Sejarah
Teori Kegunaan dan Gratifikasi/kepuasan (Uses and Gratification Theory)
pertama kali di rumuskan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael
Gurevitch(1974). Teori ini menyatakan bahwa seseorang secara aktif mencari
media tertentu dan muatan(isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan(atau hasil)
tertentu.
Awal penelitian teori ini sudah dimulai tahun 1940-an dimana research
masih berfokus pada bagaimana anak-anak memilih bacaan komik dan saat
adanya pemogokan Koran pada masa itu. Pada periode ini muncul ketertarikan
lebih terhadap interpretasi psikologis. Selanjutnya pada tahun 1948 Lasswell
menyampaikan empat intrepretasi fungsional dari media di tingkat macrosociological. Media mencakup fungsi pengawasan, korelasi, hiburan dan transmisi
budaya bagi masyarakat dan individu. Lebih lanjut dalam tahapan awal, Herta
Herzog(1944) dia berusaha membagi alasan-alasan orang melakukan bentukbentuk yang berbeda mengenai perilaku media, seperti membaca surat kabar, dan
mendengarkan radio. Herzog mempelajari mengenai peran dari keinginan dan
kebutuhan khalayak dan ia sering di asosiasikan sebagai pelopor teori kegunaan
dan gratifikasi. Selain itu teori kegunaan dan gratifikasi adalah perluasan dari teori
kebutuhan dan motivasi(Maslow,1970). Dalam teori kebutuhan dan motivasi,
Abraham maslow menyatakan bahwa orang secara aktif berusaha untuk
memenuhi hierarki kebutuhannya.
Penelitian lain yang ada pada tahapan awal ini adalah yang dilakukan
Wilbur Schramm(1954), ia mengembangkan sebuah cara untuk menentukan
mengenai penawaran komunikasi massa mana yang akan dipilih oleh individu
tertentu. Fraksi pemilihan(fraction of selection) menggambarkan secara tepat
proses yang dilalui individu untuk memilih komunikasi massa yang ana yang
akan dipilih :
Janji
Upaya yang
diperlukan
Probabilitas
Imbalan
yang
dimaksudkan
disini
adalah apakah komunikasi massa yang dipilih akan mampu memuaskan individu
yang menonton. Upaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sangat
bergantung pada tersedia tau tidaknya media dan kemudahan memanfaatkannya.
Maka dari kedua hal tersebut akan dieroleh suatu probabilitas seleksi dari media
massa tertentu.
Tahap kedua dari perkembangan teori kegunaan dan gratifikasi (kepuasan)
diawali oleh Jay Blumer dan Dennis McQuail(1969), memulai menguraikan
alasan kenapa orang menonton tayangan politik. Mereka menemukan beberapa
motif untuk menonton tayangan politik. Peneliti lainnya(McQuail, Blumler,
&Brown, 1972) menambahkan bahwa penggunaan media dapat dikategorikan
dalam empat pembagian dasar : pengalihan perhatian, hubungan personal,
identitas personal, dan pengawasan. Selanjutnya terdapat tiga peneliti Katz,
Gurevitch, dan Hadassah Haas(1973) mulai menekankan secara khusus
bagaimana orang melihat media massa. Ini dikaitkan dengan kebutuhan individu
terhadap media massa.
Tahapan yang ketiga dan paling baru, peneliti kegunaan dan gratifikasi
tertarik dalam menghubungkan alasan khusus untuk penggunaan media dengan
variable seperti kebutuhan, tuuan, keuntungan dan konsekuensi penggunaan
media, dan factor individual (faber, 2000 ; Greene&Kremar, 2005; Haridakis &
Rubin, 2005 ; Rubin, 1994).
Pembahasan
Seperti yang sudah dituliskan di awal, Teori ini menyatakan bahwa
seseorang secara aktif mencari media tertentu dan muatan(isi) tertentu untuk
menghasilkan kepuasan(atau hasil) tertentu(Katz, Blumer, &Gurevitch, 1974). Ini
berarti dikatakan bahwa pengguna media adalah pihak yang aktif berkomunikasi.
