Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 sesudah RRC,
India, dan USA. Banyaknya jumlah penduduk berdampak positif dan negatif. Dampak
positifnya adalah semakin banyaknya sumber daya manusia yang dapat mengabdikan diri
untuk memajukan Negara, tetapi dampak negatifnya adalah dapat memunculkan masalah-
masalah kependudukan akibat kurangnya sarana untuk mengimbangi jumlah penduduk
dan penyebarannya yang tidak merata.
Masalah-masalah kependudukan dapat berdampak pada alam sekitar. Misalnya,
kepadatan penduduk dapat menyebabkan krisis air bersih. Air bersih yang digunakan
sehari-hari sebagian besar berasal dari air tanah, air permukaan, dan air atmosfer. Jumlah
air di bumi ini tetap, sedangkan jumlah penduduk makin bertambah dari tahun ke tahun.
Meskipun 2/3 dari luas bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan
secara langsung. Oleh karena itu, persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan
masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk
memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dsb. Jumlah penduduk yang meningkat
juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan. Hal ini mengakibatkan
kurangnya kesediaan air bersih.
Masalah lingkungan hidup akhir-akhir ini telah dijadikan isu global terutama dua
dekade terakhir. Sehingga, baik pemerintah maupun masyarakat di Negara-negara maju
telah memberikan perhatian yang serius pada masalah tersebut. dunia semakin menyadari
bahwa eksploitasi sumber daya alam (natural resources) yang hanya berorientasi ekonomi
tidak hanya membawa efek positif tetapi juga membawa efek negatif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk di wilayah Kebon Pala?


2. Bagaimana dampak kepadatan penduduk terhadap lingkungan sekitar di wilayah Kebon
Pala?
3. Bagaimana cara menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari adanya kepadatan
penduduk di Kebon Pala ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak di capai dalam pedoman


untuk melakukan suatu kegiatan yang telah di rumuskan. Adapun tujuan
di adakannya penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi masalah-masalah kependudukan.
2. Untuk membangkitkan kesadaran kita untuk selalu menjaga
lingkungan sekitar.
3. Untuk memberikan pengarahan bahwa menjaga lingkungan adalah
hal yang sangat penting.
4. Untuk mengetahui pengaruh Kepadatan penduduk terhadap
lingkungan.
5. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kepadatan
penduduk dan linngkungan.
6. Mencoba menganalisis dan memecahkan masalah yang timbul.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Mengetahui tentang masalah kepadatan penduduk di lingkungan.


2. Mengetahui solusi tentang masalah kepadatan penduduk.
3. Dengan diadakan penelitian ini kita menjadi belajar untuk lebih
menjaga kesehatan lingkungan sekitar tempat tinggal.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah suatu keadaan yang dikatakan semakin padat bila
jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas
ruangannya. Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas
wilayah yang dihuni. Kepadatan penduduk merupakan indikator dari pada tekanan penduduk
di suatu daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati
dinyatakan dengan banyaknya penduduk per kilometer persegi. Kepadatan penduduk di suatu
wilayah dapat dibagi menjadi empat bagian:

1). Kepadatan penduduk kasar (crude density of population) atau sering pula disebut
dengan kepadatan penduduk aritmatika. Kepadatan Penduduk Kasar (Crude
Population Density), yaitu menunjukkan banyaknya jumlah penduduk untuk
setiap kilometer persegi luas wilayah

2). Kepadatan penduduk fisiologis (physiological density). Kepadatan Fisiologis


(Physiological Density), yang menyatakan banyaknya penduduk untuk setiap
kilometer persegi wilayah lahan yang ditanami (cultivable land)

3). Kepadatan penduduk agraris (agricultural density). Kepadatan Agraris


(Agriculture Density), menunjukkan banyaknya penduduk petani untuk setiap
kilometer persegi wilayah cultivable land

4). Kepadatan penduduk ekonomi (economical density of population). Kepadatan


penduduk ekonomis adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas
lahan berdasarakan kapasitas produksinya
Berdasarkan penjelasan tentang kepadatan penduduk diatas maka kepadatan penduduk
yang tidak terkendali dapat mengakibatkan dampak buruk terhadap lingkungan seperti semakin
terbatasnya sumber daya pokok, tidak tercukupinya fasilitas sosial dan kesehatan, dan tidak
tercukupinya lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja yang ada.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang kami lakukan yaitu penelitian ilmiah.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : Kamis, 7 November 2019


Pukul : Sekitar pukul 12.00 WIB
Tempat : Kebon Pala RT. 06 RW. 06
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau metode yang kami gunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei.
                    
