengungkapkan sesuatu.
persona pertama (first person) kalimat dalam wacana. yang memberi akibat pada distri-
pertuturan perlokusioner (perlocu-
busi alofon dan fonem serta seluruh
bentuk yang dipakai oleh pembi- Pertanyaan (question) tionarl speech aet)
cara untuk menunjuk dirinya; mis. makna ujaran yang meminta struktur fonemis suatu bahasa.
jawaban. Konsep semantis ini Austin. Searle. perbuatan yang di-
aku, sa1a, beta, kami, kila. lakukan dengan meneuiarkan se-
perubahan fonetis (phonetic sound
personajamak ekslusif (rrclusiue harus dibedakan dari interogatif change, sound change b7 allophones,
first yang merupakan konsep grama- suatu, membuat orang lain percaya
person plural) allophonic change)
tikal. akan sesuatu, dengan mendesak
bentuk persona pertama jamak orane lain untuk berbuat sesuatu, perubahan bunyi yang tidak mem-
yang mencakup pembicara dan pertanyaan langsung (direct question) pengaruhi struktur lonemis suatu
pertanyaan di dalam ucapan lang- dll.
pihak lain, tetapi ridak mengikut- pertuturan tak langsung (indirect bahasa,
sertakan kawan bicara. sung; mis. Mau ke mana?
speech aet) perubahan gramatikal (grammatical
persona pertama jamak inklusif pertanyaan retoris (rhetoieal question) pertuturan yang dinyatakan oleh change)
(inclusiae pertanyaan yang tidak memerlukan
firsl person plural) kalimat tidak dimaksudkan teru- linguistik historis komparatiJ perubah-
bentuk persona pertama jamak jawaban.
tama untuk menyampaikan per- an dalam morfologi dan sintaktis
134 perubahan makna pinggir r35
- pinjaman Poerwadarminta, Wilfridus Josef Sabarija
-
suatu bahasa sebasai akibat oer_ peyorasi (peyration) piniaman (borrowing, loan) Plato
kembangan, seperri analogi, keiata perubahan makna yane menga- ' hisil peminjaman. lih. Pemin' (425-348 s.M.) ahli bahasa dan
bahasa atau piminjaman. kibatkan sebuah ungkapan meng- filsuf bangsa Yunani. lukunya
perubahan iaman
(semantic change. Kratylos mengandung uraian Per-
lnakna
uocabularlt change)
gambarkan sesuatu yang lebih tidak piol"-.t
- p'iniamanfonemis (phonemic loan)

perubahan makna kata dalam


enak, tidak baik. dsb.l mis. kata yang memPertahankan tama tentang segi-segi filosofis
per1mpuan sudah mengalami peyo- bunyi atau kombinasi bunyi dari penelitian bahasa. Dari Plato mula-
sejarah suatu bahasa dan dalam rasi; dahulu artinya 'yang menjiAi mula timbul pembedaan antara
konrak dengan bahasa-bahasa lain. bahasa sumber, mis. kata tsetseyang
tuan'- mengandung bunyi 1td, yang diPin- onoma yang kemudian menjadi
perubahan morfologis (mor pho logical Piaget, Jean subyek atau kata benda dan rhema
change)
jam dari Bahasa Bantu.
(1896-1980) sarjana. psikologi pinjaman fonologis ( phonologital bor- yang kemudian menjadi predikat
perubahan di dalam morlblosi bangsa Swlss, yang teorinya menge_ atau kata kerja.
suatu bahasa karena analogi, keraia rowing)
nai perkembangan anak san{at pemisukan unsur fonologis dalam pleonasme (pleonasm)
- oemakaian kata-kata lebih dari
bahasa atau peminiaman mempengaruhi. psikolinguistik,
perubahan sintaktis "( iuatu bahasa atau dialek dari
sltntact ic rhange) antara lain teorinyi tentan6 bebe: bahasa atau dialek lain; mis. Pola pada yang diperlukan; mis. dalam
ir perubahal. gramatik;l yurg *eir_ rapa
rapa. tahap
tahap _dalam kalimat Kita harus dan uajib
perkembansan
dalam pe ngan eugus konsonan dalam BI, Yang
menghor-
I berikanakibat pada r,ubungan kara kognitif anak yang melatarbela"ka- mati peraturan ini.
dengan konstruksi yang Iebih besar. Leiasal dari bahasa daerah atau
ngi pemerolehan bahasa. Karyanya asing. plerem
- (plereme, semantic com_ponent)
perubahan struktur' ( s t ruc tura I c hange sangat banyak , a.l. The Languige ind l. lih. komponen makna;
) 2.
TG. hasil perubahan dengan trais'_ (t926); jud[ennt
Child (t92Q;
Thousht of the chitd
Tho.usht
pinjam terjemah (loan translation,
dari ung-
glosematik. satuan terkecil
formasi atas suatu deskrfrsi struk_ and Reasoyw of
a1d Reasoning
calqu!
kapan yang mempunyai makna,
oltne
the ChiU
CniU (l9ZB'1;
Child fnc
ObZd'); Thc
1t .
peminiaman atau Pinjaman frase
1u-r; mis. Mesin ini dibuka'sekarang, Origin of Intelligence (1952), dll. beitentangan dengan kenegn yang
DS:NP-VP-o -Origin
pijin (pidsin) de.rgat memPertahankan makna
tidak mempunyai makna (banding-
| 2 3' alat komunikasi sosial dalam
leksikal dan/atau makna gramatt- kan plerem ini dengan morfem,
- 2, kal aslinya, tetapi dengan mengg3l-
PS: 3 sehingga ter_ kontak yang singkat (mis. dalam dan kenem dengan fonem dalam
dapat -..1
kalimat: Sekarang"fusin ini perdagangan) anlara orang-orang ti morfem dan fonemnYa; mis. Bel. aliran linguistik lain).
dibuka. paardekracht ) Bl. da2a Bel.
yang b_erlainan bahasanyi, dai plosif (plosiae)
perujukan anaforis kiesrecht > hak Pilih.
(anaphoric refe_ yang tidak merupakan bahasa ibu l. dihasilkan dengan PenutuPan
rence) para pemakainya; ada piiin yane pinjam ubah (loan shift) menyeluruh, di belakangnya udara
proses pemakaian pronomina atau memiliki struktur dan lelisikon'dar]
' piminiaman atau Pinjaman kata terkumpul, kemudian terjadi Peng-
b-entuk sulih lain atau pemakaian bahasa yang berlain-lainan, ada itau fiase dari bahasa lain dengan lepasan; 2 bunyi yang terjadi
elipsis untuk tidak mengungkap_ pijin yang mengambil salah satu mengubah bentuk fonologisnya.se- demikian.
ulang suatu unsur makni. hingEa dikira meruPakan sumber
perulangan --+ reduplikasi
bahasa sebagai dasar dengan me-
nyederhanakin struktur din leksi- aslii mis. kemeja d'ari Port. camisa. -pluralis (Plural)
kategori jumlah yang menunjukkan
PerumPamaan konnya. Contoh: Bahasa Melavu oinvin (dibaca: Pin?in) lebih dari satu, atau lebih dari dua
peribahasa yang berisi perbanding- Melanesian pidgin EngliJh.
..Pasar, "-.i1;;' translitirasi aksara Sinika dalam bahasa yang mempunyai
an, te{adi dari maksud (yang tid;k piiinisasi (pidginiaation) resmi dipakai seiak 1956 di dualis.
diungkapkan) dan peibandinsan "ans
ileo"ublik Rakvit Cina.- (sistem lain
. terjadinya sebuah pijin, Poerwadarmiirta, Wilfridus Josef
proses
(yang diungkapkan)j mis. Seierti entan beruPa campuran struktur aniara lain ialah sistem Wade- Sabarija
katak di bauah tempurung; Iiarat dan Ieksikon pelbagii bahasa, entah Giles). Contoh: Penulisan Pa*ing (1903-1968) sastrawan dan ahli
bunga: sedap dipakai, tali' dibuang. penyederhanaan struktur dan leksi- (Wade-Giles) : B eijing (pinyin), M ao leksikograli Indonesia yang paling
Perumpamaan kadang-kad"ng kon suatu bahasa untuk kontak Tsc Tung (Wade-Giles): Mao- berpengaruh sampai kini. Bukunya
makai kata seperti, "ilarat, -._
"bapai. sosial yanE sinskat. pzedong (pinYin). Kamus Umum Bahasa Indonesia, (ceta-
macam, dsb., kadang-kadang tid"ak. piktograi ( iictosiapn) oisahan /solil) kan pertama 1953) adalah kamus
pe.rwatasan (modifcation)
Iih.piktoeram ' hasil perubahan sebuah fonem yang paling terkemuka di Indone-
piktoeTaf i "fp i c tog m p h2 ) meniadi dua fonem, mis. dalam sia. Karyanya meliputi, roman,
lih. modifikasi
petrggrafi (petrograpfur) srstem.,aksara yang memperguna- Bahisa Inssris Kuna [q] adalah drama, sajak, cerita pendek, buku
tuhs-menulis pada permukaan kan piktosram. " alofon dari{n], dalam Perkemba- pelajaran Bahasa Jawa Kuna,
keras; mis. pada batu.
piktogiam "(
picto.qram) ngannya kemudian menjadi fonem kamus BahasaJawa, buku pelajar-
aksara yang berupa gambar untuk sendiri. an Bahasa Jepang, kamus Bahasa
Petr, ogIaTl (petrogram, parogliph) mengunglapkan amanat tertentu;
axsara kuna yang dituliskan pada _ pita suara (uocal bands,aocal cords,aocal Belanda; di samping kamus terse-
batu.
mis. tanda lalu lintas. but di atas dan kamus kecilnya,
Jolds)
pe-watas (nodi,fier, qualifier)
pinggir (margin) dua lipatan otot yang dapat berg.e- Logat Kecil Bahasa Indonesia. Salah
lih. modifl[ator' fonetik. bagian awal atau akhir dari tar daiam laring untuk menghasil- satu bukunya yang terakhir, Bahasa
sebuah suku kata. kan suara; lih. bagan alat ucaP. Indowsia untuk Karang-Mengarang,
[,
I

1r

136 poetika post-determinator postposisi


- prlmary reslrcns€ tr7
-
mengandung segi-segi linguistik suku kata. postposisi (post-posisi) Indo-Eropa, predikat harus me-
Indonesia yang sangai menalik polisindeton (po$sindaon, ryndesis) partikel yang dalam bahasa OV ngandung unsur verbal.
hanya. sayang. buku ini kurang- pemakaian konjungsi beberal terletak di belakang nomina dan predikat gabungan (compound predi-
dibaca orang. kali; mis. dalam laliilat Kami tii menghubungkannya dengan kata cate)
poetika (poetirs) mempunlai dana dan tenaga dan saranrt lain dalam ikatan eksosentris; mis. predikat yang terdiri atas lebih dari
penyelidikan mengenai puisi dari dan kemauan. Jepang. Tokyo ni'di Tokyo' (ni'di'), satu verba atau {i"ase verbal.
sudut linguistik. polisistemis ( pollslstemic ) kunikara'dari rumah' (kuni' rumah, predikatif (predicatiue)
pokok (new information) lih. fonologi prosodi kara'dari'). bersangkutan dengan predikat
. apa yang dianggap pembicara baru Port.Roval postvokalis (post aocalic) predikat nominal (predieate nomina-
diperkenalkannya pada waktu ia nama yang diberikan kepada seke; ada di belakang vokal; mis. /s/ pada tiae, predicate noun, predicate comple-
mengujarkan sebuah kalimat. Ban- Iompok sarjana abad ke_I7 yans kata /kamusl adalah postvokalis. ment, subject complement)
dingan dengan latar. praanggapan (presupposition) predikat yang berupa nomina atau
i
trnggal di biara port-Royal, d'i frase nominal; mis. bola
pola (pattem) selatan Versailles lp.ancisi vana. syarat yang diperlukan bagi benar- bundar
l. pengaturan atau susunan unsur- berdasarkan gagasan dari Discai. tidaknya suatu kalimat; mis. 'Ia d,alam Ini bola bundar.
unsur bahasa yang sistematis me- tes. menganggap kategori gramati- berdagang' adalah praanggapan predikator (predieator)
i

nurut keteraturan dalam bahasa; 2. kal dan struktur gramitikai bahasa bagi kebenaran kalimat Barang bagian dari proposisi yang menun-
sistem bahasa secara keseluruhan; berhubungan lan[sung dengan pola dagangann2a sangat laku. jukkan hubungan perbuatan, sifat,
3. subsistem dalam.bahasa. prkrran yang bersifat logis. Kirya pragmatik (pragnatic) keanggotaan, kejadian, dsb. dari
i

pola intonasi (intonation eontour, intona- y^ang paling represeniatif ialih syarat-syarat yang mengakibatkan argument dalam struktur lahir
tion pattern) Grammaire Ginirale et Raisonni olehC. serasi-tidaknya pemakaian bahasa predikator terungkap sebagai
pola melodis perbedaan nada yang dalam komunikasi. verba, ajektiva, adverbia atau se-
lancelot, A. Arnaud dkk. (1660).
terjadi di dalam wicara yang posisi (position) pragmatika (pragmatics) bagai urutan
berlangsung lebih panjang dari- tempat satuan dalam konstruksil l. cabang semiotika yang mempela-
pada nada pada satuan kata. mis. dalam anak bandel terdapat dua jari asal-usul, pemakaian dan
pola kalimat (sentencc pd.ttffn, qnlactic posisi. akibat lambang dan tanda; 2. ilmu
pattern) posisi akhir (final position) yang menyelidiki pertuturan, kon-
1. konsep.sintaktis yang mencakup hal berada pada bagian akhir dari, teksnya dan maknanya.
konstruksi-konstruksi seperti indi- satuan bahasa seperti suku kata,i. prapalatal (pre-palatal) predikator argumenl zrgumen2
katif, interogatifi imperafifi dsb.; 2. kata atau ujaran; mis. fonem // bunyi palatal yang diartikulasikan
pengajaran bahasa.pola seperti N *V pada lpukuil terletak pada posisi di bagian depan palatum. predikat tunggal (simple predicate)
* N untuk menggambarkan kali- akhir. prasasti (inscription) predikat yang terjadi dari satu
mat Adik membaca buku. posisi awal (initial position) tulisan pada batu, tembaga dsb. verba atau frase verbal.
poler (polar) hal berada pada bagian awal dari berupa kalimat atau wacana yang pref*s (prefix)
kontras di mana hanya ada dua satuan bahasa seperti suku kata, berisi peringatan, penghormatan, afiks yang ditambahkan pada
nilai yang bertentangan total. Anto- kata atau ujaran; mis. fonem lpl dsb. bagian depan pangkal, mis. ier pada
nim mempunyai paling kurang satu pada /pukul/ terletak pada posisi pratamaPurusa bersepada.
komponen yang sama dan satu awal. ../. persona ketiga preposisi (preposilion)
komponen yang merupakan kontras posisi medial (medial position) pravokalis (prelocalic) partikel yang dalam bahasa tipe
poler. hal berada di antara dua unsur lainl ada di depan vokal; mis. lkl pada VO biasanya terletak di depan
polifoni
>titoni (.polilhonj)
(.polilhon mis. lnd/ dalam /bandaql berada /kursil nomina dan menghubungkannya
pengejaan. pelbagai bunyi yang dalam posisi medial. predikasi (predication) dengan kata lain dalam ikatan
berbeda densan
dengqn lambang
lamhanq yang posisi sintaktis (priailege of occurerce) l. hubungan antara subyek daan ekosentris; mis. BI. di, ke, dari.
sama; mis. Ing. [a], [ou], Ir,] pirsisi suatu unsur dalam kalimat,i predikat dalam klausa; 2. pengung- preskriptif (pracscriptiue)
kapan tentang perbuatan, keadaan --+ normatif
dengan o dalam son, sole, sore. post-alveolar (post-altuotar)
polisemi (pol1sem1, multiple meaning) l. te{a{i ka+erta penyempitan atau hal dalam proposisi. preskriptivisme (pre scriptiuisrn)
pemakaian bentuk bahasa seperti antara-ujung atau daun lidah dan; predikat (predicatt) doktrin bahwa tugas ahli bahasa
kata, frase, dsb. dengan makna daerah tepat di belakang alveoluml bagian klausa yang menandai apa adalah memberikan pedoman pe-
yang berbeda-beda; mis. sumber'1. 2. bunyi yang terjadi demikian. yang dikatakan oleh pembicara makaian bahasa yang betul, dan
sumur, 2. asal, 3; tempat sesuatu post-determinator (post-determiner, tentang su byek. D alam klausa J al an bahwa betul-salah adalah masalah
yang banyak'; kambing hitam '1. post-article) I
licin berbahala pembicara membi- pokok dalam bahasa.
carakan jalan licin (*byek); tentang Prrmafy response
kambing yang hitam, 2. orang yang kata yang muncul di antara deter-
j alan licin ia mengatakan berb ahalta ; - Ing. Bloomfi.ekl. pemakaian bahasa
dipersalahkan'. minator dan nomina yang dimodifi-
polisilabe (plbsillable, nultis2llable) kasikannya; mis. Ing. numeralia bagian ini disebut predikat. Dalam y;ing sebenarnya. Bd. secondar1

kata yang terjadi dari lebih dari satu dalam frase the first man. beberapa bahasa, a.l. dalam bahasa response dan tertiarl response.
r3E prinsip fonemis pronomina penegas
- Proses 139
Peraona -
prinsip fonemis (phonemir principle) proklitik (proclitid
teon bahwa kontinuum wiiara pnonomina persona (personal pro' berkaitan dengan satu argumen
klitik yarig secaia fonologis terikat

/+\
dapat dianalisis atas serangkaian uun) atau lebih.
dengan kata yang men[ikutinva: pronomina yang menunjuk kategori proPosrsr
satuan-satuan bunyi yang birsifat mrs. ka dalam ke rumah. -
segmental dan/ atau suprasagmen_ persona seperti sa)a, ia, mtrcka dsb
proksemika (proxemics) prbnomina persona eksklusif (exdu-
tal yang disebut fonem. penelitian mengenai cara orans sioc pcrsonal pronaun) predikator argumenl... argumenn
P"illip keselarasan (congruente prin_ menggunakan.ruang di sekitarnyi bentuk pronomina persona jamak
ciph) datam komunikasi. lmis. Adik makan nasi
yang bermakna 'saya dan orang lain
psikdlinguistik._ anggapan bahwa proksimat (proximate) proposisi
.manusra lebih kecuali kawan bicara'; mis. kami.
persona ketiga yang dipentingkan
yang trdak sesuai.
mudah- mensinEat-
ingat hal-hal yang sesuai 4""fiil; (terdapat dalam bahasa yang mem_
B::I?l-,:j:*T empa.t peisona).
pronomina Persona gabungan (com-
pound puson pronnun)
1zg. pronomina seperti m!, )tottr, our'
z'T--. -
predikator argumenl argumen2
prinsip kgw.ajara_n (naturalness
pnnsrp bahwa kaidah_kaidah dan
perubahan bahasa harus
)
sesuai
Bandingkan
B-andingkan dengan- obviatif.
protepsis (prolepsis)
antisipasi dalam klausa utama atas
dsb yang digabungkan dengan self
atau selaes.
pnonomina persona inklusif (izrlzs-
tll
makan nasi adik
dengan parameter yang wajar, dan subye.k dari klausa tambahan yane iuc pcrsonal pronoun) 2. apa yang dapat dipercaya,
narus benar_benar terjadi. mengikutinya; mis. mereka dllaf- bentuk nomina personajamak yang disangsilcan, disangkal atau di-
prinsip realitas swpakah mereka, orang yang bcrteriak- bermakna 'saya, kawan bicara buktikan benar atau salah, sebagai-
.(reality ptuuiple) teiak itu. mana terkandung dalam klausa;
anggapan pada pembicari'dan danlatau pihak lain'; mis. kitn.
pendengar bahwa pembicara biasa_ pronomina (pronoun) pronomina lxr sesif ( poses siae prorcun) makna klausa.
nya berbrcara tentang keadaan atau kata yang menggantikan nomina - pronomina persona penanda milik prosedur (proudure)
atau fiase nominal; ia dalam yang dapat berdiri sendiri dalam perangkat teknik dalam analisis
|!TliY" Yang benar atau yang
mungkln. wacana Anak muda itu menjadi direktur beberapa bahasa Indo-Eropa; mis. bahasa yang memungkinkan pe-
perusahaan ini. Ia saneat "kreari f. merian aspek-aspek yang relevan
PTSIip siilis (clctic principle) k. moi dalam L'itat c'est moi, lng.
pronomina demonstritif ( dem"onstra- minc dalam This house in mine. dalam deskripsi bahasa.
7G. prinsip bahwa laidah berurut_
tioe pronoun) pronomina refleksif prosedur penemuan (discooer.l proce'
an dalam satu perangkat atatJ demonstraiiva
ucrlonsrranva yang di
(rcflexiae pro-
perangkat_perangkat kaidah drpergunakan naun, intcnsiue pronoun) duo)
vans untut( menggantikan nomina; mis. pronomina persona yang menunjuk prosedur yang diterapkan pada
berurutan dalam suatu sistem haru!
itu dan ini.-* Lembali kepada subyek; mis. diri korpus tertentu dengan tujuan
diterapkan secara berderet. pronomina disjungtif (/rry nctiue pro_
Priscianris dalam bunuh diri. untuk menetapkan kaidah, kate-
noun) pnonomina relatif (relatbe pronoun) gori, satuan dan hubungan yang
(512-560) ahli .bahasa Latin. Ka_ pronomina yang dipakai sendiri - pronomina yang berfungsi sebagai diperlukan untuk mendeskripsikan
ryanya yang diberi .iudul priscianus atau sesudah preposisi atau untuk penghubung dan menunjuk kem- struktur gramatikal.
Minor d,an Priscianus- Mair, *..uor- penekanan khusus; mis. pr.
kan buku tata bahasa l,uti".tun{r. mot bali pada kata yangmendahuluinya, prosedur penentuan (decision proce-
'aku', lui'dia,. dalam Bahasa Indonesia antara dure)
dalam Abad Pertengahan.
produksi " pronominal (pronominal) latln 2ang d,at d,i mana. prosedur yang diterapkan untuk
(production)
bersangkutar atau beifungsi seba- pronomina resiprokal (reci procal pro - mengeksplisitkan. kombinasi
fonetik, psikolinguisiik. proses peren_ gar pronomina. satuan-satuan menjadi kalimat-
canaan dan pelaksanain perbuatan twun)
wlcara. pronominali sasi (pronominalization) pronomina yang mengungkaPkan kalimat yang gramatikal.
produksi wicara proqes atau hubungan timbal balik; mis. Ing- prosdur penilaian (eualuation proce'
(spuch production) _hasil pemakaian prono.
dure)
lstrlah umum untuk kegiatan dalam mrna. untuk menggantikan salah cath other.
saruran suara. yang satu bagian kalimat. pronomina tak tentu (indefinite pro- prosedur yang diterapkan untuk
mengubah memilih gramatika yang paling
en-ergr pr_onomina obyektif (objectiae pro_ rcun)
-otot menjadi energi aliustis. pronomina yang tidak menunjuk cocok di antara beberapa pendekat-
produktif (prodaiiue) noun)
pada orang atau benda tertentu; an yang mungkin.
T.Tpy menghasilkan terus dan bentuk pronomina yang dikuasai prosdur selmru (pseudo-Procedure)
orpakar secara teratur untuk mem_ oten verba atau preposisi; mis. iln mis. seseorang, sesuatu.
propa.roksiton metode analisis bahasa yang konon
bentuk unsur-unsur 1tu.r"u") pada I giue hin a boik d,an I giae tht - (Pro Parox2toru)
mengikuti prinsip-prinsip ilmiah
baru; mis. dalam BI. f.efiks Ai1 book to him. kita dengan tekanan pada suku
ketiga dari belakang; mis. Ing. tetapi dalam kenyataannya melang-
merupakan prefiks produktif
Pr:Ioluna penegas (emphatic pro- dissimilar. garnya karena asumsi penyelidik
Prggtesrt (progressiue) noan) tidak konsisten atau karena sulit
.rng. mengenai bentuk verba yang bentuk pronomina personal untuk
prolrcsisi (proposition)
menyatakan perbuatan atau ke;da: l. konfigurasi makna yang men' dilaksanakan dalam praktek.
m_enegaskan; mis. pr. moi proses (proccss)
an sedang berlangsung. Moi, jc d,alam .ielaskanisi komunikasi dari pembi- - l
suis Indonisien-
caraan; terjadi dari predikator yang sistem dinamis yang mencakup
140 proses bahasa
- pukal Iw longgar
pulmonis
- p'u'-t'ung-'hua t4l
penurunan suatu unsur dari unsur
lain melalui. beberapa perubahan; qerfy,aratan; mis. bagian pertama rendahnya konsentrasi energi pada Pusat Pembinaan. dan Pengem-
murah, barang itu akan sa\a
mrs.. p-erubahan klausa pasif dari l?,i, {(*
oett. LthaL.iuga
bagian tengah spektrum Yang bangan Bahasa
aktif; 2. semantik. situasi ainamis apodosrs. sempit, secara artikulatoris ditan- instansi yang bertugas membina
protesis protheiis, jroslhuis)
yang berlangsung dalam saru .(
pgnambahan vokil atau konsonan
dai oleh tinggi rendahnya perban- dan mengembangkan bahasa di
jangka waktu. dingan volume dari rongga di depan Indonesia, bagian dari Departemen
pada awal kata untuk memudahkan'
pro,ses. bahasa (language prorcss) lafal; mis. penambahan e pada penyempitan primer dengan rongga Pendidikan dan Kebudayaan.
alat,. bahan dan piosedur yane enyalt, elang, dsb.
di belakang penyempitan. Kantor ini dalam sejarahnya mem-
drpakar manusia untuk menghasil proto pulmonis (pulmonic)
punyai nama yang berganti-ganti:
kan. dan memahami bahasa] - 'purba'dan - dikatakan tentang kegiatan paru-
pada tahun 1947 didirikan Instituut
proses pemanfaatan (utiliaation pro- 1yul3n yang bermakna aoor Taal en Cultuuronderloek sebagai
dipakai dalam istilah seperti proto_ paru dalam produksi bunYi.
ces.r)
I ndo Ero pa, Pro to - Ge rmania, dsb. puncak kenyaringan peak oJ sonori$. -
(
bagian d,ai Fakulteit der Letteren en
psikolinguktik. cara pendengar me-
prototipe
-

