(ADMINISTRASI)
FAKTA
1. Kabinet Ali Sastroamidjojo (berumur dua tahun, 1 Agustus 1953 hingga 12 Agustus
1955) mempunyai program yang antara lain berisi: (a) menyusun aparatur pemerintah
yang efisien serta pembagian tenaga yang rasional dengan mengusahakan perbaikan taraf
kehidupan pegawai dan (b) memberantas korupsi dan birokrasi. Terlihat dari visi kedua
kabinet di awal RI yang baru ini, bahwa sistem administrasi hendaklah disusun secara
rasional: sederhana, mudah dan tidak birokratis, dimana para pegawainya yang sejahtera
dapat bekerja secara efisien dan tidak memungkinkan terjadinya korupsi. Visi seperti ini
terus dibawa pada masa-masa berikutnya, ditambah dengan peningkatan kemampuan
pegawai. Program berikutnya adalah pembentukan Panitia Negara untuk menyelidiki
Organisasi Kementerian-kementerian (PANOK, 1952-1954).
2. pada 1958, sebagai imbas dari politik luar negeri Indonesia yang berusaha untuk
membangun solidaritas regional Asia Tenggara, Indonesia mengikuti sebuah konferensi
di Manila yang kemudian membentuk organisasi Eastern Regional Organisation for
Public Administration (EROPA). Kecuali itu Indonesia juga menjalin hubungan dengan
International Institute for Administrative Science (IIAS) di Brussel.
3. Instabilitas politik dan ketidaknetralan birokrasi merupakan dua isu penting yang hendak
dikoreksi oleh Soeharto, yang memerintah sejak Juli 1966 dan resmi mulai Maret 1968.
Sekalipun sesungguhnya Indonesia era Soekarno telah mencoba mempraktikkan dua
sistem ekonomi politik yang saling bertolak-belakang: liberal pada awalnya dan etatis
pada akhirnya, pemerintahan Soeharto dalam diskurs publiknya selalu menonjolkan
buruknya liberalisme era Soekarno --tentu saja untuk melegitimasi etatisme dalam
modelnya. Pada tahun 1967 dibentuklah secara berturut-turut tiga buah tim: tim penyusun
daftar susunan pegawai dan peralatan, tim pembantu Ketua Presidium Kabinet Ampera
dan tim penertiban aparatur/administrasi pemerintah (Tim PAAP). Masih dengan nafas
politis, tim yang terakhir ini diketuai oleh Menteri Tenaga Kerja, bukannya misalnya
Mendagri atau Sekneg. Mereka bertugas untuk merestrukturisasi susunan departemen,
mengubah penggolongan pegawai, rasionalisasi serta restrukturisasi perusahaan negara
--dengan mengurangi peran negara (deetatisasi), menyederhanakan prosedur administrasi
(debirokrasi) antara lain dengan menggolongkan perusahaan negara ke dalam tiga bentuk
sesuai dengan besarnya kapital pemerintah di dalamnya (perusahaan jawatan, perusahaan
perseroan dan perusahaan umum) dan mengurangi kontrol negara terhadap perusahaan
negara (dekontrolisasi). Selanjutnya, tidak ketinggalan, dibentuk pula Tim
Pemberantasan Korupsi.
KONSEP
Dari pengertian administrasi pembangunan diatas dapat dipahami sangat penting untuk
kemajuan suatu negara melalui usaha-usaha yang dilakukan pemerintah. Administrasi
pembangunan mempunyai fungsi dalam perumusan kebijakan dan program-program
pembangunan yang pelaksanaan diilakukan secara efekttif untuk kesejahteraan rakyat.
Afiffudin (2010:64) fokus analisis administrasi pembangunan adalah proses
pembangunan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa dalam rangka pencapaian tujuan dan cita-
cita negara atau bangsa tertentu, termasuk cara-cara ilmiah yang dipergunakan dalam pemecahan
masalah, meghadapi tantangan, memanfaatkan peluang dan menyingkirkan ancaman. Disiplin
ilmu administrasi pembangunan memiliki cirri-ciri yang membedakan dengan displin Ilmu-ilmu
yang lain yaitu :
Jika dimasukan administrasi pembangunan dalam konteks idea menurut Siagian maka dapat
dipahami administrasi pembangunan adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh Negara untuk
bertumbuh, berkembang, dan berubah secara sadar dan terencana dalam semua segi kehidupan
dan penghidupan Negara yang bersangkutan dalam rangka pencapaia tujuan akhirnya. Kegiatan
pembangunan di Negara meliputi bidang ekonomi, sosial, fisik dan prasarana dan pemerintahan.
Administrator adalah orang yang menduduki posisi puncak dalam suatu struktur. Ia
merumuskan tujuan dan kebijakan yang berlaku umum dan menjadi dasar atau pedoman bagi
pelaksanaan kegiatan-kegiatan operasionak (Silalahi, 2002:21). Jadi administrator pembangunan
dapat diartikan secara sederhana yaitu orang yang menduduki posisi puncak dalam suatu struktur
yang merumuskan kebijakan yang menjadi dasar dalam kegiatan pembangunan. Maka
kedudukan dan posisi puncak yang di maksud adalah Presiden. Presiden sebagai administrator
pembangunan harus mampu mengemban amanah untuk memperbaiki keadaan Negara dengan
berbagai program yang sifatnya membangun. Menurut kartono (2006:325) administrator
pembangunan bertugas melakukan rentetan usaha bersama rakyat atau masyarakat dalam iklim
demokratis untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan tata kehidupan serta sarana
kehidupan, demi pencapaian kesejahteraan, kebaikan serta keadilan merata. Administrator
pembangunan dalam kaitan menjalankan tugasnya menetapkan dan melaksanakan kebijakan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Suharto (2006:7) kebijakan merupakan suatu
ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat
secara terencana dan konsisten dalam pencapaian tujuan tertentu. Pelaksanaan kebijakan dapat
berupa program- program yang disusun. Kebijakan bersifat umum dan untuk merealisasikan
kebijakan disusun berbagai program. Fungsi kebijakan disini adalah untuk memberikan rumusan
mengenai berbagai pilihan tindakan dan prioritas yang diwujudkan dalam program- program
pelayanan yang efektif.