PENDAHULUAN
Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 sesudah RRC,
India, dan USA. Banyaknya jumlah penduduk berdampak positif dan negatif. Dampak
positifnya adalah semakin banyaknya sumber daya manusia yang dapat mengabdikan diri
untuk memajukan Negara, tetapi dampak negatifnya adalah dapat memunculkan masalah-
masalah kependudukan akibat kurangnya sarana untuk mengimbangi jumlah penduduk
dan penyebarannya yang tidak merata.
Masalah-masalah kependudukan dapat berdampak pada alam sekitar. Misalnya,
kepadatan penduduk dapat menyebabkan krisis air bersih. Air bersih yang digunakan
sehari-hari sebagian besar berasal dari air tanah, air permukaan, dan air atmosfer. Jumlah
air di bumi ini tetap, sedangkan jumlah penduduk makin bertambah dari tahun ke tahun.
Meskipun 2/3 dari luas bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan
secara langsung. Oleh karena itu, persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan
masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk
memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dsb. Jumlah penduduk yang meningkat
juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan. Hal ini mengakibatkan
kurangnya kesediaan air bersih.
Masalah lingkungan hidup akhir-akhir ini telah dijadikan isu global terutama dua
dekade terakhir. Sehingga, baik pemerintah maupun masyarakat di Negara-negara maju
telah memberikan perhatian yang serius pada masalah tersebut. dunia semakin menyadari
bahwa eksploitasi sumber daya alam (natural resources) yang hanya berorientasi ekonomi
tidak hanya membawa efek positif tetapi juga membawa efek negatif.
LANDASAN TEORI
Kepadatan penduduk adalah suatu keadaan yang dikatakan semakin padat bila
jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas
ruangannya. Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas
wilayah yang dihuni. Kepadatan penduduk merupakan indikator dari pada tekanan penduduk
di suatu daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati
dinyatakan dengan banyaknya penduduk per kilometer persegi. Kepadatan penduduk di suatu
wilayah dapat dibagi menjadi empat bagian:
1). Kepadatan penduduk kasar (crude density of population) atau sering pula disebut
dengan kepadatan penduduk aritmatika. Kepadatan Penduduk Kasar (Crude
Population Density), yaitu menunjukkan banyaknya jumlah penduduk untuk
setiap kilometer persegi luas wilayah
BAB III
METODE PENELITIAN
DKI Jakarta merupakan Ibukota Negara Indonesia, sehingga tidak heran banyak
masayarakat dari beragai daerah yang merantau ke Jakarta. Kota ini dijadikan tempat
mengadu nasib bagi para pendatang, sehingga banyak masalah yang ditimbulkan, salah
satu yang paling sering terjadi adalah kepadatan penuduk di sebagian besar wilayah di
Jakarta. Kota Jakarta dianggap memiliki tingkat kehidupan ekonomi yang baik, sehingga
banyak masyarakat berbagai daerah datang kemari untuk memperoleh kehidupan yang
layak. Sehingga menjadikan Kota Jakarta sebagai salah satu kota terpadat di Indonesia.
Selain itu moment- moment seperti hari raya lebaran dapat menjadi salah satu faktor
banyaknya masyarakat yang mobilisasi dari desa ke kota, umumnya mereka mendapat
ajakan bekerja dari sanak saudara yang sudah terlebih dahulu tinggal di Jakarta.
Warga asli di wilayah Kebon Pala hanya sekitar 20% saja, 30% warga Jakarta
yang memilih tinggal disana dan 50% adalah warga pendatang. Dari data diatas
menunjukan bahwa setengah dari warga yang menetap diwilayah tersebut umumnya
adalah pendatang. Dan tidak adanya regulasi yang mengatur tentang pembatasan
masyarakat yang dapat tinggal di suatu wilayah memungkinkan akan terus bertambahnya
tingkat kepaadatan penduduk disana. Masyarakat Kebon Pala banyak yang ingin menetap
disana karena, wilayah tersebut cukup strategis dan fasilitasnya pun memadai seperti
dekat dengan halte bus, Stasiun dan layanan Puskesmas yang memadai.