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Penyebab Terjadinya Kepadatan Penduduk

DKI Jakarta merupakan Ibukota Negara Indonesia, sehingga tidak heran banyak
masayarakat dari beragai daerah yang merantau ke Jakarta. Kota ini dijadikan tempat
mengadu nasib bagi para pendatang, sehingga banyak masalah yang ditimbulkan, salah
satu yang paling sering terjadi adalah kepadatan penuduk di sebagian besar wilayah di
Jakarta. Kota Jakarta dianggap memiliki tingkat kehidupan ekonomi yang baik, sehingga
banyak masyarakat berbagai daerah datang kemari untuk memperoleh kehidupan yang
layak. Sehingga menjadikan Kota Jakarta sebagai salah satu kota terpadat di Indonesia.
Selain itu moment- moment seperti hari raya lebaran dapat menjadi salah satu faktor
banyaknya masyarakat yang mobilisasi dari desa ke kota, umumnya mereka mendapat
ajakan bekerja dari sanak saudara yang sudah terlebih dahulu tinggal di Jakarta.
Warga asli di wilayah Kebon Pala hanya sekitar 20% saja, 30% warga Jakarta
yang memilih tinggal disana dan 50% adalah warga pendatang. Dari data diatas
menunjukan bahwa setengah dari warga yang menetap diwilayah tersebut umumnya
adalah pendatang. Dan tidak adanya regulasi yang mengatur tentang pembatasan
masyarakat yang dapat tinggal di suatu wilayah memungkinkan akan terus bertambahnya
tingkat kepaadatan penduduk disana. Masyarakat Kebon Pala banyak yang ingin menetap
disana karena, wilayah tersebut cukup strategis dan fasilitasnya pun memadai seperti
dekat dengan halte bus, Stasiun dan layanan Puskesmas yang memadai.
Masalah kepadatan penduduk juga disebabkan akibat menurunnya tingkat
kematian dengan tanpa disertai menurunnya tingkat kelahiran. Umumnya dinegara-
negara maju sudah mampu menurunkan tingkat kelahiran, sedangkan dinegara-negara
yang sedang berkembang belum mampu menurunkan tingkat kematian dan kelahiran.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
memperhatikan tingkat kelahirannya. Seharusnya kita dapat lebih mendorong konsep
berpikir masyarakata bahwa yang terpenting dan yang patut diperhatikan adalah kualitas
anak kita bukan hanya kuantitasnya saja.
Kepadatan penduduk yang terjadi sekarang akibat dari kurang maksimalnya
penerapan program KB. Seharusnya dengan adanya kampanye 2 anak saja cukup dapat
menekan jumlah kelahiran, tetapi hanya sedikit masyarakat yang mau melakukan
program ini karena anggapan primitif bahwa banyak anak banyak rejeki. Permasalahan
ini sudah sangat membudaya di masyarakat. Kesadaran masyarakat akan hal ini memang
masih sangat rendah.Hal ini umumnya hal ini terjadi di pinggiran-pinggiran kota. Selain
itu pergaulan remaja yang bebas akibat derasnya arus globalisasi sekarang ini dapat
mengakibatkan bertambahnya angka seks bebas yang mampu menambah masalah
kelahiran di usia muda.

4.2 Perilaku Warga Terhadap Lingkungan


1. Pengelolaan Sampah
Dalam pengelolaan sampah yang dihasilkan warga, warga
mengadakan iuran untuk petugas kebersihan yang setiap harinya sampah
diangkut oleh petugas kebersihan dari rumah ke rumah. Sampah tersebut
dikelola oleh TPS di sekitar wilayah, lalu setiap pagi truk datang untuk
mengangkut sampah untuk di olah di tempat pembuangan akhir. Namun
masih ada beberapa warga yang membuang sampah di got yang
menyebabkan saluran air menjadi tersendat dan menimbulkan bau yang
tidak sedap serta membuat lingkungan menjadi tidak indah. Selain itu,
beberapa warga juga masih membuang sampah di sungai. Masih terdapat
warga yang kurang memiliki kesadaran terhadap kebersihan lingkungan.
2. Penghijauan
Padatnya pemukiman menyebabkan kurangnya lahan sehingga
sulit untuk melakukan penanaman pohon. Untuk kendala kurangnya
lahan yang tidak memungkinkan untuk melakukan penanaman pohon
adalah dengan cara melakukan penanaman biopori. Namun warga sudah
lelah dengan menanam tanaman biopori karena dengan padatnya
pemukiman menjadikan sulitnya sinar matahari masuk yang menjadikan
tanaman sulit untuk tumbuh dan tidak bertahan lama hidupnya.
4.3 Dampak Terhadap Lingkungan Yang Ditimbulkan Dari Adanya Kepadatan
Penduduk di Kebon Pala

Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks
serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Pada suatu
lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan suatu
ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada
lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia,
tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. Sedangkan, komponen abiotik adalah benda-
benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah
lingkungan yaitu mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebagainya.

Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor, baik faktor alami dari
lingkungan itu sendiri ataupun akibat dari tingkah laku manusia. Pentingnya lingkungan
hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan
ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut.Masalah
kependudukan yang sangat mempengaruhi lingkungan adalah kepadatan penduduk.
Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang
kepadatannya tinggi, usaha peningkatan kuallitas penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal
ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan
lahan dan air bersih, kebutuhan pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan
lingkungan.Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa aspek yang berkaitan dengan
kehidupan-kehidupan penduduk berikut ini:

1. Ketersediaan Area Terbuka Hijau


Ketersediaan lahan di kawasan Kebon Pala sangat minim, sehingga banyak rumah
rumah yang kurang memiliki ruang terbuka hijau. Di wilayah tersebut hanya sedikit
masyarakat yang memiliki halaman yang dapat ditumbuhi tanaman. Rumah-rumah disana
umumnya hanya memiliki jarak kurang lebih 1 meter anatara satu rumah dengan rumah
lainnya, hal ini juga yang menjadi sulitnya tanaman-tanaman di sini untuk tumbuh dan
berkembang, karena kurangnya sinar matahari yang masuk.

2. Bau tidak sedap akibat adanya tumpukan sampah di saluran air.

Masyarakat di sekitar Kebon Pala biasanya dihadapkan dengan problem bau yang
biasanya berasal dari got-got di pinggir jalan. Got di area ini sebenarnya sudah cukup
bersih, namun dengan kurangnya kesadaran masyarakat disana untuk membuang sampah
pada tempatnya. Hal ini juga dapat menjadi penyebab banjir di wilayah itu.

3. Buruknya Sistem Sanitasi


Sanitasi merupakan masalah lingkungan yang penting. Di wiliyah Kebon Pala,
banyak masyarakatnya yang tidak memiliki saptic tank, banyak dari mereka yang
membuangnya langsung ke sungai. Sehingga sungai disana tercemar akan limbah rumah
tangga yang berlebih. Sungai di sana selain kotor juga menimbulkan bau yang tidak
sedap.

4. Mudah Merembetnya Api Jika Terjadi Kebakaran


Dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, banyak rumah disana yang
saling berdempetan, sehingga hal itu memudahkan merembetnya api saat terjadi
kebakaran. Sekitar tahun 2006 Wilayah Kebon Pala pernah mengalami musibah ini, lebih
dari 120 rumah hangus terbakar, kebakaran ini terjadi pada siang hari yang diakibatkan
oleh meledaknya kompor salah satu warga, dalam kebakaran ini untungnya tidak terdapat
korban jiwa namun warga disana mendirita kerugian materil yang besar.

5. Banjir
Tingkat kepadatan penduduk di wilayah Kebon Pala ini termasuk tinggi, sehingga
daerah disana memiliki area resapan air sangat memprihatinkan, Disana jalan sudah beton
dan aspal semua, jadi tidak memungkinkan penyerapan air yang maksimal, selain itu
pohon juga jarang ditemui di wilayah tersebut, sehingga bila hujan datang kerap terjadi
genangan-genangan bahkan banjir.

