Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TEORI KOMUNIKASI

 Komunikasi menurut Use & Gratification


Teori U & G lebih memberikan perhatian pada “apa yang dilakukan khalayak
terhadap media”. Gratification Model” yang dipublikasikannya untuk kali pertama pada 1974.
Teori ini muncul. Pada saat teknologi televisi berkembang sekitar tahun 1960-an. Teoritisi
media tertarik dengan pilihan Yang dibuat oleh khalayak dalam mengonsumsi pesan media.
Asumsi teori ini yaitu, khalayak aktif Dalam memenuhi kebutuhannya dan dorongannya.
Teori ini termasuk ke dalam tradis sosio-psikologis yang memahami komunikasi sebagai
pengaruh antarpribadi.
Teori uses and gratification merupakan pengembangan dari teori atau model jarum
hipodermik. Teori ini diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Kartz pada tahun 1974
dalam bukunya The Uses on Mass Communication : Current Perspectives on Grativication
Research. Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk
memilih dan menggunakan suatu media. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber
media yang paling baik di dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses
and gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk
memuaskan kebutuhan. Sebagai bentuk perilaku individu sebagai khalayak aktif.
Teori uses and gratifications menjelaskan bagaimana media dapat memenuhi
kebutuhan pribadi dan sosial dari khalayak aktif pengguna media. Menurut Richard West dan
Lynn H. Turner dalam buku Introducing Communication Theory: Analysis and Application
(2008), teori uses and gratifications punya lima asumsi penting, yaitu :
A. Asumsi 1: khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan
Asumsi ini mengatakan bahwa khalayak bisa membawa tingkat aktivitas
yang berbeda dalam penggunaan medianya. Menurut McQuail beserta rekannya,
ada empat cara untuk mengklasifikasikan kebutuhan serta kepuasan khalayak,
yaitu: Pengalihan Adalah kategori kepuasan yang berasal dari penggunaan media,
berupa pelarian diri dari rutinitas serta permasalahan. Lalu ada Hubungan
personal Adalah kategori kepuasan yang berasal dari penggunaan media dengan
melibatkannya sebagai ganti teman. Lalu, identitas personal Adalah kategori
kepuasan yang berasal dari penggunaan media dengan menekankan nilai-nilai
individu. Dan Pengawasan Adalah kategori kepuasan yang berasal dari
penggunaan media, berupa pengumpulan informasi yang dibutuhkan.
B. Asumsi 2: inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan
media tertentu terdapat pada anggota khalayak
Katz, Blumler, dan Gurevitch menyatakan bahwa kepuasan akan
kebutuhan berhubungan dengan pilihan sebuah media. Pilihan ini berada di
tangan khalayak, artinya pengguna media bebas menentukan dan memilih media
untuk memuaskan kebutuhannya. Misalnya, saat seseorang ingin menonton
hiburan, tentunya akan memilih tayangan, seperti kartun atau film. Namun, saat
ingin mendapat informasi, akan menonton tayangan berita.
C. Asumsi 3: media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan
Asumsi dasar teori uses and gratifications ini menjelaskan bahwa media
dan khalayaknya tidak berada dalam kevakuman atau kekosongan. Media dan
khalayak merupakan bagian dari masyarakat luas, dan hubungan antara keduanya
sama-sama dipengaruhi masyarakat.
D. Asumsi 4: orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media
mereka, minat, serta motif, sehingga dapat memberi gambaran yang akurat
mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti
Asumsi ini menjelaskan bahwa khalayak punya kesadaran diri dalam
menggunakan media. Begitu pula dengan minat serta motifnya, sehingga hal ini
bisa memberi gambaran kepada peneliti mengenai penggunaan media oleh
khalayak. Selain itu, dengan kesadaran diri ini pula, peneliti bisa menjelaskan apa
yang dilakukan khalayak beserta alasannya.
E. Asumsi 5: penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dilakukan oleh
khalayak
Asumsi dasar teori uses and gratifications ini menjelaskan bahwa hanya
khalayak yang bisa memutuskan penggunaan media guna meraih tujuannya, serta
menilai isi muatan media. Misalnya, seseorang membaca koran karena koran itu
hanya satu-satunya yang tersedia di tempatnya tinggal. Walau ia membacanya,
bukan berarti orang tersebut merasa terpuaskan dengan isi korannya. Bahkan bisa
jadi ia memutuskan untuk berhenti berlangganan, jika ada koran lain yang
tersedia di tempatnya tinggal.

 Teori media dalam sudut pandang komunikasi


A. Two step flow
Alir dua tahap (two steps flow) yang menyatakan bahwa pesan dari media massa
sampai kepada khalayak melalui pemuka pendapat (opinion leader). Teori ini menjelaskan
bahwa efek media massa terhadap masyarakat tidak terjadi secara langsung melainkan
melalui perantara yaitu opini leader (pemimpin pendapat). Pemimpin pendapat
menyampaikan penafsirannya di samping isi media massa. Pemimpin pendapat sangat
berpengaruh dalam membujuk orang untuk mengubah perilaku dan sikap mereka.
Lazarsfeld kemudian Mengajukan gagasan mengenai “komunikasi Dua tahap”
(two step flow) dan konsep “pemuka pendapat”, temuan mereka Mengenai kegagalan
media massa di Bandingkan dengan pengaruh kontak Antarpribadi telah membawa
kepada gagasan Bahwa “seringkali informasi mengalir dari Radio dan surat kabar kepada
para pemuka Pendapat, dan dari mereka kepada orang-Orang lain yang kurang aktif
dalam Masyarakat “. Penelitian ini kemudian di Lanjutkan dengan penelitian yang lebih
serius Dan re-evaluasi terhadap teori awal Komunikasi massa dengan teori yang mereka
Kembangkan.
Secara garis besar, menurut teori ini Media massa tidak bekerja dalam suatu
situasi Kevakuman sosial, tetapi memiliki suatu akses Ke dalam jaringan hubungan sosial
yang Sangat kompleks, dan bersaing dengan Sumber-sumber gagasan, pengetahuan, serta
Kekuasaan. Two step flow model of communication(model komunikasi bertahap dua)
Menjelaskan tentang proses pengaruh Penyebaran informasi melalui media massa Kepada
khalayak. Model ini digagas oleh Katz Dan Lazarsfeld. Menurut model ini, Penyebaran
dan pengaruh informasi yangDisampaikan melalui media massa kepada Khalayaknya
tidak terjadi secara langsung (satu tahap), melainkan melalui perantara Seperti misalnya “
Pemuka pendapat‟ (opinion Leaders).
Dengan demikian proses pengaruh Penyebaran informasi melalui media massa
Terjadi dalam dua tahap: Pertama, informasi Mengalir dan media massa ke para pemuka
Pendapat (opinion leaders); Kedua, pemuka Pendapat meneruskan informasi (opini)
Tersebut ke sejumlah orang yang menjadi Pengikutnya.
Asumsi-asumsi yang melatarbelakangi model komunikasi dua tahap ini adalah :
1. Warga masyarakat pada dasarnya tidak hidup Secara terisolasi,
melainkan aktif berinteraksi Satu sama lainnya, dan menjadi anggota dari
Satu atau beberapa kelompok sosial;
2. Tanggapan dan reaksi terhadap pesan-pesan Media massa tidak terjadi
secara Iangsung dan Segera, tetapi melalui perantara yakni Hubungan-
hubungan sosial;
3. Para pemuka Pendapat umumnya merupakan sekelompok Orang yang
aktif menggunakan media massa Serta berperan sebagai sumber dan
rujukan Informasi yang berpengaru
Kelemahan komunikasi dua tahap, yaitu:
1. Model tersebut menyatakan bahwa individu yang aktif dalam mencapai
informasi hanyalah pemuka pendapat, sedangkan masyarakat yang lain hanya
bersikap pasif. Kegiatan pemuka pendapat dianggap sebagai usaha untuk
memperoleh kesempatan berperan sebagai pemrakarsa komunikasi. Tapi
kenyataannya ada pemuka pendapat yang bersifat pasif pula;
2. Pandangan bahwa dalam proses komunikasi massa pada hakikatnya terjadi
dua tahap ternyata membatasi proses analisisnya, sebab komunikasi dapat
terjadi dalam dua tahap atau lebih. Dalam kasus tertentu dapat saja terjadi
proses komunikasi satu tahap misalnya media massa langsung mempengaruhi
khalayak. Dalam kasus lain media massa menimbulkan proses komunikasi
banyak massa;
3. Proses komunikasi dua tahap menunjukan bahwa betapa tergantungannya
pemuka pendapatakan informasi yang disebarkan oleh media massa.
Sekarang informasi itu di dapat bukan hanya dari media massa akan tetapi
dari media lain;
4. Model komunikasi dua tahap mengabaikan perilaku khalayak berdasarkan
“waktu” pengenalan ide baru;
5. Model ini tidak menunjukkan adanya perbedaan peranan dari pelbagai
saluran komunikasi dalam hubungannya dengan tahap-tahap inovasi;
6. Adanya pemisahan khalayak antara pemuka pendapat dengan masyarakat
pengikut (followers). Padahal tidak selamanya mereka yang bukan pemimpin
(non leaders) adalah pengikut dari pemuka pendapat.
B. One Step Flow
Pola penyebaran informasi tidak selamanya berjalan secara dua tahap, tetapi
dapat juga hanya satu tahap, atau lebih dan dua tahap, tergantung dan kondisi individu
khalayaknya. Model ini kemudian disebut sebagai multi step flow communications atau
komunikasi banyak tahap. Menurut Wiryanto dalam bukunya teori Komunikasi
menyatakan bahwa pesan-pesan Media massa tidak seluruhnya mencapai mass Khalayak
secara langsung, sebagian besar Berlangsung secara bertahap. Tahap pertama dari media
massa kepada orang-orang tertentu di antara massa udience (opinion leaders) yang
bertindak selaku gate-keepers (penyaring pesan) dandari sini pesan-pesan media
diteruskan kepada anggota-anggota mass khalayak yang lain sebagai tahap yang kedua
sehingga pesan-pesan media akhirnya mencapai seluruh penduduk.
Kelemahan teori one step flow adalah: 1) Media tidak mempunyai kekuatan yang
hebat; 2) Aspek pilihan dari penampilan, Penerimaan, dan penahanan dalam ingatan Yang
selektif mempengaruhi suatu pesan; 3) Untuk setiap komunikan terjadi efek yang
Berbeda. Kelebihan teori one step flow individu dapat secara langsung menerima
Informasi melalui media tanpa dibatasi oleh Ruang dan waktu.
 Teori media dalam sudut pandang efek
a. Teori sosial kognitif
Teori sosial kognitif dibangun pertama kali oleh seorang psikolog Albert
Bandura sekitar tahun 1960-an. Teori ini menitikberatkan pada bagaimana dan
mengapa orang-orang cenderung untuk meniru apa yang dilihat melalui media. Ini
adalah teori yang fokus pada kapasitas kita untuk belajar dengan mengalaminya
secara langsung. Proses belajar melalui pengamatan ini bergantung pada sejumlah
faktor. Meliputi faktor kemampuan subyek untuk memahami dan mengingat apa yang
ia lihat, mengidentifikasi karakter bermedia, dan berbagai hal yang membimbing
kepada proses pemodelan perilaku. Teori sosial kognitif adalah salah satu teori yang
paling sering digunakan untuk meneliti media dan komunikasi massa.

b. Difusi inovasi
Ada lima tahapan dalam merumuskan teori ini
1. pengetahuan yang terkait dengan kesadaran individu akan adanya inovasi dan
bagaimana inovasi itu berfungsi.
2. persuasi terkait dengan setuju atau tidak setujunya dengan inovasi tersebut
3. keputusan terkait dengan pilihan untuk mengadopsi inovasi
4. pelaksanaan terkait dengan melaksanakan keputusan dari pilihan.
5. konfirmasi terkait dengan mencari pendapat lain untuk menguatkan
pilihannya
c. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa
Teori ini berangkat dari pandangan mengenai Media massa sebagai sistem
informasi yang Memiliki peran penting dalam proses Pemeliharaan, perubahan, dan
konflik pada Tataran masyarakat, kelompok, atau individu Dalam aktivitas sosial.
Masyarakat modern sangat tergantung dengan Sumber informasi oleh media massa.
Melvin DeFleur dan Sandra Ball-Rokeach mengemukakan gagasan Mereka
mengenai teori Ketergantungan (Dependecy Theory) yang membahas Mengenai sifat
ketergantungan audien terhadap isi media massa. Teori Ketergantungan memiliki
dasar asumsi bahwa pengaruh media ditentukan oleh Hubungan antara sistem sosial
yang lebih luas, peran media dalam sistem tersebut Dan hubungan khalayak dengan
media.
Teori ketergantungan memiliki dasar asumsi bahwa pengaruh media
Ditentukan oleh hubungan antara sistem sosial yang lebih luas, peran media dalam
Sistem tersebut dan hubungan khalayak dengan media. Ketergantungan audien
Terhadap media bersifat integral yang mencakup 3 pihak, yaitu media, audien, dan
Sistem sosial yang melingkupinya. Defleur dan Rokeach (2009: 155)

d. Teori Uses and Effects


Merupakan sintetis antara pendekatan uses And gratifications dan teori
tradisional Mengenai efek. Fokus teori ini lebih pada bagaimana Penggunaan media
kemudian exposure apa Yang akan terjadi
e.

Anda mungkin juga menyukai