Teori ini merupakan kebalikan dari teori peluru yang mengatakan bahwa audience
atau pengguna media merupakan pihak yang pasif. teori ini juga menyatakan
bahwa media punya pengaruh jahaat dalam kehidupan.
Teori kegunaan dan gratifikasi ada untuk menjelaskan kegunaan dan
fungsi media untuk individu, kelompok, dan masyarakat. Ada tiga tujuan dalam
pengembangan teori kegunaan dan gratifikasi yaitu :
Orang punya cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat
dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat
mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti
Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak
Kebutuhan dan kepuasan khalayak pengguna media massa ada bermacam-
dan
koleganya(1972)
mengindetifikasi
beberapa
cara
untuk
estetis,
menyenangkan,
dan
emosional.
Contoh
Pelepasan
Ketegangan,
menghindarkan
tekanan,
berkaitan
ketegangan,
dengan
dan
kebutuhan
hasrat
akan
merefleksikan ketertarikan dan prefensi mereka. Contoh : Jika anda suka jazz
mungkin
anda
akan
mendengarkan
suara
Surabaya.
Kesulitan
untuk
Sejarah
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Maxwell McCombs dan Donald
L.Shaw. teori ini muncul sekitar tahun 1973 dengan publikasi pertamanya
berjudul The Agenda Setting Function of The Mass Media Public Opinion
Quarterly No.37. Teori ini dikembangkan sebagai studi pada pemilihan presiden
1968 di mana Demokrat berkuasa Lyndon B. Johnson digulingkan oleh
penantangnya dari Republik Richard Nixon. Dalam pemilihan ini ditemukan
hubungan yang tinggi antara penekanan berita dengan bagaimana berita itu dinilai
tingkatannya oleh pemilih. Meningkatnya nilai penting suatu topik berita pada
media massa menyebabkan meningkatnya nilai penting topik tersebut bagai
khalayaknya.
Pembahasan
Secara singkat teori agenda setting ini mengatakan media(khususnya
media berita) tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita pikir, tetapi media
tersebut benar-benar memberithau kita berpikir tentang apa(Cohen, 1963).
Dua asumsi dasar yang paling mendasari penelitian tentang penentuan agenda
adalah:
(1) Masyarakat pers dan mass media tidak mencerminkan kenyataan;
mereka menyaring dan membentuk isu; (2) konsentrasi media massa hanya pada
Telah mencapai titik kritis tertentu jika diabaikan, akan menjadi ancaman yang
serius
2.
3.
Menyangkut emosi tertentu dari sudut kepentingan orang banyak (umat manusia)
dan mendapat dukungan media massa
4.
5.
juga
akan
membicarakan
gelar
juara
dan
dukungan
untuk
Likelihood
of
action(kemungkinan
kegiatan),
kemungkinan
10
Cultivation Theory
(Teori Kultivasi)
Sejarah
Riset pertama yang dilakukan oleh Gerbner pada tahun 1960 bersama
koleganya di Annenberg School for Communication bertujuan untuk mengetahui
dunia nyata seperti apa yang dibayangkan dan dipersepsikan oleh penonton
televisi. Tradisi pengaruh media dalam jangka waktu panjang dan efek yang tidak
langsung menjadi kajiannya dalam penelitian ini.
Pembahasan
Analisis kultivasi adalah sebuah teori yang memprediksikan dan
menjelaskan formasi dan pembentukan jangka panjang dari persepsi, pemahaman,
dan keyakinan mengenal dunia sebagai akibat dari konsumsi akan pesan-pesan
media. Teori ini termasuk dalam konteks komunikasi massa. Garis pemikiran
Gerbner dalam analisis kultivasi menunjukan bahwa komunikasi massa, terutama
televisi, mengkultivasi keyakinan tertentu mengenai kenyataan yang dianggap
sebagai sesuatu yang umum oleh konsumen komunikasi massa.
Menurut Miller (2005: 282), teori kultivasi tidak dikembangkan untuk
mempelajari
"efek
yang
ditargetkan
bahwa
melompat
keluar
jendela)
secara
melainkan
menyeluruh,
yaitu
dalam
bagaimana
11
masyarakat melihat dunia dimana mereka hidup ". Oleh karena itu disebut
'Analisis Budaya'.
Gerbner,
Gross, Morgan,
berpendapat
bahwa
sesungguhnya
televisi
dari
waktu
ke
waktu,
secara
halus
"memupuk" persepsi pemirsa tentang kehidupan realitas. Teori ini dapat memiliki
dampak pada pemirsa TV, dan dampak tersebut akan berdampak pula pada seluruh
budaya kita. Gerbner dan Gross
show yang
sering
menunjukkan kekerasan,
tipe
penonton
televisi
yang
12
menyatakan
bahwa cultivation differential dari media effect untuk dijadikan rujukan untuk
membandingkan sikap penonton televisi. Dalam hal ini, ia membagi ada 4 sikap
yang akan muncul berkaitan dengan keberadaan heavy viewers, yaitu:
1. Mereka yang memilih melibatkan diri dengan kekerasan
Yaitu mereka yang pada akhirnya terlibat dan menjadi bagian dari berbagai
peristiwa kekerasan
2. Mereka yang ketakutan berjalan sendiri di malam hari
Yaitu merekayang percaya bahwa kehidupan nyata juga penuh dengan
kekerasan, sehingga memunculkan ketakutan terhadap berbagai situasi yang
memungkinkan terjadinya tindak kekerasan. Beberapa kajian menunjukkan
bahwa untuk tipe ini lebih banyak perempuan daripada laki-laki.
3. Mereka yang terlibat dalam pelaksanaan hukum
Yaitu mereka yang percaya bahwa masih cukup banyak orang yang tidak
mau terlibat dalam tindakan kekerasan.
13
14
Sejarah
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh W.Barnett Pearce dan Vernon
Cronen(1980). Coordinated Management of Meaning Theory biasa disingkat
dengan sebutan CMM. Menurut Pearce dan Cronen orang-orang berkomunikasi
berdasarkan aturan tertentu. Aturan bukan hanya berfungsi membantu dalam
berkomunikasi, tetapi juga dalam menginterpretasikan apa yang dikomunikasikan
orang lain kepada kita, selain itu teori ini juga dapat membantu untuk menjelaskan
bagaimana individu saling menciptakan makna dalam sebuah percakapan. Dalam
teori ini juga dijalskan bagaimana setiap individu juga terdiri dari system
antarpribadi yang membantu menjelaskan tindakan dan reaksi mereka. Teori
CMM memiliki hubungan dengan sejumlah teori, antara lain : Speech Art,
Interaksi Simbolik, dan Teori Sistem.
Pembahasan
Teori CMM termasuk dalam konteks komunikasi interpersonal, yang
dimana teori ini memang membicarakan proses interaksi antara dua orang. Teori
CMM mengatakan pada dasarnya bahwa orang-orang yang terlibat dalam sebuah
percakapan membangun realitas social mereka sendiri dengan cara memperoleh
Pertalian Tertentu(Coherence), Tindakan yang Terkoordinasi(coordinating
action), serta Pengalaman Rahasia(experiencing mystery) ini adalah kunci dari
CMM.
15
16
hirarki
ini
terdapat
Loops.
Loops
artinya
proses
pencerminan/refleksi kembali makna dari level context yang lebih rendah kepda
level context yang lebihtinggi dan mempengaruhi makna yang ada pada level
context yang lebih tinggi. Istilah Loops dipergunakan untuk mendukung
pandangan bahwa komunikasi adalah proses yang terus berlangsung(ongoing),
dinamis, dan terus berubah (ever-changing). Loops terbentuk melalui komunikasi
intra-personal. Terdapat dua jenis Loops, yaitu Charmed loops dan strange loops.
Charmed Loops adalah ketika makna yang ada di masing-masing level context
selalu konsisten. Antara satu bagian dengan bagian yang lain saling
mengkonfirmasi. Strange Loops adalah ketika makna yang ada di masing-masing
level context berubah, menjadi tidak konsisten. Antara satu bagian dengan bagian
yang lain saling menegaskan sehingga menciptakan kebingungan.
