Anda di halaman 1dari 24

Faktur Memo Debit Memo Kredit Bukti Kas Masuk Bukti Kas Keluar Voucher

Pembelian Barang
Dagang memiliki bukti
transaksi
Return Pembelian dan seperti
potongan harga
Pembelian barang
Potongan Pembelian memiliki Perusahaan memiliki
Dagang Penyimpanan Barang
Pembayaran beban transaksi aktivitas pokok
angkut barang yang Penjualan Barang
dibeli
terdiri dari
Penjualan barang
dagang Pedagang Kecil

Retur penjualan dan Pedagang Besar


potongan harga

Pedagang Menengah
Beban angkut barang
yang dijual

Potongan penjualan

Karakteristik Perusahaan Dagang

• Perusahaan dagang menjual produk berpa barang berwujud, antara lain barang jadi, barang setengah jadi, dan
bahan baku (bahan mentah). Barang dagang tersebut dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan,
pertambangan dan hasil industri.

• Perusahaan dagang tidak melakukan pengolahan atas barang dagang. Produk perusahaan dagang berupa
pembelian dari pihak luar.

• Perusahaan dagang memiliki aktivitas pokok sebagai berikut :

– Pembelian Barang

– Penyimpanan Barang

– Penjualan Barang

Perbedaan Antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa


JENIS-JENIS PERUSAHAAN DAANG

• Pedagang Besar. Pedagang besar adalah pedagang yang membeli barang dalam skala besar dan kemudian
menjualnya kembali kepada pedagang yang lebih kecil untuk mendapatkan keuntungan. Contoh : eksportir,
importir, grosir.

• Pedagang Kecil. Pedagang kecil adalah pedagang yang membeli barang dagang dalam skala sedang dan
menjualnya langsung ke konsumen.

• Pedagang Menengah. Pedagang menengah adalah pedagang yang membeli barang dagang dengan skala yang
besar dari pedagang yang lebih besar dan menjualnya kembali kepada pedagang yang lebih kecil.

Kondisi keuangan dapat dibaca dari laporan laba rugi dan neraca. Pada neraca,

• kekayaan perusahaan yang disebut aset terletak pada sisi aktiva, sementara modal dan kewajiban terletak pada
sisi pasiva. Nilai pada sisi ativa harus sama dengan nillai pada sisi pasiva. Hal tersebut dapat dilukiskan pada
persamaan berikut :

Jika kita menganggap kewajiban sebagai hutang dan aktiva sebagai harta maka fungsi atau persamaan
tersebut dalam pembukuan untuk akun aktiva akan memiliki posisi debit atau posisi debit atau positif, dan untuk akun
kewajiban akan memiliki posisi kredit atau negatif. Inilah mengapa kira seringkali mendapati bahwa posisi debit terkait
dengan aktiva, sementara posisi kredit terkait dengan kewajiban

RUMUS
Persamaan di atas memperlihatkan saldo minimal masing-masing akun. Berdasarkan persamaan di atas maka akun yang
memiliki saldo normal di sebelah debit adalah aktiva dan beban, sementara akun yang memiliki saldo normal di sebelah
kredit adalah kewajiban, modal dan pendapatan

AKUN KHUSUS PADA PERUSAHAAN DAGANG

Transaksi-transaksi pada perusahaan dagang secara garis besar adalah sebagai berikut :

• Pembelian barang dagang (purchases).

• Pengembalian barang dagang yang dibeli atau retur pembelian dan potongan harga (purchases return and
allowances).

• Potongan pembelian (purcahses discount).

• Pembayaran beban angkut barang yang dibeli (freight in).

• Penjualan barang dagang (sales).

• Penerimaan kembali barang dagang yang dijual atau retur penjualan dan potongan harga (sales return and
allowances).

• Pembayaran beban angkut barang yang dijual (freight out).

• Potongan penjualan (sales discount).

Pembelian Barang Dagang (Purchases

Pembelian barang dagang adalah aktivitas memperoleh barang dagang untuk dijual kembali. Dalam melaksanakan
pembelian barang yang akan dijual perusahaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

• Harga Faktur. Harga faktur adalah harga yang tertera pada faktur. Harga faktur merupakan harga satuan
dikalikan kuantitas barang dagang yang dibeli. Jika ongkos angkut ditanggung oleh pembeli, harga pokok
pembelian barang dagang ialah harga faktur ditambah dengan ongkos angkut. Jika ongkos angkut ditanggung
oleh penjual, maka harga pokok pembelian adalah sebesar harga faktur.

• Syarat Pembayaran. Syarat pembayaran merupakan mekanisme atau tata cara pembayaran harga barang yang
dibeli. Pembelian barang dapat dilakukan dengan sua cara :

– Pembelian Tunai. Pembelian Tunai ialah pembelian barang dagang yang langsung diikuti oleh
pembayaran secara tunai.

– Pembelian Kredit. Pembelian kredit ialah pembelian barang dagang yang pembayarannya
ditangguhkan.

Di samping itu, dalam syarat pembayaran seringkali dicantumkan syarat-syarat khusus seperti yang disepakati oleh
kedua belah pihak, antara lain :
• n/30, berarti pembayaran seluruh harga barang dagang dapat dilakukan paling lambat 30 hari sejak tanggal
faktur (tanggal transaksi).

• n/eom, berarti pembayaran seluruh harga barang dapat dilakukan paling lambat sampai akhir bulan yang
bersangkutan (eom = end of month). Sebagai contoh, pembelian dilakukan pada tanggal 12 April 2007 dengan
syarat “n/eom” maka pembeli dapat melunasi pembayaran paling lambat sampai dengan tanggal 30 April 2007.

• 2/10, n/30, berarti pembeli akan menerima potongan 2% apabila pembayaran dilakukan paling lambat 10 hari
setelah tanggal transaksi, sementara jangka waktu pelunasan adalah 30 hari. Apabila pembayaran dilakukan di
atas 10 hari maka pembeli tidak lagi mendapat potongan harga.

• Syarat penyerahan. Syarat penyerahan barang merupakan kesepakatan antara pembeli dan penjual mengenai
tempat serah terima barang yang diperjualberlikan. Berkut adalah syarat-syarat pembayaran yang sering terjadi
dalam perdagangan :

a. Prangko Gudang penjual atau Fee On Board (FOB) Shipping Point. Berarti penjual menyerahkan semua barang
yang dijual kepada pembeli di gudang penjual.

b. Prangko Gudang Pembeli atau Fee On Board (FOB) Destination Point. Berarti penyerahan barang yang dijual
kepada pembeli dilakukan di gudang pembeli.

c. Pengembalian Barang Dagang yang Dibeli atau Retur Pembelian dan Potongan Harga (Purchases Return and
Allowance). Retur pengembalian dan potongan harga adalah akun pengembalian sebagian atau seluruh barang
yang dibeli.

d. Potongan Pembelian (Purchases Discount). Potongan pembelian adalah potongan harga yang diberikan oleh
penjual kepada pembeli yang memenuhi syarat untuk diberikan potongan pembelian, antara lain karena
pembeli melunasi hutangnya pada periode pemberian potongan.

e. barang kadang-kadang menjadi beban penjual, atau mungkin pula dibebankan kepada pembeli, tergantung dari
kesepakatan di antara mereka. Beban Angkut Pembelian Barang Dagang (Freight In). Beban angkut pembelian

f. Penjualan Barang Dagang (Sales). Penjualan merupakan kegiatan utama pada setiap perusahaan dagang.
Transaksi penjualan merupakan transaksi utama untuk memperoleh penghasilan dan merupakan komponen
utama dalam pembentukan laba.

g. Penerimaan Kembali Barang yang Dijual atau Retur Penjualan dan Potongan Harga (Sales Return and
Allowances). Barang dagang yang telah terjual mungkin akan dikembalikan oleh konsumen karena berbagai
alasan, antara lain karena kualitas barang yang diterima tidak sesuai dengan yang dipesan.

h. Potongan Penjualan (Sales Discount). Potongan penjualan diberikan kepada pembeli atas dasar atau syarat-
syarat tertentu, misal 2/10, n/30.

