Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KEGUNAAN DAN GRATIFIKASI (USES AND

GRATIFICATION THEORY) DALAM PERBEDAAN MEMENUHI


KEBUTUHAN AFEKTIF ANTARA PENGGUNAAN TV DAN
PONSEL
Tugas Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Komunikasi, Rabu
(13.20-15.50)
Dosen Pengampu:
AB. Sarca Putera, S.I.Kom., M.A
Ayu Adriyani, S.Sos., M.Sc
Disusun Oleh Kelompok 2
Kristin Okvita (23368032)
Nahdia Latifah (23368082)
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
PENDAHULUAN

Manusia membutuhka informasi untuk mengetahui kabar dunia terkini.


Mungkin hari ini harga inyak naik atau terjadi bencana di belahan dunia lain.
Informasi-informasi ini dapat diperoleh dengan berbagai cara. Misalnya dengan
mengakses media sosial, koran, berita daring, dan lain sebagainya. Pada hakikatnya,
media hanya sebagai media untuk menyampaikan informasi. Namun, informasi-
informasi yang disampaikan tetap sama. Meskipun dengan sudut pandang yang
berbeda, informasi-informasi tersebut menjadi lebih kaya dan pembaca atau audiens
dapat memutuskan akan berada di pihak yang mana. Penggunaan media dapat dikasi
dengan teori used and gratification (teori penggunaan dan kepuasan). Teori ini
mampu menelaah alasan masyarakat menggunakan media tertentu atau kompetisi
antara satu media dengan media lainnya.

Teori Uses and Gratification (U&G) ini berangkat dari pandangan bahwa
proses komunikasi sebenarnya tidak punya kekuatan dalam mempengaruhi khalayak.
Hal ini dipertegas karena khalayak pada dasarnya menggunakan media berdasarkan
motif – motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak, hingga
menimbulkan kepuasan dan dapat disebut sebagai media yang efektif
(Kriyantono,2006:204). Teori Uses and Gratifications tersebut dipublikasikan oleh
tokoh Herbert Blummer dan Elihu Katz di tahun 1974 yang mengatakan bahwa
khalayak dianggap aktif dalam menentukan atau memilih media dalam pemenuhan
motifnya. Khalayak aktif ini bebas berinteraksi dengan media dan menginterpretasi
pesan yang diterima.

Pendekatan uses and gratifications menempatkan hubungan dari antara


kepuasan akan kebutuhan dan pilihan media oleh khalayak dengan jelas. Ini
menegaskan bahwa kebutuhan khalayak mempengaruhi media apa yang mereka pilih,
bagaimana mereka memilih media dan kepuasan yang diberikan oleh media
(Nurudin, 2013:192). Pendekatan uses and gratification atau yang sering dikenal
sebagai pendekatan kegunaan dan kepuasan di latar belakangi oleh adanya motif atau
adanya sebuah kebutuhan dari manusia yang bermacam–macam, kebutuhan manusia
yang bermacam–macam juga dipengaruhi oleh latar belakang yang berbeda–beda .
Teori used and gratification (teori penggunaan dan kepuasan) menjadi penting dalam
studi komunikasi massa. Teori ini menggagas pemikiran bahwa individu
menyebabkan audiensi mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap
isi media secara berbeda-beda yang disebabkan berbagai faktor sosial dan psikologis
yang berbeda di antara individu audiensi.

Teori used and gratification memiliki fokus perhatian pada audiensi sebagai
konsumen media massa dan bukan pada pesan yang disampaikan. Teori ini menilai
bahwa audiensi dalam menggunakan media berorientasi pada tujuan, bersifat aktif
sekaligus diskriminatif. Audiensi dinilai paham mengenai kebutuhan mereka serta
bertanggung jawab terhadap pilihan media yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Teori ini menjelaskan mengenai waktu dan bagimana audiensi sebagai konsumen
media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam menggunakan media. Serta akibat
atau konsekuensi dari penggunaan media tersebut. Teori used and gratification dinilai
sebagai partisipan yang aktif dalam proses komunikasi, tetapi tingkat keaktifan setiap
individu tidaklah sama. Penggunaan media didorong oleh adanya kebutuhan dan
tujuan yang ditentukan oleh pengguananya. Teori ini juga menjelaskan mengenai
kapan dan bagaimana pengguna sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau
kurang aktif dalam menggunakan media tersebut. serta akibat atau konsekuensi jika
menggunakan media yang dpilih. Adapun, menurut Elihu Katz, Jay G Blumer, dan
Michael Gurevittch, teori uses and gratification meriset mengenai asal mula
kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari
media massa atau sumber-sumber lain.
SEJARAH USES AND GRATIFICATION TEORI

