Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Komunikasi adalah proses pertukaran informasi, ide, perasaan, atau data antara individu atau
kelompok. Ini melibatkan pengirim yang menyampaikan pesan melalui berbagai saluran seperti
lisan, tulisan, atau non-verbal, dan penerima yang memahami dan merespons pesan tersebut.
Komunikasi bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga melibatkan ekspresi wajah, bahasa tubuh,
dan konteks sosial yang dapat memengaruhi interpretasi pesan.

Selain itu, komunikasi adalah fondasi dari interaksi sosial dan memainkan peran kunci dalam
membangun hubungan antarindividu dan dalam konteks organisasi. Kemampuan untuk
berkomunikasi dengan efektif memungkinkan kolaborasi yang baik, penyelesaian konflik, dan
pertukaran ide yang produktif. Dengan demikian, komunikasi tidak hanya menjadi alat untuk
mentransfer informasi, tetapi juga merupakan elemen kritis dalam membangun pemahaman,
kepercayaan, dan kerjasama di antara pihak-pihak yang terlibat.

Tujuan komunikasi melibatkan serangkaian maksud yang berkaitan dengan penyampaian pesan
antara individu atau kelompok. Komunikasi bertujuan untuk menciptakan pemahaman bersama,
memastikan penerimaan informasi yang akurat, dan membangun hubungan interpersonal yang
sehat. Selain itu, komunikasi memiliki tujuan persuasif, di mana seseorang berupaya
mempengaruhi orang lain agar menerima atau mendukung suatu ide atau pandangan. Selain itu,
melalui ekspresi diri, komunikasi menjadi sarana untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran,
dan identitas pribadi. Dalam situasi hiburan, komunikasi berperan dalam memberikan
kesenangan dan hiburan kepada penerima pesan. Komunikasi juga digunakan untuk merubah
perilaku, menyelesaikan konflik, serta membentuk dan mempengaruhi norma sosial.
Keseluruhan, tujuan komunikasi mencakup dimensi multidimensional yang mencerminkan
kompleksitasnya sebagai alat yang fundamental dalam interaksi manusia.
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah “Hypodermic Needle Theory” ?


2. Apa itu “Hypodermic Needle Theory” ?
3. Apa contoh dari “Hypodermic Needle Theory”?
4. Kelebihan dan kekuarangan “Hypodermic Needle Theory”?

TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui sejarah “Hypodermic Needle Theory”.


2. Mengetahui apa itu “Hypodermic Needle Theory”.
3. Mengetahui contoh dari “Hypodermic Needle Theory”.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari “Hypodermic Needle Theory”.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah “Hypodermic Needle Theory”


Teori “Hypodermic Needle Theory” ( Teori Jarum Suntik ) ini merupakan konsep awal
efek komunikasi massa yang oleh para pakar komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula
Hypodermic Needle Theory (Teori Jarum Hipodermik). Teori ini ditampilkan tahun
1950-an setelah peristiwa penyiaran kaleidoskop stasiun radio siaran CBS di Amerika
berjudul The Invansion from Mars (Effendy, 1993 : 264-265).Istilah model hypodermic
neadle timbul pada periode ketika komunikasi massa digunakan secara meluas, baik di
Eropa maupun di Amerika Serikat, yaitu sekitar1930-an dan mencapai puncaknya
menjelang Perang Dunia II. Pada periode ini kehadiran media massa baik media cetak
maupun media elektronik mendatangkan perubahan-perubahan besar di berbagai
masyarakat yang terjangkau oleh allpowerfull media massa. Pengaruh media sebagai
hypodermic injection (jarum suntik) didukung oleh munculnya kekuatan propaganda
Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Teori ini berkembang di sekitar tahun 1930 hingga 1940an. Teori ini mengasumsikan
bahwa komunikator yakni media massa digambarkan lebih pintar dan juga lebih
segalanya dari audience. Teori ini memiliki banyak istilah lain. Biasa kita sebut
Hypodermic needle (teori jarum suntik), Bullet Theory (teori peluru) transmition belt
theory (teori sabuk transmisi). Dari beberapa istilah lain dari teori ini dapat kita tarik satu
makna, yakni penyampaian pesannya hanya satu arah dan juga mempunyai efek yang
sangat kuat terhadap komunikan (Rakhmat, 2009 : 62).
B. Konsep “Hypodermic Needle Theory”
Teori ini juga dikenal dengan sebutan teori peluru (bullet theory). Berdasarkan
teori tersebut, komunikator politik (politisi, professional, dan aktivis) selalu memandang
bahwa pesan politik apapun yang disampaikan kepada khalayak, apalagi melalui
media massa, pasti menimbulkan efek yang positif berupa citra yang baik,
penerimaan atau dukungan. Ternyata asumsi tersebut tidak benar seluruhnya, karena efek
sangat tergantung pada situasi dan kondisi khalayak, di samping daya tarik isi, dan
kredibilitas komunikator. Bahkan berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa media
massa memiliki pengaruh lebih dominan dalam tingkat kognitif (pengetahuan) saja,
tetapi kurang mampu menembus pengaruh pada sikap dan perilaku (Pandemik, dkk.,
2012).
Teori peluru atau jarum hipodermik mengasumsikan bahwa media memiliki
kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apaapa.
Teoriini mengansumsikan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan peluru
komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang tidak berdaya (pasif). Pada
umumnya khalayak dianggap hanya sekumpulan orang yang homogen dan mudah
dipengaruhi. Sehingga, pesan-pesan yang disampaikan pada mereka akan selalu diterima.
Fenomena tersebut melahirkan teori ilmu komunikasi yang dikenal dengan teori
jarum suntik (Hypodermic Needle Theory). Teori ini menganggap media massa
memiliki kemampuan penuh dalam mempengaruhi seseorang.Menurut Elihu Katz,
mediamassa sangat ampuh dan mampu memasukkan ide-ide pada benak komunikan yang
tak berdaya. Khalayak yang tersebar diikat oleh media massa, tetapi di antara
khalayak tidak saling berhubungan. ModelHypodermic Needletidak melihat
adanyavariable-variable antara yang bekerja diantara permulaan stimulus dan respons
akhir yang diberikan olehmass audiance. Elihu Katz dalam bukunya, “The Diffusion of
New Ideas and Practices”(PakarKomunikasi.com, 2023).
Model Hypodermic Needletidak melihat adanya variable-variable antara yang
bekerja diantara permulaan stimulus dan respons akhir yang diberikan oleh mass
audiance. ElihuKatz dalam bukunya, “The Diffusion of New Ideas and Practices”
menunjukkan aspek-aspek yang menarik dari model hypodermic needle ini, yaitu :
 Media massa, memiliki kekuatan yang luar biasa, sanggup
menginjeksikan secara mendalam ide-ide ke dalam benak orangyang tidak
berdaya.
 Mass audiance, dianggap seperti atom-atom yang terpisah satu sama lain,
tidak saling berhubungan dan hanya berhubungan dengan media massa.
Kalau individu-individu mass audience berpendapat sama tentang suatu
persoalan, hal ini bukan karena mereka berhubungan atau berkomunikasi
satu dengan yang lain, melainkan karena mereka memperoleh pesan-pesan
yang sama dari suatu media (Schramm, 1963).
C. Contoh dari “Hypodermic Needle Theory”.
1. Iklan Partai Amanat Nasional (PAN)
Contoh elemen analisis:
 Pesannya Langsung
Iklan mungkin menyajikan pesan-pesan yang dirancang untuk secara langsung
meresap ke dalam pemikiran pemirsa. Ini bisa mencakup penyampaian nilai-nilai
partai, pencapaian, atau visi-misi yang diinginkan.
 Manipulasi Emosional
Iklan mungkin mencoba mengeksploitasi atau memanipulasi emosi pemirsa untuk
membangkitkan dukungan atau simpati terhadap partai. Ini bisa melibatkan
penggunaan narasi atau gambar-gambar yang merayu emosi.
 Identifikasi Diri
Iklan mungkin berusaha menciptakan identifikasi emosional antara pemirsa dan
partai, dengan menonjolkan nilai-nilai atau tujuan yang dianggap relevan atau
penting oleh pemilih target.
 Pembingkaian Pesan
Pesan dalam iklan mungkin dirancang untuk memberikan pandangan yang sangat
positif terhadap partai dan mengurangi potensi penolakan atau pertentangan
terhadap ideologi atau kebijakan partai.
2. Iklan AQUA
Dalam menganalisis iklan AQUA dengan menggunakan teori hypodermic needle, kita
dapat mengamati bagaimana iklan tersebut mungkin dirancang untuk secara langsung
mempengaruhi persepsi dan perilaku konsumen terhadap produk tersebut. Meskipun teori
hypodermic needle sering kali lebih terkait dengan konteks politik, kita dapat
menerapkannya pada iklan produk seperti AQUA dengan beberapa pertimbangan.
 Pesannya Langsung
Iklan AQUA mungkin dirancang untuk secara langsung menyampaikan pesan
yang menyoroti keunggulan dan manfaat produk ini, seperti kebersihan,
kesehatan, atau kesegaran. Pesan ini diharapkan dapat langsung mempengaruhi
persepsi positif terhadap merek.
 Manipulasi Emosional
Iklan mungkin menggunakan elemen-elemen visual atau naratif untuk
membangkitkan emosi tertentu, seperti rasa kesejukan atau kebersihan, yang
dapat secara langsung memengaruhi cara konsumen merespons dan merasakan
produk tersebut.
 Identifikasi Diri
Iklan mungkin mencoba menciptakan identifikasi emosional antara pemirsa dan
merek AQUA, dengan menonjolkan momen-momen atau nilai-nilai yang
dianggap relevan atau diinginkan oleh konsumen.
 Pembingkaian Pesan
Pesan dalam iklan AQUA mungkin diformulasikan untuk menciptakan pandangan
positif dan menonjolkan keunggulan produk ini, dengan harapan dapat langsung
memengaruhi keputusan pembelian konsumen.
3. Iklan Shoope
Dalam menganalisis iklan Shopee dengan menggunakan teori hypodermic needle, kita
dapat melihat bagaimana iklan tersebut mungkin dirancang untuk secara langsung
mempengaruhi persepsi dan perilaku konsumen terhadap platform belanja online ini.
Meskipun teori ini lebih sering dikaitkan dengan politik, kita bisa menerapkannya pada
konteks pemasaran produk dan layanan.
 Pesannya Langsung
Iklan Shopee dapat menyampaikan pesan-pesan yang langsung menyoroti
keunggulan platform ini, seperti beragamnya produk, kemudahan berbelanja, atau
penawaran eksklusif. Pesan ini diharapkan dapat langsung mempengaruhi
persepsi positif terhadap Shopee.
 Manipulasi Emosional
Iklan mungkin menggunakan elemen-elemen visual atau cerita untuk
membangkitkan emosi tertentu, seperti kegembiraan atau kepuasan belanja online,
yang dapat langsung memengaruhi cara konsumen merespons dan merasakan
pengalaman berbelanja di Shopee.
 Identifikasi Diri
Iklan dapat menciptakan identifikasi emosional antara pemirsa dan merek Shopee,
dengan menonjolkan manfaat atau fitur-fitur yang dianggap relevan atau
diinginkan oleh konsumen, seperti diskon besar atau kemudahan penggunaan
aplikasi.
 Pembingkaian Pesan
Pesan dalam iklan Shopee mungkin diformulasikan untuk menciptakan
pandangan positif dan menonjolkan kelebihan-kelebihan platform ini, dengan
harapan dapat langsung memengaruhi keputusan konsumen untuk menggunakan
Shopee sebagai platform belanja online pilihan.
D. Kelebihan dan kekurangan Hypodermic Needle Theory
a. Kelebihan
1.

Anda mungkin juga menyukai