Teori Uses and Gratification (U&G) ini berangkat dari pandangan bahwa
proses komunikasi sebenarnya tidak punya kekuatan dalam mempengaruhi khalayak.
Hal ini dipertegas karena khalayak pada dasarnya menggunakan media berdasarkan
motif – motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak, hingga
menimbulkan kepuasan dan dapat disebut sebagai media yang efektif
(Kriyantono,2006:204). Teori Uses and Gratifications tersebut dipublikasikan oleh
tokoh Herbert Blummer dan Elihu Katz di tahun 1974 yang mengatakan bahwa
khalayak dianggap aktif dalam menentukan atau memilih media dalam pemenuhan
motifnya. Khalayak aktif ini bebas berinteraksi dengan media dan menginterpretasi
pesan yang diterima.
Teori used and gratification memiliki fokus perhatian pada audiensi sebagai
konsumen media massa dan bukan pada pesan yang disampaikan. Teori ini menilai
bahwa audiensi dalam menggunakan media berorientasi pada tujuan, bersifat aktif
sekaligus diskriminatif. Audiensi dinilai paham mengenai kebutuhan mereka serta
bertanggung jawab terhadap pilihan media yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Teori ini menjelaskan mengenai waktu dan bagimana audiensi sebagai konsumen
media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam menggunakan media. Serta akibat
atau konsekuensi dari penggunaan media tersebut. Teori used and gratification dinilai
sebagai partisipan yang aktif dalam proses komunikasi, tetapi tingkat keaktifan setiap
individu tidaklah sama. Penggunaan media didorong oleh adanya kebutuhan dan
tujuan yang ditentukan oleh pengguananya. Teori ini juga menjelaskan mengenai
kapan dan bagaimana pengguna sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau
kurang aktif dalam menggunakan media tersebut. serta akibat atau konsekuensi jika
menggunakan media yang dpilih. Adapun, menurut Elihu Katz, Jay G Blumer, dan
Michael Gurevittch, teori uses and gratification meriset mengenai asal mula
kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari
media massa atau sumber-sumber lain.
SEJARAH USES AND GRATIFICATION TEORI
Konsep dasar dari teori ini, diringkas oleh para pendirinya sendiri, dengan
model yang di teliti ialah mengenai sumber sosial dan psikologis dari kebutuhan,
yang melahirkan harapan-harapan dari media massa atau sumber-sumber yang
lain,yang menyebabkan perbedaan terpaan pola media (atau keterlibatan dalam
kegiatan lain), dan menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat
lain,bahkan sering kali akibat-akibat yang tidak dikehendaki.(Jalaluddin. 1985;65)
ASUMSI TEORI USES AND GRATIFICATIONS
Ada beberapa asumsi-asumsi dasar yang dinyatakan secara jelas oleh para
pencetus pendekatan Teori Uses and Gratifications(Katz & Blumler). Para pencetus
teori ini menyatakan bahwa ada lima asumsi dasar dalam teori pendekatan Uses and
Gratifications(Richard West. 2008;104) :Khalayak aktif dan pengguna medianya
berorientasi pada tujuan, inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada
pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak, Media berkompetisi dengan
sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan, orang mempunyai cukup kesadaran diri
akan penggunaan media mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan
sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti,
penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak.
Teori penggunaan dan kepuasan atau uses and gratification theory merupakan
salah satu teori yang populer dalam studi komunikasi massa. Teori ini mengajukan
gagasan bahwa perbedaan individu menyebabkan audiens mencari, menggunakan dan
memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda yang disebabkan
berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda di antara individu dan audiens.
