Anda di halaman 1dari 9

4.1.

Penggalian Kearifan Lokal

Tujuan

a. Memahami mengenai unsur


pembentuk dan prinsip dari
kearifan lokal
b. Memahami dan dapat
menganalisis dari bentuk dan
penerapan kearifan lokal secara
umum
c. Memahami penerapan langsung

dalam pembangunan pariwisata


dan beberapa penerapan yang
berkaitan dengan desa wisata
dilihat dari sektor pertanian
1. Latar Belakang

Berdasarkan materi sebelumnya telah disebutkan bahwa Kearifan lokal (local mengandung nilai-nilai luhur memiliki sumber daya kearifan, di mana pada
wisdom) adalah cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang masa-masa lalu merupakan sumber nilai dan inspirasi dalam strategi memenuhi
menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan kebutuhan hidup, mempertahankan diri dan merajut kesejehteraan kehidupan
asing sesuai watak dan kemampuan sendiri, selain itu dapat dipahami mereka. Artinya masing-masing etnis itu memiliki kearifan lokal sendiri, seperti
sebagai gagasan - gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh etnis Lampung yang dikenal terbuka menerima etnis lain sebagai saudara (adat
kearifan, bernilai baik, yang telah tertanam dan diikuti oleh masyarakat, Local muari, angkon), etnis Batak juga terbuka, Jawa terkenal dengan tata-krama dan
wisdom memiliki peran penting sebagai host di desa wisata utuk melayani perilaku yang lembut, etnis Madura dan Bugis memiliki harga diri yang tinggi,
wisatawan secara prima. dan etnis Cina terkenal dengan keuletannya dalam usaha. Demikian juga etnis-
Telah dijelaskan juga pada modul sebelumnya bahwa pelayanan prima etnis lain seperti, Minang, Aceh, Sunda, Toraja, Sasak, Nias, juga memiliki
dibutuhkan dalam usaha membantu menyiapkan dan mengurus apa yang budaya dan pedoman hidup masing yang khas sesuai dengan keyakinan dan
diperlukan dan dibutuhkan oleh wisatawan dengan mencurahkan segenap tuntutan hidup mereka dalam upaya mencapai kesejehtaraan berasma.
kemampuan, perasaan dan keterampilan yang dimilikinya sehingga tercapai Beberapa nilai dan bentuk kearifan lokal, termasuk hukum adat, nilai-nilai
tujuan yaitu kepuasan yang dirasakan oleh orang yang dilayani. Sehingga budaya dan kepercayaan yang ada sebagian bahkan sangat relevan untuk
kearifan lokal yang ada di masing-masing desa wisata dapat dikembangkan diaplikasikan ke dalam proses pembangunan desa wisata
sesuai dengan potensi budaya yang dimilikinya.

Dari sisi etnis dan budaya daerah sejatinya menunjuk kepada karaktreristik
2. Unsur Pembentuk Kearifan Lokal

Berbagai bentuk kearifan lokal adalah harta yang berharga bagi pembangunan desa wisata. Berikut merupakan 7 (tujuh) unsur kebudayaan sebagai dasar
pembentuk kearifan lokal sebagai berikut:

a. Bahasa adalah suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi berburu dan
dan sekaligus menjadi alat perantara yang utama bagi manusia untuk mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan, dan
meneruskan atau mengadaptasikan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua perdagangan.
yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. f. Sistem religi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara
b. Sistem pengetahuan itu berkisar pada pegetahuan tentang kondisi alam keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal
sekelilingnya dan sifat peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan suci dan tidak terjangkau oleh akal. Sistem religi yang meliputi sistem
meliputi ruang pengatahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, kepercayaan, komunikasi keagamaan, upacara keagamaan, system nilai
ruang dan bilangan, tubuh manusia, sifat dan tingkah laku sesama dan pandangan hidup.
manusia. g. Kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap
c. Organisasi Sosial adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya keindahan. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu timbul dari
merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi permainan imajinasi kreatif yang dapat memberikan kepuasan batin bagi
sosial yang meliputi: kekerabatan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian
hidup, perkumpulan, asosiasi dan perkumpulan. dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara, dan seni tari.
d. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi yang adalah jumlah keseluruhan
teknik yang dimiliki oleh para anggota suatu masyarakat, meliputi
keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya dengan
pengumpulan bahan-bahan mentah, pemrosesan bahan itu untuk dibuat
menjadi alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat trasportasi,
dan kebutuhan lain yang berupa benda meterial. Unsur teknologi yang
paling menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat-alat produksi,
senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat
berlindung dan perumahan, serta alat-alat transportasi.
e. Sistem mata pencaharian hidup merupakan segala usaha manusia
3. Prinsip Kearifan Lokal Berbasis Koefisiensi
Ada yang bisa diperbarui, sebaliknya ada pula yang tidak bisa diperbarui. Ada
juga wilayah yang kaya akan sumber daya alam, sebaliknya ada wilayah yang
miskin sumber daya. Semuanya itu seolah membentuk keseimbangan yang
seharusnya dijaga. Wilayah yang melimpah akan sumber daya alam tertentu
dapat memenuhi kebutuhan di wilayah yang kekurangan.

Sumber daya yang tidak dapat diperbarui diusahakan keseimbangannya


dengan pengelolaan berbasis prinsip ekoefisiensi dan keberlanjutan. Begitu
Kehidupan manusia secara individu, bahkan sampai tingkat pembangunan di
pula dengan sumber daya alam yang lainnya. Pada hakikatnya kelestarian
suatu daerah atau yang lebih tinggi, hampir selalu didasarkan pada
sumber daya alam bisa dicapai dengan pemanfaatan yang ekoefisien,
pemanfaatan sumber daya alam. Mayoritas masyarakat memanfaatkan sumber
mengelolanya dengan pedoman berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
daya alam untuk kehidupan sehari-hari sehingga pada akhirnya apa artinya
Bahkan perlu dicari dan dilakukan penelitian terus-menerus guna menemukan
memiliki sumber daya alam yang berlimpah jika lambat laut kekayaan tersebut
sumber daya pengganti. Begitu juga dengan sumber daya alam yang dapat
habis.
diperbarui, perlu dipergunakan dan dikelola sehemat dan seefektif mungkin
Melihat kondisi tersebut, salah satu upaya penanggulangannya adalah guna mempertahankan perkembangan ekonomi yang baik secara lestari. Lalu
mengefisienkan pemanfaatan sumber daya alam. Dengan demikian, bagaimana mengelola keduanya secara nyata?
diharapkan akan tercapai kehidupan ekonomi yang lebih baik dalam jangka
Dalam prinsip ekoefisiensi, penggunaan sumber daya alam berdasarkan
panjang. Bahkan demi kelangsungan proses pembangunan ekonomi, dalam
pemilihan peruntukannya menjadi sangat penting. Pemilihan peruntukan
konteks efisiensi diperlukan adanya perencanaan penggunaan, pengelolaan,
tersebut dilaksanakan atas dasar:
dan penyelamatan sumber daya alam yang dilakukan dengan cermat.
Perhitungan hubungan-hubungan ekologis perlu dilakukan untuk mengurangi a. Efisiensi dan efektivitas penggunaan yang optimal dalam batas-batas
akibat-akibat yang merugikan baik bagi kelangsungan pembangunan maupun kelestarian sumber alam yang mungkin;
kelangsungan ekosistem. Itulah gambaran prinsip ekoefisiensi dalam b. Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber alam lain yang
pengelolaan sumber daya alam. berkaitan dalam suatu ekosistem; dan
c. Memberikan kemungkinan untuk mempunyai pilihan penggunaan di masa
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui digunakan dan dikelola sehemat
depan, sehingga perombakan ekosistem tidak dilakukan secara dratis.
dan seefektif Sumber daya alam ada dengan berbagai wujud dan persebaran.
4. Bentuk Kearifan Lokal

Bentuk kearifan lokal dapat dikategorikan ke dalam dua


aspek, meliputi:

a. Kearifan lokal yang berwujud nyata (tangible)