Beban Angkut Barang yang Dijual (Freight Out). Jika penjualan dilakukan secara tunai, maka beban angkut penjualan
akan dicatat pada jurnal dengan akun beban penjualan di sebelah debit dan akun kas di sebelah kredit. Jika penjualan
dilakukan secara kredit, maka beban angkut penjualan akan dicatat pada jurnal dengan akun beban angkut penjualan di
sebelah debit dan akun hutang dagang di sebelah kredit

Bukti-bukti Transaksi Perusahaan Dagang

• Faktur. Faktur adalah bukti perhitungan penjualan kredit yang diberikan oleh penjual kepada pembeli. Bagi
penjual, salinan (copy) faktur merupakan dasar pencatatan transaksi penjualan kredit. Bagi pembeli faktur
merupakan transaksi pembelian kredit.

• Memo Debit. Memo debit adalah memo yang dikirimkan oleh pembeli kepada penjual karena barang yang
diterima tidak sesuai dengan pesanan, cacat, atau rusak. Memo debit dibuat oleh pembeli.

• Memo Kredit. Memo kredit adalah memo yang dikirim oleh penjual kepada pembeli karena penjual telah
menerima pengembalian barang yang telah dijual dari pembeli, atau penjual memberikan potongan kepada
pembeli. Memo kredit dibuat oleh penjual.

• Bukti Kas Masuk. Bukti kas masuk dibuat saat pembeli melunasi hutangnya atas penjualan kredit yang
dilakukan perusahaan.

• Bukti Kas Keluar. Bukti kas keluar dibuat pada saat perusahaan membayar hutangnya kepada penjual.

METODE PENCATATAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Jurnal Jurnal
Jurnal Pembelian Jurnal Penjualan
Penerimaan Kas Pengeluaran Kas

terdiri dari

Jurnal Umum Jurnal Khusus

terdiri dari

diposting ke
Jurnal Buku Besar Sistem Persediaan
Perpetual
dicatat dalam
Pencatatan dapat Sistem Persediaan
Transaksi Persediaan menggunakan Periodik
metode
mencatat

Pencatatan Akuntansi harus


memperhitungkan FIFO
Perusahaan Dagang

Perhitungan dapat LIFO


HPP menggunakan
metode
Weighted Average
METODE PENCATATAN BARANG DAGANGAN

Pencatatan persediaan barang dagang dapat dilakukan dengan dua sistem pencatatan berikut :

1. Sistem persediaan perpetual. Pada sistem persediaan perpetual (perpetual inventory sistem), setiap pembelian
dan penjualan barang dagang dicatat pada akun persediaan.

2. Sistem persediaan periodik. Pada sistem persediaan periodik (periodic inventory system), catatan persediaan
sepanjang periode akuntansi tidak memperhatikan jumlah persediaan barang dagang untuk dijual dan jumlah
barang dagang yang telah terjual.

Pada akhir periode, ayat jurnal penyesuaian untuk persediaan pada sistem persediaan periodik adalah sebagai berikut :

Penentuan Kuantitas Persediaan

Jumlah persediaan barang pada akhir periode laporan adalah jumlah fisik barang dalam gudang dan toko, serta barang-
barang dalam perjalanan. Jumlah fisik persediaan dapat dihitung melalui stock opname pada akhir periode laporan.
Pada saat stock opname dilakukan, mutasi keluar masuk barang tidak diperbolehkan. Barang dalam perjalanan adalah
barang yang masih berada di pihak pengangkut tetapi telah diakui sebagai milik perusahaan kita.

Secara umum, perhitungan harga perolehan persediaan dihitung berdasarkan metode aliran anggapan. Metode ini
antara lain :

• FIFO (First In First Out), barang yang masuk paling awal akan dikeluarkan lebih dahulu.

• LIFO (Last In First Out), barang yang masuk paling akhir akan dikeluarkan terlebih dahulu.

• Weighted Average (rata-rata tertimbang), barang yang akan dijual dianggap memiliki harga yang sama sehingga
kejadian masuk barang tidak diperhatikan.

Secara umum, perhitungan harga perolehan persediaan dihitung berdasarkan metode aliran anggapan. Metode ini
antara lain :

• FIFO (First In First Out), barang yang masuk paling awal akan dikeluarkan lebih dahulu.

• LIFO (Last In First Out), barang yang masuk paling akhir akan dikeluarkan terlebih dahulu.

• Weighted Average (rata-rata tertimbang), barang yang akan dijual dianggap memiliki harga yang sama sehingga
kejadian masuk barang tidak diperhatikan.