Inti. Uses and Gratification Theory adalah khalayak pada dasarnya menggunakan
media massa berdasarkan motif-motif tertentu, (Kriyantono:208). Media dianggap
berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan
khalayak akan terpenuhi. Audiens dinilai mengetahui kebutuhan mereka dan
mengetahui serta bertanggungjawab terhadap pilihan media yang dapat memenuhi
kebutuhan mereka tersebut. Audiens dipandang sebagai partisipan aktif falam proses
komunikasi. Namun tingkat keaktifan setiap individu tidaklah sama. Penggunaan
media didorong oleh adanya kebutuhan dan tujuan yang ditentukan oleh audiens
sendiri, (Littlejohn 2005:286)
Inti dari teori uses and gratification adalah pengguna media adalah pihak yang
aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber
media yang aling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya, artinya teori uses and
gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk
memuaskan kebutuhannya, (Nurrudin,2008:181). Katz, Blumler dan Gurevitch
menyatakan bahwa terdapat lima asumsi dasar teori kegunaan dan gratifikasi yaitu :
Teori uses and gratifications dikemukakan pada 1974 oleh Herbert Blumer,
Elihu Katz, dan Michael Gurevitch. Secara garis besar, teori ini menjelaskan
bagaimana media sanggup memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak aktif
pengguna media. Dilansir dari ThoughtCo, teori uses and gratifications memandang
khalayak atau pengguna media sebagai agen aktif yang punya kendali atas konsumsi
medianya. Ada dua prinsip yang diusung teori ini, yakni: Khalayak aktif dalam
memilih media yang akan dikonsumsi Khalayak sadar akan alasannya memilih opsi
media yang berbeda. Sederhananya, teori ini berasumsi mengenai apa yang akan
dilakukan manusia terhadap media, ketimbang hal yang akan dilakukan media
terhadap orang.
Contoh teori kegunaan dan gratifikasi (uses and gratifications) Dikutip dari
situs Communication Theory, teori kegunaan dan gratifikasi membahas pengaruh
media terhadap manusia. Lebih tepatnya, bagaimana manusia menggunakan media
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, dan akan merasa puas setelah kebutuhannya
terpenuhi. Dalam situs Businesstopia, dituliskan bahwa contoh teori uses and
gratifications adalah penyesuaian tontonan dengan kebutuhan khalayak. Misalnya
seseorang sedang membutuhkan hiburan, maka ia akan memilih menonton film atau
acara komedi yang dapat menghiburnya. Setelah menonton, kebuthan orang tersebut
akan terpenuhi secara otomatis. Contoh lainnya, seseorang akan menonton berita atau
tayangan informatif untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi. Ini juga berlaku
dalam penggunaan media sosial. Misal, seseorang menggunakan ponsel yang
terhubung dengan internet untuk berkomunikasi atau mencari informasi. Berdasarkan
contoh di atas, bisa diketahui bahwa manusia akan memilih media dan tontonan yang
sesuai dengan apa yang dibutuhkannya saat itu pula. Dengan demikian, asumsi
pertama teori uses and gratifications yang menyatakan bahwa khalayak aktif serta
penggunaan medianya berorientasi pada tujuan, itu benar adanya.
KRITIK PADA TEORI USES AND GRATIFICATIONS
Uses and gratification theory pertama kali dikemukakan oleh Herbert Blumer,
Elihu Katz, dan Michael Gurevitch pada tahun 1974. Teori uses and gratification
adalah pendekatan dalam studi komunikasi yang menekankan bahwa audiens
merupakan individu aktif dalam pemilihan dan penggunaan media massa. Akan
tetapi, keaktifkan setiap individu berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan tujuan
penggunaan suatu media. Jadi, ketika media menyampaikan pesan tertentu, audiens
tidak serta-merta percaya atau terpengaruh. Sebaliknya, audiens merupakan pengguna
yang cerdas dan aktif dalam memilih media dan mempercayai suatu informasi. Lebih
lanjut, teori ini juga mengemukakan bahwa media digunakan sebagai alat yang dapat
memuaskan kebutuhan pribadi. Jadi, audiens memiliki kontrol penuh atas apa yang
mereka konsumsi. Tak hanya itu, teori ini juga menekankan bahwa penting untuk
memahami apa motif di balik penggunaan seseorang terhadap media tertentu, misal
apakah untuk mencari informasi atau hiburan. Pada tahun 2013, S. Shyam Sundar dan
Anthony M. Limperos memperkenalkan teori uses & gratification 2.0 yang
menjelaskan secara lebih mendalam tentang motif dan gratifikasi audiens dalam
mengonsumsi media baru.
DAFTAR PUSTAKA