Anda di halaman 1dari 15

KAMPANYE PUBLIC RELATIONS DALAM

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL


TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN HUMAS

Nama Anggota Kelompok :

Sella Novy Yanti 1906071005


Wahyu Panca S. 1906071011
Sindi Wulandari 1906071012

PROGRAM STUDI D3 HUBUNGAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh.
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya
penulis diberi nikmat sehat dan nikmat iman hingga saat ini, serta diberikan
kemampuan untuk dapat menyusun proposal ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat
serta salam tidak lupa kami panjatkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang
telah membawa kita semua kepada jalan diridhai ini. Dalam proposal ini penulis
akan menjelaskan tentang “Kampanye Public Relations dalam Penggunaan Media
Sosial” dengan menggunakan bahasa penulis sendiri dan sesuai dengan pemahaman
penulis tentang “Kampanye Public Relations dalam Penggunaan Media Sosial” itu
sendiri.
Tujuan dari penyusunan proposal ini adalah agar para pembaca dapat lebih
mudah mengerti tentang “Kampanye Public Relations dalam Penggunaan Media
Sosial”, karena di dalam proposal ini penulis membahas “Kampanye Public
Relations dalam Penggunaan Media Sosial” dengan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh pembaca sehingga diharapkan dapat menambah wawasan
para pembaca.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut ambil bagian
dalam pembuatan proposal ini. Kami harap proposal ini dapat memberikan banyak
manfaat untuk para pembaca secara umum dan penulis sendiri secara khusus.
Mohon maaf apabila di dalam menyusun proposal ini terdapat kekurangan dan
sangat mengharapkan saran dan masukan untuk memperbaiki kedepannya.

Wassalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh.

Lampung Timur, Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kampanye Public Relations ........................................ 3
2.2 Tahapan Kampanye Public Relations di Media Sosial ................. 5
2.3 Pengaruh Kampanye Public Relations di Media Sosial ................ 9
2.4 Perlunya Kampanye Public Relations di Media Sosial................. 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.................................................................................... 11
3.2 Saran .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kampanye public relations merupakan kegiatan kehumasan yang dilakukan


secara terencana melalui komunikasi strategis yang bertujuan untuk mempengaruhi
kognitif, psikomotorik dan behaviour/ perilaku publik tentang informasi dari
sebuah organisasi/ lembaga.

Kegiatan kampanye public relations tidak berdiri sendiri dibutuhkan


penanganan serius dalam mengelola kampanye public relations, hal ini
dimaksudkan agar kampanye yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik sesuai
dengan sasaran dan tujuan yang diinginkan.

Public relations sangat berperan penting dalam membangun citra public,


apalagi saat ini zaman sudah semakin canggih dalam memberikan informasi kepada
khalayak yang luas, dengan semakin canggihnya teknologi yang sudah ada maka
diperlukan pengawasan yang ketat dan tepat terhadap isu atau kasus tertentu supaya
khalayak tidak termakan oleh hoax yang beredar luas dunia maya.

Berbicara mengenai kampanye penggunaan media sosial, Dalam laporan


berjudul Digital 2021: The Latest Insights Into The State of Digital itu, disebutkan
bahwa dari total 274,9 juta penduduk di Indonesia, 170 juta di antaranya telah
menggunakan media sosial. Dengan demikian, angka penetrasinya sekitar 61,8
persen.

Angka pengguna aktif media sosial di Indonesia tersebut tumbuh sebesar 10 juta
atau sekitar 6,3 persen dibandingkan bulan Januari 2020. Dalam periode yang sama,
pengguna internet di Indonesia tumbuh 27 juta atau 15,5 persen menjadi 202,6 juta.
Dilihat dari frekuensi penggunaan bulanan, urutan pertama aplikasi media sosial
yang paling banyak digunakan di Indonesia ternyata ditempati oleh YouTube,
disusul oleh WhatsApp, Instagram, Facebook, lalu Twitter secara berturut-turut.