(protot2pe)
' peak of prominenrC s2llabir peak. rrest of Wijsbegeerte Uniaersiteit oan Indonesie
manfaatkan kalimat' (dala# proses (sekarang: Fakultas Sastra Universi-
anggota hipotetis dari suatu kate- sonoriu)
pembinaan) untuk . tujuan-iujuan gori yang dianggap angeora yans tas Indonesia) yang pada 1952
tanJut,_ seperti menjawab kalimat, bagian dari suku kata yang paling bergabung dengan Balai Bahasa
I
palrng represenlatil daii karigor'i menonjol karena bernada paling
menenma perintah, dsb. _ salah rtu. Djawatan Kebudajaan dengan
satu proses pemahaman. tinggi atau bertekanan paling keras. nama Lembaga Bahasa dan Budaja
proverba (pro-uerb)
proses pembinaan (cowtruction pro_ l. verba yang menggantikan pungtuasi Fakultas Sastra Universitas Indo-
cess) verba lih. tanda baca nesia, dan pada 1959 menjadi
il
atau lrase verbal lain yang penuh;
li
psikolinguis
tik. pendengar me- mis. berbuat begitu dalam lo"*'rrsiriiii
purisme (purism) Lembaga Bahasa dan Kesusasraan
^cara paham bahwa orang harus secara
lyusun penafsiran kalimit ber_ s-ecara membabi buta. laberbuat Fe.qitu ketat menaati kaidah-kaidah
Departeman Pendidikan Dasar dan
dasarkan kata-kata pembicara _ ka re na sar an- saran
Kebudayaan, dan pada 1966 men-
merupakan salah satu proses De_ ryta diab a i k an o ring-; bahasa yang tradisional, dan beru- jadi Direktorat Bahasa dan Kesu-
2. bentuk su.lih ying mengganrik;;
mahaman. Lih. pemahi-"rr. ' verDa, aJekttva atau adverbia; mis.
saha agar tetap bersih dari unsur- sas,traan Direktorat Djendral De-
proses stokastis (stochastie ptlftss) Bl. demikian,_begitu, dsb.; Ing. ,;. unsur luar.' partemen Pendidikan dan Kebu-
ststem yang menumbuhkan deretan purnabentuk (well-formed) dayaan, dan pada 1969 menjadi
l3f balg atau peris.tiwa yang dapar
proverba anaforil ,
- betul bentuknya dipandang dari
proverba yang antesedennya di Lembaga Bahasa Nasional Direkto-
clrkenar suatu kaidah probibilitas depan; mis. sudut gramatika atau fonologi atau rat Jendral Kebudayaan Departe-
sedemikian rupa sehingga setelah proverba kataforis
b^egitu, demikian, iekian.
semaniik, jadi ada purnabentuk men Pendidikan dan Kebudayaan,
suatu deretan, probaEilitas dari proverba yang antesendennya di gramatikal (lih. gramatikal) pur- serta akhirnya pada 1974 menjadi
ISmb,ang atau peristiwa Iain dapat nabentuk fonologis, dan purnaben- Pusat Pembinaan dan Pengem-
belal<,ang; mis.- begini, berikul, dsb.
d.iterka. Bahasa dianggap sejenis proyeksi (proiectionl
tuk semantis. bangan Bahasa.
srstem semacam ini. 1nG. kemampuan gramatika untuk
purwakanti guru saqtra pusat penyebaran (center of graaitL)
prosiopesis. -+ aferesis memperluas analisis seperangkat ;L aliterasi; mis. bibit, bebet, bobot
linguistik histois komparalf daerah
proskriptivis me ( lros oi ! ti ti s me kalimat ke kalimat-kati-at vl"s purwakanti guru swara yang dianggap tempat di mana
sikap dalam pemakaian bihasa )
secara potensial tak terbatas.iuml ../. asonansi; mis. kepengin luhur, kudu bahasa purba dipakai, dan dari situ
yang berusaha untuk menunjukkan jujur' kalau ingin luhur, harus j uj ur' dianggap bahasa turunan me-
Iahnya dalam bahasa ,..u.u i,.r._
kesalahan-kesalahan yang " hr.rs Iuruhan- purwakanti lumaksita nyebar.
dihindarkan dalam berbiJa.a dan psikolinguisfrk (psy ho linguis tics) ../. pengulangan bunyi atau suku pusat l{ernicke (Werni.cke\ area)
menulis. llmu yang mempelaiari hubunsan kata secara beruntun; mis. dalam
bagian belakang otak yang mengen-
prosodem (prosodeme) lagu anak'tanggal siii -jiman tho/o -
antara bahasa dengan peri laku jan dalikan pemahaman bahasa.
ciri p-rosodi yang distingtif lobak - lo pis - pista raj a - jaka bagus -
akal budi manusia; ilmu interdisi-
prosodi (prosodl)' gusti kula,....'. p'u'-t'ung-'hua
l. fo.nohgi proioli. ciri fonologis yang _ plil.l linguistik dengan psikologi. pusat (central) bahasa yang terpenting dan terba-
pukal (compact) nyak pemakainya di negeri Cina.
neliputi le.bih
meliputi lebih darj
dari satu segmen fonetik. dihasikan di tengah mulut;
, ciri pembeda. tentang ciri
sesmen fonologi
dalam kontinuum ujaran, aipiit.n_ mis. vokal adalah vokal tengah. Salah satu dari 3 dialeknya, yakni
pembeda yang. menunjukkan" kon-
tangkan dengan sa-tuan ionematis: sentrasi energi di bagian pusat pusat Broca (Braca's area, centre oJ yang dipakai di sekitar Beijing
2. sistem dan penyelidikan menge_ Broca) (Peking), menjadi dasar bahasa
spektrum ya.ng relatif sempit, me-
nar struktur persajakan. bagian dari otak yang mengendali- nasional di negeri itu. Istilah lain
nandai artikulasi daerah' labial,
-",i yang lebih dikenal ialah mandarin.
Proursrs (protasis, hypothctical elause, kan pengungkapan bahasa.
conditional clause)
-' alveolar_dan vokal tinggi.
klausa yang. menyatakan syarat P"F1ty longgar (compii as dffise)
atau pengandaian dalam kaiimat Jonotogt. oposisi ciri pembeda vano
secara akustis ditandai oleh tinggl
t42 reduplikasi antisipatoris 14i3
Ranggawarsita, Raden Ngabei
-
Karya mengenai bahasa yakni reaksi dorong (pwh chain)
Bustanulkatibin (I berupa aturan
850) linguistik historis. pergeseran bunvi
ejaan huruf Arab Melayu dan yang terjadi dalam hal sebuah
deskripsi tata bahasa Melayu bunyi hilang menguasai wilayah
dengan model tata bahasa Arab, alofonis bunyi lain.
Kitab Pengetahuan Bahasa (1858, reaksi tarik (pull chain, drag chain)
dicetak 1929) berisi tata bahasa linguistik historis. pergeseran bunyi
Melayu dan kamus ensiklopedis yang terjadi dalam hal sebuah
monolingual Melayu yang pertama, bunyi hilang dan diganti oleh bunyi
yang tidak disusun secara alfabetis lain.
tetapi menurut huruf awal dan realisasi (realisation, ex ponence, manifes-
raban (babbling)
akhir yang sama (tebalnya 566 tation, re p re s entation )
ragam pidato (oratorical spuch) halaman hanya mengandung huruf pengungkapan yang sebenarnya
psikolinguistik. wicara anak muda
usia 5-6 bulan berupa ul"ngun .ui,
ragam lisan vang dipikai dalam alif sampai ca.) dari ciri atau satuan fonologis,
sltuasl dan keperluan yang amat Ranggawarsita, Raden Ngabe! gramatikal atau semantis, mis.
kata, seperti monanm, bababa, dsb.,
dan berlangsung selama 6-g bulan,
resml. (1802-1873) pujangga besar Jawa Ior,.rn menjadi bunyi bahasa,
ragam.puitis (poetic licence) yang banyah pengaruhnYa dalam subyek menjadi frase nominal,
sampai anak menghasilkan kata penyrmpangan dari norma
pertama. vans perliembangan Bahasa Jawa. Pada leksem menjadi sederetan fonem;
razrm sebagai alat stilistis dalari iahun 1838 ia diangkat menjadi atau unsur semantis dan sintaktis
ragam
lih. ragam bahasa
prosa atau puisi; ada penyimpang_ ouianesa Kraton Sala dan kemudi- 'pergi' dan 'kala lampau' direali-
ragam akrab 1l srmantis,kiasan
penggunaan .
perluaian' ,nukrri, . ln j"fa" me"jadi pemimpin redaksi sasikan dalam bahasa Inggris seba-
gai {went} pada sistem morfologis
ragam bahasa yang dipakai bila
atau penyim_ suratlabar Bramartani. KaryanYa
pangan gramatikal. sangat banyak; dalam bidang dan kemudian direalisasikan lagi
pemblcara mrnganggap kawan ragam resmi bahisa a.l. Kawi Dasa Nama (sema- dalam sistem fonologis sebagai
Drcara sebagal sesama atau sebagai ragam bahasa yang dipakai bila cam kamus), Mardawa Lagu (tet- /we*/ dan dalam sistem grafemis
orang yang lebih muda atau le6ih xawan brcara adalah Serat Parama sebagai went.
tang poetika
rendah statusnya, atau bila tooik
pembicaraan bersifat tak resmil
; h
r ;;il
i.r.; ;#'f#" il::,*" ff ,'i: Sast-ra
"(berisi Jawa),
iata bahasa Jawa). realisme (realism)
toprk pembicaraan bersiht resmi rangka substitusi (substitution fiame) oandansan bahwa bahasa adalah
ragam bahasa manncr oJ (mis. surat-menyurat diras, pe.rn- deret, berupa frase atau kalimat, l..uutulutg ada diluar akal budi
discoursc. kn)
krl) dang-undangan, karangan tit ni.), yang mengandung "lubang" yutg dan berada lepas dari Pengamat-
;;;;ilh:;i" menurut pemakaian, atau brta pembicaraan d=ilakukan di dapat diisi oleh beberapa unsur nya; lih. naturalisme
yang berbeda-beda menurut topik oepan umum. yang berlain-lain. realitas kognitif (cognitiae reality)
yang dibicarakan, menurut hu_ raglm santai (casual leael) rasionalisme ( rationalism) semantik. kesahihan komponen-
bungan pembicara,
pembicara. kawan bicara
bicarr tahap.situasional dari bahasa lisan, paham bahwa Penggunaan akal komponen makna.
dan orang yang dibicarat un, Jrn ditandai oleh penggunaan budi, dan bukan empirisme, otori-
menurut medium pembicaraan.
::!Ti",, redaksi (redaction)
9u" etipsis dan'dip?guna_
fl*gd"Jurn.lingkungan tas atau wahyu, meruPakan sumber cara mengungkapkan sesuatu
ragam kglugaslraan ( litcran languagc) _- Iun yarig airab. pengetahuan dan kebenaran, se-
dengan kata, frase, atau kalimat,
ltand at
ra.qam_
bentuk bahasa, kadang_k;da;g tir_ ( s tandard' lariuasr) hingga merupakan satu-satunya sehingga membentuk wacana.
t-ulis, yang teksnya li.rrrr,"d.n ln. ragam resmi dasai yang sahih untuk bertindak
diolah dengan tujuan memperoleh ragam substandar (slandar tanguagc) atau percaya. reduplikasi (reduPtication)
kepuasan estetis; ditandai oleh ragam bahasa.yang diperguiak?n rasio tylre-token (tlpe-token ratio, pr6ses dan hasil pengulangan
da.tam pemakaian tak rism-i dan
TrR) satuan bahasa sebagai alat fonolo-
p111kaian kata dengan cara yang di
hatr-hati, sering juga cermat da; Katangan o.rang yang saling menge_
.Izg. jumlah tipe (type) kata-kata sis atau sramatikal; mis. rumah-
mempergunakan alat-alat gramati- diang.gap kurang panias dibagi jumlah semua kata _Yang 1umah, teiamu, bolak-balik, dsb.
_1"1,dun
untuk pemakaian resmr.
kal maupun stilistis tertenti; dalam muniul- dipergunakan sebagai redriplikasi antisipatoris (anticipa-
ragam tak tertulis mempunyai ragam llrilis (wittcn l,
language) indeks -keanekaragaman sebuah tor2 reduplication)
kesamaan. dengan ragam resmi
variasi bahasa yangg dipergunakan wacana. reduplikasi yang terjadi karena
dalam bahasa lisan. 9::gll medium tullsan iui'.ump.i Rask, Rasmus Kristian bahasawan mengantisipasikan
tagam lisan (spofun spuh) \.pq4q sasaran ...u.u ,i.uut.-'' (1787-1832) sarjana bahasa bangsa bentuk yang akan diulangnya;
RajC Ali I prosesnya ke depan, sehingga da-
Dansk. Karyanya, Undersogelse om
ragam bahasa yanf diungkapkan
dengan medium lisan, dan Ii
medium'lisa"n, ditanaal
(1809-ls
bahasa
tT"l
l,ldtli #6i' l*1.** dan ahli
Riau. Kary.nya-bermacam_
dqt Gan. le Nordislee eller Islandske Iam BI. kita dapati tzmbak-memnbak
(dan bukarinya *nmbak-nenembak)
oleh, pengulangan-penguf""gun, Sporgs Oprindelse , menguraikan
bentuk tegun, jeda dsb. :acam^ yaitu mengenai sejarah, secara jelas tujuan dan metode yang berbeda dari reduplikasi
tasawul, berupa syair, prosi dsb. linguistik komparatif. konsekutif mcnembak-umbak.
144 reduplikasi fonologis relativitas bahasa rema rongga esofagus r45
- -
reduplikasi fonologis (phonological Iambang yang dipakai untuk mewa- determinism) masih ada.
reduplication) p;;a;;gu,, bahwa bahasa seseo- resonan (ruonant)
pengula Penserti an.
pcxguran_gan uns ur_uns ur fonologis ."fi ilill ? ;. Ij';, iang menentukan pandangan du- bunyi malaran bersuara.
seperti fonem, suku kata atiu atarr linguistiti historis komparati,f. unsur nianya melalui kategori gramatikal resonansi (resonance)
reduplikuri f.r.Lfil
kata;, atau bentuk yang dianggap mewa_ dan klasifikasi semantis yang ada getaran yang terjadi seremiak
_!iqi""
trdak ditandai oleh perubahin Kltr unsur atau bentuk yang lebih dalam bahasa itu dan yang diwarisi dengan gerak tekanan udara yang
makna., seperti pada i.ar[f imi tua yang diketahui dari rekoistruk- bersama kebudayaannya. Pan- disebabkan oleh getaran lain.
gramatrkal; contoh: lelaki,' pipi, sl;.unsur atau.bentuk turunan itu dangan ini mula-mula dicetuskan resonator (resonator)
kupu-kupu. oleh-W.von Humboldt dan dihiduP- benda yang bergetar
reduplikisi gramatikal
sedikit banyaknyu *.ngrtu*ip..rl serempak
reduplicationJ
(grammatical oanan bahasa. kan lagi oleh E. Sapir dan dengan benda lain dan menguatkan
regularisasi (lewlins) B.L.Whorf. frekuensi-frekuensi tertentu; rongga
pengu.langan fungsional dari suatu hul hilangnyi' remla (rheme) saluran suara yang bergerna karena
bentuk dasar, mencakup reduoli- perbedaan_
Perbedaan dalam suatu perangkat aliran Praha. bagian kalimat yang getaran selaput suara dalam laring.
kasi morfologis dan ridupHlLsi --'
' menjelaskan tema, mis. dalam
sintaktis. _^paladigmatis karena uruiogi. kalimat Tulisanm'u sulit dibaca bagian
retorika (rhetoric)
reduplikasi idiomatis ( re inter pre tati onj sistem dan penyelidikan mengenai
(idiomatic "etllterpT.e$"i kalimat sulit dibaca. adalah rema.
duplication)
re_ historis
llnSu,istilt komparati,f. iih. eti- alzt-alat stilistis ragam bahasa
rrduplikasi yang maknanya tidak -mologi rakyat.
rendah t (graue)
resmi.
dapat dijabarkan dari beniuk yang
rekomposisi (recbm position) .fonctik. ciri pembeda bunYi Yang
proses dan hasil penggunaan unsur clitandai oleh artikulasi labial atau retrofleks (retroflex, cacuminal, cerebral,
!lulang; mis. mata_mata u.[iruX plnJaman untuk membentuk kata velar vokal belakang dan konsonan inaerted)
'detektif , tak ada fruUungu;;i,u l. teriadi karena
dengan mata.
baru; mis: a. dalam a_susila,
anti
/p b -f a m k g rll adalah rendah. penyemPitan
dalam anti-pancasila. antara ujung lidah Yang berkeluk
reduplikasi konsekutif rendah ll (low)
dan alveolum; 2. bunyi yang terjadi
(consecutiae rekonstruksi ( recons truction) dihasilkan dengan lidah
reduplication) fonetik.
"terletak demikian; mis. bunyi [1] dalam
linguistik historis komparalrf metode rendah di mulut: mis. vokal
reduplikasi yang terjadi karena Bahasa Jawa thulhuk yang kita
Danasawan mengungkapkan lasi :ntuk darr
,mlmperoleh moyang ber- yang terdapat pada kata Inggris bat.
sama suatu kelompok bahasa ucapkan kalau kita marah.
bentuk yang sudah diungkapka"n yang berkerabat dengan memban_ rendah lw tirus (graue u r)cute)
(prosesnya terjadi ke beLking); fonologi. oposisi ciri pembeda yang
retrofleksi (retroflexion)
dlngkan ciri_ciri bersama atau artikulasi bunyi bahasa yang diser-
contoh: BL minembah_nembak. dengan menentukan p..ruufluil secara akustis ditandai oleh konsen-
morfologis (morphologi_ trasi energi di bagiari atas lawan di tai oleh ujung lidah yang meleng-
"{,lpl**i perubahan yang diala'rni ,.b;;i, kung ke arah palatum.
cat reduphcatton)' bagian bawah spektrum, dan yang
pengulangan morfem yang meng_ .Dahasa .sepanjang sejarahnya. secara artikulatoris dihasilkan di Revised Extended Standard
rekonstruksi dalam iinterna'l reeon_ Theory
nasrlkan kata; contoh: rumih_rumih,
truction )
velum atau bibir lawan bunyi yang
mengobar-npobarkan.
s
dihasilkan di palatuni atau gigi. 7G. versi gramatika transformasi
metode linguistik historis densan generatif yang berkembang'pada
reduplikasi non-idiomatis (non_ mempergunakan data dari Jatu rentang waktu (duration)
idiomatic reduplication) tahun 70-an yang menerima kon-
Dahasa untuk merekonstruksikan fonetik. lamanya suatu bunyi diarti- vensi trace dalam kaidah permutasi,
reduplikasi yang malnanya jelas bentuk-bentuk purba bahasu it,i'-
oan bagran yang diulang maupun rekonstruksi luai
kulasikan. dan yang dimaksudkan ialah
oan prosesnya; mis. kertas-kirtas (external ruo^iin repertorium (repertoire) tempat suatu konstituen dalam
yang berarti ,banyak, tion) 'sosiolinguistik. I . keseluruhal suatu derivasi sebelum dipindah-
pelbagai lih. rekonstruksi. bahasa-bahasa atau variasi-variasi kan oleh suatu transformasi.
kertas', reksio (rection)
reduplikasi sintaktis yang orKuasar
dikuasai scr
seorang pemakai
( slntactic redup_ Iih. penguasaan. bahasa yane maslng-masrng
bahasa yang masi me- rima (rhyme)
lication) relativisasi persajakan.
( relatiaization) mungkinkannya untuk melaksana-
pengulangan morfem
-";r1yang
- meng_ kan peran sosial tertentu; 2. kese- itme (rfuthm)
hasilkan kiu"'r,
$giital'
l;).t.--;-.,^
klausa,
/-=--.-,- ^ii.
,
didlanginya ( witaupinjain,
|r,ii ifn,
i'artji,fi, luruhan ketrampilan komunikasi pola suku kata bertekanan dan tak
bertekanan dalam wicara.
Aiaoiol pembicara atau pendengar dalam
nginlta). romanisasi (romanisation)
referen (referent)
suatu situasi pertukaran informasi;
unsur luar bahasa yang dituniuk 3. keseluruhan variasi-variasi transliterasi aksara non-Latin men-
bahasa dalam suatu masyarakat jadi aksara Latin.
oleh un_sur bahasa; mis. bienda vins rongga aktif (actiae caaitl)
Icta sebut 'rumah' adalah referei bahasa.
resensi (resenrion) rongga yang langsung berperanan
d,ai kata rumah. dalam penghasilan suatu bunyi.
referensi (reference) kritik naskah. hal melakukan rekon-
struksi bentuk tertua sebuah teks rongga esofagus (oesophageal cauit2)
hubungan"antaia referen dengan perut dan kerongkongan
berdasarkan bukti-bukti yang yang
146 rongga hring rurabasa
- saat awal bunyi Sapir, Edward t4l
kadang-kadang dipakai sebagai
-
saluran suara- kelapa' untuk memperoleh santan) krambil tidak pernah dipakai dengan
rogga faring (pharlngcal caoitl) tetapi nggodhok ban1ru dan meres makna demikian.
rxang dr antara akar lidah dan
drnding belakans leher.
rongga hidung (iasal caoitl)
Io"gg? saluran suara yang menca_
kup hidung dan farins hiduns.
rongg. a mulut (oral caaitylbarcal ciaity)
mulut sebagai bagian dari salurin
suara.
rongga paru-paru (pulmonic caaitt)
P11-t-paru
dan tenggorok sebigai S
bagran dari saluran suara.
rongga lnsif (pasiue caaity)
Jongga yang tidak secara lanssuns *^Tp^Tq d.lq.ryF (hotc in pauem) saat awal bunyi (uoice onset time, VOT) dsb.) dari pengirim atau sumber ke
berperanan dalam penghisilaf, pola yang terdiri dari seperanskat waktu antara penglepasan bibir dan penerima atau penangkap.
bunyi. unsur yang memperlihatkur, awal penyuaraan (getaran selaput saluran saara (aocal trad)
rollggp suPragl o!a! (s p r ag I o t a I c ao i t2
ru yang ..irr- suara), yang dipakai untuk mem- seluruh alat ucap dalam dada dan
1t ) serba teratur; bila salah
Io"gC3 dr atas glotis yang menca_
Kup rarlng, rongga mulut,
satu unsur tidak ada utau
Ue"iut_
bedakan konsonan bersuara dan tak kepala yang dipakai untuk mengar-
dan nya menyimpang, maka aitaia-tan bersuara. tikulasikan bunyi bahasa yang
rongga htdung. saduran menyediakan sumber energi (aliran
Roorda, Taco " fl il:,ft 'hasil penyaduran udara yang bergerak), alat yang
(1801-1874) sarjana Belanda vanE bergetar (pita suara dalam laring),
'3jlr:'T5,T?.*nT,Jfl,i salah kaprah