• Tiap transaksi dagang dipengaruhi oleh pembeli dan penjual. Perhatikan pencatatan beberapa contoh di bawah
ini.

• Pada contoh ini, akan dilihat bagaimana transaksi yang sama dicatat sama oleh penjual dan pembeli.
• Pencatatan atas pesediaan barang dagang, baik oleh penjual maupun pembeli, diasumsikan menggunakan
metode perpetual.

• Penjual adalah PT.Citra dan pembeli adalah PT.Kharisma

Jurnal Umum Jurnal Khusus

1. Bentuk : 1. Bentuk :

Jurnal umum terdiri atas Kolom, Tanggal, Sesuai dengan kolom-kolom yang dibutuhkan dan
Keterangan, Ref., Jumlah D & K didasarkan pada kelompok transaksi sejenis

2. Pencatatan 2. Pencatatan :

Semua transaksi dicatat ke dalam jurnal umum Transaksi-transaksi yang sejenis dicatat ke dalam
secara kronologis jurnal khusus tertentu, misalnya penjualan barang
dicatat ke dalam jurnal penjualan.
3. Pemindahbukuan ke buku besar :
3. Pemindahbukuan ke buku besar :
Pemindahbukuan jurnal umum ke buku besar
dilakukan setiap kali terjadi transaksi Pemindahbukuan jurnal khusus ke buku besar
dilakukan secara periodik, biasanya setiap akhir
4. Penggunaan jurnal umum : bulan.
Hanya pada perusahaan jasa dan perusahaan
4. Penggunaan jurnal khusus :
dagang yang kecil, yang mana transaksinya tidak
begitu banyak Jurnal khusus digunakan pada perusahaan
besar dan bila transaksi yang sejenis sudah sering
terjadi secara berulang-ulang sehingga memerlukan
teknik pencatatan secara khusus.

MANFAAT JURNAL KHUSSUS

• Memungkinkan pembagian pekerjaan. Tiap jurnal khusus ditangani oleh satu orang sehingga terjadi
spesialisasi pekerjaan, yakni tiap transaksi sejenis dicatat oleh satu atau sekelompok orang ke dalam satu jenis
jurnal khusus.

• Memudahkan pemindahbukuan ke buku besar. Pemindahbukuan (posting) adalah pencatatan angka-angka


dalam jurnal ke masing-masing buku besar.
• Memungkinkan pengendalian intern yang lebih baik. Tiap jurnal khusus menjadi tanggung jawab satu orang
pertugas sehingga lebih memudahkan pelaksanaan pengendalian terhadap buku tersebut.

• Jurnal pembelian. Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat pembelian barang dagang dan barang lainnya
secara kredit.

• Jurnal pengeluaran kas. Semua pengeluaran uang melalui kas dicatat ke dalam jurnal pengeluaran kas.

• Jurnal penjualan. Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang dibuat untuk menatat penjualan barang dagang
secara kredit.

• Jurnal penerimaan kas. Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus yang dibuat untuk mencatat semua
transaksi penerimaan uang secara kas atau tunai. Penerimaan kas dapat berupa uang tunai, cek, kontan, bilyet
giro, wesel pos, dan sebagainya.

• Jurnal umum. Transaksi-transaksi yang tidak dapat digolongkan ke dalam jurnal khusus dicatat ke dalam jurnal
umum.

Jurnal Pembelian

(Dalam Ribuan Rupiah)

Halaman

No. Akun yang Pembelian Perlengkapan Serba-serbi (D)


Tgl. Ref Termin
Fak Dikredit (D) (D) Akun Ref. Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Keterangan :

Kolom (1) mencatat tanggal terjadinya transaksi

(2) mencatat nomor tertentu


(3) mencatat nama kreditor yang harus dikredit

(4) mencatat tanda check mark (ü) yang menandakan bahwa suatu transaksi telah

dipindahbukukan ke buku besar pembantu

(5) mencatat syarat pembayaran

(6) mencatat jumlah pembelian barang dagang

(7) mencatat jumlah pembelian perlengkapan

(8) mencatat nama akun yang tidak disediakan kolom akun terseniri

(9) mencatat tanda check mark (ü) yang menandakan bahwa suatu transaksi telah

dipindahbukukan ke buku besar pembantu

(10) mencatat sejumlah uang untuk akun yang berada dalam kolom serba-serbi

(11) mencatat jumlah hutang dagang atas pembelian secara kredit

Contoh

Des 1 Dibeli barang dagang dari PD.Agung Bandung seharga Rp. 2.900.000 dengan syarat pembayaran 3/10,
n/30, faktur no.01

