Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MEDIA PENDIDIKAN

“MEDIA FOTOGRAFI”

Dosen Pengampu:
Risa yulisna, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:
Aprila Amanda Putri
2110013411119

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. Konsep Keterampilan dan Prakarya.......................................................................3


B. Fungsi Keterampilan dan Prakarya........................................................................4
C. Peran Keterampilan dan Prakarya dalam Berbagai Sektor.....................................5
D. Tantangan dan Hambatan Pengembatan Keterampilan dan Prakarya....................7
E. Upaya Peningkatan Keterampilan dan Prakarya....................................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................12

A. Kesimpulan...........................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media yang digunakan dalam pendidikan adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima, sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat sehingga terjadi proses
belajar. Media pendidikan menjadi salah satu perangkat pendidikan yang
posisinya sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Salah satu
media pendidikan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah fotografi.
Fotografi sebagi media pembelajaran harus dipilih dan dipergunakan sesuai
dengan tujuan khusus mata pelajaran, artinya tidak bisa gambar-gambar itu
hanya dipertunjukkan secara tersendiri, melainkan harus ada keterpaduan pada
pelajaran tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah konsep keterampilan dan prakarya?
2. Apakah fungsi keterampilan dan prakarya?
3. Bagaimana peran keterampilan dan prakarya dalam berbagai sektor?
4. Apa saja tantangan dan hambatan dalam pengembangan keterampilan dan
prakarya?
5. Bagaimana upaya peningkatan keterampilan dan prakarya?

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep keterampilan dan prakarya.
2. Untuk mengetahui fungsi keterampilan dan prakarya.
3. Untuk mengetahui peran keterampilan dan prakarya dalam berbagai sektor.
4. Untuk mengetahui tantangan dan hambatan dalam pengembangan
keterampilan dan prakarya.
5. Untuk mengetahui upaya peningkatan keterampilan dan prakarya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fotografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata
dalam bahasa Yunani yaitu “Photos”: cahaya dan “Grafo”: Melukis) adalah
proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Fotografi berarti
proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek
dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media
yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah
kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan


gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat
ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas
cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), Diafragma
(Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma &
Speed disebut sebagai pajanan (Exposure). Di era fotografi digital dimana film
tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang
menjadi Digital ISO.

B. Fungsi Keterampilan dan Prakarya


 Cahaya

Di dalam fotografi, pencahayaan (exposure) dapat dikatakan sebagai


seni atau teknik untuk mencari keseimbangan antara seberapa besar jumlah
cahaya (volume) yang melalui sebuah lensa dengan seberapa lama waktu
yang dibutuhkannya untuk mampu menghasilkan gambar pada sebidang
bahan peka cahaya (film) atau sensor digital yang terdapat di dalam kamera.

Bila diterjemahkan ke dalam fotografi, lensa dengan diafragma


berfungsi sebagai “keran” untuk mengatur volume cahaya yang akan sampai
pada film atau sensor digital. Rana kamera, dengan skala kecepatannya,
berfungsi sebagai pengatur yang menentukan seberapa lama cahaya
3

“mengalir”. Sementara film dan sensor digital dianalogikan sebagai “ember”


penampung cahaya.

 Kamera
 Secara garis besar, ada empat jenis kamera berdasarkan metode kerja, yaitu :
Range Finder ( RF )/ Penemu Jarak Jenis kamera ini mempunyai jendela
pengamat (viewfinder) terpisah dari lensa pengambilan gambar. III 2 b.
Single Lens Reflex (SLR)/Refleks Lensa Tunggal (RLT) Kamera ini
mengunakan hanya satu lensa untuk membidik dan mengambil gambar.
Dinamakan refleks karena menggunakan cermin pada jalur cahaya yang
memantulkan cahaya dari lensa ke prisma penta (pentaprism) untuk
kemudian diteruskan ke mata c. Twins Lens Reflex ( TLR )/ Refleks Lensa
Kembar (RLK) Memakai dua lensa dengan pembesaran yang sama. Satu
digunakan untuk lensa pengamat dan yang lain digunakan untuk lensa
pengambilan gambar. Kamera jenis ini menempatkan kedua lensa secara
bertumpuk, satu diatas yang lain. Pada lensa pengamat, kamera ini juga
menggunakan cermin agar gambar yang diteruskan dipantulkan ke mata d.
View Camera/Kamera“View” Inilah jenis kamera dengan konstruksi paling
sederhana. Pada dasarnya, kamera jenis ini terdiri dari dua panel yang
diubungkan dengan selubung akordeon (bellows). Panel depan kamera ini
menyangga lensa, sedangkan panel belakang berfungsi sebagai penyangga
film dan tabir untuk melakukan penajaman gambar. 3. Lensa Ada dua jenis
lensa pengambilan gambar yang digunakan menurut kemampuan
pembesaran dan cakupan sudut pandang. a. Lensa Fix (Tunggal/Prime Lens)
Lensa jenis ini memiliki pembesaran gambar dan sudut pandang yang tidak
dapat diubah-ubah. Contohnya (dari kiri) : lensa 14 mmf/2,8, 50 mmf/1,8,
dan 400 mmf/2,8 b. Lensa Zoom (Vario) Sebuah lensa disebut sebagai lensa
zoom apabila pembesaran gambar dan sudut pandangnya dapat diubah-ubah
tanpa harus mengganti-ganti lensa. Contoh (dari kiri) : 18-35 mm f/3,5-4,5,
28-70 mm f/2,8, dan 70-300 mm f/4-5,6

C. Peran Keterampilan dan Prakarya dalam Berbagai Sektor


1) Pendidikan
4

- Integrasi Keterampilan dalam Kurikulum

Keterampilan seperti literasi, numerasi, dan keterampilan


komunikasi tidak hanya penting dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga
dalam kesuksesan akademis siswa. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk
mengintegrasikan pembelajaran keterampilan ini ke dalam kurikulum
sekolah agar siswa memiliki dasar keterampilan yang kuat untuk
bersaing di pasar kerja.

- Pembelajaran Berbasis Keterampila

Melalui pendekatan pembelajaran berbasis keterampilan, siswa


diajak untuk terlibat dalam kegiatan praktis yang memungkinkan mereka
untuk mengembangkan keterampilan teknis dan kreatif. Ini bisa termasuk
proyek-pryek prakarya, magang industri, atau simulasi situasi kehidupan
nyata.

2) Industri
- Tenaga Kerja Terampil dan Produktif

Keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri menjadi


kunci untuk memastikan keberlanjutan dan daya saing perusahaan.
Tenaga kerja yang terampil dapat membantu perusahaan meningkatkan
produktivitas, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan kualitas
produk atau layanan.

- Inovasi Teknologi dan Proses Produksi

Keterampilan teknis dan kreatif memainkan peran penting dalam


mendorong inovasi dalam teknologi dan proses produksi. Individu yang
memiliki keterampilan ini mampu mengembangkan solusi baru,
memperbaiki efisiensi operasional, dan menghadapi tantangan teknologi
yang terus berkembang.

3) Pembangunan Masyarakat:
- Pelatihan Keterampilan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia
5

Program pelatihan keterampilan yang diselenggarakan oleh


pemerintah, organisasi non-pemerintah, atau sektor swasta dapat
membantu mengembangkan sumber daya manusia yang lebih terampil
dan produktif. Ini bisa termasuk pelatihan dalam bidang-bidang seperti
IT, kerajinan tangan, pertanian, dan lain-lain.

- Pemberdayaan Ekonomi Lokal melalui Prakarya

Pengembangan keterampilan dan promosi prakarya lokal dapat


menjadi kunci untuk meningkatkan perekonomian lokal dan mengurangi
kemiskinan. Melalui pengembangan keterampilan dalam bidang-bidang
seperti kerajinan tangan tradisional atau pertanian organik, masyarakat
dapat menciptakan produk dengan nilai tambah yang tinggi dan
membuka peluang pasar baru.

