Tujuan
Berdasarkan materi sebelumnya telah disebutkan bahwa Kearifan lokal (local mengandung nilai-nilai luhur memiliki sumber daya kearifan, di mana pada
wisdom) adalah cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang masa-masa lalu merupakan sumber nilai dan inspirasi dalam strategi memenuhi
menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan kebutuhan hidup, mempertahankan diri dan merajut kesejehteraan kehidupan
asing sesuai watak dan kemampuan sendiri, selain itu dapat dipahami mereka. Artinya masing-masing etnis itu memiliki kearifan lokal sendiri, seperti
sebagai gagasan - gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh etnis Lampung yang dikenal terbuka menerima etnis lain sebagai saudara (adat
kearifan, bernilai baik, yang telah tertanam dan diikuti oleh masyarakat, Local muari, angkon), etnis Batak juga terbuka, Jawa terkenal dengan tata-krama dan
wisdom memiliki peran penting sebagai host di desa wisata utuk melayani perilaku yang lembut, etnis Madura dan Bugis memiliki harga diri yang tinggi,
wisatawan secara prima. dan etnis Cina terkenal dengan keuletannya dalam usaha. Demikian juga etnis-
Telah dijelaskan juga pada modul sebelumnya bahwa pelayanan prima etnis lain seperti, Minang, Aceh, Sunda, Toraja, Sasak, Nias, juga memiliki
dibutuhkan dalam usaha membantu menyiapkan dan mengurus apa yang budaya dan pedoman hidup masing yang khas sesuai dengan keyakinan dan
diperlukan dan dibutuhkan oleh wisatawan dengan mencurahkan segenap tuntutan hidup mereka dalam upaya mencapai kesejehtaraan berasma.
kemampuan, perasaan dan keterampilan yang dimilikinya sehingga tercapai Beberapa nilai dan bentuk kearifan lokal, termasuk hukum adat, nilai-nilai
tujuan yaitu kepuasan yang dirasakan oleh orang yang dilayani. Sehingga budaya dan kepercayaan yang ada sebagian bahkan sangat relevan untuk
kearifan lokal yang ada di masing-masing desa wisata dapat dikembangkan diaplikasikan ke dalam proses pembangunan desa wisata
sesuai dengan potensi budaya yang dimilikinya.
Dari sisi etnis dan budaya daerah sejatinya menunjuk kepada karaktreristik
2. Unsur Pembentuk Kearifan Lokal
Berbagai bentuk kearifan lokal adalah harta yang berharga bagi pembangunan desa wisata. Berikut merupakan 7 (tujuh) unsur kebudayaan sebagai dasar
pembentuk kearifan lokal sebagai berikut:
a. Bahasa adalah suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi berburu dan
dan sekaligus menjadi alat perantara yang utama bagi manusia untuk mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan, dan
meneruskan atau mengadaptasikan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua perdagangan.
yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. f. Sistem religi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara
b. Sistem pengetahuan itu berkisar pada pegetahuan tentang kondisi alam keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal
sekelilingnya dan sifat peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan suci dan tidak terjangkau oleh akal. Sistem religi yang meliputi sistem
meliputi ruang pengatahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, kepercayaan, komunikasi keagamaan, upacara keagamaan, system nilai
ruang dan bilangan, tubuh manusia, sifat dan tingkah laku sesama dan pandangan hidup.
manusia. g. Kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap
c. Organisasi Sosial adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya keindahan. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu timbul dari
merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi permainan imajinasi kreatif yang dapat memberikan kepuasan batin bagi
sosial yang meliputi: kekerabatan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian
hidup, perkumpulan, asosiasi dan perkumpulan. dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara, dan seni tari.
d. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi yang adalah jumlah keseluruhan
teknik yang dimiliki oleh para anggota suatu masyarakat, meliputi
keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya dengan
pengumpulan bahan-bahan mentah, pemrosesan bahan itu untuk dibuat
menjadi alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat trasportasi,
dan kebutuhan lain yang berupa benda meterial. Unsur teknologi yang
paling menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat-alat produksi,
senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat
berlindung dan perumahan, serta alat-alat transportasi.
e. Sistem mata pencaharian hidup merupakan segala usaha manusia
3. Prinsip Kearifan Lokal Berbasis Koefisiensi
Ada yang bisa diperbarui, sebaliknya ada pula yang tidak bisa diperbarui. Ada
juga wilayah yang kaya akan sumber daya alam, sebaliknya ada wilayah yang
miskin sumber daya. Semuanya itu seolah membentuk keseimbangan yang
seharusnya dijaga. Wilayah yang melimpah akan sumber daya alam tertentu
dapat memenuhi kebutuhan di wilayah yang kekurangan.
Oleh karena bentuknya yang bermacam-macam, maka fungsinya tentu sehingga dalam pemanfaatan sumber dayanya, masyarakat Papua akan
saja juga bermacam-macam. lebih berhati-hati dan selalu menjaga sumber dayanya.
Contoh penerapan nyata yang yaitu Pola Perilaku Orang Bali yang b. Serawai, Bengkulu, terdapat keyakinan celako kumali. Kelestarian
merujuk Unsur Tradisi yang memberikan informasi tentang fungsi dan lingkungan terwujud dan kuatnya keyakinan ini yaitu tata nilai tabu dalam
makna kearifan lokal antara lain: berladang dan tradisi tanam tanjak.
a. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam; c. Dayak Kenyah, Kalimantan Timur, terdapat tradisi tana’ ulen. Kawasan
hutan dikuasai dan menjadi milik masyarakat adat. Pengelolaan tanah
b. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia, misalnya
diatur dan dilindungi oleh aturan adat.
berkaitan dengan upacara, struktur organisasi masyarakat tersebut;
d. Masyarakat Undau Mau, Kalimantan Barat. Masyarakat
c. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan;
mengembangkan kearifan lingkungan dalam pola penataan ruang
d. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan; pemukiman, dengan mengklasifikasi hutan dan memanfaatkannya.
Perladangan dilakukan dengan rotasi dengan menetapkan masa bera,
e. Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal;
dan mereka mengenal tabu sehingga penggunaan teknologi dibatasi
f. Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian; pada teknologi pertanian sederhana dan ramah lingkungan.
g. Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan e. Masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung Dukuh Jawa
penyucian roh leluhur; Barat. Mereka mengenal upacara tradisional, mitos, tabu, sehingga
h. Bermakna politik, misalnya upacara ngangkuk merana dan kekuasaan p pemanfaatan hutan hati-hati. Tidak diperbolehkan eksploitasi kecuali
Berikut merupakan contoh penerapan kearifan lokal yang dapat menjadi f. Bali dan Lombok, masyarakat mempunyai awig-awig (Aturan-aturan).
kekuatan untuk pembangunan desa wisata: Sebagai contoh falsafah Tri Hita Karana yaitu hubungan manusia
dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, hubungan manusia dengan
6. Kearifan Lokal Dalam Pembangunan Pariwisata
Kegiatan wisata saat ini tidak hanya terfokus pada tujuan relaksasi untuk memberikan input mengenai konsep keberlanjutan melalui aktivitas wisata,
melepas kejenuhan dan bersenang-senang, namun wisatawan juga etika dan perilaku wisata, desain dan jenis fasilitas yang dapat digunakan
memerlukan pembelajaran (learning process), pengkayaan (enrichment) dan sehingga menghasilkan wisata yang berkualitas dan memiliki identitas.
penghargaan (rewarding) terhadap kawasan yang dikunjunginya, pada saat ia
Pariwisata budaya dan berbasis alam harus dikembangkan dengan berbasis
melakukan kegiatan wisata. Destinasi wisata tidak hanya dipandang sebagai
kearifan lokal dengan memenuhi beberapa kaidah:
produk fisik, namun sebagai ruang kehidupan yang menunjukkan hubungan
timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya sehingga a. Kearifan lokal yang terletak pada suatu komunitas budaya, perlu menjadi
pertimbangan yang mendasar dan menjadi pedoman dalam
menghasilkan pola budaya yang khas dan unik. Pola pikir buying product telah
pengembangan corak budaya, identitas komunal, martabat masyarakat,
bergeser menjadi buying experience, dimana bukan hanya produk wisata yang dan kemajuan peradaban,
dinikmati, namun juga pengalaman yang didapat dari perjalanannya. b. Aspek moralitas maupun kesehatan fisik dan mental harus senantiasa
Wisatawan juga ingin merasakan pengalamannya menginap pada resort sejalan dengan kearifan lokal, maksudnya, jangan sampai terjadi
dengan desain rumah bambu yang khas pedesaan, merasakan aroma bambu kontradiksi antara kearifan lokal yang menjadi jati diri suatu masyarakat,
dengan aspek rasionalitas yang umum dipahami oleh manusia modern,
yang alami serta kesegaran udara sekitar.
c. Program pariwisata budaya menjadi program unggulan di Indonesia
Interaksi dengan masyarakat lokal secara intens juga menjadi daya tarik sebagai negara yang memiliki suku bangsa dan kearifan lokal yang
tersendiri yang memperkaya pengalaman mereka sebagai fase aktualisasi diri, beranekaragam.