7 Dibeli perlengkapan secara kredit dari PT.Bima Jakarta seharga Rp. 1.200.000 dengan syarat
pembayaran 3/10, n/10, faktur no.05

8 Dibeli barang dagang dari PD.Toto Jakarta seharga Rp. 2.000.000 dengan syarat 3/10, n/30, faktur no.
15

15 Dibeli peralatan kantor dari CV.Deta Jakarta seharga Rp. 5.000.000 dengan syarat EOM faktur no. 30

18 Dibeli barang dagang dari PD.Bandung seharga Rp. 4.000.000 dengan syarat pembayaran 3/10, n/30,
faktur no. 40

Pencatatan transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal pembelian adalah sebagai berikut :


Jurnal Pembelian

(Dalam Ribuan Rupiah)

Hala

No. Akun yang Pembelian Perlengkapan Serba-serbi (D)


Tgl. Ref Termin
Fak Dikredit (D) (D) Akun Ref. Jum

Des 1 01 PD.Agung 3/10,n/30 2.900

Bandung

7 05 PT. Bima 3/10,n/30 1.200

Jakarta

8 15 PD.Toto 3/10,n/30 2.000

Jakarta

15 30 CV.Deta EOM Peralatan 5.00

Jakarta Kantor

18 40 PD.Agung 3/10,n/30 4.000

Bandung

8.900 1.200 5.00

BENTUK JURNAL PENGELUARAN KAS

Jurnal Pengeluaran Kas

(Dalam Ribuan Rupiah)

Halam
No. Akun yang Utang Dagang Pembelian Serba-serbi (D) Potong
Tgl Ref.
Cek dikredit (D) (D) Akun Ref. Jumlah Pembe

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Keterangan :

Kolom (1) mencatat tanggal terjadinya transaksi

(2) mencatat nomor cek yang dikeluarkan

(3) mencatat nomor kreditor yang harus didebit atau keterangan

(4) mencatat tanda check maek (ü) yang menandakan bahwa suatu transaksi telah

dipindahbukukan ke buku besar pembantu

(5) mencatat jumlah hutang dagang yang dibayar

(6) mencatat jumlah pembelian tunai

(7) mencatat nama akun yang tidak disediakan kolom akun tersendiri

(8) mencatat nomor kode akun yang diposting ke buku besar untuk akun serba-serbi

(9) mencatat jumlah uang untuk akun yang dicatat dalam kolom serba-serbi

(10) mencatat jumlah yang diterima dari potongan pembelian bila pembayaraaan dilakukan

dalam waktu potongan

(11) mencatat jumlah pengeluaran kas

Contoh :

Des 2 Dibayar kepada PT.Toto Jakarta hutang bulan lalu sebesar Rp. 2.500.000 dengan cek no. 2779
11 Dibayar beban angkut barang yang dibeli tanggal 8 Desember yang lalu sebesar Rp. 200.000 dengan cek
no. 2800

11 Dibayar faktur no.01 tanggal 1 Desember 2003 dengan cek no.2781 (lihat soal jurnal pembelian)

21 Dibayar beban pengiriman barang yang dijual sebesar Rp. 100.000 (faktur penjualan no.122) dengan cek
no.2782

27 Dibayar sewa gedung untuk satu tahun sebesar Rp. 3.500.000 dengan cek no. 2783

28 Diambil untuk pribadi oleh Fachrudin pemilik perusahaan uang kas sebesar Rp. 500.000 dengan cek no.
2784

30 Dibayar hutang kepada CV.Deta sebesar Rp. 5.000.000 dengan cek no. 2785

31 Dibayar gaji pegawai untuk bulan Desember 2004 sebesar Rp.675.000 dengan cek no. 2786

31 Dibayar yang keamanan bulaan desember 2004 sebesar Rp. 25.000

31 Dibeli barang dagang secara tunai seharga Rp. 2.400.000

Pencatatan transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal pengeluaran kas adalah sebagai berikut :