Kearifan lokal tangible meliputi sistem nilai, tata cara,
ketentuan khusus yang dituangkan ke dalam bentuk
catatan tertulis seperti yang ditemui dalam kitab
tradisional primbon, kalender dan prasi (budaya tulis di
atas lembaran daun lontar), Bangunan/Arsitektural, dan
Benda Cagar Budaya/Tradisional (Karya Seni),
misalnya keris, batik.
b. Kearifan lokal yang tidak berwujud (intangible)
Kearifan lokal yang tidak berwujud seperti petuah yang
disampaikan secara verbal dan turun temurun yang
dapat berupa nyanyian dan kidung yang mengandung
nilai-nilai ajaran tradisional. Melalui petuah atau bentuk
kearifan lokal yang tidak berwujud lainnya, nilai sosial
disampaikan secara oral/verbal dari generasi ke
generasi. Misalnya kearifan lokal yang mengandung
etika lingkungan sunda Hirup katungkul ku pati, paeh
teu nyaho di mangsa (Segala sesuatu ada batasnya,
termasuk sumberdaya alam dan lingkungan). Kudu
inget ka bali geusan ngajadi (Manusia bagian dari alam,
harus mencintai alam, tidak tepisahkan dari alam).
5. Penerapan Kearifan Lokal
a. Papua, terdapat kepercayaan te aro neweak lako (alam adalah aku).
Bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa nilai, norma, etika,
kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Gunung Erstberg dan Grasberg dipercaya sebagai jiwa hidup manusia,

Oleh karena bentuknya yang bermacam-macam, maka fungsinya tentu sehingga dalam pemanfaatan sumber dayanya, masyarakat Papua akan

saja juga bermacam-macam. lebih berhati-hati dan selalu menjaga sumber dayanya.

Contoh penerapan nyata yang yaitu Pola Perilaku Orang Bali yang b. Serawai, Bengkulu, terdapat keyakinan celako kumali. Kelestarian

merujuk Unsur Tradisi yang memberikan informasi tentang fungsi dan lingkungan terwujud dan kuatnya keyakinan ini yaitu tata nilai tabu dalam

makna kearifan lokal antara lain: berladang dan tradisi tanam tanjak.

a. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam; c. Dayak Kenyah, Kalimantan Timur, terdapat tradisi tana’ ulen. Kawasan
hutan dikuasai dan menjadi milik masyarakat adat. Pengelolaan tanah
b. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia, misalnya
diatur dan dilindungi oleh aturan adat.
berkaitan dengan upacara, struktur organisasi masyarakat tersebut;
d. Masyarakat Undau Mau, Kalimantan Barat. Masyarakat
c. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan;
mengembangkan kearifan lingkungan dalam pola penataan ruang
d. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan; pemukiman, dengan mengklasifikasi hutan dan memanfaatkannya.
Perladangan dilakukan dengan rotasi dengan menetapkan masa bera,
e. Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal;
dan mereka mengenal tabu sehingga penggunaan teknologi dibatasi
f. Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian; pada teknologi pertanian sederhana dan ramah lingkungan.

g. Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan e. Masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung Dukuh Jawa
penyucian roh leluhur; Barat. Mereka mengenal upacara tradisional, mitos, tabu, sehingga

h. Bermakna politik, misalnya upacara ngangkuk merana dan kekuasaan p pemanfaatan hutan hati-hati. Tidak diperbolehkan eksploitasi kecuali

atronclient. atas ijin sesepuh adat.

Berikut merupakan contoh penerapan kearifan lokal yang dapat menjadi f. Bali dan Lombok, masyarakat mempunyai awig-awig (Aturan-aturan).

kekuatan untuk pembangunan desa wisata: Sebagai contoh falsafah Tri Hita Karana yaitu hubungan manusia
dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, hubungan manusia dengan
6. Kearifan Lokal Dalam Pembangunan Pariwisata
Kegiatan wisata saat ini tidak hanya terfokus pada tujuan relaksasi untuk memberikan input mengenai konsep keberlanjutan melalui aktivitas wisata,
melepas kejenuhan dan bersenang-senang, namun wisatawan juga etika dan perilaku wisata, desain dan jenis fasilitas yang dapat digunakan
memerlukan pembelajaran (learning process), pengkayaan (enrichment) dan sehingga menghasilkan wisata yang berkualitas dan memiliki identitas.
penghargaan (rewarding) terhadap kawasan yang dikunjunginya, pada saat ia
Pariwisata budaya dan berbasis alam harus dikembangkan dengan berbasis
melakukan kegiatan wisata. Destinasi wisata tidak hanya dipandang sebagai
kearifan lokal dengan memenuhi beberapa kaidah:
produk fisik, namun sebagai ruang kehidupan yang menunjukkan hubungan
timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya sehingga a. Kearifan lokal yang terletak pada suatu komunitas budaya, perlu menjadi
pertimbangan yang mendasar dan menjadi pedoman dalam
menghasilkan pola budaya yang khas dan unik. Pola pikir buying product telah
pengembangan corak budaya, identitas komunal, martabat masyarakat,
bergeser menjadi buying experience, dimana bukan hanya produk wisata yang dan kemajuan peradaban,
dinikmati, namun juga pengalaman yang didapat dari perjalanannya. b. Aspek moralitas maupun kesehatan fisik dan mental harus senantiasa
Wisatawan juga ingin merasakan pengalamannya menginap pada resort sejalan dengan kearifan lokal, maksudnya, jangan sampai terjadi
dengan desain rumah bambu yang khas pedesaan, merasakan aroma bambu kontradiksi antara kearifan lokal yang menjadi jati diri suatu masyarakat,
dengan aspek rasionalitas yang umum dipahami oleh manusia modern,
yang alami serta kesegaran udara sekitar.
c. Program pariwisata budaya menjadi program unggulan di Indonesia
Interaksi dengan masyarakat lokal secara intens juga menjadi daya tarik sebagai negara yang memiliki suku bangsa dan kearifan lokal yang
tersendiri yang memperkaya pengalaman mereka sebagai fase aktualisasi diri, beranekaragam.

sehingga dapat lebih bermakna bagi orang lain.


Penerapan dalam upaya pembangunan pariwisata dalam pembangunan desa
Beberapa strategi dalam mengangkat keunggulan dan identitas lokal dapat
wisata antara lain:
dilakukan melalui dikukuhkannya regulasi yang dapat memaksimalkan
penggunaan produk lokal khususnya sebagai bahan dasar maupun ornament, a. Adanya barter barang dengan jasa di destinasi
yang dapat menjadi daya tarik sekaligus promosi produk lokal. Termasuk juga b. Adanya pengembangan pariwisata yang berbasis potensi lokal
regulasi mengenai penggunaan standar hospitality dan pelayanan yang c. Hasil dari bangunan kearifan lokal daya tarik wisata
mengadopsi budaya lokal sebagai bentuk pendidikan dan konservasi budaya. d. Hasil dari benda kearifan lokal dijadikan daya tarik wisata

Proses pengkayaan pengetahuan dan pendidikan mengenai konsep pariwisata e. Hasil budaya pada suatu daerah dapat dijadikan daya tarik wisata
yang berkelanjutan juga penting dilakukan bukan hanya pada karyawan industri
7. Penerapan Kearifan Lokal Dalam Perspektif Desa Wisata
Berdasarkan modul konsep dan prinsip pembangunan desa wisata terdapat beberapa prasyarat dari desa wisata yaitu berbasis alam, berikut merupakan contoh
penerapan dalam aktifitas pertanian:

a. Pengertian Pertanian  Pertanian besar adalah pertanian yang diusahakan oleh perusahaan,
baik swasta maupun BUMN. Pertanian ini bertujuan untuk keperluan
Pertanian dalam arti luas adalah sema kegiatan yang meliputi bercocok
ekspor atau bahan baku industri. Ciri-ciri: modal usaha besar, lahan luas,
tanam, perikanan, peternakan dan kehutanan. Indonesia termasuk negara
dikelola secara modern.
agraris, artinya sebagian besar dari penduduk hidup di pertanian.
Berdasarkan jenis tanamannya pertanian dibedakan menjadi dua yaitu:
b. Faktor Pendorong Pertanian
 Pertanian tanaman pangan adalah usaha pertanian yang berupa bahan
Adapun faktor yang mendorong pertanian diantaranya:
pangan. Tanaman pangan dibedakan menjadi tiga yaitu, jenis padi-
padian, jenis palawija (ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian,
 Keadaan fisik yang baik untuk pertanian, diantaranya: tanah yang luas kacang tanah dll) dan jenis holtikultura (buah dan sayuran).
dan subur, iklim yang baik, dan lapisan tanah yang gembur dan cukup
tebal;  Pertanian tanaman perkebunan adalah usaha pertanian yang
 Susunan penduduknya menurut mata pencahariannya menunjukan bertujuan memenuhi kebutuhan dan perdagangan besar. Tanaman
±10% penduduk Indonesia hidup dari pertanian; perkebunan dapat dibedakan menjadi tanaman perkebunan musiman
 Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 50% dari pendapatan (tebu,tembakau,dll) dan tanaman perkebunan tahunan (kopi,karet,
nasional; coklast,dll)
 Penduduk Indonesia cukup banyak, sehingga pertanian membutuhkan
Berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi empat, yaitu:
banyak tenaga kerja.
c. Jenis-jenis Pertanian  Bersawah adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sawah
dengan jenis tanaman
Berdasarkan pengelolaanya, pertanian dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Berladang adalah usaha bercocok di lahan kering, pada saat musim
hujan dan dilakukan dengan cara berpindah-pindah
 Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat.
 Bertegal adalah usaha bercocok tanam di lahan kering dengan
Pertanian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik
memanfaatkan air hujan. Hasilnya jagung, kacang, ketela dll
konsumsi sendiri maupun konsumsi lokal. Ciri-ciri: modal kecil, lahan
 Berkebun adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sekitar
sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja sederhana, tenaga kerja rumah (pekarangan)
keluarga sendiri, peralatan sendiri.
a. Penerapan di beberapa Kawasan wisata sebagai berikut:

 Pranoto Mongso (Jawa)

Pranoto mongso atau aturan waktu musim digunakan oleh para tani pedesaan yang
didasarkan pada naluri dari leluhur dan dipakai sebagai patokan untuk mengolah pertanian.
Berkaitan dengan kearifan tradisional maka pranoto mongso ini memberikan arahan kepada
petani untuk bercocok tanam mengikuti tanda-tanda alam dalam mongso yang bersangkutan,
tidak memanfaatkan lahan seenaknya sendiri meskipun sarana prasarana mendukung seperti
misalnya air dan saluran irigasinya.

 Nyabuk Gunung

Nyabuk gunung merupakan cara bercocok tanam dengan membuat teras sawah yang
dibentuk menurut garis kontur. Cara ini banyak dilakukan di lereng bukit sumbing dan sindoro.
Cara ini merupakan suatu bentuk konservasi lahan dalam bercocok tanam karena menurut
garis kontur.

 Tumpang Sari

Sistem ‘tumpang sari’ adalah praktek penanaman beragam biji-bijian sebagai bagian dari
peladangan berpindah yang banyak meniru kompleksitas dan keragaman sistem vegetasi
wilayah sub-tropis dan tropis. Model pertanian ini dilakukan dengan cara menanam beberapa
jenis tanaman yang berbeda dalam suatu areal atau petak tanah secara bersamaan. Pada
awalnya, sistem pertanian ini dianggap ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan ilmu
pertanian modern karena tidak efisien secara kuantitas dan kualitas hasil yang akan
didapatkan. Akan tetapi terdapat tujuan yang baik dan penting adanya kearifan lokal ini, yaitu
untuk melindungi tanah dari sinar matahari langsung, mengurangi pemanasan langsung pada
permukaan tanah, menjaga permukaan tanah dari proses erosi, penggunaan volume tanah
secara efisien dan mengurangi kerentananan tanah dari hama dan serangga perusak.

Anda mungkin juga menyukai