1
Namun, jika dilihat dari total durasi pengguanaan masing-masing media sosial,
jejaring-jejaring dari Facebook duduk di urutan tiga besar. Mereka adalah
WhatsApp di mana pengguna media sosial Indonesia rata-rata menghabiskan 30,8
jam per bulan, kemudian Facebook dengan 17 jam per bulan, dan Instagram dengan
17 jam per bulan. TikTok menyusul di urutan keempat dengan rata-rata waktu
penggunaan 13,8 jam per bulan, kemudian Twitter di posisi kelima dengan 8,1 jam
per bulan.

Data menarik lainnya yang ikut diungkap adalah rata-rata orang Indonesia
ternyata memiliki 10 akun media sosial per orang. Selain itu, 60 persen pengguna
media sosial memakainya untuk bekerja seperti menjalin relasi dan menjalankan
bisnis.

1.2 Rumusan Masalah


Atas dasar penentuan latar belakang diatas, maka kami dapat mengambil
perumusan masalah sebagai beriakut:
1. Apa pengertian dari kampanye public relations?
2. Apa saja tahap-tahap yang diperlukan dalam melakukan kampanye public
relations dalam penggunaan media sosial?
3. Bagaimana pengaruh kampanye public relations dalam penggunaan media
sosial bagi khalayak?
4. Mengapa kampanye public relations penggunaan media sosial ini perlu
dilakukan?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan adalah:
1. Mengetahui pengertian kampanye public relations.
2. Tahap-tahap dalam kampanye public relations dalam penggunaan media
sosial.
3. Pengaruh kampanye public relations penggunaan media sosial bagi
khalayak.
4. Perlunya kampanye public relations penggunaan media sosial.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kampanye Public Relations


Kampanye merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi yang
dilakukan secara terencana untuk menciptakan dampak tertentu terhadap
publik. Kegiatan tersebut umumnya diselenggarakan oleh suatu lembaga baik
pemerintah maupun swasta. Suatu kegiatan kampanye menurut Daud dan
Aprilani (2017:3) dimaksudkan untuk mensosialisasikan suatu program,
aktivitas dan informasi tertentu; memperkenalkan sesuatu; meningkatkan
kesadaran dan mencari dukungan publik; serta untuk mempengaruhi dan
membujuk publik.
Kampanye erat kaitannya dengan public relations karena memiliki fungsi
yang sama yaitu menyampaikan informasi sekaligus mempengaruhi publik
dengan teknik komunikasi tertentu. Public relations dalam hal ini merupakan
salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan secara terencana guna mencapai
satu tujuan tertentu yang berlandaskan hubungan dan saling pengertian. Public
relations menurut Rosyidi (2009:14) memuat beberapa unsur pokok, di
antaranya: (1) saling pengertian, (2) kerjasama, (3) keuntungan bersama dan (4)
kepuasan bersama. Akan tetapi dalam pembahasan kali ini, menyampaikan
pesan dan informasi merupakan inti yang disoroti dari kampanye dan juga
public relations.
Kampanye public relations menurut Ruslan (2000:60), bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan serta menimbulkan perhatian dan
persepsi yang positif guna terbentuknya citra yang baik dari publik terhadap
suatu lembaga. Kampanye public relations juga bertujuan untuk memberi
penerangan, pengertian dan memotivasi masyarakat melalui proses dan teknik
komunikasi yang terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif.
Pelaksanaan kampanye public relations menurut Amalya (2015:5) lebih
ditekankan melalui teknik persuasif dan edukatif, untuk mengubah perilaku,
sikap, tanggapan, persepsi, hingga membentuk opini publik yang positif dengan
cara yang efektif.