Jurnal Pengeluaran Kas

(Dalam Ribuan Rupiah)

Hal

No. Akun yang Utang Dagang Pembelian Serba-serbi (D) Pot


Tgl Ref.
Cek dikredit (D) (D) Akun Ref. Jumlah Pem

Des 2 2779 PD.Toto 2.500

Jakarta

11 2780 PD.Toto Beban 200

Jakarta Angkut

Pembelian

11 2781 PD.Agung 2.900 87


Bandung

21 2782 Beban 100

Angkut

Pembelian

27 2783 Sewa 3.500

gedung

dibayar

di muka

26 2784 Prive 500

Fachrudin

30 2785 CV.Deta 5.000

Jakarta

31 2786 Beban gaji 675

31 Beban gaji 25

lain-lain

31 2.400

10.400 2.400 5.000 87

BENTUK JURNAL PENJUALAN

Jurnal Penjualan

(Dalam Ribuan Rupiah)


Halaman

No. Piutang Dagang (D


Tgl Akun yang didebit Ref. Termin
Faktur Penjualan (K)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Keterangan :

Kolom (1) mencatat tanggal terjadinya transaksi

(2) mencatat nomor faktur

(3) mencatat nama akun buku besar pembantu yang didebit (dengan

mencantumkan nama debitor)

(4) tempat memberikan tanda check mark (ü) yang berarti bahwa jumlah

tersebut telah dipindahbukukan ke buku besar pembantu

(5) mencatat syarat pembayaran

(6) mencatat jumlah penjualan dan piutang dagang

Contoh

Des 6 Dijual kepada PD Ari Pati barang dagang seharga Rp. 4.000.000 dengan syarat pembayaran 2/10, n/30,
faktur no. 120

10 Dijual barang dagang kepada Toko Jaya Salatiga seharga Rp. 1.500.000 dengan syarat pembayaran 2/10,
n/30, faktur no.121

18 Dijual barang dagang kepada PD Sakura Kudus seharga Rp. 4.500.000 dengan syarat pembayaran 2/10,
n/30 faktur no. 122
31 Dijual barang dagang kepada PD Titis Tegal seharga Rp. 3.000.000 dengan syarat pembayaran 2/10,
n/30, faktur no. 123

Jurnal Penjualan

(Dalam Ribuan Rupiah)

Halaman 1

No. Piutang Dagang (D)


Tgl Akun yang didebit Ref. Termin
Faktur Penjualan (K)

Des 6 120 PD Ari, Pati 2/10, n/30 4.000

10 121 Toko Jaya, Salatiga 2/10, n/30 1.500

18 122 PD Sakur, Kudus 2/10, n/30 4.500

31 123 PD Titis, Tegal 2/10, n/30 3.000

Jumlah 13.000

BENTUK JURNAL PENERIMAAN KAS

Jurnal Penerimaan Kas

(Dalam Ribuan Rupiah)

Akun yang Kas Potongan Penjualan Piutang Serba-serbi (


Tgl Ref.
dikredit (D) Penjualan (D) (K) Dagang (K) Akun

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


Keterangan :

Kolom (1) mencatat tanggal terjadinya transaksi

(2) mencatat nama debitor yang harus dikredit

(3) mencatat tanda check mark (ü) untuk menandakan bahwa telah dilakukan pemindahbukuan

ke buku besar pembantu

(4) mencatat jumlah pembayaran yang diterima secara tunai

(5) mencatat jumlah potongan penjualan yang diberikan

(6) mencatat jumlah penjualan tunai

(7) mencatat jumlah piutang dagang yang diterima atau dilunaskan

(8) mencatat nama akun yang tidak disediakan kolom tersendiri (selain kolom 4,5,6 dan 7)

(9) mencatat nomor kode akun pada waktu dipindahbukukan ke buku besar untuk akun serba-

serbi

(10) mencatat jumlah uang untuk akun yang berada dalam kolom serba-serbi

Contoh

Des 3 Diterima pelunasan hutang dari PT Asoka Salatiga sebesar Rp. 3.150.000

13 Dijual tunai barang dagang seharga Rp. 1.000.000

14 Diterima pelunasan faktur no. 120 tanggal 6 Desember yang lalu dari PD Ari Pati

17 Dijual peralatan kantor bekas seharga Rp. 200.000 secara tunai

25 Diterima pelunasan faktur no. 121 tertanggal 10 Desember yang lalu

Pencatatan transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal penjualan adalah sebagai berikut :