Selanjutnya adalah Tindakan yang Terkoordinasi (Coordinating Action),
mengarahkan pandangan kita pada cara bagaimana tindakan-tindakan yang kita
lakukan secara bersamaan membentuk sebuah pola. Koordinasi ada ketika dua
orang berusaha untuk mengartikan pesan-pesan yang yang berurutan dalam
percakapan mereka. Tiga hasil mungkin muncul ketika dua orang sedang
berbincang, mereka mencapai koordinasi, mereka tidak mencapai koordinasi, atau
mereka mencapai koordinasi pada tingkat tertentu (Philipsen, 1995).
17
18
Teori CMM berfokus pada diri dan hubungannya dengan orang lain. Serta
mengkaji bagaimana seseorang individu memberikan makna pada sebuah pesan.
Jika kita kembali melihat metafora mengenai teater, pertimbangan bahwa semua
aktor harus dapat berimprovisasi menggunakan pengalaman acting pribadinya,
serata merujuk pada naskah yang mereka bawa dalam drama mereka tersebut.
Mengacu pada hal tersebut CMM memiliki beberapa asumsis sebagai berikut :
19
yang berbeda. Melalu cara ini dua orang menciptakan realitas social yang
baru.
Social Construction
20
(Konstruksi Sosial)
Sejarah
Membahas teori konstruksi sosial (social construction), tentu tidak bisa
terlepaskan dari bangunan teoretik yang telah dikemukakan oleh Peter L. Berger
dan Thomas Luckmann. Peter L. Berger merupakan sosiolog dari New School for
Social Reserach, New York, Sementara Thomas Luckman adalah sosiolog dari
University of Frankfurt. Teori konstruksi sosial, sejatinya dirumuskan kedua
akademisi ini sebagai suatu kajian teoretis dan sistematis mengenai sosiologi
pengetahuan. Istilah konstruksi atas realitas sosial (social construction of reality)
menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman
melalui bukunya yang berjudul The Social Construction of Reality: A Treatise in
the Sociological of Knowledge (1966). Ia menggambarkan proses sosial melalui
tindakan dan interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus menerus
suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.
Asal usul konstruksi sosial dari filsafat konstruktivisme yang dimulai dari
gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Menurut Von Glaserfeld, pengertian
konstruktif kognitif muncul pada abad ini dalam tulisan Mark Baldwin yang
secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Namun, apabila
ditelusuri, sebenarnya gagasan-gagasan pokok konstruktivisme sebenarnya telah 5
dimulai oleh Giambatissta Vico, seorang epistemolog dari italia, ia adalah cikal
bakal konstruktivisme (Suparno dalam Bungin, 2008:13) Dalam aliran filsafat,
gagasan konstruktivisme telah muncul sejak sokrates menemukan jiwa dalam
tubuh manusia, sejak Plato menemukan akal budi dan ide. Gagasan tersebut
21
22
dirinya, dalam proses inilah dihasilkan suatu dunia dengan kata lain, manusia
menemukan dirinya sendiri dalam suatu dunia.
Kedua, objektivasi, yaitu hasil yang telah dicapai baik mental maupun
fisik dari kegiatan eksternalisasi manusia tersebut. Hasil itu menghasilkan realitas
objektif yang bisa jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu
faktisitas yang berada di luar dan berlainan dari manusia yang menghasilkannya.
Lewat proses objektivasi ini, masyarakat menjadi suatu realitas suigeneris. Hasil
dari eksternalisasi kebudayaan itu misalnya, manusia menciptakan alat demi
kemudahan hidupnya atau kebudayaan non-materiil dalam bentuk bahasa. Baik
alat tadi maupun bahasa adalah kegiatan ekternalisasi manusia ketika berhadapan
dengan dunia, ia adalah hasil dari kegiatan manusia. Setelah dihasilkan, baik
benda atau bahasa sebagai produk eksternalisasi tersebut menjadi realitas yang
objektif. Bahkan ia dapat menghadapi manusia sebagai penghasil dari produk
kebudayaan. Kebudayaan yang telah berstatus sebagai realitas objektif, ada diluar
kesadaran manusia, ada di sana bagi setiap orang. Realitas objektif itu berbeda
dengan kenyataan subjektif perorangan. Ia menjadi kenyataan empiris yang bisa
dialami oleh setiap orang.