3
Aktivitas kampanye public relations perlu disertai proses manajemen
tertentu agar sesuai dengan tujuannya. Solusi untuk melakukan aktivitas
kampanye public relations meliputi beberapa hal sebagaimana empat tahapan
public relations menurut Cutlip, Center dan Broom (2009:320), yaitu: (1)
mendefinisikan masalah; (2) perencanaan dan pemrograman; (3) mengambil
tindakan dan komunikasi; dan (4) evaluasi program. Proses tersebut dapat
dijadikan acuan agar kampanye public relations berjalan lebih efektif hingga
tercapainya tujuan.
Public relations dalam pelaksanaannya memiliki ruang lingkup tersendiri. Ruang
lingkup tersebut diperlukan agar dalam prakteknya, seorang praktisi menyadari hal
yang menjadi sasaran dan wewenangnya. Public relations dalam hal ini berorientasi
kepada dua publik sasaran yaitu membina hubungan ke dalam dengan publik internal
dan membina hubungan ke luar dengan publik eksternal. Peran public relations bersifat
dua arah antara lembaga dengan publiknya.
Tujuan public relations menurut Widjaja (2010:53), baik secara internal maupun
eksternal, perlu dilaksanakan melalui pendekatan yang bersifat informatif, edukatif,
persuasif dan menghindari pendekatan yang bersifat imperatif dan punitif. Pendekatan
dalam hal ini merupakan cara dalam penyampaian informasi bagi public relations agar
pesan dapat diterima dengan maksimal oleh publik. Fungsi public relations merupakan
acuan bagi suatu lembaga agar setiap aktivitas yang dilakukan berjalan sebagaimana
seharusnya dan tidak keluar dari ranah public relations. Sedangkan fungsi public
relations menurut Cutlip, Center dan Canfield (dalam Ruslan, 2012:19) sangat melekat
pada suatu lembaga, yaitu sebagai penunjang aktivitas utama manajemen dalam
mencapai tujuan bersama, baik dari pihak lembaga maupun publik.
Tujuan dalam pelaksanaan kampanye menyangkut kepentingan umum yang
dirancang demi kemajuan bersama antara suatu lembaga dan juga publiknya. Tujuan
kampanye secara umum adalah untuk memberikan pengetahuan serta mempengaruhi
publik terkait sikap dan perilaku yang lebih positif. Upaya perubahan yang dilakukan
dalam suatu kegiatan kampanye menurut Pfau dan Parrot (dalam Venus, 2009:10)
selalu terkait dengan beberapa aspek tertentu seperti pengetahuan (knowledge), sikap
(attitude) dan perilaku (behavioural).
Kampanye dapat dikategorikan kedalam beberapa jenis sebagaimana yang
diungkapkan oleh Charles U. Larson (dalam Heryanto dan Zarkasy, 2012:83-84),
antara lain: (1) product-oriented campaigns, yaitu kampanye yang berkaitan dengan
kegiatan komersial dan biasanya terjadi di lingkungan bisnis; (2) candidate-oriented

4
campaigns, yaitu kampanye yang berorientasi pada politik, seperti kampanye pemilu
atau pemilukada; dan (3) ideologically or cause oriented campaigns, yaitu kampanye
yang bersifat khusus seputar keagamaan, berdimensi sosial, seperti kampanye suatu
program kegiatan untuk kepentingan masyarakat.
Kampanye public relations yang termasuk ideologically or cause oriented
campigns ini bertujuan untuk menciptakan pengetahuan, pengertian, pemahaman,
kesadaran, minat dan dukungan dari berbagai pihak yang dianggap sebagai publik
suatu lembaga. Definisi kampanye public relations menurut Kendal (dalam Rachmadi,
1992:3) yaitu merupakan suatu usaha yang terencana dari sebuah organisasi untuk
membangun hubungan dan bertanggung jawab sosial dengan mencapai tujuan melalui
riset serta aplikasi strategi komunikasi.
Kampanye public relations dalam arti sempit berujuan meningkatkan kesadaran
dan pengetahuan khalayak sasaran (target audiens) untuk merebut perhatian serta
menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu
lembaga atau organisasi (corporate activities) agar tercipta suatu kepercayaan dan citra
yang baik melalui peyampaian pesan secara intesif dengan proses komunikasi dalam
jangka waktu tertentu yang berkelanjutan. Dalam arti umum dan luas, kampaye public
relations tersebut memberikan penerangan terus menerus serta pegertian dan
memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses
dan komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan
citra positif (Ruslan, 2000:60).
Kampanye public relations dalam hal ini lebih menitikberatkan untuk membangun
saling pengertian dan pemahaman melalui persuasi dari khalayak sasaran (Ruslan,
2007:66). Beda halnya dengan propaganda yang lebih menitikberatkan pada unsur
paksaan. Namun keduanya tetap memiliki kesamaan yaitu dilaksanakan melalui proses
penyampaian pesannya dengan komunikasi. Aktivitas kampanye yang dipelopori oleh
seorang public relations sangat dirasakan manfaatnya untuk menarik perhatian publik
atas jati diri suatu lembaga.