ii?:::#i:,fi'm#Hl%,;;gr
tahuan. Karya-karyanvu. i.l. "to_
iiff i,t::?.I:o,o,xT"[.jl;,x#
cam.rtu: pcryruih _ir**i,
ad.a pola
../. pemakaian bahasa yang secara
gramatikal atau historis dianggap
dan ruang resonansi (rongga mulut
dan rongga hidung).
salah, tetapi karena lazim, diterima sandangan
u_aansclu Grammntica
r8s5).
(Amsterdlm 4tr :t ; (;:;f ';.i:iXll o,r'!#^; umum; mis. buronan seharusnya ../. tanda diakritis
pernah dipakii orang). cuktp buron (<buru * an), tetapi sandi (5. sandhi)
rotasisme (rhotacism) karena lazim, tidak bisa'diperbaiki' perubahan fonetis yang terjadi di
perubahan konsonan J yang antar_ ryp"" FEq
xerompok
Qansuage group)
bahasa dalam iuatu lagi. dalam sebuah kata pada bagian
vokal menj adi,
sekrtar abad ke-6 s.M.
auU* nlliiuiati" keluarga bahasa yang diturunkan salam (greeting) pangkal, ujung atau tengahnya,
qan satu bahasa madya. kalimat minor berupa klausa atau karena pengaruh fonem yang ada di
r penyambuag. (linking ) pun bukan, bentuknya tetap, yang dekatnya.
l,ynyt [rJ yang dipakai antarvokal P A-E dipakai dalam pertemuan antara sandiasma
clr antaxa suku_suku kata
kata-kata dalam Bahasa Inggris.
atau pembicara, memulai percakapan, J. nama diri yang disamarkan
minta diri dsb.; mis. Selamat!, Apa dalam karangan, a.l. karena penulis
ruang makna (semantic spacc)" P A.D kabar? dsb. tak mau diketahui terang-terangan.
l. konsepsi mengenai dirnia penga_ saling mengliindarkan (mutualfit exc- Dalam kesusastraan Jawa orang
taman dr mana makna dan bidano yang paling senang memakainya
makna dikatakan dekat atau iari /\\
ABCD
lusitte)
ada dalam distribusi komplemen- ialah R. Ng. Ranggawarsita.
satu_ sama lain sesuai deisan E ter; dikatakan tentang dua variasi sandirasa
jumlah dan kesamaa, k;p;;; Sd. kata seru
bahasa-bahasa A, B, C, D, adalah atau lebih yang tidak berada dalam
yang dimiliki atau tingkat Uiraaya bahasa-bahasa serumpun (p a_D) sandisora
lingkungan yang sama, dan diang-
dan/atau gabungan galasan psikt_ a{afaf . bahasa madya; 'i A_E gap anggota dari satu satuan. Sifat S/. onomatope
logrs antara keduanya;2. penlgam_
Daran secara geometris makna_
adalah bahasa purbai. ini menghasilkan alofon dan alo- sapaan (address)
rurabasa morf dari fonem dan morfem. morfem, kata atau frase yang
makna seperangkat kata yang ber-
ny DungaT,.
../. konstruksi yang lazim dipakai saling pengertian (mutual inteligibi' dipergunakan untuk saling merujuk
Ina-srng_masing ditandai walaup.un "menyalahi,' nalari mis. tiu) dalam situasi pembicaraan dan
seDagar trtrk dalam ruangan itu.
rua[g J.
npeodhok wedang'masak air panas' kemampuan untuk memahami yang berbeda-beda menurut sifat
reaonan si (resonarcc' chamber) (seharusnya *nggodhok ban1ru' masak bahasa orang lain dan dipahami hubungan antara pembicara itu.
rongga yang berlaku sebagai reso_ air' supaya ja Sapir, Edward
di wedang,air panas,) oleh pembicara lain.
yphi rongga hid-ung, rongga mcrcs santcn'memeras santan, (seha_
;
saluran (channel) ((1884-1939) sarjana linguistik
lr1!91t
ranng dan rongga mulut. rusnya )neres krambil ,memeras sarana yang membawakan infor- bangsa Amerika. Ia ahli bahasa-
masi (alat listrik, gelombang bunyi, bahasa Indian, tetapi perhatiannya
l4t aasaran Schmidt, Johannes Schmidt, \ililhelm
- semantika 149
-
I sangat luas, a.l..juea kesusastraan. fonematis (phonematic unit) manlscfun Sprachen (Weimar 1872) segmental (segmental)
l Bukunya Languigi (1921), sangat "4t1"1 Schmidt, Wilheilm bersangkutan dengan segmen.
i
berpengaruh; teorinya sangat .-di- fonologi flosodi. unsur segment
l yang bersisa setelah semua Droso (1868-1954) sarjana linguistik segmentasi (segmentation)
[qg1r oleh para penganur"aliran diabstrasikan. bangsa Austria, imam Katolik analisis sebuah kontinuum atas
l
TG 30 tahun setelah iI meninggal. satuan gramatikal (prammatieal warga ordo Societas Verbi Divini. satuan-satuan; mis. wicara atas
l
Karangan-karangannya terkuri'pul satuan dalam struktur bahasa: Karyanya berjumlah 120 buah dan fonem, wacana atas morfem.
i dalam The Selectei Wriiings of Ediard
sapir (t9a9).
utama ialah ;.;i;;,"il;':'il
klausa, kalimat, kelompok kalin
mencakup bidang bahasa-bahasa
Indonesia, Australia, dan perban-
sesmentator ( seemenlator)
ilat dalam plnyelidikan fonetik
sasaran (goal) paragraf dan wacana. dingan bahasa. Ia terkenal karena yang dapat membunYikan konti-
3rgumen atau benda yang menga- satuan sekonder (secondar2 unit) hipotesis tentang hubungan antara nuum wicara atas segmen-segmen
Iah pada tindakan atau leristiiva unsur bahasa turunan d-ar.i satua bangsa-bangsa Austronesia dan kecil dengan jeda di antaranya.
transitif. dasar; dalam gramatika kata dan bangsa-bangsa Asia Daratan. Kar- sejarah linguistik (historl d linguis'
Sasrasoeganda, Koewatin. kalimat adalah satuan dasar, se* yanya yang utama ialah Die Sprach' tics)
(?) penulis tara bahasa dan ahli cabang ilmu yang menyelidiki
dangkan frase dan klausa adalah Jamilien und Sprachcnkreise der Erde
perkamusan Indonesia. Bukunva satuan sekonder- ( ( le26) perkembangan dan seluk-beluk
{itqb Tang Menyatakan Jalan Bahisa satma Schuchardt, Hugo ilmu linguistik dari masa ke masa,
Melajoe (lgl0), adalafr buku tata Bali.kata maiemuk (1842-1927) ahli bahasa Romanika serta mempelajari pengaruh ilmu-
bahasa pertama yang memper- Saussure, Ferdinand de berbangsa Jerman. Ia menjadi ilmu lain dan pengaruh pelbagai
gunakan model Eropa yang diiulis (1857-1913) sarjana bahasa bangsa terkenal karena menentang Para pranata masyarakat (seperti keper-
oleh orang Indonesia. Dan kamus_ cayaan, adat-istiadat, pendidikan,
swrss yang dianggap bapak lineuis- Junggrammatiker. Kary any a menca-
y12 Baougslra Melajoe - Djawa trk modern. Kuliah-kuliahnyJ di, kup pelbagai bidang, yang terpen- dsb.) terhadap linguistik sepanjang
^
(19.16),
.
adalah kamus bilirlgual bukukan oleh murid-muridnva se_ ting di antaranya tentang pijin dan masa) serta pengaruh linguistik
I.ndonesia yang pertama yung ditr_ s.udah ia meninggal berjudul'Cbar kreol. terhadap ilmu-ilmu lain dan Pra-
lis oleh orang-Indonesia. de Linguistique Ginirab (1916). Kar- schwa nata sosial-budaya kecuali bahasa.
sastra lisan (oial literature) yanya yang lain, Mimoire sur h Ibrani. bunyi a (lih. bagan pembidangan Iinguistik
karyayang dikarang menurut stan- ,\lstime Primiti/ de,; Vtyxllet dan.s !c.r seasal (cognate) pada hal. xxviii).
dar bahasa kesusaitraan dan di- Langues Indo-Europunnes ( 1879), me- berhubungan satu dengan yang lain selaan (interrupted)
teruskan dari orang ke orang dalam rupakan kary a y ingi usa berpensa- (tentang morfem atau kata) karena fonetik ciri pembedq. ciri pembeda
bentuk yang. tak beruhah "d.ngun ruh dalam linguistil h"istorii diturunkan dari sumber yang sama; konsonan yang dihasilkan dengan
ko"m_
lisan dan bukan tulisan. paratif. Dari F. de Saussure linguis- mis. BI. ribu, Malagasi ariwo, aliran udara sedikit banyak terhen-
satuan (unit) tik mewarisi konsep-konsep tentang Madura ebuh, Bugis sabu, Jawa ewu, ti; mis. ciri pembeda yang terda-
l. penggalan dari peri laku bermak- lgytque, parole, diakromi:., uaieai,
dsi, Bali ,riz, adalah seasal. pat pada konsonan-konsonan
na; 2. paduan bentuk dan makna fgq . f. .de Saussure linguistik sebutan (eomment) lp btd ij k gm nr1l.
dari suatu sistem,. tanpa atau adalah cabang semiologi. pernyataan yang dibuat tentang seleksi (seleetion)
dengan varian lahiriah, yane ber_ Schleicher, August orang atau benda yang sedang alat sintaktis yang mengisi pelbagai
kontras den-gan paduan lain ialam ( l82l-186_81 sarjana bahasa hangsa dibicarakan. posisi dalam klausa atau kalimat
ststem ltu; 5. segmen yang mendu_ secondary response dengan kata-kata.
kung pola dalani pelbag^i rar^run. J.erman. Bukunya a.l. Liomltendium
der ()rammatik der Indo-Germani.,schcn Ing. Bloomjeld. ujaran yang dipakai sem (seme)
satuan dasar (primary unitl ,lprachen (l86l). Teorinya berkisar pembicara untuk membicarakan unsur makna terkecil (bandingkan
unsur dasar, misalnya kata dalam dengan fon, morf dan'gral)
"
pada kekerabatan baha.sa, metrrde bahasanya, yang mencakup meta-
gramatika atau fonem dalam fono_ k<-rmpararif dan tipologi hahasa. la bahasa dan ucapan-ucapan popu- semantem (semanteme)
logi, yang dipertentangkan dengan berusaha memhuat sintesis antara ler tentang bahasa seperti "bahasa satuan makna sebagai suatu
satuan sekonder-. teori sejarah dari Hegel dan ter.rri yang baik dan benar", "uraiannya segmen dan bukan seblgai kom-
satuan emik (emic unit) penyaringan alamiah dari Darwin, logis", dsb. Bd. primar2 response, ponen.
ujud yang dilihat dari sudur struk_ Schmidt, Johannes tertiary response. semantik (semantics)
tur bahasa; satuan yang diperoleh (1843-1901) pencctus gagasan ten- segmen (segment, isolate) 1. bagiandari struktur bahasa yang
setelah diketahui identiias,'varian, satuan bahasa yang diabsraksikan berhubungan dengan makna dari
dis.tribusi, dere t dan sistemnyi Plg [eon
tang tcori getommng
gelombang yang memper-
dari suatu kontinuum wicara atau ungkapan danjuga dengan struktur
batkr pandansan
barkr pandangan linguistik
lincuistik tentairg
renreno
dalam bahasa. timhulnya
timbulnya inovasi dalam sejaraii teks; mis. fon atau fonem sebagai makna suatir wicara; 2, sistem dan
satuan etik (etic unit) seiaraii
hahasa-bahasa yang [rr:rkeiabat, satuan bunyi, morf atau morfem penyelidikan makna dan arti dalam
_ujy! fgng dilihat dari sudut penye- seperti diuraikan olLh Schk:ichei sebagai satuan gramatika. suatu bahasa atau bahasa pada
lidik bahasa sebelum diketaliui dalam silsilah lnhasanya. Karya- segmen embus (breathed segment) umumnya.
sist-emnya; satuan yang ditentukan nyayang memuat tcori itu ialah Dic iegangan bunyi yang dihasilkan semantika (semantic)
pada tahap awal penJitian. Wrw and.rc hatl suer hal tni.,i t e dengan glotis terbuka. cabang semiotika yang mempelajari
dcr I ndoger-
semantik filsafat
- semesta firngsional semesta mutlak sendi tcrtutup l5r
-
hubungan antara lambang dan kosakata suatu bahasa pada semesta mutlak (absolute uniaersal, fonologi. oposisi ciri pembeda yang
referennya. umumnya. secara akustis ditandai oleh berku-
strong uniuersal)
semarrtik filsafat ( philoso
semantik semesta ( unitersal semantics rang tidaknya komponen-
ph ical sem an-
)' semesta yang terdapat dalam
unsur dan sistem makna yang tidal s€mua bahasa manusia. komponen frekuensi atas; secara
istilah umum untuk pendekatan terikat pada satu bahasa apa pun; semesta nisbi (relatiae uniaersal, wcak artikulatoris bunyi yang dihasilkan
filosofis terhadap makna dalam mis. komponen makna. oleh bibir bundar lawan bibir
uiaersal)
bahasa, a.l. mengenai hakekat semantik struktural (s tructural seman- semesta yang tidak terdapat dalam hampar.
penamaan obyek, kebenaran dan sendi (jurcture, transitinn)
tics) semua bahasa, sehingga perlu di-
kesahihan pernvataan. l. istilah umum untuk pendekatan jelaskan oleh teori. peralihan bermakna dari satu
semantik generatif (generatiue seman- kepada semantik vans menekankan segmen fonologis ke segmen fonolo-
semesta substantif (substantioe uni-
ttts) huhungan makna antara kata atau gis yang lain atau segmen fonologis
aersal)
teori semantik dalam aliran trans- kelompok kata, dan bukan pada unsur atau kategori yang bersifat ke kesenyapan, baik yang terbuka
formasi generatif yane menganggap aspek konseptual alau relerensi dari maupun yang tertutup.
fonologis, gramatikal atau semantis
bahwa .
tidak pertu' pemUejlair makna. Contoh: teori medan makna yang menjadi bagian dari khazanah sendi buka (opm jurcturc, plus juncture )
antara trngkat semantik dan tingkat dan analisis komponen; 2. penye- yang diperlukan untuk mendes- sendi yang terjadi pada akhir kata
struktur batin, karena keduJnya lidikan. rentang antar-hubungan kripsikan bahasa-bahasa dunia, se- dan membatasinya dengan kata
adalah sama, sehingga sintaksis makna berdasarkan pada ursnuoun perti ciri-ciri pembeda, kategori lain, terdapat misalnya pada batas
i-auh lebih abstrak diiipada te<,,ri bahwa perbedaan makna iir';i,tas gramatikal, komponen makna, dsb. antara kedua unsur Daz tuan'ban
Chomsky versi 1965, dan kaidah batasnya dan tergantung dari kon_ semi - idiom (semi-iliom) anda' (yang berbeda dari kata
proyeksi, tidak diperlukan lagi; tras-kontras relatif yang ada dalam konstruksi yang salah satu anggota- bantuan). Dalam transkripsi ditan-
.
suatu bid'ah dari pandangan bahasa. nya memiliki makna biasa, anggota dai dengan (*).
Chomsky. semantik umum (general semantics) yang lain memiliki makna khusus sendi buka dalrrn (intonml open
semantik gramatikal (grammatical aJaran tentane makna dalam komu- dalam konstruksi itu saja; mis. juneture, intcmal hiatus)
semantics, combinatorial semantics) nikasi bahasa yang menolak ajaran sendi buka yang menandai peralih-
dalam duta besar, buku putih, daerah
penyelidikan makna bahasa dengan Aristoteles bahwa kata hany, irem- hitam, kata besar, putih, dan hitarn an di dalam kata seperti yang
menekankan hubungan-hubunian punyai satu makna leksikil. tidak memiliki makna biasa. terdapat dalam kata ber - uang
dalam-p-elbagai tatarin gramatii{al. semboyan (motto) semiologi (semiolog) 'mempunyai uang' (yang berbeda
semantik historis ( historiil semantics ) kalimat minor atau kalimat lenc. Eropa Kontiruntal. lih. semiotika dari beruang'nama hewan').
bagian d.ari linguistik historis yan! semiotika (umiotbs) sendi gramatikal (grammatical junc-
menyelidiki peiu bahan-pe.ubit aii !gp, yung terjadi dari frase atiu
klausa, yang disukai oleh suatu Anglo - Ameika. ilmu yang mempe- ture)
makna. kelompok masyarakat, seperti
,

lajari lambangJambang dan tanda- jeda sintaktis pada batas klausa dan
Sartald
semantik interpretif (interpretile se- tanda, mis. tanda-tanda lalu lintas, kalimat
yeldSka tetap mtrdeka!,Esi hilang du
mantics) terbilang! kode Morse, dsb. Beberapa sarjana sendi naik (rising jaruture, tlouble-bar
TG. teori dalam aliran tranformasi semem (sememe) menganggap linguistik adalah juncture)
generatif yan.q timbul sekitar tahun satuan makna terkecil (bandinrkan cabang dari semiotika. sendi akhir yang terjadi bila nada
70-an yang beranseapan bahwa dengan fonem, -o.f.-, 'd-i'n semivokal (semi-aowel, semi-consonant, suara naik sebelum jeda; mis. pada
kaidah-kaidah penafsi.an semanris grarem). waktu membilang, mendaftar atau
Clide)
merupakan bagian dari gramatika, bahasa (language uniacrsal) bunyi bahasa yang mempunyai ciri pada akhir pertanyaan, seperti mau
".p":F.
cln bahasa yang tidak dapat vokal maupun konsonan, mempu- ke mana? ll Dalam transkripsi
tid.atr
-l-
datam semua bahasa; 2, nyai sedikit geseran, dan tidak ditandai dengan 1l/) atat < t >.
tur barin, re.rdapat kiidah penafsir- I:Iq"p",tbahasa
(atoan muncul sebagai inti suku kata; mis. sendi tertahan (sustaiwd juruhtre,
yang sangat peniinr
1n yang lebih terikat pada'struktur unruk menganalisis bahaia api bl, hl, [']. single-bar jwrcture)
lahir daripada pada siruktur batin. pun. semotaktik ( s emotactic s ) sendi akhir yang terjadi bila nada
Teori .ini beitentangan de ngan semesta formal (Jormal uniuersal) sistem dan penyelidikan mengenai suara tertahan atau bila naik
semantik seneratif. kerangka dan organisasl kaidah pengaturan dan pengurutan se- sedikit; mis. yang menandai aposisi
semantik kombinatoris (combinatarinl yang dipergunakan dalam mendet. mem. dalam kalimat Saleh lteman sayal
semantics) kripsikan bahasa-bahasa dunii. sempadan (delimitation, boundar2 mar- sudah hadir. Dalam transkripsi ditendai
cabang semantik yang menyelidiki seperti kaidah tranformasi, dsb. king, funarcation) dengan 1l) atau (.--+).
huhungan antara mikna [dimat semesta fungsional ffirctio,nal uni. unsur grafemis, fonologis, atau sendi turun (falling juruture, double-
dan makna kata atau makna aersal) gramatikal yang menandai batas cross juncture,
foding juncturQ
morfe.m yalg_ kendala atas semesta formal; mif, antara satuan-satuan bahasa seper- sendi yang te{adi pada waltu nada
_membentuknya.
semantik leksikal (lixical simantics, kenyataan bahwa salah satu baciffi ti kata atau frase, antara lain berupa su_ara turun menjadi kesenyapan.
word semantics) dari struktrur koordinatif tldiii sendi atau tekanan. sendi tutup (close juncture)
penyelidikan makna unsur-unsur dapat dilesapkan. sempit lw tak sempit (Jlat as plain) sendi yang terdapat dalam urutan
R
l,ir
I
I

152
sengau
_
ounyr-bunyr yang tak putus dari - siklus
siklus transformasi
-
sinestesia l5:t
satu kata. seruan (exclamation)
yang mengungkapkan siklus tranformasi (transformational simetri (slmetri)
sengau (nasal) :]1?" pe_
lih. nasal nlngkatan
___D-..-,"*" LrrruJr
emosi ucUBan
dengan penegas_
clcle) prinsip bahwa trahasa cenderung
an,
_
tekanan, nada itau'intoiasi 7G.. penerapan kaidah-kaidah fo- u.ntuk mempunyai sistem yang
sengkalan
terten tu_ nologis secara siklis untuk menentu- simetris; mis. bila suatu bahasa
./. kronogram; kalimat yans mens- sesel kan ujud fonetis suatu untaian mempunyai empat fonem hentian
andung arti angka i"t r'", Jf, sintaktis menurut komposisi yang tak bersuara, biasanya bahasa itu
I'
dalam BahasaJada disusun densan ./. sisipan
menyebut lebih dahulu uniku seselan' telah ditentukan oleh penanda frase luga mempunyai empat fonem
Ba1l. sisioan yang diturunkan. hentian berduara.
lalu. puluhan, lalu ratus'ar1 sikora simpai (nofu)
i_1]-r.url,
kemudian ribuan. Ada surya sans- shwa
kala .dan ada candra #sfi;" lih. schwa Batak Toba. tanda diakritis yang titik pada diagram pohon rempat
sengkalan lamba siala -+ sikora mengubah bunyi dari huruf induk munculnya satu cabang atau lebih.
,L sengkalan.yang berupa klausa tit11}i Abu Bishir Amir ibn menjadi [o].
sikurun
atau. lrase; mis. dalam buku Bhra_ Karo.penand,a vokal [u] pada huruf
tayuddha karanean (meninggal 793) ahli tara
Mpu Sedah Jan bahasa Karo.
Mpu Panuluh idu..r,gk"lun b;.1;: f;13.! pangsa. Parsi. Bukunya. ,4/ silabogram | (slllabarl)
nyi Sanga kuda guddha'rrrd;;;;;;g (terkenal sebagai a/
an Naltu
tttolli merupakan
Ktlab). sistem tulisan dengan satuan dasar
berarti 1079. model "basi berupa suku kata. Contoh ialah
sengkalan memet semua tata bahasa Arab hingg"a
zaman sekarang. tulisan Nagari dan tulisan Jawa. simpai4- slmpal
,/. sengkalan yang. berupa gambar silabogram ll (syllibogram)
atau tam_bang; mis. di kiatJn sibilan (sibilant,
Sala lrooae .fritatiue, sroou tanda grafis yang dipakai dalam
ada gambar naga dinaiki manusia, :Ptran!, tl ing consonant) beberapa sistem aksara untuk me-
yang. dapat dibaca naga mului bunyi ryh.f
frikatif yang dihasilkan nandai suku kata; terdapat dalam
tinitihan janma yang berar"ti I70g. oengan memaksa udara lewat aksara Dewanalgari, aksara kana,
sengkalan sastra luban-g berbentuk alur antara lidah Adv
dsb.
../. sengkalan berupa dan dinding mulut; mis.
gambar aksara
t. til
[rl; i;j; silabis (slllabic)
.lawa ts
signifiant L inti suku
bersangkutan dengan simpulan bahasa
sentralisasi (centralisation) kata; 2. dapat berdiri sendiri --+ idiom
fonetik.,pros,e.s
P1. F, de Syuslure gambaraipsikolo_ simulfiks (simul.fix)
-.ngu.uhnyu sebuah
grs abstrak dari aspek bunyi suatu
sebagai suku kata; mis. bunyi m, n,l,
vokal ke vokal pusat. r adalah silabis karena dapat berdiri afiks yang tidak berbentuk suku
sentrodomal (ceniro-domal unsur Dahasa. sendiri sebagai suku kata. kata dan yang ditambahkan atau
l. teqjadi karena tengah lidah ) significans silepsis (s/lepsis) dileburkan pada dasar; mis. {r;}
menyentuh atau men-garah ke . I.Ih signifiant penggunaan satu kata yang mem- .pad,a ngopi (pangkalnya kopi).
langit-langit srgnrttcatum srndeton (slndtton, syndetic
-ulut; Z. Uinvi-vun* L..!l\ punyai lebih dari satu ma\na dan constyuction)
-bagian-bugiun
li,!,31^3'rlian,, mis. Ill p,ai . signifi6 yang berfungsi dalam lebih dari konstrukii yang yL
tc,tar o,an lll pad,a akhir. - srgnrtre satu konstruksi sintaktis; mis. "At a dihub_ungkan dengan konjungsi;
sentuhan frd,) Pr. F. de Saussurc_. gam.baran psikolo_
bunyi bahasa yang dihasilkan oleh grs yang abstrak dari suatu bagian
word, hang no more about me. I am . mis. Karena saya. mel ihat, saya-sening.
no gibbet for you" (Shakespeare: srneresrs (qmeres$)
satu sentuhan cepat antara artiku_ alam sekitar kita. Merryt Wiues of Windsor) pelafalan gugus sebagai diftong
Iator-artikulator atau antara artiku- sikap. bahasa (language attitufu)
silih (dumryt) dalam suku tunggal; mis. pelafalan
lator dan titik artikulasi. posrsr mental atau perasaan terha.
seri (seiu) dap bahasa sendiri. atau bahasa
1. konstituen yang tak ditentukan .l|a,lt] dalam ikan paus.
srnesrs
atau tak terdapat dalam struktur (rynes$)
kg{ompok konsonan yang memiliki orang lain. dasar, yang diperlukan untuk men- persesuaian sintaktis berdasarkan
siklus-(cyle) jelaskan suatu derivasi; 2. unsur tak makna kata dan bukan berdasarkan
:,]l-:1-r..I3kni dihasilkan pada l.
oieoerapa trtrk sepanjang satu salur_ akustika.. satu kali pengulangan bermakna yang mempunyai fungsi bentuk gramatikal; mis. lng. tlu crew
penuh gelombang bunyi, va-kni Sintaktis. tetapi tidak mempunyai are in good spirits di mana nomina
rb], rvl,i6i rdt, ril.
fili1ftfii
seli
ba.gran gelombang mulai,dari
satu
trtrk. sampai ke titik lain; 2. TG,
fungsi semantis; mis; mis. il dalam
Ing. 1t upsets
kolektif diberi verba pluralis pada
hal biasanya nomina itu beisifat
jgngste$s (phonaesthetic series)
pelaksanaan seperangkat l"ia"n
me that she eried.
perangkat kata yang mengandune silsilah (JamiQ tree, tree) singularis.
ronestem_ yang sama; misl secara. beruntun; gramatika mem. penggambaran dalam linguistik sinestesia (slntsthuia)
dalarfi tiga siklus. yang pertamr
P_ly?, historis untuk menjelaskan hubung- metafora berupa ungkapan yang
fr::;*i:rr:'i, *:;: n;!;: : n;X; Iulgul, struktur frase, yang kedur an a\tara bahasa induk dan bersangkutan dengan suatu indria
yang dipakai untuk obyek
mengandung fonestem ierakhir bahasa-bahasa turunan dalam ke- atau
rfl. ffi i5:l ffixilHnHl_yang luargga trahasa. konsep lain yang bersangkutan
154 singkatan sisi
- sist€m skolastisisme 155
-
indria. lain; mis. dengan nada sintagma predikatif (pr. syntagu
$enga.n ungkapan ( = ujud fonis dan gralis), sistem yang mengikat unsur-unsur
tccrasM mengitik saTa (bandinekan predicatiuc)
delg.an batu keras ), Ramai bnar iarna entah makna. bahasa yang menandai perbedaan
Martinet. klausa. sistem (slsten) status dan peran partisipan dalam
pakatann)a (bandingkan dengan sintagmatis (syntagnatic)
suard yanp ramail-
tentang hubungan linier antara
l. keseluruhan yang teratur, komunikasi dengan bahasa. Misal-
singkatln" unsur-unsur bahasa dalam tataran
masing-masing bagiannya berfung- nya dalam Bahasa Indonesia kata-
kependekan yang berupa hurufatau
tertentu; mis. dalam kalimat kami
si menurut kaidah-kaidah yang kata seperti engkau, anda, saudara,
gabungan huruf, baik yang dilafal-
bermain bola antara kami, bcrmain
berkaitan untuk memungkinkan dpn sebagainya merupakan unsur-
kan hurufdemi huruf, iepe"rti DpR, dai masyarakat bahasa berkomunikasi unsur dari sistem sapaan.
(.Ktry', maupun Dola. Hubungan itu dilatak"n t (dikatakan tentang bahasa oleh sistem semiotis (semiotic slstem)
yang'tidik, seperti "-
dsb, u.p., /h. . Dungan m praescntia. sebab itu bahasa itu dikatakan sistem. tanda-tanda, mis. bahasa
srntagmem (slmtagmcme)
singularis (singular) "sistem dari sistem"); 2. organi- manusra,
tag.memik. kelompok tagmem pada
Iih. iumlah sasi dan pengaturan variabel- sistem stata (stratal system)
satu tataran yang mewakili seLuah
si"k"i" $wopt) tagmem pada tataran yang lebih
variabel yang membentuk satu lih. stratum.
hilangnya bunyi atau huruf dari keutuhan; 3. hubungan antara sistem tanda
trnggr. anggota-anggota suatu kelas para- Iih. sistem semiotis
tengah-tengah kata; mis. L. domina sintaksis (ryntax) digmatis; mis. jumlah singularis sistem terbuka (open s2stem)
menjadi Sp. donna. l.pengaturan dan hubungan an_
sinkretisme (syrcretism) dan pluralis, jenis j antan dan betina sistem yang memberi kemungkinan
tara kata dengan kata, atatidenean yang tak terbatas; bahasa manusia
hilangnya anis inne(tif yang mens_ dsb.
satuan-satuan yang lebih besar,
akrbatkan peleburan Eentu[_ ata.u antara satuan_satuan yang
sistem antiergatif-absolut (anti- adalah sistem terbuka.
bentuk inflektif yang tadinya ber_ ergatite-absolute s2s lem) sistem tertutup (closed s2stem, closed set,
lebih besar itu. dalam baliasal lih. anti-ergatif-absolut. dosed list)
beda.
sinkrisis @nrrisis) lltg"q terkecil auh- biau"l i"i
ialah kata; sistematis ( systematic) sistem yang mempunyai kemung-
perbandingan 2. subsistem baiasa bersangkutan dengan atau memPu- kinan-kemungkinan terbatas. Gra-
tidak dengan yang mencakup hal tersebut (serinc
tu.;uan-tujuan !a.has1
historis; *.rr"ufrp dranggap bagian dari eramadkal
nyai sistem; serba teratur, memPu- matika dianggap merupakan sistem
perbandingan dalam penyelidikal nyai kaidah dan daPat diramalkan' tertutup; berlainan dengan leksikon
bagian lain ialah morTologi); 3. yang dianggap merupakan sistem
tipologi dan penyelidikan kon_
sistem bt;myi (sound ystem, phonemic
linguistik yang mem#fi.i*i terbuka.
trastrl. ;lfang
hal tersebut.
structure)
sinkronis (synchronic) uraian mengenai semua fonem dan sistem vokal (oowel slstem)
sintaktika llntactics) alofon dan hubungan- inventarisasi fonem vokal suatu
bersangkutan, dengan peristiwa cabang semiotika yang mempelaiari
yang te{adi dalam slatu masa yang hubungannya dalam suatu bahasa bahasa yang menunjukkan hubung-
hubungan antara lambang denlan sistem ergatif-absolut (ergqtiae- an kontras antara vokal-vokal itu,
terbatas, dan tidak melibaikai
perkembangan historis. Istilah ini .lampang atau tanda dengan tanda. absolate system) digambarkan dalam bettuk diag-
sintesis (synthcsis)
lih. ergativitas
bersinonim dengan deskriptifi dan penggabungan unsur-unsur untuk .ram.segj tiga atau segi empat.
dipertentangkan dengan'diakro- sistemis (systemic) srtnasr (sthntnn)
membentuk Ldaran dengan mem_ l. terjadi atas beberapa subsistem; unsur-unsur luar bahasa yang
.
nis; Iih.. linguistik sinkronis. pgrgunakan alat-alat baf,asa yang
srnonrm glnonltn) dikatakan tentang bahasa yang berhubungan dengan ujaran atau
ada. mempunyai subsistem fonologi, wacana sehingga ujaran atau
bentuk bahasa yang maknanya sintesis wicara (spuch slnttusis)
mrnp atau sama dengan bentuk -pembuatan subsistem gramatika dan subsistem wacana itu bermakna.
- fonetik - ekspcimintal. leksikon; 2. Hallida2. terjadi dari situasi dinamis (dlnamic situation)
lain; kesamaan itu b6rlaku basi bunyi-bunyi bahasa- manusia
kata, kelompok kata, atau kalimai, jaringan sistem-sistem (dikatakan yang berlangsung,
semantik. sesuatu
dengan alat-alat antara lain dengan tentang bahasa). dapat lama, dapat sebentar, dapat
walaupun umumnya yang dianssan komp.uter; diperlukan untut
sinonim- hanyalah' kdta-fata siia.' ir.- sistem leksikal (lexical s2stem) bersifat homogen, dapat berkbsi-
lyetrdrkr persepsi bunyi pada ma_ nambungan, dapat dikendalikan
. hubungan yang.dapat ditentukan
sinonim ilekat (ncar - tmonlm, hoioio_ nusra-
nym, pseudo - sWnW) antara unsur-unsur sekelompok oleh pelaku, dapat tidak.
sirnamadva kata dalam suatu medan makna. situasi statis (static situatian, state)
salah satu dari dui kata atau lebih
yang maknanya mirip tetapi bukan .lih. sin(ope
srfnaPrrrwa
sistem nominatif akusatif (nomina- semantik, situasi yang ada, bersifat
srnonlm; mts. bantuan dan perto_ tiae -amussatioe sy tem) homogen atau tak berubah-ubah
Iih. aferesis sistem yang terdapat pada bahasa dalam kelangsunganya; lih.
. longan. sirnawekas
srntagma (qmtagme dengan subyek klausa transitifdan keadaan.
Iih. apokope
)Pe klausa intransitif yang mempunyai skolastisisme (s c ho las ticism)
lih. frase sirku
rkumfiks (ciramfix)
(ci
sintagma otonom (Pr. lcircunfi, penanda (nominatif) berbeda dari aliran filsafat yang tumbuh pada
slntagme anto- -+ konliks obyek langsung (akusatif); contoh Abad Pertengahan (abad ke-12)
sisi (pknc) Bahasa Latin. yang sampai kini masih berkem-
frase. segi dari lambang bahasa entah sistem sapaan (addrus sytem) bang teruiama di kalangan ulama
slang standardisasi standard theory struktural 157
- -
Katolik; mempunyai pengaruh integrasi antara struktur bahasa
masyarakat bahasa; 2. proses pene- 2. penerapan linguistik pada pene-
dalam dunia linguisiik karena per_ dan struktur sosial dalam peri Iaku rimaan dialek atau ragam tertentu litian gaya bahasa.
nattannya yang sangat besar manusia. sebagai bahasa standar oleh masya- stilostatistika ( st2lostatistics)
kepada bahasa teknis yang ketat spektograf (sound spectograph) rakat bahasa. penerapan teknik-teknik komputer
dan cermat sebagai alat"untuk alat utama dalam penyelidikan standard theory dan model-model kuantitatif,
mengungkapkan makna pelbagai akustik wicara yang dapat 7G. versi gramatika generatif yang antara lain linguistik matematika,
me_
aspek agama, Tuhan, manusia d"an nyrmpan 2,4 detik rekaman. terurai dalam buku Aspects of the dalam menyelidiki gaya bahasa.
alam semesta- Rekaman itu kemudian dimainkan Theorl of Slntar (1965) oleh Noam strata
slang. Chomskyl lih. gramatika transfor-
beberapa kali dalam kecepatan lih. stratum
{-ry...ragaq bahasa tak resmi yang tinggi melalui beberapa filter. Iierras masi generatif. stratifi kasi ( s tr a tifi c ation )
dipakai oleh kaum remala atau yang merekam mencatat waktu, statif (statiae) penyusunan serangkaian tataran
kelompok-kelompok ro.iut i..t.nl, intesitas dan frekuensi. Hasil rekal l. dikatakan tentang verba dan hierarkis yang salin-g berhubungan
untuk komunikasi intern sebagai mannya disebut spektogram. ajektiva yang mengandung makna dalam struktur bahasa, a.l. sep-erti
usaha supaya_orang-orang keloil_ spel(rcgfam (spectogram, waktu atau keadaan )rang tetap; vang dituiu oleh gramatika stiati-
pok - sonogram)
.lain tidak meigerti," berupa
kosakala yang serba baru din g.Sk yang mem6erikan
bunyi mis. tahu, mati, kecil, besar; 2. fikasi,. sehingga bahasa dianggap
rnlormasr tentang perubahan_ dikatakan tentang verba atau ajek- sebagai sistem strata
berubah-ubah; mis. bahasa prokem perutrahan dalam ieniang waktu, tiva yang secara sintaktis tidak stratum (stratum)
ctr l(alangan remaia dapat berbentuk progresif dan
-Jakarta dalam frekuensi dan intensitas geLmba"g gramatika stratifikwi. lapisan dalam
tahun 80-an^ bunyi menurut sumbu ilaktu. imperatif, dan secara semantis sruktur bahasa, masing-masing
sonagraf (sonagmph) spekaum (spectrum) menyatakan keadaan dan bukan mengandung polataktik dan bagian
jenis spektograf perbuatan atau proses yang tidak
lagang.
^^yyr! (sonant)
sonaa fow.tik akusti*. graf* yang menun- realisasi. Dalam perkembangannya
aktif. teori ini bekerja derrg.n + sainpai O
iu-kkan am pli tudo rel atif k"omponen
l. -fonaif . bu.nyi bersuara; 2. Jonologi. frel<u-ensi dari gelombang bJnyi. statas (status) stratum.
.konsonan silabls atau semi_vokal_ spesffik (spuifid- pengungkapan tingkat sosial, pang- stratum fonemik (phonemic stratum)
sonoran (sonorant)
l. .makna yang menunjuk kat danjabatan dalam bahasa; mis. gramatika straffikasi. salah satu
bunyi nasal dan likuida yang dapat pada
bidang semantik yang seirpit,' ber- dengan mempergunakan kata stratum dalam bahasa dengan
membentuk suku kata iendliri ' lawanan dengan'geierik.' Niakin sapaan atau konstruksi sintaktis fonem sebagai satuannya.
sor-singgih speiltlk suatu ungkapan makin tertentu. stratum leksemik (lexemic stratm)
Bald. sistem ragam bahasa menurut stema (stemma)
s.edikit p-erangkat unsui yang dimi- gramatika stratifikasi. salah satu
hubungan_antara pembicara, ter- likinya dan makin banyik k"ompo- diagram sintaktis dalam teori de-
jadi da_ri basa kaiar,. basa alus, stratum dalam bahasa dengan
nen yang dituntut untuk menentu_ pendensi Tesniire, yang menem- leksem sebagai satuannya. (Sama
basa singgrh, basa rpun, sama kannya; 2. dikatakan tentang unsur patkan verba sebagai simpai; dengan sintaksis dalam teori lain)
dengan Jawa unggah-unggai, Sunda
undak-usuk.
leksikal yang maknanya meicakup dengan demikian verba dianggap stratum morfemik (morphemic
unsur yang khas; mis. nobil iiu unsur yang paling penting dalam stratum)
sosiolek (socioba) dalam kalima t Mo bil kalimat. Contoh kalimat Pr. Alfred gramatika strati,fikasi. salah satu
i tu sanga t mahal.
variasi
-bahasa yang berkorelasi spiran (slirant) mange ane pomme 'Al{red
makan stratum dalam bahasa dengan
dengan kelas sosial atau kelompok lih. frikatif sebuah apel' digambarkan sbb.:. morfem sebagai satuannya.
pekeqjaan-. (dan bukan dengan spondeus mange
tempat); dialek sosial.
(rponfu) stratum sememik (sememic stratum)
pada yang terjadi dari suku-suku gramatika stratifikasi. salah satu
sosiolinguistik sociolinguistics)
cabang linguistik yang mempelajari
kata yang Sertekanan. stratum dalam bahasa dengan
Sprachgebiide pomme semem sebagai satuannya.
hubungan dan saling pe"ga-ruh
-'laku -dan.peri Jerman. pola bahasa yang menentu- struktur (structure)
.altara pe{ trahasa kan struktur fonologi suitu bahasa. I I perangkat unsur yang diantara-
laku sosial. standar (standard) une nya ada hubungan yang bersifat
""il?}ffi uk teraPan ( PPt b a d s ocio- dianggap paling dapat diterima
(tentang salah satu variasi dalam
stemma ekstrinsik; unsur dan hubungan itu
bidang linguistik t€rapan L. kritik naskah. silsilah yang meng- bersifat abstrak dan bebas dari isi
yang
mencakup pemanfaatan wawasan-
bahasa), dan biasanya dipakai gambarkan asal-usul naskih. yang bersifat intuitif; 2. ofganisasi
wawa ira sosiolinguistik uhtuk dalam pengernuar, .es'mi. stemma codicum pelbagai unsur baha_sa yang
ke_ standardisasi- (s t an dar d i zat io n) Z. Iih. stema masing-masing merupakan pola
perluan. yang praktis seperti peren- l. proses penenmaan
r.
callan bahasa, pembinaan bihasa, penerimaan seperanekat
seperangkat stilistika (rtllistics) bermakna; 3. pengaturan pola-pola
-rorma seperti tinggi-re
norma f. ilmu yang menyelidiki bahasa secara sintagmatis.
pemberantasan buta huruf dsb. nd''ah,
hormat - tak hormat,-iesmi
hormat resmi - takt.L yang dipergunakan dalam karya struktural ( structural)
sosiolqgi bahasa,(sociohgr of language)
caDang soslologl yang mempelajari
resmi dsb., dan pola bahasa seperti sastra; ilmu interdisipliner antara l.bersangkutan atau mempunyai
lafal, ejaan,- gramatika, dsb., bleh Iinguistik dan kesusastraan; shuktur; 2. mempergunakan teori
it

158 strukturalisme subo.rdinat


- subordinatif suku kata t59
-
i
I
atau pendekatan, atau dipandang struktur permukaan
dari sudut strukturalisme. -+ strulttur lrhi;-- subordinatif ( subordinatiue ) sebagai subyek dalam klausa.
strukturalism e (s true turalism) struktur praleksikal (pre-lexical struc_ bersangkutan dengan atau bersifat subyeli gmmitikal (grammatical sub-
pendekatan pada analisis bahasa ture) subordinasi. jut)
yang.memberikan perhatian yang subordinator (subordinator) --+ subyek
TG. tahap pertama dalam pem_ subyek logis (logical subject, underlting
eksplisit .kepada pelbagai uirsu? bangkitan sruktur batin i,urrg partikel yang terdapat dalam subor-
bahasa sebagai struktur d1n sistem. dinasi subject)
bertahap dua. Dalam tahao in'i
Semua pendekatan Iinguistik dalam penanda frase dibangkitkan densan substandar ( substandard) nomina atau frase nominal yang
abad ke-20 ini boleih dikatakan simpai akhir ditandal sebagai un"sur lih. non-standar. dalam klausa pasif berfungsi seba-
menganut strukturalisme. substansi (substarci) gai pelaku atau penyebab perbuat-
delta; dalam tahap kedria unsur
struktur batin (dup structure, deef leksikal dimasukkan kedalam medium yang diPakai untuk meng- in;-untuk membedakannya dari
grammar, underlying s tracture) posisi-posisi itu dalam bentuk Iam- ungkapkan bahasa, baik yang bersi- subyek gramatikal; mis. dalam
TG. l. output iur'i kuiduh struktur bang-lambang.kompleks (= t.arrs- fat- grifis, maupun yang bersifat kalimat: Buku ini dibaca adik bagian
frase dan leksikon dan input pada lormsi leksikal). fonis; dipertentangkan dengan klawa adik adalah subyek logis.
transformasi dan komponen seman_ forma. Sedangkan buku ini adalah subyek
struktur semantis
tik; 2. struktur yang dianggap subsistem bahasa
(semantic structure)
substansi banyi (phonic substance) gramaiikal. (Konsep ini sudah
di mana makni ditinggalkan sekarang dengan
menqasan kallmat atau kelompok dan hubungan makna antara pelba_ segi auditorii atau ciri-ciri bunyi
adanya pembedaan antara pelaku
frala, yqng mengandrng semuu gai unsur bahasa bergerak; dianali_ dari wicara.
sebagai konsep semantik, dan
informasi yang diperlukin untuk srs oleh semantik. substitusi (substitution)
rnterpretasi sintaktis dan semantis struktur tematis proses atau hasil penggantian unsur subyik sebagai konsep gramatika).
(thematic structure)
kalimat, dan yang tidak nyata aspek-aspek struktur kalimat yalrg bahasa oleh unsur lain dalam subyek psikologis (ps2chological sub-
secara langsung dari deret linier menshubunskan
menghubungkan Lelim"r' ;r,,
!rtcrrE rt u Llungl(an kalimat iti satuan yang lebih besar untuk ject)
iopik suatu kalimat, mis. orang itu
ka.hmat
.atau kelompok kata itu; dglgul konteksnya. memperoleh unsur-unsur pembeda
mrs. meja kaltu dan meja kantor studi wilayah (area studies) atau untuk menjelaskan suatu dalam kalimat orang itu runahryw
mempunyai kesamaan dalam penelitian mengenai
geografi, seja_ .struktur tertentu; mis. lpl dengan jauh.
struktur lahir, retapi berbeda tul dT pranlta rlrti " lbl dalam lPal, atart senang dengan sufiks (sffix)
dalam Struktur batinnya: vans -ituy'ui,
dalam hhubungan dengan bahisa sering dalam mereka'senang bergurau- afiks yang ditambahkan pada
pertama menyatakan 'aial,, substratum ( sub stratum) bagian belakang pangkal; mis. -az
ian[ di wilayati
masyarakat df wilavaliit,,
itu.
kedua berarti tkepunyaan',,,iniuf linguistik historis komparalf unsur- pada ajaran; --+ akhiran.
dsb.
i st ?ra (aoice)
unsur dalam suatu bahasa Yang srrfiks diminatif (diminutiue sffix)
bunyi yang dihasilkan karena ber_
struktur fonemis (phontmic structure, ge_tarnya pita suara dalam larins. diperkirakan merupakan sisa-sisa lih. diminutif
sound slstem) subfonemis bahasa lain yang lebih tua. sufiks inflektif. (inJlectionat sffix)
(nbphontmic)
keseluruhan inrnentarisasi, fonem; subyek (subjea) suliks yang ditambahkan pada akar
bersangkutan dengan variabel fone_
hubungan antara fonem-fone*, b.] bigian klausa berujud nomina atau atau dasar untuk membatasi rnakna
trs yang demikian kurang berarti_
serta dengan deskripsi alofon suatu fraie nominal yang menandai aPa gramatikal; mis. Ing. s. pada bo2s.
nya sehingga tidak dapai dipakai
bahasa. sebagai alai pembeda. yang dikatakan oleh pembicara. suliks persona (personal ending)
struktur ftase (phrase structure) subkateg.orisasi (subcategoisation) Dalim klausa jalan licin berbahay sufiks verba untuk menyesuaikan
'7G. pembicara membicarakan jalan dengan jumlah dan persona; mis.
pengaturan unsur-unsur kali- perrncran Jems unsur_unsur bahasa
mat untuk membentuk satuan yang yang dapat mewakili sebuah kate_ iicin; bagian ini disebut su6Yek. Ing. s dalam he sings; Pr. ltl dalam
lebih besar; mis. frase nominil f Dalam beberapa bahasa, mis. elle chante, ils chantmt.
gori dalam lingkungan tertentu; I
frase verbal untuk membentuk mrs. verba transitifyang harus ada
'dalam bahasa Inggris, subYek suku (slllable)
kalimat. bersama dengan nomina yans menguasai infleksi predikat; ban- lih. suku kata
stlrktlrr. lahfu ( surfacc struc ture) berfungsi sebagai obvek. dingl<an ir dan thel dalam he goes dan suku II
I hubungan giamatikal intara subordinasi ( subTrdina tion)
thel go. Konsep ini dibedakan dari ../. penanda vokal z yang ditulis di
kata-katadalam frase atau kalimat 1.. penggabungan dua unsur grama- pokok (topic) yang terdapat Pada bawah aksara.
yang konkret, mis. mcja kayt dan iingkat kalimat. (Definisi ini berto- suku bertekanan (stress grouP)
tikal dengan iara sedemikiu"r, .ro"
meja kantor mempunyai siruktur lah dari teori yang membedakan kelompok suku kata yang menyan-
sehingga. yang satu terikat paia
lahrr yang sama yaitu N + N, tetapi yang lain; 2. hubungan antara klausa dan kalimat). dang tekanan paling keras.
mempunyai struktur batin vans klausa terikat dan kliusa bebas subyek ergatif (ergatite subject) suku buka (open qillable, Jru s2llable)
berlainan; 2. urutan linier binyi dalam sebuah kalimat. lih. kasus ergatif suku,kata yang berakhir dengan
kata, frase dan klausa yang meme_ subordinat subyek gabunSln (compound subject) vokal; mis. tu, la dsb.
(subordinate )
nnclkan apa yang diujarkan; 3 bagian yang mcngubah, memperin_ frise nominal:yang terdiri atas lebih suku kaa (sjlable)
outplt darl translbrmasi, dan men- cr atau membatasi induk dari satu nomina atau Pronomina l. dari sudut fuiologi, ujaran yang
jadi input komponen dalam yang digabungkan denganlory ulg: terjadi dalam satu denyut dada
fonologi. frase endosentris.
si atau intonasi dan yang berlungsi yakni satu penegangan otot pada
sutu kata eilabis swarabakti akhir
- swa:abakti tengah taksem 16l
waktu pengembusan udara -
paru-paru; dari sambutan baik. dari para sarjana di
2. dari sudut artikilari swarabakti awal Sweet, Henry
regangan ujaran yang te.jadi tuar organisasi ini. (1845-1912) sarjana linguistik
dari superfiks ---* suprafiks Iih. protesis
puncak kenyirin[an ii bangsa Inggris. Keahliannya dalam
:atu unl.u superordinat (tipuordinate)
swarabakti tengah bidang fonetik dan pengajaran
Iih. htponimi'
iii;:';;,;:i,,,ff ,?,?I.:Llfff;
yang terjadi dari"satu ?orrem-;,r, superstratum (superstratum) lih. epentesis bahasa.
unsur_unsur suatu bahasa
ll'1tan
foner.n bersama d.d;;;; yang
ff:p:iryrli
rakat yang teri
bahasa dari misyd
te{ajah; mis. unsur_
:.-:,rr,tl"rlm*ffifl,,1y
paoanan antara suku -kutu
yung
unsur XalC
l-11u,
EahasaI DErarqa
Bahasa Belanda
H, yang mem_
pengaruhi bahasa-bahaia
nasa-bahasa di Indo_
drtetapkan secara fonetrs
tetapkan
dan di_ nesia dalam jaman koloni;i.
In.t^_ -:-
.secara fonologi., kJ;fi- suprnum
kadane tidak.
suku kaia.silabis (s2llabic) !-. bentuk nomina verbal yans
satuan ritmis terkicil dalam arus hanya.dapat dipakai d;il /;r:
ujaran. akusahl atau dalam kasus ablatif;
sukin *ir-. amdtum,untuk
mencintai,. tabu (taboo) tak beraspirasi
-
(unas Pirated)
,4r. penanda hilangnya vokal pada mencintai (L. ano)'.' l. yang dilarang, baik karena tidak disertai embusan
aksara Arab, dan dituliskan densan ^-_y:,:'unruk
suplesi (supphtion) -foneti*.
kekuatan yang membahaYakan udara; mis. bunyi J dalam kata
bulatan kecil penggunaan supletif.
di atas huruf kin_ (tabu positi{) maupun karena ke- Inggris sJop tak beraspirasi, sedaug-
sonan,
suku tertutuD
*!l"II lsupptetiae, supptetiw ailo_
kuatan yang mencemarkan atau kan t dalam foP beraspirasi.
,losed s2llable, checked
ftlosed morph, Jorlorn elemenil - merusak kekuatan hiduP seseorang tak bernyawa (inanimatc)
slllabh, bloikei slllable)
syilnt alomorf yang tidai mempunvai (tabu negatiQ, sehingga ungkaPan tidak f,idup dan tidik bergerak;
suku kata ya,ig beiakhir pada tonemis dengan ulo*i.f tabu dihindari dengan memPer- mis. iata dan kayt.
teks, pak I:saIraT
lain dari gunakan eufemisme; 2. larangan tak bersuam (unaoiced, wicebss)
i;;:i#;s -orf.--yu"g sama; mis.
"Iflih.bentuk sulih
Lng: a?!, bc, dan rs adalah
supletif dari morfem -*'-"
alomorf memakai kata-kata tertentu, karena
takut atau demi soPan-santun; mis'
fonctik. dihasilkan tanpa getaran
pita suara; mis. [p, t, k] adalah
sumber brtny.l {BE}. bunyi tak bersuara.
source) suprafiks (tufurt4 orang tidak menyebut orang ttuti di
tempat asal .(sound
bunyi yakni saluran afiks yang Serirpi fonem su praseg- depan orang yang mati. tak bundar (unrounled)
s.uara atau alat elektronis yans mental; mis. pada kata Bata k tagnra (tagna) Jowti*- dihasilkan tanpa Pembun-
dipakai untuk mengharikm f,irril Toba daran bibir lih. hamPar.
uiora -Jetmh,, asord, ,macam,.
dsora'jdrnih, Pi*e. tigmem yang ditentukan
s",mryr komanil*asl ( source dalam analisis sementara. tak gramatikal (ungrammatilal)
bagian dari saluran komunikasi ) surat kelabai
tagmem (tagmeme) IEdak dibenarkan oleh kaidah tata
.
tempat amanat dikirimkan, yakni *^t1.," Lampung- yang konon
"Kerinci, ?i*e. ko.,iep dasar dalam teori bahasa; 2. tak sesuai dengan
pembicara atau penulis. ' --""
r
;?;?, ,ffiH31
aksara
tagmemik beruPa konstituen dari konvensi rnorfologis atau sintaktis
Sumbu /a.riJ, suatu bahasa; 3. tidak terterima
koistruksi dan ie{adi dari Paduan
bagian daii frase eksosenrris beruoa suruhan (dirrctiue) gatra, kelas, peran dan keutuhan oleh trahasawan. Bentuk tak grama-
t(ata a^tau kelompok kata; mis. pertuturan yang berusaha agar (Ioi adalah versi 1977; sebelumnYa tikal Lriasanya ditandai dengan
dalam lrase di rumah d,an si bunssu: pembaca melakukan sesuatu uniuk asterisk.
rumah dan bungn udalah sum6"ul'
tagmem hanYalah Paduan gatra
pembicara. takigrafi (tubgraPb)
^
Dummer dan kelas)
Institute of Linguistics suryasangkala tacmemik penggunaat stenografi atau tulisan
organisasi Iinguistik au.i -ur[un Titr. gramatika tagmemik yang disingkat demi kecePatan'
kronogram. yang memakai
[.1.1., Protestan Wyclffi B;ite srstem perhi .Jawa
tungan' ma'tahari. tahap-holofrastti (hnlophrastir la- talt produktil (unProduttiw)
Jocte tJ y ang
; bergerak dilain keEiat_
.*, ncwi lili. produktif
an melatih ahli bahasa dan mei'ter_ il<si s c l.f_ co nr r a d ir t io n) tzlrrif (tufinite)
:_-1,"1o"d
ungkapan .( tihap pemoolehan bahasa ketika
l:Tihkal Alkitab, khususnya yang berlawanan mu(nu_
seoring anak memPergunakan dikatakan tentang determinator
oatam bahasa_bahasa kata_kata dalam ungkapan yang menyatakan bahwa referen
-r*yu.ukat
terlebelakang yang belum
,lli
lru; 9"..,
mrs. suami yang pe.empuin.
uiaran berupa kata tunggal.
mempu_ taiam lw tak taj am {sharp tts nonshnrp) noniina atau fiase nominal telah
nyar aksara. Dalam perkembune'un_ swarabakti -fomlopi. diketahui atau dinyatakan sebelum-
-(anapt2ctit uowcl) oposisi ciri pembeda yang
:n^g"ig, bawah pimpinan Ken_ vokal pendekyang disisipkan dalam iec".iakustis ditandai oleh tinggi nya atau lebih dahulu dalam
ffll l: Pike organillst iiii..rg;- prose$ anaptiksis; Bd. intruisi rendahnya intensitas frekuensi atas, wacana
teori se-ndiri yang secara artikulatoris bunYi taksem (taxtmz, grannati,cal fcahtrQ
f-1"gklltagmemik,
seDagar
dik"enal swarabakti akhir Yang
yang mendapat lih. paragog dihasilkan dengan luas semPitnYa hubungan sintaktis yang berrnakna,
rongga faring dan Palatalisasi- sep€rti inlleksi, urutan kata atau
r62 taksis tanda kurung siku
- tanda kutip tata bahasa filosofis 163
-
penegasan.
dipakai sebagai_satuan grafis dasar
t^i"iriiil)' dalam sistem aksara uituk mens-
tanda yang dipakai untuk mengapit
huruf yang melambangkan bunyi
an atau seruan.
tanda titik dua (:)
lih. taktik gambarkan atau merekam gugu.ui,
taksonomi (tuxonomy) dalam transkripsi fonetis. tanda yang dipakai pada akhir
kata, suku kata, fonem rt"", trryli tanda kutip -+ tanda petik suatu pernyataan lengkap bil bila
llasilkasi u.,ru.-,inru. bahasa
nurut hubungan hierarkis.
me_ ._
tanda baca tanda palatal (soft sign) diikuti rangkaian atau pemerian.
tak.teralihkan (inaltunablc) tanda
,grafis. yang dipergunakan huruf Kiril yang menandai palatali- tanda titik lioma (;)
lih. milik tak teralihkin. secara konvesional untuk mlemisah_ sasi konsonan yang mendahu- tanda yang dipakai untik memisah-
tak teratur (inegular) kan pelbagai b.girn dr.i ,atu"n luinya. kan bagian-bagian kalimat yang
bahasa tertulis dan yang sedikit tanda penyingkat (') sejenis dan setara.
udak sdsuai dengan kaidah_kaidah banyaknya mempengiruh'i
umum bahasa; mis. men adalah -u[n" tanda yang dipakai untuk menun- tanda ulang (...2)
bentuk pluralis Inggris yang tak
sa_tuan bahasa yang bersangkutan. jukkan penghilangan bagian kata. tanda yang dip4kai dalam tulisan
tanda bunyi lpinneiic stgn,'phoiii tanda petik ("...") cepat atau notula untuk menyata-
reratur; bentuk singularisnyi zaz sltmbol)
(Berbeda dengan beituk tanda yang dipakai antara lain kan pengulangan kata atau morfern.
bois. cokrr'. tanda grafis yang dipakai dalam untuk mengapit petikan langsung tanggapan (response)
_ !oo.kt,dsb. yang teratur). transkripsi fonetis. yang berasal dari pembicaraan, reaksi pembicata atau orang yang
tatr tertanda (unmarked) tanda dialkrid s (diacritical mark, diaci_
tidak memiliki suatu'ciri yans ada naskah atau bahan tertulis. Kedua belajar'bahasa atas suatu situasi
pada satuaa lain yang b.;;;L;;;
tital si.qn) pasang tanda petik itu ditulis sama atau rangsangan verbal yang
mts. /f/ ditandai oleh [_bersuaral.
lih. diakritik. tinggi di sebelah atas baris. berupa produksi wicara atau tulisan
tanda elipsis (...) tanda petik tunggal (',..') yang aktif (nampak) atau reaksi
sedangkan /b/ ditandai ot i
bersuaral
Ii l1nd,u {ung. dipakai unruk meng_ l. tanda yang dipakai antara lain yang pasif (tak nampak); mis.
gambarkan kalimat yang terputu;_ mengapit petikan yang terdapat di dalam pemahaman.
tak,t (unacuptabtc)
Iih. "teii-" dalam petikan lain; 2. dalam
putus. tanggapan tripurusa
keterterimaan' tanda.garis
taktik (tactics) miring (/) linguistik dipakai untuk menandai ../. afiks atau kata penanda verba
urutan satuan_satuan fonolosis yu"g, dipakai sebagai peng- glos. pasif
1un93,
ganti
atau gramatikal yang dimunekln_ katadan, atau, per atau nomor tanda pisah (-) tanwln
alamat. tanda yang dipakai untuk memba- ,4r. penanda bunyi zz, in atau an
-ltan dalam satuan bahasa. tlda.garis gaaila (/.../) tasi penyisipan kata atau kalimat pada akhir nomina atau ajektiva
tak wajar (anomalous) T5TC
tanda yang dipakai
tak sesuai dengan i<onvensi grama_ untuk mensaoit yang memberi penjelasan khusus di Arab yang tidak taktrif.
hurul yang melambangkan fo"nim luar bangun kalimat. taraf kekariban (intimacy)
i .ukal dan semands sesuatu bahasa. dalam transkripsi foneiris. tandzl' prosodi (prosodic sign, prosodic taraf formalitas sosial dan solidari-
tak wajib (optinnal)
-
dikatakan tentang tidak
tanda-hubung (-; mark, suprasegmental grapheme) tas yang dinyatakan dalam bahasa,
harus
adanyasuatu ciri dalam unsur atau
tanda yang dipakai antara lain tanda grafis untuk melambangkan misalnya yang dinyatakan dengan
menyambung suku_suku kata dasar ciri-ciri prosodi dalam tulisan yaitu beirtuk-bentuk khusus dalam tutur
xonsEuksl tertentu.
di"s Pergantian baris' angka untuk menandai intonasi, sapa.
./- penanda vokal /e/ yang ditulis di cetak miring untuk menandai taraf kepadaan (leael of adequac2)
qepan aksara.
"Ji:-,fffiIiloleh
tanda yang dipakai antara lain di tekanan, tanda makron untuk me- tingkat keberhasilan gramatika
7G.,
antara. unsur-unsur dalam suatu nandai vokal panjang, dsb. dan teori
taling tarung pemerincian-atau pembilangan- -
._ tasrif ( accidence, inJlection, flution)
./.
penanda_ vokal /o/ yang ditulis
tanda kurawal (braci) tanda yang dipakai sesudah ung- sistem perubahan bentuk kata
mengapit aksara
tambei (ilmbre, tambre,
tanda ({ }) VinS mengapit unsri kapan atau pernyataan yang untuk membedakan kasus, kala,
tamber, colou- gramatikal. jenis, jumlah dan aspek; lih. in.
nng, toru-colour) berupa seruan atau perintah, atau
tanda-kurung ( (...) yang menggambarkan kesungguh- fleksi
ciri dari kualitas bunyi vokal. )
tanda yang dipakai antara lain
_
ti marbita an, ketidakpercayaan atau rasa tasydid
.dr. huruf td d,alam aksara Arab untuk mengapit tambahan kete- emosi yang kuat. ,4r.. geminasi pada aksara Arab
yanq dipakai untuk ra_ngan atau penielasan. tanda tanya (?) tata bahasa (grammar)
menandai tanda kurung iitir ( t...1 tanda yang dipakai pada akhir lih. gramatika (dan istilah-istilah
)
Tgtlna atau ajektiva feminin yanq l. tanda yang dipakai antara lain kalimat tanya. turunannya)
drtuhs sebagai [hal dengan dua titi[
-dilafalkan. untuk mengapit huruf, kata atau tanda tekanan (strus mark) tata bahasa deskriptif --+ gramatika
. dt atasnya, dan tidak kelompok kata sebagai koreksi atau
tamsil tanda diakritis di depan suku kata deskriptif
tam.bahan. pada kalimat atau yang menandainya sebagai pendu- tata bahasa filosofis (philosolhicat
kiSsan yang bersifat didaktis
tanda (sign) pa$an kalrmat yang ditulis orang kung tekanan keras. grammar, wti.onal grammar)
guratan yang tampak pada lurl. randa.itu menjadi isyara'l tanda titik (.) penyelidikan tata bahasa tidak
oer_ bahwa kesalahan itu riremans t... tanda yang dipakai antara lain pada berdasarkan pemakaian bahasa ter-
mukaan, bersifat konveniional han
dapat di dalam naskat urif;'i. akhir kalimat yang bukan pertanya- tentu melainkan dari sudut ciri-ciri
184 tata fuhasa normatif tekanan kata
- t€kanaa kcras tembung krama r65
yang dipunyai bersama oleh pelba-
-
tautofoni ( tautofihony)
gai bahasa. dua.kara bersijak yang diperguna- sebagai [ei] danbukan [e]. teks (tcxt)
tata bahasa normatif (nornatiue li- I(an berdampm gan; mis. pecah_ belah,
tekanan l*errc (luary stress) l. satuan bahasa terlengkap yang
nguistics) suka-duka, dsb. tekanan yang paling keras dalam bersifat abstrak, Bd. wacana; 2.
istilah umum untuk pandangan tautologi (tautolog) sistem empat tekanan. deretan kalimat, kata, dsb. yang
bahwa ahli bahasa harus menentu- penggunaan kelimpahan dalam tekanan morfofonemis (norphopho- membentuk ujaran; 3. behtu[
kan dan memelihara standar terten-
' rumic stress) bahasa tertulis; naskah.
b.ahasa; mis. dalam /erla lu amat sangat;
tu dalam suatu bahasa. Iih. pleonasme. perubahan dalam pola tekanan temz (theme)
tat?- bahasa pedagogis tegang (tense) yang membedaka.n frase dan kom- l. bagian terdepan dari kalimat;
lih. gramatika pedagogis ciri pembeda yang ditandai dengan positum dalam Bahasa Inggris; mis. mis. berjalan lambat dalam kalimat
tata bahasa preskriptif Tpruiiptiac pe.neg-a{lganotot dalam artikulaior; antara bldkbird 'sejenis burung', Bcrjalan lanbat lebih melelahkan; 2.
grammar, prescriptiue linguistics) yi". kJ adalah tegang, [a) adalah sebuah kompositum, dan blik bird aliran Praha. bagian kalimat yang
tata bahasa yang dimaksudkan kendur 'burung yang hitam', sebuah frase. paling diketahui dalam situasi
sebagai pedoman yang ketat dan tegSng lw kendur (tense as lax)
tekaaan aada (plch accent, chromatir tertentu dan menjadi pangkal tolak
-bahasa;
standar bagi pemakai acccnt) pembicara; mis. dalam Tulisanmu
pe- ciri pembeda yans
Jonologi. oposisi
makaian tata bahasa ini diseriai secara akustis ditandai oleh tinsei penonjolan salah satu bagian sulit dibaca bagian tulisanmu adalah
dengan preskriptivisme. rendahnya jumlah seluruh eneiii ujaran yang timbul oleh perbedaan tema-
tata bahasa teknis hubungan nada dari sekelilingnya. tematisasi
$ul1* dengan besir
lih. gramatika teknis kecilnya renranganenirsi oada Gkanan resesif (recessiae stress) proses pengaturan unsur-unsur
tekanan yang keras pada awal suku amanat sedemikian rupa sehingga
tata istilah (terminologlt) spe.ktrum dan dafam wakti; sdcara
artikulatoris ditandai oleh besar kata; mis. tdmporarl penegasan atau penekanan terletak
peLalgk_at peraturan pembentukan
rs.filah-.dan kumpulan istilah yang kecilnya gerak saluran suara dari teknik clorc (cloae tethnique) pada tempat yang wajar dalam
i

dihasilkannya dalam suatu bi&an[ posisi netral. teknik untuk mengetest derajat kalimat; mis. dalam Bahasa Inggris
tekanan (stress, accent) kesukaran suatu teks dengan meng- pada akhir kalimat.
atau suatu bahasa. hilangkan tiap kata kelima atar:
kekuatan yang lebih besar dalam tembung
tata nama yang keberapa puni dan minta ../. l. kata; 2. ucapan
(nomenclaturc)
perangkat artikulasi pada salah satu bagian
.peraturan penamaan uJaran. yang membuatnya lebih orang ultuk menerka kata yang tembung andhahan
dan kumpulan nama yang dihasil_ - dihilangkan; makin sedikit kesalah-
menonjol daripada bagian ujaran .1. kata berafiks
fan, .sgpertr. yang terdapat dalam /ang lain; keras lembutnya pingu_ an yang dibuat makin mudah teks tembung camboran
rlmu kimia, biologi dan mineralogi. rtu.
capan bagian ujaran: tekanan ii- J. kata majemuk
tataran (rank, leuel) tentukan dengan membandingkan teknik \fiiirter-und-Sachen (Wdrter- tembung entar
posisi satuan dalam suatu hierarki; wd-Sa.chcn tcchnique) ../. kata yang mengandung makna
:. mis. dalam hierarki gramatikai
bagian-bagian uiaran
tekanan al<f,lir (tcrminal stress)
usaha untuk menyimpulkan kebu- kiasan
tataran frase lebih tinggi daripada tekanan yang muncul pada suku . dayaan bangsa yang berbahasa tembung garba
- purba dari kekayaan bahasa (khu-
tataran kata, dalam hieiirrki fonolo. kata akhir. ..iL gabungan unsur bahasa yang
gis tataran fonem lebih rendah tekanan dinamis (expiratorl acccnt,
susnya leksikon) bahasa-bahasa telah bersatu dengan menggunakan
daripada tataran suku kata. d.lnamic accenl, intensitlt accmt, stress
turunan. sandi sehingga satu kata; mis.
t t {n} fonologis (phonotogicat
leut) accmt) talrlnris (teehnical) rarcndra (1nara * indra)-
salah satu satuan da]am hierarki tekanan yang diucapkan densan berhubungan dengan bidang spe- tembung garba sutra wa
fonologis. sedikit banyak energi pada waitu sialisasi tertentu. Contoh: tata ;L tembung garba yang dirangkai-
tataran gramatikal (grammatical leael) menghasilkan bunyi rigresif, dan istilah yang Iebih cermat dan lebih kan dengan fonem /wl ; mis. lumak-
salah satu satuan dalam hierarki terdengar sebagai variasi'dalam ketat organisasinya daripada kosa- weng (llumaku + ing), ratuagung
gramatikal KenYanngan. kata biasa. (1ratu * agung)
tata tingkat --+ hierarki tekanin fo"nemis (phonenir strcss) teknonim (tekwnXn) tembung garba sutra ye
tatpurusha tekanan yang bila letaknya berubah nama ayah atau ibu berdasarkan ./. tembung garba yang dirangkai-
rfa.
Sanskerta. hompositum yang salah aka.n mengakibatkan perubahan nama, anaknya; lih. teknonimi kan dengan fonem lyl; mis. laglan-
satu anggotanya dijelaskan oleh makna kata atau kelas kata; mis. teknonimi ( teknonymic) tuk (<lagi * antuk) , nulyarsa (<nuli *
anggota lain; mis. Skr-. samudra-tiram dalam Bahasa Batak Toba'bdoas penggunaan nama ayah atau ibu arsa)
'tepi laut; pantai' yang merupakan 'ruT3.h' - bagis' d,alam, j grira,guri, _ berdasarkan nama anaknya; mis. tembung garba warga ha
tatpurusha yang berbeda bentuk-
-tept
gnnl 'bersifat guru'. dalam Bahasa Manggarai Mpetrus ./. tembung garba yang mengan-
'dung mah yang berasal dari nwha;
fya. dari nKr.
rry4 uarr Skr. samuafosw tiram'tepi
samudrasln t$am tekanan kala (lexical stress) berarti 'ayah dari Petrus', Npctrus
dari pantai' yang tidaf merupakJn tekanan suatu unsur bila berdiri 'ibu dari Petrus' (penamaan sema- mis. mahraja (lmaha + raja),
tatpurusha melainkan hanya ke- sendiri, Iepas dari konteks biasa; cam ini dalam Bahasa Manggarai mahmera (<*oho * neru).
lompok kata saja. mis. Ing. pengungkapan artikel a hanya diberikan berdasarkan nama tembung krama
anak sulung). J. kata yang dipakai dalam ragam
tembung krama inggil teori makna
- -struktur tcori medan makna
- tertarida r67
krama, berupa kata khusus; mis. jelaskan penyebaran unsur-unsur
to1a. (ngoko banln), saged (ngoko
teori medan makna (semantic field teralihkan (alienable)
bahasa dari dialek arau bahasa tluory) lih. milik teralihkan.
bisa), atau perubahan dari kata tertentu ke wilayah bahasa-bahasa teori yang dipelopori olehJost Trier terapi bahasa (speeck therap2, logop*
berkerabat yang lebih luas, seperti dan sa{ana lain yang menganggap dics)
gelombang yang terjadi bila oia4g bahwa pelbagai bidang perbenda- pengobatan dan perawatan untuk
menjatuhkan batu ke dalam air.- haraan kata suatu bahasa dapat menghilangkan atau mengurangi
teori infonnasi (informatiln theorlt) dianalisis atas medan-medan kelainan wicara dan bahasa.
penyelidikan mengenai komunikisi makna yang berstruktur. teratur (regular)
atau penyampaian informasi. teori migrasi (migration theorl) sesuai dengan kaidah umum
teori kasus (case theor2, case grammar) li.nguistik historis komparatif. teori bahasa; misalnya papers ad,alah
tembung krama ngoko I. teori se-mantik dan sintalsis vans tentang gerak perpindahan bangsa bentuk nomina pluralis Inggris
J. .kata ngoko ying juga dipakai menganggap bahwa nomlni bd.fi: yang berdasarkan pengelompokan yang teratur; bentuk singularisnya
dalam ragam krama bungan dengan verba dalam struk-
terlbung ngoto bahasa dan distribusi geografis ialah paper.
tur batin berupa pelbagai kasus, bahasa. terikalt (bound)
J. kata yang dipakai dalam ragam sepertl kasus pelaku, penderita, teori monogenesis (pol2genesis theory) tidak dapat berdiri sendiri (tentang
ngoxo penerima, dsb. Struktur semacam teori bahwa semua bahasa di dunia
tembung saroja ini unsur gramatikal). Contoh: eka
sama dengan struktur proposisi berasal dari satu bahasa induk dalam ekadasa, juang dalam berjuang,
../.-gabungan kata; kata majemuk dalam logiki simbolik. t.oii
ini teori Montague ter dalam terjatuh, dsb.
tembung wantah menonjol dalam linguistik dewasa lih. gamatika Montague terikat konteks (context-sensitiue, con-
.1. kata tungeal. ini berkat jasa Charles Fillmore; 2. teori releksifikasi (relexification text dependent, context restricted)
tembung yogaswara teori linguistik yang memperguna- tluor2) dikatakan tentang kaidah-kaidah
l. fiape parataktis yang terdiri dari kan peran relasionaT semantis"seba- sosiolinguistik. teori mengenai asal- yang menunjukkan syarat-syarat
dua kata, yang pertama berakhir gai .konsep- dasar (mis. pelaku, fnuasal dan hubungan antara bebe-
pada fonem a dan menunjukkan gramatikal yang membatasi pene-
penderita dsb.) rapa pijin dan kreol yang menyata- raPannya
j-antan, yang kedua berakhir pada teori linguistik (linguistic theory) kan bahwa pijin-pijin Inggris, Pran- terikat ta-taran (rank-bound)
fonem i dan menyatakan beiina; I . seperangkat hipotesis yang-diper- cis, Spanyol dsb. di Afrika Barat penterjemahan hubungan yang kon-
mis.. bathara-.bathai, hapsara- hapsari, gunakan untuk menielaskan data berasal dari pijin pertama'yang sisten antara satuan-satuan dalam
widadara-widadari. bahasa, baik bersifat lahiriah seper-
tempo (tenpol paling luas dipakai dalam abad bahasa sumber dan bahasa sasaran;
ti b.unyi- bahasa, maupun yang ke-15 yakni pijin Portugis dengan mis. penterjemahan harafiah biasa-
\gc.epatan artikulasi,' biasanya bersifat batin seperti makni; 2l suatu proses mempertahankan gra- nya terikat tataran, sedangkan
diukur dalam suku kata per detik, cabang linguistik yang memusatkan matika pijin Portugis dan memper-
dan berkaitan erat dengin ritme. pente{emahan bebas bersifat bebas
perhatian pada teori umum dan gunakan unsur-unsur leksikal dari
tengah (mid) tataran.
metode-metode umum dalam pe- pelbagai bahasa Eropa. terjemahan ( translation)
fone.tik. dihasilkan dengan lidah nyelidikan bahasa. teori poligenesis (plugenesis theor2) hasil pente{emahan; lih. penter-
terletak _di tengah-tengih mulut; teori lokalistis, (localistic theor2) teori bahwa bahasa-bahasa dunia jemahan.
vokal [d adalah vokal-tengah. teori yang beranggapan -bahwa tumbuh dari pelbagai surnber dan terminologi --+ tata istilah
tengahan (middk) bahasa diumpamakan sebasai
linguistik historis. periode sejarah ruang, dan sernira afiks, kasus d"an
tidak dari satu bahasa induk. tersirat (understood) .

bahasa di antara kuna dan


teori semantik segitiga (semantic tidak hadir dalam struktur lahir
-o"d..r, preposisi pada asasnya adalah
mis. Bahasa Jawa Tengahan ialah penanda tempat. lih. lokalisme.
triangle) suatu ujaran tetapi diperlukan
C.K. Ogden dan I.A.
Richard. teori untuk menjelaskan suatu struktur;
Bahasa Jawa yang dilakai sejak teori makna-itruktur (me aning- bahwa makna dalam bahasa dapat mis. dalam ujaran Ke mari! kata
iaman Majapahit- hingga janian structurc grammar) dijelaskan sebagai hubungan segi engkau tidak disebutkan, tetapi
Durakarta. teori Wallace Chafe yang berang- tiga antara (l) benda atau konsep hanya tersirat.
tenues gapan bahwa seluruh'semlesta koil-
I. istilah lama untuk oklusif tak septual manusia terbagi atas dua
yang ditunjukkan (2) lambang atau tersirat ll (tacit)
nama yang dipakai untuk menun- ZG. dikatakan tentang pengetahu-
bersuara bidang, yakni bidang -verba vane juknya (3) citra mental atau makna an tak sadar seorang bahasawan
teori adaptasi (adaptation theorl) mencakup keadaan, p-erbuatan dai yang ada pada pembicara atau
semantik. pandangan tentang struktur dan fungsi baha-
bahwi kata_ peristiwa, dan bidani nomina vanc pendengar. sanya.
kata yang maknanya bersamaan mencakup benda. Kedua bidang iti citra mental
saling mempeng^ru6i bentuk gra_ tertanda (marked)
membentuk _konfigurasi malna, memiliki suatu ciri yang tidak ada
matlKalnya. yang dengan 'prosei postsemantisi
teori gelombang (waae tfuor1.) pada satuan lain yang berdekatan;
(= proses transformasi dalam teori
mis. lb/ ditandai oleh bersuara,
ling_uistik his.toris komparatif. TG) diujudkan dalam struktur sed,angkan /pl tidak. Pasangan
model yang dipakai untu-k men- lahir.
lambang biner tertanda lawan tak tertanda
168 terterima tingkat komparatif tingkat perbandingan topikalisasi
- 169
-
terdapat dalam semua subsistem tidak tekrif (indefinitc) dengan titik Contoh: Bahasa Indonesia'
bahasa.
mis. lebih dan
dlkatakan tentang determinator paws daripada. Spanyol.
terterima (accebtable) yang menyatakan bahwa referen tiqgkat prcrbandingan (degree) tipologi (tipolog)
lih. keterterimaan. nomina atau frase nominal belum
Grtiary reslx)nse diketahui atau belum dinyatr[an
klasifiliasi atas adjiktiva dan'adver- . lih. klasifikasi tipologis
bia yang menandai tingkat dalam firus (acule)
Ing. Bloom-fiel/. penilaian pembi- ciri pembeda yang menyatakan
-_sebelumnya dalam wacana. proses, sifat, ukuran, hubungan,
.cara tentang secondary response tilde dsb. bahwa artikulasi terjadi di daerah
tesaurus (theiauru:) Pr. tanda diakritis (...) dalam tingkat positif (positiue degru) alveolar. Vokal depan dan konson-
llksjkoglaf l. buku referensi berupa transkripsi fonetis untui menandai an /t d i j s a n/ rl adalah tirus.
pernyataan tentang sifat atau atri-
daftar ka^ta dengan sinonimnya;'2. nasalisasi; titik artikulasi (point of articalation)
buku referensi-berupa infoimasi ryis. (bo) bon, atal dalam but yang tidak menunjukkan per-
DeDerapa e.;aan untuk menandai bandingan; bentuk dasar adjektiva bagian dari rongga mulut yang
tentang.pelbagai perangkat konsep palatalisasi; mis. sefinr. dituju oleh artikulator dalam proses
atau.istilah dalam pelbiXai bidan! dan adverbia seperti yang didaftar
tinggi naila (picth) da-lam kamus, mis.kzta berat, dingin, penghasilan bunyi.
Kenldupan atau pengetahiran. kualitas subyektif. dari bunyi yang
tesitura '
(tessitura) " kompleks yang bergantung 'dar'i
dsb. tmesis
. tingkat superlatif (superlatioc dtgree) Yun. pemisahan bagian-bagian
tingkat nada suara dalam wicara .
rreKuenSl, kenyaringan dan intensi- dari kompositum dengan satu kata
yang normal. tas, dalam_beberapi bahasa seperti
tingkat yang menyatakan kualitas
atau keadaan yang paling tinggi atau lebih; mis. rumah makan men-
Tesnibre, Lucien tsahasa. Inggris disangkuikan jadi rumah tempat makan.
(1893-19_54) sarjana linguistik atau paling rendah dipandang dari
dengan kualitas frase atariklausa. token dan type
bangsa Prancis ipesialis Eahasa Tinggi nada te{adi karena geraran
sudut titik tertentu; mis. faling
pana[. Ing. lih. type dan token
Slavika,- dan -pelopor gramatika selaput suara. Nada tinggi-tedadi ton (tone)
dependensi. Karyanya yans tipe aglutinatif (agglutinattuc, aggtuti-
karena selaput rru.u""b"rg'atu, nating language) kualitas tinggi nada distingtif yang
utama ialah Elimeits i, Sj*toi, cepat, nada rendah karena berietar bersangkutan dengan kata dan
jenis bahasa yang kata-katanya
.(1959), yang minjadi
Structumle lambat. Tinggi nada diukur dilam membedakan makna dan kategori
model ba.qi semua grairatika"de- biasanya,terjadi dari deretan pan-
srklusperdetik, yakni berapa kali jang .4tr^i dan kata.
pendensi. Teorinl,2 }erkisar pada ,4rr5 a{iki udrl .dasar,
uasar, masi
maslng_
.. selaput sua,ra itu bergetar s'edetik. tonem (tonme)
iil

dua gagasan dasar, yakni ieori masing jelas identitasnya dan ma[-
unggr..nada dasar (Jundanrntal pitch ton yang membedakan kata-kata
mengenai hubungan-hubunsan ) nanya.
Jonztik. tinggi nada utama' dan tipe areal (areal type, areal group) yang secara segmental sama tetapi
gramatikal (yang sdpadan denian
inntre Spracllfdrm d'ari - terendah pada waktu berbicara kelompok bahasa yang mempunyai yang secara semantis berbeda.
W. ion nngkat (leael)
crrr-ciri tertentu yang bersamaan tonetika (ton*ics)
Humboldt dan yang mengingatkan I. aspek struktur bahasa vans sistem dan penyelidikan mengenai
kita pada analiiis tt aai hlerarki dianggap dapat diselidiki-,.';: karena letaknya berdekatan, bukan
evolusi genealogis. tinggi nada dalam bahasa.
I
gramatikal) dan teori mengenai rndependen yaitu tingkat fonoloei. tonis (tonic)
transposisi, yaitu mengenai i<elas gramatrka, dan leksikon; Bd. hie. tipe OV (OV language) mendukung tekanan utama (di-
kata yang diuraikannya. secara n
tipe bahasa yang meliputi tipe SOV katakan tentang bunyi atau suku
sangat terperinci.
testing bahasa -+ uiian bahasa
ffi Hi
"-?*
l"**, if* #11
l.i dan OVS kata)
pembicara; mis. tingkat b;h?;; tipe OVS (OVS tanguagc) topik (topic)
test keberhasil?n (ichieacrunt tc*) ctatam tsahasa-Jawa yang disebut tipe bahasa yang mempunyai kali- l. bagian kalimat yang diutamakan
pengajaran bahasa. test yang disu- 3' lih' tingkaiPerban' mat tunggal deklaratif dengan pola dari beberapa hal yang dikontras-
sun untuk mengukur keberhasilan Xi{#.'r" dasar: obyek diikuti oleh verba dan kan; mis. dalam kalimat Pohon ini
dalam suatu urutan belajar ter- d"gk+ eksesif fttccssioe) kemudian oleh subyek. Contoh: daunn2a rimbun ada kontras antara
tentu- tingkat yang menyatalan kualitas Bahasa Hixkaryana (sebuah pohon ini dan daun; dalam hal ini
test kemahiran (prortcienry test) bahasa Karib di Brasil Utara)
pmgajaran bahasa. test yang disusun
atau keadaan tingkat yang sangat, lohon ini adalah tapik; 2. bagian
qtpanclang dari suatu titik tipe SOY (SOV langaage) kalimat yang menjadi kerangka
untuk mengukur kemahirin bahasa tertentu.
-Drlam Bahasa. Jawa diungkapkan tipe bahasa yang mempunyai kali untuk pernyataan yang mengikuti-
secara umum, apa pun metode dan dengan suprafiks berupa piniirEsi_ mat tunggal deklaratif dengan pola nya; kerangka itu bersangkutan
Jenrs pelaJaran yang pernah diteri_ an vokal;.mis. /druil t.urigut dasar: subyek diikuti oleh obyek dengan ruang, waktu atau orang;
manya. jung' ffi-
(/drutcl ,panjan1,)i l;rukl . dan kemudian oleh verba. Contoh: mis. dalam kalimat Kepada para
test prognosis (prognostic test) 'sangat enak' (/cna,/ Bahasa Jepang dan Turki mahasiswa diminta melaporkan diri:
pcngajaran bahasa. test yang disusun tingkat komparatif 'eiak').
(coiparaitiac tipe SVO (SVO language) kepade para mahasisua adalah topik.
untuk meramalkan'keb"erhasilan dc.qrec) tipe bahasa yang mempunyai kali- Konsep topik sekarang diperinci
siswa sebelum ia belajar bahasa, tinglat yang menyatakan atas pokok dan tema.
suatu
sekurang-kurangnya dilam bidang kualitas atau keadaan lebih tinsci topikalisasi ( topicalisation)
audioJingual. -
atau lebih rendah dalam hubunffi diikuti kemudian oleh obyek. pengubahan salah satu unsur kali-
r?0 toponimi transkripsi fonemis tra""ltipS fonetis - tujuan t7t
-
mat menjadi topik; mis. perubahan sebelum disematkan, dan pada satu fonem tanpa melihat Perbeda- transposisi (conuersion, transmutation,
anak orang itu banyak mer$adi orang itu kalimat matriks sesudah penyemat- an fonetisnya; mis. penulisan /qiaql 4ro-deriaation)
yang hanya mLnggambarkan proses atau hdsil perubahan fungsi
aruknya ban2ak, dan orang itu menjadi an te{adi. atau kelas kata tanpa penambahan
topik. transformasi senempak (gcruraliscd fonem-fonem yang ada.
transkripsi fonetis (phorutb transcip - apa-apa; mis. mcnbaca (v) menjadi
toponimi (toponymy, toporcmasiologt, transformation, embedding transforma-
manbaca (n).
to ponomas tics, to ponomato lo g) tion, complex transformation, double ti.on)
transkripsi yang berusaha meng- trema
l. cabang onomastika yang menye- based transformation, two string transfor- Pr. tanda diakritis (.'i.) (titik dua di
lidiki nama tempat; 2. nama mation, binar2 transformatian, insertion eambartan semua bunYi secara
Jangat teliti; mis. penulisan [1iv1:] atas sebuah huruf); mis. dalam
tempat. trarcfomation)
vans menqqambarkan artikulast eiaan van OphuYsen untuk me-
totem pro parte 7G. transfromation yang diterap- nuliskan saiit, menggulai, dsb.
I.penyebutan sesuatu berdasarkan kan pada seperangkat atau sepa- fo.il-palatii yang berbeda dari
artikuiasi dorio-velar dan tanda Lrialis (trial)
keseluruhannya; mis. dalam kali- sang untaian (penanda frase) lih. jumlah
mat Sekolah kami melakukan darmawi- luncuran.
4engan penyematan atau pengga- triftong (triphthong)
satayatg dimaksudkan hanya guru bungan; mis. dari kalimat Baku itu transkripSi kasar ( b road transcription)
dan murid sekolah itu. ada di meja dan Buhu itu milikmu
inti iuku- kata yang kualitasnYa
transkripsi fonetis yang memPer- ditandai oleh tiga iamber vokal
transformasi ( tr ansfo rm ation) menjadi kalimat Buku di meja itu gunakan lambang terbatas ber- yang berbeda; mii. Ing. [aie] dalam
l. kaidah untuk mengubah struktur milikmu. dasarkan analisis fonemis yang Jire 'api.
gramatikal menjadi struktur gra- transfo-rmasi tak wajib (optional dipergunakan sebagai sistem aksara triCraf (trigraPh)
matikal lain dengan mehambah, transJormation) yang mudah dibaca. l'ombinasi tiga huruf untuk melam-
mengurangi atau mengatur kembali 7G. transformasi yang diterapkan transkripsi impresionistis (impres- bangkan satu bunyi; mis.Pr. eau [o]
konstituen-konstituennya; 2. Harris. sepc.rlunya; misalnya berupa varia-
sionistic transcriPtion) alr .
kaidah yang menghubungkan si stilistis antara beberapa'kalimat;
ranskripsi fonetis dengan lambang rilingga
bentuk-bentuk kalimat, seperti kali mis. transformasi dari lialimat inti sebanyak-banyaknya yang dibuat reduplikasi berupa pengulangan
niat tunggal dengan kalimat maje- ke kalimat pasif.
muk dan sebaliknya (sifatnya transformasi wajib (obligatot) trans-
tanpa pengetahuan mengenai suatu unsur (mis. suku kata)
sistem bahasa tertentu; transkripsi sebanyak tiga kali; mis. dag-dig-dug'
bolak-balik); 3. Chonsky 1957. Jormalion) semacam ini biaSa dibuat Pada cas-cis-cus 1 ngak-ngik-ngok.
kaidah yang mengubah kalimat inti TG. l. transformasi yang harus oensenalan Dertama suatu bahasa. triptotos (triPtote)
menjadi kalimat perintah dsb. diterapkan untuk menguba]h untai- trdnsliripsi o'rtografis (orthographic ft.ata-kata yang memPunYai tiga
(sifatnya searah); 4. Chomsky 1%5 an yang tak terterima menjadi transcription) sufiks yang berbeda untuk mendn-
dan TG aersi lain. kaidah yang kalimat yang terterima; 2. transfor- transkripsi ydng sesuai dengan dai kasus-[asus yang ada; mis. Arab
mengubah struktur batin menjadi rnasi yang mengubah struktur batin
kaidah-kaidah ejaan suatu bahasa; kata sari.qun 'pencuri' adalah ttipto-
struktur lahir; 5. semaniik geruratiJ, menjadi struktur lahir mis. penulisan ngiang. tos, karena sariqun berbentuk nomi-
kaidah yang mengubah struktur transitif )
( transitiu e
makna menjadi struktur lahir. bersangkutan dengan perbuatan transkripsi s al<sama ( n ar r ow tr ans er i p - natif, sariqin genitif dan 'sariqan
(verba) yang. mengharuskan tion) akusatif.
transformasionalis (transformasio-
trisilabis (trisyllabic)
nalist) adanya tujuan misalnya membakar transkripsi fonetis Yang secara
7G. penganut TG yang berang- dalam lbu membakar sate adalah cermat menggambarkan kontinum terjadi dari tiga suku kata
gapan bahwa bentirk turunan nomi- transitif. wicara trokea (troche)
transkripsi sistematis ( systematic tran- pada yang terjadi dari urutan suku
nal, ajektival dsb. terjadi karena transitivitas (transitiaie)
lih. ketransitifan .scribtion) tertekanan diikuti oleh suku tak
transformasi. Contoh: kata pemba-
ngunan jembatan merupakan hasil transkripsi (transcription) t.airskriosi fonetis dengan lambang bertdkanan, atau suku Panjang
transformasi X membangun jembatan, pengubahan wicara menjadi bentuk terbatas Yang dibuai setelah si diikuti oleh suku pendek'
dengan demikian komponen dasar tertulis, biasanya dengan meng- penyelidik riengenal bahas.anYa tropus (trope, fi.gure of sPeech)
dan setelah segmen-segmen uJaran penggunaan kata atau bentuk lain
disederhanakan. Bd. leksikalis. gambarkan tiap bunyi/fonem
dengan makna kiasan.
Penganut paham ini a.l. Mc dengan satu lambang. diketahui. Dipertentangkan dengan
Cawley, Ross, dll. transkripsi berurutan (consecutioe transkripsi imPresionistis. Trubdtzkoy, Nikolaj Sergejevit
transliteraii trans liter a tion) (1890-lSi38) sarjana linguistik
transformasi sederhana (si.ngulary transcription) (

'transkripsi fonetis dari teks yang oen'ssantian huruf demi huruf dari bangsa Rusia. Bukunya Grundzilge
transformation, single b ased transforma-
luiid"vune satu ke abiad Yang lain, der Phonologie, menjadi dasar pen-
tion, elementary transformation,, simple berurutan dan bukan dari kata-
transformation, unarlt transformation, kata lepas. (sirind leias dari lafal yang sebe- dekatan fonologi aliran Piaha.
simplex transformation) transkripsi fonemis (phonemic transc- ,r.*ui): mis. penulisan Abd al RauJ tuitan (goal)
-semantik.
adalah'iransliierasi, yang berbeda makna yang diungkapkan
TG. transformasi yang diterapkan ription, phonemic notation)
pada suatu penanda frase, bersifat d,ari AbdurrauJ yang berupa- tran- oleh obyek langsung dalam kalimat
transkripsi yang'menggunakan satu
linier, atau pada kalimat konstituen lambang untuk menggambarkan skripsi dan sesuai dengan lafalnya' akti| mis. ikan dalam Nelalan
172 tnlisan ujaran performatif
- ujian bahara unsur delta t7s
mcnanqkap ihan. -
tulisan (vri pt, writing) . menjadi bagian dari frase.
tutufirn (narratile) mengujarkannya dan sekaligus me- umpan balik auditoris (auditor-y
r. guratan tangan yang dibuat nyelesaikan perbuatan'mengucaP-
manusra untuk merekam tanda_ y_l:iri ylng menonjotkan serang_
feedbark)
r(aran penstiwa dalam serenteta"n kin' itu; Bd. verba performatif. lih. umpan balik
tanda grafis, yung aau_ [ata umpan balik getaran (uibratory feed-
Drasanya bersambungan; 2. aksara; :*l:_ rertenru,, be_rsama a.nj., ujian bahasa (language testing)
partrslpan penyusunan latihan dan tugas- back, bone conduction)
3. abjad. . dan keadaan te.tenlu.
tutur sapa (addrexl iugas untuk mengukur bakat dan lih. umpan balik
tumpan-q tiadih (olutap ping) undak-usuk
kemahiran trahasa.
semantik. hubungan antara
dua
f:Ty.ir yang
orang.tertentu
dituju[an kepada
dengan kata terfentu
S/. sistem ragam bahasa menurut
yang bersama_sama memi_ ukara hubungan antara pembicara. ter-
*?qu yang bersangkutan dengan status
lrru l(omponen umum dan tidak oalam hubungan antara pembicara ,I- kalimat iadi dari basa cohag, basa kasar,
Derada dalam kontras yang
berten_ oan orang tadi. Tiai ulang pola (Pattern Pradice) basa penengah, basa sedeng' basa
bahasa pengajaran bahasa. belajar struktur lemes.
mempunyai sistem tutur sapa yans
i,F:,fl:; "#lJ
adalah " i."il*,
sinonimi.
*f f llg Knas; mrs. untuk menuniuk
fe.lo"i
Lahasa dengan mengulangi ujaran
densan pola (bunyi, urutan'
unggah-ungguh
kedua Bahasa Inggris irempunvai J. sistem ragam bahasa menurut
tumpuan artikulasi srsrem l(ataJoz, Bhs. pranci bent-uk, piiihan) yang konsisten dan hubungan antara pembicara,
(basis of articula_ s' u dan sama atau berbeda sedikit. secara kasar terjadi dari ngoko,
tion) yi? Bh:.Jerman du dan S", nm.
ulu krama dan madya (dan masing-
posisi rnoone$a mempunyai kata_kata
.netral dari alat_alat ucao yang sangat banyak yane meliouti ..;1. penanda vokal
i yang ditulis di masing masih diperinci lagi, sehing-
rcaaaan diam, yang berbedi
l]tlf bahasa ke bahasa.
oarr nama. dtrr, kata ganti, kata_[ata atas aksara ga semuanya ada + l6 "tingkat").
tunggal + singularis seper\ istilah
kekerabatan umlaut (umlaut, uowel mutation) unskapan | (exbression)
s:!:::t ^andq,Ibu,Saudara, a"spe'k fonologis graflemis dari
(down-sraded, rank- Eapak, dsb.; dan .fonologi. perubahan vokal dalam unsur bahasa "tu,
'Yri;*t Danasa Jawa mempunyai
kata_kata iuku kata menjadi lebih tinggi, makna
yang mendukung
gramatika. dikatakan tentang
Ilig_, bersangkutan dengan karena oensaruh vokal atau semi
satuan unggan-ungguh. vokal yahg,iengikutinya. Misalnya ungkapan ll (idiomatic expression)
^gIiT:Tk.l
ya ng mempun ya-i poten_
unruk menduduki tingfut type and tokei lbu:x) Buch, 'truku' bila + idiom
sr-
i.ri.;_ Jerman:
-dijamakkan ungkapan analitis (anaQtical
,.":y.
{?r:, token,bahasa menjadi Bilchul biiier/ expres'
11,, -r,r. se bagai klausa, tetapi
yang muncul
qaram kenyataan orseout 'buku-buku'. Fenomen umlaut se- sion)
menduduki tinl_ dan jenis atiu &elom_
kar yang lebih rendah, ;;..;;ffi; pox unsur.itu disebut t1tpe. bagai asimilasi, baik diakronis ungkapan yang terdiri dari bebe'
Misalnva rapakata yang mempunyai makna
suatu frase. Contoh: a"t"*
p."*_ 9-1,_uf ,.kdil". t Raj a';di t dir;;;;, maupun sinkronis, selalu trersifat
yang sama dengan sebuah kata
g.atan kalimat pakaian yani regresif.-
pesan; kau pcsan adilai i;" tertCntu. Definisi dalam kamus
,?frrf,
Krausa, tetapi dalam penggalan
w,'T,!:frT::,:,,:?;,?:f"l#:
rEa_muncul2 kali
(=
umpak basa
S7. kata-kata yang membantu yang baik sering kali melupakan
itu 2 iien), tetapi sebuah ungkapan analitis.
merupakan I rype. verba dan fungsinya biasanya ungkapan surat-menyurat (epistolary
menguatkan; mis. to! cokot; toP
adalah umpak basa, cokot'ambil' Jormula)
ieperangkat bentuk yang dipakai
adalah verba. dalam surat-menyurat menandai
rrmPzrn, mengumPani (feed) bahwa bentuk itu adalah surat, mis.
Iih. urutan pengumPanan ungkapan Dengan hormat, Wassalam.
umpan balik (feedback) unilingual (unilingual)
l. fonetik. proses Yang menYebab- lih. foonolingual
kan pembicara sadar akan ucaPan- universalism e ( unitt er s alism )
ujaran nya iendiri, karena gerak alat-alat pendekatan-pendekatan dalam li-
(utterance)
I. .sifatnya betul atau tidak betul. aitikulatorisn y a ( um pan b alik kines te' nguistik yang menganggaP semua
regangan wicara bermakna di
antara.drra kesenyapan aktrul utu,
u.;aran. perform atif (performatiac
uttc- tis), atau karena mendengar suara- bihasa di dunia ini mempunyai
potensral; 2. kalimat atau bagian
rance) nya sendiri (umpan balik auditoris), dasar yang sama dengan sistem
kalrmat yang dilisankan. ujaran yang memperlihatkan atau karena getaran suara Yang logika.
.
uJaran konstatatif (constatatiue uttc_ Danwa suatu perbuatan telah dise. sampai ke dalam telinga (umPan unsir bebas (independent eLement)
tesarkan pembicara dan bahwa ; 2. k'omunikasi. isyarat
baliE getaran) kata atau frase yang tidak
sintaksis.
rance)
ujaran yang drpergunakan untuk oengan mengunglapkannya berarti yang disampaikan kembali kePada mempunyai hubungan gramatikal
menggambarkan atau memerikan
perbuatan itu diselesaikan Dada ium-ber (input) secara tak langsung dengan bagian-bagian kalimat lain,
peristiwa, proses, keadaan dsb. dan
saat i tu j uga; mis. dalam ulu*rr'Cril dari kawan bicara (output), sehingga yaitu interjeksi dan bentuk te$un.
mtnguca pkan terima kasih
f.*bica'ri efisiensi penyampaian itu daPat unsur delta (delta element)
diketahui.
174 unsur gramatikal rballk variasi bebas 175
urutan pengfrmpanan urutan pengumpanan -
-
unsur gramatikal (grammatical item) lisasinya atau deretnya adalah utamapurusa
ke, pengumpanan
unsur bentuk yang dapat dipisah_ J. persona pertama
l(an yang mempunyai fungsi ter_
adil, an. urirtai peirgumpanan balik (counter-
urutan l<ata (word order) feedins order) uvular (uaular)
tentu. penempatan kata dalam deretan titad"ua taidah, A dan B, berurutan I. teriadi karena PenYemPitan
unsur ikonis (iconic element) tertentu menurut norma suatu antara-uvula dan belakang lidah; 2.
sedemikian rupa sehingga A akan
unsur bahasa yang langsung bunvi vans teriadi demikian; mis.
kartan_ dengan perbuatan, benda
ber_
!ah1s.a, baik dalam tingkat kalimai mengumpani B bila urutannya
dan klausa, maupun dilam tingkat dibalik. maka dikatakan antara Uu"vi fR]"aulim beberapa dialek
atau hal . yang digambarkannya, Meliyu dan dalam Bahasa Prancis
seperti *o,tort dengah suara ayam,
lrase. kedua'kaidah itu ada urutan
urutan kata bebas (free word orfur) pengumpanan balik. Standar.
gemtrituk dengan suara gigi, fonem i ururan kata .yang tidak dipakai
oengan sesuatu yang kecil, dsb. untuk menandai hubungan grama_
un_sur leksikal (lexical item) tikal dan yang dapat aiilUatitanoa
l. satuan dari kosakata bahasa pgngubah atau merusak makira
sepcrti kata atau frase yang didaf_ kahmat, terutama terdapat dalam
tarkan dalam karnus; 2. tih. l"eksem. bahasa inflektif yung strukturrryu
unsur peyoratif ( pejoratiae element) drtandai oleh morfem terikat; mis.
unsur bahasa yang memberikan Petrus salutat Paulum, petrus menya_
makna menghina, merendahkan lami. Paulus' yang dapat diubah
dsb.; mis. reduplikasi dalam kali- menjadi Paulum salutat Pehas tanpa
mat Usir Jepang-Jepang itu dai sini. mengubah maknanya.
unsur pinjaman (borrowed element)
urutan kata tetap (fixed wor ord.er)
bunyi, fonem, unsur gramatilal urutan kata _yang dipakai untuk valensi (oalerc1) Iingkungannya dalam distribusi
atau .unsur leksikal yang diambil menyatakan hubungan gramatikal sramati|ka hubungan sin-
de fendensi. komolementer.
dari bahasa lain. dan yang tidak dapal diibah tanoa iaktis antara verba dan unsur-unsur varian alomorfis (conditiorud aariant,
unsur utama (principal) mengubah atau merusak makira Ji sekitarnya, mencakup ketransitif- automatic aariant, combinatory rtariant,
kata atau frase yang dimodifikasi_ kalimat; mis. struktur SVO dalam an dan penguasaan verba atas oonditional aariant, contextual ttariant,
kan oleh aposisi; mii. adikku dalam Amin memukul Aman yang berten- argumen-irgrrmen di sekitarnYa. positional aariant)
adikku Hasan. tangan dengan Amanmemikul Amin. Yariabel (oariabk) varian dari bentuk grarnatikal yang
untaian (string, concatenation) urutan pelolosan (bleedinp order) L sonolinguistik. satuan bahasa terkecil yang ditentukan oleh ling-
rangkaian unsur-unsqr daiam deret bila dua kaidah, A dan B."be.r.rtr., vans oalins terpengaruh oleh varia- kungannya dalam distribusi kom-
linier; deret unsur gramatikal; deret sedemikian rupa sehingga kaidah A li r6.'iul d"an itiliitis, dan dalam plementer.
mengubah segmen yangieharusnya jangka panjang paling mudah beru- varian bebas (free aariant,free alternant,
morlem.
untaian al<hir (terminal string)
menJadr mput atau penentu atas bah-; 2. dikatakan tentang kelas kata facultatiue uaiant, optional aariant,
7G. .untaian kaidah B, maka dikaiakan bahwa yang dapat menYatakan hubungan non-functional mriant, non-contrastiae
beberapa %rmatif
kaidah A meloloskan kaidah B. atau uariant, indiuidual tt ariail)
yang dihasilkan oleh kaidah_kaidah irairatikal dengan Perubahan salah satu dari beberaPa bentuk
struktur., frase, yang ke-rdian antara kaidah A dan Ii i.;erp", 6entuk. dalam hil ini ialah kelas
droperasikan oleh kaidah_kaidah urutan pelolosan. nomina, verba dan ajektiva. yang dapat berfungsi daLm variasi
transformasi. urutan pelOlosan balik (counter blee- varia lectionis bebas; mis. kendang dan gendang,
ding order) L. kritik naskah. perbedaan bacaan
juang dan joang.
uraian kalimat parsing)
.(
latlhan tata bahasa bila dua kaidah, A dan B, berurutan dalam. naskah yang diPerban- variasi (oariation)
dengan mendes_
kripsikan kalimat dan" kata sedcmikian rupa sehingga A akan dingkan l. ujud pelbagai manifestasi bersya-
ber_ I
-2. tak bersyarat dari
meloloskan B bila urutiinya diba_ rat maupun suatu
dasarkan kategori dan fungsi, sepb.- varian (aariant)
u nomlna, persona, subyek, dib. lik, maka dikatakan antara kedua l. nilai tertentu darisuatu variabel. satuan; konseP Yang mencakuP
kaidah itu ada u.utan peloloran Misalnya vari abel lel dalam Bahasa variabel dan varian
urutan (order)
balik. variasi bebas (Jree uariation, non-
kumpulan unsur-unsur bahasa ber_ lndonesia mempunyai dua varian
;"TH PensumPanan (feeding yaitu [e] dan [el; ujud satuan .fiinctional uriation)
struktur yang secara teoretis terle_ '. order) _2.
l. fonologi. variasi yang terdaPat
tak berderetan dalam suatu hu_ bahasa dalam konteks tertentu; mis'
' biladuakaidah,AdanB,berurutan alofon adalah varian dari fonem, dalam lingkungan yang sama,
bungan formal; urutan ini bersifat sedemikian rupa sehingga kaidah A terutama dalam kata yang tak
abstrak- Bandingkan deret; mis. alomoqf adalah varian dari morfem.
menghasilkan segmen yang men_ varian alofonis (conditioned uariant, berbeda maknanya. Misalny a'. telur I
dalam kata keadilan secara teoretis telor, berjuangl berjoang; ada perbeda-
merupakan unsur-unsur vano ter_ Jail mpat atau penentu atas kaidah automatic rtariant, combinatory aarinnt,
.8, maka dikatakan bahwa kaidah A
cantlitional rsariant, contextual aariant, lul dan lo/ tetapi
an fonemis antara
diri dari adil dan k*an d,ai mJmaig pengumpani kaidah B atau antara pada kata-kata tersebut fonem-
demikianlah urutannya, teiapi real bositional aariant)
kaidah A dan kaidah B ada urutan iarian bunyi yang ditentukan oleh fonem itu dapat bervariasi bebas; 2.
t76 vatiasi morfofonemis _ verta ftomposit vqtal - vokal belakmg 177
keadaan dapat berfungsinya dua verba bantu..(auxiliary verb) lektif; mis. Ing. sing, sang, sung;
bentuk atau lebih seiara tidak verbal (wrbal)
berbeda dalam lingkungan yang
kata yang dipakai uniuk menerang_ l. berfungsi sebagai verba; 2- Jerman trinken, trank, getrunken.
kan verba dalam frase verbai, dilisankan verba telis (telic terb)
sama verba yang menggambarkan Per-
untuk menandui
variasi morfo. fon emis (morphemicalll Pi?:r"I"
kala atau asDek. -od;; verbalisasi (aorbalisation)
buatan yang tuntas; mls. verba
and i I i.o nc d a I t e rna tio n, no rp ho p hon emlic verba defektit' @efectiae uerb)
l. pengubahan kata atau frase menebanp dalam kalimat Mereka
aariation) menjadiverba dengan derivasi yang
verDa yang tidak memDunvai meneban-q pohonyang
-mtrubang
berbeda dengan
perrrb4fi3n uj ud fonemis dari semua, benruk.konj ungasi; *ir. sesuai; mis. dergan menambahkan scdang dalam kalimat
morlem; mis. BI. morfem ber_ tirg.
must, dan ousht- prefi ks za- dal am mendarat, mengakar, Mereka selang tncnebang pohon yang
berwujud sebagai /be/ di deii,n verba desiderZti,f ( duiduatiue uerb) itsb.; 2. pengungkapan dengan merupakan verba atelis.
dasar yang diawali /r/, /bA_l ai velb? yanq menyatakan keinginar: bahasa. verba tlratur (regular uerb, weak acrb)
depan morfem ajar d,an /ber-/ dalam
posisi lain.
untuk melaksanakan per[u"21211 verba modal (modat auxiliar2) verba yang - dikonjungasikan
.*ir. !. esuirc'mau *uLir; uau-Li verba' bantu yang diPergunakan dengan sufiks inflektif menurut
Varro b_entuk desideratif dari esse. untuk menyatakan modus sePerti paradigma kelasnya dalam suatu
(116-27 sM.) ahli bahasa Latin. verba €kuatif (equational aerb) bahasa; mis. Ing. walk, sta2.
optatif, obligatif, dsb.; mis. Ing. can,
Karyanva De Lingua Latina merupa_ Irh. kopula dare, must, dsb. verba transitif (transitiw aerb)
cukup b..pengarlh. verba faktif verba yang memiliki obYek; mis.
__l.n !"ryu.yang
velar verba perf,or matif (performatiae uerb)
(aelar) mcmbaci, iembeli, memuku[, dib.
I. terjadi . karena penyempitan lih. faktif verba dalam kalimat dengan kala (jtll uerb, naia
verta finit ffinite verba utama aerb,
kini dengan "saya" sebagai subyek
prull belakang.lidati dan langit_
aerb)
bentuk verba yang dibatasi oleh dengan atau (an'Pa "anda" sebagai
pincipal aerb)
langit lembut; 2. bunyi yang teriidi bentuk verba yang mengungkapkan
r(ala dan_ dalam beberapa bahasa obyek tak langsung, yang secara
uemlkran; mrs. bunyi 1,t/. menunjukkan. kesesuaian makna'perbuatan' (diPertentang-
velarisasi (uelaisationj persona dan jumlah.
G;;; lanEsung menYatakan Pertuturan kan dengan verba bantu).
artikulasi bunyi bahasa vani dibuat pembicara Pada waktu Verner, Karl
denEan ve1f1.{ekuentatif (fequentatiae aerb)
dorsum diangkat ke arah velim: i.,erieuia.kari kalimat; mis. btrjanji (1846-1896) sarjana bahasa bangsa
- i akan datang b c sok ;
P_.,ljrk verba yang menyatakan
bunyi dalam kata Ing. call. dalairilaTa b eri anj
Dansk, yang dapat menjelaskan
_ -mrs. (aelum)./ Reblasaan Otau oerhrratan berulang menpucabkan dalam SaTa mmgucapkan
velum rumDans dalam hukum Grimm
bagian belikang dari lan.qit-lansit dalam bahasa husia. tuiila kasih; Bd. ujaran Perfor' dalain kLangannya, Eine Ausnahme
lembut; b_unyi yang di-hasilkin verba,impersonal (impersonal ucrb, matif. du cistcn Lautaerschiebung (1875).
drsebut velar. monopersonal wrb) verba nersonal (bersonal oerb) Penjelasan ini terkenal sebagai
verba yang. hanya dipakai dalam verbi yang dipikai dalam ketiga hukum Verner.
verba (acrb) persona.ketiga singularis dan
kelas kata yang dalam Bahasa tidak Persona vibran (aibrant)
Dersangkutan dengan nomina ter- bunyi bahasa yang diartikulasikan
Indonesia dltaniai dengan ke_ verba refleksif (refioxiae uerb)
is raining; dengan getaran Yang bersinambung
mungkinan untuk diawali
mungkrnan diawali- denpan
dia dengan fi'Yitr; l5;.1?i1": { verba yang diPergunakan bersama
densan pionomina refleksif; mis. antira a-lat ucap yang bergerak dan
{?tu tidak dan tidak -rngiin verba instrumentatif ( ins trumentatioe tak bereerak; mis. bunyi [a/ dengan
diawali,
denga, kutu ..p..ti iffii, acrb) Pr. 7/ se llue 'ia bangkit'. Dalam BI.
uotn aso.; mts. datang, ruik, bekeja, ada verba re{leksif tanpa pronomina bibir biwah bergerak dan gigi atas
y":ls menunjukkan alat per- tidak bergerak.
dsb. Dalam beberapi'bahuru r..'# ILlli
Duatan di da.lam maknanya; refleksif; mis. mardd.
visarga
berlungsi sebagai predikat; dalam mis. yerba resiProkal (reciproeal
dalam BI. membajak 1**oi1,'irrrc- aerb)-
S*r] Iambang untuk konsonan
beberapa bahasa lain verba mem_ peda. verba ya-ng maknanYa bersangkut-
ciri morfologis seperti ciri aspirat
,Ru,nfai verba intransitif an dengan- perbuatan timbal-balik; vokal (aowel)
xala, aspek-, persona atau jumlah. uerb) mis. bikelahi, bertemu, dsb.
Sebagian besar verba mewakili verba yang tidak.(inrransitiue
mempergrrrui,"n l. bunyi bahasa yang dihasilkan
unsur semantis perbuatan, keada_ oPy.I, mts. verba statif (statiuc wb) dengan getaran Pita suara, dan
-
verba -lai, datang, turan, dsb,
-' verba yang tidak dapat disertai kata tanpa penyempitan dalam saluran
an, atau proses. kausarit lioiaiiii orrb)'
verba yang..berarti menyebabkan bantu'sedazg atau dalam Bahasa suara di atas glotis; 2. satuan
verba atelis (atelic uerba) Inegris tidak daPat diberi bentuk fonologis yang diujudkan dalam
atau menjadikan sebab; mir. uerba
verba yang menggambarkan per_ yang bergabung dengan _hon briiressiue; mis. BI.
mmlnruPai, lafal tanpa pergeseran; mis. [a, i, u,
yans tidak tuntas;
buatan yang iris
trrnrns. mis. dalii meiyamai, berakibat; dalam Ing' cosl, e, o] adalah vokal.
uerba sadang mene bans dalam kalimat __^y!o!rhkon,menyebabkan jatuh,.
verba komlxrsit (compositc aab) ueigh, entail, dsb. vokal hawah (low uowel)
Mercka scdang meneianp \ohon vanE vokal yang dihasilkan dengan lideh
berbeda dari mcnebani rialam kalil ! G..kg. verba yangierdiri daii dua verba tak teratur (strang uerb)
verba yang berubah vokal akarnYa di bagiarr bawah mulut, mis. [aJ .
mat Mercka meybang pohon yang !1{a1 fang a.alam-strukrur kalimat
orprsahkan vokal b,elakang (back aowel)
merupakan verba tetis. oleh obyek dari verba untuk mengubah kala, dan bukan-
rtu; mls. rang ... up. nya dengan menambah sufiks inf- vokal yang di-hasilkan dengan lidah
r78 vdkit'bu[a vdxinihiti
- wacana 179
vokal rangkap dua
--+ difto-ne' ini tidak pernah dipakai, tetapi vrddhi
vokal r.angfap tiga terlanjur dipakai orang di Indone- Str. istilah untuk vokal-vokal pan-
--+ tnltong sia; yang ada ialah Kinabalu). jang a. ai dan au. Bd. guna
vokal iemplt ftlosc aowcl, nanow aowel)
vokal yang diartikulasikan densan
vokal yang dihasilkan mulut terbuka sedikit dan denfan
denEan -
mengg-erakkan bagian lidah ke aiah Iidll diangkat k. a.pu" uiuu
tan-grt.langit; mis. vokal DeIafiang.
1al. vokal
vokal
frlppat (ckcked uoui[ aowel)
,setengah terbuka (half open

y*fl yu.ng diartikulasikan dengan


ltoah dalam posisi medium reniiah
vokal yang dihasilkan dengan bibir vokal setengah tertutup (haij1. close
melebar; mis. e dalam tei uowel)
vokalisasi (uocalisation) vokal yang diartikulasikan dengan wacana (discourse) bahwa d,sb.; mis. Salim berkata bahwa
perubahan konsonan meniadi vokal uctah dalam posisi medium tiniei satuan bahasa terlengkap; dalam in akan datang.
vokal tak bersuara (whispered aoiit, hierarki gramatikal merupakan wajib (obligatory)
vokalis lw. non voka[is friiihr r,
uocalic)
*; ztoiceless aoweD satuan gramatikal tertinggi atau dikatakan tentang harus adanya
fonologi. oposisi ciri pembeda vane
vokal yangdihasilkan dengan salur_ terbesar. Wacana ini direalisasikan suatu ciri dalam unsur atau kon-
secara akustis ditandai oleh adinvi an suara ada dalam posisi-vokal dan dalam bentuk karangan yang utuh struksi tertentu; mis. dalam Bahasa
lawan .tiadanya struktur membtarkan udara mengalir dan (novel, buku, seri. ensiklopedia, Prancis penandajumlah harus ada
Ib;;; menghasilkan aspirasi pada nomina.
yang jelas; secara artikulatoris r.U?tr* fitu dsb.), paragraf, kalimat atau kata
ditandai oleh bergetar tidaknya suara bergetar. yang membawa . amanat )aang warna bahasa
selaput suara dan ada tidaknya vokal tak bundar -+ vokal hamoar Iengkap. Bali. tingkat-tingkat bahasa, sama
hambatan dalam saluran suara voRa.I
ftense uowel) wacana langsung (direct speech, direct dengan Jawa krama ngoko.
vokallegang
yang dihasilkan d.rgun otot discourse) Whimey, I,Yitliam Dwight
vokal
.kardinal (cardinal aowel) menegang; mis. [iJ dalam-kii kutipan wacana yang sebenarnya (1827-1894) sarjana linguistik
salah satu dari seri vokal jengan dibatasi oleh intorlasi atau pung- bangsa Amerika. Karyanya menca-
ciri-ciri artikulasi yang tertentu, vokal tengah (medium aowel, middle
aoutel) tuasi; mis. Salim berkata, "Sa1a akan kup Bahasa Sanskerta.dan linguis-
berguna sebagai dasar pirbandinq_ datang". tik umum. Pandangannya tentang
an vokal-vokal sebuah'bahasa din vokal yang dihasilkan dengan lidah
datarn posisi tidak tingfi, tidak wacana pembeberan (expository dis- aspek sosial bahasa mempengaruhi
di antara bahasa-bahasa (diciota_ r-- rendah- course) teori F. de Saussure tentang
lan oleh Daniel .Jones). vokal ternasal (nasalised wwel) wacana yang tidak mementingkan langue.
vokal nasal (nasal"uoueli waktu dan penutur, berorientasi Whorf, Benjamin Lee
vokal yang diartikulasikan densan y9,FI .yl"g mengandung 'nasal pada pokok pembicaraan, dan (1897=194t) insinyur kimia
sebagal ciri sekunder. dan
udara keluar dari hidung dan mu-lut bagian-bagiannya diikat secara
vokal $nggi (high aowet) pggaw_ai perusahaan asuransi yang
vokal kendut (lax aowel) logis. tiba-tiba tertarik kepada linguistil
Jonetik. bunyi vokal yans dihasilkan
vokal yang diartikukasikan densan dengan lidah terletak-.tinggi. di wacana penufiitan (narratioe discourse) dan .kemudian menjadi murid
otot agak kendur, mis. 1y' pida wacana yang mementingkan urutan Sapir, dan yang kemu-dian belajar
misl i"e, z' bahasa-bahasa Indian. Karangin-
saling waktu, dituturkan oleh persona
vokal oral (oral uowel) ""1!&rr:::ff;,murut; pertarira atau ketiga dalam waktu nya yang be{udul The relation of
y-*S diartikuiasikan dengan tertentu, berorientasi pada pelaku, habitual thought and behaaiiur. to
.Y:,11
ver.trm tertutuP rapat. ":*,!Tf#)i
istilah fonetik pada beberapa sar_ dan seluruh bagiannya diikat oleh language (1939) berpengaruh dalam
tk{ panjang
vokal pani (long aowel) jana-untuk kronologi. etnolinguistik, karena. di dalamnya
vokal
okaL yang diartikulasika
diartiliulasiliin dengan
upu yung
,arra.unrur( apa dir" disebut
yang lazim ii wacana tak langsung (indirect speech, tercantum pikiran-pikirannya ten-
vokal (un_tuk membedakan riari
istilah vokal yu"s alpu[;i t"oi reported speech, inlirect discourse, indi- tang relativitas bahasa. Karangan-
kons.ep-_fonemik dan grifemik). " rect quotation) karangannya dikumpulkan ole-h J.
vox nihili pengungkapan. kembali wacana Carrol dalam Language, Thought and
vokal pusat (untral'aoutelj ) ' L1' L*J
ianpa menfutip harafiah kata-kata Reali-t2, selected writings oJ Binjamin
L, yang mula-mula diciptakan
vokal yang.dihasilkan dingan lidah fa,ta
oleh penulis. atau penyusun iamw yang dipakai oleh pembicara Lee Whor.f.
dalam.posisi. tidak di de"pan dan karena kesalahan atau salah tafsir; dengan mempergunakan konstruksi wianjana
tidak di belakang mis. nama gunung Kinibalu (nimi gramatikal atau kata tertentu a.l. Bali. konsonan
dengan klausa subordinatit kata wicara (spuch)
l8l
t80 wicara buatrn wundt, I{ilhelm
-
kontinuum bunyi bahasa yang dardisasikan ejaan Bahasa Nlelavu
dipergunakan untuk berkomunikasi (1904). Karyanya yang terbesar
(Istilah ini menekankan aspek ialah .4. MalayEnglish Dictionar-t,
bu:ryi dari bahasa lisan; jadi ( le32).
berbeda dari ujaran yang merupa-
kan perpaduan bunyi dan tnakna). Winstedt, Richard Olof ( I 878- I 966)
salah seorang sarjana Inggris
wicara buatan (artifuiat spwch) yang paling berpenearuh dalam
produksi bunyi manusia dengan
alat-alat truatan
bidang bahasa dan kesusastraan Z
Melayu. Karyanya a.l. Malal Gram-
wicara esofagus (ouophageal spach) zar ( I 9 I 3), Historl of "Ulalal Classiral
bunyi bahasa yang dihasilkan Liuraturc (1958\ Za\a tnro (4r0, zero alomorPh)
dengan udara lewat ktrongkongan; (1895-1973) nama lengkapnya: alomorf yang tidak diujudkan
dipakai oleh orang yarrg laringnya I{inter Sr, Carl Frederick Zainal Abidin bin Ahmad, guru dan dengan fonem, yang ada dalam satu
telah dibedah. (1799-1859) ahli Bahasa Jawa ahli bahasa dan kebudayaan pa.idig*a bersama alo-
.dengan
wrgnyan bangsa Belanda yarrg sangat ber- Melayu yang terkemuka dan paling inorf hlin yang berujud f<inem; mis'
;lr. alografhurufrt yang terletak pada
jasa dalam menrperkenalkan berpengaruh di Persekutuan Tanah Inesris
dalam kaia Inggris
-yangshteb terdaPat
shteP terdapat
akhir suku kata Bahasa Jawa ke dunia luar dan ' MelayulMalaysia. Jalan pikiran plurai yang dinyatakan
morfem plural
wilayah menerbitkan pelbagai karya sastra dan pendiriannya masih diikuti di dengan zero (alomorf lain ialah /s,
lih. area Jawa. Karyanya, a.l. Jaoaansche Malaysia hingga kini, terutama z, ez dll.).
Zamcaspalen (2 jilid l8a8; jilid oleh para guru sekolah. Karyanya
wilayah peralihan (transition area, pertama diterbitkan dengan aksara zeo;gm,
dalam bidang bahasa yang Penting
caiaergewe area, graded *wa)
ialah a.l. Dafiar Ejaan Mdayu Yun. penggunaan sebuah lirlu
wilayah di mana terjadi pertukaran Jawa berjudul Serat Saridin (1907),
unsur-unsur bahasa antara masya-
jilid kedua sebagai Saloka kalian JawilRumi (1941), Ilmu Mengarang
untuk menerapkan atau menunjuk-
kan dua kata lain sedemikian rupa
rakat bahasa yang 'berdekatarr Patibasa (1S28), Iayang Wyalcarmn It[clalu Pelita Bahasa Mela1ru I, II sehingga memberikan arti Yang
melalui bilingualisme, dan di mana ;[*roa (1856) dll. Dalam peketjaan- dan III (194q).
berbeda kepada masing-rnasing
nya ia banyak mendapat bantuan Zain, Sutan Mohammad
batas dialek tidak terlalu jelas. kata itu; mis. Penggunaan kata
dari Ranggawarsita; ia kernudian (1887-1962) guru dan-ahli Bahasa
wilayah pinggirun ftnargiaal area, meniadi guru Ki Padmasusastra. Indonesia. Karya-karyany a antara nonbukq dalam nemhuka Pintu dan
latcral area) hati bagi musafir Tang lata.
lain: Djalan Bahasa Indomsia {1942),
wilayah yahg sangat jaurh dari \ilr6rter-und-Sachen Kamas Modsrn Bahasa Indoncsia zoosemiotika ( zoo-semiotics )
ttmpat terjadinya inovdsi lih. teknik \fiirter-und-Sachen (1954), Zaman Baru (1948) (bacaan penyelidikan mengenai komunikasi
wilayah pruseit {fwal aiea) berhuruf Arab Melayu). antara hewan
daerah dala,n suatu masyarakat wredhakrama
yang menjadi pusat penyebaran
ciri-ciri bahasa, yang biasa ditiru- J. ragarn lmma yang dipakai orang
tiru, dan mernpengaruhi kebiasaan lyang lebih tua/tinggi kepada orane
yang lebih muda/rendah yani
bahasa mayoritas bahasawan. dihormati dan tidak mengandung
Contoh dari wilayah pusat yaitu qnsgr krama inggil"
Kartasura dalam sejarah Bahasa
Jawa, dan Paris dalam sejarah I{undt, lfilhelm ( 1832-1920)
Bahasa Prancis. sarjana Jerman, pelopol psikologi
wilayah terpencil (imlatd ana, remnh eksperimental, yang wawasannya
arw, nlb a*a) banyak mtmpengaruhi dunia li-
wilayah yang rnenjadi satu-sarunya rtguistik, khususnya rnengenai ma-
ttmpat ciriciri bahasa tertentu nifestasi bahasa dalam pelbagai segr
yang khusus. kehidupan manusia dan rnengrnai
persepsi wicara dan perubahan
Wilkinson, Richard James (1867- bunyi. Karyanya yang bcrprng:aruh
l94l ) bagi dunia linguistik ialah fiiltrtr-
adminisrator Inggris di beberapa pry{hn@ir (t0 jilid, 1900-1920)
daerah jajahan Inggris, rerurama khususnya 2 jilid pertama yang
Malaya, yang berjasa a.l. menstan- berjudul Diz Sprucla-
tJNivHftt{t'i

Anda mungkin juga menyukai