Disusun oleh:
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas selesainya
makalah dengan judul “TRANSKRIPSI DAN TRANSKITERASIini dengan baik.
Sholawat dan salam selalu terarah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW
yang merupakan tongkat penegak islam hingga akhir zaman.
Makalah ini tidak akan selesai tanpa uluran tangan dari berbagai pihak. Untuk itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang terlibat
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini.
Namun, perlu disadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini, akhirnya semoga bermanfaat untuk kita semua Amin.
Hormat kami
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Naskah adalah wujud fisik dari sebuah teks. Naskah merupakan salah satu
peninggalan budaya berupa bahan tertulis yang mengungkapkan hal-hal penting yang
terjadi pada zaman dahulu. Dalam sebuah naskah suatu tradisi dijelaskan dan menjadi
pijakan dalam suatu kehidupan dan merupakan bentuk penggambaran pengalaman
kolektif suatu bangsa pada masa lampau. Sebuah tradisi dari masa lalu dapat kita lihat
sejarahnya dari naskahnaskah yang ditulis oleh masyarakat masa lampau.
Kesusastraan Indonesia secara tertulis mulai pada zaman Islam.
1
Naskah merupakan salah satu bentuk khazanah budaya yang mengandung teks
tertulis mengenai berbagai informasi, pemikiran, pengetahuan, agama, sejarah, adat
istiadat, obat-obatan, serta perilaku masyarakat masa lalu. Jumlah peninggalan
budaya dalam bentuk naskah jauh lebih besar. Naskah di Nusantara ditulis
menggunkan aksara lama, diantaranya tulisan Kawi, tulisan Jawi, Arab Melayu,
Pegon, Pallawa, dan sebagainya. Teks adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
naskah. Teks merupakan benda abstrak berupa ide-ide, gagasan-gagasan,
sistemsistem, dan pola-pola kehidupan masyarakat tradisional yang ada di dalam
naskah. Teks dikatakan kandungan dari sebuah naskah, karena teks adalah aspek
batin dari sebuah naskah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengalihan atau proses translite sebuah bahasa merupakan hal yang lumrah
dilakukan oleh masyarakat dari masa ke masa. Karena bagaimanapun bahasa
merupakan ciri dari karakter masyarakat di dunia ini. Setiap penjuru dunia memiliki
bahasa yang berbeda, dan tidak semua element manusia dapat memahami setiap
bahasa yang ada di belahan dunia. Hal ini yang menjadikan proses translite atau
transkripsi sebuah bahasa menjadi hal yang funsamental dilakukan oleh masyarakat
kuno hingga modern.
Istilah alih aksara atau alih ejaan sudah didengar oleh banyak khalayak sejak
dulu. Oleh karena itu, dalam proses translite satu hal yang harus diperhatikan adalah
bagaimana prosedur dalam mengalih aksarakan sebuah bahasa ke bahasa lain, dan
seberapa tepatnya pengalihan aksara tersebut. Dalam kaitannya, teks merupakan hal
3
yang paling penting dalam transkripsi atau transliterasi. Teks yang terdapat dalam
naskah, dalam kajian filologi di Indonesia, adalah sebuah ide, gagasan, atau amanat
yang hendak disampaikan penulis kepada pembacanya dengan menggunakan medium
aksara; dalam hal ini adalah ragam aksara tradisional dan termasuk aksara Latin yang
terdapat dalam naskah-naskah Nusantara.
Untuk dapat mengenali ragam aksara yang pernah digunakan pada masa
lampau, terdapat ilmu yang mempelajari tulisan-tulisan kuno, yakni Paleografi.
Secara umum, Paleografi merupakan ilmu yang mempelajari ragam dan variasi
bentuk aksara, ragam dan variasi penanda aksara, ragam dan variasi penyaksi aksara,
kualitas garis atau goresan, hubungan antara alat tulis dan berkas tulisan yang
dihasilkannya, dan semangat jaman pada masa suatu bentuk aksara atau tulisan hidup
dan berkembang.
4
menentukan waktu dan tempat untuk terjadinya tulisan tertentu. Kedua aspek tujuan
tersebut sangat penting dalam memahami tulisan tangan karya sastra yang sudah
dimakan usia dan tidak ditemukan siapa dan di mana karya itu ditulis. Perlu pula
diperhatikan ciri-ciri lain seperti, interpungsi, Panjang dan jarak baris, bahan naskah,
ukuran, tinta, dan sebagainya.
Sedangkan transkripsi (alih ejaan) adalah pengubahan teks dari satu ejaan ke
ejaan lain dengan tujuan menyarankan lafal bunyi unsur Bahasa yang bersangkutan.
Contoh dari pengerjaan transliterasi (alih aksara) adalah penggantian dari jenis tulisan
aksara Carakan ke jenis tulisan aksara Latin. Transkripsi (alih ejaan) adalah
pengubahan teks dari satu ejaan lama ke ejaan yang disempurnakan dan dalam hal
penyerapan kata-kata asing, dapatlah kiranya dipakai pedoman Salinan yang
disesuaikan dengan lafal dan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Dalam melakukan
pengerjaan transliterasi (alih aksara) dan transkripsi (alih ejaan), perlu diikuti
pedoman yang berkaitan dengan pedoman alih aksara dan kaidah tata tulis seperti
pembagian kata, ejaan, dan fungtuasi.
5
transliterasi adalah pedoman yang berisi tanda-tanda tertentu, sesuai dengan
karakteristik huruf dan visualisasi bentuk teks. Pedoman dibuat agar setiap huruf
terwakili dalam hasil transliterasi yang dibuat.
6
teks yang asli. Dengan adanya transliterasi berarti terjadi pengubahan penyajian teks.
Menurut Tesaurus Bahasa Indonesia, sinonim kata proliferasi adalah
perkembangbiakan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti ejaan fonemis adalah
ejaan yang menggambarkan tiap fonem dalam bahasa dengan satu lambang secara
konsisten, misalnya ejaan suomi dan ejaan turki.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Barried, Siti Baroroh, dkk. 1994. Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Badan Penelitian
dan Publikasi Fakultas (BPPF)
Hollander, J J de. Pedoman Bahasa dan Sastra Melayu (Terjemahan T.W. kamii dari
Handleiding bij de boeefening derMaleiseha vocal en letterkunde. Tahun
1893, Edisi VI). Jakarta: Balai Pustaka.
Idham. 2011. "Naskah Klasik di Kota Tidore Kepulauan Provinsi Malaku Utara".
Jurnal Manassa. Vol1, No1.