Anda di halaman 1dari 15

TEORI YANG

DIGAMBARKAN OLEH
MEDIA
Fuandani Istiati, S. I. Kom. M.A.
Introduction
• Berbicara teori yang pertama-tama perlu dilakukan adalah memahami apa
teori itu.
• Beberapa ahli berbeda pandangan tentang teori, apalagi jika hal itu
ditanyakan kepada kalangan ilmuwan sosial dan eksak. Maka, jawaban
yang dikemukakan akan berbeda, tergantung pada kebutuhan para ahli,
kepercayaan tentang dunia sosial, dan pengalamannya.
• Sebagai sebuah bagian dari ilmu sosial, ilmu komunikasi (atau tepatnya
komunikasi massa) akan memakai indikator perangkat yang selama ini
dipakai dalam ilmu sosial.
• Di kalangan ilmu sosial, juga terdapat beberapa perbedaan, hal ini sangat
mungkin terjadi karena objek ilmu sosial biasanya adalah manusia atau hal
lain yang berkaitan dengan manusia.
“Cerita tentang bagaimana dan mengapa sesuatu itu terjadi. Para ahli
biasanya memulai dengan asumsi menyeluruh, termasuk seluruh bidang
sosial yang dibentuk oleh aktivitas manusia, menyatakan landasan
kepastian dan proses serta sifat dasar yang menerangkan pasang surutnya
peristiwa dalam proses yang lebih khusus”

-Turner, J.H. (1998)


Bowers & Courtrigth (1984) Bailey (1982)

Teori adalah seperangkat Penjelasan dan pemprediksi


pernyataan yang menyatakan fenomena sosial yang
hubungan antar variabel berhubungan dengan subjek
ketertarikan kepada
beberapa fenomena yang
lain
Dennis McQuail (1987) pernah memberikan beberapa jenis dari teori-teori komunikasi
massa sebagai berikut:

01 Teori Ilmu Pengetahuan Sosial


Teori ini berdasarkan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan sifat dasar, cara kerja, dan
pengaruh komunikasi massa yang bersumber dari observasi sistematis yang sedapat mungkin
diupayakan bersifat objektif

02 Teori Normatif
Teori ini berkenaan dengan masalah bagaimana seharusnya media berperan ketika serangkaian
nilai sosial ingin diterapkan dan dicapai sesuai dengan sifat dasar nilai-nilai sosial tersebut.

03 Teori Praktis
Pada awal teori ini dikembangkan oleh para praktisi media. Teori ini menyuguhkan penuntun
tentang tujuan media, cara kerja yang seharusnya diharapkan agar seirama dengan prinsip-
prinsip ilmu pengetahuan sosial yang sifatnya abstrak, serta cara-cara pencapaian beberapa
sasaran tertentu

04 Teori Akal Sehat


Teori ini merupakan pengetahuan (dan gagasan) yang dimiliki oleh setiap orang dengan
begitu saja atau melalui pengalaman langsung dengan masyarakat.
Critical Theory in Mass Communication

Stanley J. Baran dan Dennis K. Davis (2003) menambahkan jenis teori dalam perkembangan
baru ilmu sosial, yakni teori kritis (critical theory). Teori ini tertarik untuk membahas
ketidaksamaan dan ketertindasan (akibat sistem). Teori kritis tidak selalu mengobservasi,
tetapi yang lebih penting adalah mengkritik. Sebagian besar dari teori kritis membahas
tentang conflict of interest (konflik kepentingan) di dalam masyarakat dan dominasi terus
menerus dilakukan oleh sebuah kelompok atas kelompok lainnya. Teori kritis ingin
membongkar sesuatu yang dianggap tidak adil karena tiadanya kesamaan dan semakin
munculya ketertindasan. Penganjur teori ini merasa memiliki tanggung jawab tidak sekedar
mengkritik, tetapi juga bekerja sebagai agen aktif perubahan dan kalau perlu dilakukan
secara radikal
Kontribusi Teori Sosial Terhadap Komunikasi Massa

Untuk mengklasifikasikan teori komunikasi massa juga bisa didasarkan pada tujuan goal-
nya. Tujuan teori sosial adalah memprediksikan dan mengontrol. Ia mengukur fenomena atau
atribut situasi dalam usaha untuk mencoba menemukan kecenderungan yang dapat diukur.
Bagi Jensen (1990) tujuan disini sebagaimana dalam teori kritis adalah emansipasi dari dan
perubahan dalam peraturan sosial yang dominan.
A Second Media Age?

• Pada dekade terakhir abad ke-20, kemunculan teknologi interaktif global yang
dicontohkan dengan hadirnya Internet memberi sumbangsih perubahasn yang dramatis
pada ruang lingkup media komunikasi.
• Yang mana secara empiris fenomena ini memberikan sudut pandang baru terkait konsep
komunikasi massa menjadi “komunikasi khusus pasar”.
Teori Jarum Sutik (Hypodermic Needle Theory)

• Untuk mempelajari media massa, harus diakui bahwa peran gatekeeper sangatlah vital
dalam melayani konsumennya. Faktanya, media massa muncul untuk meyakinkan
tingkah laku, nilai, dan maksud pengirim adalah kepentingan lebih besar dari penerima.
• Sampai tahun 1930-an dan 1940-an, umumnya apa yang disajikan media massa secara
langsung atau kuat memberi rangsangan atau berdampak kuat pada diri audience.
Audience, anggota dari masyarakat dianggap mempunyai ciri khusus yang seragan dan
dimoivasi oleh faktor biologis dan lingkungan serta mempunyai sedikit control.
• Tidak ada campur tangan diantara pesan dan penerima. Artinya, pesan yang sangat jelas
dan sederhana akan jelas dan sederhana pula direspon. Jadi,antara penerima dengan
pesan yang disebarkan oleh pengirim tidak ada perantara atau langsung diterimanya.
• Dalam literature komunikasi massa, ini sering disebut dengan istilah teori jarum
hipodermik (hypodermic needle heory) atau teori peluru (bullet theory). Alasannya, isi
senapan (dalam hal ini diibaratkan pesan) langsung mengenai sasaran tanpa perantara.
Teori Jarum Sutik (Hypodermic Needle Theory)

Media Pesan Penerima

• Teori ini lebih didasarkan pada intuisi dari pada bukti ilmiah, peneliti ilmu sosial yang
agak kuno dan sedikit bukti empiris dampak media massa diakumulasi. Disamping itu,
hal ini tidak lain karena pengaruh propaganda yang dibesar-besarkan pada Perang Dunia
(PD) 1 dengan beberapa contoh kesuksesan kampanye periklanan yang secara efektif
mampu memobilisasi opini publik.
Agenda Setting Theory

• Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw adalah orang yang pertama kali
memperkenalkan teori agenda setting ini.
• Teori ini muncul sekitar tahun 1973 dengan publikasi pertamanya berjudul “The Agenda
Setting Function of The Mass Media” Public Opinion Quarterly No. 37.
• Secara singkat teori penyusunan agenda ini mengatakan bahwa media (khususnya media
berita) tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita pikirkan, tetapi media tersebut
benar-benar berhasil memberitahukan kita berpikir tentang apa.
• Media massa selalu mengarahan kita pada apa yang harus kita lakukan. Media
memberikan agenda-agenda melalui pemberitaannya, sedangkan masyarakat akan
mengikutinya.
• Menurut asumsi teori ini media mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan
mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media
mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang tidak penting. Media pun
mengatur apa yang harus kita lihat, tokoh siapa yang harus kita dukung.
Agenda Setting Theory

• Liputan media membantu untuk mendefiniskan hal-hal yang dipikirkan orang dan
dicemaskan orang. Ini terjadi saat media menciptakan kesadaran akan suatu isu melalui
liputan-liputannya, yang menunjukkan arti penting dari isu itu.
• Media tidak menentukan agenda secara sepihak, tetapi mempertimbangkan audiens
dalam menentukan prioritas liputan
Agenda Setting Theory

• Agenda Setting terjadi pada beberapa level

Penciptaan
Kesadaran

Menentukan
Prioritas

Mempertahankan
Isu
Agenda Setting Intramedia

• Agenda setting atau penentuan agenda juga merupakan fenomena yang mempengaruhi
orang-orang media, yang terus-menerus saling memantau satu sama lain.
• Reporter dan editor berkali-kali mengawasi bagaimana rekan sesame profesi di
perusahaan lain menyajikan berita yang diinginkan audiens. Terkadang media berkali-
kali memuat suatu topik, membuat topik itu tampak penting etimbang yang
sesungguhnya, sampai topik itu membosankan.
Poin Penting dalam Teori Agenda Setting

• Individu mempunyai tingkat kontrol tinggi atas agend personal mereka. Sehingga sebaik
apapun agenda setting yang dibuat media, jika khalayak tidak tertarik maka sebuah isu
tidak akan menjadi bagian dari agenda mereka.
• Nilai-nilai individu dalam proses selective exposure, perception, dan retention dapat
menghalangi peran media dalam penentuan agenda.
• Agenda setting media juga tidak diputuskan dalam ruang terisolasi. Mereka tergantung
kepada audiens massa. Media mencari petunjuk dari audiensnya sebelum menyajikan
liputan.
• Organisasi berita meneliti minat public dengan sampling ilmiah. Media massa
memainkan peran kepemimpinan dalam agenda-setting dan sekaligus mencerminkan
agenda dari audiensnya

Anda mungkin juga menyukai