Ketiga, internalisasi. Proses internalisasi lebih merupakan penyerapan
kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa sehingga subjektif
individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial. Berbagai macam unsur dari dunia
yang telah terobjektifkan tersebut akan ditangkap sebagai gejala realitas diluar
kesadarannya, sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui
internalisasi, manusia menjadi hasil dari masyarakat. Bagi Berger, realitas itu
tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan.
23
24
25
26
karena
pilihannya
untuk
bersedia
pikiran-pikirannya
cenderung
mengkonstruksi
suatu
pemberitaan
sebagai
27
buruk, lebih jahat dari sesungguhnya sifat jelek, buruk, dan jahat yang
ada pada objek pemberitaan itu sendiri.
4. Tahap konfirmasi
Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca memberi
argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap
pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk
menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi
sosial. Ada beberapa alasan yang sering digunakan dalam konfirmasi ini yaitu a)
kehidupan modern menghendaki pribadi yang selalu berubah dan menjadi bagian
dari produksi media massa, b) kedekatan dengan media massa adalah life style
orang modern, dimana orang modern sangat menyukai popularitas terutama
sebagai subjek media massa itu sendiri, dan c) media massa walaupun memiliki
kemampuan mengkonstruksi realitas media berdasarkan subyektivitas media,
namun kehadiran media massa dalam kehidupan seseorang merupakan sumber
pengetahuan tanpa batas yang sewaktu-waktu dapat diakses.
28
Sejarah
Teori interaksi simbolik ini pertama kali di rumuskan oleh Herbert
Blummer (1969) dia mengatakan bahwa proses interaksi ada dalam pembentukan
makna bagi individu. Selanjutnya inspirasi untuk meneliti mengenai teori ini
datang dari Dewey (1981), yang mengatakan bahwa kebiasaan manusia paling
baik dipahami secara langsung dalam praktiknya melalui hubungan interaktif
dengan lingkungan mereka.
Selain itu banyak yang menganggap gerakan interaksionisme simbolik
didirikan oleh George Herbert Mead dimana karya-karyanya benar-benar
membentuk inti dari Chicago school. Herbert Blumer, menjadi teladan penting
bagi Mead, menemukan istilah Interksionisme Simbolis, sebuah pernyataan yang
Mead sendiri belumpernah menggunakannya.
Pembahasan
Teori interkasi simbolik, sebuah pergerakan dalam sosiaologi, berfokus
pada cara-cara manusia membentuk makna dan susunan dalam masyarakat
melalui percakapan. Barbara Ballis Lal Meringkaskan dasar-dasar pemikiran teori
ini :
29
Dunia terbentuk dari objek-objek social yang memiliki nama dan makan
diartikan
Diri seseorang merupakan sebuah objek yang signifikan dan layaknya
semua objek social, dikenalkan melaului interkasi social dengan orang lain
Itu adalah dasar-dasar bagaimana teori ini bisa dipahami secara singkat
dan jelas, arah pembahasan teori ini ada dalam enam gambaran tersebut.
Selanjutnya menurut Griffin (1997) teori ini terdiri dari tiga prinsip utama,
yaitu Meaning (makna), Language (bahasa), dan thought (pikiran). Ketiga prinsis
ini yang membentuk penciptaan diri dan bagaimana seseorang bersosialisasi
dengan kelompok yang lebih besar.
Pertama, Meaning (makna) menyatakan bahwa orang-orang kan bertindak
kepada orang lain atau hal-hal lain sesuai dengan makan yang ia telah berikan.
Teori interaksionisme simbolis mempunyai prinsip bahwa makna memiliki arti
penting dalam perilaku manusia.
Kedua, Language (bahasa) merupakan sebuah sarana penyampaian makan
bagi orang-orang melalui symbol-simbol. Manusia mengindetifikasi makna
melalu pembicaraan dengan orang lain.
Ketiga, Thought (pikiran) memodifikasi symbol sesuai denagn pemikiran
kita sendiri, dimana pikiran merupakan sebuah konsep mental dalam pembicaraan
yang mengakibatkan kita bisa memiliki sudat pandang berbeda dengan lawan
bicara kita.
30
Dengan adanya tiga unsure tersebut konsep diri dapat dibingkai. Orang
menggunakan konsep Looking Glass Self, mereka melihat diri mereka melalu
bagaimana orang lain memperlakukan diri mereka. Diri adalah fungsi bahasa,
tanpa kita berbicara tidak akan ada konsep diri yang terbentuk. Dengan banyak
nya jumlah orang lain di sekitar kita, sudah seharusnya kita memberikan
pandangan lebih terhadap pandangan orang lain terhadap diri kita.
Sedangkan menurut Mead, terdapat tiga konsep utama dala teori interaksi
simbolik, yaitu masyarakat, diri sendiri, dan pikiran.
Masyarakat (Society) atau kehidupan berkelompok, terdiri atas perilaku
koopertaif anggota-anggotanya. Kerjasama dalam masyarakat mengharuskan kita
memahami maksud orang lain yang juga mengharuskan kit auntuk mengetahui
apa yang akan kita lakukan selanjutnya. Masyarakat juga terdiri atas sebah
jaringan interaksi social dimana anggota-anggotanya menempatkan makana bagi
tindakan mereka dan tindakan orang lain dengan menggunakan symbol-simbol.
Diri Sendiri (Self), kita memiliki diri karena kita dapat merespon pada riri
sendiri sebagai sebuah objek. Kadang kita bereaksi dengan baik pada diri sendiri,
serta dengan merasa bangga, bahagia dan berani. Cara utama dapat melihat diri
kita sendiri adalah melalui pengambilan peran atau menggunakan sudut pandang
orang lain untuk melihat diri kita. Diri memiliki dua segi, masingmasing
mejalankan fungsi penting. I adalah bagian diri anda yang menurutkan kata hati,
tidak teratur, tidak terarah dan tidak dapat ditebak. Me adalah refleksi umum
orang lain yang terbentuk dari pola-pola teratur dan tetap, yang dibagi dengan
orang lain.
31
Attribution Theory
(Teori Atribusi)
32
Sejarah
Pembuatan teori tentang atribusi dimulai Fritz eider (1946 1958),
seorang
psikolog
bangsa
Jerman
mengatakan
bahwa
kita
cenderung
33
keberhasilan
dan
kegagalan
menurut
persepsi
menyebabkan
pengharapan untuk terjadinya tindakan yang akan datang dan menimbulkan emosi
tertentu. Tindakan yang menyusul dipengaruhi baik oleh perasaan individu
maupun hasil tindakan yang diharapkan terjadi.
Menurut teori atribusi, keberhasilan atau kegagalan seseorang dapat
dianalisis dalam tiga karakteristik, yakni :
1. Penyebab keberhasilan atau kegagalan mungkin internal atau eksternal.
Artinya, kita mungkin berhasil atau gagal karena factor-faktor yang kami
34
percaya memiliki asal usul mereka di dalam diri kita atau karena factor
yang berasal di lingkungan kita.
2. Penyebab keberhasilan atau kegagalan seseorang dapat berupa stabil
atau tidak stabil. Maksudnya, jika kita percaya penyebab stabil maka
hasilnya mungkin akan sama jika melakukan perilaku yang sama pada
kesempatan lain.
3. Penyebab keberhasilan atau kegagalan dapat berupa dikontrol atau tidak
terkendali. Faktor terkendali adalah salah satu yang kami yakin kami
dapat mengubah diri kita sendiri jika kita ingin melakukannya. Adapun
factor tak terkendali adalah salah satu yang kita tidak percaya kita dengan
mudah dapat mengubahnya.
Merupakan factor internal yang dapat dikontrol, yakni kita dapat
mengendalikan usaha dengan mencoba lebih keras. Demikian juga factor
eksternal dapat dikontrol , misalnya seseorang gagal dalam suatu lembaga
pelatihan , namun dapat berhasil jika dapat mengambil pelatihan yang lebih
mudah. Atau dapat disebut sebagai factor tidak terkendali apabila kalkulus
dianggap sulit kareba bersifat abstrak, akan tetap abstrak, tidak akan terpengaruh
terhadap apa yang kita lakukan.
Secara umum, ini berarti bahwa ketika peserta didik berhasil di tugas
akademik, mereka cenderung ingin atribut keberhasilan ini untuk usaha mereka
sendiri, tetapi ketika mereka gagal, mereka ingin atribut kegagalan mereka untuk
factor-faktor dimana mereka tidak memiliki kendali, sepeti mengajarkan hal buruk
atau bernasib buruk.
35
LOCUS OF CONTROL
INTERNAL
KEMAMAMPUAN,INTELEGENSI,KARAKT
EKSTERNAL
KESULITAN
36
ERISTIK-KARAKTERISTIK FISIK
TIDAK
STABIL
EFFORT,MOOD,FATIQUE
TUGAS
HAMBATAN
LINGKUNGAN
KEBERUNTUN
GAN (LUCK)
KEBETULAN
(CHANCE)
KESEMPATAN
(OPORTUNITY)
Tidak stabil
(Temporer)
Usaha,mood,kelelahan
Eksternal
Nasib, ketidaksengajaan,
kesempatan
Stabil
(Permanen)
Bakat, kecerdasa
karakteristik fisik
Tingkat kesukara
Tugas
37
38
merongrong
minat
intrinsik
akan
aktivitas
tersebut.
Untuk sampai kepada ciri kognitif, kta meninjau perilaku kita sendiri serta
39
guna
lebih
menempatkannya
secara
kontras.
ditinggal
pergi
pacarnya.
Sebaliknya,
adakalanya
tawanan
perang
40
penyerangan negaranya. Hal ini pasti terjadi di Vietnam pada beberapa serdadu
Amerika dan penerbang. Dan pemuda tadi mungkin merasa lega sejati karena
hubungan dengan pacarnya selama ini membuatnya tertekan. Jadi, bagaimana kita
dapat membedakan bilakah tindakan seseorang itu benar-benar merupakan
cerminan
Prinsip
sikap
internnya
atau
keraguan
menyatakan
bahwa
merupakan
terlebih
dahulu
ciri
kita
lain?
harus
Daftar pustaka
41
Book :
Littlejohn,
Stephen W. &
Foss,
Karen A.
(2008)
. Teori
http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/09/teori-kultivasi/
[viewed
on
1/10/2013]
http://nurudin-umm.blogspot.com/search/label/teori%20komunikasi%20massa
[viewed on 1/10/2013]
http://www.utwente.nl/cw/theorieenoverzicht/Theory%20Clusters/Mass
http://en.wikipedia.org/wiki/Uses_and_gratifications_theory
[viewed
on
4/10/2013]
42
http://www.utwente.nl/cw/theorieenoverzicht/Theory
%20Clusters/Communication%20and%20Information
%20Technology/Uses_and_Gratifications_Approach-1.doc/
[viewed
on
4/10/2013]
http://www.uky.edu/~drlane/capstone/interpersonal/cmm.htm
[viewed
on
13/10/2013]
http://www.utwente.nl/cw/theorieenoverzicht/Theory%20clusters/Language
%20Theory%20and%20Linguistics/Coordinated_Management_Meaning.doc/
[viewed on 13/10/2013]
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/163/BAB%20II
%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf?sequence=3 [viewed on 15/10/2013]
http://www.utwente.nl/cw/theorieenoverzicht/Theory%20Clusters/Interpersonal
%20Communication%20and%20Relations/Symbolic_Interactionism.doc/
[viewed on 15/10/2013]
http://studies-dianfebriani.blogspot.com/2010/03/attribution-theory.html [viewed
on 15/10/2013]
http://www.utwente.nl/cw/theorieenoverzicht/Theory%20Clusters/Interpersonal
%20Communication%20and%20Relations/attribution_theory.doc/ [viewed on
15/10/2013]
43