Masalah kepadatan penduduk juga disebabkan akibat menurunnya tingkat
kematian dengan tanpa disertai menurunnya tingkat kelahiran. Umumnya dinegara-
negara maju sudah mampu menurunkan tingkat kelahiran, sedangkan dinegara-negara
yang sedang berkembang belum mampu menurunkan tingkat kematian dan kelahiran.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
memperhatikan tingkat kelahirannya. Seharusnya kita dapat lebih mendorong konsep
berpikir masyarakata bahwa yang terpenting dan yang patut diperhatikan adalah kualitas
anak kita bukan hanya kuantitasnya saja.
Kepadatan penduduk yang terjadi sekarang akibat dari kurang maksimalnya
penerapan program KB. Seharusnya dengan adanya kampanye 2 anak saja cukup dapat
menekan jumlah kelahiran, tetapi hanya sedikit masyarakat yang mau melakukan
program ini karena anggapan primitif bahwa banyak anak banyak rejeki. Permasalahan
ini sudah sangat membudaya di masyarakat. Kesadaran masyarakat akan hal ini memang
masih sangat rendah.Hal ini umumnya hal ini terjadi di pinggiran-pinggiran kota. Selain
itu pergaulan remaja yang bebas akibat derasnya arus globalisasi sekarang ini dapat
mengakibatkan bertambahnya angka seks bebas yang mampu menambah masalah
kelahiran di usia muda.
Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks
serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Pada suatu
lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan suatu
ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada
lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia,
tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. Sedangkan, komponen abiotik adalah benda-
benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah
lingkungan yaitu mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebagainya.
Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor, baik faktor alami dari
lingkungan itu sendiri ataupun akibat dari tingkah laku manusia. Pentingnya lingkungan
hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan
ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut.Masalah
kependudukan yang sangat mempengaruhi lingkungan adalah kepadatan penduduk.
Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang
kepadatannya tinggi, usaha peningkatan kuallitas penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal
ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan
lahan dan air bersih, kebutuhan pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan
lingkungan.Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa aspek yang berkaitan dengan
kehidupan-kehidupan penduduk berikut ini:
Masyarakat di sekitar Kebon Pala biasanya dihadapkan dengan problem bau yang
biasanya berasal dari got-got di pinggir jalan. Got di area ini sebenarnya sudah cukup
bersih, namun dengan kurangnya kesadaran masyarakat disana untuk membuang sampah
pada tempatnya. Hal ini juga dapat menjadi penyebab banjir di wilayah itu.
5. Banjir
Tingkat kepadatan penduduk di wilayah Kebon Pala ini termasuk tinggi, sehingga
daerah disana memiliki area resapan air sangat memprihatinkan, Disana jalan sudah beton
dan aspal semua, jadi tidak memungkinkan penyerapan air yang maksimal, selain itu
pohon juga jarang ditemui di wilayah tersebut, sehingga bila hujan datang kerap terjadi
genangan-genangan bahkan banjir.
4.4. Solusi dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan dari adanya kepadatan
penduduk
1. Solusi dalam menangani terbatasnya area terbuka hijau di permukiman padat
penduduk.
Sebaiknya pemerintah provinsi DKI Jakarta menyediakan lahan terbuka hijau di
setiap wilayah, khusunya di daerah permukiman padat penduduk, sediakan lahan
untuk penghijauan walaupun tidak besar, setidaknya agar ada sirkulasi udara segar di
wilayah permukiman padat penduduk. Selain itu pemerintah juga mengadakan
sosialisasi bagi masyarakat akan pentingnya penghijauan disetiap rumah, agar
kesadaran masyarakat meningkat untuk menanam pohon di rumahnya.
Selain peran pemerintah peran masyarakat juga sangat penting dalam mengatasi
permasalahan penghijauan, setelah pemerintah mengadakan sosialisasi masyarakat
harus sadar akan pentingnya penghijauan di lingkungan mereka, karena dengan
adanya penghijauan akan berdampak pada kesehatan mereka juga, udara menjadi
bersih, polusi udara berkurang dan sebagainya. Menanam pohon tidak selalu
menanam pohon yang besar dan banyak asalkan terus menerus di rawat dan di setiap
rumah menanam pohon maka pohon itu akan berdampak positif bagi lingkungan,
pohon akan menyaring polusi, dan membuat udara menjadi segar. Tetapi bagaimana
cara menanam pohon di permukiman padat penduduk ? Jika tidak ada lahan yang
luas, bisa menggunakan metode hidroponik, yakni menanam pohon menggunakan
media air yang tentu akan memudahkan masyarakat yang tidak memiliki lahan yang
luas atau tinggal di permukiman padat penduduk.