2.2 Tahapan Kampanye Public Relations di Media Sosial


Aktivitas public relations yang dilakukan melalui tahapan tertentu menjadi
landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja public relations. Acuan yang
dimaksud merupakan konsep yang digunakan dalam operanionalisasi aktivitas
public relations, yaitu The Four Step PR Proccess (Empat Tahapan Proses PR)

5
sebagaimana dijelaskan oleh Cutlip, Center dan Broom (2009:419) yaitu
meliputi beberapa hal.
Pertama, defining problems (mendefinisikan masalah) yaitu penelitian
dilakukan dengan proses penyelidikan dan pemantauan pengetahuan, opini,
sikap dan perilaku publik terkait aksi dan kebijakan suatu lembaga.
Mendefinisikan masalah dimulai dengan melakukan identifikasi tentang adanya
suatu persoalan. Setelah itu, dilakukan riset yang dirancang untuk
mendeskripsikan secara rinci masalah yang ditemukan.
Kedua, planning and programming (perencanaan dan pemrograman) yaitu
informasi yang dikumpulkan pada tahap pertama digunakan untuk membuat
keputusan tentang tujuan, program, strategi, tidakan, teknik dan sasaran.
Menurut Effendy (1993:127), perencanaan disusun dengan berdasar pada data
dan fakta tanpa adanya interpretasi dan bukan keinginan dari public relations.
Ketiga, taking action and communicating (mengambil tindakan dan
komunikasi) yaitu pengimplementasian program aksi dan komunikasi yang
didesain untuk mencapai tujuan program secara spesifik. Tindakan komunikasi
dilakukan guna menimbulkan kesan yang mempengaruhi pihak, yang dianggap
penting dan berpotensi untuk memberikan dukungan. Komunikasi, biasanya
merupakan komponen yang lebih tampak, kini berfungsi untuk
menginterpretasikan dan mendukung strategi aksi (Cutlip, dkk, 2009:392).
Terakhir, evaluating the program (mengevaluasi program) yaitu public
relations melakukan penilaian terhadap hasil dari program kerja atau aktivitas
public relations yang telah dilaksanakan termasuk mengevaluasi efektivitas dari
teknik manajemen dan komunikasi yang digunakan. Evaluasi adalah
pengukuran ilmiah terhadap peningkatan kesadaran, atau perubahan opini, sikap
dan perilaku (Cutlip, dkk, 2009:419).

6
Dalam Kasali (2003:5), humas memiliki fungsi strategi dalam manajemen,
yaitu melakukan komunikasi guna melahirkan pemahaman dan penerimaan
publik. Sementara itu, Ronald Smith berpendapat ada sembilan langkah untuk
merancang strategi kehumasan, yaitu:
1. Menganalisa situasi
Menganalisa situasi merupakan hal terpenting dapat dilakukan seorang
praktisi public relations sebelum mengkomunikasi kepada publik. Dengan
menganalisa suatu masalah, seorang praktisi public relations akan paham
dengan topik permasalahan yang sering muncul saat itu.

2. Menganalisa situasi organisasi (SWOT)


Menganalisa situasi organisasi sangatlah diperlukan, ini merupakan langkah
yang harus dicermati. Langkah ini diambil agar seorang praktisi public
relations paham akan suasana internal organisasi. Hal apa yang dibutuhkan
oleh organisasi, dan bagaimana menciptakan situasi organisasi yang
nantinya dapat menarik publik untuk percaya dengan kinerja yang
dihasilkan nantinya.

