Anda di halaman 1dari 21

KEHIDUPAN EKONOMI AWAL

KEMERDEKAAN DAN SISTEM


EKONOMI DEMOKRASI LIBERAL

MUHAMMAD FAJAR HIDAYAT,S.Pd, M.Pd


KELAS: XII IPA/IPS
SMA N 1 KOTA SOLOK
1. Kondisi Ekonomi Indonesia Awal
Kemerdekaan
Keadaan ekonomi Indonesia pada akhir kekuasaan Jepang
dan pada awal berdirinya Republik Indonesia sangat kacau
dan sulit.
 Latar Belakang Keadaan Ekonomi Indonesia kacau disebabkan

oleh karena :
1. Indonesia yang baru saja merdeka belum memiliki
pemerintahan yang baik, dimana belum ada pejabat khusus
yang bertugas untuk menangani perekonomian Indonesia.
2. Sebagai negara baru Indonesia belum mempunyai pola dan
cara untuk mengatur ekonomi keuangan yang mantap.
3. Tinggalan pemerintah pendudukan jepang dimana ekonomi
saat pendudukan jepang memang sudah buruk akibat
pengeluaran perang Jepang.
4. Kondisi keamanan dalam negeri sendiri
tidak stabil akibat sering terjadinya
pergantian kabinet, dimana hal tersebut
mendukung ketidakstabilan ekonomi.
5. Politik keuangan yang berlaku di Indonesia
dibyat di negara Belanda guna menekan
pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan
untuk menghancurkan ekonomi nasional
6. Belanda masih tetap tidak mau mengakui
kemerdekaan Indonesia dan masih terus
melakukan pergolakan politik yang
menghambat langkah kebijakan pemerintah
dalam bidang ekonomi.
Faktor-Faktor penyebab kacaunya perekonomian
Indonesia 1945-1950 adalah sebagai berikut
1. Terjadinya Inflasi yang sangat tinggi Inflasi
tersebut dapat terjadi disebabkan karena :
a. Beredarnya mata uang jepang di masyarakat
dalam jumlah yang tak terkendali
b. Beredarnya mata uang cadangan yang
dikeluarkan oleh pasukan sekutu dari bank-bank
yang berhasil dikuasainya
c. Republik Indonesia sendiri belum memiliki
mata uang sendiri sehingga pemerintah tidak
dapat menyatakan bahwa mata uang pendudukan
jepang tidak berlaku
 Inflasi terjadi karena di satu sisi tidak
terkendalinya peredaran uang yang dikeluarkan
pemerintah jepang di sisi lain ketersediaan
barang menipis bahkan langka dibeberapa
daerah. Kelangkaan ini terjadi akibat adanya
blokade ekonomi oleh belanda.

 Karena Inflasi ini kelompok petani yang paling


menderita adalah para petani sebab pada masa
pendudukan Jepang petani merupakan
produsen yang paling banyak menyimpan uang
jepang.Hasil pertanian mereka tidak dapat
dijual,sementara nilai tukae mata uang yang
mereka miliki sangat rendah
 Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk
sementara waktu menyatakan ada 3 mata
uang yang berlaku di Wilayah RI, yaitu :
a. Mata Uang De Javasche Bank
b. Mata Uang pemerintah Hindia Belanda
c. Mata uang pendudukan Jepang.

 Keadaan tersebut diperparah dengan


diberlakukanya Uang NICA di daerah yang
diduduki sekutu pada tanggal 6 Maret 1946
oleh panglima AFNEI. Uang NICA
dimaksudkan untuk menggantikan uang
jepang yang nilainya sudah sangat turun.
 Bentuk Macam Uang yang beredar pada pasca
kemerdekaan
Karena tindakan sekutu tersebut maka
pemerintah Indonesiapun mengeluarkan
uang kertas baru yaitu Oeang Republik
Indonesia (ORI) sebagai pengganti uang
Jepang.