D. Tantangan dan Hambatan Pengembatan Keterampilan dan Prakarya


1) Kurangnya Akses dan Sarana Prasarana
- Keterbatasan Infrastruktur

Di beberapa daerah, terutama di pedesaan atau daerah terpencil,


terdapat kurangnya akses terhadap lembaga pendidikan, pelatihan, dan
fasilitas prakarya yang memadai.

- Keterbatasan Akses Internet

Pengembangan keterampilan digital menjadi terhambat oleh


kurangnya akses internet yang stabil dan terjangkau, terutama di negara-
negara berkembang.

2) Kurangnya Kesadaran akan Pentingnya Keterampilan


- Persepsi Masyarakat

Beberapa masyarakat masih menganggap keterampilan


tradisional kurang bernilai, sehingga mengabaikan peluang untuk
mengembangkan keterampilan tersebut.

- Kesadaran Kurang pada Keterampilan Masa Depan


6

Adanya kesenjangan antara keterampilan yang diajarkan di


lembaga pendidikan dengan keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja
masa depan.

3) Ketidaksesuaian Antara Keterampilan yang Diajarkan dengan Kebutuhan


Pasar Kerja
- Perubahan Cepat dalam Tren Pekerjaan

Perkembangan teknologi yang cepat menghasilkan perubahan


dalam kebutuhan pasar kerja, membuat beberapa keterampilan menjadi
usang dan membutuhkan penyesuaian yang cepat.

- Kurangnya Koordinasi antara Pendidikan dan Industri

Lembaga pendidikan dan industri seringkali tidak sepenuhnya


berkoordinasi dalam mengidentifikasi dan mengatasi kesenjangan
keterampilan yang ada.

4) Perubahan Teknologi dan Globalisasi:


- Kesenjangan Digital

Masyarakat yang tidak memiliki akses atau keterampilan dalam


teknologi informasi dan komunikasi dapat tertinggal dalam era digital.

- Persaingan Global

Globalisasi membawa persaingan yang lebih ketat dalam pasar


kerja, memperkuat kebutuhan akan keterampilan yang relevan secara
internasional.

5) Kesenjangan Sosial dan Ekonomi:


- Akses Terbatas bagi Kelompok Rentan

Kelompok-kelompok rentan seperti anak-anak miskin,


perempuan, atau penyandang disabilitas sering kali mengalami kesulitan
dalam mengakses pendidikan dan pelatihan keterampilan.

- Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan


7

Tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan dapat


menghambat akses terhadap pelatihan keterampilan yang diperlukan
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

6) Biaya dan Faktor Finansial:


- Biaya Pelatihan

Biaya pelatihan keterampilan sering kali tinggi, terutama bagi


individu dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu.

- Tingginya Biaya Hidup

Biaya hidup yang tinggi dapat menghambat individu untuk fokus


pada pengembangan keterampilan atau prakarya karena mereka terpaksa
mencari pekerjaan dengan penghasilan segera.

E. Upaya Peningkatan Keterampilan dan Prakarya


1) Pembangunan Infrastruktur Pendidikan dan Pelatihan:
- Investasi dalam Fasilitas dan Sarana Prasarana

Pemerintah dan lembaga terkait perlu mengalokasikan dana untuk


membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan dan pelatihan yang
modern dan terjangkau.

- Pengembangan Program Pembelajaran yang Relevan

Pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja,


dengan memasukkan keterampilan yang dibutuhkan dalam kurikulum.

2) Program Pelatihan dan Sertifikasi Keterampilan:


- Pengembangan Program Pelatihan yang Berorientasi pada Kebutuhan
Industri

Program pelatihan harus didesain sesuai dengan kebutuhan


industri dan pasar kerja lokal dan global.

- Pemberian Sertifikasi yang Diakui


8

Sertifikasi resmi memberikan pengakuan terhadap keterampilan


yang dimiliki individu, memungkinkan mereka untuk bersaing lebih baik
di pasar kerja.

3) Kolaborasi antara Pemerintah, Sektor Swasta, dan Masyarakat


- Kemitraan dengan Industri

Pemerintah dapat berkolaborasi dengan perusahaan dan asosiasi


industri untuk merancang program pelatihan yang relevan dengan
kebutuhan industri.

- Dukungan dari Sektor Swasta

Perusahaan dapat memberikan dukungan finansial, akses ke


pelatihan praktis, dan kesempatan magang bagi individu yang ingin
mengembangkan keterampilan mereka.

4) Pengembangan Keterampilan Berbasis Teknologi:


- Pengenalan Teknologi dalam Kurikulum

Pendidikan teknologi sejak dini harus diprioritaskan untuk


mempersiapkan generasi mendatang menghadapi tantangan dunia digital.

- Pelatihan Keterampilan Digital

Program pelatihan khusus perlu diselenggarakan untuk


meningkatkan keterampilan digital individu dari berbagai latar belakang.

5) Promosi Kreativitas dan Prakarya:


- Dukungan untuk Pelaku Kreatif

Pemerintah dan lembaga non-pemerintah dapat memberikan


dukungan dalam bentuk hibah, beasiswa, dan akses ke fasilitas produksi
untuk mendorong pengembangan prakarya dan inovasi.

- Pendidikan Seni yang Terintegrasi


9

Sekolah dan lembaga pendidikan dapat memperkuat pendidikan


seni dan keterampilan kreatif sebagai bagian integral dari kurikulum
untuk mendorong ekspresi kreatif dan imajinasi.

6) Pembelajaran Seumur Hidup:


- Kampanye Kesadaran Masyarakat

Pemerintah dan lembaga terkait perlu meningkatkan kesadaran


masyarakat tentang pentingnya pembelajaran seumur hidup dan
kesempatan untuk terlibat dalam pelatihan keterampilan.

- Akses Terhadap Pelatihan Keterampilan di Seluruh Rentang Usia

Program pelatihan harus tersedia untuk individu dari berbagai


kelompok usia, termasuk orang dewasa dan lansia, untuk memungkinkan
mereka untuk terus mengembangkan keterampilan mereka sepanjang
hidup.
10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan dan prakarya memiliki peran yang krusial dalam
pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Dalam konteks ekonomi,
keterampilan membantu meningkatkan produktivitas, mendorong inovasi, dan
menciptakan peluang usaha yang baru. Sementara itu, prakarya menciptakan
nilai tambah melalui ekspresi kreatif dan pengembangan produk yang unik. Di
sisi sosial, keterampilan memberdayakan individu dan komunitas,
memungkinkan pengembangan potensi diri, dan meningkatkan kualitas hidup
secara keseluruhan. Meskipun terdapat tantangan seperti kurangnya akses dan
kesenjangan keterampilan, upaya kolaboratif dari berbagai pemangku
kepentingan dapat mengatasi hambatan tersebut. Dengan memperkuat investasi
dan promosi dalam pengembangan keterampilan dan prakarya, masyarakat dapat
mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, serta meningkatkan
kesejahteraan bagi semua warga.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangannya, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini lebih
baik kedepannya lagi.
11

DAFTAR PUSTAKA

Guru, B. P. Prakarya dan Kewirausahaan: Budi Daya.


Kusnadi, (1983). Peranan Seni Kerajinan (Tradisional dan Baru) Dalam Pembangunan
dalam Seni edisi XVII. STST ASRI: Yogyakarta
Prakarya: Pemahaman Dan Penerapan Keterampilan Kreatif Dalam Menunjang
Pembelajaran – Blog Ilmu Pengetahuan (wargamasyarakat.org) (Di Akses 19
Maret 2024)
Prakarya: Pengertian dan Manfaatnya (kompas.com)(Di Akses 19 Maret 2024)
Prasetya, E. R., & Sukardi, S. (2016). Pengembangan modul prakarya dan
kewirausahaan materi kerajinan berbasis proses di SMK. Jurnal pendidikan
vokasi, 6(2), 154-161.

Anda mungkin juga menyukai