Jurnal Penerimaan Kas

(Dalam Ribuan Rupiah)

H
Akun yang Kas Potongan Penjualan Piutang Serba-serbi (K)
Tgl Ref.
dikredit (D) Penjualan (D) (K) Dagang (K) Akun R

Des 3 PT Asoka 3.150 3.150

Salatiga

13 Penjualan 1.000 1.000

Tunai

14 PD Ari Pati 80 3.920 4.000

17 Peralatan

kantor

bekas

25 Toko Jaya 1.500 1.500

Salatiga

80 9.770 8.650 1.000

Transaksi-transaksi yang tidak dapat digolongkan ke dalam jurnal khusus dicatat ke dalam jurnal umum.

Contoh :

Des 4 Dikirim nota debit kepada PD Agung Bandung, atas pengembalian barang eks faktur no. 27, tertanggal
12 Desember yang lalu karena rusak sebesar Rp. 150.000

9 Dikirim nota kredit kepada PD Ari Pati, atas barang yang diterima kembali karena rusak seharga Rp.
800.000 eks faktur no. 120, tertanggal 6 Desember 2004

23 Dikirim nota kredit kepada PD Ari pati, atas barang yang diterima kembali karena rusak seharga Rp.
500.000 eks faktur no. 122, tertanggal 15 Desember 2004

Pencatatan transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal umum adalah sebagai berikut :

Jurnal
Tgl Keterangan Debit

Des 4 Hutang dagang (PD Agung, Bandung) 150.000

Rektur pembelian dan PH

Untuk mencatat retur pembelian barang faktur

no. 27

9 Retur penjualan dan PH 800.000

Piutang dagang (PD Ari, Pati)

Untuk mencatat retur penjualan faktur no. 120

23 Retur penjualan dan PH 500.000

Piutang dagang (PD Ari, Pati)

Untuk mencatat retur penjualan faktur no. 122

BUKU BESAR UTAMA

Jurnal Penerimaan Kas

(Dalam Ribuan Rupiah)

Akun yang Kas Potongan Penjualan Piutang Serba-serbi (K)


Tgl Ref.
dikredit (D) Penjualan (D) (K) Dagang (K) Akun R

Des 3 PT Asoka 3.150 3.150

Salatiga
13 Penjualan 1.000 1.000

Tunai

14 PD Ari Pati 80 3.920 4.000

17 Peralatan

kantor

bekas

25 Toko Jaya 1.500 1.500

Salatiga

80 9.770 8.650 1.000

Pencatatan transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal umum adalah sebagai berikut

Jurnal

Tgl Keterangan Debit

Des 4 Hutang dagang (PD Agung, Bandung) 150.000

Rektur pembelian dan PH

Untuk mencatat retur pembelian barang faktur

no. 27

9 Retur penjualan dan PH 800.000

Piutang dagang (PD Ari, Pati)

Untuk mencatat retur penjualan faktur no. 120


2
3 Retur penjualan dan PH 500.000

Piutang dagang (PD Ari, Pati)

Untuk mencatat retur penjualan faktur no. 122

PEMINDAHBUKUAN KE BUKU BESAR

• Posting atau pemindahbukuan dilakukan sesuai dengan tanggal transaksi untuk angka-angka yang masuk ke
kolom serba-serbi pada jurnal khusus dan untuk angka-angka yang eterdapat pada jurnal umum. Posting pada
akhir periode yang dipilih hanya dilakukan untuk angka-angka yang masuk ke kolom khusus setelah angka-angka
tersebut direkap.

• Posting atau pemindahbukuan dilakukan secara bersama-sama (kolektif) pada akhir periode yang dipilih (misal
akhir bulan). Posting menurut cara ini dilakukan untuk semua angka yang masuk ke jurnal, tanpa terkecuali,
setelah angka-angka tersebut melalui proses rekapitulasi.

Akun Kas (Dalam Ribuan Rupiah) Akun No.