Teori Uses and Gratifications menjelaskan bahwa bukanlah media yang


mengubah sikap dan perilaku khalayak, namun bagaimana media tersebut dapat
memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Menurut Prof. Onong Uchjana
Effendy (1993:290), pendekatan Uses and Gratificationssebenarnya bukan sesuatu
yang baru. Di awal decade 1940-an dan 1950-an para pakar melakukan penelitian
untuk mengetahui mengapa khalayak terlibat dalam berbagai jenis perilaku
komunikasi. Teori ini diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Khatz pada tahun
1974 lewat bukunya The Uses Of Mass Communication; Current Perpective On
Gratification Research.Dalam teori ini , orang dianggap aktif karena mampu untuk
mempelajari dan megevalusi berbagai jenis media untuk mencapai tujuan
komunikasi. Konsep dasar dari teori ini adalah meneliti asal mula kebutuhan manusia
secara psikologis dan sosial, serta meneliti yang menimbulkan harapan tertentu dari
media massa atau sumber-sumber lain, dan yang dapat menimbulkan pemenuhan
kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan.

Konsep dasar dari teori ini, diringkas oleh para pendirinya sendiri, dengan
model yang di teliti ialah mengenai sumber sosial dan psikologis dari kebutuhan,
yang melahirkan harapan-harapan dari media massa atau sumber-sumber yang
lain,yang menyebabkan perbedaan terpaan pola media (atau keterlibatan dalam
kegiatan lain), dan menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat
lain,bahkan sering kali akibat-akibat yang tidak dikehendaki.(Jalaluddin. 1985;65)
ASUMSI TEORI USES AND GRATIFICATIONS

Ada beberapa asumsi-asumsi dasar yang dinyatakan secara jelas oleh para
pencetus pendekatan Teori Uses and Gratifications(Katz & Blumler). Para pencetus
teori ini menyatakan bahwa ada lima asumsi dasar dalam teori pendekatan Uses and
Gratifications(Richard West. 2008;104) :Khalayak aktif dan pengguna medianya
berorientasi pada tujuan, inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada
pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak, Media berkompetisi dengan
sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan, orang mempunyai cukup kesadaran diri
akan penggunaan media mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan
sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti,
penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak.

1. Khalayak Aktif dan Penggunaan Medianya Berorientasi pada Tujuan Asumsi


ini mengatakan bahwa khalayak dapat memiliki tingkat aktivitas berbeda
dalam penggunaan medianya. Begitu pula dengan usaha untuk menyelesaikan
tujuannya melalui media. Menurit McQuail dan kawan-kawannya, ada empat
cara untuk mengelompokkan kebutuhan dan kepuasan khalayak sebagai
berikut.

a. Pengalihan adalah kategori kepuasan yang berasal dari penggunaan media,


berupa pelarian diri dari rutinitas serta permasalahan.
b. Hubungan personal adalah kategori kepuasan yang berasal dari
penggunaan media dengan melibatkannya sebagai ganti teman.
c. Identitas personal adalah kategori kepuasan yang berasal dari penggunaan
media dengan menekankan nilai-nilai individu.
d. Pengawasan adalah kategori kepuasan yang berasal dari penggunaan
media, berupa pengumpulan informasi yang dibutuhkan.
2. Inisiatif dalam Menghubungkan Kepuasan Kebutuhan pada Pilihan Media
Tertentu Terdapat pada Anggota Khalayak. Menurut Katz, Blumler, dan
Gurevitch, kepuasan tentang kebutuhan berkaitan dengan pilihan sebuah
media. Pilihan media berada di tangan khalayak, artinya pengguna media
bebas menentukan dan memilih media untuk memuaskan kebutuhannya.
Sebagai contoh, jika seseorang ingin menonton hiburan maka ia akan memilih
tayangan berupa kartun atau film. Namun, jika ingin mendapatkan informasi
berita terkini maka akan menonton tayangan berita.
3. Media Berkompetisi dengan Sumber Lainnya untuk Kepuasan Kebutuhan.
Asumsi ini menjelaskan bahwa media dan khalayak tidak berada dalam
kekosongan atau kevakuman. Mereka menjadi bagian dari masyarakat luas
dan hubungan di antara keduanya sama-sama dipengaruhi oleh masyarakat.
4. Orang Memiliki Cukup Kesadaran Diri akan Penggunaan Media Mereka,
Minat, serta Motif Sehingga Dapat Memberikan Gambaran yang Akurat
Mengenai Kegunaan Tersebut kepada Para Peneliti. Asumsi ini menjelaskan
mengenai khalayak memiliki kesadaran diri dalam menggunakan media.
Begitu pula dengan minat serta motifnya. Sehingga, hal ini dapat memberikan
gambaran kepada periset tentang penggunaan media dan khalayak. Tidak
hanya itu, periset juga akan memiliki kesadaran diri untuk menjelaskan
mengenai latar belakang atau alasan apa yang dilakukan oleh khalayak.
5. Penilaian Mengenai Nilai Isi Media Hanya Dapat Dilakukan oleh Khalayak.
Asumsi ini menjelaskan bahwa khalayak atau masyarakat yang mampu
memutuskan penggunaan media untuk mewujudkan tujuan serta menilai isi
muatan media. Sebagai contoh seseorang membaca koran karena hanya itu,
satu-satunya yang tersedia di tempatnya tinggal. Meskipun, membacanya
bukan berarti orang tersebut merasa terpuaskan dengan isi korannya. Bahkan
bisa jadi, ia berhenti berlangganan jika ada koran lain yang tersedia di tempat
tinggalnya
SUBSTANSI TEORI

Teori penggunaan dan kepuasan atau uses and gratification theory merupakan
salah satu teori yang populer dalam studi komunikasi massa. Teori ini mengajukan
gagasan bahwa perbedaan individu menyebabkan audiens mencari, menggunakan dan
memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda yang disebabkan
berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda di antara individu dan audiens.
Inti. Uses and Gratification Theory adalah khalayak pada dasarnya menggunakan
media massa berdasarkan motif-motif tertentu, (Kriyantono:208). Media dianggap
berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan
khalayak akan terpenuhi. Audiens dinilai mengetahui kebutuhan mereka dan
mengetahui serta bertanggungjawab terhadap pilihan media yang dapat memenuhi
kebutuhan mereka tersebut. Audiens dipandang sebagai partisipan aktif falam proses
komunikasi. Namun tingkat keaktifan setiap individu tidaklah sama. Penggunaan
media didorong oleh adanya kebutuhan dan tujuan yang ditentukan oleh audiens
sendiri, (Littlejohn 2005:286)

Inti dari teori uses and gratification adalah pengguna media adalah pihak yang
aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber
media yang aling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya, artinya teori uses and
gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk
memuaskan kebutuhannya, (Nurrudin,2008:181). Katz, Blumler dan Gurevitch
menyatakan bahwa terdapat lima asumsi dasar teori kegunaan dan gratifikasi yaitu :

1. Khalayak akif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan.


2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu
terdapat pada anggota khalayak.
3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan.
4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat
dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai
kegunaan tersebut kepada para peneliti.
5. Penilaian mengenai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak.

Orang aktif memilih dan menggunakan media tertentu untuk memuaskan


kebutuhan tertentu. Teori ini melihat media mempunyai pengaruh terbatas karena
pengguna mampu memilih dan mengendalikan. Orang memiliki kesadaran diri, dan
mereka mampu memahami dan menyatakan alsan mereak menggunakan media.
Mereka melihat media sebagai salah satu cara untuk memuaskan kebutuhan yang
mereka miliki. Motif merupakan dorongan yang menggerakkan seseorang bertingkah
laku dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia.
Motif juga dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Khalayak atau audiens mengonsumsi media karena adanya dorongan dalam


diri mereka untuk memenuhi kebutuhan. Aktivitas tersebut dilakukan dengan
berbagai cara. Pada saat ini lebih banyak yang mengakses YouTube untuk memenuhi
motif informasi serta kesenangan dalam pemenuhan kebutuhan. McQuail dan
koleganya mengidentifikasi beberapa cara untuk mengklasifikasi kebutuhan dan
kepuasan khalayak. Konsepsi dasar dari uses and gratifications datang dari Elihu Katz
yang mengenalkan istilah uses and gratification approach pada tahun 1959. Katz
berpendapat bahwa penelitian tentang media tidak lagi bertumpu pada apa yang
media lakukan terhadap khalayak namun lebih menekankan kepada apa yang
dilakukan oleh khalayak terhadap media
APLIKASI TEORI

Teori uses and gratifications dikemukakan pada 1974 oleh Herbert Blumer,
Elihu Katz, dan Michael Gurevitch. Secara garis besar, teori ini menjelaskan
bagaimana media sanggup memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak aktif
pengguna media. Dilansir dari ThoughtCo, teori uses and gratifications memandang
khalayak atau pengguna media sebagai agen aktif yang punya kendali atas konsumsi
medianya. Ada dua prinsip yang diusung teori ini, yakni: Khalayak aktif dalam
memilih media yang akan dikonsumsi Khalayak sadar akan alasannya memilih opsi
media yang berbeda. Sederhananya, teori ini berasumsi mengenai apa yang akan
dilakukan manusia terhadap media, ketimbang hal yang akan dilakukan media
terhadap orang.
Contoh teori kegunaan dan gratifikasi (uses and gratifications) Dikutip dari
situs Communication Theory, teori kegunaan dan gratifikasi membahas pengaruh
media terhadap manusia. Lebih tepatnya, bagaimana manusia menggunakan media
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, dan akan merasa puas setelah kebutuhannya
terpenuhi. Dalam situs Businesstopia, dituliskan bahwa contoh teori uses and
gratifications adalah penyesuaian tontonan dengan kebutuhan khalayak. Misalnya
seseorang sedang membutuhkan hiburan, maka ia akan memilih menonton film atau
acara komedi yang dapat menghiburnya. Setelah menonton, kebuthan orang tersebut
akan terpenuhi secara otomatis. Contoh lainnya, seseorang akan menonton berita atau
tayangan informatif untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi. Ini juga berlaku
dalam penggunaan media sosial. Misal, seseorang menggunakan ponsel yang
terhubung dengan internet untuk berkomunikasi atau mencari informasi. Berdasarkan
contoh di atas, bisa diketahui bahwa manusia akan memilih media dan tontonan yang
sesuai dengan apa yang dibutuhkannya saat itu pula. Dengan demikian, asumsi
pertama teori uses and gratifications yang menyatakan bahwa khalayak aktif serta
penggunaan medianya berorientasi pada tujuan, itu benar adanya.
KRITIK PADA TEORI USES AND GRATIFICATIONS

Pendekatan manfaat dan gratifikasi telah memicu sejumlah kritik, terutama


karena tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dalam mendefinisikan konsep-
konsep utama misalnya, ”kebutuhan”, dan karena pada dasarnya tak lebih dari sebuah
strategi pengumpulan data. Salah satu kritik pendekatan manfaat dan gratifikasi
adalah bahwa pendekatan ini terlalu sempit fokusnya, yaitu pada individu Elliot,
1974. Pendekatan ini bersandar pada konsep-konsep psikologis seperti kebutuhan,
dan mengabaikan struktur sosial maupun tempat media itu berada dalam struktur
tersebut. Salah satu jawaban atas kritik ini datang dari Robin dan Windahl 1986, yang
telah mengusulkan suatu sintesis antara pendekatan manfaat dan gratifikasi dengan
teori ketergantungan Ball-Rokeach dan DeFleur, 1976. Model manfaat dan
ketergantungan mereka Rubin dan Windahl menempatkan individu di dalam sistem-
sistem kemasyarakatan yang membantu membentuk kebutuhan-kebutuhan mereka.
Perspektif pendekatan manfaat dan gratifikasi juga dikritik oleh para penulis yang
memiliki perhatian pada persoalan hegemoni media Severin, 2007:358.
Mereka mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang
bebas memilih agenda media maupun interpretasi-interpretasi sesuai kehendak
mereka Lingkungan Sosial - ciri – ciri demografis - keanggotaan dalam kelompok -
ciri – ciri kepribadian Kebutuhan - kognitif - afektif -integrasi sosial -integrasi
personal - escapism Sumber non media -keluarga dan teman -hubungan inter personal
- hobi - istirahat dll Sumber Media - jenis media - isi media - terpaan media - konteks
sosial terhadap terpaan media Fungsi Media - pengawasan - hiburan - identitas diri -
integrasi diri Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara White, 1994.
Menurut penulis itu, pesan-pesan media massa cenderung memperkuat pandangan
kebudayaan yang dominan, dan audien merasa sukar untuk mengelak.
KESIMPULAN

Uses and gratification theory pertama kali dikemukakan oleh Herbert Blumer,
Elihu Katz, dan Michael Gurevitch pada tahun 1974. Teori uses and gratification
adalah pendekatan dalam studi komunikasi yang menekankan bahwa audiens
merupakan individu aktif dalam pemilihan dan penggunaan media massa. Akan
tetapi, keaktifkan setiap individu berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan tujuan
penggunaan suatu media. Jadi, ketika media menyampaikan pesan tertentu, audiens
tidak serta-merta percaya atau terpengaruh. Sebaliknya, audiens merupakan pengguna
yang cerdas dan aktif dalam memilih media dan mempercayai suatu informasi. Lebih
lanjut, teori ini juga mengemukakan bahwa media digunakan sebagai alat yang dapat
memuaskan kebutuhan pribadi. Jadi, audiens memiliki kontrol penuh atas apa yang
mereka konsumsi. Tak hanya itu, teori ini juga menekankan bahwa penting untuk
memahami apa motif di balik penggunaan seseorang terhadap media tertentu, misal
apakah untuk mencari informasi atau hiburan. Pada tahun 2013, S. Shyam Sundar dan
Anthony M. Limperos memperkenalkan teori uses & gratification 2.0 yang
menjelaskan secara lebih mendalam tentang motif dan gratifikasi audiens dalam
mengonsumsi media baru.
DAFTAR PUSTAKA

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.
Littlejohn, Stephen W, Foss Karen A. 2005. Theories of Human Communication,
Ninth Edition. USA: Thomas Higher Education.
Nurudin, 2008. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rakhmat, Jalaluddin. (1985). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya.
West, Richard, Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan
Aplikasi Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika.

Anda mungkin juga menyukai