Anda di halaman 1dari 8

Tri Sukitman dan Suluh Mardika Alam 117

PEREMPUAN MADURA
BERBASIS PENDIDIKAN RESPONSIF GENDER
DALAM PEMIKIRAN A. DARDIRI ZUBAIRI

Mukhlishi
(Dosen Prodi PPKn STKIP PGRI Sumenep)
Email: lisyi8594@gmail.com

Abstrak

Berbicara tentang perempuan Madura tentunya sama ketika membicarakan perem-


puan lain di luar Madura yang saat ini sama-sama bertarung mempertahankan lokali-
tas-identitasnya. Hal ini tentunya cukup beralasan bahwa, saat ini identitas semua
perempuan sama-sama bertarung di tengah gempuran cantik versi kosmetik, bahkan
tak dapat dipungkiri saat ini perempuan Madura telah sedikit bergeser dan lepas dari
akar identitas ke-Maduraan-nya. Tentunya butuh pelestarian kearifan lokal Madura itu
sendiri dengan pendidikan berbasis responsif gender, sehingga perempuan yang sering
disebut tangguh, cerdas, mampu menjaga diri, ulet, sederhana, setia dan religius
akan tetap tersematkan ketika perempuan Madura mampu mentradisikan berbagai
kearifan lokal ditengah pusaran kepungan arus global.

Kata Kunci: Perempuan Madura,Pendidikan,Responsif Gender

Abstract

Discussing about Madurese women is of course the same with that about other
women outside Madura; they are trying to maintain their personal identities. It is
indeed reasonable since every woman is fighting against beauty based only on cos-
metics version. It turns out that Madurese women have shifted and been far from
their Madurese identity. Hence, It needs an act to maintain the local wisdom through
resposive-based gender education so that Madurese womens integrity, inteligence,
self-defense ability, taughness, simplicity, loyality, and religiousity can still survive.
Those local wisdoms can survive if Madurese women are able to perform various
local wisdoms in the middle of globalization.

Key Words: Madurese Woman, Education, Responsive Gender

A. Pendahuluan 22 Desember diperingati dengan hari


Perbincangan gender tersosialisasi baik Ibu, bahkan setiap tanggal 21 April dipe-
mulai dari seminar, diskusi, sarasehan ringati sebagai hari Kartini, salah satu to-
dan lain sebagainya (Rozi, 2010:1). koh perempuan Indonesia. (Khasanah;
Maka tidak heran jika setiap tang- 2008:110).
gal 8 Maret diperingati sebagai hari Berbicara soal isu gender yang se-
perempuan Internasional, setiap tanggal ring berkonotasi pada wanita secara

Volume 7, Nomor 2, Juni 2015


118 PEREMPUAN MADURA

spesifik perempuan Madura (baca: isti- yang istimewa.


lah wanita, perempuan dan Bebini) yang Pendidikan sebagai proses memanu-
ditengarai sarat dengan rahasia cukup siakan manusia, penyadaran dan mengang-
bombastis menyita perhatian seantero katsertamenjadikan manusia bertanggu-
jagad Madura bahkan Nusantara, tanpa ngjawab harus mampu dengan akses
terkecuali ikon budaya Madura menjadi pendidikan, akhirnya pendidikan bagi
sorotan, tidak mau ketinnggalan dunia kaum perempuan masih dianggap tabu
maya atau yang lumrah mengistilahkan oleh sebagian masyarakat. Masyarakat me-
jejaring sosial dari yang hanya memba- mandang bahwa perempuan tugasnya hanya
has tentang sosok Perempuan Madura di dapur, sumur dan kasur. Pandangan ini
menjadi tema hangat seperti artis atau seakan telah menjadi rumus baku dalam
selebritis naik daun. Namun demiki- kamus masyarakat.
an,perempuan Madura dalam berbagai Seorang tokoh Al-Banna menga-
perspektif berjalan natural sesuai de- takan diantara pendidikan yang baik
ngan kodratnya sebagai wanita yang se- bagi perempuan adalah mengajarinya hal-
benarnya. (Mukhlishi; 2013, 3). hal yang masih dibutuhkan olehnya keti-
Kalau dikaji lebih mendalam dan ka menjalankan perannya seperti mem-
serius mengenai peranan perempuan baca, menulis, menghitung, pelajaran
maka dapat ditemukan bahwa perem- agama, sejarah para salafus saleh-bagi
puan memiliki kontribusi besar dalam laki-laki maupun perempuan-mengajari
membangun agama, bangsa dan negara. bagaimana mengatur rumah tangga,
Karena perempuan merupakan mahluk tentang kesehatan, dasar-dasar pendi-
yang dikhususkan oleh Allah sebagai dikan dan mengasuh anak serta menga-
salah satu unsur penegak kehidupan jarinya segala hal yang dibutuhkan oleh
rumahtangga, penyebar kasih sayang, seorang ibu dalam mengatur rumah dan
dan penumbuh ketenangan, kebaha- mengasuh anak-anak. (Ibrahim; 2005,
giaan kesejukan dan kesejahteraan 25).
(al-Hasyimy; 2002, 19). Perempuan inilah Sangat jelas sekali bahwa orang tua
yang diberikan tugas oleh Islam untuk merupakan salah satu kunci kesuksesan
mendidik generasi penerus, pemben- masa depan, penentu generasi masa
tuk jiwa-jiwa pahlawan serta melahir- depan. Jika terlalu memprioritaskan la-
kan insan-insan yang memiliki otak ce- ki-laki sehingga perempuan cenderung
merlang. Perempuan tidak akan dapat dinafikan terutama dalam segi pendidikan
merealisasikan hal tersebut kecuali dia dan pembelajaran, akan terjadi ketim-
cerdas, berkepribadian kuat dan berjiwa pangan dalam mendidik atau mence-
suci serta bermoral tinggi.Bertolak dari tak insan kamil masa depan, karena
hal itu maka perempuan memerlukan bagaimanapun seorang ayah berpendi-
pendidikan dan nasehat dan bimbingan dikan tapi sang ibu tidak berpendidikan
dalam membentuk kepribadian Islam maka jangan harap kader-kader masa

Jurnal Pelopor Pendidikan


Mukhlishi 119

depan akan cemerlang. Tidak dapat di- B. Kajian Gender dalam Islam
pungkiri bahwa yang paling dominan Secara operasional dalam bahasa Ing-
pengaruhnya dalam mendidik anak ada- gris gender diartikan sebagai jenis kelamin,
lah ibu, tanpa adanya seorang ibu yang namun hal ini kurang tepat karena
berpengetahuan maka harapan-harapan gender disamakan dengan sex. Dalam
mencetak manusia jenius, bertanggung- kamus Websters New World Dictionary.
jawab dan berahlak mulia akan menjadi Menurut Khairuddin Nasution (2009;
mimpi yang tidak akan tercapai. 237) Gender dapat diartikan perbedaan
Oleh karena itu, halyang harus yang tampak antara laki-laki dan perem-
dilakukan untuk memenuhi harapan puan dari segi nilai dan tingkah laku.Dari
masyarakat bangsa dan agama ialah definisi ini dapat disederhanakan dalam
mendorong masyarakat untuk terbuka, pemahaman penulis terhadap makna
yakni pandangan masyarakat menge- gender adalah bisa terjadi akibat tidak
nai lemahnya kaum perempuan dalam adanya emansipasi yang membrangus
peran serta membangun bangsa sudah terhadap hak-hak perempuan.
saatnya di akhiri.Yaitu dengan memberi- Secara bahasa kata (al-rijal) dan (al-
kan pengarahan dan pendidikan bagi ma- nisa) bukan satu-satunya istilah dalam
sayarakat. Sehingga semangat orang Al-Quran untuk mengungkapkan mak-
tua untuk melanjutkan pendidikan bagi na laki-laki dan perempuan, namun ada
anak perempuan akan mulai sadar dan kata al-dzakaral-dzukur yang merujuk
terbuka. pada laki-laki dan al-untsa,al-marah/
Melihat realita dariberbagai kajian al-nisa. Kata al-dzakaral-dzukur dan
pendidikan yang berbasis gender. Maka al-untsa menunjukkan pada jenis ke-
dalam pandangan peneliti ada respons lamin laki-laki dan perempuan secara
yang cukup baik khususnya berbicara biologis.
tentang genderadalah menarik bagi Sedangkan berbagai kata dalam isti-
penulis selama dari awal yang peneli- lah yang ada dalam bahasa Arab banyak
ti amati ahirnya selama ini bias gender digunakan dan terdapat secara umum
menimbulkan pro dan kontra. Sehing- terdapat dalam banyak kamus yang
ga penulis merasa tertarik untuk me- mudah didapat untuk dijadikan refe-
nelitinya dalam bentuk karya ilmiah, rensi adalah kata al-rajul dan al-nisa
karena pendidikan akan selalu berkem- konotasinya lebih pada dimensi kultural
bang sesuai dengan kebutuhan yang ter- yang mempunyai budaya tertentu al-ri-
jadi di masyarakat dan berbagai respons jal al-rajul dan al-marah/al-marah atau
selalu mengitarinya yang tentunya juga al-nisa konotasinya secara spesifik kata
berdampak terhadap implementasi pen- ini hanya merujuk terhadap manusia
didikan bagi kemajuan bangsa ini. saja.
Sehingga dapat diambil kesimpu-
lan semua al-dzakar adalah al-rajul dan

