STUDIO FOTO
OLEH :
AK 14098
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT bahwa saya telah
menyelesaikan tugas mata pelajaran Cara Menggunakan Kamera dengan baik
dengan membahas Studio Foto.
Semoga hasil dari tugas ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami semua sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Hal ini dari satu kesatuan dalam teori dasar fotografi, yang lebih utama
yaitu dari ISO atau dulunya ASA, dalam dunia fotografi yang sangat lekat di sebut
yaitu ISO dengan adanya studio photo dalam pencahayaan dapat memiliki
kulifikasi hasil yang baik, ISO itu sendiri memiliki singkatan dari kata
International Standar, dari pernyataan sebuah organisasi kemera canon dslr serta
digital camera memiliki kepekaan dalam sebuah film. Kamera digital ini memiliki
fungsi yaitu mengatur kepekaan dan sensivitas kamera pada bagian penyerapan
cahaya.
Studio Photo Camera
Bagi seorang fotografi selain harus menguasai teknik dasar memotret dan
juga harus mempelajari ilmu-ilmu fotografi yang memiliki erat dalam bidang
pemotretan di dalam studio photo, salah satunya yaitu menguasai karakter ISO
dari nikon slr yang sering digunakan dalam bidang pemotretan, nah karakter
seperti itu yang harus kita unggulkan dalam pembelajaran atau sebagai teori dasar
fotografi menggunakan canon slr, dari karakter tersebut kita dapat mengamati
sebuah warna yang tepat dan digunakan dalam pengaturan ISO.
Istilah Dasar Fotografi Yaitu angle of view yaitu sudut pandang yang mengena
pada pengambilan media objek dari studio photo. Aperture yang merupakan
bukaan diafragma berfungsi sebagai alat untuk mengatur besar kecilnya
cahayayang masuk terserap ke dalam kamera di lensa.
BAB III
ISI LAPORAN
1. Pencahayaan lebar
Biasa disebut dengan teknik Short Lighting yang sering digunakan untuk
memotret wajah yang oval. Lighting diseting untuk menerangi sisi wajah objek
yang berpaling dari kamera. Teknik pencahayaan pendek menekankan kontur
wajah lebih dari pencahayaan lebar atau broad lighting. Gaya ini dapat diadaptasi
untuk tampilan “kuat” atau “lemah” dengan menggunakan cahaya yang lemah.
Pencahayaan pendek memiliki efek penyempitan, itu sangat bagus untuk
digunakan dengan subjek yang memiliki wajah bulat atau sangat gemuk.
3. Butterfly Lighting
Cahaya yang seperti apa yang diharapkan dalam sebuah pemotretan sebetulnya
sangat bergantung pada kesan apa yang ingin ditimbulkan dan bagaimana
komposisi yang diharapkan dari cahaya dan bayangan dalam foto.
Untuk awal, yang harus diperhatikan dari cahaya adalah:
1. Intensitas, seberapa kuat cahaya tersebut. Cahaya yang sangat kuat akan
menimbulkan bayangan yang jelas (harsh) sedangkan cahaya yang lemah
akan menimbulkan bayangan yang lembut (soft). Pada pemotretan di luar
ruang, cahaya alami (matahari) akan tersedia sejak terbit matahari (skitar
05.00) hingga senja (sekitar 18.00), adapun cahaya dengan intensitas
tinggi akan diperoleh pada 09.00-15.00.
2. Arah datang cahaya, ini akan berpenguh pada metering dan komposisi
hilight & shadow pada obyek. Arah datang cahaya secara jelas akan
mempengaruhi arah dan ukuran bayangan. Pada pemotretan model, arah
datangnya cahaya juga memperngaruhi ekspresi model.
3. Spektrum, atau banyaknya ‘warna’ yang terkandung dalam cahaya.
Cahaya matahari yang berwarna putih kekuningan sebetulnya merupakan
gabungan dari banyak spektrum warna, beberapa di antaranya mungkin
anda ingat sebagai jajaran warna pelangi mejikuhibniu, tapi sebetulnya
spektrum cahaya matahari lebih luas dari itu
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi_studio
http://nimroatul.wordpress.com/2012/12/15/praktikum-fotografi-dan-pengolahan-
citra-digital/
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14921-3206100029-Chapter1.pdf