Anda di halaman 1dari 3

Ada beberapa penyimpangan masa Orde Baru yang tidak dapat diabaikan, yang membuatnya

tidak jauh berbeda dengan pemerintahan pada masa Orde Lama. Penyimpangan ini terjadi
dalam berbagai bidang, termasuk pada konstitusi negara yaitu Undang – Undang Dasar 1945.
Beberapa penyimpangan pada masa Orde Baru adalah:

1. Memusatkan kekuasaan di tangan Presiden

Adanya pemusatan kekuasaan pada Presiden di masa Orde Baru telah menyebabkan korupsi
merajalela, ditambah dengan kolusi dan nepotisme. Akibatnya terjadi kesenjangan sosial yang
semakin besar, hutang luar negeri yang semakin membesar dan juga terjadinya krisis multi
dimensi. Semua lembaga negara yang ada dikendalikan oleh Presiden, juga tidak ada rencana
suksesi kekuasaan ke presiden selanjutnya. Kekuasaan kehakiman juga dicampuri sehingga
tidak dapat membuat keputusan sendiri.

2. Penyimpangan Pancasila

Adanya penafsiran terhadap Pancasila sesuai dengan kepentingan pemerintah merupakan satu
lagi penyimpangan pada masa Orde Baru. Beberapa penyimpangan yang berkaitan dengan
Pancasila yaitu:

 Pancasila disalah gunakan sebagai simbol kekuasaan.


 Pancasila dijadikan sebagai alat untuk menguasai rakyat sehingga kelanggengan masa
jabatan pada Orde Baru dapat dilegitimasi.
 Nilai – nilai Pancasila menjadi kabur karena banyak praktek yang menyimpang diklaim
sebagai fungsi pokok Pancasila, sehingga siapapun yang menentang kebijakan tersebut
dianggap juga menentang Pancasila.
 Hanya orang – orang terdekat Soeharto yang dipercaya untuk menguasai perusahaan –
perusahaan besar negara dan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia merupakan
penyimpangan dari kelima sila Pancasila.
 Kelompok – kelompok minoritas disingkirkan dengan menggunakan Fungsi Pancasila
sebagai alasannya.

3. Hak politik dibatasi


Penyimpangan pada masa Orde Baru lainnya adalah membatasi hak politik rakyat, yang
sebenarnya melanggar hak warga negara sebagaimana tercantum pada Undang – Undang
Dasar 1945. Pembatasan ini terlihat pada tiga partai politik yang diizinkan oleh pemerintah
yaitu PPP, Golkar dan PDIP. Kondisi ini sangat menyimpang dari UUD 1945 mengenai hak dan
kewajiban warga negara. Pemilu bahkan tidak dilakukan secara demokratis karena hanya
menjadi alat untuk mengukuhkan kekuasaan Presiden untuk terus menerus dipilih menjadi
Presiden seterusnya.

4. Kebebasan pers dibatasi

Penyimpangan pada masa Orde Baru juga terlihat dari kebebasan pers yang diawasi dengan
ketat dan dibelenggu sehingga tidak dapat mengapresiasikan suara rakyat atau bahkan dapat
menyampaikan kritiknya kepada umum. Pada masa ini banyak sekali koran dan majalah yang
mengalami pembredelan. Pancasila juga diberi tafsir hanya sesuai keinginan pemerintah untuk
membenarkan tindakan – tindakannya.

5. Pembangunan tidak merata

Pemerintah memang telah merencanakan untuk membangun di daerah tertentu tetapi di saat
yang bersamaan juga tidak dilakukan secara merata. Sehingga terjadi kesenjangan antara
pembangunan di pusat dengan pusat di daerah, karena aset berupa dana yang didapatkan dari
masing – masing daerah banyak diberikan ke pusat untuk pembangunan. Hal ini banyak
menimbulkan kecemburuan sosial antara lain yang terjadi pada penduduk pribumi dan para
pendatang transmigran yang mendapatkan tunjangan cukup besar dari pemerintah pada tahun
pertamanya. Pembangunan yang tidak merata juga menimbulkan kesenjangan ekonomi.

6. Pelanggaran HAM

Pelanggaran hak asasi manusia banyak terjadi pada masa orde baru dengan alasan keamanan
dan terhadap pihak – pihak yang menunjukkan kritik kepada pemerintah. Kekerasan digunakan
untuk menciptakan suasana yang aman misalnya dengan adanya ‘Penembakan Misterius’ dan
penculikan yang menyasar orang – orang yang mencoba mengeluarkan pendapatnya terhadap
pemerintah. Pelanggaran HAM juga terjadi ketika hak rakyat untuk berpendapat, berpolitik dan
berserikat ditiadakan, juga dialami oleh warga non pribumi dan warga Tionghoa sehingga isu
SARA kerap mengemukan.

7. Menurunnya Kualitas Birokrasi

Pada zaman orde baru terjadi penurunan pada kualitas birokrasi yang mengutamakan prinsip
‘asal bapak senang’ sehingga banyak mengabaikan prosedur – prosedur yang harusnya diikuti
dengan benar. Penyimpangan masa Orde Baru ini menjadi kesalahan yang sangat fatal karena
tanpa adanya birokrasi yang efektif dapat menghancurkan tatanan suatu negara. Birokrasi pada
masa ini juga kerap dikaitkan dengan korupsi, kolusi dan nepotisme dan sudah umum diketahui
oleh rakyat. Ketahui juga beberapa peristiwa terkait Orde Baru seperti sejarah peristiwa Malari
di tahun 1974, kerusuhan Mei 1998 dan sejarah Peristiwa Trisakti.

8. Tekanan Terhadap Warga Tionghoa

Penyimpangan pada masa Orde Baru lainnya adalah adanya tekanan yang diterima para
keturunan Tionghoa. Mereka dianggap sebagai warga asing sejak tahun 1967 dan
berkedudukan di bawah pribumi. Secara tidak langsung, hak – hak asasi mereka juga
dihapuskan, dengan melarang perayaan hari raya Imlek, kesenian Barongsai, juga melarang
penggunaan bahasa Mandarin, begitu juga dengan agamanya.

Waktu itu agama Konghucu tidak lagi diakui pemerintah dengan alasan mereka akan
menyebarkan pengaruh komunisme pada tanah air. Mereka sampai harus menghadap
Mahkamah Agung hingga akhirnya diizinkan oleh Jaksa Agung dengan catatan bahwa bangsa
Tionghoa tidak akan mengumpulkan kekuatan untuk memberontak. Hanya ada satu surat kabar
berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit dan sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai