Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TRANSKRIPSI DAN TRANSLITERASI

Disusun oleh:

Pili Angga Putra (2188201071)


Desky Rahmatulah (2188201023)
Putri Suci Apriani (2188201049)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas selesainya
makalah dengan judul “TRANSKRIPSI DAN TRANSKITERASIini dengan baik.

Sholawat dan salam selalu terarah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW
yang merupakan tongkat penegak islam hingga akhir zaman.

Makalah ini tidak akan selesai tanpa uluran tangan dari berbagai pihak. Untuk itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang terlibat
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini.

Namun, perlu disadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini, akhirnya semoga bermanfaat untuk kita semua Amin.

Hormat kami

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Mengenal Istilah Transkripsi Dan Transliterasi ...................................... 3
2.2 Tujuan Trankripsi Dan Literasi Naskah .................................................. 6
BAB III : PENUTUP ............................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 8
3.2 Saran ........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah wilayah yang terkenal dengan keanekaragaman budaya dan


bahasanya. Keanekaragaman budaya ini membuat bangsa Indonesia memiliki
khasanah kesusastraan lama yang beragam dengan cakupan daerah yang sangat luas.
Bangsa indonesia saat ini memiliki peninggalan tulisan masa lampau dalam jumlah
besar yang tersimpan dalam museum dan perpustakaan. Nusantara adalah kawasan
yang memiliki peradaban yang mewariskan kebudayaannya secara turun temurun dan
memiliki banyak karya di tengah masyarakatnya. Hasrat mengkaji naskah Nusantara
mulai timbul dengan kehadiran bangsa barat pada abad ke-16.

Naskah adalah wujud fisik dari sebuah teks. Naskah merupakan salah satu
peninggalan budaya berupa bahan tertulis yang mengungkapkan hal-hal penting yang
terjadi pada zaman dahulu. Dalam sebuah naskah suatu tradisi dijelaskan dan menjadi
pijakan dalam suatu kehidupan dan merupakan bentuk penggambaran pengalaman
kolektif suatu bangsa pada masa lampau. Sebuah tradisi dari masa lalu dapat kita lihat
sejarahnya dari naskahnaskah yang ditulis oleh masyarakat masa lampau.
Kesusastraan Indonesia secara tertulis mulai pada zaman Islam.

Hikayathikayat pada waktu itu ditulis dengan huruf Arab-Melayu. Agama


Islam berkembang dengan pesat di Indonesia sejak abad ke-13, akan tetapi
kesusastraan tertulis kebanyakan baru sampai pada permulaan abad ke-17 (Djamaris,
1990:109). Naskah salah satu peninggalan kebudayaan yang tertulis. Naskah
merupakan cermin sejarah masa lalu dan memiliki aspek sejarah di dalamnya. Sejarah
pula yang menjadikan kita sebagai sebuah bangsa yang besar dan patut dibanggakan.
Sejarah bisa punah dan hilang, maka perlu untuk didokumentasikan dan diteliti lebih
lanjut.

1
Naskah merupakan salah satu bentuk khazanah budaya yang mengandung teks
tertulis mengenai berbagai informasi, pemikiran, pengetahuan, agama, sejarah, adat
istiadat, obat-obatan, serta perilaku masyarakat masa lalu. Jumlah peninggalan
budaya dalam bentuk naskah jauh lebih besar. Naskah di Nusantara ditulis
menggunkan aksara lama, diantaranya tulisan Kawi, tulisan Jawi, Arab Melayu,
Pegon, Pallawa, dan sebagainya. Teks adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
naskah. Teks merupakan benda abstrak berupa ide-ide, gagasan-gagasan,
sistemsistem, dan pola-pola kehidupan masyarakat tradisional yang ada di dalam
naskah. Teks dikatakan kandungan dari sebuah naskah, karena teks adalah aspek
batin dari sebuah naskah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengenal istilah transkripsi dan transliterasi?


2. Apa tujuan dari transkripsi dan transliterasi?
3. Bagaimana proses proliferasi?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengenal istilah transkripsi dan transliterasi.


2. Mengetahui Apa tujuan dari transkripsi dan transliterasi.
3. Mengetahui Bagaimana proses proliferasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mengenal Istilah Transliterasi dan Transkripsi

Dewasa ini, perkembangan teknologi telah berkembang pesat, ditambah lagi


dengan penyebaran informasi, teknologi, dan komunikasi yang semakin memudahkan
masyarakatnya yang menempatkan posisi sebagai subjek dapat leluasa mengakses
berbagai macam ilmu pengetahuan, bahasa, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal
ini yang menjadikan segala sesuatu yang diinginkan oleh masyarakat dapat terwujud,
begitupun dengan proses translate bahasa yang dilakukan oleh masyarakat luas dapat
direalisasikan sebagaimana mestinya.

            Segala upaya-upaya yang dilakukan oleh nenek moyang terdahulu terkait


dengan pengalihan bahasa atau mengartikan sebuah bahasa dari bahasa satu ke bahasa
lainnya telah dilakukan dengan segala bentuk macam cara. Namun, semakin lama
semakin mudah dalam mengartikan sebuah bahasa atau ejaan karena seiring
berkembangnya zaman.

            Pengalihan atau proses translite sebuah bahasa merupakan hal yang lumrah
dilakukan oleh masyarakat dari masa ke masa. Karena bagaimanapun bahasa
merupakan ciri dari karakter masyarakat di dunia ini. Setiap penjuru dunia memiliki
bahasa yang berbeda, dan tidak semua element manusia dapat memahami setiap
bahasa yang ada di belahan dunia. Hal ini yang menjadikan proses translite atau
transkripsi sebuah bahasa menjadi hal yang funsamental dilakukan oleh masyarakat
kuno hingga modern.

            Istilah alih aksara atau alih ejaan sudah didengar oleh banyak khalayak sejak
dulu. Oleh karena itu, dalam proses translite satu hal yang harus diperhatikan adalah
bagaimana prosedur dalam mengalih aksarakan sebuah bahasa ke bahasa lain, dan
seberapa tepatnya pengalihan aksara tersebut. Dalam kaitannya, teks merupakan hal

3
yang paling penting dalam transkripsi atau transliterasi. Teks yang terdapat dalam
naskah, dalam kajian filologi di Indonesia, adalah sebuah ide, gagasan, atau amanat
yang hendak disampaikan penulis kepada pembacanya dengan menggunakan medium
aksara; dalam hal ini adalah ragam aksara tradisional dan termasuk aksara Latin yang
terdapat dalam naskah-naskah Nusantara.

Keberadaan ragam aksara tradisional yang terdapat dalam naskah-naskah


Nusantara, saat ini sudah kurang produktif digunakan oleh masyakarat penutur
bahasanya; bahkan hampir kebanyakan generasi muda saat ini sudah tidak dapat
mengenali jenis aksara dan dapat membacanya. Kemudian, bagaimana halnya teks
naskah yang ditulis dengan menggunakan aksara Latin; tentu hal ini pun tidak dengan
mudah dapat dibaca karena mengingat adanya variasi bentuk dan teks naskah yang
dihadapi adalah yang berusia 50 tahun ke atas.

            Untuk dapat mengenali ragam aksara yang pernah digunakan pada masa
lampau, terdapat ilmu yang mempelajari tulisan-tulisan kuno, yakni Paleografi.
Secara umum, Paleografi merupakan ilmu yang mempelajari ragam dan variasi
bentuk aksara, ragam dan variasi penanda aksara, ragam dan variasi penyaksi aksara,
kualitas garis atau goresan, hubungan antara alat tulis dan berkas tulisan yang
dihasilkannya, dan semangat jaman pada masa suatu bentuk aksara atau tulisan hidup
dan berkembang.

            Niermeyer 1947 dalam (Baried 1985:62) mengemukakan bahwa terdapat dua


tujuan dalam paleografi. Pertama, Paleografi memiliki tujuan untuk menjabarkan
tulisan-tulisan kuno karena beberapa tulisan sangat tidak mudah dipahami untuk
dibaca. Kedua, Paleografi menempatkan berbagai peninggalan atau bukti tertulis
dalam upaya mengembangkan tulisan secara umum dan atas dasar itulah dapat

4
menentukan waktu dan tempat untuk terjadinya tulisan tertentu. Kedua aspek tujuan
tersebut sangat penting dalam memahami tulisan tangan karya sastra yang sudah
dimakan usia dan tidak ditemukan siapa dan di mana karya itu ditulis. Perlu pula
diperhatikan ciri-ciri lain seperti, interpungsi, Panjang dan jarak baris, bahan naskah,
ukuran, tinta, dan sebagainya.

      

Transliterasi (alih aksara) merupakan penggantian jenis tulisan, huruf demi


huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain, lepas daripada lafal bunyi kata yang
sebenarnya. Transliterasi dalam Kamus Istilah Filologi (1977: 90), diartikan sebagai
"Bentuk pengubahan dari teks satu ke teks lainnya atau dapat diistilahkan sebagai alih
aksara atau alih huruf, satu contohnya adalah pengubahan teks dari huruf jawa ke
huruf latin, dari huruf sunda ke huruf lain, dan seterusnya". Alih aksara dilakukan
sebagaimana dikatakan oleh Edwar Djamaris (2002: 9) mentransliterasikan teks
dengan tugas utama menjaga keaslian atau ciri khusus penulisan kata.

Sedangkan transkripsi (alih ejaan) adalah pengubahan teks dari satu ejaan ke
ejaan lain dengan tujuan menyarankan lafal bunyi unsur Bahasa yang bersangkutan.
Contoh dari pengerjaan transliterasi (alih aksara) adalah penggantian dari jenis tulisan
aksara Carakan ke jenis tulisan aksara Latin. Transkripsi (alih ejaan) adalah
pengubahan teks dari satu ejaan lama ke ejaan yang disempurnakan dan dalam hal
penyerapan kata-kata asing, dapatlah kiranya dipakai pedoman Salinan yang
disesuaikan dengan lafal dan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Dalam melakukan
pengerjaan transliterasi (alih aksara) dan transkripsi (alih ejaan), perlu diikuti
pedoman yang berkaitan dengan pedoman alih aksara dan kaidah tata tulis seperti
pembagian kata, ejaan, dan fungtuasi.

            Dalam pengupayaan transliterasi sebuah teks atau naskah diperlukan sebuah


pedoman di dalamnya. Hal ini sebagai tanda bahwa dalam proses transliterasi perlu
juga memerhatikan beberapa unsur-unsur pembangun di dalamnya. Pedoman

5
transliterasi adalah pedoman yang berisi tanda-tanda tertentu, sesuai dengan
karakteristik huruf dan visualisasi bentuk teks. Pedoman dibuat agar setiap huruf
terwakili dalam hasil transliterasi yang dibuat.

            Berdasarkan pedoman, pengerjaan transliterasi dan transkripsi harus


mempertahankan ciri-ciri teks asli sepanjang hal itu dapat dilaksanakan karena
penafsiran teks yang bertanggung jawab sangat membantu pembaca dalam
memahami teks naskah. Dengan kata lain, tujuan yang hendak dicapai dari
pengerjaan transliterasi (alih aksara) dan transkripsi (alih ejaan) adalah untuk
menyajikan teks naskah yang mudah dibaca, terlebih untuk dibaca oleh masyarakat
umum yang tidak mampu melakukan pembacaan aksara yang terdapat dalam naskah.

Transkripsi diperlukan untuk mengubah tuturan atau bunyi menjadi tulisan.


Setelah tulisan yang biasanya menggunakan huruf Arab atau Palawa yang diubah
menjadi huruf latin itu disebut transliterasi. Biasanya tulisan yang digunakan pada
sastra kuno menggunakan bahasa daerah. Proliferasi adalah fase sel saat mengalami
pengulangan siklus sel tanpa hambatan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti transkripsi fonemis


adalah transkripsi yang menggunakan satu lambang untuk menggambarkan satu
fonem tanpa melihat perbedaan fonetisnya.

2.2 Tujuan Transkripsi Dan Transliterasi Naskah


Dengan kata lain, tujuan yang hendak dicapai dari pengerjaan transliterasi
(alih aksara) dan transkripsi (alih ejaan) adalah untuk menyajikan teks naskah yang
mudah dibaca, terlebih untuk dibaca oleh masyarakat umum yang tidak mampu
melakukan pembacaan aksara yang terdapat dalam naskah.

Fungsi utama transliterasi adalah bentuk mempermudah peneliti dalam


menganalisis makna yang terdapat dalam sebuah naskah. Transliterasi sebenarnya
bukan merupakan tugas filologi. Apalagi salah satu tujuan filologi adalah menemukan

6
teks yang asli. Dengan adanya transliterasi berarti terjadi pengubahan penyajian teks.
Menurut Tesaurus Bahasa Indonesia, sinonim kata proliferasi adalah
perkembangbiakan.

Dalam tahap proliferasi ini, folikel mendapatkan pesan melalui hormon


perangsang folikel untuk bersiap-siap segera melepaskan sel telur. Setelah itu,
hormon estrogen akan mulai diproduksi kembali. Biasanya, fase proliferasi ini
berlangsung selama 8 hari pada siklus menstruasi dengan rentang waktu 28 hari.

Tulisan fonetis adalah tulisan yang digunakan untuk mencatat/mentranskripsi


bunyi-bunyi bahasa secara detail dalam rangka penyelidikan bahasa terutama
penyelidikan bunyi-bunyi baahasa (oleh fonetik dan fonemik).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti ejaan fonemis adalah
ejaan yang menggambarkan tiap fonem dalam bahasa dengan satu lambang secara
konsisten, misalnya ejaan suomi dan ejaan turki.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Transliterasi adalah


pengalihan suatu jenis huruf kejenis huruf lainya misalkan alih aksara,dari aksara
jawa kehuruf latin, dari huruf jawi ke huruf latin, dari aksara arab kehuruf latin.
Beberapa penulis menggunakan sumber berbahasa Inggris berserta alih aksaranya,
dalam bahasa Inggris yang sering digunakan adalah alih aksara Qalam, kadang-
kadang perbedaan alih aksara ini dengan alih aksara kritis Indonesia menimbulkan
kesalah pahaman dan kekeliruaan pembacaan. Berdasarkan alih aksara (transliterasi)
atau alih bunyi (transkripsi). Transliterasi inimengikuti gaya dalam bahasa atau untuk
keperluan pengurutan abjad.

3.2 Saran

Bagaimana memudahkan menggunakan transliterasi:

Berdasarkan hasil makalah tersebut penulis menyarankan agar kita senaantiasa


menggunakan bahasa yang sesuai dengan metode yang telah di tetapakan oleh kaidah
Bahasa Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Barried, Siti Baroroh, dkk. 1994. Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Badan Penelitian
dan Publikasi Fakultas (BPPF)

Fathurahman, Oman. 2015. Filologi Indonesia: Teori dan Metode. Jakarta:


PRENADAMEDIA GROUP

Djamaris, Edwar. 2002. Metode Penelitian Filologi. Jakarta: CV Manasco 1990.

Menggali Khazanah Sastra Melayu Klasik (Sasatra Indonesia Lama). Jakarta:


Balai Pustaka

Hollander, J J de. Pedoman Bahasa dan Sastra Melayu (Terjemahan T.W. kamii dari
Handleiding bij de boeefening derMaleiseha vocal en letterkunde. Tahun
1893, Edisi VI). Jakarta: Balai Pustaka.

Idham. 2011. "Naskah Klasik di Kota Tidore Kepulauan Provinsi Malaku Utara".
Jurnal Manassa. Vol1, No1.

Nurizzati. 1997. Metode-metode Penelitian Filologi. Padang: FBSS IKIP Padang.

Anda mungkin juga menyukai