3. Menganalisa publik
Menganalisa publik merupakan salah satu hal yang harus dilakukan. Karena
dengan menganalisa publik, seorang praktisi public relations akan paham
dengan apa yang diingkan publik. Oleh karena itu, kedekatan praktisi public
relations dengan publik haruslah dibangun guna lancarnya komunikasi.

4. Fokus terhadap tujuan akhir & Objektif


Fokus terhadap tujuan akhir adalah hal yang teramat penting bagi praktisi
public relations. Kontribusi nyata dari praktisi public relations merupakan
salah satu untuk dapat meraih tujuan. Bersikap objektif, yang selalu
memnjunjung tinggi sebuah fakta dan data.

7
5. Mempertimbangkan langkah yang akan diambil di dalam situasi tertentu
(Proaktif atau Reaktif)
Mempertimbangkan langkah yang akan diambil di dalam situasi tertentu
merupakan satu langkah penting bagi seorang praktisi public relations agar
dapat menyesuaikan apa yang akan dia kerjakan terhadap publik.

6. Berkomunikasi efektif kepada publik


Seorang praktisi public relations harus bisa berkomunikasi efektif dengan
publik, agar terjadi pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan
perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik.

7. Memilih pendekatan berkomunikasi


Menggunakan teknik pendekatan komunikasi dalam kegiatan penyampaian
pesan, informasi, ide, pemikiran dan lain-lain melalui saluran komunikasi
tertentu dengan tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku publik
merupakan skill yang harus dimiliki seorang praktisi public relations.

8. Implementasi rencana strategis


Implementasi strategi harus diaplikasikan seorang praktisi public relations
agar jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat
menjalankan perencanaan strategis.Implementasi strategis merupakan
proses dimana beberapa strategi dan kebijakan diubah menjadi tindakan
melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur.

9. Evaluasi
Proses evaluasi yang dilakukan seorang praktisi public relations dalam
sebuah instansi dapat menjadi proses pengukuran sebuah evektivitas
strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan bersama. Data yang
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis
situasi program kehumasan berikutnya.

8
Adapun langkah-langkah diatas bisa menjadi acuan bagi seorang praktisi public
relation dalam berkampanye untuk instansinya menggunakan media sosial. dengan
begitu berkomunikasi dengan citra baik untuk sebuah instansi akan dapat berjalan
sesuai dengan yan diinginkan.

2.3 Pengaruh Kampanye Public Relations di Media Sosial


Media sosial didefinisikan sebagai media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (Putri, 2016), mengatakan bahwa
media sosial sebagai adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan
penciptaan dan pertukaran user-generated content".
Beberapa situs media sosial yang populer sekarang ini antara lain : Blog,
Twitter, Facebook, Instagram, Path, dan Wikipedia. Lattimore (2010) berpendapat
bahwa media sosial yang terkadang diidentifikasi dengan Web 2.0, merupakan
istilah yang mengacu pada media baru yang menggunakan teknologi dalam
menciptakan interaksi, partisipasi, dan kolaborasi terbuka dimana setiap orang
mempunyai kesempatan untuk menyuarakan ide, pendapat, dan pengalaman
mereka melalui media online dalam bentuk kata-kata atau materi visual. Beberapa
tentang penggunaan media sosial maka dapat disimpulkan penggunaan media sosial
adalah proses atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan sebuah media yang
dapat digunakan untuk berbagi informasi, berbagi ide, berkreasi, berfikir, berdebat,
menemukan teman baru dengan sebuah aplikasi online yang dapat digunakan
melalui smartphone (telefon genggam) (Margaretha, 2017).
Dengan demikian pengaruh kampanye public relations sangatalah dibutuhkan
bagi seorang praktisi public relations. Komunikasi yang akan disampaikan ke
publik akan cepat tersampaikan apabila penggunaan media sosial sangatlah
digunakan secara efektif. Pada era digital sekarang, publik tidak pernah lekang
untuk selalu menyimak informasi terbaru yang muncul di media sosial.
menggunakan media sosial merupakan salah satu bentuk gaya hidup yang harus

9
dipenuhi oleh publik. Dengan demikian, penggunaan media sosial sebagai alat
kampanye seorang praktisi public relations merupakan langkah yang tepat untuk
membangun sebuah citra baik untuk sebuah instansi yang diemban seorang praktisi
public relations tersebut.

