Anda di halaman 1dari 6

B.

Ekologi Budaya

a. Pengertian Ekologi Budaya

Ekologi Budaya memiliki dua kata yakni Ekologi dan Budaya.

Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik

antara makhluk hidup dengan alam sekitarnya. Ilmu pengetahuan yang

mengajarkan tentang hubugan antara tumbuhan, binatang, dan

manusia dengan lingkungan mereka hidup itu dikatakan ekologi.

Sedangkan budaya merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia

dalam rangka menjalani kehidupannya di dunia(Firdaus et al., 2022).

Maka dapat disimpulkan bahwa Ekologi Budaya merupakan cabang

ilmu ekologi yang mempelajari cara-cara digunakannya kebudayaan

oleh manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan. Budaya Ekologi

dapat diartikan sebagai proses penyesuaian diri manusia terhadap

lingkungan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan

berdasarkan budaya masyarakat(Lloveras, 2019). Secara umum,

Budaya Ekologi merupakan kemampuan manusia untuk berinteraksi

dengan lingkungan dengan berpedoman pada unsur-unsur budaya

(Sugiarti et al., 2019).

Ekologi Budaya menurut Julian H. Steward dalam (Moore,

2004) menjelaskan ekologi budaya iala ilmu yang membahas

mengenai lingkungan hidup melalui sudut pandang budaya.

Mempelajari manusia adaptasi dengan lingkungan alamnya, sehingga

terjadi hubungan antara manusia, lingkungan yang saling


menguntungkan. Perkambangan manusia menjadikan perubahan

kehidupan yang mengakibatkan peralihan masyarakat tradisional

menuju modern, dengan adanya teknologi yang bertujuan untuk

keberlangsungan adaptasi manusia dengan lingkungan guna

mencukupi kehidupan dengan berpatokan unsur-unsur budaya.

b. Adaptasi Budaya Ekologi

Ekologi budaya diartikan sebagai proses penyesuaian diri

manusia terhadap lingkungan yang dimaksudkan untuk memenuhi

kebutuhan berdasarkan budaya masyarakat. Secara umum, ekologi

budaya berarti kemampuan manusia untuk berinteraksi dengan

lingkungan dengan berpedoman pada unsur-unsur budaya. Steward

(1973) menyatakan bahwa ekologi budaya dipahami sebagai “fitur-

fitur budaya utama yang dianalisis secara empiris untuk pemanfaatan

lingkungan, dimana proses penghidupan dipengaruhi oleh cara yang

ditentukan budaya masyarakat setempat”. Salah satu fitur ekologi

budaya adalah inti budaya. Inti budaya (culture core) adalah unsur

budaya yang berkaitan dengan kegiatan subsistensi. Beberapa unsur

tersebut meliputi; sistem sosial (interaksi sosial), sistem ekonomi

(cara produksi, pembagian kerja), sistem politik (organisasi sosial dan

peran pemimpin), dan teknologi. Sementara Non Culture Core dilihat

dari asal-usul, sistem nilai dan kepercayaan, sistem religi dan bahasa

(mitos atau tradisi).


Ada tiga prosedur mendasar dalam mengkaji masalah ekologi

budaya. Beberapa prosedur tersebut antara lain; (1) keterkaitan antara

teknologi, produksi atau eksploitasi sumber daya dengan lingkungan.

Teknologi produksi berarti berkaitan dengan kegiatan produksi

pertanian atau teknologi dalam memenuhi kebutuhan; (2) pola

tindakan masyarakat dalam melakukan eksploitasi dan produksi

sumber daya dengan menggunakan teknologi yang mereka miliki.

Pola tindakan masyarakat ini merupakan cara untuk melihat apakah

masyarakat dalam kegiatan berburu, meramu dan memancing itu

sendiri-sendiri atau berkelompok? Lalu ketika mereka melakukan

produksi pertanian apakah masih melakukan ladang berpindah,

membuka lahan dengan membakar yang dilakukan secara kelompok

atau sudah mengenal sistem upah? Kedua pertanyaan tersebut

merupakan cara untuk melihat perubahan masyarakat dalam kegiatan

sehari-hari dan bercocok tanam. Lalu Prosedur ketiga, sistem nilai,

sistem kepercayaan dan sistem religi. Oleh karena itu, Steward

(1973)mengajarkan kepada kita bahwa proses dan jenis budaya itu

dibangun melalui socioculural integration. Artinya dalam melihat

suatu kelompok masyarakat tidak hanya dilihat dalam satu perubahan

yang linier, tetapi juga melihat sisi lain dari masyarakat seperti asal-

usul kelompok masyarakat, cara mereka beradaptasi dengan

lingkungan. Studi penelitian dari Forlizzi (2008), menyatakan peran

struktur sosial, organisasi sosial berpengaruh terhadap akses terhadap


nilai yang diadopsi masyarakat. Studi terakhir dari Helida et al.

(2015), menyatakan bahwa masyarakat kerinci sebagai salah satu

komunitas yang berada di Taman Nasional Kerinci dalam

penghidupannya ditentukan oleh faktor perkembangan bahasa, mitos,

struktur keluarga dan komposisi penduduk serta sistem teknologi dan

kepercayaan.

Berdasarkan konsep adaptasi ekologi budaya dan studi

penelitian terdahulu, bahwa adaptasi ekologi budaya adalah fitur

budaya dan fitur budaya lain yang digunakan untuk memperoleh

penghidupan dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat setempat.


Daftar Pustaka

Firdaus, M. A., Mahsun, M., & Mahyudi, J. (2022). Refleksi Ekologi Budaya

Masyarakat Bima Dompu Dalam Novel La Hami Karya Marah Rusli :

Perspektif Julian Steward. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 8(3), 2012–

2022. https://doi.org/10.58258/jime.v8i3.3579

Forlizzi, J. (2008). The Product Ecology: Understanding Social Product Use and

Supporting Design Culture. International Journal of Design, 2(1), 11–20.

http://www.ijdesign.org/index.php/IJDesign/article/view/220/143

Helida, A., EAM, Z., Hardjanto, H., Purwanto, P., & Hikmat, A. (2015). The

Ethnography of Kerinci. KOMUNITAS: International Journal of Indonesian

Society and Culture, 7(2), 283–296.

https://doi.org/10.15294/komunitas.v7i2.4837

Lloveras, F. (2019). Fostering an Ecological Culture for Puerto Rico. Childhood

Education, 95(02), 45–52. https://doi.org/10.1080/00094056.2019.1593760

Moore, J. D. (2004). Visions Of Culture : An Introduction to Anthropological

Theories and Theorists (2nd ed). AltaMira Press.

Steward, J. H. (1973). The Methodology of Multilinear Evolution (2nd ed.).

University of Illinois Press.

Sugiarti, Andalas, E. F., Saraswati, E., & Kusniarti, T. (2019). Ekologi budaya :

Studi Ekologi dalam Bingkai Kajian Sastra Interdidipliner (1ed ed.). UMM

Press.

Anda mungkin juga menyukai