Volume 7, Nomor 2, Juni 2015


120 PEREMPUAN MADURA

al-untsa adalah al-marah/al-imarah,


sehingga ungkapan laki-laki lebih memi-
liki budaya tertentu misalnya; berfikir Artinya: Sesungguhnya aku men-
matang, dan sifat masculity, yang ter- jumpai seorang wanitayang memerin-
dapat pada kata al-rijal, maka perem- tah mereka, dan dia dianugerahi segala
puan yang memiliki sifat kejantanan sesuatu serta mempunyai singgasana
(al-rajlah) istilah ini disebut Tomboy. yang besar.
(Nasution; 2009, 108-109).Maka dengan
ini pemahaman relasi gender yang leb- C. Teori Feminisme Sebagai Landasan
ih adil yang terdapat dan terselip dalam Gerakan Gender
pesan Al- Quran. Sehingga endingnya Gender dapat dikatakan sebagai ba-
dapat lebih nampak keuniversalan Al- gian dari feminisme. Sedangkan teori
Quran. fenimisme paling tidak ada 5 dari ba-
Secara skematis perbedaan seks dan caan historiografinya, yaitu:
jender dalam pandangan Iskandar Dzu- 1) Feminisme liberal, yaitu teori
lakarnain (2009) adalah sebagai berikut: yang beranggapan bahwa latar
belakang ketidak adilan pada
Seks Gender wanita adalah karena kelemah-
an kaum wanita itu sendiri (An-
Biologis Kultural war,tt.:44). Penulis dapat ambil
contoh perempuan banyak dip-
Pemberian Tuhan Diajarkan
isahkan antara hal yang sifatnya
Tidak dapat diubah Dapat diubah privat dengan hal yang bersi-
fat publik sehingga yang terjadi
Peranan seks Peran gender
kebebasan menjadi terkekang,
seperti peran yang sangat minim
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan bagi wanita dalam publik.
Sperma
Testis
Sel telur
Haidl
Produksi
Mencari
Reproduksi
Merawat
2) Feminisme radikal, teori ini ber-
Penis Hamil nafkah anak pendapat bahwa akar penindasan
Melahirkan Mengatur Menyapu
Menyusui Memimpin Mencuci laki-laki terhadap perempuan
Memasak adalah jenis kelamin itu sendi-
ri, sehingga terjadi kepercayaan
Dalam al-Quran dengan jelas te- yang mengakar di masyarakat
lah memberikan fakta bahwa ratu Bilqis laki-laki memang lebih mampu
pernah memerintah di Negeri Saba (Ali; dari pada perempuan (Anwar,
2008, 119) yang termaktub dalam QS. tt.:84-85). Hal ini terbangun sejak
An-Naml. dulu bahwa perempuan identik
dengan kelemah lembutan, se-
misal sedikitnya para ulama per-

