Ditulis oleh :
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan
hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Karya dan
Ekspresi Budaya Melayu Riau” tepat waktu. Makalah ini disusun berguna
memenuhi tugas Ibu Diah Anugrah Dipuja, M.Pd, pada mata kuliah Budaya
Melayu Riau di Universitas Riau.Selain itu,kami juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Diah
Anugrah Dipuja, M.Pd selaku dosen mata kuliah Budaya Melayu Riau. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuandan wawasan terkait mata
kuliah Budaya Melayu Riau. Kamijuga mengucapkan terimakasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami jauh dari kata yang sempurna dan ini merupakan langkah yang baik
dari studi sebelumnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar
Isi.....................................................................................................................ii
BAB
1..............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................
...1
A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB
II............................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................
3
A. Bahasa Melayu...................................................................................3
B. Kesenian Melayu Riau....................................................................10
A. Latar Belakang
Propinsi Riau merupakan Propinsi yang terdiri dari berbagai suku dan
budaya. Sementara manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan, karena budaya lahir dari kegiatan dan kebiasaan manusia.
Suatukebudayaan merupakan cerminan dalam suatu kehidupan manusia di
lingkungan masyarakatnya. Kesenian merupakan salah satu hasil karya manusia
sebagai perwujudan dari kebudayaan. Kesenian adalah ekspresi gagasan atau
perasaan manusia yang diwujudkan melalui pola kelakuan yang menghasilkan
karya yang bersifat estetis dan bermakna.
Dari pernyataan ini terlihat bahwa setiap manusia dalam kehidupan
memerlukan santapan estetis yang berwujud seni. Propinsi Riau memiliki suku
dan kebudayaan beranekaragam, yang tersebar di kabupaten-kabupaten. Suku-
suku yang ada di Propinsi Riau adalah suku Akit, Bonai, Talang Mamak, Sakai,
Suku Laut dan suku Hutan, suku Melayu. Juga suku pendatang seperti suku Jawa,
suku Minang, dan suku Batak. Di antara suku-suku tersebut terdapat suku yang
masih menganut kesenian tradisi dan budaya. Walaupun kesenian tradisi yang ada
di Propinsi Riau telah mengalami perkembangan, tetapi masih ada suku dan
masyarakat yang mempertahankan seni tradisi yang tersebut dan masih
menunjukkan keasliannya.
Masyarakat Riau adalah mayoritas masyarakat Melayu yang menempati
Riau, Kepulauan Riau, dan Riau Daratan, sekaligus memiliki nilai budaya
Melayu. Dalam sejarah telah terungkap bahwa pada zaman lampau orang Melayu
adalah bangsa “penakluk” dan berhasil “memerintah” suku-suku lainnya di
Nusantara. Orang Melayu dulunya adalah pedagang perantara yang lihai sekaligus
membawa Islam dan budaya Melayu ke segenap pelosok Nusantara dan Asia.
Masuknya Islam ke budaya Melayu, tentunya lambat laun juga akan
memengaruhi budaya dan tradisi Melayu yang ada. Hingga menjadilah tradisi atau
budaya Melayu Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi adab dan dialek dalam budaya melayu riau?
2. Bagaimana bentuk kesenian melayu riau?
C. Tujuan
1. Mengetahui bahasa dan dialek dalam budaya melayu Riau
Page 1
2. Mengetahui adab dan berbahasa dalam budaya melayu Riau
3. Mengetahui kesenian-kesenian yang ada di budaya melayu Riau
D. Manfaat
1.Mahasiswa diharapkan dapat memperdalam ilmu budaya melayu.
2. Dapat digunakan sebagai bahan bacaan dibidang pendidikan.
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bahasa Melayu
Bahasa merupakan unsur yang paling penting dalam kehidupan
manusia. Bahasa dapat diartikan sebagai cara manusia untuk menyatakan
maksud, buah pikiran dan perasaannya kepada orang lain. Alisyahbana
dalam Hasan (2001: 13) menyatakan bahwa bahasa adalah ucapan pikiran
dan perasaan manusia dengan teratur dengan memakai alat bunyi. Definisi
tersebut menjelaskan bahwa bahasa mencakup segenap cara penyampaian
gagasan, ide, dan buah pikiran dari satu orang kepada orang lain yang
disampaikan dalam bentuk bunyi. Sebagai makhluk sosial manusia selalu
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Semua orang menyadari bahwa dalam berinteraksi dan segala
macam kegiatan akan lumpuh tanpa adanya bahasa. Chaer (1994:1)
menyatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi arbitrer,
digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasi diri. Sebagai suatu sistem maka bahasa itu terbentuk oleh
suatu aturan, kaidah dan pola tertentu, baik dalam tata bunyi, tata bentuk
kata maupun tata kalimat. Apabila aturan, kaidah, atau pola ini dilanggar,
maka komunikasi dapat terganggu. Bahasa berhubungan erat dengan
kebudayaan.
1. Dialek Puak
A. Fonem Diftong Dalam penelitian ini, penulis menemukan sepuluh fonem
diftong segmental dalam bahasa Melayu Riau Dialek Kampar Subdialek Kuok.
Fonem- fonem tersebut dapat ditentukan dengan cara menganalisis bahasa
tersebut secara fonetis. Data yang diperoleh diolah dengan cara teknik pasangan
minimal yakni mencari bunyi bahasa yang secara fonetis mirip digolongkan ke
dalam fonem yang berbeda apabila terdapat perbedaan makna. Untuk pembuktian
Fonem Diftong Segmental Bahasa Melayu Riau Dialek Kampar Subdialek Kuok,
dapat dilihat pada tabel di bawah ini . 10 fonem diftong dalam bahasa Melayu
Riau dialek Kampar subdialek Kuok, yaitu : /ai/, /au/, /ia/, /ie/, /io/, /ua/, /ue/,
/ui/, /uo/, dan /u∂/.
Page 3
B. Distribusi Fonem Diftong Distribusi fonem dalam suatu bahasa bersifat
teratur. Tidak semua fonem dapat berdistribusi dalam semua posisi. Distribusi
fonem diftong adalah adanya kemungkinan kedudukan fonem diftong dalam suatu
kata dalam posisi tertentu. Posisi itu bisa di awal kata, di tengah kata, dan di akhir
kata. Fonem diftong dalam bahasa Melayu Riau dialek Kampar subdialek Kuok
berdistribusi lengkap, dengan kata lain fonem diftong tersebut tidak dapat
menempati semua posisi dalam kata. Diftong-diftong tersebut hanya dapat
menempati posisi di tengah dan di akhir kata. Fonem diftong /ai/, /uo/, /ui/, /io/,
/ua/, /ia/, /ie/, dan /u∂/ menempati posisi tengah dan akhir dalam kata. Sedangkan
fonem /au/ dan /u∂/ hanya menempati posisi akhir dalam kata. Adapun posisi
fonem diftong bahasa Melayu Riau dialek Kampar subdialek Riau dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Page 4
C. Kelas Kata yang Mengandung Fonem Diftong Fonem diftong dalam
bahasa Melayu Riau dialek Kampar subdialek Kuok terdapat dalam kelas kata
verba, ajektiva, nomina, adverbia, numeralia, pronomina dan partikel. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan uraian di bahwah ini :
Page 5
Tolong alio meja du ka suduik pintu.
(L4 : 1) tolong pindah meja itu ke sudut pintu ”Tolong pindahkan meja itu ke
sudut pintu” Dari contoh kalimat di atas, tampak bahwa kata alio merupakan kata
yang bermakna perbuatan. Kata tersebut bermakna memindahkan sesuatu dari
suatu tempat ke tempat yang lain, dalam hal ini yang dipindahkan adalah meja.
B. Adab Berbahasa
Dalam bertutur dan berkata, banyak dijumpai nasehat dan petuah karena
kata-kata sangat berpengaruh dalam keselarasan pergaulan. “Bahasa
Menunjukkan Bangsa”. Pengertian bangsa yang dimaksud di sini adalah orang
baik-baik atau orang yang berderajat atau disebut juga dengan “orang
berbangsa”. Orang baik-baik tentu mengeluarkan kata-kata yang baik dan tekanan
suaranya akan menimbulkan simpati orang. Orang yang menggunakan kata-kata
yang kasar dan tidak senonoh biasanya disebut “tidak berbangsa” atau “rendah
derajatnya”. Bahasa selalu dikaitkan dengan budi, oleh karena itu selalu disebut
dengan “budi bahasa”.
Page 9
2. Kata Mendatar Dalam Bahasa Melayu Riau
Kata mendatar adalah cara berkomunikasi terhadap teman sebaya.
Dalam hal ini kita boleh memakai dengan bebas penggunaan kata-kata, gaya,
kiasan, sindiran atau kritikan yang sesuai dengan ruang, waktu dan medan
komunikasi. Dalam keadaan ini kita relatif boleh bebas memakai kata dan gaya,
mulai dari terus terang, jenaka, sindiran dan kritik, yang semuanya dipandang
tidak sampai menyinggung perasaan teman kita ini.
5. Seni Bina
Dalam budaya melayu, seni pembangunan rumah tradisional disebut
dengan istilah seni bina.. Seni Bina lahir dari dinamika antara keperluan Suatu
kondisi lingkungan yang kondusif dan selamat dengan cara memenuhi
keperluan bahan bangunan yang tersedia dan teknologi. Rumah memiliki arti
yang sangat penting bagi orang Melayu rumah bukan saja sebagai tempat
tinggal dimana kegiatan kehidupan dilakukan dengan sebaik-baiknya tetapi
juga menjadi lambang kesempurnaan hidup dalam pergaulan sehari-hari orang
Melayu.
Page 12
Rumah kediaman menjadi ukuran Apakah seseorang bertanggung jawab
terhadap keluarganya atau tidak. Hal ini menjadikan rumah mustahak dibangun
dengan berbagai pertimbangan yang cermat dengan memperhatikan lambang-
lambang yang merupakan refleksi nilai budaya masyarakat pendukungnya
Dengan cara demikian diyakini sebuah rumah akan benar-benar dapat
memberikan kesejahteraan lahir dan batin bagi penghuni rumah dan bagi
masyarakat sekitarnya.
Menurut tradisi, orang Melayu percaya kepada empat cahaya di Bumi
yang terdiri dari rumah tangga ladang bertumpuk beras padi dan anak muda-
muda, bangunan yang akan didirikan di sesuaikan dengan ketentuan adat
dengan memakai tata cara yang tertib barulah sebuah bangunan dapat disebut "
rumah sebenar rumah ". Hal penting yang harus diperhatikan dalam
mewujudkan bangunan dan lambang-lambang adalah musyawarah, biasanya
dalam musyawarah itu dijelaskan pula segala pantangan dan larangan adat dan
kebiasaan yang harus dijaga dengan tertib, pengerjaannya ditekankan pada asas
gotong royong . Diinjau dari tipologi dan fungsi ruang, rumah tradisional
Melayu pada umumnya terdiri atas tiga jenis yaitu rumah tiang 6 rumah tiang 6
serambi dan rumah tiang 12 atau rumah serambi . Rumah tiang 12 rumah
serambi merupakan rumah besar dengan tiang induk sebanyak 12 buah .Salah
satu rumah adat khas Riau yaitu rumah adat Melayu selaso jatuh kembar .
Page 13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebiasaan masyarakat melayu riau hidup beradap menjadikan generasi penerus
yang baru dan selaras. Anak akan semakin menegrti bagaimana sopan santun dan
menambah wawasan sebagai bahan pengetahuan kesenian yang ada di masyarakat
Riau. Dan akan menambah pengalaman bagi masyarakat Riau agar lebih bisa
berfikir kritis dan kreatif dalam melestarikan budaya melayu riau.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tim penulis menyadari bahwa, penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami kedepannya.
Page 14
DAFTAR PUSAKA