R Saldo
Tanggal Keterangan Debit Kredit
ef
Debit

Keterangan :

(
Kolom 1) mencatat tanggal transaksi

(
2) mencatat jenis transaksi

mencatat nomor kode akun


(
3)

(
4) mencatat akun yang didebit

(
5) mencatat akun yang dikredit

(
6) mencatat saldo akhir

(
7) mencatat saldo akhir pada posisi kredit

• Pada buku besar pembantu, akun secara satu persatu dibuat sesuai dengan kepada siapa pembelian dan
penjualan kredit dilakukan.

• Buku besar pembantu disebut juga sebagai buku tambahan karena buku ini merupakan informasi tambahan
untuk menjelaskan secara rinci jumlah hutang maupun piutang yang tercatat dalam buku besar utama.

• Buku besar pembantu dapat disimpulkan sebagai buku atau kartu yang digunakan untuk mencatat perubahan
hutang atau piutang secara terpisah sesuai dengan nama orang atau perusahaan tempat dilakukannya
transaksi.

Buku Besar Utama Buku Besar Pembantu

Waktu Posting : Waktu Posting :

Diposting secara periodik, biasanya setiap bulan Diposting setiap terjadi transaksi

Sumber Pencatatan : Sumber Pencatatan :

Berdasarkan jurnal khusus dan jurnal umum Berdasarkan bukti-bukti pembukuan

Tujuan : Tujuan :

Mempersiapkan pembuatan laporan keuangan Menjelaskan rincian dari bagian harta ata

MACAM BB PEMBANTU

• Akun Piutang Usaha

• Akun Hutang Dagang

• Persediaan Barang Dagang


• Peralatan dan Akumulasi Penyusutan

Proses pencatatan pada gambar di atas adalah sebagai berikut :

a. Pencatatan transaksi dari bukti ke jurnal dan buku besar pembantu dilakukan setiap kali transaksi terjadi.

b. Pencatatan dari jurnal khusus ke kolom serba-serbi dan dari jurnal umum ke buku besar dilakukan pada tanggal
yang bersangkutan agar posting yang beraneka ragam tidak menumpuk.

c. Pencatatan dari jurnal khusus yang memiliki angka pada kolom khusus dilakukann secara kolektif pada akhir
periode yang dipilih.

d. Penyusunan daftar saldo buku besar pembantu dilakukan pada setiap akhir periode yang dikehendaki
perusahaan.

e. Penyusunan kertas kerja dilakukan pada akhir periode akuntansi dalam rangka menyiapkan laporan keuangan.

f. Penyusunan laporan keuangan dilakukan pada akhir periode akuntansi.

BENTUK BB PEMBANTU

• Bentuk Akun (Account Form). Bentuk akun (account form) memiliki bentuk berbanjar. Nilai saldo ditentukan
dengan mencari selisih antara jumlah debit dan kredit

• Bentuk Bersaldo (Balanced Form). Bentuk bersaldo (balance form) menampilkan kolom saldo, sehingga nilai
saldo dapat diketahui dengan segera ketika terjadi perubahan.

Buku Besar Pembantu Piutang

Nama : PT Devi

Alamat : Semarang

Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah


Buku Besar Pembantu Hutang

Nama : PT Devi

Alamat : Semarang

Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

BAB 3
TAHAP PENGIKHTISARAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Membuat Neraca Saldo

• Pembuatan neraca saldo pada akhir tahun buku digunakan untuk meringkaskan atau mengikhtisarkan
pencatatan-pencatatan pada buku besar guna mempersiapkan laporan.

• Neraca saldo disebut juga neraca percobaan (trial balance), karena beberapa penyesuaian masih diperlukan
untuk beberapa saldo yang masih dianggap sementara.

• Neraca saldo menenpatkan masing-masing akun menurut aturan atau urutan tertentu.

• Pada bagian aktiva, akun-akun disusun berdasarkan likuiditas masing-masing akun tersebut.

• Pada bagian hutang, akun-akun disusun berdasarkan likuiditas masing-masing akun tersebut.

• Pada bagian modal, akun-akun disusun berdasarkan kekekalan atau lama akun tersebut bertahan dalam neraca
saldo. Namun, apabila masing-masing akun sudah memiliki nomor urut akun, maka penempatan masing-masing
akun dapat mengikuti atau sesuai dengan masing-masing akun tersebut.

Anda mungkin juga menyukai