Jurnal Pelopor Pendidikan


Mukhlishi 121

empuan yang sampai pada level 5) Feminisme Islam, Islam menga-


mujtahid, atau pengarang atau jarkan tentang kesejajaran antara
penulis kitab Mutabarah. laki-laki dan wanita tidak ada per-
3) Feminisme Marxisme, aliran ini bedaan dalam berkarya, namun
berpendapat bahwa penindasan yang membedakan adalah taqwa,
adalah bagaian dari penindasan bukan jenis kelamin, warna kulit,
kelas dalam hubungan produksi etnis, suku bangsa atau keturunan.
dan penindasan merupakan ke- (Nasution, 2009:222).Hal ini tegas
lanjutan dari sistem eksploitasi dalam al-Quran sesungguhnya
yang bersifat strruktural. Sehing- yang membedakan kemuliaan di-
ga solusi yang ditawarkan ada- sisi Allah adalah ketaqwaan mas-
lah perubahan struktur kelas. ing-masing.
(Anwar; tt, 88-89). Kaum femi- Dengan demikian, kodrat dan fitrah
nisme marxis selalu meletakkan alami sebagai insan yang berlainan jenis,
isu perempuan dalam kerangka seperti reproduksi, melahirkan meny-
kritik terhadap kapitalisme dan usui dan datang bulan merupakan satu
menganggap penindasan terh- hal pembeda. Dalam kaitan ini, gerakan
adap perempuan bersifat struk- feminisme tidak mereduksi perbedaan
tural. (Muslikhati, 2004:34). Hal natural dan biologis yang sangat men-
ini mungkin tidak cukup hanya dasar, namun sebaliknya gerakan femi-
memberikan kouta 30% bagi nisme harus diletakkan dalam kerangka
wanita pada jabatan publik. memburu ketertinggalan perempuan
4) Feminisme sosial, teori bersum- dalam menggapai ha-haknya sebagai
ber karena penilaian dan ang- manusia(Yazid, 2007: 1031-104).
gapan terhadap perbedaan bi- Perbedaan peran secara sosiologis
ologis laki-laki dan perempuan yang didasarkan pada anatomi biologis
(konstruksi sosial). Sehingga yang banyak dipengaruhi oleh faktor geograf-
perlu dibangun dan diperangi is, topografis, demografis, klimatologis
adalah struktur dan sistem yang dan hal lain yang berhubungan dengan
dibangun atas bias gender. Penu- ekologi (Sumbulah, 2008:25). Hal ini
lis merasa ini terjadi akibat ke- juga tampak dalam kekuasaan yang se-
bodohan yang berpegang teguh lalu diidentikkan dengan aksi maskulin
terhadap nilai tradisional. Seper- berupa ketegaran, kekuatan dan dapat
ti wanita pada ahirnya larinya ke mempengaruhi orang lain. (Mulia dan
dapur juga, jangan sekolah yang Farida,2005:4). Sehingga distorsi sema-
tinggi, karena tidak akan jadi dok- cam ketidakadilan gender menjadi leb-
ter atau tidak akan jadi pak camat ih melunak yang merupakan realitas
dan sebagainya. obyektif individu bukan subyektif per-
empuan itu sendiri.