Proses pengkayaan pengetahuan dan pendidikan mengenai konsep pariwisata e. Hasil budaya pada suatu daerah dapat dijadikan daya tarik wisata
yang berkelanjutan juga penting dilakukan bukan hanya pada karyawan industri
7. Penerapan Kearifan Lokal Dalam Perspektif Desa Wisata
Berdasarkan modul konsep dan prinsip pembangunan desa wisata terdapat beberapa prasyarat dari desa wisata yaitu berbasis alam, berikut merupakan contoh
penerapan dalam aktifitas pertanian:
a. Pengertian Pertanian Pertanian besar adalah pertanian yang diusahakan oleh perusahaan,
baik swasta maupun BUMN. Pertanian ini bertujuan untuk keperluan
Pertanian dalam arti luas adalah sema kegiatan yang meliputi bercocok
ekspor atau bahan baku industri. Ciri-ciri: modal usaha besar, lahan luas,
tanam, perikanan, peternakan dan kehutanan. Indonesia termasuk negara
dikelola secara modern.
agraris, artinya sebagian besar dari penduduk hidup di pertanian.
Berdasarkan jenis tanamannya pertanian dibedakan menjadi dua yaitu:
b. Faktor Pendorong Pertanian
Pertanian tanaman pangan adalah usaha pertanian yang berupa bahan
Adapun faktor yang mendorong pertanian diantaranya:
pangan. Tanaman pangan dibedakan menjadi tiga yaitu, jenis padi-
padian, jenis palawija (ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian,
Keadaan fisik yang baik untuk pertanian, diantaranya: tanah yang luas kacang tanah dll) dan jenis holtikultura (buah dan sayuran).
dan subur, iklim yang baik, dan lapisan tanah yang gembur dan cukup
tebal; Pertanian tanaman perkebunan adalah usaha pertanian yang
Susunan penduduknya menurut mata pencahariannya menunjukan bertujuan memenuhi kebutuhan dan perdagangan besar. Tanaman
±10% penduduk Indonesia hidup dari pertanian; perkebunan dapat dibedakan menjadi tanaman perkebunan musiman
Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 50% dari pendapatan (tebu,tembakau,dll) dan tanaman perkebunan tahunan (kopi,karet,
nasional; coklast,dll)
Penduduk Indonesia cukup banyak, sehingga pertanian membutuhkan
Berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi empat, yaitu:
banyak tenaga kerja.
c. Jenis-jenis Pertanian Bersawah adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sawah
dengan jenis tanaman
Berdasarkan pengelolaanya, pertanian dibedakan menjadi dua, yaitu:
Berladang adalah usaha bercocok di lahan kering, pada saat musim
hujan dan dilakukan dengan cara berpindah-pindah
Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat.
Bertegal adalah usaha bercocok tanam di lahan kering dengan
Pertanian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik
memanfaatkan air hujan. Hasilnya jagung, kacang, ketela dll
konsumsi sendiri maupun konsumsi lokal. Ciri-ciri: modal kecil, lahan
Berkebun adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sekitar
sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja sederhana, tenaga kerja rumah (pekarangan)
keluarga sendiri, peralatan sendiri.
a. Penerapan di beberapa Kawasan wisata sebagai berikut:
Pranoto mongso atau aturan waktu musim digunakan oleh para tani pedesaan yang
didasarkan pada naluri dari leluhur dan dipakai sebagai patokan untuk mengolah pertanian.
Berkaitan dengan kearifan tradisional maka pranoto mongso ini memberikan arahan kepada
petani untuk bercocok tanam mengikuti tanda-tanda alam dalam mongso yang bersangkutan,
tidak memanfaatkan lahan seenaknya sendiri meskipun sarana prasarana mendukung seperti
misalnya air dan saluran irigasinya.
Nyabuk Gunung
Nyabuk gunung merupakan cara bercocok tanam dengan membuat teras sawah yang
dibentuk menurut garis kontur. Cara ini banyak dilakukan di lereng bukit sumbing dan sindoro.
Cara ini merupakan suatu bentuk konservasi lahan dalam bercocok tanam karena menurut
garis kontur.
Tumpang Sari
Sistem ‘tumpang sari’ adalah praktek penanaman beragam biji-bijian sebagai bagian dari
peladangan berpindah yang banyak meniru kompleksitas dan keragaman sistem vegetasi
wilayah sub-tropis dan tropis. Model pertanian ini dilakukan dengan cara menanam beberapa
jenis tanaman yang berbeda dalam suatu areal atau petak tanah secara bersamaan. Pada
awalnya, sistem pertanian ini dianggap ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan ilmu
pertanian modern karena tidak efisien secara kuantitas dan kualitas hasil yang akan
didapatkan. Akan tetapi terdapat tujuan yang baik dan penting adanya kearifan lokal ini, yaitu
untuk melindungi tanah dari sinar matahari langsung, mengurangi pemanasan langsung pada
permukaan tanah, menjaga permukaan tanah dari proses erosi, penggunaan volume tanah
secara efisien dan mengurangi kerentananan tanah dari hama dan serangga perusak.