2.4 Perlunya Kampanye Public Relations di Media Sosial


Kehadiran media sosial membawa kemudahan bagi praktisi public relations
dalam melakukan aktifitas komunikasi dengan publiknya, memberikan ruang yang
lebih untuk teijadinya interaksi yang melibatkan adanya umpan balik. Praktisi
public relations dapat memanfaatkan media sosial sebagai alat pemantauan baik
untuk memantau respon, positioning dan juga mensegmentasi publiknya. Media
sosial memfasilitasi teijadinya pemberian respon yang cepat baik dalam penyebaran
informasi dari perusahaan maupun respon yang didapat dari publik.
Bahwa kepopuleran media sosial di masa kini memberikan keuntungan
tersendiri bagi mereka dan perusahaan, sal ah satunya sangat membantu dalam
penyebaran informasi. Seperti halnya, pesan sampai lebih cepat pada khalayak,
biaya operasional penyebaran lebih murah dan menjangkau lebih banyak ruang
cakupan. Kemampuan media sosial yang dibangun atas fondasi teknologi internet
dapat menembus batas ruang dan waktu sehingga informasi yang disebarkan oleh
perusahaan memiliki kemungkinan yang lebih besar dalam menjangkau publik
yang lebih luas dan seketika secara real time.
Dalam hal ini praktisi public relations harus menyambut baik kehadiran media
sosial karena dengan kemajuan perkembangan teknologi sangat membuka peluang
untuk interaksi yang lebih baik dan penyebaran informasi yang lebih cepat dengan
jangkau yang lebih luas. Pemanfaatan media sosial diakui oleh praktisi dapat secara
efektif menekan pengeluaran biaya untuk penyebaran informasi dibanding melalui
media massa. Bersamaan dengan hal itu juga berdampak kepada keefektifan dalam
hal tenaga dan waktu yang dimiliki oleh praktisi public relations.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Praktisi public relations harus menyambut baik dan antusias dengan
kehadiran media sosial. Mereka harus meyakini bahwa media sosial merupakan
cara baru dalam berkampanye untuk menyebarankan informasi dan berhubungan
dengan publiknya. Media sosial dapat menyampaikan informasi lebih cepat serta
menjangkau khalayak lebih luas dengan biaya yang lebih murah. Praktisi public
relations harus menyadari bahwa respon publik dari kegiatan penyebaran
informasi melalui media sosial lebih banyak didapatkan dan dapat direspon
seketika oleh pihak instansi. Media sosial memberikan kemudahan akses bagi
instansi maupun publik dalam berkomunikasi secara langsung dan bersifat dua
arah.

3.2 Saran
Pemanfaatan media sosial bagi praktisi public relations untuk membangun
hubungan dengan publik dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya. Media
sosial digunakan sebagai salah satu sarana penyampaian saran dan kritikan bagi
publik kepada instansi. Beberapa diantara praktisi public relations juga sudah
mulai memanfaatkan media sosial dalam pemantauan perkembangan isu dan
komunikasi krisis serta penyebaran informasi mengenai kegiatan tanggung
jawab sosial perusahaan serta kampanye-kampanye sosial yang dilakukan
perusahaan. Diharapkan untuk kedepannya para praktisi public relations akan
semakin dapat memanfaatakan media sosial lebih optimal dari sebelumnya
dalam menunjang kegiatan public relations perusahaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Pienrasmi, Hanindyalaila. 2015. Pemanfaatan Social Media oleh Praktisi Public


Relations di Yogyakarta. Ilmu Komunikasi, 9 (3), 1-12.
Khoerunnisa, Rissa, Yusuf Zaenal Abidin, Abdul Aziz Ma’arif. 2018. Aktivitas
Kampanye Public Relations dalam Mensosialisasikan Internet Sehat dan Aman.
Ilmu Komunikasi, 3 (1), 1-18.

12

Anda mungkin juga menyukai