4.4. Solusi dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan dari adanya kepadatan
penduduk
1. Solusi dalam menangani terbatasnya area terbuka hijau di permukiman padat
penduduk.
Sebaiknya pemerintah provinsi DKI Jakarta menyediakan lahan terbuka hijau di
setiap wilayah, khusunya di daerah permukiman padat penduduk, sediakan lahan
untuk penghijauan walaupun tidak besar, setidaknya agar ada sirkulasi udara segar di
wilayah permukiman padat penduduk. Selain itu pemerintah juga mengadakan
sosialisasi bagi masyarakat akan pentingnya penghijauan disetiap rumah, agar
kesadaran masyarakat meningkat untuk menanam pohon di rumahnya.
Selain peran pemerintah peran masyarakat juga sangat penting dalam mengatasi
permasalahan penghijauan, setelah pemerintah mengadakan sosialisasi masyarakat
harus sadar akan pentingnya penghijauan di lingkungan mereka, karena dengan
adanya penghijauan akan berdampak pada kesehatan mereka juga, udara menjadi
bersih, polusi udara berkurang dan sebagainya. Menanam pohon tidak selalu
menanam pohon yang besar dan banyak asalkan terus menerus di rawat dan di setiap
rumah menanam pohon maka pohon itu akan berdampak positif bagi lingkungan,
pohon akan menyaring polusi, dan membuat udara menjadi segar. Tetapi bagaimana
cara menanam pohon di permukiman padat penduduk ? Jika tidak ada lahan yang
luas, bisa menggunakan metode hidroponik, yakni menanam pohon menggunakan
media air yang tentu akan memudahkan masyarakat yang tidak memiliki lahan yang
luas atau tinggal di permukiman padat penduduk.
2. Solusi dalam mengatasi masalah bau tidak sedap akibat adanya tumpukan sampah di
saluran air.
Sebaiknya dari RT atau RW mengadakan kerja bakti secara rutin, membersihkan
seluruh area permukiman termasuk saluran air, karena jika saluran air penuh dengan
sampah maka berakibat pada kesehatan warga, seperti demam berdarah. Selain kerja
bakti upaya preventif juga dapat dilakukan dalam mengatasi hal ini, seperti membuat
peraturan dan sanksi bagi warga yang membuang sampah di saluran air, serta
meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya menjaga lingkungan, selain itu,
kesadaran warga ketika melihat ada sampah di saluran air maka ia mengambil sampah
tersebut agar nantinya tidak menumpuk juga sangat penting.
3. Solusi masalah sanitasi
menurut kami dalam mengatasi masalah sanitasi di tengah padatnya permukiman
penduduk khusunya yang tinggal di bantaran sungai adalah dengan mendirikan toilet
umum yang saluran pembuangannya melalui septic tank, jadi warga tidak membuang
limbah ke sungai. Mengapa harus dengan mendirikan toilet umum ? Karena tanah di
permukiman padat penduduk pasti tidak luas terlebih lagi jika yang ada di bantaran
sungai, jadi toilet umum di maksudkan agar limbah berada di satu tempat yang luas,
jadi setiap warga tidak perlu lagi membuat toilet dengan septic tank sendiri atau
membuang limbah ke sungai.
4. Solusi untuk masalah penanggulangan kebakaran.
Hal yang paling ditakuti oleh warga yang tinggal di permukiman padat penduduk
adalah kebakaran, karena jika terjadi kebakaran maka akan mudah merembet ke
rumah yang lain, seperti peristiwa kebakaran di kebon pala yang terjadi pada Minggu,
20 Agustus 2017 lalu, kebakaran yang diduga disebabkan karena korsleting listrik ini
menghanguskan sebanyak 300 rumah warga, permukiman yang padat membuat
proses pemadaman menjadi sulit, karena aksesnya sempit, selain itu api juga mudah
merembet ke bangunan lain. Kejadian ini tidak memakan korban jiwa, namun
sebanyak 300 rumah warga terbakar dan warga mengungsi ke tempat lain.
Lalu, bagaimana solusi dalam mengatasi hal ini agar tidak terjadi lagi ? Upaya
yang dapat dilakukan adalah bisa dengan upaya preventif, seperti menyediakan
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di setiap sudut wilayah padat penduduk, dengan
adanya APAR setidaknya sebelum kebakaran meluas api dapat di padamkan dengan
menggunakan APAR. Selain alat untuk meminimalisir masalah kebakaran,
kemampuan warga dalam menanggulangi juga penting, pemerintah harus
mengadakan sosialisasi kepada warga tentang bagaimana cara mencegah dan
menanggulangi kebakaran serta cara-cara untuk menggunakan alat APAR, selain itu
memeriksa kabel di setiap rumah yang berpotensi menyebabkan kebakaran, sehingga
masyarakat dapat mengetahui hal apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya
kebakaran serta cara menanggulanginya.
5. Solusi mengatasi banjir.
Peran pemerintah dalam mengatasi banjir di daerah permukiman padat penduduk
adalah dengan merelokasi warga yang tinggal di bantaran sungai ke tempat yang lebih
layak, baik merelokasi ke rusun, perumahan dan lain sebagainya. Selain itu
pemerintab juga harus membuat kebijakan yang disertai sanksi yang tegas bagi
masyarakat yang masih mendirikan bangunan di bantaran sungai. Peran masyarakat
adalah dengan rajin membersihkan selokan air, tidak membuang sampah di sungai,
tidak mendirikan bangunan di bantaran sungai, karena dampak nya akan berakibat
pada masyarakat sendiri.
BAB IV
PENUTUP
IV.I KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Arfana, Agung Satria. Makalah masalah kependudukan yang berkaitan dengan
lingkungan. http://agungarfana.blogspot.com/2017/04/masalah-kependudukan-yang-
berkaitan.html?m=1. Diakses pada 9 November 2019.

Anda mungkin juga menyukai