Volume 7, Nomor 2, Juni 2015


122 PEREMPUAN MADURA

D. Perempuan Madura Berbasis bak tanggal satu, pipinya merona, bi-


Pendidikan Responsif Gender brinya seperti jeruk satu irisan).
dalam Pemikiran A. Dardiri Zubairi Diakui atau tidak,kearifan lokal yang
Perempuan Madura dari sudut pan- mengakar pada Perempuan Madura
dang tradisi dalam pemikiran A. Dardiri sejak kecil sudah sangat akrab dengan
(2013:82)ditemukan kearifan lokal yang alam yang memang Allah SWT. berikan
luar biasa, seperti dalam tradisi abeka- pada manusia sebagai pengemban misi
lan bahwa tradisi ini sungguh berbeda tugas khalifah untuk melestarikannya.
dengan tradisi pacaran atau jadian Beberapa tamsil yang perlu patut
yang hanya diketahui oleh sesama peer- ditelaah hikmah dari lokalitas kearifan
group-nya dan terkadang orang tua tidak Madura seperti kebisaan perempuan
tahu menahu bahwa anaknya berpaca- Madura yang berada di daerah pegunun-
ran. Sejauh pengamatan penulis, si anak gan dimana aktivitasnya membawa air
biasanya mengelabui orang tua dengan dengan menggunakan kepala, jualan
modus teman kelas, belajar kelompok, keliling (aetther) atau belanja kepasar
mengerjakan tugas bersama, saking in- tidak dijinjing atau dipikul dengan bahu,
tensnya publik sering mengistilahkan namun yang terbiasa perempuanMadu-
semua ini Teman Tapi Mesra (TTM).Se- ra membawa beban berat (nyoon) bah-
bagai penghalus dari prilaku pacaran. kan ada perempuan Madura yang kuat
Secara lebihlanjut rahasia perem- membawa beban 50 Kg bahkan ada yang
puan Madura adalah Raddin Atena, Ba- lebihdi atasnya. Hal ini ternyata memba-
gus Tengka Gulina (Indah prilakunya, wa dampak positif terhadap kesingsetan
itulah kecantikan yang sesungguhnya) postur tubuh Perempuan Madura yang
(A. Daridiri, 2013:92). Perempuan Mad- sudah tertempa sejak usia awal. Sehing-
ura dianggap cantik tidak hanya secara ga jangan heran ketika perempuan Mad-
pandangan dari luar atau sudut pandang ura mempunyai postur yang lebih super
wajah saja, namun lebih mempertim- mantap dari wanita lain pada umumnya,
bangkan substansi itu sendiri. Maka, ti- mohon maaf bukan niat pamer apalagi
dak heran jika adagium yang disematkan jorok, namun inilah perempuan Mad-
pada perempuan Madura seperti yang ura yang tidak perlu dirawat bersama,
disebut di atas dengan pajalenna neter karena inilah yang sesungguhnya terjadi
kolenang, palembayya meltas manjalin, dan tidak cukup berlebihan jika Madura
matana murka alessa daun mimba, punya adagium mon lake mekol mon
enga tannggal sakaleyan, pepena nga- bebine nyoon adagium ini sangat rel-
lompang, bibirre padhena jerruk saloni. evan dengan konsep warits dalam Al-
(arti bebasnya kurang lebih; jalannya Quran.
pelan hati-hati, ayunan tangannya in- Selain itu, secara geografis wilayah
dah elastis seperti rotan, matanya indah Madura termasuk daerah tandus ger-
memesona, alisnya seperti daun Mimba sang, kering, kerontang (gunong nanong

Jurnal Pelopor Pendidikan


Mukhlishi 123

bato kalettak tar-centaran), namun sisi Mungkin terlalu banyak jika semua dise-
nilai tambahnya (value added) ketika butkan satu persatu, setidaknya sebagai
dibandingkan dengan pulau Jawa dan penguat, seperti merk odol gosok gigi
pulau-pulau lainnya di Indonesia yang di- cap batu-bata (baca Madura; Bato Kom-
anggap tanahnya lebih subur dan punya bhung) atau batu pecahannnya genteng
peluang lebih menjanjikan. Namun dari (tembikar), mengunyah kapur dan sirih
semua ini tidak usah berkecil hati diba- (mocang) atau minyak rambutnya dari
lik suatu kekurangan terselip bukti kebe- minyak kelapa dan ternyata hasil riset
runtungan tersendiri terhadap wilayah para ahli seperti yang disampaikan oleh
Madura tidak rawan dari bencana alam Wahyudi Hadi, Dosen Unisma Spesia-
berupa gempa menurut analisis ahli lis Pengobatan Tradisional (24/3/2007),
geologi (baca: BNPB). Selain itu terlebih salah satu penguat gigi perempuan
pada mayoritas Perempuan Madura Madura dengan menguyah sirih dan
menjadikan posturnya tidak mudah lem- pinangagar tidak cepat keropos. Dengan
bek sehingga imunitas tubuhnya dapat banyaknya simbol atau fenomena yang
dipastikan lebih punya kualitas tidak tak dialami Perempuan Madura membuk-
terbatas. tikan, bahwa Perempuan Maduramer-
Banyak contoh nyata bahwa Perem- upakan bentuk responsif gender yang
puan Madura tidak punya rahasia dan sangat baik untuk menjawab ppersoa-
banyak dari orang tua (ibu atau nenek) lan-persoalan ketimpangan dalam diri
yang hidup secara natural. Ketika Per- kehidupan perempuan.
empuan Madurabersolek banyak men-
gambil langsung dari alam seperti Bed- E. Penutup
dhe Polor (baca: Madura) yang masih Sebagai penutup daribahasan tu-
steril tidak mengandung bahan kimia lisan ini,pada dasarnya perempuan
atau alkohol yang berbahaya terhadap Madura tidak punya rahasia apalagi yang
kulit. Sehingga tidak mempunyai efek bersifat kosmetik, namun mereka hidup
negatif pada tubuh terutama wajah dengan alam ciptaan yang maha kuasa
yang sering dijadikan simbol kecantikan. ini. Harapan dari kami semoga ulasan ini
Kiranya tidak berlebihan ketika simbol tidak dianggap cibiran atau menggurui,
celleng sedde atau hitam manis (black namun ini adalah usaha untuk meny-
sweet) dan watowa ajam (makin dewa- ibak tabir lokalitas Madura yang sering
sa makin nampak aura cantiknya) men- tersudutkan, norak dan kampungan, na-
jadi simbol tersendiri yang bukan raha- mun dengan usaha membedah sebuah
sia lagi. Hal demikian, semua lekat pada fenomena yang sangat kental dan berag-
diri Perempuan Madura. Jangan heran am dapat memberi nilai positif-kreatif,
terhadap keampuhan dan kemujaraban imajinatif-inovatif dengan usaha tidak
hasil Ramuan Madura,bahkan ada ra- perlu merahasiakannya.
muan tongkat wasiat khusus para pria. Inilah tugas generasi Madura untuk

Volume 7, Nomor 2, Juni 2015


124 PEREMPUAN MADURA

melestarikan kearifan lokal (local wis- der di Peguruan Tinggi, Malang:


dom)khususnya pendidikan berbasis UIN Maliki Press.
responsif gender, sehingga perempuan Muhammad, Kiai Husein, 2004. Islam
Madura yang sering disebut tangguh, Agama Ramah Perempuan Pem-
cerdas, mampu menjaga diri, ulet, se- belaan Kiai Pesantren. Yogyakarta:
derhana, setia dan religius akan tetap PT. LKIS.
tersematkan ketika perempuan Madu- Mukhlishi, 2013. Ternyata perempuan
ra mampu mentradisikan berbagai ke- Madura tidak punya Rahasia da-
arifan lokal ditengah pusaran kepungan lam Buletin Akasara XII.
arus global. Karena, kalau kita mau jujur Musdah Siti Mulia dan Farida, Anik,
semua ini adalah ilmu dan pemberian 2005.Perempuan dan Politik, Ja-
Tuhan yang patut disyukuri kenapa ha- karta: Gramedia Pustaka,
rus ditutup-tutupi kalau untuk kebaikan Muslikhati, Siti, 2004. Feminisme dan
sesama haqqul adami. Pemberdayaan Perempuan, Jakar-
ta: Gema Insani.
Nasution, Khairuddin, 2009. Pengan-
Daftar Pustaka: tar Studi Islam, Yogyakarta: ACA-
Al-Hasyimi, Muhammad Ali, 2002. Jati deMIA+Tazzafa.
Diri Perempuan Muslimah, terj. M. Rozi. A. Fahrur, 2010. Isu-Isu Gender
Abdul Ghaffar E.M, Jakarta: Pusta- Kontemporer, Malang: UIN Maliki
ka Al-Kautsar. Press.
Ali, Nizar, 2008. Hadits Vs Sains; Mema- Sumbulah Umi, dkk, 2008. Spektrum
hami Hadis-Hadis Musykil, Yogya- Gender; Kilasan Inklusi Gender di
karta: Teras. Peguruan Tinggi, Malang: UIN Ma-
Anwar, Syamsul, tt, Metodologi Hukum liki Press.
Islam, Diktat Mata kuliah Ushul Yazid, Abu, 2007. Nalar dan Wahyu, Ja-
Fiqh Pascasarjana UIN Sunan Kali- karta: Erlangga.
jaga Yogyakarta. Zubairi, A. Dardiri, 2013. Rahasia Per-
Departmen Agama RI Quran dan Ter- empuan, Surabaya: al-Afkar Press
jemahannya. kerja sama dengan penerbit And-
Dzulkarnain, Iskandar, 2009. Metodolo- heb-Asor.
gi Studi Islam, Beraji: Diktat MSI
STIA.
Ibrahim, Abu Muneim, 2005. Mendi-
dik Anak Perempuan, terj. Abdul
Hayyie Al-Kattani. Jakarta: Gema
Insani.
Khasanah Umratul, dkk, 2008. Spek-
trum Gender; Kilasan Inklusi Gen-

Jurnal Pelopor Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai