DIPLOMA-III AKUNTANSI
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan kepada kita semua, baik nikmat
yang ada didunia ini. Kedua, penulis ingin mengucapkan kepada semua orang yang
beserta dalam membantu dalam pembuatan makalah ujian ini, mulai dari keluarga,
ibu dosen pengampu, dan teman-teman seperjuangan. Penulis sadar akan makalah
yang dibuat masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Untuk
itu penulis ingin berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Makalah ini membahas secara singkat mengenai bahasa yang menjadi cikal bakal
bahasa Indonesia yakni bahasa Melayu Riau. Sesuai dengan topik yang diharuskan
dalam PPI-MK ini maka penulis mengambil tema yang berjudul “Pelestarian
Bahasa Melayu di Era Digital”. Semoga makalah yang penulis buat ini dapat
Penulis,
Merauke, dari Pulau Sumatera hingga Papua. Berdasarkan data dari Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan atau yang biasa disebut Kemendikbud, tercatat bahwa
jumlah bahasa daerah hingga Juli 2020 di Indonesia sebanyak 801 bahasa daerah.
nasional setelah melalui proses yang panjang yaitu bahasa Melayu. Ada beberapa
bahasa Melayu tidak dikenal tingkatan bahasa atau bahasa kasar dan halus.
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Dan
Melayu yang diangkat sebagai bahasa nasional kita. Diharapkan dengan adanya
kemajuan teknologi yang pesat di era digital ini, dapat pula membuat bahasa
Melayu semakin dikenal dan diketahui agar kebudayaan bahasa Melayu dapat
Melayu merupakan cikal bakal lahirnya bahasa Indonesia. Dari hal-hal tersebutlah
3. Apa upaya yang dapat dilakukan agar bahasa Melayu dapat dilestarikan,
1. Agar dapat mengetahui sejarah bahasa Melayu di Riau, mulai dari awal
LANDASAN TEORI
pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan
rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara.
komunikasi antar kelompok masyarakat yang berbentuk lambang bunyi ujaran dan
diperoleh dari media ucap manusia. Menurut KBBI, bahasa ialah media bunyi yang
bahasa ialah media komunikasi yang berbentuk sistem lambang bunyi yang
Sebagaimana yang kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan
kata. Masing-masing memiliki arti, yakni interaksi abstrak antara kata sebagai
lambang dengan objek ataupun konsep yang diwakili dari gagasan kata ataupun
kosakata tersebut oleh para ahli bahasa disusun secara alfabetis, ataupun menurut
urutan abjad, disertai uraian artinya dan lalu dibukukan berupa sebuah kamus
ataupun leksikon. Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita
ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang
ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih
kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa.
Di dalam budaya Melayu khususnya di Riau sendiri, kesantunan dalam
berbahasa merupakan salah satu titik pertaruhan hidup orang Melayu sejati.
merupakan kesamaan bentuk dari membuka aib, tidak beradab, dan melanggar adat.
Raja Ali Haji(1809-1873) selaku sebagai pujangga Melayu pernah menulis dalam
bukunya yang berjudul “Bustan al-Katibin” yang berarti ‘taman tulisan’pada tahun
1850 M bahwa adab dan sopan santun itu daripada tutur katanya, kemudian barulah
pada kelakuan. Tutur kata disini bermakna bahwa inti dari kegiatan berbahasa.
Menurutnya, agar dapat mencapai tingkat berbahasa yang baik maka diperlukan
pengetahuan dan bahasa yang diperoleh melalui kehendak yang kuat/’ilmu wa al-
Penulis mengambil topik ini karena seperti yang kita ketahui bahwa bahasa
Indonesia mengadopsi dari bahasa Melayu, sehingga hal itu membuat penulis
tertarik dan disaat bersamaan penggunaan bahasa Melayu khususnya didaerah asal
PEMBAHASAN
karena para ahli mengutarakan pendapat yang beragam. Akan tetapi beberapa ahli
yang berasal dari Eropa seperti Robert von Heine Geldern dan Hendrik Kern yang
Melayu digunakan pertama kali oleh ras Austronesia yang berasal dari Yunan,
China. Saat sebagian kelompok dari mereka memutuskan untuk berpindah tempat
ke Kawasan Asia Tenggara, maka dari sanalah asal teori tersebut lahir. Secara
umum, para ahli membagi perkembangan bahasa Melayu menjadi 3 bagian tahap
yaitu ; bahasa Melayu kuno, bahasa Melayu klasik dan bahasa Melayu modern.
Bahasa Melayu kuno dimulai pada saat abad ke 7 zaman kerajaan Sriwijaya
sebagai bahasa lingua franca dan bahasa pentakbiran karena dipenuhi dengan kata-
kata pinjaman sanskrit, bersifat sederhana dan mudah menerima pengaruh dari
luar, tidak terikat oleh perbedaan golongan masyarakat dan mempunyai sistem yang
lebih mudah dibandingkan dengan bahasa Jawa. Setelah adanya peralihan, maka
dimulailah masa bahasa Melayu klasik saat abad ke 15 yang saat itu berada di
zaman kerajaan Malaka, Aceh dan Johor-Riau. Ciri-ciri dari bahasa Melayu klasik
antara lain : bentuk ayatnya berbelit-belit dan terkesan berulang, memiliki banyak
ayat pasif, menggunakan bahasa istana dan mempunyai kosa kata yang klasik.
Setelah berakhirnya masa bahasa Melayu klasik, maka beralihlah ke masa bahasa
Melayu modern pada abad ke 19 dan sampai sekarang. Bahasa Melayu modern
mempunyai ciri yang lebih fleksibel dan dinamis terhadap perubahan zaman. Era
pertama yaitu bahasa mendaki yang digunakan oleh orang muda terhadap orang
yang lebih tua, atau orang yang lebih rendah kedudukannya terhadap orang yang
tinggi kedudukannya. Kedua yaitu bahasa mendatar yang digunakan antara sesama
sebaya, atau yang kedudukannya setara/sama. Yang ketiga yaitu bahasa menurun
yang digunakan oleh orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya terhadap
orang yang lebih muda atau orang yang lebih rendah kedudukannya. Ketiga
kelompok dalam pemakaian bahasa tersebur berbanding laras dengan tiga sikap
efektif Melayu terhadap sesamanya, yang digambarkan pada ungkapan “ yang tua
Bahasa Melayu identik dengan bahasa yang beradab, sopan dan santun
bahasa dalam adat budaya Melayu Riau memiliki fungsi yang utuh sebagai sarana
penanda jatidiri, dan cerminan pribadi seseorang sebagai makhluk sosial. Pada
fungsi penanda jatidiri dan cerminan pribadi memperjelas bahwa antara bahasa
dengan etika dan etiket dalam adat budaya Melayu Riau sangat berkaitan erat.
Perlakuan terhadap tindakan santun ini mencakup paling tidak kemampuan dalam
Dinamika bahasa Melayu dari Riau tidaklah terlalu jauh berbeda dengan
yang ada di Nusantara seperti dari bahasa Melayu Kepulauan Riau, Kepulauan
Kalimantan dan kota Negara di Bali. Pun juga di negara tetangga seperti Malaysia
dan Brunei Darussalam, dinamika bahasa Melayu negara tersebut tidaklah jauh
dengan yang ada di Riau karena Riaulah yang merupakan pusat perkembangan
budaya dan sastra Melayu. Dari sinilah yang kemudian berkembang hingga ke
mancanegara terlebih ketika saat Raja Ali Haji berkuasa pada saat kerajaan Riau-
Lingga berada di masa puncak kejayaannya. Saat itu juga Raja Ali Haji
pengucapan bahasa Indonesia, sehingga lafal yang digunakan seperti lafal aslinya,
tetapi menggunakan logat Melayu. Yang membuat bahasa Melayu berbeda dan
mudah dikenali adalah dialeg bahasanya yang unik dan juga cara pengucapannya.
Seperti contoh saat kita berbicara kata “saya”, didalam bahasa Melayu Riau kata
yang berakhiran ‘a’ akan berubah menjadi ‘e’ sehingga pengucapannya menjadi
“saye”. Tetapi pengecualian apabila kata tersebut berasal dari kata-kata yang
diadaptasi dari perkataan Indonesia, seperti anda tetap disebut anda karena kata
tersebut bukan asli berasal dari bahasa Melayu. Berbeda jika akhiran kata nya
berhuruf ‘r’ , didalam bahasa Melayu apabila ada kata yang berakhiran dengan
huruf ‘r’ maka huruf akhiran tersebut menjadi gugur, seperti pada kata besar,
didalam bahasa Melayu Riau pengucapannya menjadi besa. Dan jika akhiran
katanya berhuruf ‘ur’ , maka akhiran tersebut berubah menjadi ‘o’, seperti pada kata
Tetapi tidak semua daerah di Riau penggunaan dialegnya sama dengan pada
umumnya, karena ada beberapa daerah yang memiliki pola penggunaan dialeg yang
khusus, seperti di kabupaten Bengkalis yang saya menjadi sayo karena adanya
akulturasi dengan budaya batak dan pesisir timur. Di kabupaten Siak Sri Indrapura
pedalaman kabupaten Kampar, Rokan Hulu dan Kuantan Singingi bahasa Melayu
bahasa Indonesia adalah karena bahasa Melayu dahulunya menjadi pusat bahasa
menghambat kebudayaan bahasa Melayu Riau antara lain seperti dampak negatif
dari globalisasi, trend penggunaan bahasa asing didaerah provinsi Riau dan
minimnya kesadaran generasi millennial dalam menggunakan bahasa Melayunya
sendiri.
karena disebabkan beberapa hal, salah satunya adalah globalisasi, maka perlu upaya
untuk melestarikannya. Melestarikan berarti memelihara suatu hal agar hal tersebut
masih eksis atau ada. Ada banyak cara untuk melestarikan budaya bahasa Melayu
Riau, salah satunya adalah dari segi individu. Upaya pelestarian dapat dimulai dari
diri kita sendiri, Tidak ada faedahnya jika kita menyuruh orang membuatnya, tetapi
diri sendiri tidak tahu,. Kita harus menunjukkan kepada orang lain bahwa kita dapat
melakukannya, mereka pun juga demikian. Salah satu caranya ialah dengan
sekolah. Hal ini akan membiasakan diri kita sendiri untuk bertutur dalam bahasa
melayu dengan lancar. Jika ada kesalahan dalam penuturan, keluarga dan teman-
teman dapat mengoreksi kesalahan kita dan kita dapat mengambil pelajaran
darinya. Ini juga akan membantu dalam pengucapan lisan, apabila saat sedang
berbicara.
Bukan hanya diri kita sendiri yang berperan penting dalam masalah ini,
melainkan juga orangtua juga memainkan peranan yang paling penting. Sebagai
seorang ibu dan ayah kepada anak-anak, mereka harus menyokong anak-anak
mereka untuk bertutur dalam bahasa melayu di rumah. Salah satu caranya adalah
ini, anak-anak akan terdedah dengan bahasa melayu yang lancar. Selain itu mereka
dapat pula membaca artikel-artikel dalam bahasa Melayu Riau, seperti berita
harian. Dengan membaca berita harian, anak-anak akan mengatahui lebih tentang
apa yang akan terjadi di sekeliling mereka dan juga dapat mengetahui sedari dini
proses bagaimana cara artikel itu ditulis dan disuguhkan didalam berita tersebut.
Pula dapat berasal dari aspek sekolah. Sekolah pun memiliki peranan yang besar
dalam masalah ini. Sekolah dapat memikirkan tentang cara-cara yang dapat
membuat siswa terpikat dengan bahasa melayu. Sebagai contoh, sekolah dapat
pertandingan pantun, karangan ataupun cerita dalam bahasa Melayu Riau. Semua
hal ini akan membuat bahasa melayu lebih terkesan disukai siswa saat berada di
sekolah,. Mereka akan terpikat dengan kegiatan ini dan akan berusaha dalam semua
pertandingan itu dengan sepenuh hati mereka terutama apabila adanya hadiah yang
diberikan.
dapat menganjurkan kegiatan atau program tentang bahasa Melayu. Salah satu
contohnya yaitu yang sedang dilakukan oleh negara tetangga Singapura adalah
Bulan Bahasa. Ini adalah suatu bentuk program yang dilakukan pemerintah untuk
memfokuskan dan mencintai bahasa Melayu. Program ini bukan hanya untuk
pelajar Melayu tetapi juga untuk pelajar yang berbangsa lain di Singapura.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Sudah jelas bahwa didalam berbahasa Melayu di Riau, budaya dan etika
dalam berbahasa merupakan dua hal hal yang sebati, dan disimpul kesebatiannya
Tetapi jikalau kita mengamati langsung kebudayaan bahasa Melayu di daerah Riau
seperti yang penulis amati, bahwa kebudayaan tersebut terkisis oleh arus
terkhususnya suku asli Melayu jarang yang menggunakan bahasa Melayu sebagai
bahasa sehari-hari yang membuat unsur tersebut semakin memudar. Namun kendati
demikian, bahasa Melayu Riau masih lazim digunakan pada saat-saat tertentu,
seperti pesta pernikahan dengan prosesi adat Melayu, pembukaan acara bertema
Bahasa Melayu Riau dapat dilestarikan mulai dari diri kita sendiri, keluarga,
sekolah hingga lingkungan masyarakat. Keempat aspek ini harus dapat sinkron
karena hal itu dapat membuat pelestarian bahasa tersebut dapat diteruskan. Bahasa
melayu harus dapat dimarbatkan dan harus dipergiat dari sekarang, dengan bantuan
dari semua pihak. Ini harus diusahakan. Jika bahasa melayu tidak dapat dijaga,
maka ia tidak aka nada lagi dimasa yang akan datang hingga akhirnya membuat kita
Sadar bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis
berharap dengan adanya karya tulis ini dapat membuat penulis lebih baik lagi dalam
- https://gpswisataindonesia.info/2014/01/sejarah-dan-perkembangan-
bahasa-melayu/
- https://krishadiawan.blogspot.com/2010/03/mengenal-bahasa-dan-dialeg-
melayu-yang.html
- https://pakdosen.pengajar.co.id/pengertian-bahasa/
- https://bahasamelayusec3.blogspot.com/2013/03/cara-cara-melestarikan-
bahasa-melayu.html
- https://lamriau.id/bahasa-dan-kesantunan-melayu/
- https://tirto.id/sejarah-bahasa-melayu-sebagai-lingua-franca-di-asia-
tenggara-eBCU