2. Solusi dalam mengatasi masalah bau tidak sedap akibat adanya tumpukan sampah di
saluran air.
Sebaiknya dari RT atau RW mengadakan kerja bakti secara rutin, membersihkan
seluruh area permukiman termasuk saluran air, karena jika saluran air penuh dengan
sampah maka berakibat pada kesehatan warga, seperti demam berdarah. Selain kerja
bakti upaya preventif juga dapat dilakukan dalam mengatasi hal ini, seperti membuat
peraturan dan sanksi bagi warga yang membuang sampah di saluran air, serta
meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya menjaga lingkungan, selain itu,
kesadaran warga ketika melihat ada sampah di saluran air maka ia mengambil sampah
tersebut agar nantinya tidak menumpuk juga sangat penting.
3. Solusi masalah sanitasi
menurut kami dalam mengatasi masalah sanitasi di tengah padatnya permukiman
penduduk khusunya yang tinggal di bantaran sungai adalah dengan mendirikan toilet
umum yang saluran pembuangannya melalui septic tank, jadi warga tidak membuang
limbah ke sungai. Mengapa harus dengan mendirikan toilet umum ? Karena tanah di
permukiman padat penduduk pasti tidak luas terlebih lagi jika yang ada di bantaran
sungai, jadi toilet umum di maksudkan agar limbah berada di satu tempat yang luas,
jadi setiap warga tidak perlu lagi membuat toilet dengan septic tank sendiri atau
membuang limbah ke sungai.
4. Solusi untuk masalah penanggulangan kebakaran.
Hal yang paling ditakuti oleh warga yang tinggal di permukiman padat penduduk
adalah kebakaran, karena jika terjadi kebakaran maka akan mudah merembet ke
rumah yang lain, seperti peristiwa kebakaran di kebon pala yang terjadi pada Minggu,
20 Agustus 2017 lalu, kebakaran yang diduga disebabkan karena korsleting listrik ini
menghanguskan sebanyak 300 rumah warga, permukiman yang padat membuat
proses pemadaman menjadi sulit, karena aksesnya sempit, selain itu api juga mudah
merembet ke bangunan lain. Kejadian ini tidak memakan korban jiwa, namun
sebanyak 300 rumah warga terbakar dan warga mengungsi ke tempat lain.
Lalu, bagaimana solusi dalam mengatasi hal ini agar tidak terjadi lagi ? Upaya
yang dapat dilakukan adalah bisa dengan upaya preventif, seperti menyediakan
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di setiap sudut wilayah padat penduduk, dengan
adanya APAR setidaknya sebelum kebakaran meluas api dapat di padamkan dengan
menggunakan APAR. Selain alat untuk meminimalisir masalah kebakaran,
kemampuan warga dalam menanggulangi juga penting, pemerintah harus
mengadakan sosialisasi kepada warga tentang bagaimana cara mencegah dan
menanggulangi kebakaran serta cara-cara untuk menggunakan alat APAR, selain itu
memeriksa kabel di setiap rumah yang berpotensi menyebabkan kebakaran, sehingga
masyarakat dapat mengetahui hal apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya
kebakaran serta cara menanggulanginya.
5. Solusi mengatasi banjir.
Peran pemerintah dalam mengatasi banjir di daerah permukiman padat penduduk
adalah dengan merelokasi warga yang tinggal di bantaran sungai ke tempat yang lebih
layak, baik merelokasi ke rusun, perumahan dan lain sebagainya. Selain itu
pemerintab juga harus membuat kebijakan yang disertai sanksi yang tegas bagi
masyarakat yang masih mendirikan bangunan di bantaran sungai. Peran masyarakat
adalah dengan rajin membersihkan selokan air, tidak membuang sampah di sungai,
tidak mendirikan bangunan di bantaran sungai, karena dampak nya akan berakibat
pada masyarakat sendiri.
BAB IV
PENUTUP
IV.I KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Arfana, Agung Satria. Makalah masalah kependudukan yang berkaitan dengan
lingkungan. http://agungarfana.blogspot.com/2017/04/masalah-kependudukan-yang-
berkaitan.html?m=1. Diakses pada 9 November 2019.