2. Adanya Blokade ekonomi dari Belanda.


Blolade oleh Belanda ini dilakukan dengan
menutup (memblokir) pintu keluar-masuk
perdagangan RI terutama melalui jalur laut
dan pelabuhan-pelabuhan. Blokade ini
dilakukan mulai bulan November 1945.
Adapun Alasan dari pemerintah Belanda melakukan blokade ini
adalah :
a. Mencegah masuknya senjata dan peralatan militer ke
Indonesia
b.Mencegah keluarnya hasil-hasil perkebunan milik belanda
dan milik asing lainnya
c.Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh bangsa lain.

Dengan adanya blokade tersebut menyebabkan :


a. Barang-barang ekspor RI terlambat terkirim
b. Brang-barang dagangan milik Indonesia tidak dapat di
ekspor Indonesia yang dibumi hanguskan
c. Indonesua kekurangan barang-barang Import yang sangat
dibutuhkan.
d. Inflasi semakin tak terkendali sehingga rakyat menjadi
gelisah.
3. Kekosongan Kas Negara
Kas negara mengalami kekosongan karena
pajak dan bea masuk lainnya belum ada
sementara pengeluaran negara semakn
bertamah. Penghasilan pemerintah hanya
bergantung kepada produksi pertanian.
Karena dukungan dari bidang pertanian inilah
pemerintah Indonesia masih bertahan,
sekalipun keadaan ekonomi sangat buruk.
UPAYA MENGATASI BLOKADE EKONOMI BELANDA
(NICA)
Upaya pemerintah untuk keluar dari masalah
blokade tersebut adalah :
1. Usaha bersifat politis yaitu Diplomasi Beras ke
India. Pemerintah Indonesia bersedia untuk
membantu pemerintah India yang sedang ditimpa
bahaya kelaparan dengan mengirimkan 500.000
ton beras dengan harga yang sangat rendah.
2. Mengadakan hubungan dagng langsung
dengan luar negeri . Membuka hubungan dagang
langsung ke luar negeri dilakukan oleh pihak
pemerintah maupun pihak swasta. Usaha tersebut
antara lain :
a. Mengadakan kontak dagang dengan perusahaan
swasta Amerika.

b. Pemerintah RI pada 1947 membentuk perwakilan


resmi di Singapura yang diberi nama Indonesia
Office (Indoff). Secara resmi badan ini merupakan
badan yang memperjuangkan kepentingan politik
diluar negeri, namun secara rahasia berusaha
menembus blokade ekonomi Belanda dengan
melakukan perdangan barter.

c. Dibentuk perwakilan kementrian pertahanan diluar


negeri yaitu Kementrian Pertahanan Urusan Luar
Negeri (KPULN).Tugas pokok badan ini adalah
membeli senjata dan perlengkapan angkatan perang.
KEBIJAKAN PEMERINTAHAN MENGHADAPI BURUKNYA
KONDISI EKONOMI INDONESIA.
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi
kondisi ekonominya mulai dilakukan sejak Februari 1946,
adalah
1. Konferensi Ekonomi Februari 1946
Tujuan konferensi ini adalah unruk memperoleh
kesepakatan dalam menanggulangi masalah-masalah
ekonomi mendesak.

2. Pinjaman Nasional
Program ini dilaksanak oleh Menteri Keuangan
(Surachman) dengan persetujuan BP-KNIP. Untuk
mendukung program tersebut maka dibuat Bank
Tabungan pos, bank ini berguna untuk penyaluran
pinjaman nasional untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat Indonesia kepada pemerintahan.
3. Pembentukan Planning Board (Badan Perancang
Ekonomi ) 19 Januari 1947. Badan ini dibentuk atas
usul dari Mentri Kemakmuran AK. Gani. Badan ini
merupakan badan tetap yang bertugas mebuat
rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu
2 sampai 3 tahun yang akhirnya disepakati rencana
pembangunan sepuluh tahun.

4. Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang


1948.
Program ini bertujuan untuk mengurangi beban
negara dalam bidang ekonomi, selain meningkatkan
efisiensi. Rasionalisasi meliputi penyempurnaa
administrasi negara, angkatan perang, dan aparat
ekonomi.
5. Rencana Kasimo (Kasimo Plan)
Program ini disusun oleh Mentri Urusan bahan
makanan I.J.Kasimo. Program ini berupa Rencana
Produksi Tiga tahun (1948-1950) mengenai usaha
swasembeda pangan dengan beberapa petunjuk
pelaksanaan yang praktis. Inti dari Kasimo Plan
adalah untuk meningkatkan kehidupan rakyat
dengan meningkatkan produksi bahan pangan.

6. Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE)


Organisasi yang dipimpin B.R. Motik ini bertujuan
untuk menggiatkan kembali partisipasi pengusaha
swasta, agar pengusaha swasta memperkuat
persatuan dan mengembangkan perekonomian
nasional.
7. Oeang Republik Indonesia (ORI)
Mengenai pertukaran uang rupiah Jepang diatur
berdasarkan UU NO.19 tahun 1946 tanggal 25
Oktober 1946. Tanggal 25 Oktober selanjutnya
dijadikan sebagai hari keuangan. Adapun
kebijakan penyetaraan mata uang adalah :
a. Di jawa, (Rp. 50,00) uang jepang disamakan
dengan satu rupiah (Rp.100,00) ORI dengan
perbandingan 1:5
b. Diluar jawa dan madura, Seratus rupiah
(100,00) uang jepang sama dengan satu rupiah
(1,00) ORI dengan perbandingan 1:10
c. Setiap sepuluh rupiah (Rp. 10,00) ORI bernilai
sama dengan emas murni seberat 5 gram)
2. Sistem Ekonomi Demokrasi Liberal
 Pada masa demokrasi liberal kondisi perekonomian
Indonesia juga belum stabil. Situasi utang-utang
Indonesia pun semakin tinggi. Kondisi ini
diperparah dengan kegiatan ekspor yang masih
bergantung pada beberapa jenis hasil perkebunan.
Menghadapi situasi tersebut pemerintah Indonesia
membuat gebrakan baru dengan mengeluarkan
beberapa kebijakan konsep pemikiran ekonomi
nasional dan sistem ekonomi liberal.
 Apa yang dimaksud konsep pemikiran ekonomi

nasional dan sistem ekonomi liberal


 A. Pemikiran Ekonomi Nasional
Soemitro Djojohadikusumo mencoba mempraktikkan
ekonomi nasional pada sektor perdagangan. Karena
sebelumnya Indonesia terhalang oleh hambatan,
hambatan tersebut adalah sistem ekonomi kolonial
yang masih mengakar kuat, dengan ditandainya
banyak perusahaan asing yang beroperasi di
Indonesia dan aktivitas perekonomian yang
didominasi para pedagang tionghoa.

Maka Soemitro berusaha merangkul kaum pribumi


kelas ekonomi menengah untuk menumbuhkan
kelas pengusaha pribumi. Gagasan tersebut
disampaikan kepada Kabinet Natsir dan diwujudkan
dalam pencanangan Rencana Urgensi Perekonomian
(RUP) yang sering disebut dengan Plan Soemitro.
B. Sistem Ekonomi Liberal
Memasuki 1951 perekonomian Indonesia kembali tidak
stabil karena menurunnya volume perdagangan
Internasional. Indonesia hanya mengandalkan
komoditas ekspor berupa hasil perkebunan. Pemerintah
belum mampu meningkatkan produksi dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada untuk
meningkatkan pendapatan nasional.

Menghadapi permasalahan ekonomi yang kompleks,


pemerintah Indonesia mulai menerapkan sistem
ekonomi liberal berupa pelaksanaan industrialisasi.
Sasaran yang ditekankan dari program ini antara lain
pembagunan pabrik semen, pemintalan benang, karung,
dan percetakan. Program ini diikuti dengan peningkatan
produksi dalam negeri, perbaikan pangan, perbaikan
sarana dan prasarana, serta penanaman modal asing.
Pemerintah Indonesia juga berusaha
melepaskan ikatan ekonomi dengan pemerintah
Belanda melalui langkah-langkah berikut.
1. Perundingan Finansial Ekonomi (FINEK)
2. Biro Perancang Nasional
3. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)

Upaya pemerintah memperbaiki kondisi


ekonomi pada masa Demokrasi Liberal sebagai
berikut.
1. Gerakan Benteng
2.Gunting Syafruddin
3. Nasionalisasi Perusahaan Asing
4. Sistem Ekonomi Ali-Baba
 SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai