Anda di halaman 1dari 2

Penyimpangan pada masa Orde Lama dalam hal konstitusi

1. Orde lama (Periode 5 Juli 1953–11 Maret 1966)


2. Adanya penyimpangan ideologis, yaitu penerapan konsep Nasionalis,
Agama dan Komunis (Nasakom)
3. Pemusatan kekuasaan pada presiden sehingga kewenangannya melebihi
ketentuan yang diatur UUD 1945. Misalnya, pembentukan Penetapan Presiden
(Penpres) yang setingkat dengan Undang-undang.
4. MPRS mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup.
5. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu tahun 1955 dan membentuk DPR-
GR tanpa melalui pemilu.
6. Adanya jabatan rangkap yaitu Pimpinan MPRS dan DPR dijadikan menteri
negara, sehingga berkedudukan sebagai pembantu presiden.
7. Negara Indonesia masuk dalam salah satu poros kekuasaan dunia yaitu
poros Moskwa-Peking sehingga bertentangan dengan politik bebas aktif.
Penyimpangan pada masa Orde baru Dalam hal konstitusi

1. Perubahan kekuasaan yang statis


2. Perekrutan politik yang tertutup
3. Pemilihan umum yang kurang demokratis
4. Kurangnya jaminan hak asasi manusia
5. Salah satu ciri dari negara yang menganut paham demokrasi adalah adanya
pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia. Dalam pemerintahan Orde Baru,
dirasakan penghormatan dan perlindungan HAM masih kurang diperhatikan.
6. Presiden mengontrol perekrutan organisasi politik
7. Pengisian jabatan ketua umum partai politik harus mendapat persetujuan
dari presiden. Seharusnya pemilihan ketua umum partai diserahkan kepada kader
partai bersangkutan.
8. Presiden memiliki sumber daya keuangan yang sangat besar
Penyimpangan pada masa Reformasi

1. Belum terlaksananya kebijakan pemerintahan Habibie karena pembuatan


perudang-undangan menunjukkan secara tergesa-gesa, sekalipun perekonomian
menunjukkan perbaikan dibandingkan saat jatuhnya Presiden Soeharto.
2. Kasus pembubaran Departemen Sosial dan Departemen Penerangan pada
masa pemerintahan Abdurachman Wahid, menciptakan persoalan baru bagi
rakyat banyak karena tidak dipikirkan penggantinya.
3. Ada perseteruan antara DPR dan Presiden Abdurachman Wahid yang
berlanjut dengan Memorandum I dan II berkaitan dengan kasus “Brunei Gate”
dan “Bulog Gate”, kemudian MPR memberhentikan presiden karena dianggap
melanggar haluan negara.
4. Baik pada masa pemerintahan Abdurachman Wahid maupun Megawati,
belum terselesaikan masalah konflik Aceh, Maluku, Papua, Kalimantan Tengah
dan ancaman disintegrasi lainnya.
5. Belum maksimalnya penyelesaian masalah pemberantasan KKN, kasus-
kasus pelanggaran HAM, terorisme, reformasi birokrasi, pengangguran, pemulihan
investasi, kredibilitas aparatur negara, utang domestik, kesehatan dan pendidikan
serta kerukunan beragama

Anda mungkin juga menyukai