Anda di halaman 1dari 3

Annta Wilasa

2 Ma 11

 Agenda Setting

Agenda setting menurut McCombs dan Shaw adalah “mass media have the ability to transfer
the salience of items on their news agendas to public agenda” (Griffin, 2010). Pengertian ini
menjelaskan bahwa media massa memang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi bahkan
membentuk pola pikir audience yang terkena terpaan informasinya.

McCombs dan Shaw menerangkan lebih lanjut bahwa media massa mempunyai kemampuan
untuk membuat masyarakat menilai sesuatu yang penting berdasarkan apa yang disampaikan
media, dengan kata lain we judge as important what the media judge as important.

Kedua ilmuwan ini juga menekankan bahwa bukan berarti mereka menuduh. Bahwa media
selalu dengan sengaja mempengaruhi audience dengan informasi dan berita yang disampaikan
melalui media serta memiliki tujuan tertentu.

Dengan begitu, masyarakat pun menilai apa yang dianggap penting oleh media adalah hal yang
penting juga dan memang harus dipikirkan atau minimal mempengaruhi persepsi mereka
terhadap hal tersebut.

Meski begitu, McCombs dan Shaw tidak menutup pandangan yang menghargai dan meyakini
bahwa audience juga memiliki kekuatannya sendiri, yaitu dengan hipotesis selective
exposure. Hipotesis ini menjelaskan bahwa manusia cenderung hanya akan melihat dan
membaca informasi serta berita yang sejalan dan tidak mengancam atau bertentangan dengan
kepercayaan yang selama ini mereka miliki dan bangun. Hal ini menunjukkan kekuatan dan
kebebasan manusia dalam memilih, menyortir, dan menerima pesan yang disampaikan oleh
media massa.

 Framing & Priming

Framing adalah media yang memusatkan perhatian pada peristiwa tertentu dan kemudian
menempatkannya ke dalam sebuah bidang makna. Sedangkan, sebagai sebuah proses,
framing terletak pada empat unsur komunikasi atau komponen-komponen komunikasi atau
elemen-elemen komunikasi yaitu pengirim, penerima, pesan, dan budaya. Teori framing
bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai skema bagaimana setiap individu memandang dunia.
Dictionary of Mass Communication menyatakan bahwa framing adalah teori atau proses
tentang bagaimana pesan media massa memperoleh perspektif, sudut pandang, atau bias.
Sebagai salah satu teori komunikasi massa, teori framing kerapkali dikaitkan dengan teori
agenda setting karena kedua teori tersebut berbicara tentang bagaimana media mengalihkan
perhatian khalayak dari kepentingan sebuah isu ke dalam apa yang ingin diproyeksikan dan
digunakan untuk mengetahui efek media.

Priming adalah proses di mana isu yang diangkat media akan mengingatkan publik akan
informasi sebelumnya yang mereka miliki tentang isu itu, sehingga akan memicu perhatian yang
lebih. Priming dan framing merupakan dua proses pengaruh media yang membantu
menjelaskan bagaimana khalayak dipengaruhi media.

Priming adalah dampak dari stimulus yang sudah ada sebelumnya yang akan mempengaruhi
tindakan atau penilaian yang akan dilakukan kemudian. Dalam konteks media, priming adalah
dampak dari isi media (misalnya liputan tokoh politik) terhadap perilaku atau penilaian khalayak
yang muncul kemudian (misalnya mendukung/menghukum dalam pemilu).

 Difusi Inovasi

Difusi inovasi adalah teori yang berusaha menjelaskan bagaimana, mengapa, dan seberapa
cepat ide dan teknologi baru menyebar. Teori Difusi Inovasi muncul pada tahun 1903, oleh
sosiolog Perancis, Gabriel Tarde yang memperkenalkan kepada publik Kurva Difusi berbentuk
S (S-shaped Diffusion Curve).

Everett Rogers mendefisinikan difusi inovasi sebagai proses sosial yang mengkomunikasikan
informasi tentang ide baru yang dipandang secara subjektif. Makna inovasi dengan demikian
perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi sosial.

Teori difusi inovasi pada esensinya menjelaskan bagaimana sebuah gagasan dan ide baru
dikomunikasikan pada sebuah kultur atau kebudayaan. Bahwa teori ini berfokus pada
bagaimana sebuah gagsaan atau ide baru dapat dan dimungkinkan diadopsi oleh suatu
kelompok sosial atau kebudayaan tertentu.

 Analisis Semiotika

Semiotika adalah salah satu dari tujuh tradisi dalam teori komunikasi yang diungkapkan oleh
Robert T. Craig. Sebagai sebuah teori komunikasi, teori semiotika komunikasi memandang
komunikasi sebagai sebuah proses yang berdasarkan pada sistem tanda termasuk didalamnya
adalah bahasa dan semua hal yang terkait dengan kode-kode nonverbal untuk berbagi makna
yang melintasi kesenjangan yang terjadi antara sudut pandang subyektif.

Dalam sudut pandang teori semiotika, berbagai masalah komunikasi yang sering kali terjadi
adalah akibat adanya kesalah pahaman atau perbedaan dalam memberikan makna yang
dipengaruhi oleh sifat kode-kode semiotika dan cara menggunakan tanda-tanda tersebut.

Sebagai sebuah teori komunikasi, teori semiotika dapat digunakan untuk menganalisa secara
virtual berbagai hal yang menjadi bagian dari bidang komunikasi yang mencakup interaksi,
media, organisasi, konteks kesehatan, budaya popular atau budaya pop, dan lain sebagainya.

Roland Barthes adalah salah satu ahli semiotika yang menunjukkan sebuah doktrin semiotika
baru yang memungkinkan para peneliti untuk menganalisa sistem tanda guna membuktikan
bagaimana komunikasi nonverbal terbuka terhadap interpretasi melalui makna tambahan atau
connotative.

 Computer Mediated Communication

Computer Mediated Communication adalah proses komunikasi manusia melalui penggunaan 2


atau lebih komputer yang melibatkan manusia dalam konteks tertentu. Computer Mediated
Communication memelajari bagaimana perilaku manusia dapat dibentuk melalui pertukaran
infromasi melalui media computer serta internet. Dengan adanya internet, komunikasi dapat
terjadi secara bebas dan manusia bisa berkomunikasi secara interpersonal atau bahkan secara
massa.

Computer Mediated Communication menjadikan dunia komunikasi mengalami perkembangan


besar. Sebelumnya, beberapa masa dilalui dengan berbagai media komunikasi yang terus
dikembangkan. Diawali dengan surat-menyurat, penggunaan telegraf, telepon, pager,
handphone, hingga pada abad ke-19 muncul media baru bernama internet.

Sebagai media baru, internet tidak dapat diidentifikasikan secara khusus. Internet merupakan
media konvergensi dari berbagai media komunikasi dan informasi konvensional yang telah ada.
Media konvergen memiliki karakteristik melampaui batas ruang dan waktu. Media ini
merupakan media yang bebas, tanpa ada batasan dalam penggunaannya.Internet meliputi
berbagai kegiatan komunikasi, diantaranya penyebaran pesan secara satu arah maupun dua
arah, media informasi dan publikasi yang efektif, dan juga media penyimpanan data.

Anda mungkin juga menyukai